Anda di halaman 1dari 94

HASIL PENELITIAN

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING


TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
(Studi Pada Mata Pelajaran Pemeliharaan Sasis dan
Pemindah Tenaga Otomotif SMK Negeri 5 Makassar)

THE INFLUENCE OF PROBLEM SOLVING LEARNING METHODS


ON STUDENTS CRITICAL THINKING ABILITY
(Studies on Chassis Maintenance and Automotive Power Transfer
SMK Negeri 5 Makassar)

NURUL AZISAH MAHARANI RUSTAN


1923040007

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF


JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF
FAKULTAS TEKNK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN 2022
ABSTRAK

Nurul Azisah Maharani Rustan, 2022. Pengaruh Metode Problem Solving


Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Studi Pada Mata Pelajaran
Pemeliharaan Sasis dan Pemindah Tenaga Otomotif SMK Negeri 5 Makassar.
Skripsi. Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif. Fakultas Teknik. Universitas
Negeri Makassar (dibimbing oleh H. Rusyadi dan Moh. Ahsan S. Mandra)

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui pelaksanaan metode problem


solving yang digunakan guru pada mata pelajaran produktif pemeliharaan sasis
dan pemindah tenaga otomotif siswa kelas XI TMPO SMKN 5 Makassar, (2)
mengetahui tingkat kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI TMPO SMKN 5
Makassar dan (3) mengetahui pengaruh metode problem solving terhadap
kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran pemeliharaan sasis dan
pemindah tenaga otomotif SMK Negeri 5 Makassar. Populasi sama dengan
besarnya sampel yaitu 30 siswa kelas XI TMPO sehingga penelitian ini adalah
penelitian populasi (sampling jenuh). Pengumpulan data menggunakan kuesioner
dan tes kemudian dianalaisis dengan menggunakan statistik deskriptif (mean,
median, modus dan standar deviasi) dan statistik imperensial (Kendall Tau) serta
tim validator. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) pelaksanan metode
problem solving berdasarkan persepsi siswa sangat sesuai (66,67%), (2)
kemampuan berpikir kritis siswa baik (3) terdapat hubungan antara metode
problem solving terhadap kemampuan berpikir kritis siswa studi pada mata
pelajaran pemeliharaan sasis dan pemindah tenaga otomotif SMK Negeri 5
Makassar sebesar r = 0.777 dan Nilai signifikansi yang dihasilkan lebih kecil
daripada taraf a 5% atau 0,05. Dimana nilai siginifikansi yang diperoleh dari hasil
analisis data yaitu 0,000, hal ini memberi arti bahwa hubungan ini berada pada
kategori “kuat”. Adapun kontribusi korelasi pengaruh metode problem solving
terhadap hasil kemampuan berpikir kritis siswa sebesar 60,37%.

Kata Kunci : Metode Problem Solving, Kemampuan Berpikir Kritis Siswa


HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam yang maha pengasih lagi

maha penyayang yang telah memberikan nikmat kesehatan, kesempatan dan

karunia pikiran kepada penulis untuk menyelesaikan hasil penelitian yang berjudul

“Pengaruh Metode Pembelajaran Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir

Kritis Siswa (Studi Pada Mata Pelajaran Pemeliharaan Sasis dan Pemindah tenaga

Otomotif SMK Negeri 5 Makassar). Hasil penelitiaan ini merupakan instrumen

pemenuhan tugas akhir sebagai salah satu persyaratan wajib guna memperoleh

gelar sarjana pendidikan pada jurusan pendidikan teknik otomotif fakultas teknik

universitas negeri Makassar.

Pelaksanaan dan penyusunan hasil penelitian ini tentunya tidak terlepas

dari halangan dan rintangan. Namun berkat bimbingan dan saran dari berbagai

pihak sehingga pada akhirnya penyusunan hasil penelitian ini dapat terselesaikan.

Untuk itu, dengan segala kerendahan hati dan ucapan syukur penulis

mengucapkan terima kasih kepada ayahanda Dr. H. Rusyadi M.Pd, sebagai

pembimbing I sekaligus penasehat akademik dan ayahanda Dr. Moh. Ahsan S.

Mandra S.T., M.T. sebagai pebimbing II yang telah meluangkan waktunya untuk

memberi arahan, motivasi, serta bimbingannya setiap saat dengan penuh

kesabaran dan keikhlasan kepada penulis dalam penyelesaian hasil penelitian ini.

Terima kasih pula untuk ayahanda Dr. Syafiuddin Parenrengi, M.Pd selaku

Penanggap I yang telah memberikan banyak masukan dan terima kasih juga

kepada ayahanda Ir. Muhammad Farid, S.Pd., M.T., Ph.D., IPM., ASEAN
Eng yang senantiasa memberikan saran dan koreksinya untuk penelitian yang

lebih maksimal lagi.

Secara khusus penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada kedua

orang tua, ayahanda Drs. Rustan Saebe dan ibunda Niswah, S.Pd atas segala

kasih sayang yang diberikan dalam membesarkan dan membimbing penulis

selama ini sehingga penulis terus dapat berjuang dalam meraih mimpi dan cita –

cita. Kesuksesan dan segala hal baik yang kedepannya akan penulis dapatkan

adalah karena dan untuk kalian berdua, tidak lupa pula ucapan terima kasih untuk

kedua kakak yang senantiasa menjadi teladan dan motivator dalam kehidupan

maupun penyelesaian studi ini, Nurul Annisa Aulia Rustan, S.T dan Muhammad

Fajrul Islam Rustan S.Pd.

Selanjutnya penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan

penghargaan kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing penulis

dalam menempuh pendidikan sampai pada tahap penyelesaian hasil penelitian ini.

Penghargaan setulus-tulusnya penulis sampaikan terutama masing-masing kepada:

1. Prof. Dr. Ir. H. Husain Syam, M.TP., IPU., ASEAN Eng. selaku Rektor
Universitas Negeri Makassar.
2. Prof. Dr. Ir. H. Muhammad Yahya, M.Kes., M.Eng., IPU.,ASEAN Eng.
selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar.
3. Bapak Dr. Syafiuddin Parenrengi, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar.
4. Bapak, Zulhaji, S.Pd., M.Pd selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Teknik
Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar.
5. Bapak Dr. Marthen Paloboran, S.T., M.T, selaku ketua Program Studi
Pendidikan Teknik Otomotif SI.
6. Seluruh dosen dan karyawan Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas
Teknik Universitas Negeri Makassar.
7. Bapak Drs. Rajamuddin, M.Pd, selaku Kepala UPT SMK Negeri 5 Makassar
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk meneliti di SMK
Negeri 5 Makassar
8. Seluruh Guru dan Staff SMK Negeri 5 Makassar, terkhusus guru produktif
mata pelajaran PSPTO atas bantuan dan arahan selama penulis melakukan
penelitian
9. Siswa SMK Negeri 5 Makassar, terkhusus kelas XI TMPO atas kerjasama
dan bantuan yang diberikan pada penulis
10. Keluarga besar HMO FT-UNM dan Rekan-rekan mahasiswa Jurusan
Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar,
khususnya ROCKER ARM angkatan 2019 atas kebersamaannya selama
menjalani masa-masa perkuliahan.
Ucapan terimakasih sebesar-besarnya penulis turut hanturkan kepada

semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu

dalam menyelesaikan penelitian ini. Penulis berharap semoga bantuan yang

diberikan mendapatkan balasan yang berlipat ganda dan dinilai pahala oleh Allah

SWT.

Amin Ya Rabbal Alamin

Makassar, Agustus 2022

Nurul Azisah Maharani Rustan


DAFTAR ISI

ABSTRAK................................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR............................................................................................viii
DAFTAR TABEL...................................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................4
C. Tujuan Penelitian...........................................................................................4
D. Manfaat Penelitian.........................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................6
A. Kajian Pustaka...............................................................................................6
1. Metode Problem Solving...............................................................................6
2. Kemampuan Berpikir Kritis........................................................................10
3. Pemeliharaan Sasis dan Pemindah Tenaga Otomotif (PSPTO)..................12
4. Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis
Siswa..........................................................................................................13
B. Penelitian yang Relevan..............................................................................15
C. Kerangka Pikir.............................................................................................16
D. Hipotesis Penelitian.....................................................................................18
BAB III METODOLOGI PENELITIAN...............................................................19
A. Jenis Penelitian............................................................................................19
B. Tempat dan Waktu Penelitian.....................................................................19
C. Desain Penelitian.........................................................................................19
D. Populasi dan Sampel Penelitian..................................................................20
E. Variabel Penelitian......................................................................................21
F. Definisi Operasional Variabel.....................................................................21
G. Teknik Pengumpulan Data..........................................................................22
H. Pengujian Instrumen....................................................................................26
I. Teknik Analisis Data...................................................................................29
BAB IV HASIL PENELITIAN.............................................................................33
A. Hasil Penelitian...........................................................................................33
B. Pembahasan.................................................................................................41
BAB V PENUTUP.................................................................................................45
A. Kesimpulan..................................................................................................45
B. Saran............................................................................................................45
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................46
LAMPIRAN-LAMPIRAN.....................................................................................49
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1. Kerangka Pikir ……………………………………………………18

Gambar 3. 1. Desain Penelitian 19


DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Jumlah siswa kelas XI TMPO...............................................................20


Tabel 3. 2 Kualifikasi Kemampuan Berpikir Kritis...............................................22
Tabel 3. 3 Kisi-kisi Instrumen Angket Persepsi Problem Solving.........................23
Tabel 3. 4 Skor Jawaban Angket............................................................................24
Tabel 3. 5 Indikator Instrumen Tes........................................................................25
Tabel 3. 6 Hasil Uji Validitas Instrumen Metode Problem Solving.......................27
Tabel 3. 7 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian...........................................29
Tabel 3. 8 Kategori Kecenderungan Variabel Metode Problem Solving...............30
Tabel 3. 9 Tingkat Hubungan Korelasi..................................................................32
Tabel 4. 1 Katergori Kecenderungan Metode Problem Solving............................36
Tabel 4. 2 Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis..................................................38
Tabel 4. 3 Hasil Uji Korelasi Variabel X dan Y....................................................39
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN


Lampiran 1.1 Instrumen Penelitian Metode Problem Solving (X)
Lampiran 1.2 Instrumen Penelitian Kemampuan Berpikir Kritis (Y)
Lampiran 1.3 Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran instrumen Y
LAMPIRAN 2 UJI COBA INSTRUMEN PENELITIAN ANGKET
Lampiran 2.1 Tabulasi Data Uji Instrumen Metode Problem Solving (X)
Lampiran 2.2 Distribusi Nilai rtabel Signifikansi 5% dan 1%
Lampiran 2.3 Hasil Uji Validitas Instrumen Metode Problem Solving (SPSS
Version 24)
Lampiran 2.4 Uji Reliabilitas Instrumen Metode Problem Solving (SPSS 24)
LAMPIRAN 3 DATA HASIL PENELITIAN
Lampiran 3.1. Tabulasi Data Kuesioner Metode Problem Solving SMK
Negeri 5 Makassar
Lampiran 3.2. Tabulasi Data Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
SMK Negeri 5 Makassar
Lampiran 3.3 Hasil Analisis Deskriptif Data Metode Problem Solving (X)
dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa (Y)
LAMPIRAN 4 DOKUMENTASI
Lampiran 4.1 Uji Validitas Angket
Lampiran 4.2 Pengisian Instrumen Penelitian
LAMPIRAN 5 PERSURATAN
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

SMK Negeri 5 Makassar merupakan salah satu sekolah menengah

kejuruan yang berkewajiban untuk menciptakan lulusan yang memiliki

keterampilan dan ahli dalam bidang tertentu, salah satunya yaitu bidang otomotif.

Program keahlian otomotif di SMK Negeri 5 Makassar dikenal dengan jurusan

Teknik Manajemen Perawatan Otomotif (TMPO) dimana program keahlian yang

fokus utamanya mempelajari tentang dasar teknologi otomotif khususnya

kendaraan ringan, salah satunya adalah studi pada mata pelajaran Pemeliharaan

Sasis dan Pemindah Tenaga Otomotif (PSPTO).

Keterampilan yang dianggap penting untuk keberhasilan studi, bekerja,

dan hidup di era informasi dan teknologi pada abad ke-21 adalah kemampuan

berpikir kritis (Widihastuti & Suyata, 2014). Selain sebagai bekal masuk dunia

kerja, kemampuan berpikir kritis juga dapat membantu peserta didik untuk

mengembangkan lebih banyak inovatif, prespektif, dan wawasan imaginatif

mereka (Chinedu, Kamin, & Olabiyi, 2015). Indikator berpikir kritis yaitu siswa

dapat merumuskan masalah, siswa dapat menjawab pertanyaan, siswa dapat

menganalisis argumen, siswa dapat menyimpulkan dan siswa dapat merumuskan

tindakan.

