PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
3.1 Pendahuluan
PJU yang efisien energi diawali dari perencanaan dan desain dari sistem
PJU itu sendiri. Jika rencana dan desain awal PJU gagal menghasilkan desain
yang efisien energi, maka bisa dipastikan bahwa PJU yang tidak efisien energi
yang akan diperoleh jika rencana tersebut direalisasikan. Sebelum melangkah
pada desain teknis, perencanaan harus dimulai dari analisa kebutuhan. Salah satu
prinsip dari efisiensi adalah alokasikan sumber daya yang terbatas hanya
Kemerataan pencahayaan
Arah dan petunjuk yang jelas bagi pengguna jalan dan pejalan
kaki
Gambar 3.2
Penempatan Lampu Pju di kanan dan Kiri Jalan Secara Berseling Jalan Dua Arah
Gambar 3.4
A. Tiang Lampu
Gambar 3.6
Tipikal Tiang Lampu Lengan Tunggal
Gambar3.7
Tipikal Tiang Lampu Lengan Ganda
Untuk mengetahui nilai-nilai hambatan jenis tanah yang akurat harus dilakukan
pengukuran secara langsung pada lokasi yang digunakan untuk system pentanahan
karena struktur tanah yang sesungguhnya tidak sesederhana yang diperkirakan,
untuk setiap lokasi yang berbeda mempunyai hambatan jenis tanah yang tidak
sama (Hutauruk, 1991)
b. Menyediakan jalur bagi aliran arus yang dapat memberikan deteksi terjadinya
hubungan yang tidak dikehendaki antara konduktor system dan bumi. Deteksi ini
akan mengakibatkan beroperasinya peralatan otomatis yang memutuskan suplai
tegangan dari konduktor tersebut.
Biasanya dibuat dari tembaga atau baja berikat tembaga, konduktor elektroda
grounding harus cukup besar untuk menahan arus gangguan maksimum yang
tersedia selama waktu pembersihan maksimum.
2. Koneksi Grounding
3. Elektroda Grounding
Elektroda ‘Natural’ adalah intrinsik untuk fasilitas dan termasuk pipa air
bawah tanah logam, rangka logam bangunan (jika secara efektif di-
ground), dan tulangan pada pondasi beton.
Elektroda ‘Buatan’ dipasang secara khusus untuk meningkatkan kinerja sistem
tanah dan termasuk jerat kawat, pelat logam, konduktor tembaga yang
terkubur dan batang atau pipa yang digerakkan ke tanah. Batang tanah
adalah elektroda yang paling banyak digunakan.
Jumlah permukaan tongkat grounding atau arde (ground rod) dan penggantian
tongkat adalah faktor pengendali. Penggandaan diameter mengurangi resistensi
hanya 10% dan tidak hemat biaya.
5. Tanah
Sistem grounding akan membawa arus yang sedikit atau tidak ada untuk jangka
waktu yang lama sampai terjadi gangguan atau sambaran petir atau transien lainnya
Pertama tama kita Periksa kondisi kabel grounding BC yang akan diukur. Bila
kotor bersihkan dahulu permukaan kabel tersebut dengan lap bersih / kertas
amplas, agar jepitan kabel probe dapat menyentuh langsung bagian permukaan
tembaga yang sudah bersih dan untuk mencegah terjadinya kesalahan pembacaan
pada alat ukur.
Periksa kondisi dan perlengkapan penunjang alat ukur digital earth resistance
digital.
Earth Tester mempunyai tiga kabel diantaranya adalah kebel merah, kuning dan
hijau.
Silahkan hubungkan kabel ke Earth Tester dengan warna yang sudah di tentukan
pada alat ukur.
Hubungkan kabel merah setra kuning ke tanah dengan masing-masing jarak kurag
lebih 5-10 meter dari pentanahan atau grounding.
Hubungkan juga kabel hijau ke grounding yang sudah terpasang.
Lakukan pengukuran grounding (tahanan pentanahan) dengan memutar knob alat
ukur pada poisisi 200 ohm atau 2000 ohm tergantung dari kondisi tanah pada area
setempat yang akan diukur.
Kemudian tekan tombol tester untuk mengetahui resistansi grounding biasanya
berwarna kuning/merah dan pada displai alat ukur akan muncul nilai tahanan
pentanahan.
meminimalkan arus listrik melalui material yang bersifat konduktif pada potensial
listrik yang sama.
