Anda di halaman 1dari 15

PENGERTIAN TENTANG KEPARIWISATAAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP

PARIWISATA

Oleh Kelompok 1 :

KELAS BISNIS PARIWISATA C

1. Maria Reginna Runa (1807521175/01)


2. Anak Agung Sagung Wulan Maharani (2007521024/02)
3. Fadila Vianney Putri Jayadi (2007521030/03)
4. Winda Lestari (2007521043/04)
5. Ni Kadek Eni Budi Utami (2007521045/05)

Program Studi Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Denpasar

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur tim penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Pengertian Tentang Kepariwisataan dan Dampaknya Terhadap Pariwisata”. Adapun tujuan
dari pembuatan Makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Bisnis Pariwisata.
Pada kesempatan ini kami menyampaikan rasa terima kasih kepada Ibu Anak Agung Ayu
Sriathi, S.E., M.M. selaku Dosen Bisnis Pariwisata Universitas Udayana yang telah
memberikan tugas ini yang dimana dapat menambah wawasan serta meningkatkan hubungan
kerja sama tim yang baik diantara kami.

Penulis menyadari sepenuhnya penulisan ini masih jauh dari kata sempurna, hal
ini dikarenakan wawasan serta pengalaman yang penulis miliki masih kurang. Oleh karena
itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan, guna
menyempurnakan makalah ini. Penulis harapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak, terutama dalam lingkungan Universitas Udayana khususnya, dan masyarakat
pada umumnya agar dapat menambah wawasan dan informasi bagi pembaca sekalian.

Denpasar, 04 September 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pentingnya Belajar Bisnis Pariwisata
2.2 Pengertian Produk Pariwisata
2.3 Sifat Pariwisata
2.4 Destinasi Pariwisata
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kepariwisataan telah berkembang menjadi salah satu industri terbesar yang


memberikan manfaat bagi perekonomian negara. Hal ini dikarenakan pariwisata telah
mendorong terciptanya lapangan pekerjaan, peningkatan pendapatan masyarakat lokal,
peningkatan kualitas hidup masyarakat, serta penerimaan devisa yang terus meningkat
melalui upaya pengembangan dan pembangunan di berbagai potensi kepariwisataan
nasional.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimanakah pentingnya belajar bisnis pariwisata?
2. Apakah pengertian dari produk pariwisata?
3. Bagaimanakah sifat pariwisata tersebut?
4. Bagaimanakah destinasi pariwisata tersebut?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pentingnya belajar bisnis pariwisata.
2. Untuk mengetahui pengertian produk pariwisata.
3. Untuk mengetahui sifat pariwisata.
4. Untuk mengetahui destinasi pariwisata.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pentingnya Belajar Bisnis Pariwisata


2.2 Pengertian Produk Pariwisata
Menurut para ahli (Burkat dan Medlik), yaitu produk pariwisata dapat merupakan
suatu susunan produk yang terpadu, yang terdiri dari objek dan daya tarik wisata,
transportasi, akomodasi dan hiburan, dimana tiap unsur produk pariwisata dipersiapkan
oleh masing-masing perusahaan dan ditawarkan secara terpisah kepada konsumen
(wisatawan/tourist). Produk pariwisata ini juga bisa membentuk suatu paket pariwisata
yang nantinya dapat diuraikan berdasarkan kebutuhan wisatawan itu sendiri. Produk-
produk pariwisata yang dapat ditawarkan kepada para konsumen/wisatawan antara lain :

