Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah memberikan rahmat-Nya
sehingga Modul Pengantar Bisnis Perjalanan Wisata untuk mahasiswa/i Program Pendidikan
Vokasi Pariwisata Universitas Indonesia ini dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya.
Modul ini dibuat sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan praktikum Modul
Pengantar Bisnis Perjalanan Wisata, Modul praktikum ini diharapkan dapat membantu
mahasiswa/i dalam mempersiapkan dan melaksanakan praktikum dengan lebih baik, terarah,
dan terencana. Pada setiap topik telah ditetapkan tujuan pelaksanaan praktikum dan semua
kegiatan yang harus dilakukan oleh mahasiswa/i serta teori singkat untuk memperdalam
pemahaman mahasiswa/i mengenai materi yang dibahas.
Penyusun meyakini bahwa dalam pembuatan Modul Pengantar Bisnis Perjalanan Wisata
ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang
membangun guna penyempurnaan modul ini dimasa yang akan datang.
Akhir kata, penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu baik secara langsung maupun tidak langsung.
Depok, 2022
2
DAFTAR ISI
3
Modul 1. Biro Perjalanan Wisata
Petunjuk Pertemuan :
Tahap Kegiatan
Pendahuluan (60 menit) Menjelaskan tujuan pembelajaran dari konsep dasar Biro
Perjalanan Wisata.
Penyajian (90 menit) Mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan setiap
kelompok menjelaskan konsep dasar Biro Perjalanan Wisata.
Penutup (30 menit) 1. Memberikan rangkuman pembelajaran.
2. Melakukan sesi tanya jawab mengenai praktikum.
4
Definisi Biro Perjalanan Wisata
Biro perjalanan adalah kegiatan usaha yang bersifat komersial yang mengatur, dan
menyediakan pelayanan bagi seseorang, sekelompok orang, untuk melakukan perjalanan
dengan tujuan utama berwisata. Biro perjalanan umum adalah, Badan usaha yang
menyelenggarakan kegiatan perjalanan usaha di dalam dan ke luar negeri.
Cabang biro perjalanan umum adalah Salah satu unit Biro Perjalanan Umum, yang
berkududukan sama dengan kantor pusatnya atau diwilayah lain, yang melakukan kegiatan
sama dengan kantor pusatnya.
Agen perjalanan adalah Badan usaha yang menyelenggarakan usaha perjalanan yang
bertindak sebagai perantara dalam menjual atau mengurus jasa untuk melakukan perjalanan.
Perwakilan adalah, Biro perjalanan umum, agen perjalanan, badan usaha lainnya atau
perorangan, yang di tunjuk oleh suatu biro perjalanan umum yang berkedudukan di wilayah
lain untuk melakukan kegiatan yang diwakilkan, baik secara tetap maupun sementara.
Biro Perjalanan Wisata (BPW) dan Asosiasi Perjalanan Wisata (APW) berada dibawah
naungan ASITA (Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies).
Beberapa definisi yang berkaitan dengan BPW adalah sebagai berikut :
1. Nyoman S. Pendit memberikan pengertian bahwa BPW adalah perusahaan yang
memiliki tujuan untuk menyiapkan suatu perjalanan bagi seseorang yang
merencanakan untuk mengadakannya.
2. R. S. Damardjati menjelaskan bahwa BPW adalah perusahaan yang khusus
mengatur dan menyelenggarakan perjalanan dan persinggahan orang – orang
termasuk kelengkapan perjalannannya, dari suatu tempat ke tempat lain, baik di
dalam negri, dari dalam negri, ke luar negri atau dalam negeri itu sendiri.
3. Menurut undang – undang No. 9 Th. 1990 bagian kedua pasal 12, disebutkan
bahwa BPW merupakan usaha penyedia jasa perencanaan dan / atau jasa
pelayanan dan penyelenggaraan wisata.
5
2. Fungsi khususnya.
a. Biro perjalanan sebagai perantara. Dalam kegiatannya ia bertindak atas nama
perusahaan lain dan menjual jasa-jasa perusahaan yang diwakilinya. Karena
itu ia bertindak di antara wisatawan dan industri wisata.
b. Biro perjalanan sebagai badan usaha yang merencanakan dan
menyelenggarakan tour dengan tanggung jawab dan resikonya sendiri.
c. Biro perjalanan sebagai pengorganisasi yaitu dalam menggiatkan usaha ia
aktif menjalin kerjasama dengan perusahaan lain baik dalam dan luar negeri.
Fasilitas yang dimiliki di manfaatkansebagai dagangannya.
Sedangkan tour operator adalah suatu perusahaan yang usaha kegiatannya merencanakan
dan menyelenggarakan perjalanan untuk tujuan pariwisata atas inisiatif dan risiko sendiri
dengan tujuan mengambil keuntungan dari kegiatan tersebut. Tour operator bisa disebut juga
sebagai BPW
6
Pendirian Biro Perjalanan Wisata (BPW)
Sebuah BPW dalam melaksanakan aktifitasnya haruslah memiliki ijin usaha terlebih
dahulu yang dikeluarkan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, dimana tahap – tahap untuk
memperoleh ijin tersebut adalah sebagai berikut :
1. Memiliki badan hukum (PT / Perusahaan Terbatas )
2. Setelah memiliki badan hukum dilanjutkan dengan mengajukan ijin usaha ke
Pemerintah setempat (Dinas Kebudayaan & Pariwisata) dengan melampiri :
a. Copy salinan akte notaries pendirian PT
b. Copy ijin gangguan lingkungan (HO)
c. Copy identitas (KTP) penanggung jawab perusahaan
d. Copy curriculum vitae penanggung jawab perusahaan
e. Surat permohonan ditujukan kepada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
f. Sketsa denah lokasi kantor / perusahaan
g. Sketsa denah ruangan kantor yang akan dipergunakan sebagai tempat usaha
h. Data sarana & prasarana kantor (telpon, fax, website, mobil, dll)
i. Proposal usaha serta pasar yang akan dicapai
j. Bank account
k. NPWPD
3. Setelah itu melakukan pengajuan untuk menjadi anggota ASITA ( Association of
the Indonesian Travel Agencies ) dengan persyaratan sebagai berikut :
a. Surat permohonan menjadi anggota ASITA setempat
b. Melampirkan copy ijin dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
c. Deposit anggota
7
2. Penginapan / Hotel adalah suatu tempat yang digunakan untuk transit (singgah)
maupun untuk tinggal beberapa waktu yang bertujuan untuk memberi kenyamanan
pada sebuah perjalanan wisata. Penginapan dapat kita bedakan menjadi beberapa
bagian menurut klasifikasi bintang, antara lain :
a. Melati / Jasmine (Guest house, Losmen, Wisma )
b. One star hotel
c. Two stars hotel
d. Three stars hotel
e. Four stars hotel
f. Five stars hotel
g. Five stars hotel plus
h. Six stars hotel
i. Seven stars hotel
3. Penyedia Jasa transportasi darat adalah perusahaan maupun perseorangan yang
menyediakan fasilitas kendaraan darat yang dapat disewa dalam beberapa waktu.
Beberapa contoh dari transportasi darat adalah :
a. Kereta api
b. Kendaraan rental (mobil, sepeda motor, sepeda, dll)
c. Bus pariwisata
4. Rumah makan / restaurant adalah penyedia jasa makan dan minum (meals) dan
akan sangat kita butuhkan karena pada hakikatnya setiap peserta dalam perjalanan
wisata harus terjamin kebutuhan makan dan minumnya. Beberapa jenis penyajian
meals ada rumah makan adalah sebagai berikut :
a. Buffet / Prasmanan, adalah penyajian makanan dan minuman dengan aturan
setiap peserta berhak menikmati sajian yang dihidangkan sepuasnya.
b. Set menu, adalah penyajian makanan dan minuman secara berkelompok dan
setiap peserta hanya berhak menikmati menu yang telah ditentukan untuk
kelompoknya masing – masing.
c. Box / Take away, adalah penyajian makanan dan minuman secara box
(bungkus), dimana alternative ini diambil jika waktu dari sebuah kunjungan
wisata waktunya sangat sedikit dan tidak memungkinkan untuk singgah untuk
waktu yang lama pada sebuah rumah makan / restaurant untuk menikmati
meals.
5. Guide / pemandu wisata berperan sangat penting dalam sebuah perjalanan wisata
karena memiliki tugas untuk menjelaskan setiap hal yang berkaitan dengan
perjalanan wisata itu sendiri baik selama di perjalanan maupun setelah tiba di
obyek wisata. Beberapa jenis guide menurut spesialisasi dan lisensi yang dimiliki:
a. Guide berbahasa asing
b. Guide berbahasa Indonesia
c. Lokal guide ( guide yang hanya memiliki lisensi pada sebuah obyek wisata
saja)
8
6. Dinas / perusahan yang terkait dengan dokumen perjalanan adalah dinas /
perusahaan yang memiliki fungsi untuk mengeluarkan dokumen perjalanan yang
dibutuhkan dalam sebuah perjalanan wisata, seperti :
a. Tiket obyek wisata
b. Paspor
c. Fiskal
d. Visa, dll
7. Tour leader adalah pemimpin rombongan yang bertugas untuk mengatur setiap
jadwal yang tercantum dalam itinerary agar perjalanan wisata berjalan lancar tanpa
hambatan. Tour leader dalam BPW ada yang berstatus sebagai tour leader tetap
BPW dan tour leader bebas (freelancer).
