Anda di halaman 1dari 2

Proses kembalinya Indonesia sebagai

Negara kesatuan dan pemilu

Pada 27 Desember 1949 Belanda secara resmi mengakui kedaulatan Republik


Indonesia Serikat (RIS) Indonesia menerima negara RIS dalam kesepakatan
KMB hanya sebagai taktik perjuangan. Hal ini disebabkan apabila tidak mau
menerima negara RIS,Belanda akan memperlambat atau sama sekali tidak akan
mengakui kedaulatan negara Indonesia.

Sejak RIS berdiri, rakyat di negara-negara bagian dan satuan kenegaraan


berbeda pandangan mengenai prinsip-prinsip negara RIS. Sebagian masyarakat
tidak mendukung terbentuknya RIS yang kemudian dikenal sebagai kelompok
unitaris dan sebagian lagi mendukung terbentuknya negara federal RIS yang
disebut kelompok federalis.

Semenjak Belanda tidak berkuasa lagi di Indonesia, rakyat di Negara-negara


bagian menyadari bahwa negaranya adalah bentukan Belanda dan bukan
keinginan dari rakyat Negara-negara bagian, maka rakyat di negara-negara
bagian berusaha untuk kembali ke negara kesatuan.

 pada 8 Maret 1950 Pemerintah RIS di Jakarta mengeluarkan Undang-undang


Darurat No. 11 Tahun 1950 tentang Tata cara Perubahan Susunan Kenegaraan
RIS. Dengan merujuk kepada undang-undang ini, berturut-turut negara-negara
bagian dan satuan kenegaraan menggabungkan diri dengan RI di Jogjakarta.
Sampai 5 April 1950 negara RIS hanya tinggal tiga Negara bagian, yaitu
Republik Indonesia (RI), Negara Sumatra Timur (NST), dan Negara Indonesia
Timur (NIT).
Pada 19 Mei 1950 dilangsungkan perundingan antara Pemerintah RIS yang diwakili
Moh. Hatta (dengan mandat NST dan NIT) dan Pemerintah RI yang diwakili Wakil
Perdana Menteri Abdul Halim. Kedua pemerintahan mengeluarkan kesepakatan
bersama yang tertuang dalam piagam persetujuan yaitu

 RIS dan RI sepakat membentuk Negara kesatuan berdasarkan Proklamasi


Kemerdekaan 17 Agustus 1945 dan membentuk panitia bersama yang bertugas
menyusun undang-undang dasar negara kesatuan.

Pada 14 Agustus 1950 Parlemen RI dan Senat RIS mengesahkan Rancangan UUD
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang terkenal dengan Undang -Undang
Dasar Sementara Tahun 1950 (UUDS 1950).UUDS 1950 merupakan konstitusi ketiga
selama bangsa Indonesia merdeka. Sehari kemudian, Presiden RIS, Ir. Soekarno
membacakan piagam terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan
dinyatakan mulai berlaku sejak 17 Agustus 1950. Pada hari itu juga Soekarno
terbang ke Jogjakarta untuk menerima kembali jabatan presiden Rl yang
sebelumnya dipangku oleh Mr. Asaat. Dengan demikian, sejak 17 Agustus 1950
negara RIS bubar dan terwujud kembali Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Nama=Rafi Pranaya Aristo


Tugas=IPS(merangkum)
Judul Rangkuman=Proses kembalinya Indonesia sebagai Nergara kesatuan dan
pemilu.

Anda mungkin juga menyukai