Seiring dengan implementasi kurikulum 2013, diharapkan adanya

perubahan paradigma pada pelaksanaan pembelajaran di sekolah. Guru sebagai

ujung tombak perubahan dapat mengubah pola pikir dan strategi pembelajaran
2

yang pada awalnya berpusat pada guru (teacher centered) berubah menjadi

berpusat pada siswa (student centered). Guru diharapkan lebih kreatif dan inovatif

dalam menyajikan materi pelajaran. Terciptanya manusia Indonesia yang

produktif, kreatif dan inovatif dapat terwujud melalui pelaksanaan pembelajaran

yang dapat dilaksanakan di berbagai lingkup dengan menggunakan kemampuan

berpikir kritis dan kreatif. Pembelajaran yang dapat diterapkan adalah

pembelajaran dengan memberdayakan kemampuan berpikir kritis. Kurikulum

2013 telah mengadopsi taksonomi Bloom yang direvisi oleh Anderson dimulai

dari level mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi dan

mencipta. Pola berpikir siswa sebagai akibat dari diterapkannya metode problem

solving dalam pembelajaran, yakni bentuk pengembangan potensi dari segi

kognitif, afektif, dan psikomotorik. Siswa yang mempunyai pola pikir yang bagus

mempunyai ciri rasa ingin tahu, peka terhadap masalah, percaya diri dan mampu

memecahkan masalah. Untuk mendapatkan pola pemikiran siswa yang baik dalam

setiap pembelajaran di sekolah, tentunya banyak cara yang dapat ditempuh, salah

satunya dengan menerapkan metode pembelajaran yang tepat sasaran.

Berdasarkan hasil pengamatan, model pembelajaran di SMK Negeri 5

Makassar khususnya pada mata pelajaran pemeliharaan sasis dan pemindah tenaga

otomotif yang digunakan sudah mengikuti kurikulum yang diterapkan yakni

kurikulum 2013. Pada model-model tersebut sudah mengarah pada pemberian

masalah diawal pembelajaran. Adapun masalah yang diberikan masalah-masalah

yang terjadi pada kehidupan sehari-hari seperti penerapan suatu konsep materi dan

masalah yang terjadi ketika penerapan konsep. Namun pemberian masalah ini
3

masih diberikan sebagai kegiatan pendahuluan dalam pembelajaran sebagai

bentuk klarifikasi tujuan dan memotivasi peserta didik, belum pada kegiatan inti

proses pembelajaran.

Suatu pemikiran yang menjadi alasan penggunaan metode pemecahan

masalah (problem solving) karena metode ini bukan hanya sekedar memecahkan

masalah, namun dengan metode ini memungkinkan siswa untuk agar lebih dapat

meningkatkan kemampuan berpikir kritisnya dan berorientasi pada hasil belajar

sesuai dengan tujuan pembelajaran yang hendak di capai. Kemampuan berpikir

kritis siswa sebagai upaya membekali peserta didik agar menjadi lulusan yang

mampu tampil kompetitif dalam perkembangan dunia kerja, pergaulan

internasional, dan mampu menghadapi tantangan global yang semakin kompleks.

Berdasarkan kondisi-kondisi di atas, maka perlu adanya perubahan dalam

pembelajaran dan penilaian. Penilaian yang dikembangkan oleh guru diharapkan

dapat mendorong peningkatan kemampuan berpikir kritis, meningkatkan

kreativitas, dan membangun kemandirian peserta didik untuk menyelesaikan

masalah.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti terdorong untuk melakukan pengkajian

lebih dalam dan menyusunnya dalam bentuk karya ilmiah dengan judul penelitian

“Pengaruh Metode Problem Solving terhadap Kemampuan Berpikir Kritis

Siswa (Studi Pada Mata Pelajaran Pemeliharaan Sasis dan Pemindah Tenaga

Otomotif SMK Negeri 5 Makassar)”


4

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan permasalahan yang

diajukan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah pelaksanaan metode pembelajaran problem solving siswa kelas

XI TMPO pada mata pelajaran pemeliharaan sasis dan pemindah tenaga

otomotif di SMK Negeri 5 Makassar?

2. Bagaimanakah tingkat kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI TMPO pada

mata pelajaran pemeliharaan sasis dan pemindah tenaga otomotif di SMK

Negeri 5 Makassar?

3. Apakah terdapat pengaruh metode pembelajaran problem solving terhadap

kemampuan bepikir kritis siswa kelas XI TMPO pada mata pelajaran

pemeliharaan sasis dan pemindah tenaga otomotif di SMK Negeri 5 Makassar?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Pelaksanaan metode pembelajaran problem solving siswa kelas XI TMPO

pada mata pelajaran pemeliharaan sasis dan pemindah tenaga otomotif di

SMK Negeri 5 Makassar

2. Tingkat kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI TMPO pada mata pelajaran

pemeliharaan sasis dan pemindah tenaga otomotif di SMK Negeri 5 Makassar

3. Pengaruh metode pembelajaran problem solving terhadap kemampuan bepikir

kritis siswa kelas XI TMPO pada mata pelajaran pemeliharaan sasis dan

pemindah tenaga otomotif di SMK Negeri 5 Makassar.


5

D. Manfaat Penelitian

Dengan hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:

1. Bagi guru, diharapkan bermanfaat dalam upaya meningkatkan kualitas

pembelajaran siswa dengan menggunakan metode ptoblem solving di SMK

Negeri 5 Makassar.

2. Bagi siswa, penelitian ini di harapkan bermanfaat dalam upaya meningkatkan

kemampuan berpikir kritis siswa dalam proses pembelajaran pada mata

pelajaran pemeliharaan sasis dan pemindah tenaga kendaraan ringan

khususnya pada siswa kelas XI Teknik Manejemen Perawatan Otomotif

(TMPO).

3. Bagi pihak sekolah, penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai masukan

dalam pengunaan metode pembelajaran problem solving di SMK Negeri 5

Makassar.

4. Bagi peneliti, penelitian ini memberikan tambahan ilmu yang bermanfaat

untuk kedepannya dan membantu peneliti dalam menyelesaikan studi di

jurusan pendidikan teknik otomotif fakultas teknik universitas negeri

makassar serta diharapkan dapat menjadi bekal untuk terjun dalam dunia

pendidikan sesuai dengan bidang ilmu yang telah dipelajari.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Metode Problem Solving

a. Pengertian Metode

Pengertian metode secara etimologi, istilah metode berasal dari bahasa

Yunani “metodos”. Kata ini terdiri dari dua kata: yaitu metha yang berarti melalui

atau melewati dan hodos yang berarti jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan.

Dalam bahasa arab metode disebut thariqah. Dalam kamus besar bahasa

Indonesia, metode adalah cara yang teratur dan berpikir baik-baik untuk mencapai

maksud.

b. Pengertian Metode Problem Solving

Problem solving atau pemecahan masalah dipandang sebagai suatu proses

untuk menemukan kombinasi dari sejumlah aturan yang dapat diterapkan dalam

upaya mengatasi situasi yang baru (Wena, 2009). Metode problem solving

(metode pemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode mengajar tetapi juga

merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam problem solving dapat

menggunakan metode-metode lainnya dimulai dengan mencari data sampai pada

menarik kesimpulan (Mulyono, 2012). Menurut Majid (2013) pembelajaran ini

merupakan pembelajaran berbasis masalah, yakni pembelajaran yang berorientasi

“learning centered” berpusat pada pemecahan suatu masalah oleh siswa melalui

kerja kelompok.
7

Dapat disimpulkan bahwa metode problem solving adalah pembelajaran yang

melibatkan partisipasi siswa secara aktif dalam mengembangkan kemampuan

berpikir secara optimal untuk memecahkan masalah.

c. Tujuan Metode Problem Solving

Tujuan dari penerapan metode pembelajaran problem solving adalah siswa

tidak hanya mengingat materi pelajaran tetapi menguasai dan memahami secara

penuh, siswa dapat mengembangkan keterampilan berpikir rasional, siswa dapat

memecahkan masalah, serta siswa dapat memahami hubungan antara apa yang

dipelajari dengan kenyataan dalam kehidupannya (Sanjaya, 2008).

Menurut Delisle (dalam Abidin 2014: 159) tujuan model pembelajaran

Problem solving adalah untuk membantu guru mengembangkan kemampuan

berpikir dan keterampilan memecahkan masalah pada siswa selama mereka

mempelajari materi pembelajaran.

d. Ciri-ciri Pembelajaran Problem Solving

Menurut Komariah (2011) tiga ciri utama dari pemecahan masalah

(problem solving) yaitu: 1) pemecahan masalah (problem solving) merupakan

rangkaian aktivitas pembelajaran, artinya dalam penerapannya problem solving

ada sejumlah kegiatan yang harus dilakukan siswa. Siswa tidak hanya sekedar

mendengarkan, mencatat, dan menghafal materi akan tetapi melalui problem

solving siswa diharapkan dapat aktif berpikir, mencari, mengolah data, dan

menyimpulkan, 2) aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan

masalah, 3) pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan

berpikir secara ilmiah.


8

e. Kelebihan dan Kelemahan Metode Problem Solving

Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan. Menurut

Haryanti (2010) model pembelajaran problem solving memiliki kelebihan dan

kekurangan antara lain adalah:

Kelebihan Model pembelajaran problem solving antara lain adalah:

1. Mendidik siswa untuk berpikir sistematis

2. Mampu mencari jalan keluar terhadap situasi yang dihadapi

3. Belajar menganalisis suatu masalah dari berbagai aspek

4. Mendidik siswa percaya diri sendiri

5. Berpikir dan bertindak kreatif

6. Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis

7. Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan,

khususnya dunia kerja

8. Merangsang perkembangan kemajuan berpikir siswa untuk menyelesaikan

masalah yang dihadapi dengan tepat.

Kekurangan Model pembelajaran problem solving antara lain adalah:

1. Memerlukan waktu yang cukup banyak

2. Kemampuan siswa dalam memecahkan masalah berbeda beda ada yang

sempurna dalam memecahkan masalah tetapi ada juga yang kurang dalam

memecahkan masalah.
9

f. Langkah-langkah Metode Pembelajaran Problem Solving

Menurut Mulyono (2012) langkah-langkah model pembelajaran Problem

solving, yaitu :

1. Ada masalah yang jelas untuk dipecahkan. Masalah ini harus tumbuh dari

peserta didik sesuai dengan taraf kemampuannya.

2. Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan

masalah tersebut. Misalnya, dengan jalan membaca buku-buku, meneliti,

bertanya dan lain-lain.

3. Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut. Dugaan jawaban ini

tentu saja didasarkan kepada data yang telah diperoleh pada langkah kedua

diatas.

4. Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut. Dalam langkah ini peserta

didik harus berusaha memecahkan masalah sehingga betul-betul yakin bahwa

jawaban tersebut itu betul-betuk cocok.

5. Menarik kesimpulan. artinya peserta didik harus sampai kepada kesimpulan

terakhir tentang jawaban dari masalah tadi.

Menurut Abdullah (2013) langkah-langkah pembelajaran problem solving

yaitu : (1) menyajikan permasalahan, (2) mengidentifikasi permasalahan, (3)

mencari alternatif penyelesaian masalah, (4) menilai setiap alternatif penyelesaian

masalah, (5) menarik kesimpulan.


10

2. Kemampuan Berpikir Kritis

a. Pengertian Bepikir Kritis

Berpikir kritis adalah pemikiran yang masuk akal dan reflektif yang

berfokus untuk memutuskan apa yang mesti dipercaya atau dilakukan (Norris and

Ennis dalam fisher 2009). Sedangkan menurut Fisher and scriven (dalam Fisher

2009) berpikir kritis adalah interpretasi dan evaluasi yang terampil dan aktif

terhadap observasi dan komunikasi, informasi dan argumentasi. Jhonson dalam

Nurhayati, (2011) mengartikan berpikir kritis merupakan proses mental yang

terorganisasi dengan baik dan berperan dalam proses mengambil keputusan untuk

memecahkan masalah dengan menganalisis dan menginterpretasi data dalam

kegiatan inkuiri ilmiah.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

berpikir kritis adalah cara berpikir yang masuk akal atau berdasarkan nalar berupa

kegiatan mengorganisasi, menganalisis, dan mengevaluasi informasi dengan fokus

untuk menentukan hasil dari apa yang dilakukan. Berpikir kritis tidak hanya

berpikir secepat-cepatnya mengenai informasi yang diperoleh tetapi cara anak

mengolah informasi yang nanti pada akhirnya dapat memberikan tujuan dari

kegiatan yang dilakukan.

b. Tujuan Berpikir Kritis

Faiz (2012) mengemukakan bahwa tujuan berpikir kritis sederhana yaitu

untuk menjamin, sejauh mungkin, bahwa pemikiran kita valid dan benar. Berpikir

kritis dapat mendorong siswa untuk mengeluarkan pendapat atau ide baru.

sedangkan tujuan berpikir kritis yang dikemukakan oleh Supriya, (2009) adalah
11

untuk menilai suatu pemikiran, menaksir nilai bahkan mengevaluasi pelaksanaan

atau praktik dari suatu pemikiran dan praktik tersebut. Selain itu, berpikir kritis

meliputi aktivitas mempertimbangkan berdasarkan pada pendapat yang diketahui.

Menurut Lipman (dalam Supriya, 2009: 144), layaknya pertimbangan ini

hendaknya didukung oleh kriteria yang dapat dipertanggung jawabkan.

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan

berpikir kritis adalah untuk menguji mutu pendapat atau ide melalui evaluasi dan

praktik yang dapat dipertanggung jawabkan hasilnya.

c. Ciri-ciri Berpikir Kritis

Berpikir kritis memiliki beberapa ciri - ciri atau kriteria dalam

penilaiannya. sebenarnya hal tersebut sangat lah sulit untuk diketahui karena

berpikir kritis merupakan fenomena yang abstrak. Namun demikian, Faiz (2012:

4) telah menyusun ciri - ciri orang yang berpikir kritis dalam hal pengetahuan,

kemampuan, sikap, dan kebiasaan adalah sebagai berikut: (1) menggunakan fakta

-fakta secara tepat dan jujur; (2) mengorganisasi pikiran dan mengungkapkannya

dengan jelas, logis atau masuk akal; (3) membedakan antara kesimpulan yang

didasarkan pada logika yang valid dengan logika yang tidak valid; (4)

mengidentifikasi kecukupan data; (5) menyangkal suatu argumen yang tidak

relevan dan menyampaikan argumen yang relevan; (6) mempertanyakan suatu

pandangan dan mempertanyakan implikasi dari suatu pandangan; (7) menyadari

bahwa fakta dan pemahaman seseorang selalu terbatas; (8) mengenali

kemungkinan keliru dari suatu pendapat dan kemungkinan bias dalam pendapat.