8. Porter bertugas untuk memindahkan luggage (barang) milik peserta dari satu
tempat ke tempat lain. Biasanya porter dapat dijumpai di Airport, Pelabuhan,
Stasiun, Obyek wista maupun di Terminal bus.
9. Art shop adalah penyedia barang oleh – oleh atau cinderamata yang biasanya
harus ada dalam sebuah paket perjalanan wisata. Hal tersebut dimaksudkan agar
setiap peserta memiliki kenang – kenangan yang dapat dibawa pulang kembali ke
tempat asal masing – masing setelah program perjalanan berakhir.
Referensi:
1. Yoeti, Oka. 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa.
2. Pendit. 2006. Ilmu Pariwisata (Sebuah Pengantar Perdana). Jakarta: PT. Pradnya
Paramita.
3. Pitana, I Gde. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta: Andi.
4. Suyitno. 2001. Usaha Perjalanan Wisata. Yogyakarta: Kanisius.
9
Modul 2. Struktur Organisasi BPW dan APW
Petunjuk Pertemuan :
Tahap Kegiatan
Pendahuluan (60 menit) Menjelaskan tujuan pembelajaran dari struktur organisasi Biro
Perjalanan Wisata dan Agen Perjalanan Wisata.
Penyajian (90 menit) Mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan setiap
kelompok membuat perbandingan BPW dan APW dari segi:
struktur organisasi, tugas-tugas setiap departemen/divisi, dan
produk/jasa yang dijual.
10
Perbedaan BPW dan APW
Sebelumnya harus diperhatikan perbedaan Biro Perjalanan Wisata (BPW) dan Agen
Perjalanan Wisata (APW). Berikut perbedaan BPW dan APW menurut Yoeti (2010):
Perencanaan dan pengemasan komponen Pemesanan tiket angkutan udara, laut, darat
perjalanan wisata, meliputi naik dalam negeri maupun
sarana wisata, objek, dan daya tarik wisata luar negeri.
yang dikemas, dalam bentuk
paket wisata.
11
Struktur organisasi ini bisa diperbesar dan diperkecil menyesuaikan dengan kebutuhan
perusahaan. Contoh, jika BPW ingin menambahkan umroh dalam produk yang dijualnya,
maka perusahaan bisa menambahkan departemen Umroh di dalam struktur organisasinya.
Ruang lingkup bagian wisata terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut:
1. Tour Planning, yang tugas pokoknya adalah :
a. menyusun tour atas permintaan
b. menyusun paket wisata
c. perhitungan tarif perjalanan wisata
d. menetapkan harga pelayanan wisata
e. penyusunan acara perjalanan wisata
2. Tour Operation adalah bagian yang bertugas melaksanakan tour yang telah dibuat dan
memberikan pelayanan kepada wisatawan sesuai dengan produk yang dijalankan.
3. Tour Administration adalah bagian yang bertugas melaksanakan pekerjaan
administrasi yang berkaitan dengan tour.
4. Travel documents adalah bagian yang bertugas memberikan pelayanan kepada
wisatawan/client yang memerlukan dokumen-dokumen perjalanan.
12
Sama seperti BPW, struktur organisasi APW pun bisa diubah sesuai dengan kebutuhan
dan besarnya perusahaan. Saat ini banyak Online Travel Agent (OTA), sehingga di dalam
struktur organisasi bisa ditambahkan departemen yang khusus menangani pemasaran digital
dan IT.
Perbedaan dari struktur BPW dan APW adalah di BPW terdapat departemen khusus
untuk mengurus pembuatan dan penyelenggaraan tour sementara di APW biasanya lebih
fokus dalam penjualannya.
Referensi:
1. Yoeti, Oka. 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa.
2. Pendit. 2006. Ilmu Pariwisata (Sebuah Pengantar Perdana). Jakarta: PT. Pradnya
Paramita.
3. Pitana, I Gde. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta: Andi.
4. Suyitno. 2001. Usaha Perjalanan Wisata. Yogyakarta: Kanisius.
13
Modul 3. Sumber Pendapatan BPW
Petunjuk Pertemuan :
Tahap Kegiatan
Pendahuluan (60 menit) Menjelaskan tujuan pembelajaran dari sumber pendapatan Biro
Perjalanan Wisata.
Penyajian (90 menit) Mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan setiap
kelompok mencari contoh kerjasama antara BPW dengan
penyedia jasa layanan wisata (akomodasi, transportasi, atau
pengurusan dokumen).
Penutup (30 menit) 1. Memberikan rangkuman pembelajaran.
2. Melakukan sesi tanya jawab mengenai praktikum.
14
Sebagaimana layaknya usaha-usaha lainnya, perusahaan dalam kegiatan usahanya
harus memperoleh penghasilan atau pendapatan untuk kelangsungan hidup perusahaan.
Pendapatan tersebut diperoleh dari berbagai sumber (sources of revenue) dengan beberapa
cara, yaitu:
1. Commission on sales (komisi atas penjualan)
a. Tiket bus/pesawat dan paket wisata, tiket masuk objek wisata, dan lain-lain
b. Asuransi
c. Akomodasi, sewa kendaraan
2. Override commissions
Tambahan komisi dari komisi normal yang diberikan oleh principal atau
wholesaler (biasanya dalam persentase)
3. Fees charged for services
Biaya atas jasa layanan yang diberikan (pengurusan visa, paspor)
4. Profit margin
Laba yang ditambahkan dari harga pokok. Contoh pada paket wisata, pertunjukan,
dan lain-lain.
a. a set amount: menambahkan sejumlah angka tertentu
b. a set percentage: dengan menambahkan sekian persen (%)
Penghasilan BPW dan APW ini bergantung pada banyaknya produk dan jasa yang
mereka tawarkan kepada konsumen atau calon wisatawan. Semakin banyak produk dan jasa
yang dijual, makan sumber pendapatan BPW dan APW akan semakin banyak. Selain itu,
kerjasama dengan berbagai stakeholder eksternal akan menambah banyaknya pendapatan.
Contohnya, jika sebuah BPW atau APW memiliki kontrak kerjasama yang baik dengan suatu
Jasa Pelayanan Transportasi, komisi penjualan yang diberikan pun akan semakin besar dan
BPW atau APW akan semakin mudah mendapatkan kursi.
15
Contoh skema pendapatan BPW melalui penjualan produk Jasa pelayanan:
Wisatawan membayar kepada Biro Perjalanan $105 (selling price BPW), kemudian
Biro Perjalanan memesankan kepada hotel melalui wholesaler dengan membayar $103
(sesuai perjanjian BPW dengan wholesaler), Selanjutnya wholesaler membayar kepada hotel
seharga $100 (perjanjian antara hotel dengan wholesaler), sehingga income yang didapat dari
layanan tersebut adalah: Biro Perjalanan mendapat $2 dan wholesaler mendapat $3.
Referensi:
1. Yoeti, Oka. 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa.
2. Pendit. 2006. Ilmu Pariwisata (Sebuah Pengantar Perdana). Jakarta: PT. Pradnya
Paramita.
3. Pitana, I Gde. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta: Andi.
4. Suyitno. 2001. Usaha Perjalanan Wisata. Yogyakarta: Kanisius.
16
Modul 4. Pola Perjalanan Wisata
Petunjuk Pertemuan :
Tahap Kegiatan
Pendahuluan (60 menit) Menjelaskan tujuan pembelajaran dari konsep dasar biro
perjalanan wisata.
Penyajian (90 menit) Mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan setiap
kelompok merancang pola pergerakan wisatawan. Titik awal
keberangkatan dari Jakarta, destinasi utama dan destinasi
sekunder bebas, rute ditentukan masing-masing wisatawan.
Penutup (30 menit) 1. Memberikan rangkuman pembelajaran.
2. Melakukan sesi tanya jawab mengenai praktikum.
17
Pola Perjalanan Wisata
Secara umum pola perjalanan wisata dibagi menjadi beberapa jenis tergantung
pembahasannya. Pola perjalanan wisata dapat dibagi menjadi:
1. Cara melakukan perjalanan wisata berdasarkan paket wisatanya. Dapat dibagi
menjadi dua jenis:
a. Group Inclusive Travel (GIT) yang paket perjalanan wisatanya dipilih
wisatawan namun sudah diatur mulai dari jadwal perjalanan, moda
transportasi, akomodasi dan restaurant, destinasi wisata, dan sebagainya oleh
BPW. GIT berbentuk tour berkelompok, biasanya lebih dari 15 orang.
b. Free Individual Travel (FIT) yang jadwal perjalanan, akomodasi, restaurant,
destinasi wisata, moda transportasi, dan sebagainya ditentukan sendiri oleh
wisatawan dan tidak terikat oleh paket wisata. Biasanya jumlah wisatawan
tidak berkelompok besar. Namun, wisatawan FIT juga bisa meminta BPW
atau APW untuk memesan tiket, akomodasi, atau tour.