1. Jasa Transportasi
Perkembangan bidang pariwisata di Indonesia menjadikan bisnis Jasa
Transportasi Wisata menjadi bisnis yang cukup diminati untuk dikembangkan.
Usaha jasa transportasi wisata adalah usaha khusus yang menyediakan angkutan
untuk kebutuhan dan kegiatan pariwisata, bukan angkutan transportasi
reguler/umum. Usaha Transportasi yakni mencakup transportasi darat, laut dan
udara. Perusahaan transportasi darat terdiri atas pelayanan bus, kereta,
perusahanaan taksi, dan perusahaan transportasi udara meliputi maskapai
penerbangan. Sedangkan, transportasi laut terdiri atas pelayaran umum dan
pelayaran wisata.
2. Jasa Akomodasi
Usaha penyediaan akomodasi adalah usaha yang menyediakan pelayanan
penginapan yang dapat dilengkapi dengan pelayanan pariwisata lainnya. Usaha
penyediaan akomodasi dapat berupa hotel, vila, pondok wisata, bumi perkemahan,
persinggahan karavan, motel, apartemen, wisma, cottage, bungalow dan
akomodasi lainnya yang digunakan untuk tujuan pariwisata.
3. Jasa Atraksi
Usaha penyelenggaraan kegiatan hiburan dan rekreasi merupakan usaha
penyelenggaraan kegiatan berupa usaha seni pertunjukan, seperti tari, musik, dan
upacara adat suatu budaya setempat baik tradisional maupun modern, arena
permainan, serta kegiatan hiburan dan rekreasi lainnya yang bertujuan untuk
pariwisata, tetapi tidak termasuk di dalamnya wisata tirta dan spa.
4. Jasa Perantara
Usaha jasa informasi pariwisata adalah usaha yang menyediakan data, berita,
feature, foto, video, dan hasil penelitian mengenai kepariwisataan yang disebarkan
dalam bentuk bahan cetak dan/atau elektronik. Usaha jasa konsultan pariwisata
adalah usaha yang menyediakan sarana dan rekomendasi mengenai studi
kelayakan, perencanaan, pengelolaan usaha, penelitian, dan pemasaran di bidang
kepariwisataan. Usaha jasa pramuwisata adalah usaha yang menyediakan dan
mengoordinasikan tenaga pemandu wisata untuk memenuhi kebutuhan wisatawan
atau kebutuhan biro perjalanan wisata.
5. Jasa Penunjang
Sarana penunjang pariwisata adalah perusahaan yang menunjang sarana
pelengkap dan sarana pokok. Selain berfungsi untuk membuat wisatawan lebih
lama tinggal pada suatu daerah tujuan wisata, sarana penunjang pariwisata
memiliki fungsi yang jauh lebih penting yaitu membuat wisatawan lebih banyak
mengeluarkan atau membelanjakan uangnya di tempat yang dikunjunginya.
Misalnya night club, steambaths, dan lain-lain.
6. Jasa Restoran/Rumah Makan
Usaha jasa makanan dan minuman, adalah usaha jasa penyediaan makanan
dan minuman yang dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses
pembuatan dapat berupa restoran, kafe, jasa boga, dan bar/kedai minum.
7. Jasa Travel
Usaha jasa perjalanan wisata adalah usaha biro perjalanan wisata dan usaha agen
perjalanan wisata. Usaha biro perjalanan wisata meliputi usaha penyediaan jasa
perencanaan perjalanan atau jasa pelayanan dan penyelenggaraan pariwisata,
termasuk penyelenggaraan perjalanan ibadah. Usaha agen perjalanan wisata
meliputi usaha jasa pemesanan sarana, seperti pemesanan tiket dan pemesanan
akomodasi serta pengurusan dokumen perjalanan. Adapun beberapa cabang usaha
jasa wisata perjalan yang didirikan di berbagai wilayah untuk mempermudah
pelayanan untuk pelanggan. Kegiatan cabang biro wisata sama seperti kegiatan di
kantor pusatnya. Sementara agen wisata sendiri adalah badan usaha yang
menyelenggarakan kegiatan jasa travel. Jasa travel wisata juga memiliki beberapa
perwakilan untuk mendukung bisnis wisata ini. Perwakilan jasa perjalanan
meliputi:
a. Biro perjalanan yang bersifat umum
b. Badan usaha lain merupakan biro yang telah dipilih untuk melakukan kegiatan
perjalanan baik sifatnya tetap atau sementara yang terletak di suatu wilayah
c. Agen travel

