Anda di halaman 1dari 2

Side income bukan creative tetapi survive

Elemen pendidikan secara garis besar meliputi; pendidik, peserta didik dan pendidikan yang
berisikan kurikulum, sarana dan prasana, pembiayaan, serta manajerial. Pendidik adalah orang
yang bertanggung jawab dan mempengaruhi terhadap perkembangan rohani dan jasmani
peserta didik.1 Bagaimana mungkin seseorang mampu memahami sesuatu tanpa ada bantuan
guru dan pendidik. Sementara pengaruh guru dalam pendidikan sangat besar terhadap
keberhasilan dan prestasi belajar siswa. Sebagaimana dalam penelitian Kim “The relationship
between teacher efficacy and students' academic achievement: A meta-analysis” dengan
melakukan meta-analisis mensintesis hasil dari 16 penelitian yang melibatkan 4.130 guru untuk
mengeksplorasi apakah hubungan antara kemanjuran guru dan prestasi akademik siswa
dipengaruhi oleh skala yang digunakan untuk mengukur kemanjuran guru, dan/atau oleh
subfaktor guru. Ternyata memiliki hubungan yang sangat signifikan mengenai prestasi belajar
siswa dengan kemampan guru.2 Maka, memandang pendidikan haruslah secara holistis. Tidak
melihat sebatas hasil, tidak menilai berdasarkan konten saja. Tetapi harus dirunut dari mana
pembicaraan mengenai pendidikan itu dimulai. Bagaimana mungkin berbicara mengenai hasil
jika prosesnya buruk?, bagaimana bisa menilai proses jika pelakunya tidak diperhatikan?,
bagaimana menginginkan produk jika creatornya, workernya tidak diperhatikan? Maka
pembicaraan mengenai pendidikan haruslah berangkat dari bagaimana keadaan pendidiknya.
Mulai dari kompetensi sebagai guru, keadaan pribadinya sebagai tinjauan psikis, serta statusnya
dalam menjalani kehidupan, apakah mapan?, berkecukupan? atau malah mengalami krisis secara
finansial?.

Gaji guru rata-rata di Selandia Baru adalah $53.879 per tahun atau $27,63 per jam. Posisi entry-
level mulai dari $46.668 per tahun, sementara sebagian besar pekerja berpengalaman
menghasilkan hingga $75.081 per tahun atau sekitar 60+ juta perbulan. 3 Mungkin terlihat naif
jika kita membandingkan dengan negara eropa. Tetapi jika dibandingkan dengan negara tetangga
saja gaji guru ditaksir sebesar 2.280 Ringgit Malaysia (RM) atau setara dengan 8+ juta rupiah
perbulannya.4 Sementara di Indonesia sendiri masih ada guru yang mendapatkan gaji 600-800
ribu rupiah perbulan, dan itu pun diberikan selama tiga bulan sekali. 5 Meskipun jika
dibandingkan dengan tenaga pendidik dan guru berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) masih kalah
jauh dibandingkan dengan guru-guru di negara lain.

Berbalik dengan perubahan kurikulum yang terjadi di indonesia sendiri sudah lebih dari 10 kali
terjadinya perubahan kurikulum. Hal ini tentu dapat dijawab dengan argumentasi bahwa
perubahan kurikulum itu diakibatkan adanya perubahan zaman dan kemajuan teknologi serta
informasi. Namun, kita perlu berbicara mengenai isu kesejahteraan guru yang tidak berbanding
lurus serta seiring sejalan dengan revisi kurikulum yang sangat masif dilakukan. Upaya
memasukkan guru dalam pembahasan secara umum mengenai pendidikan di indonesia mulai
ada ketika adanya alokasi Anggaran Pembelanjaan Negara (APBN) dengan menjadikannya
sebagai Spending Mandatory untuk mengalokasikan sebanyak 20 % bagi pendidikan. 6 Itu
belumlah secara eksplisit mengenai kesejahteraan guru di dalamnya. Pembicaraan mengenai
1
Rohmalina wahab, Psikologi Pendidikan, (Palembang: Grafika Telindo Press, 2015), hlm. 143.
2
Kim, Kyung Ryung; Seo, Eun Hee, “The relationship between teacher efficacy and students' academic
achievement: A meta-analysis”, Social Behavior and Personality: an international journal, Volume
46, Number 4, 2018, pp. 529-540(12)
3
https://nz.talent.com/salary?job=teacher diakses Kamis 22 Desember 2022 Pukul 16:47.
4
https://malaysia.indeed.com/career/teacher/salaries diakses Kamis 22 Desember 2022 Pukul 17:47.
5
https://pekanbaru.tribunnews.com/2018/09/10/digaji-rp-400-ribu-hingga-rp-600-ribu-sebulan-guru-honorer-
di-riau-masih-dibayar-dengan-dana-bos diakses Kamis 22 Desember 2022 Pukul 17:50.
guru terakhir tertuang dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
Pasal 1 Nomor 11 dan 12. Setelah itu muncul kembali pembicaraan mengenai isu kesejahteraan
guru, bukan mengenai anggaran dan pendanaan melainkan dalam rancangan tersebut ada upaya
menghilangkan Tunjangan Profesi Guru (TPG). Pada pasal 105 huruf a-h tidak ada pembicaraan
mengenai tunjangan guru yang berarti kemungkinan besar akan dihapuskan. 7

Maka wajar jika profesi sebagai guru bukanlah pekerjaan yang menjanjikan. Tidak dapat
diandalkan untuk menghidupi keluarga. Olehnya akan didapati guru yang mencari penghasilan
sampingan Side Income dengan berdagang, guru professional (private), ojek pengkolan dan ojek
online. Bahkan mungkin bagi mereka, justru menjadi guru itulah sebagai Side Income. Lalu
bagaimana guru akan mencurahkan segala fikiran dan perhatiannya kepada siswa jika mereka
disibukkan dengan penghasilan dan Incomes lain yang lebih menjanjikan?. Jika pembahasan
mengenai keikhlasan pada professi guru terus digaungkan, maka ini terlihat seperti adanya
dikotomi mengenai berbagai macam profesi yang ada. Belum lagi jika kita akan membahas
mengenai serapan tenaga pendidik di sekolah negeri teralihkan ke sekolah swasta yang
berbentuk sekolah terpadu. Mengingat gaji dan upah yang didapat tentu lebih menjanjikan.
Terlihat creative memang ketika seorang guru mampu mendapatkan penghasilan dari kegiatan
lain selain mengajar tetapi jika dibahas secara ilmiah hal ini bisa dipastikan bagaimana guru
mampu survive dan tidak kehilangan idealismenya sebagai pendidik.

6
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pasal 49. No.
1-5
7
https://sisdiknas.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2022/08/2208-Naskah-RUU-Sisdiknas.pdf diakses
Kamis 22 Desember 2022 Pukul 17:52.

Anda mungkin juga menyukai