2. Jarak perjalanan bisa dibagi menjadi tiga, yaitu:
a. Jarak dekat (short haul) yang bisa ditempuh non-stop tidak lebih dari 3 jam
perjalanan.
b. Jarak menengah (medium haul) yang perjalanannya bisa ditempuh dalam
waktu 3 - 6 jam perjalanan udara non-stop.
c. Jarak jauh (long haul) yang perjalanannya lebih dari 6 jam.
3. Moda transportasi yang digunakan dalam perjalanan wisata. Contohnya
transportasi darat (bus, kereta, mobil, motor), transportasi udara (pesawat terbang),
dan transportasi laut (ferry, cruise). Bisa juga merupakan kombinasi dari beberapa
moda transportasi.
4. Motivasi perjalanan yang dilakukan wisatawan. Pada garis besarnya bisa dibagi
menjadi motivasi pesiar (leisure travel) yang bisa digolongkan lagi menjadi
motivasi natural dan cultural atau kombinasinya; motivasi bisnis yang lebihdikenal
dengan MICE (meeting, incentive, convention/conference, exhibition) dan TICO
(trade, industrial, commercial, official); dan perjalanan religi seperti umroh dan
wisata religi.
5. Jenis kelamin wisatawan.
6. Usia wisatawan yang bisa digolongkan menjadi tiga: youth traveler (wisatawan
muda), adult traveler (wisatawan dewasa), dan senior traveler (wisatawan lansia).
7. Sifat kegiatan selama berwisata digolongkan menjadi active traveler (wisatawan
yang ikut serta secara aktif di berbagai kegiatan wisatawan, contoh snorkeling) dan
passive traveler (wisatawan yang pasif dalam mengikuti kegiatan wisata, contoh
cruise)
8. Lokasi destinasi wisata yang dikunjungi bisa dibagi menjadi wisata domestik,
regional, luar negeri, wisata desa, wisata perkotaan, dan sebagainya.
18
Pola Pergerakan Wisatawan
Lau dan McKercher (2006) menggolongkan pola pergerakan wisatawan setelah
menyempurnakan teori-teori sebelumnya menjadi 6 kategori yang dijabarkan dalam tabel di
bawah ini. Pola pergerakan ini dipelajari untuk memudahkan tour operator atau wisatawan
merancang jadwal perjalanan mereka:
19
Destination Region Loop Pola gabungan antara single point dan circle
trip. Setelah mengunjungi semua destinasi
dengan pola melingkar, wisatawan kembali
ke titik awal mereka melalui rute tersingkat.
Referensi:
1. Yoeti, Oka. 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa.
2. Pendit. 2006. Ilmu Pariwisata (Sebuah Pengantar Perdana). Jakarta: PT. Pradnya
Paramita.
3. Pitana, I Gde. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta: Andi.
4. Suyitno. 2001. Usaha Perjalanan Wisata. Yogyakarta: Kanisius.
20
Modul 5. Jenis Paket Wisata
Petunjuk Pertemuan :
Tahap Kegiatan
Pendahuluan (60 menit) Menjelaskan tujuan pembelajaran dari jenis-jenis paket wisata
untuk ditawarkan ke wisatawan.
Penyajian (90 menit) Mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan setiap
kelompok mencari contoh masing-masing jenis paket wisata
sesuai kategori, contoh dapat diambil dari paket-paket wisata
yang dijual oleh BPW dan APW.
Penutup (30 menit) 1. Memberikan rangkuman pembelajaran.
2. Melakukan sesi tanya jawab mengenai praktikum.
21
Jenis-jenis Paket Wisata
Biro Perjalanan Wisata atau BPW merupakan perusahaan yang dapat merencanakan
dan menyelenggarakan perjalanan wisata. BPW dalam membuat paket wisata untuk dijual
kepada wisatawan harus mengetahui jenis-jenis paket wisata seperti apa yang dapat dibuat
oleh mereka. Suyitno (2001) membagi paket wisata menjadi dua kategori, ditinjau dari segi
penyusunannya:
1. Ready Made Tour adalah paket wisata yang dirancang tanpa menunggu
permintaan dari calon wisatawan. Ready Made Tour disusun oleh tour planner
untuk dijual oleh BPW atau APW. Calon wisatawan bisa langsung membeli paket
wisata yang telah dibuat tanpa bisa mengubah jadwal perjalanan, akomodasi,
destinasi wisata, dan moda transportasi yang tersusun dalam paket wisata. Ciri-
cirinya adalah siap dijual bebas dan sudah ada tanggal keberangkatannya dengan
detail akomodasi, destinasi wisata, dan moda transportasi.
2. Tailored Made Tour adalah paket wisata yang dibuat berdasarkan permintaan dari
calon wisatawan. Paket wisata yang dibuat berdasarkan permintaan-permintaan
khusus dari calon wisatawan untuk disusun.
Edu Tourism (2010) membagi paket wisata menjadi beberapa kategori berdasarkan
motivasi wisatawan dalam berwisata, yaitu:
1. Pleasure Tourism atau paket wisata yang dibuat untuk mengisi waktu liburan yang
motivasinya adalah untuk menghilangkan kepenatan dari aktivitas sehari-hari.
2. Recreation Tourism adalah paket wisata untuk memanfaatkan waktu liburan
dengan bersenang-senang dan memulihkan jasmani dan rohani wisatawan.
3. Cultural Tourism bertujuan untuk mengetahui adat istiadat, seni budaya, dan gaya
hidup suatu masyarakat dalam waktu berwisata.
4. Adventure Tourism adalah paket wisata yang dirancang untuk melatih keberanian
dan memacu adrenalin, dengan mengambil risiko yang dapat terjadi dalam
kegiatan wisata. Wisatawan mendapatkan kesenangan dari kegiatan wisata yang
penuh tantangan.
22
5. Sport Tourism adalah paket wisata yang dirancang dengan memasukan unsur
olahraga dalam kegiatan utamanya.
6. Business Tourism adalah paket wisata yang bertujuan untuk berbisnis. Business
Tourism terkenal dengan kegiatan MICE (Meeting, Incentive,
Conference/Convention, Exhibition) dan TICO (Trade, Industrial, Commercial,
Official).
7. Religious Tourism adalah paket wisata yang dibuat dengan tujuan wisata religi
atau ibadah. Umrah atau wisata ziarah Timur Tengah contohnya.
Referensi:
1. Yoeti, Oka. 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa.
2. Pendit. 2006. Ilmu Pariwisata (Sebuah Pengantar Perdana). Jakarta: PT. Pradnya
Paramita.
3. Pitana, I Gde. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta: Andi.
4. Suyitno. 2001. Usaha Perjalanan Wisata. Yogyakarta: Kanisius.
23
Modul 6. Perencanaan Paket Wisata
Petunjuk Pertemuan :
Tahap Kegiatan
Pendahuluan (60 menit) Menjelaskan tujuan pembelajaran dari konsep dasar
perencanaan paket wisata.
Penyajian (90 menit) Mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan setiap
kelompok:
1. Memilih salah satu paket wisata Ready Made Tour dari
salah satu BPW.
2. Analisis paket wisata tersebut berdasarkan pertimbangan
pembuatan paket wisata!
Penutup (30 menit) 1. Memberikan rangkuman pembelajaran.
2. Melakukan sesi tanya jawab mengenai praktikum.
24
Perencanaan Paket Wisata
Suyitno (2001), mengungkapkan ada tahapan untuk merencanakan sebuah paket
wisata. Seperti perencanaan pada umumnya, tahapan ini dilakukan untuk meminimalisir
kegagalan atau kendala-kendala lainnya seperti over-budgeting. Tahapannya dapat dilihat
dalam flowchart di bawah ini:
Diagnosa pasar dilakukan dengan melihat gejala-gejala yang muncul dalam pasar pada
perencanaan wisata sehingga dapat diketahui kebutuhan dan kondisi pasar. Formulasi tujuan
dilakukan dengan metode 5W+1H (what, who, why, where, when, how) tentang paket wisata
yang akan dibuat. Kemudian, untuk mendapatkan jawaban dari formulasi tujuan, dilakukan
observasi untuk mengetahui jawaban. Hasil observasi yang berupa data kemudian dianalisis
agar mendapatkan strategi pencapaian tujuan, identifikasi masalah, dan mencari alternatif-
25
alternatif lain. Hasil analisis yang didapat kemudian dijadikan dasar dalam menetapkan
formulasi tujuan agar tercapainya rencana yang akan dilakukan. Tahap akhirnya adalah
pelaksanaan rencana.
26
4. Alat evaluasi keberhasilan paket wisata dan sebagai pengawasan agar bisa
memberikan umpan balik untuk penyelenggaraan wisata berikutnya.
Referensi:
1. Yoeti, Oka. 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa.
2. Pendit. 2006. Ilmu Pariwisata (Sebuah Pengantar Perdana). Jakarta: PT. Pradnya
Paramita.
3. Pitana, I Gde. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta: Andi.
4. Suyitno. 2001. Usaha Perjalanan Wisata. Yogyakarta: Kanisius.
27
Modul 7. Perencanaan Paket Wisata
Petunjuk Pertemuan :
Tahap Kegiatan
Pendahuluan (60 menit) Menjelaskan tujuan pembelajaran dari konsep dasar
perencanaan paket wisata.
