Anda di halaman 1dari 2

Perjuangan yang Tak Ternilai

Oleh Siti Halimatus Saadah


Aku terlahir dari keluarga sederhana dari 3 bersaudara. Orangtuaku adalah
seorang pedagang. Orangtuaku adalah sesosok malaikat tanpa sayap, yang sangat
menyanyangi anak-anaknya. Demi mewujudkan impian anaknya, ayah dan ibuku
setiap hari berdagang sayuran. Orangtuaku berangkat berdagang pukul 03.00 dini
hari, ketika semua orang terlelap tidur, tapi mereka sudah bangun untuk mencari
nafkah demi anaknya. Walaupun rintik hujan deras orangtuaku tetap semangat
untuk menncari uang, betapa besar perjuangan kedua orangtuaku selama ini.
Hingga suatu hari, tepatnya pada tahun 2007 dan aku masih kelas 4 sd saat itu ,
kakak laki-laki ku bercita-cita untuk menjadi seorang polisi. Untuk mewujudkan
impian kakak ku, orangtua ku bekerja keras agar kakak ku bisa lolos menjadi
seorang polisi. Apapun, orangtuaku lakukan untuk kakak ku hingga menjual 2
pintu kontrakan untuk mewujudkan impian kakak ku pada saat itu. Namun, usaha
kedua orangtuaku gagal dan impian kakak tak terwujud karena kakak ku tak lolos
menjadi seorang polisi, hingga 3 kali mencoba namun tetap gagal. Kakak ku
begitu sedih dan berputus asa karena impiannya tak terwujud , orangtuaku pun
ikut bersedih dan aku pun ikut menangis pada saat itu. Tetapi, orangtuaku tetap
memotivasi kakak ku agar tidak menyerah karena impiannya tak terwujud, hingga
akhirnya kakak ku magang di kecamatan terpencil di kabupaten tangerang. Kakak
ku magang di kecamatan tersebut, dan hanya di bayar 10 ribu/hari. Kakak teramat
sedih karena masih merepotkan orangtuaku dan hanya memiliki penghasilan yang
sangat rendah. Tapi, orangtua memotivasi kakak ku untuk bersabar karena nanti
pasti ada jalan yang indah. Kakak ku pun terus bersabar, hingga suatu hari kakak
ku bertemu seorang camat yang sangat baik, dan menganggap kakak ku seperti
anaknya sendiri. Kakak ku di ajak oleh camat tersebut untuk tinggal di rumahnya,
sampai-sampai ketika camat tersebut di mutasi ke daerah yang lebih baik, kakak
ku pun di ajak oleh nya. Disitulah awal keberhasilan dari kesabaran yang manis,
kakak ku bertemu dengan seorang wanita yang ia idamkan dan ia pun menikah.
Kakak ku pun mengalami puncak kejayaan, kini apa yang ia inginkan bisa
terwujud. Kakak ku dapat membeli mobil mewah dan sebagainya. Namun, aku
sedih karena kakak ku jarang berkunjung ke rumah. Dan ibu ku kadang menangis,
ayah ku pun kadang kesal karena seperti tak dianggap sebagai orangtuanya lagi.
Kakak ku sering pergi untuk berziarah namun, ayah dan ibunya jarang di kunjungi
, aku sedih akan sikap kakak ku yang seperti ini, kakak ku tidak tahu bagaimana
perjuangan ayah dan ibu. Ketika ayahku sakit, aku mengantar ibuku untuk
berjualan padahal aku tidur pukul 01.00 malam saat itu. Di situ aku tau betapa
sesaknya udara malam, dan teramat dingin menusuk tulang. Aku merasakan apa
yang di alami orangtuaku selama ini. Bekerja keras demi anak-anakya, tanpa
merasa lelah dan letih. Walau hujan rintik dan hari begitu dingin orangtua ku tetap
semangat. Sampai kini aku masuk universitas orangtuaku tetap semangat berjuang
untuk mewujudkan impianku, walau umur ayah dan ibuku kini mulai tua.
Sekarang aku sangat mengerti akan perjuangan orangtuaku. Begitu tulus
perjuangan dari orangtua yang ingin mewujudkan impian anaknya. Semua
orangtua pasti ingin anak-anaknya menjadi yang berguna dan hidup bahagia. Aku
dulu adalah gadis yang manja, namun kini aku mengerti apa arti dari perjuangan.
Aku sadar aku bukan berasal dari keluarga yang kaya raya, tapi aku bahagia dan
bangga memiliki kedua orangtua yang sangat semangat demi anak-anaknya. Aku
hanya berharap suatu hari nanti aku tidak melupakan akan jasa dan perjuangan
orangtua ku selama ini dan aku bisa mencontoh akan perjuangan mereka yang tak
pernah letih demi anak-anaknya. Ayah ibu engkau adalah malaikat tanpa sayap di
dunia ini yang selalu menjagaku, melindungiku, dan menyayangi. Sampai
kapanpun aku tidak bisa membayar semua jasamu selama ini. Namun, aku
berusaha menjadi putrimu yang baik dan tetap menjaga hatimu agar tidak tersakiti
dengan sikapku. Ayah Ibu tetaplah bersamaku sampai aku lulus sarjana dan bisa
membanggakan kalian, maafkan aku jika aku selama ini berbuat salah dengan
kalian , apakah itu ucapanku atau perbuatanku yang menyakitimu. Akupun
berharap kakak ku mengerti apa yang ayah dan ibu rasakan, mereka hanya ingin
anaknya tidak melupakannya, tetaplah mengunjunginya ka selagi mereka masih
ada, jangan sampai menyesal suatu hari nanti. Bahagiakan mereka yang tulus
berjuang hingga engkau bisa seperti sekarang ini. Ayah dan ibu adalah sesosok
malaikat tak bersayap yang kita miliki saat ini.

Anda mungkin juga menyukai