Pendapat yang hampir serupa yang dijabarkan oleh Nurhayati (2011: 69) yaitu ciri
12

- ciri orang yang mampu berpikir kritis adalah: (1) memiliki perangkat pemikiran

tertentu yang dipergunakan untuk mendekati gagasannya; (2) memiliki motivasi

kuat untuk mencari dan memecahkan masalah; (3) bersikap skeptik yakni tidak

mudah menerima ide atau gagasan kecuali ia dapat membuktikan kebenarannya.

Berdasarkan uraian indikator - indikator berpikir kritis diatas, maka aspek

yang akan digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini adalah: a) Merumuskan

masalah; b) Menjawab pertanyaan; c) Menganalisis argumen; d) Menyimpulkan

dan e) Memutuskan tindakan.

3. Pemeliharaan Sasis dan Pemindah Tenaga Otomotif (PSPTO)

Pemeliharaan Sasis Dan Pemindah Tenaga Otomotif (PSPTO) adalah salah

satu mata pelajaran kompetensi kejuruan program kelahlian Teknik Manajemen

Perawatan Otomotif (TMPO). Pemberian mata pelajaran PSPTO di sekolah

menengah kejuruan (SMK) dimaksud untuk memberikan bekal kepada lulusan

SMK agar mereka dapat mengerjakan yang berkaitan dengan pemeliharaan sasis

dan pemindah tenaga pada otomotif khususnya kendaraan ringan.

Mata pelajaran PSPTO merupakan pelajaran yang harus diketahui siswa

untuk menyelesaikan studinya, mata pelajaran PSPTO juga berfungsi sebagai

acuan pengembangan kurikulum. Pengembangan kurikulum pada dasarnya

disesuaikan dengan potensi dan krakteristik daerah masing-masing..Berdasarkan

struktur kurikulum matproa pelajaran PSPTO diajarkan di kelas XI dan XII

semester 3 sampai semester 6 masing-masing 8 jam pelajaran.

Tujuan dari mata pelajaran pemeliharaan sasis dan pemindah tenaga

kendaraan ringan adalah memahami, menerapkan, menganalisis, dan


13

mengevaluasi tentang pengetahuan faktual, konseptual, operasional dasar, dan

metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup kerja teknik manajemen

perawatan otomotif pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan

dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks

pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja,

warga masyarakat nasional, regional, dan internasional.

Pembelajaran PSPTO ini menggunakan metode belajar saintifik dengan

model pembelajaran Inquiry Metode Ceramah, Diskusi dan Enquiry. Menurut

Gulo (dalam Al-Tabani, 2014) mendeklarasikan strategi inkuiri berarti dari

serangkaian kegatan belajar yang berkaitan dengan seluruh siswa untuk mencari

dan mengakses secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga dapat digunakan

untuk merumuskan sendiri penemuan-penemuannya dengan penuh percaya diri.

Menurut Al-Tabani (2014) inkuiri merupakan bagian dari kegiatan pembelajaran

berbasis kontekstual. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa

diharapkan bukan hasil yang mempertimbangkan fakta, hasil yang diperoleh dari

temuan itu sendiri. Jadi mereka dapat merumuskan sendiri penemuan-

penemuannya dengan penuh percaya diri.

4. Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir

Kritis Siswa

Untuk mendapatkan pola pemikiran siswa yang baik dalam setiap

pembelajaran di sekolah, tentunya banyak cara yang dapat ditempuh, salah

satunya dengan menerapkan metode pembelajaran yang tepat sasaran. Mengingat

begitu pentingnya peran metode pembelajaran dapat dijadikan suatu komponen


14

sumber belajar yang mengandung materi intruksional dilingkungan siswa yang

dapat dimanfaatkan oleh siswa dalam rangka menghasilkan kreatifitas belajar

yang mampu mempengaruhi kemampuan berfikir kritisnya.

Model pembelajaran problem solving merupakan model pembelajaran

yang menekankan terselesainya suatu masalah secara bernalar. Menurut Delisle

(dalam Abidin 2014) tujuan model pembelajaran problem solving adalah untuk

membantu guru mengembangkan kemampuan berpikir dan keterampilan

memecahkan masalah pada siswa selama mereka mempelajari materi

pembelajaran. Menurut Abdullah (2013) penyelesaian masalah (problem solving)

meningkatkan minat dan rasa ingin tahu dalam diri peserta didik, serta mendorong

mereka untuk mengembangkan pilihan/alternatif penyelesaian masalah.

penggunaan strategi ini memungkinkan untuk mengembangkan kreativitas peserta

didik serta keterampilan dan kemampuan interpersonalnya. Menurut Gagne

(dalam Made, 2012) mengidentifikasikan bahwa problem solving learning dapat

membentuk perilaku pemecahan masalah yang dapat membentuk siswa berpikir

kritis dan ilmiah termasuk belajar menggunakan pemikiran atau intelektual tinggi.

Menurut Bruner (dalam Benyamin 2003) dengan model pembelajaran

problem solving dapat memperoleh hasil belajar yang lebih permanen karena

dicari sendiri dengan susah payah seperti informasi, pengetahuan dan konsep-

konsep tidak akan dimiliki hanya dengan mendengarkan melainkan pengalaman

dan menemukan sendiri melalui mencari jawaban untuk memecahkan masalah

yang dihadapi. setelah terpecahnya masalah maka akan terbentuk pengetahuan

baru yang diperoleh sendiri oleh siswa.


15

Beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli diatas dapat

disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kritis mempunyai hubungan yang erat

dengan hasil belajar. Dimana dengan berpikir kritis siswa tidak hanya mengingat

materi pelajaran, akan tetapi juga memahami materi pelajaran. Sehingga dapat

memperoleh hasil belajar yang lebih baik.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian tentang penerapan model pembelajaran problem solving untuk

meningkatkan kemampuan berpikir kritis bukanlah penelitian pertama yang

dilakukan, melainkan sudah dilakukan beberapa peneliti sebelumnya. Berikut

penulis mengambil dua hasil penelitian yang relevan dengan penilitian yang

dilakukan. Berikut ini adalah dua penelitian yang dipilih sebagai contoh penelitian

yang relevan.

1. Sari, Widia Ratna (2012), judul “Model pembelajaran problem solving dalam

kelompok kecil untuk meningkatkan kemampuan berfikir kritis dan hasil

belajar”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran

problem solving dikelas XI IPS 4 SMAN 9 Malang dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kritis. Kemampuan berpikir kritis siswa pada siklus I

sebesar 49,36% dan mengalami peningkatan menjadi 68,33% pada siklus II.

dan penerapan model pembelajaran problem solving dikelas XI IPS 4 SMAN

9 Malang juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa, yang ditunjukkan

dengan peningkatan persentase ketuntasan klasikal yaitu 70,75% pada siklus I

menjadi 79% pada siklus II.


16

2. Putri, Yuanita Kenanga (2012), judul “penerapan metode problem solving

untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar”. Hasil penelitian yang

dilakukan menunjukkan bahwa penerapan metode problem solving dapat

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dikelas XI IPS 2 SMA Negeri

3 Lumajang. Pada siklus I skor rata-rata aktivitas belajar siswa mencapai

58,95% dan pada siklus 2 skor rata-rata aktivitas belajar siswa mencapai

67,29%. Peningkatan hasil belajar juga menjadi baik yang dibuktikan dengan

nilai rata-rata 77.90 ada siklus 1 dan 80,8 pada siklus 2. Sedangkan

pencapaian ketuntasan secara klasikal untuk siklus I 78,12% dan siklus II

84,27%.

Penelitian terdahulu dan penelitian yang akan dilaksanakan memiliki

persamaan dan perbedaan. Persamaan dalam penelitian ini adalah menggunakan

metode problem solving. Perbedaan pada penelitian terdapat pada variable

penelitian sehingga ikut mempengaruhi model penelitian dimana penelitian

sebelumnya menggunakan jenis penelitian tindakan kelas. Adanya penelitian

terdahulu digunakan sebagai acuan dan referensi serta perbandingan bagi

penelitian yang akan dilaksanakan.

C. Kerangka Pikir

Proses pembelajaran di SMK Negeri 5 Makassar khususnya di jurusan

Teknik Manajemen Perawatan Otomotif berjalan mengikuti kurikulum yang

diterapkan yakni kurikulum 2013. Namun, proses pembelajaran guru masih

menjadi pusat kegiatan belajar mengajar. Dari masalah tersebut diperlukan


17

optimalisasi pembelajaran dalam upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa

sehingga dapat memperoleh hasil belajar yang optimal.

Penerapan model pembelajaran problem solving diharapkan mampu

meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa khususnya kelas XI jurusan

Teknik Manajemen Perawatan Otomotif SMK Negeri 5 Makassar khususnya pada

mata pelajaran pemeliharaan sasis dan pemindah tenaga otomotif.

Pemeliharaan sasis dan pemindah tenaga otomotif adalah mata pelajaran

yang akan menjadi pilihan karena telah menerapkan metode pembelajaran

problem solving. Berdasarkan penjelasan diatas keberhasilan peningkatan dan

kemampuan bepikir kritis siswa melalui penerapan metode pembelajaran ini

tentunya akan berpengaruh terhadap output SMK Negeri 5 Makassar, maka

penulis dapat mengulas bahwa kerangka pemikiran itu tentang bagaimana teori

berhubungan dengan beberapa aspek yang telah dibagi dalam beberapa faktor dan

hal yang telah diidentifikasi. Adapun skema kerangka pikir dalam penelitian

adalah sebagai berikut:


18

Siswa kelas XI TMPO SMK Negeri 5 Makassar

Metode Problem Solving pada Mata Pelajaran


Pemeliharaan Sasis dan Pemindah Tenaga Otomotif

Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Pengumpulan Data

Analisis Data

Kesimpulan

Gambar 2. 1. Kerangka Pikir

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap suatu fenomena atau

pernyataan penelitiaan yang dirumuskan setelah peneliti mengkaji suatu teori-

teori. Berdasarkan kajian teori, hasil penelitian yang relevan dengan kerangka

pikir di atas, maka dapat diajukan jawaban sementara atas rumusan masalah

ketiga yang telah diajukan pada bagian pendahuluan, yaitu : “Terdapat pengaruh

penerapan metode problem solving terhadap kemampuan berpikir kritis siswa

kelas XI TMPO pada mata pelajaran pemeliharaan sasis dan pemindah tenaga

otomotif di SMK Negeri 5 Makassar”.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka penelitian ini merupakan penelitian

korelasional, yaitu penelitian yang meneliti pengaruh antar variabel-variabel yang

diteliti. Dimana yang ingin diketahui adalah pengaruh metode problem solving

(X) sebagai variabel bebas (independen), terhadap kemampuan berpikir kritis

siswa (Y) sebagai variabel terikat (dependen).

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 5 Makassar pada kelas XI

TMPO. Penelitian ini direncanakan selama kurang lebih dua bulan, dimulai

setelah peneliti melaksanakan seminar proposal.

C. Desain Penelitian

Berdasarkan objek yang diteliti dan data yang diamati, maka penelitian ini

termasuk jenis penelitian korelasi. Untuk lebih jelasnya desain penelitian ini dapat

digambarkan sebagai berikut:

X Y

Gambar 3. 1. Desain Penelitian

Keterangan:

X = Metode Problem Solving

Y = Kemampuan Berpikir Kritis Siswa


20

D. Populasi dan Sampel Penelitian

Berdasarkan Judul, maka responden yang dipilih dalam penelitian ini

adalah seluruh siswa kelas XI jurusan Teknik Manajemen Perawatan Otomotif di

SMK Negeri 5 Makassar.

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013). Populasi siswa

kelas XI jurusan Teknik Manajemen Perawatan Otomotif di SMK Negeri 5

Makassar terdiri dari 30 siswa, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel

dibawah ini.

Tabel 3. 1 Jumlah siswa kelas XI TMPO

Jenis Kelamin Jumlah Siswa


Laki-laki 29
Perempuan 1
Jumlah 30
(Sumber: Daftar Hadir Siswa Semester Genap 2021/2022 SMKN 5 Makassar)

Menurut Sugiyono (2003) nonprobability sampling adalah teknik yang

tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi

untuk dipilih menjadi sampel. Oleh karena itu teknik sampling pada penelitian ini

adalah nonprobability sampling.

Jenis nonprobabilitiy sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sampling jenuh atau sering disebut juga sensus. Menurut sugiyono (2017)

pengertian dari sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua

anggota populasi dijadikan sampel, hal ini dilakukan bila jumlah populasi relatif
21

kecil, kurang dari 30, atau penelitian ingin membuat generalisasi dengan

kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana

semua populasi dijadikan sampel.

E. Variabel Penelitian

Variabel penelitian menurut Sugiyono (2015) adalah segala sesuatu yang

berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga

diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.

Variabel yang memepengaruhi disebut Independent Variable (variabel bebas) dan

variabel yang dipengaruhi disebut Dependent Variable (variabel terikat). Variabel

bebas (independent) pada penelitian ini adalah metode problem solving (X),

sedangkan variabel terikatnya (dependent) yaitu kemampuan berpikir kritis siswa

(Y).