Penyajian (90 menit) Mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan setiap
kelompok membuat tabel Distribution of Time untuk wisata
Jakarta-Bogor Full Day Tour!
Penutup (30 menit) 1. Memberikan rangkuman pembelajaran.
2. Melakukan sesi tanya jawab mengenai praktikum.
28
Penyusunan Jadwal Perjalanan (Itinerary)
Itinerary atau jadwal perjalanan adalah dokumen yang bisa menggambarkan
keseluruhan kegiatan sebuah paket wisata. Saat seorang calon wisatawan datang untuk
mencari paket wisata, itinerary adalah salah satu yang akan diperhatikan baik-baik oleh calon
wisatawan karena dengan itinerary, mereka dapat membayangkan bagaimana kegiatan wisata
tersebut akan berlangsung. Robert T dalam Suyitno (2001) mendefinisikan itinerary sebagai
suatu daftar dan jadwal acara tour dengan data-data yang lengkap termasuk hari, jam, objek
wisata, hotel, tempat pemberangkatan awal, tempat tiba, acara dan atraksi wisata, yang
disusun sehingga bisa menggambarkan kegiatan wisata yang berlangsung.
Yoeti (2006) dalam penyusunan itinerary ada ketentuan-ketentuan yang sebaiknya
diperhatikan:
1. Pastikan daerah tujuan wisata, objek-objek wisata, dan atraksi wisata yang akan
dikunjungi.
2. Hotel dan restoran selama wisata berlangsung yang akan dipakai oleh peserta tour.
3. Menentukan moda transportasi yang akan dipakai selama tour, berapa jumlah
kendaraan yang akan dipakai beserta kapasitasnya, serta berapa lama perjalanan
dengan kendaraan akan dilakukan.
4. Jam tiba dan durasi selama di objek wisata atau atraksi wisata.
5. Hiburan yang akan diberikan selama tour.
Pendistribusian Waktu
Pendistribusian waktu selama perjalanan wisata sangatlah penting. Distribusi waktu
digunakan agar semua tujuan baik objek wisata, atraksi wisata, waktu makan, waktu istirahat,
dan lama perjalanan bisa tercapai. Perjalanan wisata mengharuskan penyelenggara wisata
untuk bisa efisien dan efektif dalam menggunakan waktu yang ada sehingga wisatawan bisa
menikmati wisatanya dengan seoptimal mungkin. Alat bantu untuk menghitung
pendistribusian waktu disebut Tabel Distribution of Time (Tabel DOT) sebagai berikut
(Suyitno, 2001):
DISTRIBUTION OF TIME
Name of Tour : (a)
Duration : (b)
Description On Board Ground Total Time
Tour Rest
29
Dengan keterangan sebagai berikut:
1. Nama Tur
2. Lama penyelenggaraan tur
3. Nama-nama objek kunjungan yang berisi: meeting point, objek wisata, restoran,
tempat berbelanja (shopping), hotel, dan tempat pengantaran kembali. Dua hal
yang harus diperhatikan adalah penulisan antar objek (contoh Objek X - Objek Y)
dan objek kunjungan (contoh objek Y)
4. Durasi perjalanan antara objek. Ditulis dalam satuan menit.
5. Durasi kunjungan di objek. Ditulis dalam satuan menit.
6. Durasi istirahat seperti makan di restoran, free time, dan istirahat di hotel. Ditulis
dalam satuan menit.
7. Penjumlahan menit dari (d), (e), (f) dalam satuan menit.
8. Penjumlahan total kolom (d)
9. Penjumlahan total kolom (e)
10. Penjumlahan total kolom (f)
11. Penjumlahan total kolom (g). Ditulis dalam satuan jam dan menit.
12. Transformasi ke dalam jadwal waktu sesuai dengan waktu keberangkatan. Ditulis
dengan menggunakan format waktu HH:MM - HH:MM
Distribution of Time ini dibuat setelah menentukan meeting point, tujuan objek-objek
wisata yang akan dikunjungi, hotel yang akan dipakai, moda transportasi selama perjalanan
wisata, restoran, dan rute perjalanan.
30
Dalam menghitung harga paket wisata, dapat menggunakan tabel seperti di bawah ini:
QUOTATION FORM
Name of Tour : FOC :
Total pax : Currency :
No Description Fix Cost Variable Cost
Total (f)
Profit (g)
Tax (h)
Referensi:
1. Yoeti, Oka. 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa.
2. Pendit. 2006. Ilmu Pariwisata (Sebuah Pengantar Perdana). Jakarta: PT. Pradnya
Paramita.
3. Pitana, I Gde. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta: Andi.
4. Suyitno. 2001. Usaha Perjalanan Wisata. Yogyakarta: Kanisius.
31
Modul 8. Pengurusan Dokumen Perjalanan
Petunjuk Pertemuan :
Tahap Kegiatan
Pendahuluan (60 menit) Menjelaskan tujuan pembelajaran dari dokumen kelengkapan
dalam kepariwisataan.
Penyajian (90 menit) Mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan setiap
kelompok menjelaskan kelengkapan dokumen perjalanan
wisata.
Penutup (30 menit) 1. Memberikan rangkuman pembelajaran.
2. Melakukan sesi tanya jawab mengenai praktikum.
32
Yang dimaksud dengan dokumen perjalanan ialah surat keterangan yang dipergunakan
selama dalam perjalanan yang menerangkan orang yang namanya tercantum pada surat
keterangan tersebut, baik kebangsaannya, jabatannya, identitasnya, keterangan khusus
sehubungan dengan perjalanan yang dikeluarkan oleh pemerintah yang berwenang untuk
masing-masing dokumen tersebut. Dalam dunia perjalanan pada umumnya kita mengenal
ada beberapa dokumen perjalanan yang penting, diantaranya adalah: paspor, exit permit,
fiscal certificate, visa dan health certificate serta dokumen perjalanan lainnya.
BPW dan APW bisa membantu wisatawan untuk mengurus pembuatan beberapa
dokumen perjalanan. Pembuatan paspor biasa atau paspor elektronik bisa dibantu sebagian
pengurusannya dan visa bisa diurus oleh BPW dan APW. BPW dan APW biasanya mengurus
kesiapan dokumen dan proses pengajuan aplikasi, namun untuk proses wawancara tetap
harus dilakukan oleh wisatawan. Pengajuan visa umroh harus diajukan sepenuhnya oleh
BPW yang mempunyai izin penyelenggaraan umroh dan tergabung dalam asosiasi.
Sebelum calon wisatawan membeli paket wisata dari BPW atau APW, BPW atau APW
harus memastikan bahwa calon wisatawan tersebut telah memiliki dokumen-dokumen
perjalanan yang harus dimiliki sebelum berwisata. Pengecekan ini adalah tugas dari BPW
dan APW.
Paspor
Paspor RI adalah dokumen yang dikeluarkan oleh Pemerintah Republik Indonesia
kepada Warga Negara Indonesia yang memuat identitas pemegangnya, untuk melakukan
perjalanan antar negara dan berlaku selama jangka waktu tertentu. Paspor RI diketahui juga
berisi 48 (empat puluh delapan) halaman, di bagian depannya terdapat lambang NKRI,
Burung Garuda, dicetak dengan tinta emas.
1. Paspor Biasa
Untuk paspor biasa berwarna hijau, jenis ini adalah yang paling umum dimiliki
masyarakat. Paspor ini dapat kamu pakai untuk melakukan perjalanan wisata ke
negara lain. Masa berlaku dari dokumen perjalanan wisatake luar negeri ini hanya
lima tahun, dan dapat diperpanjang di kantor imigrasi.
2. E-paspor
E-paspor tentunya menawarkan lebih banyak kenyamanan dibandingkan paspor
biasa. Karena memiliki data biometrik yang lebih lengkap dan akurat, dokumen
perjalanan ke luar negeri ini lebih mudah dipindai saat kamu melakukan kunjungan
ke negara lain. Bahkan, proses verifikasi dari e-paspor lebih cepat karena tidak
melalui cara manual.
Penerapan e-paspor sendiri sudah dilakukan di beberapa negara maju seperti
Australia, Inggris, Jepang, Amerika Serikat, dan masih banyak lagi. Jenis paspor
ini juga sudah sesuai dengan standar yang diberlakukan oleh International Civil
Aviation Organization (ICAO).
Keuntungan lain yang diterima oleh pemegang dokumen perjalanan satu ini adalah
pengajuan visa jadi lebih mudah. Selain itu, beberapa negara juga memberikan
bebas visa bagi mereka yang memiliki e-paspor.
3. Paspor Dinas
33
Seperti namanya, jenis paspor ini memang diperuntukkan bagi pegawai
pemerintahan yang hendak melakukan perjalanan dinas ke luar negeri. Paspor ini
memiliki warna biru, dan biasanya dibutuhkan lampiran yang cukup banyak untuk
bisa memperoleh jenis dokumen perjalanan ini. Beberapa dokumen yang harus
disertakan adalah surat izin resmi dari atasan, surat bukti kelulusan beasiswa, dan
seterusnya.