2.3 Sifat Pariwisata


Sekarang setelah mengetahui pentingnya belajar bisnis pariwisata dan pengertian
produk pariwisata, topik selanjutnya yaitu mengenai sifat pariwisata. Ada lima hal
termasuk dalam kategori besar yang berguna untuk memeriksa karakteristik atau sifat
pariwisata yaitu, sebagai berikut :
a) Motivasi Sebuah Perjalanan
Motivasi mengidentifikasikan, pertama, tujuan kunjungan. Tujuan itu sendiri
dibagi menjadi tiga kategori, sebagai berikut :
1. Liburan ( termasuk kunjungan ke teman dan kerabat yang dikenal sebagai
perjalanan VFR)
2. Bisnis ( termasuk rapat, konferensi, dan sebagainya )
3. Tujuan lainnya (termasuk studi, ziarah kegamaan, olahraga, kesehatan dan
sebagainya)
Menyadari tujuan mendasar dibalik perjalanan wisatawan merupakan hal yang
penting, karena masing-masing kategori ini akan mengungkapkan serangkaian
karakteristik yang berbeda. Misalnya, yang dimana perjalanan bisnis berbeda dengan
perjalanan liburan. Perjalanan bisnis seringkali harus diatur dalam waktu singkat dan
akan sedikit memiliki keleluasaaan dalam memilih tujuan atau waktu perjalanan,
sedangkat perjalanan liburan memiliki waktu yang lebih fleksibel dan lebih leluasa
dalam memilih tujuan perjalanan.

b) Karakteristik Perjalanan
Ini akan menentukan jenis dan kemana kunjungan yang akan dilakukan. Pertama,
seseorang dapat membedakan antara lokal pariwisata dan internasional pariwisata
seperti, mengacu pada perjalanan yang dilakukan secara eksklusif dalam batas-batas
nasional negara asal pelancong. Keputusan untuk berlibur di dalam batas negara
sendiri merupakan keputusan yang penting secara ekonomi karena akan berdampak
pada neraca pembayaran dan mengurangi arus keluar uang dari negara tersebut. Oleh
karena itu, banyak pemerintah mendorong penduduk untuk berlibur di negara
mereka sendiri untuk membantu perekonomian. Kedua, destinasi seperti apa yang
dipilih seperti, apakah perjalanan akan ke resor tepi laut, resor pegunungan, kota
pedesaan atau kota besar? Apakah itu kunjungan satu pusat atau kunjungan
multipusat (melibatkan persinggahan di dua tempat atau lebih). Ketiga, berapa lama
waktu yang dihabiskan dalam perjalanan. Kunjungan yang tidak termasuk bermalam
dikenal, seperti yang kita lihat sebelumnya, sebagai tamasya atau sering disebut
sebagai “perjalanan sehari”. Seorang pengunjung yang singgah setidaknya satu
malam di suatu tujuan bahkan dapat melibatkan perjalanan internasional disebut
“turis”. Misalnya, seorang turis berasal dari singapura melakukan perjalanan ke
pulau Bali untuk berlibur.

c) Mode Organisasi Wisatawan


Hal ini semakin menyempurnakan bentuk perjalanan seperti, berwisata secara
mandiri atau dikemas (paket wisata). Paket wisata, yang istilah resminya yaitu “
Inclusive Tour” (IT). IT adalah pengaturan di mana transportasi dan akomodasi
dibeli oleh wisatawan dengan harga yang mencakup semua. Operator wisata yang
menyusun paket akan membeli transportasi dan akomodasi di muka, umumnya
dengan harga yang lebih rendah karena setiap produk dibeli dalam jumlah besar, dan
tur tersebut kemudian dijual secara individual kepada wisatawan, baik secara
langsung maupun melalui agen perjalanan. Agen dan operator juga dapat mengemas
wisata inklusif independen dengan memanfaatkan tarif bersih khusus dan
membangun paket berdasarkan kebutuhan spesifik klien.

