Perjalanan Nurani Dan Hati Putih DR
Perjalanan Nurani Dan Hati Putih DR
Zul
Perjalanan kami selama tujuh jam, sepanjang 7 Kilo Meter, di Desa Marente,
Dusun Matemega, Kecamatan Alas Kabupaten Sunbawa Barat, belum ada apa-
apanya dibandingkan dengan masyarakat yang hampir setiap hari melalui jalan
itu”–Dr. Zulkieflimansyah (Gubernur NTB) .
Peranan oligarki itu telah diakui negara, melalui Menkopolhukam. Merujuk data
KPK Menkopolhukam mengeluarkan pernyataan sikap, 72 persen pilkada
didanai cukong.
Oligarki telah membuat migrasi KKN dari Pemerintah Pusat ke Daerah dengan
mendompleng otonomi daerah. Migrasi KKN itu tidak membuat pusat lepas
dari korupsi. Melainkan membuat KKN diserentakkan, mengikuti logika
Pilkada Serentak. Data KPK membebekan: KKN masih tinggi kualitas dan
kuantitasnya di Pemerintah Pusat. Sedang para pimpinan kepala daerah sudah
banyak sekali yang mengenakan baju orange.
Barangkali cahaya diujung terowongan ini yang menjaga nalar, nafas, perasaan
Dr. Zul dalam melayani rakyat. “Bercengkerama dan berhibungan intim dalam
bhatin rakyatnya.” Tanpa beban oligarki. Tanpa bermaksud melebaikan dan
memberikan pujian buta peta, Dr. Zul salah satu pemimpin negeri ini yang
memiliki hati putih. Hati yang jernih dan sensitif terhadap masalah-masalah
yang sedang berkabut didaerah ini.
“Industrialisasi kemiri,” begitu salah satu pikiran besar dari sisi lain kunker di
Kecamatan Donggo. Itulah buah strategi Dr. Zul membawa puluhan OPD itu.
Kepala Dinas Perindustrian yang menyerap aspirasi dan tidur bersama dirumah
rakyat setidak-tidaknya mengobati
lima tahun bima ramah, yang bukan saja abai melainkan tidak punya pikiran
semacam itu.
Kunker itu masih membekas dalam nalar dan perasaan masyarakat Donggo dan
Soromandi.
Senin, 26 Oktober 2020 Dr. Zul mengunjungi Desa Rarak Ronges, Kecamatan
Brang Rea Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) dan Desa Marente, Kecamatan
Alas Kabupaten Sumbawa. Dr. Zul dan rombongan itu menempuh perjalanan
darat. Ditengah-tengah perjalananan ada ‘kenaehan’ saat berada dibadan kapal
verry. Dr. Zul tidak menempati ruangan VIP hanya karena ruang itu di isi ibu-
ibu dan anaknya. Beliau bahkan tidak terlihat sebagai ‘Gubernur’ dikala duduk
bersama para penumpang lainnya. Padahal Gubernur, orang terpenting di NTB
ini.
Masyarakat diatas awan itu episode pelik kehidupan mayarakat yang teralienasi
(terasingkan) dari pembangunan. Bagaimana kita bayangkan, ada kehidupan
manusia, yang tidak tersentuh infrastruktur dasar pembangunan setelah 75 tahun
republik ini merdeka?
Beruntungnya, rombongan Dr. Zul bisa menyerap langsung aspirasi rakyat dari
rakyatnya langsung. Puluhan aspirasi masyarakat yang salah satunya, tentang
listrik akan diupayakan maksimal, menyala 24 Jam tahun 2021. Bagaimana
dengan infrastruktur dasar lainya, dinegeri yang kaya sumber daya alam itu?
Tentu kita harapkan dituntaskan. Bukan saja disana, tapi diseluruh NTB.
Infrastruktur dasar harus terlayani dengan baik. Sebaik-baiknya.