4. Paspor Diplomatik
Untuk jenis yang terakhir, paspor ini dikeluarkan secara resmi oleh pemerintah bagi
mereka yang hendak melakukan perjalanan diplomatik. Selain itu, paspor ini
dikeluarkan langsung oleh Kementerian Luar Negeri, yang mana itu menjadi
pembeda antara paspor dinas dan diplomatik.
Exit Permit
Jenis dokumen perjalanan wisata berikutnya adalah exit permit. Bentuk dari dokumen
perjalanan ini adalah lembaran kertas yang berisi stempel resmi dari kantor imigrasi.
Lampiran itu pun kemudian ditempel pada paspor sebagai bukti bahwa kamu sudah
memasuki atau keluar dari wilayah negara tertentu.
Masa berlaku dari dokumen penting ini rata-rata tiga bulan, tetapi bisa jadi lebih
panjang tergantung pada jenis visa yang diperoleh.
Fiscal Certificate
Dokumen perjalanan wisata lainnya yang harus dibawa saat hendak ke luar negeri
adalah fiskal. Dalam hal ini, fiskal dimaknai sebagai surat keterangan yang menunjukkan
bahwa para wisatawan sebagai warga negara sudah membayar pajak sesuai peraturan yang
berlaku.
Saat ini, wisatawan dapat menunjukkan kepemilikan nomor pokok wajib pajak
(NPWP) sebagai bukti bebas fiskal luar negeri kepada pihak otoritas bandara atau imigrasi.
Visa
Untuk bisa memasuki wilayah dari suatu negara secara legal, seseorang harus terlebih
dahulu mengajukan visa atau bisa dikatakan sebagai izin berkunjung. Jenis dokumen
perjalanan ke luar negeri ini juga hadir dalam beberapa pilihan, yakni:
1. Visa Turis
Seperti tergambar pada namanya, visa ini hanya digunakan untuk tujuan wisata.
Pengajuan dokumen perjalanan ke luar negeri satu ini dapat kamu lakukan di kantor
kedutaan negara tujuan. Namun, perlu diperhatikan bahwa setiap negara memiliki
syarat pengajuan visa yang berbeda. Oleh karena itu, pastikan bahwa dokumen
yang kamu lampirkan sudah sesuai dengan prosedur pengurusan visa di kedutaan
tersebut.
2. Visa On Arrival
Berbeda dengan visa turis yang harus diurus beberapa minggu atau bahkan bulan
di kantor kedutaan, jenis visa ini bisa didapatkan saat pertama kali tiba di negara
tujuan—dapat diurus di bandara atau pelabuhan. Akan tetapi, visa on arrival hanya
34
dikeluarkan oleh negara-negara tertentu yang umumnya memiliki hubungan dekat
saja.
3. Visa Kunjungan Keluarga
Dokumen perjalanan ke luar negeri ini dibutuhkan saat kamu hendak mengunjungi
keluarga yang tinggal di luar negeri. Sama seperti visa wisata, dokumen ini juga
harus kamu urus sebelum berangkat ke negara tujuan.
Pada umumnya, pemegang visa kunjungan keluarga dapat tinggal selama tiga bulan
di negara tempat sanak familinya menetap. Untuk pengurusan visa ini, tentunya
diperlukan surat undangan dari keluarga yang menetap di negara tujuan.
Maksudnya jelas, yakni untuk memberitahukan bahwa mereka akan menjadi
penjamin selama kamu berada di negara tersebut.
4. Visa Belajar
Hampir sama dengan jenis visa lainnya, dokumen perjalanan ke luar negeri ini
dipakai untuk tinggal secara legal di suatu negara, yang dalam praktiknya
dikhususkan bagi para pelajar atau mahasiswa asing. Pemegang visa ini tetap
diperbolehkan untuk mengambil pekerjaan sampingan, tetapi jumlah jam kerjanya
harus sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Health Certificate
Sertifikat kesehatan atau yang lebih dikenal dengan kartu sehat, merupakan dokumen
resmi yang diterbitkan oleh dinas kesehatan, yang dapat dipakai saat seseorang melakukan
perjalanan ke negara lain. Menurut istilah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kartu sehat
disebut yellow card.
35
Pengurusan kartu ini didasarkan pada Undang-Undang Kesehatan Internasional yang
diberlakukan oleh WHO. Fungsinya adalah untuk membuktikan bahwa negara tempat kamu
berasal sudah terbebas dari kasus penyakit menular seperti kolera, cacar air, dan lain
sebagainya.
Referensi:
1. Yoeti, Oka. 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa.
2. Pendit. 2006. Ilmu Pariwisata (Sebuah Pengantar Perdana). Jakarta: PT. Pradnya
Paramita.
3. Pitana, I Gde. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta: Andi.
4. Suyitno. 2001. Usaha Perjalanan Wisata. Yogyakarta: Kanisius.
36
Modul 9. Perjalanan Wisata Kapal Pesiar
Petunjuk Pertemuan :
Tahap Kegiatan
Pendahuluan (60 menit) Menjelaskan tujuan pembelajaran dari konsep dasar perjalanan
wisata menggunakan kapal pesiar.
Penyajian (90 menit) Mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan setiap
kelompok menjelaskan macam-macam jenis dan kelas kapal
pesiar.
Penutup (30 menit) 1. Memberikan rangkuman pembelajaran.
2. Melakukan sesi tanya jawab mengenai praktikum.
37
Pengantar: Wisata Kapal Pesiar
Wisata kapal pesiar adalah pleasure tourism yang sebagian besar kegiatan wisatanya
ada di atas kapal pesiar. Wisata kapal pesiar memungkinkan banyak aktivitas wisata bisa
dilakukan dalam satu tempat selama menuju tujuan utamanya. Kapal pesiar mempunyai
banyak ragam mulai dari yacht sampai mega-cruise ship.
Wisata kapal pesiar juga termasuk all-inclusive holiday tour di mana wisatawan bisa
mendapatkan seluruh kegiatan wisata dan pelayanan dalam satu paket wisata. UNWTO
mendefinisikan wisata kapal pesiar sebagai “a wide range of activities for travellers in
addition to its traditional function of providing transport and accommodation.”
Ada enam kategori wisata kapal pesiar yaitu traditional all-inclusive luxury,
contemporary luxury and upscale cruise lines, luxury accommodations and mainstream
cruise ships, luxury on the rivers, luxurious adventure and exploration, dan small-ship cruise
and luxury yacht.
1. Traditional All-inclusive Luxury: Kapal pesiar yang memiliki elemen tradisional
dalam wisatanya, seperti kabin yang luas, gourmet cuisine, wisatawan dimanjakan
oleh setiap pelayanannya, dan banyaknya kegiatan yang bisa dilakukan di atas
kapal pesiar. Wisatawan seperti keluarga atau wisatawan senior biasa memilih
jenis pesiar ini. Harga yang dibayarkan oleh wisatawan mencakup semua produk
dan jasa yang tersedia di kapal pesiar dengan beberapa pengecualian. Contohnya
adalah kapal pesiar Regent Seven Seas.
2. Contemporary Luxury and the Upscale Cruise Lines: Kapal pesiar jenis ini adalah
pilihan bagi wisatawan yang tertarik untuk menikmati wisata kapal pesiar yang
lebih mewah daripada mainstream cruise namun tidak suka suasana formal yang
biasa ada di Traditional All-inclusive Luxury. Contohnya adalah Viking Ocean
Cruises.
3. Luxury Accomodations on Larger, Mainstream Cruise Ships: Kapal pesiar ini
biasanya memiliki ukuran yang cukup besar dan bisa menampung banyak aktivitas
di dalamnya. Contohnya Royal Carribean’s Suite Class.
4. Luxury on the Rivers: Kapal pesiar ini beroperasi di sungai-sungai. Harga yang
ditawarkan biasanya lebih mahal daripada wisata kapal pesiar di laut untuk Eropa.
Ukuran kapalnya tidak terlalu besar namun tetap memiliki kemewahan. Contohnya
adalah Crystal River Cruises.
5. Luxurious Adventure and Exploration: Wisata kapal pesiar ini kurang lebih sama
dengan wisata kapal pesiar lain, yang membedakan adalah tujuan kapal pesiar ini
biasa ke tempat-tempat yang jarang dijadikan tujuan kapal pesiar pada umumnya.
Antartika, Arktik, dan Galapagos contohnya. Contohnya adalah Silversea dan
Scenic.
6. Small-ship Cruises and Luxury Yachts: Kapal pesiar ini berukuran kecil dan
ditujukan untuk wisatawan yang tidak ingin menghadapi banyak wisatawan dalam
satu kapal. Namun kemewahan yang ditawarkan juga sama tingginya dengan kapal
pesiar besar. Contohnya adalah Crystal Esprit dan SeaDream Yacht Club.
38
Fasilitas Kapal Pesiar
Setiap kapal pesiar memiliki fasilitas dan atraksi yang berbeda-beda. Namun secara
garis besar, fasilitas berikut bisa ditemukan di kapal pesiar:
1. Kabin kamar dengan fasilitas seperti kamar hotel
2. Restoran
3. Bioskop
4. Fasilitas olahraga
5. Kolam renang
6. Spa
7. Bar
8. Kasino
9. Pusat kegiatan untuk anak-anak
Selain fasilitas di atas kapal pesiar, ada juga layanan untuk short excursion tour, yaitu
tur singkat saat kapal bersandar di suatu kota. Tur singkat ini biasanya bisa dibeli di kapal
pesiar yang bekerja sama dengan BPW di kota tempat kapal bersandar. Tur ini biasanya berisi
kegiatan sightseeing dan berbelanja.
39
Referensi:
1. Yoeti, Oka. 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa.
2. Pendit. 2006. Ilmu Pariwisata (Sebuah Pengantar Perdana). Jakarta: PT. Pradnya
Paramita.
3. Pitana, I Gde. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta: Andi.
4. Suyitno. 2001. Usaha Perjalanan Wisata. Yogyakarta: Kanisius.
40
Modul 10. Pemberian Informasi kepada Klien
Petunjuk Pertemuan :
Tahap Kegiatan
Pendahuluan (60 menit) Menjelaskan tujuan pembelajaran dari tata cara pemberian
informasi kepada calon wisatawan.
Penyajian (90 menit) Mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan setiap
kelompok:
1. Mencari salah satu paket wisata outbound dari sebuah BPW.
2. Menjelaskan secara detail apa saja yang harus diketahui oleh
calon wisatawan sebelum mereka membeli paket wisata.
Gunakanlah website IATA Travel Center untuk membantu
kalian.
Penutup (30 menit) 1. Memberikan rangkuman pembelajaran.
2. Melakukan sesi tanya jawab mengenai praktikum.
41
Di dalam BPW dan APW ada divisi atau departemen yang dikhususkan untuk
memberikan informasi kepada calon wisatawan atau klien. Informasi yang dimaksud adalah
informasi mengenai produk-produk yang dijual dan jasa yang ditawarkan serta berbagai informasi
mengenai wisata yang dibutuhkan oleh calon wisatawan. Divisi ini biasanya disebut Tour
Consultant. Namun, pada dasarnya setiap orang yang bekerja di bidang usaha perjalan wisata harus
bisa memberikan informasi yang dibutuhkan oleh wisatawan berkenaandengan kegiatan wisatanya.
42
Tour Consultant
Tour Consultant atau Travel Consultant adalah seseorang yang bekerja di BPW atau
APW. Mereka bertugas memberikan informasi dan bantuan kepada klien atau calon
wisatawan yang datang ke BPW atau APW. Tour Consultant juga bertugas dalam
merencanakan dan menjual berbagai produk wisata milik BPW atau APW (paket wisata)
serta melakukan pemesanan tiket transportasi dan akomodasi bagi klien. Selain itu juga, tour
consultant harus menguasai berbagai informasi yang dibutuhkan oleh wisatawan saat mereka
akan berwisata. Merencanakan perjalanan klien mulai dari keberangkatan hingga
kepulangan, kemudian melakukan pemesanan paket wisata dan tiket.
Kemampuan dasar seorang tour consultant adalah komunikasi yang baik, penguasaan
produk, kemampuan menjual produk dan jasa, penguasaan Travel Information Manual
(TIM), pemecahaan masalah, dan kemampuan bahasa yang baik.
Di dalam penguasaan produk, hal-hal seperti ini yang harus bisa disampaikan kepada klien
saat mereka bertanya mengenai produknya:
a. Pemilihan daerah tujuan wisata. Daerah seperti apa yang akan dikunjungi oleh
wisatawan jika memilih destinasi tersebut,
b. Fasilitas di daerah tujuan. Memberikan deskripsi mengenai fasilitas yang ada di
daerah tujuan yang dapat mendukung perjalanan wisata ke daerah tujuan tersebut.
43
c. Keunggulan di daerah tujuan wisata. Keunggulan ini harus disampaikan agar bisa
menjadi nilai jual dari paket wisata.
d. Akses ke daerah tujuan wisata. Aksesibilitas juga penting agar bisa menentukan
budget, waktu perjalanan, dan target pasar paket wisata.
e. Musim atau iklim di daerah tujuan wisata. Permasalahan iklim ini juga
menentukan bagaimana paket wisata akan dibuat. Wisatawan biasa memiliki
preferensi tersendiri dalam berpergian ke suatu tempat dengan mempertimbangkan
musim atau iklim. Musim atau iklim juga mempengaruhi daya tarik suatu daerah
tujuan wisata.
f. Situasi politik di daerah tujuan wisata. Situasi politik yang tidak stabil misalnya,
cenderung dihindari oleh wisatawan karena alasan keamanan.
g. Sistem bea cukai dan keimigrasian. Daerah tujuan wisata dengan sistem bea cuka
dan keimigrasian yang lebih mudah atau flexible contohnya, lebih dipilih
wisatawan.
h. Kebijakan harga di daerah wisata. Harga yang cenderung tinggi, nilai tukar mata
uang yang tidak menguntungkan, kebijakan pajak, harus dipertimbangkan, karena
banyak wisatawan yang mempertimbangkan kebijakan harga.
i. Jarak tempuh daerah tujuan wisata. Jarak tempuh menuju daerah tujuan wisata,
jarak antara objek wisata, jarak menuju hotel, dan sebagainya menjadi
pertimbangan serius dalam pemilihan produk wisata.
Referensi:
1. Yoeti, Oka. 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa.
2. Pendit. 2006. Ilmu Pariwisata (Sebuah Pengantar Perdana). Jakarta: PT. Pradnya
Paramita.
3. Pitana, I Gde. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta: Andi.
4. Suyitno. 2001. Usaha Perjalanan Wisata. Yogyakarta: Kanisius.
44
Modul 11. Operasional Perjalanan Wisata
Petunjuk Pertemuan :
Tahap Kegiatan
Pendahuluan (60 menit) Menjelaskan tujuan pembelajaran dari kegiatan operasional
perjalanan wisata.
Penyajian (90 menit) Mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan setiap
kelompok mencari harga kamar hotel untuk masing-masing
meals plan dan jenis kamar. Bandingkan fasilitas yang
didapatkan.
Penutup (30 menit) 1. Memberikan rangkuman pembelajaran.
2. Melakukan sesi tanya jawab mengenai praktikum.
45
Pengetahuan Menu
Dalam pekerjaan di BPW, baik saat menyusun paket wisata atau pun saat memberikan
informasi kepada tamu, pengetahuan menu diperlukan untuk menunjang pekerjaan. Menu
berasal dari bahasa perancis “ Le Menu “ yang berarti daftar makanan yang disajikan kepada
tamu di ruang makan. Dalam lingkungan rumah tangga , menu di artikan sebagai susunan
makanan/ hidangan tertentu. Oleh orang inggris menu disebut juga “ bill of fare” . menu
adalah merupakan pedoman bagi yang menyiapkan makanan / hidangan, bahkah merupakan
penuntun bagi mereka yang menikmatinya karena akan tergambar tentang apa da bagaimana
makanan tersebut dibuat.
Dalam praktek menu berperan sebagai alat promosi yang efektif, oleh karena susunan
menu memegang peranan yang cukup penting dalam menunjang keberhasilan usaha, maka
dibuat secara menarik dan tepat. Untuk itu diperlukan pengetahuan dasar sebagai bahan
penunjang seperti pengetahuan tentang tipe, struktur, karakter, komposisi, desain dan
penulisan menu.
Menu berfungsi sebagai sumber informasi tentang makan yang dapat di pesan pada
restoran tersebut. Tamu mengetahui jenis dan harga tiap – tiap makanan dan tamu dapat
menyesuaikan dana yang dimiliki dengan kebutuhan makan mereka. Dengan demikian maka
nama – nama makanan agar dituliskan dalam istilah yang baku dan mudah dimengerti oleh
tamu.
Jenis Menu
Menu dapat dikelompokkan menjadi kelompok berdasarkan :
1. Jenis hidangan (meal) menu dapat dibedakan menjadi berdasarkan waktu
penyajiannya:
a. Menu sarapan pagi (breakfast)
Sarapan pagi dapat dibedakan menjadi Continental Breakfast (pastry, bread,
preserved jam, hot beverages); English Breakfast (fresh fruit, bread, eggs dish,
cereal); American Breakfast (fresh fruit, bread, eggs dish, meat dish, hot
beverages); Indonesia Breakfast (fresh fruits, rice dish, eggs dish, meat dish,
hot beverages)
b. Menu makan siang (luncheon menu)
Luncheon atau makan siang disajikan pada pukul 12.00 - 15.00. Biasanya bisa
terdiri dari susunan menu klasik seperti cold Appetizer, Soup, Hot Appetizer,
Fish, Large Joint, Cold Entree, Hot Entree, Sorbet, Roast Dish, Vegetable
dish, Sweet dish, Savory, dan Dessert.
c. Menu makan malam (dinner menu)
Dinner disajikan pukul 19.00 - 23.00 dengan komposisi menu yang sama
dengan luncheon.
d. Menu makan larut malam (supper menu)
Supper disajikan pukul 23.00 - 03.00 dengan menu yang lebih ringan.
46
Yaitu suatu daftar makanan yang terdiri dari berbagai jenis kelompok
hidangan dan tiap kelompok hidangan terdiri dari banyak pilihan makanan
dengan harganya masing masing. Tipe menu ini diberikan kesempatan yang
luas bagi para tamu untuk memilih makanan yang dikehendaki dari setiap
jenis hidangannya.
b. Table d’hote
Suatu datar makanan yang terdiri dari beberapa jenis hidangan (set menu)
yang mempunyai suatu kesatuan harga. Biasanya menu semacam ini
ditawarkan pada tamu yang datang dalam jumlah banyak (grup) sehingga
mudah disiapkan oleh pihak dapur/ restoran karena bisa dimasak / disiapkan
lebih awal. Kalaupun terdapat pilihan dari macam makanan yang disajikan /
dijual adalah bersifat sangat terbatas ( biasanya ada dua pilihan dan setiap jenis
hidangan)
Meals Plan
Dalam operasional perjalanan wisata, meals plan wajib diketahui saat klien akan
memesan sebuah paket wisata atau memesan kamar hotel lewat BPW atau APW. Meals plan
adalah paket yang ditambahkan ke tarif kamar untuk menyediakan kamar dan makanan bagi
tamu di hotel. Sangat penting bagi wisatawan untuk memilih paket makan setelah memeriksa
harga kamar. Wisatawan sering kali membandingkan tarif kamar yang berbeda tanpa melihat
paket makanan. Jenis-jenis meals plan, adalah:
1. European Plan: harga kamar hotel yang diberikan hanya untuk harga kamar tanpa
makan. Kadang disebut juga sebagai Room Only rate.
2. Continental Plan: harga kamar yang diberikan termasuk sarapan per harinya.
Sarapan yang disajikan biasanya disediakan di restoran hotel dengan bentuk buffet.
Kadang disebut juga dengan B&B atau Bed and Breakfast. Jenis ini yang paling
banyak tersedia.
3. American Plan: harga kamar yang diberikan cenderung lebih tinggi, namun sudah
termasuk harga sarapan, makan siang, dan makan malam. Meskipun harganya
lebih mahal, namun AP memberikan kemudahan bagi wisatawan yang tidak ingin
repot mencari tempat makan.
4. Modified American Plan: harga kamar yang diberikan termasuk sarapan dan
makan siang atau makan malam.
Tour operator harus memastikan jenis meals plan seperti apa yang diinginkan oleh
wisatawan dan kemudian harus memastikan dengan pihak akomodasi (hotel) mengenai
ketersediaan paket tersebut. Saat melakukan pemesanan ke pihak hotel, BPW atau APW
harus memastikan bahwa hotel tersebut menyediakan jenis meals yang diminta.
47
diperlukan serta jenisnya sangatlah penting. Jika BPW salah memesankan kamar, klien bisa
menganggap bahwa BPW kurang kompeten.
Berikut jenis-jenis kamar hotel:
1. Single room: kamar dengan satu tempat tidur untuk ditempati oleh satu orang tamu
2. Double room: kamar dengan satu tempat tidur ukuran double size, bisa ditempati
oleh dua orang tamu
3. Triple room: kamar dengan dua tempat tidur (double dan single) atau tiga tempat
tidur single yang bisa ditempati untuk tiga orang tamu.
4. Quad room: kamar dengan dua tempat tidur double yang bisa ditempati oleh empat
orang tamu.
5. Queen room: kamar dengan satu tempat tidur ukuran queen yang bisa ditempati
dua orang tamu.
6. King room: kamar dengan satu tempat tidur ukuran king yang bisa ditempati dua
orang tamu.
7. Twin room: kamar dengan dua tempat tidur ukuran single atau double yang bisa
ditempati oleh dua orang tamu.
8. Studio: kamar dengan tempat tidur tipe studio.
9. Connecting rooms: dua kamar yang dihubungkan dengan pintu penghubung.
10. Adjoining rooms: kamar yang bersebelahan namun tidak dihubungkan dengan
pintu penghubung.
11. Adjacent room: kamar yang berdekatan atau berseberangan.
12. Master Suite: Jenis suite yang living room-nya menghubungkan satu atau lebih
kamar tidur.
13. Mini-suite atau Junior Suite: Jenis suite dengan area tidur dan living room yang
terpisah.
Jenis kamar dengan satu tempat tidur biasa dipakai oleh keluarga atau pasangan.
Sementara kamar dengan dua atau lebih tempat tidur biasa dipakai oleh kolega atau teman.
Referensi:
1. Yoeti, Oka. 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa.
2. Pendit. 2006. Ilmu Pariwisata (Sebuah Pengantar Perdana). Jakarta: PT. Pradnya
Paramita.
3. Pitana, I Gde. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta: Andi.
4. Suyitno. 2001. Usaha Perjalanan Wisata. Yogyakarta: Kanisius.
48
Modul 12. Operasional Perjalanan Wisata
Petunjuk Pertemuan :
Tahap Kegiatan
Pendahuluan (60 menit) Menjelaskan tujuan pembelajaran dari kegiatan operasional
perjalanan wisata.
Penyajian (90 menit) Mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan setiap
kelompok menjelaskan bagaimana langkah-langkah pemesanan
kamar hotel dan pemesanan tiket pesawat untuk group booking.
Penutup (30 menit) 1. Memberikan rangkuman pembelajaran.
2. Melakukan sesi tanya jawab mengenai praktikum.
49
Ruang Lingkup Operasional Perjalanan Wisata
Berikut adalah ruang lingkup operasional perjalanan wisata di dalam BPW
1. Collecting & reviewing brochures and other literature from travel products
suppliers and ascertaining the currency of information. Mengoleksi dan meninjau
ulang brosur dan literatur lain dari pemasok dan menetapkan informasi yang
terkini/terbaru
2. Writing tickets: Menerbitkan/issue tiket
3. Booking space. Mengupayakan peluang pemesanan tour maupun tiket
4. Maintaining and controlling airline ticket stock. Menjaga dan
mengontrol/memantau stok tiket
5. Keeping tariffs up to date. Menjaga agar info tarrif selalu up to date/terbaru
6. Designing Package Tours. Merancang paket wisata, baik untuk ready made tours
maupun tailor made tours
7. Preparing quotations and agent tariff. Menyiapkan penghitungan harga (untuk
keperluan produk khusus, Agent Tariff, dan atas pesanan)
8. Receive and process reservations. Menerima pemesanan jasa dan melakukan
proses penyiapan layanan ke supplier (transport, hotel, restoran, dan lain-lain)
9. Finalising booking and execution. Menyelesaikan proses akhir pemesanan jasa dan
pelaksanaan layanan jasa
10. Filing. Mengarsipkan dokumen perusahaan
11. Ordering. Mengorder segala kebutuhan perusahaan
50
1. Biro Perjalanan Wisata (Wholesaler/BPW) membuat produk (Paket Wisata) untuk
dipasarkan ke tamu/pelanggan, langsung maupun melalui Agen-Agen Perjalanan
(APW) yang berfungsi sebagai retailer. Customer juga bisa langsung memesan
produk tersebut langsung ke Biro Perjalanan (wholesaler), atau melalui Agen
Perjalanan yang diinginkan.
2. Biro Perjalanan menindaklanjuti semua pesanan dengan proses reservasi dan
pelaksanaan operasional.
3. Pelaksanaan tur sesuai dengan yang sudah dipersiapkan.
51
5. Tour Operator mengkonfirmasi semua penawaran dari Biro Perjalanan ( Program
dan harga)
6. Selanjutnya Biro Perjalanan bekerja sama dengan Tour Operator Lokal dan Kantor
Cabang (jika ada) untuk melanjutkan dengan proses reservasi dan operasional.
7. Pelaksanaan tour sesuai dengan persiapan yang dilakukan
Referensi:
1. Yoeti, Oka. 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa.
2. Pendit. 2006. Ilmu Pariwisata (Sebuah Pengantar Perdana). Jakarta: PT. Pradnya
Paramita.
3. Pitana, I Gde. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta: Andi.
4. Suyitno. 2001. Usaha Perjalanan Wisata. Yogyakarta: Kanisius.
52
Modul 13. Pasar Produk Industri Pariwisata
Petunjuk Pertemuan :
Tahap Kegiatan
Pendahuluan (60 menit) Menjelaskan tujuan pembelajaran dari pasar produk industri
pariwisata.
Penyajian (90 menit) Mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan setiap
kelompok:
1. Mencari tiga produk wisata Ready Made Tour oleh BPW
yang ada di Indonesia.
2. Analisis target pasar produk tersebut.
Penutup (30 menit) 1. Memberikan rangkuman pembelajaran.
2. Melakukan sesi tanya jawab mengenai praktikum.
53
Pasar Produk Industri Pariwisata
Produk pariwisata dalam hal ini paket wisata dibuat dengan menyesuaikan kebutuhan
pasar. Yang dimaksud dengan Pasar adalah permintaan yang nyata atau yang potensial akan
suatu produk wisata tertentu yang didasarkan pada sesuatu motivasi perjalanan. Sedangkan
dari sisi produsen, pasar wisata biasa dikatakan sebagai target market (sasaran utama) dalam
mengemas dan memasarkan produk wisata. Pada dasarnya, pertemuan antara permintaan
(demand) dan penawaran (supply) akan terjadi suatu tata niaga perdagangan yang mencakup
mutu dan jenis produk, tingkat atau mutu kebutuhan pembeli, penjualan, promosi/informasi,
ketepatan distribusi dan pelayanan.
Kita harus mengenali terlebih dahulu siapa pasar yang ingin kita tuju. Bisa
diidentifikasi melalui:
1. Usia :
a. Usia muda (18 – 34 tahun), biasanya menyenangi wisata adventure
(petualangan alam), seringkali tergabung dalam kelompok ekowisata/pecinta
alam.
b. Usia 35 – 50 tahun, usia ini adalah usia produktif yaitu usia dimana sedang
berkonsentrasi untuk mengembangkan karier; kegiatannya tergantung dari
hobi atau kegemaran keluarga (istri dan anak-anak). Biasanya mereka pergi
bersama keluarga (istri dan anak-anak). Kelompok ini cenderung
membutuhkan atraksi, fasilitas dan akomodasi yang berorientasi keluarga.
Kegiatan utamanya adalah pembimbingan mengenal wawasan alam/teritorial,
budaya, perilaku, dan arena permainan sebagai latihan fisik selain membina
keakraban dan relax bersama di luar kesibukan bekerja dan anak-anak
bersekolah.
54
c. Oldery (usia 50 keatas) Kelompok usia ini mengutamakan keselamatan dan
kenyamanan di usianya yang tidak muda lagi dan cenderung memerlukan
pelayanan lebih “care” dan hati-hati. Biasanya mereka menyukai perluasan
wawasan intelektual dan destinasi yang kaya dengan aneka Budaya. Mereka
memerlukan fasilitas akomodasi, makan minum dan transportasi yang lebih
nyaman.
2. Minat Wisatawan
a. Mencari pengalaman/petualangan (experience/adventure)
b. Minat pada budaya local (cultural pursuits)
c. Menikmati alam natural (ecotourism enthusiasm)
d. Keperluan relaksasi: udara pegunungan, pantai (rest, relaxation and
indulgence seeking)
e. Penyaluran dalam aktivitas sport dan hobby (active and sporting interests)
3. Daya Tarik Wisata yang Ditawarkan
a. Pemandangan alam, mistik, exotic dan budaya yang khas
b. Kombinasi dari pantai, budaya, barang berkualitas dan hotel yang baik
c. Banyaknya areal pilihan untuk petualangan ringan
d. Keramahan penduduk kepada para wisatawan
4. Kondisi sosial ekonomi wisatawan
a. Pendapatan rata-rata penduduk per tahun.
b. Hak cuti karyawan rata-rata 3 minggu/tahun
c. Tingkat mobilitas yang tinggi (frequent travellers)
d. Ekonomi yang relatif stabil dengan tingkat inflasi yang rendah
e. Pemberian tunjangan sosial bagi Tuna Karya dan Purna Karya
f. Indeks hidup
g. Jumlah kelas menengah yang besar dalam piramida penduduk
BPW terutama tour consultant harus bisa memahami kebutuhan pasar sehingga bisa
menciptakan dan menjual produk wisata yang diminati pasar.
Referensi:
1. Yoeti, Oka. 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa.
2. Pendit. 2006. Ilmu Pariwisata (Sebuah Pengantar Perdana). Jakarta: PT. Pradnya
Paramita.
3. Pitana, I Gde. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta: Andi.
4. Suyitno. 2001. Usaha Perjalanan Wisata. Yogyakarta: Kanisius.
55
Modul 14. Promosi Produk Pariwisata
Petunjuk Pertemuan :
Tahap Kegiatan
Pendahuluan (60 menit) Menjelaskan tujuan pembelajaran dari bauran promosi terkait
kegiatan pariwisata.
Penyajian (90 menit) Mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan melakukan
analisis pada 10 Bali Baru, mengenai:
1. Apa saja bentuk promosi yang dilakukan oleh 10 Bali
Baru?
2. Apakah bentuk promosi tersebut efektif dalam
mendatangkan wisatawan?
3. Bagaimana seharusnya promosi 10 Bali Baru dilakukan?
Penutup (30 menit) 1. Memberikan rangkuman pembelajaran.
2. Melakukan sesi tanya jawab mengenai praktikum.
56
Menurut Kotler (1999), promosi atau komunikasi pemasaran adalah sarana dimana
perusahaan berusaha menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen – secara
langsung maupun tidak langsung, tentang produk dan merek yang dijual.
Selanjutnya, promosi merupakan salah satu variabel dalam bauran pemasaran yang
sangat penting dilaksanakan oleh perusahaan dalam memasarkan produk atau jasa. Kegiatan
promosi bukan saja berfungsi sebagai alat komunikasi antara perusahaan dan konsumen,
melainkan juga sebagai alat untuk mempengaruhi konsumen dalam kegiatan pembelian atau
penggunaan jasa sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya.
Bentuk Promosi
Periklanan (advertising)
Iklan merupakan sarana promosi yang sering digunakan oleh perusahaan untuk
menginformasikan, menarik, dan memengaruhi calon konsumennya. Penggunaan promosi
dengan iklan dapat dilakukan dengan berbagai media, seperti:
1. Pemasangan billboard di jalan, tempat atau lokasi yang strategis;
2. Pencetakan brosur untuk ditempel atau disebarkan di setiap cabang, pusat
perbelanjaan, atau di berbagai tempat yang dianggap strategis;
3. Pemasangan spanduk atau umbul-umbul di jalan, tempat atau lokasi yang strategis;
4. Pemasangan iklan melalui media cetak seperti koran, majalah, tabloid, buku, atau
lainnya; dan
5. Pemasangan iklan melalui media elektronik, seperti televisi, radio, internet, film
atau lainnya.
Penggunaan dan pemilihan media iklan tergantung dari tujuan perusahaan. Masing-
masing media memiliki tujuan dan segmentasi sendiri. Paling tidak ada empat macam tujuan
penggunaan iklan sebagai media promosi, yaitu:
1. Untuk pemberitahuan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan produk yang
dimiliki oleh suatu perusahaan, seperti peluncuran produk baru, keuntungan dan
kelebihan suatu produk, atau informasi lainnya;
2. Untuk mengingatkan kembali kepada pelanggan tentang keberadaan atau
keunggulan produk yang ditawarkan;
3. Untuk perhatian dan minat para pelanggan baru dengan harapan akan memperoleh
daya tarik dari para calon pelanggan; dan
4. Memengaruhi pelanggan saingan agar berpindah ke produk dari perusahaan yang
mengiklankan.
Pertimbangan penggunaan media yang akan dipakai untuk pemasangan iklan di suatu
media, antara lain:
1. Jangkauan media yang akan digunakan;
2. Sasaran atau konsumen yang akan dituju; dan
3. Besarnya biaya yang akan dikeluarkan.
57
Penjualan Perorangan (personal selling)
Personal selling adalah alat paling efektif pada tahap penjualan tertentu, terutama
dalam membangun pilihan, keyakinan dan tindakan pembeli. Dibandingkan dengan
periklanan, personal selling memiliki beberapa sifat yang unik, diantaranya adalah metode
ini memungkinkan interaksi pribadi antara dua orang atau lebih, sehingga setiap orang dapat
mengamati kebutuhan dan karakteristik yang lain serta menyesuaikan diri dengan cepat.
Personal selling juga memungkinkan semua jenis hubungan muncul, mulai dari hubungan
penjualan semata hingga ke hubungan persahabatan mendalam (lihat tabel 5).
Public Relation
Kotler (1999) memunculkan konsep mega marketing yang merupakan gabungan antara
public relations dan marketing mix. Pada perkembangan berikutnya, Thomas L. Harris
memopulerkan istilah marketing public relations, sebagaimana yang dinyatakan oleh Ruslan
(2005) bahwa marketing public relations adalah sebuah proses perencanaan dan
pengevaluasian program yang merangsang penjualan pelanggan. Dalam hal ini, untuk
mempromosikan destinasi pariwisata dibutuhkan kiat promosi dan publikasi serta pelayanan
yang prima.
58
Pelaksanaan strategi public relations dalam berkomunikasi dikenal dengan istilah 7-Cs
public relations communication menurut Cutlip, Center & Broom dalam Ruslan (2005), yang
terdiri atas: credibility, contex, content, clarity, continuity and consistency, channels,
capability of the audiences.
Dibandingkan dengan iklan, public relation mempunyai kredibilitas yang lebih baik,
karena pembenaran (baik langsung maupun tidak langsung) dilakukan oleh pihak lain, selain
pemilik iklan. Disamping itu karena pesan public relation dimasukkan dalam berita atau
artikel koran, tabloid, majalah, radio dan televisi, maka calon konsumen seringkali tidak
memandangnya sebagai bentuk promosi. Public relation juga dapat memberi informasi yang
lebih banyak dan lebih terperinci dari pada iklan.
Referensi:
1. Clow, K.E. and Baack, D. 2007. Integrated Adevertising, Promotion, and
Marketing Communications. New Jersey: Pearson Education Internasional.
2. Kotler, P., 1999. Marketing Management, The Millenium Edition,. New Jersey:
Prenctice-Hall Inc.
3. Judisseno, R.K. 2019. Branding Destinasi dan Promosi Pariwisata. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
59