d) Komposisi Wisatawan
Ini terdiri dari unsur-unsur yang terdiri dari kunjungan. Semua pariwisata
melibatkan perjalanan jauh dari tempat tinggal seseorang, seperti dalam kasus turis
sebagai lawan dari wisatawan itu akan mencakup akomodasi. Jadi di sini kita harus
mengidentifikasi bentuk perjalanan melalui udara, laut, atau darat yang akan
digunakan. Jika transportasi udara dilibatkan, seperti apakah akan menggunakan
pesawat sewaan atau penerbangan berjadwal. Jika akan menginap, seperti apakah ini
akan di hotel, wisma, perkemahan, atau akomodasi mandiri. Bagaimana perjalanan
penumpang antara bandara dan hotel dengan bus, taksi atau limusin bandara. Paket
wisata biasanya terdiri dari transportasi dan akomodasi, kadang juga tersedia
layanan tambahan dalam program, seperti penyewaan mobil di tempat tujuan,
perjalanan dengan pelatih atau hiburan teater.

e) Karakteristik Wisatawan
Analisis pariwisata harus mencakup analisis wisatawan. Karakteristik wisatawan
dapat kita ketahui melalui seperti, membedakan antara wisatawan dan pelancong
bisnis, mengidentifikasi turis di kebangsaan, kelas sosial, jenis kelamin, usia dan
gaya hidup, mengetahui apa tahap kehidupan mereka serta apa jenis kepribadian
yang mereka miliki.
Informasi tersebut berharga tidak hanya untuk tujuan pencatatan, ini juga akan
membantu mengetahu alasan seseorang melakukan perjalanan, mengapa mereka
memilih tujuan tertentu dan bagaimana pola perjalanan berbeda antara kelompok
orang yang berbeda. Penelitian sekarang lebih fokus pada kepribadian dan gaya
hidup sebagai karakteristik yang menentukan pilihan liburan, daripada hanya melihat
kelas sosial dan pekerjaan. Semakin banyak yang diketahui tentang perincian
tersebut, semakin efektif mereka dalam industri menghasilkan produk yang akan
memenuhi kebutuhan pelanggan mereka, dan mengembangkan strategi yang tepat
untuk membawa produk tersebut ke perhatian mereka.

2.4 Destinasi Pariwisata


Destinasi dapat berupa resor atau kota tertentu, wilayah dalam suatu negara, seluruh
negara atau bahkan wilayah dunia yang lebih luas. Misalnya, paket tur dapat mencakup
kunjungan ke tiga negara terpisah di Amerika Latin yang memiliki atraksi yang cukup
berbeda - katakanlah, kunjungan awal ke Peru untuk melihat kehidupan budaya orang
Indian Peru dan reruntuhan di Macchu Pichu, diikuti dengan penerbangan ke Buenos
Aires, Argentina, untuk pengalaman khas ibu kota belanja dan kehidupan malam,
kembali ke rumah melalui Cancün, Meksiko, di mana menghabiskan beberapa hari di
resort yang tenang dan santai.

Pendekatan 'pick and mix' terhadap jenis destinasi dan atraksi relatif menjadi semakin
umum, dengan konsep sebelumnya diharapkan untuk memilih antara liburan pantai,
liburan budaya, tur kota istirahat singkat atau beberapa pengaturan paket seragam lainnya
yang tidak lagi berlaku. Hal ini telah disadari oleh perusahaan pelayaran dimana mereka
mulai memasarkan liburan kombinasi dua minggu, yang terdiri dari beberapa hari
berlayar dan beberapa hari lainnya berada di daerah resort pinggir pantai.

Destinasi dan akomodasi pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dimana keduanya
dapat menjadi alasan para wisatawan untuk datang dan menghabiskan waktu menikmati
fasilitas yang disediakan tanpa melakukan tur di luar kawasan tempat destinasi tersebut.
Seperti dalam kasus hotel resort yang menyediakan berbagai kenyamanan yang dihadapi
di lokasi. Dalam kasus seperti itu, mungkin tujuan wisatawan untuk mengunjungi hotel
secara murni dan hanya karena fasilitas yang disediakan hotel dan seluruh masa inap akan
dinikmati tanpa bertualang di luar kawasan halaman hotel. Karakteristik ini dapat
ditemukan di beberapa resort salah satunya resort All-Inclusive Sandals di Karibia.