F. Definisi Operasional Variabel

Agar mendapat gambaran yang jelas tentang variabel yang dikaji dalam

penelitian ini, peneliti memberikan definisi variabel penelitian sebagai berikut :

1. Metode Problem Solving

Model pembelajaran problem solving adalah model pembelajaran yang

dilakukan dengan cara menghadapkan siswa pada permasalahan untuk dapat

dipecahkan. Adapun langkah-langkah penerapan model pembelajaran problem

solving dalam penelitian ini adalah: (a) Guru membentuk siswa menjadi beberapa

kelompok, (b) Guru memberikan lembar kerja kepada masing-masing kelompok

untuk dipecahkan bersama teman kelompoknya, (c) Siswa mendiskusikan lembar

kerja tersebut, (d) Salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusinya


22

didepan kelas dan (e) Guru bersama siswa menarik kesimpulan dari hasil yang

telah didiskusikan.

2. Kemampuan Berpikir Kritis

Adapun aspek berpikir kritis yang akan digunakan sebagai acuan dalam

penelitian ini, adalah: (a) Merumuskan masalah; (b) Menjawab pertanyaan; (c)

Menganalisis argumen; (d) Menyimpulkan; dan (e) Memutuskan tindakan.

Dari beberapa aspek yang telah di tuliskan diatas, terdapat kualifikasi

kemampuan berpikir krtis siswa yang telah dirumuskan oleh guru mata pelajaran

terkait berdasarkan pada nilai ujian yang telah dilakukan sebelumnya. .

Tabel 3. 2 Kualifikasi Kemampuan Berpikir Kritis


Interval Nilai Kategori
1 84 – 100 A- Sangat Baik
2 75 – 83 B- Baik
3 66 – 74 C- Cukup
4 < 65 D- Kurang
(Sumber : Guru Produktif Jurusan TMPO SMK Negeri 5 Makassar)

G. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh data yang relevan,

akurat, dan reliabel. Metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Angket (kuesioner)

Angket atau kuesioner adalah sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan

untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya

atau hal-hal yang ingin diketahui (Suharsimi Arikunto, 2013). Tujuan penyebaran

angket adalah mencari informasi yang lengkap mengenai persepsi siswa kelas XI

TMPO SMK Negeri 5 Makassar terhadap pelaksanaan metode pembelajaran

problem solving pada mata pelajaran pemeliharaan sasis dan pemindah tenaga
23

otomotif dengan cara menyebarkan angket secara langsung kepada siswa, hal

tersebut akan dilakukan melalui perantara guru mata pelajaran sebagai sumber

responden.

Angket (kuesioner) yang dipilih dalam penelitian ini adalah angket

tertutup, yaitu angket yang telah disediakan alternatif jawabannya sehingga

responden tinggal memilih jawaban yang sesuai dengan keadaan dirinya, untuk

memastikan bahwa pengisian angket dilakukan oleh siswa yang menjadi sampel

dalam penelitian ini, maka angket yang dibagikan kepada setiap siswa akan

diberikan penomoran angket sesuai denga nomor urut siswa pada daftar hadir.

Adapun kisi-kisi instrumen angket metode problem solving adalah sebagai

berikut.

Tabel 3. 3 Kisi-kisi Instrumen Angket Persepsi Problem Solving

No. Indikator Jumlah Item Nomor Item


Masalah yang jelas untuk
1 4 1,2,3,4
dipecahkan
Mencari data untuk 5,6,7,8, 9,
2 8
menyelesaikan masalah 10, 11, 12
Menetapkan jawaban sementara
3 4 13, 14, 15, 16,
dari masalah
Menguji kebenaran jawaban
4 4 17, 18, 19, 20
sementara
21, 22, 23,
5 Menarik kesimpulan 5
24, 25
(Sumber : Mulyono, 2012)

Angket yang dibuat memiliki empat kemungkinan jawaban yang

berjumlah genap, ini dimaksudkan untuk menghindari kecenderungan responden

bersikap ragu-ragu dan tidak mempunyai jawaban yang jelas. Adapun tabel skor

jawaban angket yang dibuat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
24

Tabel 3. 4 Skor Jawaban Angket

Pernyataan
Positif Negatif
A = Sangat Setuju (SS) 4 A = Tidak Setuju 1
B = Setuju (S) 3 B = Kurang Setuju (KS) 2
C = Kurang Setuju (KS) 2 C = Setuju (S) 3
D = Tidak Setuju 1 D = Sangat Setuju (SS) 4
(Sumber: Ridwan, 2010)

2. Tes

Teknik tes digunakan untuk mengumpulkan data mengenai kemampuan

berpikir kristis siswa. Selanjutnya instrument yang digunakan pada teknik tes ini

adalah tes prestasi yang berbentuk soal essai. Tes kemampuan berpikir kritis siswa

yang digunakan ini dibuat oleh peneliti sendiri dengan mengambil bentuk soal

berupa diagnosa pada kendaraan, hal ini dikarenakan diagnosa adalah suatu

kesimpulan yang dihasilkan dari analisa data (Carpenito, 2009). Dalam

menganalisa data tentunya diperlukan kemampuan berpikir kritis sehingga

tentunya kedua hal ini saling berhubungan satu sama lain.

Tes ini terdiri dari soal yang berkaitan dengan pokok bahasan yang dikaji

dalam mata pelajaran pemeliharaan sasis dan pemindah tenaga otomotif dan

disertai dengan rubrik penilaian. Sebelum tes digunakan untuk mengumpulkan

data, terlebih dahulu divalidasi melalui ahli (expert judgement). Ahli yang

memvalidasi tes kemampuan berpikir kritis ini adalah dosen dari Jurusan

Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar.


25

Tabel 3. 5 Indikator Instrumen Tes

Materi Indikator Rubrik Penilaian

Sasis Melakukan prosedur  Mampu menjawab


pemeriksaan dan permasalahan dengan
perbaikan pada sangat tepat dan sangat
komponen-komponen lengkap diberi skor 4.
unit ssasis sesuai SOP  Mampu menjawab
permasalahan dengan
tepat dan lengkap
diberi skor 3.
 Mampu menjawab
permasalahan dengan
kurang tepat dan kurang
lengkap diberi skor 2.
 Mampu menjawab
permasalahan dengan
tidak tepat dan tidak
lengkap diberi skor 1.

Pemindah Tenaga  Melakukan prosedur  Mampu menjawab


pemeriksaan dan permasalahan dengan
perbaikan pada sangat tepat dan sangat
komponen-komponen lengkap diberi skor 4.
unit pemindah tenaga  Mampu menjawab
sesuai SOP permasalahan dengan
tepat dan lengkap
diberi skor 3.
 Mampu menjawab
permasalahan dengan
kurang tepat dan kurang
lengkap diberi skor 2.
 Mampu menjawab
permasalahan dengan
tidak tepat dan tidak
lengkap diberi skor 1.
26

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung

ditunjukkan pada subjek penelitian namun melalui dokumen-dokumen yang

digunakan bisa berupa buku-buku, majalah, peraturan-peraturan laporan, dan

catatan khusus lainnya. Adapun dokumen utama yang diperlukan dalam penelitian

ini adalah data dan informasi mengenai jumlah kelas dan siswa yang belajar mata

pelajaran pemeliharaan sasis dan pemindah tenaga di SMK Negeri 5 Makassar.

H. Pengujian Instrumen

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan

atau kesahihan. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas

tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah

(Suharsimi Arikunto, 2013).

Sebelum instrumen digunakan pada penelitian ini, terlebih dahulu

dilakukan uji validitas. Uji validitas dilakukan dengan mengkorelasikan masing-

masing pertanyaan dengan jumlah skor untuk masing-masing variabel dan dapat

memberikan interpresitasi terhadap koefisien korelasi. Dalam penelitian ini teknik

yang digunakan untuk mengetahui kesalahan atau instrumen adalah teknik

korelasi product moment sebagai berikut:

N ∑ XY −( ∑ X )(∑Y )
r xy =
√ {N ∑ X 2−(∑ X 2 )}{N ∑Y 2−¿ ¿ ¿
Keterangan:
rxy : Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y
N : Jumlah sampel
27

∑XY : Jumlah perkalian antara variabel x dan variabel y


∑X2 : Jumlah dari kuadrat nilai x
∑Y2 : Jumlah dari kuadrat nilai y
(∑X)2 : Jumlah nilai x kemudian dikuadratkan
(∑Y)2 : Jumlah nilai y kemudian dikuadratkan

Pengujian validitas berdasarkan analisis item yaitu mengkorelasikan skor

setiap item dengan skor variabel, dengan kriteria pengujian apabila r hitung > r

tabel dengan signifikansi > 0,05 maka alat tukur tersebut dinyatakan valid, dan

sebaliknya apabila r hitung < r tabel maka alat ukur tersebut dinyatakan tidak

valid. Butir tes yang tidak valid akan dibuang dan tidak digunakan. Selanjutnya

butir tes yang valid yang akan dijadikan sebagai alat untuk memperoleh data.

Tabel 3. 6 Hasil Uji Validitas Instrumen Metode Problem Solving

(Sumber : Hasil olah data peneliti, 2022)


28

Berdasarkan hasil analisis data, diketahui bahwa instrumen penelitian terdiri

dari 25 butir pernyataan, dari 25 butir pernyataan tersebut ada 3 pertanyaan yang

tidak valid karena nilai r hitungnya lebih rendah dari r tabel (r tabel = 0,444)

dengan jumlah responden N = 20 (Suharsimi Arikunto, 2010), sehingga dapat

disimpulkan bahwa dari 25 butir penyataan, terdapat 3 butir pernyataan yang tidak

valid sehingga hanya 22 butir pernyataan yang valid dan layak digunakan.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup

dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen

tersebut sudah baik (Suharsimi Arikunto, 2013). Untuk menunjukkan

keterandalan instrumen yang digunakan agar menghasilkan data yang dapat

dipercaya maka dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan rumus Alpha

Cronbach. Rumus Alpha, yaitu:

( )( ∑σb
)
2

r11¿ k 1−
k−1 ∑ σ t2
Keterangan:
r11 : Reliabilitas instrumen
k : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑ σ b2 : Jumlah varian butir


∑ σ t2 : Varians total

Nilai koefisien reliabilitas yang baik adalah diatas 0.7. Kriterianya adalah

jika harga Alpha sama dengan atau lebih besar 0,7 berarti reliabel, sebaliknya jika

harga Alpha lebih kecil dari 0,7 berarti tidak reliabel.


29

Tabel 3. 7 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items


0.841 20
(Sumber: Hasil Olah Data Peneliti, 2022)

Berdasarkan tabel 3.7 uji reliabilitas instrument menunjukkan bahwa

Cronhbach’s Alpha, variabel menunjukkan hasil lebih dari 0.70, yaitu 0,841

maka item soal pada koesioner penelitian ini adalah reliabel. Sehingga item

angket yang ada dapat digunakan untuk mengumpulkan data.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan bantuan program SPSS 24 for

Windows untuk mempermudah pengolahan data hasil penelitian seperti uji

validitas dan uji reliabilitas maupun pengolahan hasil penelitian lainnya.

I. Teknik Analisis Data

1. Teknik Analisis Statistik Deskriptif

Menurut Sugiyono (2016), teknik analisis statistik deskriptif digunakan

untuk menggambarkan atau menganalisis suatu statistik hasil penelitian, tetapi

tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas. Analisis statistik

deskriptif untuk variabel penelitian digunakan untuk menentukan harga rata-rata

(M), standar deviasi (SD), Median (Me), dan Modus (Mo). Data yang telah

dikumpulkan kemudian diatur, diurutkan dan dibuat kategori. Adapun kategori

kecenderungan variabel (X) mengenai persepsi siswa terhadap penerapan metode

problem solving pada mata pelajaran pemeliharaan sasis dan pemindah tenaga

dengan metode angket dikategorikan sebagaimana tabel di bawah ini :


30

Tabel 3. 8 Kategori Kecenderungan Variabel Metode Problem Solving

Interval Kategori
Mi + 1,5 SDi ke atas Sangat Sesuai
Mi sampai dengan < Mi + 1,5 Sdi Sesuai
Mi – 1,5 SDi sampai dengan < Mi Cukup Sesuai
Mi – 1,5 SDi ke bawah Tidak Sesuai
(Sumber: Azwar, 2012)

Untuk menghitung besarnya mean ideal (Mi) digunakan rumus:

Mi = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 + 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ


2

Untuk menghitung standar deviasi ideal (SDi) digunakan rumus:

SDi = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 – s𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ


6

Dimana:

Mi : Mean atau rata-rata ideal


SDi : Standar deviasi ideal

Adapun kategori kecenderungan variabel kemampuan berpikir kritis (Y)

terdapat kualifikasi kemampuan berpikir krtis siswa yang telah dirumuskan oleh

guru mata pelajaran terkait berdasarkan pada nilai ujian yang telah dilakukan

sebelumnya yang dapat dilihat pada tabel 3.2.


31

2. Analisis Statistik Inferensial

Statistik inferensial adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis

data sampel, dan hasilnya akan digeneralisasikan (diinferensikan) untuk populasi

dimana sampel diambil (Sugiyono, 2019). Statistik inferensial yang digunakan

adalah statistik nonparametris.

Statistik nonparametris digunakan untuk menguji hipotesis asosiatif. Uji

statistik nonparametris ialah suatu uji statistik yang tidak memerlukan adanya

asumsi-asumsi mengenai sebaran data populasi. Uji statistik ini disebut juga

sebagai statistik bebas sebaran (distribution free). Statistik nonparametris tidak

mensyaratkan bentuk sebaran parameter populasi berdistribusi normal. Statistik

nonparametris dapat digunakan untuk menganalisis data yang berskala nominal

atau ordinal karena pada umumnya data berjenis nominal dan ordinal tidak

menyebar normal. Dari segi jumlah data, pada umumnya statistik nonparametris

digunakan untuk data berjumlah kecil. Dalam penelitian ini karena datanya

berbentuk ordinal atau rangking maka digunakan rumus korelasi Kendal Tau

untuk mencari hubungan dan menguji hipotesis antar dua variabel.