Adapun syarat – syarat sistem pentanahan yaitu :
Tahanan pentanahan harus memenuhi syarat yang di inginkan untuk suatu
keperluan pemakaian
Elektroda yang ditanam dalam tanah harus :
Dalam system pentanahan semakin kecil nilai tahanan maka semakin baik
terutama untuk pengamanan personal dan peralatan, beberapa patoakan standart
yang telah disepakati adalah bahwa saluran tranmisi substasion harus
direncanakan sedemikian rupa sehingga nilai tahanan pentanahan tidak melebihi
1Ω untuk digunakan pada aplikasi data dan maksimum harga tahanan yang
diijinkan 5Ω pada gedung. Kisi- kisi pentanahan tergantung pada kerja ganda dan
pasak yang terhubung. Dari segi besarnya nilai tahanan bahan yang dipakai pasak
tidak mengurangi besar tahanan pentanahan sistem namun mempunyai fungsi
tersendiri yang penting. Bahannya sendiri mempunyai harga impedansi awal
beberapa kali lebih tinggi daripada harga tahanannya terhadap tanah pada
frekuensi rendah. Bahan pentanahan dimaksudkan untuk mengontrol dalam batas
aman sesuai peralatan yang digunakan, sedangkan pasak adalah batang sederhana,
hal ini penyebab utama jatuhnya tahanan tanah dalam gradient tegangan yang
tinggi pada permukaan pasak. Sebagai akibat dari sifat ini maka pasak harus
ditempatkan didekat atau sekitar bangunan stasion. Dalam saluran tegangan tinggi
(132 kV) tahanan maksimalnya 15 ohm masih dapat ditoleransi dan dalam saluran
distribusi (33-0,4 kV) dipilih tahanan 25 ohm.
1. Elektroda Batang
Elektroda – elektroda ini dapat digunakan secara tunggal maupun multiple dan
juga secara gabungan dari ketiga jenis dalam suatu sistem.
Elektroda batang ini mampu menyalurkan arus discharge petir maupun untuk
pemakaian pentanahan yang lain.
2. Elektroda pita
3. Elektroda Pelat
Elektroda pelat ialah elektroda dari bahan pelat logam (utuh atau berlubang) atau
dari kawat kasa. Pada umumnya elektroda ini ditanam dalam. Elektroda ini
digunakan bila diinginkan tahanan pentanahan yang kecil dan sulit diperoleh
dengan menggunakan jenis-jenis elektroda yang lain.
Keterangan gambar:
= Penghantar fase (setrum)
N= Penghantar netral (nol)
Pengaruh temperatur
Temperatur akan berpengaruh langsung terhadap resistivitas tanah dengan
demikian akan
berpengaruh juga terhadap performa tegangan permukaan tanah. Pada musim
dingin struktur fisik tanah menjadi sangat keras, dan tanah membeku pada
kedalaman tertentu.
Korosi
Komponen sistem pentanahan dipasang di atas dan di bawah permukaan tanah,
keduanya menghadapi karakteristik lingkungan yang berlainan. Bagian yang berada
di atas permukaan tanah, asap dan partikel debu dari proses industri serta partikel
terlarut yang terkadung dalam air hujan akan mengakibatkan korosi pada konduktor.
Bagian di bawah tanah, kondisi tanah basah yang mengandung materi alamiah,
bahan- bahan kimia yang terkontaminasi didalamnya juga dapat mengakibatkan
korosi. Secara umum terdapat dua penyebab terjadinya korosi yaitu:
Masalah lain yang mungkin terjadi adalah sambungan antara logam yang berbeda
seperti tembaga dan aluminium atau tembaga dengan baja dimana sambungannya
tidak dilindungi dan mudah terpengaruh oleh kelembaban resiko terjadinya korosi
sangat tinggi.
Berdasarkan skala pH, kondisi tanah dapat dibedakan menjadi kondisi asam,
basa dan netral. Korosi kimia akan terjadi pada tanah asam ataupun basa.
3 kontaktor magnet.
1 buah MCB 3 fasa.
1 buah motor induksi 3 fasa.
1 thermal overload relay
1 push button off
2 push button on
1 breaker
2 terminal kabel
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Kesan
Kami merasakan suasana kerja yang akrab dan bekerja sama antar karyawan
.
4.3 Saran
Peserta PKL,
DAFTAR PUSTAKA
https://elektro14ung.blogspot.com/2017/11/pentanahan-sistem-tenaga-
listrik.html
http://kingbuster.blogspot.com/2015/09/laporan-praktek-m
https://www.plcdroid.com/2019/03/rangkaian-star-delta.html
https://id.wikibooks.org/wiki/Rekayasa_Lalu_Lintas/Penerangan_jalan
http://infopju.blogspot.com/2015/09/berbagai-jenis-lampu-yang-sering-
digunakan-sebagai-lampu-pju.html
https://www.hexamitra.co.id/penerangan-jalan-umum-tenaga-
surya.php?p=perangkat-komponen-pju-tenaga-su
SMK BRANTAS KARANGKATES
SMK BRANTAS KARANGKATES
SMK BRANTAS KARANGKATES 42
SMK BRANTAS KARANGKATES 43
SMK BRANTAS KARANGKATES 44
SMK BRANTAS KARANGKATES 45
SMK BRANTAS KARANGKATES 46
SMK BRANTAS KARANGKATES 47
PERAKITAN PANEL STAR DELTA