Destinasi pariwisata pada dasarnya memiliki karakteristik tertentu sehingga


keberhasilan perusahaan pariwisata dalam menarik wisatawan akan sangat bergantung
pada kualitas tiga manfaat penting yang mereka tawarkan kepada mereka: atraksi, fasilitas
dan aksesibilitas (atau kemudahan yang dengannya mereka dapat melakukan perjalanan
ke tujuan).

a) Jenis Destinasi

Destinasi terdiri dari dua jenis — baik 'alami' atau 'buatan'. Sebagian besar
'dikelola' sampai batas tertentu, apakah itu alami atau dibangun. Taman nasional,
misalnya, dibiarkan dalam keadaan keindahan alami sejauh mungkin, tetapi
bagaimanapun harus dikelola dengan mempertimbangkan beberapa aspek seperti
ketentuan penyediaan akses, fasilitas parkir, akomodasi (seperti karavan dan tempat
perkemahan), tempat sampah dan sebagainya.

Secara luas, destinasi dapat dikategorikan sesuai dengan fitur geografis yang ada,
yaitu sebagai berikut.

1. Wisata tepi laut; yaitu destinasi pariwisata yang mencakup resor tepi laut,
pantai alami, liburan berperahu di sepanjang pantai, jalan setapak pesisir, dan
sebagainya.
2. Pariwisata pedesaan; yaitu destinasi yang mencakup kategori danau dan
pegunungan yang paling umum, tetapi juga tur pedesaan, 'agriwisata' seperti
liburan pertanian, kunjungan ke kebun anggur, kebun, kunjungan dan
menginap di desa atau ‘homestay’, liburan sungai dan kanal, taman kehidupan
liar dan taman nasional.
3. Wisata perkotaan; yaitu mencakup kunjungan ke kota-kota besar dan kecil.

b) Objek Wisata, Fasilitas dan Aksesibilitas


1. Objek Wisata/Atraksi
Semua destinasi memerlukan adanya atraksi, fasilitas, dan aksesibilitas yang
memadai jika ingin menarik bagi sejumlah besar wisatawan. Semakin menarik
destinasi yang dapat ditawarkan, maka semakin mudah pula untuk memasarkan
destinasi tersebut kepada wisatawan. Dari segi atraksi sendiri, besar kecilnya
atraksi daroi destinasi tergantung dari bagaimana fitur fisik yang menopangnya :
keindahan pegunungan, udara segar resor tepi laut dan kualitas pantai tertentu,
arsitek sejarah, peluang belanja dan hiburan dan 'suasana' kota yang hebat.
Pembangunan atraksi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
- Pertama, atraksi yang dibangun khusus untuk meningkatkan daya tarik
destinasi. Misalnya, Blackpool mempertahankan keunggulannya di antara
resor tepi laut in Inggris dengan berinvestasi dalam hiburan dalam ruangan,
pusat konferensi dan fitur lain yang menarik bagi penampang wisatawan.
Kota-kota dan ibu kota utama membangun museum, galeri seni, atau pusat
pameran baru (desain kontemporer yang mengesankan yang memainkan
peran yang semakin penting dalam menarik wisatawan, sementara bekas
rumah atau kastil megah diubah oleh pengembangan menjadi titik fokus untuk
dikunjungi oleh wisatawan dan pelancong sehari.
- Kedua, atraksi yang dibangun untuk menjadi destinasi itu sendiri, seperti
halnya dengan taman hiburan seperti kompleks Disneyland di Anaheim
(California), atau Kebun Raya Bedugul di Tabanan, Bali.

Atraksi juga dapat digolongkan ke dalam beberapa jenis berdasarkan sifatnya,


yaitu sebagai berikut :
- Atraksi situs; yaitu atraksi yang bersifat permanen. Atraksi ini dapat berupa
destinasi situs purba kala seperti yang ada di kompleks Candi Borobudur,
Magelang, Jawa Tengah.
- Atraksi acara; yaitu atraksi yang bersifat sementara dan sering dipasang untuk
meningkatkan jumlah wisatawan ke tujuan tertentu. Misalnya, festival layang-
layang yang diselanggarakan di daerah pantai Padang Galak, Sanur, Bali.