∑ X−∑ Y
τ=
N ( N −1)
2

τ : Koefisien korelasi Rank Kendall Tau


∑X : Total skor keseluruhan untuk variabel X
∑Y : Total skor keseluruhan untuk variabel Y
N : Jumlah responden/anggota sampel
32

Setelah dilakukan uji τ maka diketahui hasil koefisien korelasi Rank

Kendall dari masing hipotesis. Sifat korelasi akan menentukan arah dan korelasi.

Keeratan korelasi dapat dikelompokkan sebagai berikut:

Tabel 3. 9 Tingkat Hubungan Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan


0,00 – 0,199 Sangat Lemah
0,20 – 0,399 Lemah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
(Sumber : Sujarweni, 2014)

3. Hipotesis Statistik

Rumusan hipotesisnya adalah terdapat pengaruh penerapan metode

problem solving terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI TMPO pada

mata pelajaran pemeliharaan sasis dan pemindah tenaga otomotif di SMK Negeri

5 Makassar. Hipotesis statistiknya adalah :

1) Jika probabilitas < 0,05, maka dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh

antara variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial.

2) Jika probabilitas > 0,05, maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat pengaruh

antara variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial.


BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Hasil Penelitian


Data penelitian diperoleh dari siswa SMK Negeri 5 Makassar pada Jurusan

Teknik Manajemen Perawatan Otomotif kelas XI. Data penelitian terdiri dari dua

variabel yaitu metode problem solving (X) dan kemampuan berpikir kritis (Y)

mata pelajaran produktif pemeliharaan sasis dan pemindah tenaga otomotif SMK

Negeri 5 Makassar kelas XI tahun ajaran 2022.

Data variabel metode problem solving (X) menggunakan instrumen

berupa angket, dengan model jawaban berskala likert dengan (empat) opsi

jawaban. Sedangkan untuk data variabel kemampuan berpikir kritis (Y)

menggunakan soal essai sebanyak 5 nomor yang disesuian disesuaikan dengan

pedoman penskoran. Instrumen masing-masing diberikan kepada siswa yang

menjadi sampel pada penelitian ini sebanyak 30 eksemplar. Dari data induk yang

diperoleh tersebut kemudian dilakukan tabulasi data untuk memudahkan

pengolahan data.

a. Gambaran Pelaksanaan Metode Problem Solving Berdasarkan Persepsi Siswa

Data Variabel metode mengajar guru ini diperoleh melalui angket dengan

jumlah item sebanyak 22 pernyataan. Adapun kategori digunakan dalam angket

tersebut yaitu Sangat Setuju, Setuju, Cukup Setuju dan Tidak Setuju. Setiap

pernyataan diberi skor 1-4, sehingga nantinya akan diperoleh nilai terendah

(1x22) = 22 dan skor tertinggi yang munngkin dicapai (4x22) = 88.


34

Tabel 4. 1 Hasil Analisis Deskriptif Data Metode Problem Solving

(Sumber: Hasil Olah Data Peneliti, 2022)

Berdasarkan data kuesioner yang diperoleh dari responden penelitian ini

yang telah ditabulasi diperoleh nilai rata-rata (mean) sebesar 73,43, median

sebesar 76,00, modus atau mode sebesar 78, standar deviasi sebesar 9,442 varians

sebesar 89,151, nilai range sebesar 52 dan nilai terkecil sebesar 36 serta nilai

terbesar 88.

Adapun Kategori Kecenderungan Metode Problem Solving berdasarkan

Presepsi Siswa sesuai dengan Tabel 3.8 sebagai berikut :

Mi = 1/2 (Skor ideal tertinggi + skor ideal terendah).

SDi = 1/6 (Skor ideal tertinggi – skor ideal terendah)

Skor minimum ideal (Min.i) = 1 x 22 = 22

Skor maksimum ideal (Max.i) = 4 x 22 = 88

Nilai rata-rata ideal (Mi) = 1/2 (88+22) = 55


35

Nilai Standar daviasi ideal (SDi) = 1/6 (88-22) = 11

Kategori kecenderungan:

Sangat Sesuai = > (Mi + 1,5 SDi)

= > (55 + 1,5 x 11)

= > 71,5

Sesuai = Mi s.d (< Mi + 1,5 SDi)

= 55 s.d (< 55 + 1,5 x 11)

= 55 s.d < 71,5

Cukup Sesuai = (Mi – 1,5 × SDi) s.d < Mi

= (55 – 1,5 x 11) s.d <55

= 38,5 s.d < 55

Tidak Sesuai = < (Mi – 1,5 × SDi)

= < (55 – 1,5 x 11)

= < 38,5

Gambaran pelaksanaan metode problem solving di SMK Negeri 5

Makassar di kelas XI TMPO mata pelajaran pemeliharaan sasis dan pemindah

tenaga dapat dilihat pada Tabel 4.2 dibawah ini analisis frekuensi metode problem

solving siswa mata pelajaran produktif siswa berdasarkan pada lampiran 3.3.
36

Tabel 4. 2 Katergori Kecenderungan Metode Problem Solving

Kelas Interval Kategori Jumlah skor Persentase (%)

> 71,5 Sangat Sesuai 20 66,67

55 s.d < 71,5 Sesuai 9 30

38,5 s.d < 55 Cukup Sesuai 0 0

< 38,5 Tidak Sesuai 1 3,33

30 100

(Sumber: Hasil Olah Data Peneliti, 2022)

Tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa terdapat 20 siswa (66,67%) yang

menyatakan pelaksanaan metode problem solving sangat sesuai, 9 siswa (30%)

menyatakan pelaksanaan metode problem solving sesuai, tidak ada siswa (0 %)

menyatakan pelaksanaan metode problem solving cukup sesuai dan 1 siswa

(3,33%) menyatakan pelaksanaan metode problem solving tidak sesuai dengan

kata lain peneliti menganggap bahwa pelaksanaan pembelajaran oleh guru sudah

baik dan sesuai dengan pembelajaran yang telah dirancang.

b. Gambaran Tingkat Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Data variabel tingkat kemampuan berpikir kritis siswa di ukur melalui soal

tes dengan bentuk esai yang terdiri dari 5 nomor pertanyaan berbentuk soal

diagnosa, soal yang diberikan berkaitan dengan kompetensi inti dan kompetensi

dasar mata pelajaran pemeliharaan sasis dan pemindah tenaga otomotif yang telah

dipelajari oleh siswa. Skor yang diperoleh setiap siswa mengikuti pedoman

penskoran atau rubrik penilaian yang dibuat oleh peneliti dengan memperhatikan

bobot setiap soal yang dapat dilihat pada lampiran 1.3.


37

Tabel 4. 3 Hasil Analisis Deskriptif Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

(Sumber: Hasil Olah Data Peneliti, 2022)

Berdasarkan data yang diperoleh dari angket yang disebarkan kepada 30

responden menunjukkan bahwa variabel kemampuan berpikir kritis siswa yang

telah ditabulasi memperoleh skor terendah 47 dan skor tertinggi sebesar 95. Dari

skor tersebut setelah dianalisis diperoleh harga Mean (M) sebesar 78,87; Median

(Me) sebesar 81,00; Modus (Mo) sebesar 72; Standar deviasi sebesar 9,376 dan

Varians sebesar 87,913.

Tingkat kemampuan berpikir kritis di SMK Negeri 5 Makassar di kelas XI

TMPO mata pelajaran pemeliharaan sasis dan pemindah tenaga dapat dilihat pada

table 4.2 dibawah ini analisis frekuensi metode problem solving siswa mata

pelajaran produktif siswa berdasarkan pada lampiran 3.3 sesuai dengan Tabel 3.2.
38

Tabel 4. 4 Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis

Kelas Interval Kategori Jumlah skor Persentase (%)

84-100 Sangat Baik 11 36,67

75-83 Baik 10 33,33

66-74 Cukup 8 26,67

< 65 Kurang 1 3,33

30 100

(Sumber: Hasil Olah Data Peneliti, 2022)

Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dijabarkan bahwa tingkat kemampuan berpikir

kritis siswa kelas XI TMPO pada mata pelajaran pemeliharaan sasis dan

pemindah tenaga otomotif sudah baik, ini terlihat dari 30 siswa yang menjadi

sampel penelitian terdapat 11 orang (36,67%) memperoleh nilai antara 84 sampai

dengan 100, hal ini termasuk kriteria sangat baik, 10 orang (33.33%) memperoleh

nilai antara 75 sampai dengan 83, hal ini termasuk kriteria baik, 8 orang (26.67%)

memperoleh nilai antara 66 sampai dengan 74, hal ini termasuk kriteria cukup dan

hanya 1 orang (3,33%) memperoleh nilai dibawah 65, hal ini termasuk kriteria

kurang.

2. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dengan korelasi Kendal Tau untuk menguji hipotesis

dua variabel. Adapun hipotesis pada penelitian yang diajukan adalah “Terdapat

Pengaruh Penerapan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir

Kritis Siswa Kelas XI TMPO Pada Mata Pelajaran Pemeliharaan Sasis dan
39

Pemindah Tenaga Otomotif di SMK Negeri 5 Makassar“ sedangkan hipotesis

statistik yang diajukan pada saat pengujian hipotesis statistik adalah:

a) Ho: Tidak terdapat pengaruh penerapan metode problem solving terhadap

kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI TMPO Pada Mata Pelajaran

Pemeliharaan Sasis Dan Pemindah Tenaga Otomotif di SMK Negeri 5

Makassar.

b) Ha: Terdapat pengaruh penerapan metode problem solving terhadap

kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI TMPO Pada Mata Pelajaran

Pemeliharaan Sasis Dan Pemindah Tenaga Otomotif di SMK Negeri 5

Makassar.

Untuk menguji hipotesis digunakan statistik nonparametris yang tidak

mensyaratkan sebaran parameter berdistribusi normal dan linear., maka

didapatkan hasil perhitungan seperti pada Tabel 4.5. berikut:

Tabel 4. 5 Hasil Uji Korelasi Variabel X dan Y

Metode Kemampuan
Problem Berpikir
Solving Kritis
Kendall's Metode Problem Correlation 1.000 .777**
tau_b Solving Coefficient
Sig. (2-tailed) . .000
N 30 30
Kemampuan Correlation .777** 1.000
Berpikir Kritis Coefficient
Sig. (2-tailed) .000 .
N 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
(Sumber: Hasil Olah Data Peneliti, 2022)
40

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa pengaruh antara metode problem

solving terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI TMPO pada mata

pelajaran pemeliharaan sasis dan pemindah tenaga SMKN 5 Makassar sebesar r =

0.777 dan nilai signifikansi sebesar 0.000. Nilai signifikansi yang dihasilkan lebih

kecil dari pada taraf α 5% (0.000 < 0.05). Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis

nol ditolak sehingga hipotesis alternatif yang diterima. Jadi berdasarkan hasil

analisis statistik korelasi tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian

yang diajukan, yaitu “Terdapat Pengaruh Penerapan Metode Problem Solving

Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI TMPO Pada Mata

Pelajaran Pemeliharaan Sasis Dan Pemindah Tenaga Otomotif di SMK Negeri 5

Makassar” terbukti.

Kekuatan hubungan sebesar r = 0.777 metode problem solving terhadap

kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI TMPO pada mata pelajaran

pemeliharaan sasis dan pemindah tenaga otomotif di SMK Negeri 5 Makassar

termasuk dalam kriteria hubungan yang kuat (Sujarweni,2014). Adapun kontribusi

korelasi di dapatkan dengan cara mengkuadratkan koefisien korelasi (0,777)2

×100% = 60,37%. Artinya kontribusi pelaksanaan problem solving terhadap

kemampuan berpikir krtisi siswa didapatkan sebesar 60,37% selebihnya

kemampuan berpikir kritis dapat diperoleh dari faktor lain.


41

B. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode problem

solving terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI TMPO SMK Negeri 5

Makassar pada pelajaran pemeliharaan sasis dan pemindah tenaga otomotif.

Pelaksanaan pembelajaran sejak awal semester telah menerapkan metode

problem solving dimana peran guru adalah membimbing siswa dalam memahami

masalah sehingga siswa dapat membuat rencana penyelesaian, melakukan rencana

dan menelaah kembali penyelesaian yang telah didapatkan.

Penerapan metode problem solving merupakan salah satu metode

pembelajaran yang dianggap cocok dan sejalan dengan kebutuhan SMK

khususnya kejuruan otomotif, hal ini dikarenakan siswa terus menerus dihadapkan

pada berbagai masalah salah satunya seperti menemukan dan memperbaiki

kerusakan pada kendaraan. Siswa tidak hanya dituntut untuk sekedar

menyelesaikan masalah yang ada, namun harus melalui penalaran mengenai

masalah tersebut.

Belajar memecahkan masalah (problem solving), menurut Gagne

merupakan tipe yang paling kompleks, karena di dalamnya terkait tipe-tipe belajar

yang lain, terutama penggunaan aturan-aturan yang ada disertai proses penalaran

yang kadang-kadang memerlukan waktu yang lama, tetapi dengan tipe belajar

problem solving ini kemampuan penalaran anak dapat berkembang. Memecahkan

masalah melalui problem solving mantap dan sukar dilakukan, apalagi mengenai

pemikiran pada taraf “tinggi”. Untuk itu dalam hal ini, peneliti menggunakan dua
42

variabel untuk mengetahui bagaiamana keterkaitan antara metode problem solving

dengan kemampuan berpikir kritis siswa.

Dalam pelaksanaan penelitian ini, karena metode problem solving telah

diterapkan oleh guru kepada siswa, peneliti hanya melakukan evaluasi terhadap

pelaksanaan pembelajaran tersebut. Untuk mengetahui persepsi siswa terhadap

pelaksanaan metode problem solving, maka dilakukan penyebaran angket yang

awalnya berisi 25 pernyataan terkait pelaksanaan problem solving selama

pelajaran berlangsung dari awal hingga berakhir, namun setelah dilakukan uji

validitas 3 diantara pernyataan dianggap tidak valid sehingga tersisa 22

pernyataan. Hasil persepsi siswa menunjukkan 20 (66,67%) dari 30 siswa sangat

setuju dengan metode pelaksanaan problem solving dalam artian acuan yang telah

dibuat di awal pelaksanaan pembelajaran oleh guru mampu terlaksana dengan

baik dan sesuai.

Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya

sekedar metode mengajar tetapi juga merupakan suatu metode berpikir (Nana

Sudjana, 1989) hal ini dapat merangsang seseorang untuk menganalisa dan

melakukan sintesa dalam kesatuan struktur atau situasi di mana masalah itu

berada, Metode ini menuntut kemampuan untuk dapat melihat sebab akibat atau

relasi-relasi diantara berbagai data, sehingga pada akhirnya dapat menemukan

kunci pembuka masalahnya. Kegiatan semacam ini merupakan ciri yang khas

daripada suatu kegiatan intelegensi (Angga Wiguna, dkk., 2016). Metode ini

mengembangkan kemampuan berfikir yang dipupuk dengan adanya kesempatan

untuk mengobservasi problema, mengumpulkan data, menganalisa data,


43

menyusun suatu hipotesa, mencari hubungan (data) yang hilang dari data yang

telah terkumpul untuk kemudian menarik kesimpulan yang merupakan hasil

pemecahan masalah tersebut. Cara berfikir semacam itu lazim disebut cara

berfikir kritis. Cara berfikir yang menghasilkan suatu kesimpulan atau keputusan

yang diyakini kebenarannya karena seluruh proses pemecahan masalah itu telah

diikuti dan dikontrol dari data yang pertama yang berhasil dikumpulkan dan

dianalisa sampai kepada kesimpulan yang ditarik atau ditetapkan. Cara berfikir

semacam itu benar- benar dapat dikembangkan dengan menggunakan Metode

pemecahan Masalah (Jusuf Djajadisastra, 1982; Nurliawaty, 2017).

Untuk mengetahui tingkat kemampuan berpikir kritis siswa, peneliti

memberikan soal test berbentuk esai yang terdiri dari 5 pertanyaan. Bobot dari

setiap pertanyaan berbedaa, bobot digunakan untuk menghasilkan nilai. Jumlah

bobot dari semua soal adalah 100. Berdasarkan kedalaman/keluasan materi antar

soal, kerumitan/kompleksitas jawaban dan level kognitif yang diukur, maka

diputuskan, soal nomor 1 diberi bobot 15, soal nomor 2 diberi bobot 15, soal

nomor 3 diberi bobot 20, soal nomor 4 diberi bobot 25, soal nomor 5 diberi bobot

25. Dari hasil pengisian lembar jawaban, dihasilkan rata-rata tingkat kemampuan

berpikir kritis siswa berada pada kategori baik, hal ini terlihat dari 30 siswa yang

menjadi sampel penelitian terdapat 11 siswa (36,67%) memperoleh nilai antara 84

sampai dengan 100, hal ini termasuk kriteria sangat baik, 10 siswa (33.33%)

memperoleh nilai antara 75 sampai dengan 83, hal ini termasuk kriteria baik
44

Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan berpikir kritis

siswa selanjutnya dibuktikan dengan pengujian korelasi Kendall Tau. Nilai

signifikansi atau Sig.(2-tailed) anatara dua variabel tersebut sebesar 0,000 lebih

kecil dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan

(nyata) antara metode problem solving dan kemampuan berpikir kritis siswa,

adapun tingkat keeratan hubungan diketahui dari nilai koefisien korelasi yaitu

sebesar 0,777** yang berarti hubungan antar dua variabel tersebut kuat sesuai

dengan nilai yang terdapat pada tabel yaitu 0,60 – 0,799, tanda bintang dua (**)

menunjukkan hubungan yang terbentuk adalah signifikan pada angka signifikansi

sebeasr 0,01. Konstribusi dari pelaksanaan metode problem solving terhadap

kemampuan berpikir kritis siswa sebesar 60,37% selebihnya kemampuan berpikir

kritis dapat diperoleh dari faktor lain.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan data yang diperoleh serta hasil analisis yang telah dilakukan,
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Pelaksanaan metode pembelajaran problem solving siswa kelas XI TMPO

pada mata pelajaran pemeliharaan sasis dan pemindah tenaga otomotif di

SMK Negeri 5 Makassar telah sangat sesuai

2. Tingkat kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI TMPO pada mata

pelajaran pemeliharaan sasis dan pemindah tenaga otomotif di SMK Negeri 5

Makassar berada pada kategori baik

3. Terdapat pengaruh yang kuat antara metode pembelajaran problem solving

terhadap kemampuan bepikir kritis siswa kelas XI TMPO pada mata

pelajaran pemeliharaan sasis dan pemindah tenaga otomotif di SMK Negeri 5

Makassar.

B. Saran
Mengacu pada penelitian yang dilaksanakan, maka diajukan beberapa
saran sebagai berikut :
1. Guru senatiasa meberikan stimulus dan siswa senantiasa dapat memberikan

respon, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

2. Dengan memperhatikan hubungan dan tingkat pengaruh antara dua variabel,

kepada peneliti yang akan melanjutkan penelitian ini disarankan lebih

memperluas penelitiannya dengan menggunakan responden atau subyek yang

lebih banyak lagi.


DAFTAR PUSTAKA

Aan Komariah, Djam’an Satori, (2011), Metode Penelitian Kualitatif, Bandung,


Alfabeta.

Abdullah, R.S. (2013). Inovasi Pembelajaran. Cetakan.I. Jakarta: Bumi Aksara

Abdurrahman, Mulyono. (2012). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar:


Teori, Diagnosis, dan Remediasinya. Jakarta: PT.Rineka Cipta.

Abidin, Yunus. (2014). Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum


2013. Bandung: PT Refika Aditama.

Al-Tabani, Trianto Ibnu Badar. (2014). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif,


Progresif, dan Kontekstual: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada
Kurikulum 2013. Jakarta: Kencana.

Angga Wiguna, Sang Gede., I Wayan Widiana, Dewa Nyoman Sudana. 2014.
“Penerapan Pembelajaran Berbasis Otak Untuk Meningkatkan Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas V”. e-Journal PGSD
Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016.

Arikunto, S. 2013.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi.


Jakarta: PT. Rineka Cipta

Benyamin, B.A. (2003). Efektifitas Penggunaan Metode Problem Solving


terhadap Peningkatan Motivasi Siswa , Bandung, Tesis PPS UPI.

Carpenito. 2009.Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Alih Bahasa Yasmi Asih,


Edisi ke -10. Jakarta : EGC.

Chinedu, C. C., Olabiyi, O. S., & Kamin, Y. Bin. (2015). Strategies for improving
higher order thinking skills in teaching and learning of design and
technology education. Journal of Technical Education and Training, 7(2),
35–43.

Cotton, K. (1993). Developing employability skills. School improvement research


series. Research you can use. Close-up#15. Diakses pada tanggal 19 Maret
2022 dari http://www.nwrel.org/scpd/sirs/8/c015.html.

Djajadisastra, Jusuf. (1982). Metode-Metode Mengajar. Bandung: Angkasa.

Eti Nurhayati. (2011). Psikologi Pendidikan Inovatif. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar.
47

Fahrudin Faiz. (2012). Thinking Skill (Pengantar Menuju Berpikir Kritis).


Yogyakarta: SUKA-Press UIN Sunan Kalijaga.

Fisher, A. (2009). Berpikir Kritis Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga, 4.

Gagne. Robert M, 1989. Kondisi Belajar dan Teori Pembelajaran. (terjemah


Munandir). PAU Dirjen Dikti Depdikbud. Jakarta.

Kristin, F. (2016). Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Ditinjau


Dari Hasil Belajar IPS Siswa Kelas 4 SD. Scholaria : Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan, 74–79.

Majid, Abdul. (2013). Strategi Pembelajaran. PT Remaja Rosdakarya: Bandung.

Nafiah, Y. N., & Suyanto, W. 2014. Penerapan Model Problem Based Learning
Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Hasil Belajar Siswa.
Jurnal Pendidikan Vokasi , 4(1)125-142.

Nurliawaty, Lilis., Mujasam., Irfan Yusuf & Sri Wahyu Widyaningsih. (2017).
Lembar kerja peserta didik (LKPD) Berbasis problem solving polya. Jurnal
Pendidikan Indonesia. Vol. 6, No.1, pp: 72-81

Sanjaya, Wina. (2008). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:


Kencana Prenada Media Group.

Sudjana, Nana. (2010). Proses dan Hasil Belajar. Jakarta : Bumi Aksara.

Sugiyono (2015). Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung:


Alfabeta.

Sugiyono. (2003). Metode penelitian administrasi. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :


Alfabeta.

Sujarweni, V. Wiratna. 2014. Metode Penelitian: Lengkap, Praktis, dan Mudah


Dipahami. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Supriya. (2009). Pendidikan IPS. Bandung: PT Reamaja Rosdakarya.


48

Tangkas, I Made. (2012). Pengaruh Implementasi Model Pembelajaran Inkuiri


Terbimbing terhadap Kemampuan pemahaman konsep dan Keterampilan
proses sains siswa kelas X SMAN 3 Amlapura . E-Journal Program
Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional Indonesia.

Wena, Made. (2009). Strategi Pembelajaran inovatif Kontemporer Suatu


Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara

Widihastuti, & Suyata. (2014). The Afl Model To Improve Understanding and
Higher Order. Jurnal Penelitian Dan Evaluasi Pendidikan, 18(2), 275–
289.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
50

LAMPIRAN 1

INSTRUMEN PENELITIAN
51

Lampiran 1.1 Instrumen Penelitian Metode Problem Solving (X)

ANGKET PENELITIAN

Angket ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai persepsi siswa

terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan metode problem solving di kelas XI

TMPO SMK Negeri 5 Makassar yang akan digunakan sebagai bahan dalam

rangka penyusunan skripsi oleh peneliti sebagai proses penyelesaian akademik di

jurusan Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri

Makassar.

Petunjuk:
1. Berilah satu jawaban pada setiap pernyataan yang ada.
2. Pilihan jawaban pernyataan:
SS = Sangat Setuju S = Setuju
KS = Kurang Setuju TS = Tidak Setuju
3. Berilah tanda centang ( √ ) pada kolom jawaban angket yang anda pilih.
4. Semua pernyataan harus diberi jawaban, sehingga pengisian angket dapat
dinyatakan selesai.
5. Jawaban yang anda berikan tidak akan mempengaruhi nilai mata pelajaran
anda pada jurusan TMPO.
6. Jawablah seluruh pernyataan dengan jujur dan terimakasih untuk
kerjasamanya.

Identitas Responden:

Nama : ……………………
Jurusan : ................................
Kelas : ................................
52

No. PERNYATAAN SS S KS TS
53

Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada


siswa yang berisi keterkaitan antara materi yang
1
akan dibahas dengan materi yang telah dipelajari
sebelumnya
Guru menggunakan media pembelajaran yang
sesuai untuk memaksimalkan pemberian
2
masalah dalam pembelajaran (seperti tampilan
video, power point maupun trainer)
Permasalahan yang diberikan atau muncul sesuai
3
dengan materi pembelajaran yang diajarkan
Guru membagi peserta didik menjadi beberapa
4 kelompok untuk memaksimalkan metode
pembelajaran
Saya mencoba memahami masalah yang muncul
5
tersebut dari berbagai sudut pandang
Saya merencanakan terlebih dahulu pemecahan
6
masalah yang saya hadapi
Saya mencari referensi dari beberapa sumber
7
seperti buku, internet dan lain-lain yang relevan.
Saya bertanya kepada guru ketika ada hal yang
8
belum saya pahami.
Saya mendokumentasikan masalah yang terjadi
9 pada saat pembelajaran dalam bentuk catatan
atau laporan
Saya berdiskusi dengan teman kelompok terkait
10
masalah yang akan diselesaikan.
Saya mengumpulkan data dari beberapa teman
11
kelompok
Saya menanggapi dengan baik perbedaan
12
pendapat yang timbul saat berdiskusi
Saya mampu menyatakan permasalahan yang
13
terjadi dengan kata-kata sendiri
Saya berdiskusi dengan kelompok untuk
14
menentukan penyelesaian dari masalah yang ada
Saya membuat gambar, coretan atau diagram
15 untuk memudahkan menyelesaikan masalah
yang muncul
Saya menyelesaikan masalah tersebut
16
berdasarkan pengalaman sebelumnya
54

Saya menggunakan metode trial and error dalam


17
menyelesaiakan masalah yang muncul.
Saya menerapkan apa yang pernah saya
dapatkan dari teori pembelajaran dalam
18
menyelesaikan masalah yang terjadi pada saat
praktek
Setiap kelompok menyampaikan kesimpulan
19
setelah berdiskusi
Guru bersama dengan peserta didik menarik
20
kesimpulan saat pembelajaran berakhir
Guru menambahkan pernyataan terkait dengan
21
hasil diskusi siswa
Saya memahami hasil dari pembelajaran di
22
setiap pertemuan
55

Lampiran 1.2 Instrumen Penelitian Kemampuan Berpikir Kritis (Y)

SOAL TEST

Soal test ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai tingkat

kemampuan berpikir krtis siswa di kelas XI TMPO SMK Negeri 5 Makassar yang

akan digunakan sebagai bahan dalam rangka penyusunan skripsi oleh peneliti

sebagai proses penyelesaian akademik di jurusan Pendidikan Teknik Otomotif

Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar.

Petunjuk:
1. Soal test berikut ini merupakan soal dengan bentuk diagnose, cobalah
untuk menganalisis soal agar jawaban tepat dan lengkap
2. Semua pertanyaan harus diberi jawaban, sehingga pengisian soal test dapat
dinyatakan selesai.
3. Jawaban yang anda berikan tidak akan mempengaruhi nilai mata pelajaran
anda pada jurusan TMPO.

Identitas Responden:
Nama : ……………………
Jurusan : ................................
Kelas : ................................

Soal
1. Sebuah mobil berjalan dalam keadaan steering/kemudi lurus namun
kemudian arah mobil sedikit berbelok ke kiri, mengapa hal tersebut terjadi
dan bagaimana cara mengatasinya !
2. Sebuah mobil sedang melaju pada jalan yang lurus dengan kecepatan normal,
Ketika melakukan pengereman mobil, bagian pedal rem terasa bergetar secara
cepat, mengapa demikian hal tersebut dapat terjadi?
56

3. Terdapat dua buah mobil yang menggunakan transmisi otomatis dengan tipe
dan tahun yang sama. Pada saat dilampu merah ataupun mobil berhenti dalam
kondisi mesin hidup, pengemudi pertama selalu memposisikan tuas transmisi
pada posisi P (Parking), sedangkan pengemudi kedua lebih memilih
memposisikan tuas transmisi pada posisi N (Netral). Diantara kedua mobil
ini, manakah transmisi yang akan lebih awet dan mengapa demikian?
4. Kendaaran pak Yanto merupakan kendaraan dengan tipe A/T. pada saat pak
Yanto akan menggunakan kendaraan tersebut, tuas transmisi tidak seperti
biasanya, tuas tersebut terasa sulit dipindahkan, butuh kekuatan lebih untuk
memindahkannya dan ketika berpindah terjadi hentakan dan terasa tersendat-
sendat, tidak lama setelah gejala tersebut muncul, lampu indikator check
engine pun menyala. Dari cerita tersebut coba analisa kerusakan yang terjadi
pada mobil pak yanto dan bagaimana cara mengatasinya !
5. Pak Erik memiliki sebuah mobil Daihatsu Xenia keluaran 2012, pada tahun
2017 pak Erik melakukan penggantian seluruh ban mobil, namun setelah
beberapa bulan kemudian, ban dibagian kiri belakang mengalami keausan,
berbeda dengan ban lainnya. Kondisi tersebut tidak menjadi alasan pak Erik
menggunakan mobilnya untuk pulang kampung, saat sebelum menaikkan
barangnya, mobil pak erik terlihat miring di salah satu sisinya namun hal
tersebut tidak dihiraukan hingga tiba saat perjalanan melewati jalan yang
bergelombang mobil terasa mengayun dan terdengar bunyi benturan, saat
diperiksa terdapat rembesan oli di bagian kaki-kaki mobil. Dari beberapa
gangguan yang muncul, coba analisa kerusakan yang terjadi pada mobil Pak
Erik dan bagaimana cara mengatasinya !

JAWAB :
Lampiran 1.3 Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran instrumen Y

Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran Soal Essai

A. Kunci Jawaban

No. Soal Materi Kunci Jawaban Bobot Skor Maksimum

1 Sistem Kemudi Penyebab :  Mampu menjawab


a. Bagian Tie rod aus permasalahan dengan
sangat tepat dan sangat
b. Bagian Understeel yang tidak stabil
lengkap diberi skor 4.
c. Sudut Toe yang terlalu lebar  Mampu menjawab
15
Cara mengatasi permasalahan dengan
tepat dan lengkap diberi
a. Lakukan Spooring dan Balancing
skor 3.
b. Mengganti Understeel  Mampu menjawab
c. Memperbaiki Sudut Toe permasalahan dengan
2 Sistem Rem Penyebab: 15 kurang tepat dan kurang
lengkap diberi skor 2.
Piringan cakram atau rem yang tidak rata atau penyok.
 Mampu menjawab
Ketika melakukan pengereman mobil, namun bagian permasalahan dengan
pedal terasa bergetar secara cepat. Kondisi ini bisa tidak tepat dan tidak
58

langsung dirasakan oleh pengendara tanpa harus lengkap diberi skor 1.


melakukan cek mendetail.
Hal ini sangat fatal dan perlu penanganan khusus,
apalagi ketika mobil sedang melaju di kecepatan
tinggi.
Cara Mengatasi :
melakukan bubut atau mengganti piringan cakram
dengan yang baru.
3 Transmisi Pada dasarnya, transmisi pada posisi P diperuntukkan
pada saat kendaraan dalam posisi mesin mati, sehingga
pada saat lampu merah, yang paling aman adalah pada
20
saat tuas transmisi pada posisi N, atau netral. Selain
lebih awet, tingkat kemanan pengendara jauh lebih
aman.
4 Transmisi Masalah ini bisa muncul, salah satunya setelah free 25
play pedal kopling terlalu besar. Bisa juga komponen
di dalam persneling ada yang rusak. Penyebab
persneling susah masuk gigi antara lain :
a. Kabel Tuas Persneling Macet
59

b. Bushing Tuas Persneling Rusak


c. Kabel Kopling Mulai Keras
Untuk menghindari persneling mobil susah masuk, ada
beberapa hal yang dapat dilakukan. Seperti yang
disinggung di atas, mulai dari rajin mengganti oli
hingga pengecekan berkala menggunakan alat hidrolik
sangat penting dilakukan.
5 Kaki-kaki Sesuai dengan gejala kerusakan yang dipaparkan,
komponen yang mengalami kerusakan adalah Shock
(Underwheel)
Absorber, cara mengatasinya yaitu :
25
a. Mengganti shockbreaker rusak dengan yang baru
b. Mengganti oli baru
c. Mengganti ban

Total 100
60

Penjelasan :

Bobot digunakan untuk menghasilkan nilai. Jumlah bobot dari semua soal adalah 100
Berdasarkan kedalaman/keluasan materi antar soal, kerumitan/kompleksitas jawaban dan level kognitif dan level kognitif yang
diukur, maka diputuskan :
 Soal nomor 1 diberi bobot 15
 Soal nomor 2 diberi bobot 15
 Soal nomor 3 diberi bobot 20
 Soal nomor 4 diberi bobot 25
 Soal nomor 5 diberi bobot 25
Skor digunakan untuk mempermudah pengkoreksian jawaban peserta didik berdasarkan kriteria penilaian.
Skor Perolehan tiap nomor didapatkan dengan cara :

Jumlah skor yang diperoleh


Skor Perolehan = x Bobot Soal
Jumlah skor maksimum
Contoh :
 Skor Maksimum
Siswa menjawab dengan sangat tepat dan sangat lengkap pada soal nomor 1, siswa mendapat skor 4, dengan bobot soal 15,
4
sehingga : Skor Perolehan = ×15 = 15
4
 Skor Minimum
Siswa menjawab dengan tidak tepat dan tidak lengkap pada soal nomor 1, siswa mendapat skor 1, dengan bobot soal 15,
1
sehingga : Skor Perolehan = ×15 = 3,75
4
61
LAMPIRAN 2

UJI COBA INSTRUMEN PENELITIAN ANGKET


Lampiran 2.1 Tabulasi Data Uji Instrumen Metode Problem Solving (X)
Lampiran 2.2 Distribusi Nilai rtabel Signifikansi 5% dan 1%
Lampiran 2.3 Hasil Uji Validitas Instrumen Metode Problem Solving (SPSS 24)

Correlations
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X18 X19 X20 X21 X22 X23 X24 X25 JUMLAH
X1 Pearson 1 -0,130 0,275 0,101 0,206 0,130 0,335 0,233 0,287 -0,033 0,045 .579 ** 0,371 0,286 -0,160 .484 * -0,130 0,094 0,412 -0,082 0,096 -0,019 0,295 0,326 0,394 .479*
Correlatio
n
Sig. (2- 0,584 0,240 0,672 0,384 0,584 0,148 0,323 0,220 0,891 0,852 0,007 0,107 0,222 0,501 0,030 0,584 0,695 0,071 0,730 0,687 0,938 0,207 0,160 0,086 0,033
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
X2 Pearson -0,130 1 0,170 -0,065 0,000 0,167 0,419 0,000 0,293 0,349 0,356 -0,140 0,254 0,304 -0,306 0,000 0,333 .498 * 0,105 .527 * 0,136 0,119 0,070 0,357 0,214 .472*
Correlatio
n
Sig. (2- 0,584 0,473 0,787 1,000 0,482 0,066 1,000 0,209 0,131 0,123 0,557 0,279 0,192 0,189 1,000 0,151 0,025 0,658 0,017 0,566 0,618 0,770 0,122 0,365 0,036
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
X3 Pearson 0,275 0,170 1 0,088 -0,189 -0,113 .520 * 0,263 0,175 0,157 0,126 0,128 0,127 -0,021 -0,417 .476 * 0,000 0,366 0,251 0,323 0,144 0,089 0,442 0,142 0,193 .459*
Correlatio
n
Sig. (2- 0,240 0,473 0,713 0,425 0,634 0,019 0,262 0,461 0,509 0,596 0,590 0,594 0,931 0,068 0,034 1,000 0,112 0,286 0,165 0,545 0,709 0,051 0,551 0,415 0,042
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
X4 Pearson 0,101 -0,065 0,088 1 .566 ** 0,387 0,072 .646 ** 0,114 0,216 0,331 0,108 0,131 0,236 -0,316 .521 * 0,258 0,000 0,327 0,327 0,317 -0,184 0,216 0,185 0,166 .497*
Correlatio
n
Sig. (2- 0,672 0,787 0,713 0,009 0,092 0,762 0,002 0,633 0,360 0,154 0,650 0,581 0,317 0,174 0,018 0,272 1,000 0,160 0,160 0,173 0,437 0,360 0,436 0,485 0,026
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
X5 Pearson 0,206 0,000 -0,189 .566 ** 1 .585 ** -0,114 .470 * 0,193 0,208 0,175 0,404 0,119 .587 ** 0,000 0,189 0,146 0,105 0,277 0,092 0,347 -0,229 0,208 .470 * 0,347 .505*
Correlatio
n
Sig. (2- 0,384 1,000 0,425 0,009 0,007 0,631 0,036 0,415 0,378 0,460 0,077 0,617 0,006 1,000 0,425 0,539 0,660 0,236 0,698 0,134 0,331 0,378 0,036 0,134 0,023
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
X6 Pearson 0,130 0,167 -0,113 0,387 .585 ** 1 0,280 0,238 0,000 0,419 0,428 0,279 0,170 .609 ** -0,204 0,404 0,000 0,000 0,000 0,211 0,136 0,000 0,000 0,357 .642 **
.532*
Correlatio
n
Sig. (2- 0,584 0,482 0,634 0,092 0,007 0,233 0,312 1,000 0,066 0,060 0,233 0,475 0,004 0,388 0,077 1,000 1,000 1,000 0,372 0,566 1,000 1,000 0,122 0,002 0,016
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
66

X7 Pearson 0,335 0,419 .520* 0,072 -0,114 0,280 1 0,200 0,000 0,343 0,223 0,125 -0,133 0,238 -.456* 0,391 -0,093 0,356 0,000 .471* 0,061 0,372 0,031 0,266 0,383 .522*
Correlatio
n
Sig. (2- 0,148 0,066 0,019 0,762 0,631 0,233 0,399 1,000 0,138 0,344 0,600 0,577 0,312 0,043 0,088 0,696 0,123 1,000 0,036 0,798 0,106 0,896 0,256 0,096 0,018
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
X8 Pearson 0,233 0,000 0,263 .646 **
.470 * 0,238 0,200 1 0,131 0,075 0,255 0,125 -0,061 0,326 -0,438 0,289 0,119 0,356 .640 ** 0,414 0,317 0,212 0,075 -0,064 0,287 .515*
Correlatio
n
Sig. (2- 0,323 1,000 0,262 0,002 0,036 0,312 0,399 0,582 0,754 0,279 0,600 0,800 0,160 0,054 0,217 0,617 0,124 0,002 0,069 0,173 0,369 0,754 0,789 0,220 0,020
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
X9 Pearson 0,287 0,293 0,175 0,114 0,193 0,000 0,000 0,131 1 -0,092 0,188 .584 **
.522 * 0,134 0,000 0,118 -0,147 0,088 0,139 0,046 0,210 0,157 .768 **
.603 ** -0,071 .474*
Correlatio
n
Sig. (2- 0,220 0,209 0,461 0,633 0,415 1,000 1,000 0,582 0,699 0,427 0,007 0,018 0,574 1,000 0,619 0,537 0,713 0,559 0,846 0,374 0,509 0,000 0,005 0,767 0,035
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
X10 Pearson -0,033 0,349 0,157 0,216 0,208 0,419 0,343 0,075 -0,092 1 0,131 0,170 0,099 0,331 0,000 0,158 0,140 0,150 -0,132 .486 * 0,440 -0,030 -0,053 0,125 .498 *
.465*
Correlatio
n
Sig. (2- 0,891 0,131 0,509 0,360 0,378 0,066 0,138 0,754 0,699 0,581 0,475 0,677 0,154 1,000 0,506 0,557 0,527 0,578 0,030 0,052 0,901 0,826 0,600 0,026 0,039
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
X11 Pearson 0,045 0,356 0,126 0,331 0,175 0,428 0,223 0,255 0,188 0,131 1 -0,012 0,348 0,416 -0,175 0,322 0,428 0,307 0,271 .451 * 0,082 0,346 0,131 0,357 0,375 .578**
Correlatio
n
Sig. (2- 0,852 0,123 0,596 0,154 0,460 0,060 0,344 0,279 0,427 0,581 0,960 0,133 0,068 0,462 0,166 0,060 0,188 0,249 0,046 0,732 0,136 0,581 0,123 0,103 0,008
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
X12 Pearson .579 ** -0,140 0,128 0,108 0,404 0,279 0,125 0,125 .584 ** 0,170 -0,012 1 .469 * 0,433 0,171 0,293 -.558 * 0,017 0,132 -0,132 .474 * 0,030 .637 **
.474 * 0,220 .508*
Correlatio
n
Sig. (2- 0,007 0,557 0,590 0,650 0,077 0,233 0,600 0,600 0,007 0,475 0,960 0,037 0,056 0,471 0,210 0,010 0,944 0,578 0,578 0,035 0,901 0,003 0,035 0,352 0,022
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
67

X13 Pearson 0,371 0,254 0,127 0,131 0,119 0,170 -0,133 -0,061 .522* 0,099 0,348 .469* 1 0,371 0,000 .493* 0,000 0,122 0,322 0,107 0,264 -0,266 .525* 0,303 0,185 .487*
Correlatio
n
Sig. (2- 0,107 0,279 0,594 0,581 0,617 0,475 0,577 0,800 0,018 0,677 0,133 0,037 0,107 1,000 0,027 1,000 0,610 0,167 0,653 0,261 0,257 0,017 0,194 0,435 0,029
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
X14 Pearson 0,286 0,304 -0,021 0,236 .587 **
.609 ** 0,238 0,326 0,134 0,331 0,416 0,433 0,371 1 -0,373 0,344 0,000 .509 * 0,192 0,192 0,274 0,043 0,076 0,326 .449 *
.605**
Correlatio
n
Sig. (2- 0,222 0,192 0,931 0,317 0,006 0,004 0,312 0,160 0,574 0,154 0,068 0,056 0,107 0,106 0,137 1,000 0,022 0,416 0,416 0,242 0,856 0,749 0,160 0,047 0,005
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
X15 Pearson -0,160 -0,306 -0,417 -0,316 0,000 -0,204 -.456 * -0,438 0,000 0,000 -0,175 0,171 0,000 -0,373 1 -.495 * -0,204 -.488 * -0,258 -0,258 0,167 0,000 0,000 0,000 -0,131 -0,326
Correlatio
n
Sig. (2- 0,501 0,189 0,068 0,174 1,000 0,388 0,043 0,054 1,000 1,000 0,462 0,471 1,000 0,106 0,027 0,388 0,029 0,272 0,272 0,481 1,000 1,000 1,000 0,582 0,161
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
X16 Pearson .484 * 0,000 .476 *
.521 * 0,189 0,404 0,391 0,289 0,118 0,158 0,322 0,293 .493 * 0,344 -.495 * 1 0,000 0,193 0,341 0,341 0,088 -0,230 0,383 0,192 0,380 .598**
Correlatio
n
Sig. (2- 0,030 1,000 0,034 0,018 0,425 0,077 0,088 0,217 0,619 0,506 0,166 0,210 0,027 0,137 0,027 1,000 0,415 0,142 0,142 0,712 0,329 0,095 0,417 0,098 0,005
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
X17 Pearson -0,130 0,333 0,000 0,258 0,146 0,000 -0,093 0,119 -0,147 0,140 0,428 -.558 * 0,000 0,000 -0,204 0,000 1 0,199 0,211 0,422 -0,273 -0,238 -0,279 0,119 0,000 0,121
Correlatio
n
Sig. (2- 0,584 0,151 1,000 0,272 0,539 1,000 0,696 0,617 0,537 0,557 0,060 0,010 1,000 1,000 0,388 1,000 0,400 0,372 0,064 0,244 0,313 0,233 0,617 1,000 0,611
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
X18 Pearson 0,094 .498 * 0,366 0,000 0,105 0,000 0,356 0,356 0,088 0,150 0,307 0,017 0,122 .509 *
-.488 * 0,193 0,199 1 0,378 0,378 0,212 0,085 0,150 0,214 0,115 .466*
Correlatio
n
Sig. (2- 0,695 0,025 0,112 1,000 0,660 1,000 0,123 0,124 0,713 0,527 0,188 0,944 0,610 0,022 0,029 0,415 0,400 0,100 0,100 0,369 0,721 0,527 0,366 0,629 0,039
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
68

X19 Pearson 0,412 0,105 0,251 0,327 0,277 0,000 0,000 .640** 0,139 -0,132 0,271 0,132 0,322 0,192 -0,258 0,341 0,211 0,378 1 0,333 0,302 -0,075 0,221 -0,038 0,305 .467*
Correlatio
n
Sig. (2- 0,071 0,658 0,286 0,160 0,236 1,000 1,000 0,002 0,559 0,578 0,249 0,578 0,167 0,416 0,272 0,142 0,372 0,100 0,151 0,196 0,753 0,350 0,875 0,192 0,038
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
X20 Pearson -0,082 .527 * 0,323 0,327 0,092 0,211 .471 * 0,414 0,046 .486 *
.451 * -0,132 0,107 0,192 -0,258 0,341 0,422 0,378 0,333 1 0,043 0,075 -0,044 0,038 0,237 .528*
Correlatio
n
Sig. (2- 0,730 0,017 0,165 0,160 0,698 0,372 0,036 0,069 0,846 0,030 0,046 0,578 0,653 0,416 0,272 0,142 0,064 0,100 0,151 0,857 0,753 0,853 0,875 0,315 0,017
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
X21 Pearson 0,096 0,136 0,144 0,317 0,347 0,136 0,061 0,317 0,210 0,440 0,082 .474 * 0,264 0,274 0,167 0,088 -0,273 0,212 0,302 0,043 1 0,185 0,440 0,171 0,425 .518*
Correlatio
n
Sig. (2- 0,687 0,566 0,545 0,173 0,134 0,566 0,798 0,173 0,374 0,052 0,732 0,035 0,261 0,242 0,481 0,712 0,244 0,369 0,196 0,857 0,435 0,052 0,472 0,062 0,019
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
X22 Pearson -0,019 0,119 0,089 -0,184 -0,229 0,000 0,372 0,212 0,157 -0,030 0,346 0,030 -0,266 0,043 0,000 -0,230 -0,238 0,085 -0,075 0,075 0,185 1 -0,030 -0,042 0,282 0,143
Correlatio
n
Sig. (2- 0,938 0,618 0,709 0,437 0,331 1,000 0,106 0,369 0,509 0,901 0,136 0,901 0,257 0,856 1,000 0,329 0,313 0,721 0,753 0,753 0,435 0,901 0,859 0,228 0,547
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
X23 Pearson 0,295 0,070 0,442 0,216 0,208 0,000 0,031 0,075 .768 ** -0,053 0,131 .637 **
.525 * 0,076 0,000 0,383 -0,279 0,150 0,221 -0,044 0,440 -0,030 1 .624 ** 0,049 .526*
Correlatio
n
Sig. (2- 0,207 0,770 0,051 0,360 0,378 1,000 0,896 0,754 0,000 0,826 0,581 0,003 0,017 0,749 1,000 0,095 0,233 0,527 0,350 0,853 0,052 0,901 0,003 0,836 0,017
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
X24 Pearson 0,326 0,357 0,142 0,185 .470 * 0,357 0,266 -0,064 .603 ** 0,125 0,357 .474 * 0,303 0,326 0,000 0,192 0,119 0,214 -0,038 0,038 0,171 -0,042 .624 ** 1 0,172 .601**
Correlatio
n
Sig. (2- 0,160 0,122 0,551 0,436 0,036 0,122 0,256 0,789 0,005 0,600 0,123 0,035 0,194 0,160 1,000 0,417 0,617 0,366 0,875 0,875 0,472 0,859 0,003 0,468 0,005
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
69

X25 Pearson 0,394 0,214 0,193 0,166 0,347 .642** 0,383 0,287 -0,071 .498* 0,375 0,220 0,185 .449* -0,131 0,380 0,000 0,115 0,305 0,237 0,425 0,282 0,049 0,172 1 .629**
Correlatio
n
Sig. (2- 0,086 0,365 0,415 0,485 0,134 0,002 0,096 0,220 0,767 0,026 0,103 0,352 0,435 0,047 0,582 0,098 1,000 0,629 0,192 0,315 0,062 0,228 0,836 0,468 0,003
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
JUMLAH Pearson .479* .472* .459* .497* .505* .532* .522* .515* .474* .465* .578** .508* .487* .605** -0,326 .598** 0,121 .466* .467* .528* .518* 0,143 .526* .601** .629** 1
Correlatio
n
Sig. (2- 0,033 0,036 0,042 0,026 0,023 0,016 0,018 0,020 0,035 0,039 0,008 0,022 0,029 0,005 0,161 0,005 0,611 0,039 0,038 0,017 0,019 0,547 0,017 0,005 0,003
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Lampiran 2.4 Uji Reliabilitas Instrumen Metode Problem Solving (SPSS 24)

Case Processing Summary

N %
Cases Valid 20 100.0

Excludeda 0 .0

Total 20 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items


.841 25

Item-Total Statistics
Scale Corrected Cronbach's
Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted
X1 70.40 55.095 .403 .834
X2 70.30 52.958 .347 .840
X3 70.75 54.724 .368 .836
X4 70.30 54.853 .421 .833
X5 70.40 55.305 .440 .833
X6 70.30 55.589 .477 .832
X7 70.50 52.789 .418 .835
X8 70.05 54.261 .434 .833
X9 70.55 55.629 .406 .834
X10 70.45 55.524 .393 .835
X11 70.60 54.463 .517 .830
71

X12 70.15 55.082 .439 .833


X13 70.40 56.042 .430 .834
X14 70.20 57.116 .579 .834
X15 70.30 62.432 -.377 .854
X16 70.50 53.947 .535 .829
X17 70.30 59.168 .049 .845
X18 70.00 56.737 .416 .835
X19 70.55 56.892 .420 .835
X20 70.05 56.471 .485 .833
X21 70.35 54.871 .449 .832
X22 70.35 59.187 .093 .842
X23 70.45 54.892 .459 .832
X24 70.55 53.208 .530 .829
X25 70.45 52.155 .553 .827
LAMPIRAN 3

DATA HASIL PENELITIAN


Lampiran 3.1. Tabulasi Data Kuesioner Metode Problem Solving SMK Negeri 5 Makassar
74

Lampiran 3.2. Tabulasi Data Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMK Negeri 5 Makassar
Lampiran 3.3 Hasil Analisis Deskriptif Data Metode Problem Solving (X) dan

Kemampuan Berpikir Kritis Siswa (Y)

Frekuensi

Statistics

Metode Problem Kemampuan


Solving Berpikir Kritis
N Valid 30 30
Missing 0 0
Mean 73.43 78.87
Std. Error of Mean 1.724 1.712
Median 76.00 81.00
Mode 78 72
Std. Deviation 9.442 9.376
Variance 89.151 87.913
Range 52 48
Minimum 36 47
Maximum 88 95
Sum 2203 2366
76

Frekuensi Tabel X

Metode Problem Solving

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 36 1 3.3 3.3 3.3
62 1 3.3 3.3 6.7
63 1 3.3 3.3 10.0
67 1 3.3 3.3 13.3
68 3 10.0 10.0 23.3
70 3 10.0 10.0 33.3
72 3 10.0 10.0 43.3
74 1 3.3 3.3 46.7
76 4 13.3 13.3 60.0
78 5 16.7 16.7 76.7
80 4 13.3 13.3 90.0
82 1 3.3 3.3 93.3
87 1 3.3 3.3 96.7
88 1 3.3 3.3 100.0
Total 30 100.0 100.0

Frekuensi Tabel Y
77

Kemampuan Berpikir Kritis


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 47 1 3.3 3.3 3.3
66 1 3.3 3.3 6.7
71 3 10.0 10.0 16.7
78

72 4 13.3 13.3 30.0


75 2 6.7 6.7 36.7
76 1 3.3 3.3 40.0
77 2 6.7 6.7 46.7
80 1 3.3 3.3 50.0
82 2 6.7 6.7 56.7
83 2 6.7 6.7 63.3
85 2 6.7 6.7 70.0
86 3 10.0 10.0 80.0
87 3 10.0 10.0 90.0
88 1 3.3 3.3 93.3
90 1 3.3 3.3 96.7
95 1 3.3 3.3 100.0
Total 30 100.0 100.0

Hasil Uji Korelasi

Correlations
Metode Kemampuan
Problem Berpikir
Solving Kritis
Kendall's Metode Problem Correlation 1.000 .777**
tau_b Solving Coefficient
79

Sig. (2-tailed) . .000


N 30 30
Kemampuan Correlation .777** 1.000
Berpikir Kritis Coefficient
Sig. (2-tailed) .000 .
N 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
LAMPIRAN 4

DOKUMENTASI
81

Lampiran 4.1 Uji Validitas Angket


82

Lampiran 4.2 Pengisian Instrumen Penelitian


83

LAMPIRAN 5

PERSURATAN

Anda mungkin juga menyukai