Selanjutnya, berdasarkan lokasi cakupannya, destinasi dan atraksi dapat


dibedakan menjadi 2, yaitu sebagai berikut :

- Destinasi nodal adalah salah satu destinasi di mana atraksi daerah


dikelompokkan secara geografis. Resor dan kota tepi laut adalah contoh
atraksi nodal yang khas, menjadikannya ideal untuk pengemasan oleh
operator tur. Hal ini telah mengarah pada konsep pengembangan pariwisata
'honey pot', di mana perencana memusatkan pengembangan pariwisata di
daerah tertentu.
- Destinasi linier, adalah destinasi dengan cakupan wilayah geografis yang luas,
tanpa focus tertentu. Jelajah adalah bentuk lain dari pariwisata linier, saat ini
menikmati popularitas yang semakin meningkat karena memungkinkan
wisatawan untuk melihat banyak situs berbeda dengan nyaman dan dengan
gangguan minimal.

Penting untuk diingat bahwa banyak daya tarik suatu tujuan tidak berwujud
dan sangat tergantung pada citranya, seperti yang dirasakan oleh calon wisatawan.
Gambar suatu destinasi, apakah menguntungkan atau tidak menguntungkan,
cenderung dibangun dalam jangka waktu yang lama dan, setelah ditetapkan, sulit
untuk diubah.

2. Fasilitas
Fasilitas adalah layanan penting yang memenuhi kebutuhan wisatawan. Ini
termasuk akomodasi dan makanan, transportasi lokal, pusat informasi dan
infrastruktur yang diperlukan untuk mendukung pariwisata - jalan, layanan utilitas
publik dan fasilitas parkir. Secara alami, fasilitas seperti itu akan bervariasi sesuai
dengan sifat destinasi itu sendiri. Misalnya, sebuah taman nasional dimana
fasilitas seperti peninganapan, hotel atau bahkan pusat perbelanjaan akan sangat
jarang ditemukan dan lebih banyak didominasi oleh fasilitas lahan terbuka atau
tempat perkemahan yang asri. Fasilitasn terbatas ini pada akhirnya menjadi daya
tarik bagi para wisatawan yang menyukai kegiatan camping di luar ruangan.
Di sisi lain, fasilitas juga bisa menjadi daya tarik itu sendiri, seperti yang telah
dibahas sebelumnya, dalam kasus hotel resort yang menawarkan berbagai atraksi
di dalam situs yang komprehensif atau destinasi pelayaran yang memberikan
fasilitas perjalanan bagi para wisatawan.

3. Aksesibilitas

Terakhir, suatu destinasi harus dapat diakses jika ingin memudahkan


kunjungan dari wisatawan. Sementara wisatawan yang lebih pemberani mungkin
bersedia menempatkan diri mereka pada ketidaknyamanan yang besar untuk
melihat beberapa tempat yang lebih eksotis di dunia, sebagian besar wisatawan
tidak akan tertarik ke suatu tujuan kecuali jika relatif mudah dijangkau. Ini berarti,
dalam kasus perjalanan internasional, keberadaan bandara yang baik di dekatnya,
transportasi udara reguler dan nyaman ke wilayah dengan harga yang terjangkau
dan koneksi lokal yang baik ke tujuan itu sendiri (atau, setidaknya, fasilitas
penyewaan mobil yang baik). Kapal pesiar akan tertarik dengan pelabuhan laut
dalam yang disajikan dengan baik dengan tambatan yang tersedia dengan biaya
yang wajar untuk jalur pelayaran dan terletak pada jarak yang nyaman dari atraksi
utama di daerah tersebut. Di sisi lain, jika akses menjadi terlalu mudah, ini dapat
mengakibatkan permintaan yang terlalu besar dan kemacetan yang dihasilkan,
membuat tujuan kurang menarik bagi wisatawan.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai