Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

Pengaruh Warna Biru Terhadap Daya Tarik Serangga

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas praktikum mata kuliah Pengendalian
Pengendalian Hayati

Dosen Pengampu : Resti Fajarfika, S.P., M. Sc.

Disusun Oleh :

Regina Reyhan R 24031119062

M Ridwan Asani 24031120054

Rifqy Ramadhan Alamsyah 24031120073

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS GARUT

2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jeruk bali merupakan tanaman buah yang mengandung banyak komponen


nutrisi yang terkandung didalamnya. Sebagian besar komponen jeruk bali terletak
pada kulitnya, diantaranya terdapat senyawa alkaloid, flavonoid, likopen, vitamin
C, serta yang paling dominan adalah pektin dan tanin. Selama ini hampir 50%
kulit jeruk bali belum sepenuhnya termanfaatkan. Produksi jeruk bali diberbagai
daerah di Indonesia mencapai 511 kg/ton pertahunnya, dari produksi tersebut
dihasilkan jumlah kulit jeruk bali sebesar 208 kg/ton. Karena banyaknya kulit
jeruk bali yang kurang termanfaatkan sehingga perlu upaya untuk
memanfaatkannya. Dengan demikian perlu adanya penanganan limbah kulit jeruk
bali yang nantinya dapat dimanfaatkan dalam dunia pangan.

Serangan OPT dalam budidaya salah satunya yaitu serangga. Serangga


merupakan hewan yang memiliki ciri berkaki enam (heksapoda) yang terbagi
kedalam hewan atau serangga yang menguntungkan atau merugikan bagi tanaman
budidaya. Serangga juga terbagi kedalam dua peran yaitu serangga yang
memakan tumbuhan atau herbivora dan serangga yang memakan serangga lainnya
atau karnivora. Serangga ditemukan hampir di semua ekosistem. Semakin banyak
tempat dengan berbagai ekosistem maka terdapat jenis serangga yang beragam.
Serangga yang berperan sebagai pemakan tanaman disebut hama, tetapi tidak
semua serangga berbahaya bagi tanaman. Ada juga serangga berguna seperti
serangga penyerbuk, pemakan bangkai, predator dan parasitoid (Siregar dkk.,
2014).

Pengendalian serangga dapat dilakukan dengan teknik pemasangan


perangkap atau jebakan untuk hama tanaman, salah satunya dengan menggunakan
perangkap biru (blue trap) pada lahan budidaya tanaman. Blue trap ini merupakan
perangkap serangga yang ramah lingkungan serta sangat efektif dalam
mengendalikan serangan serangga, tidak hanya dengan perangkap pengendalian
juga apat dilakukan secara visual atau dilihat langsung dilapangan. Menurut
Mas’ud (2011) menyatakan bahwa efektifitas penggunaan perangkap perekat
warna kuning (Blue Trap) dapat menangkap berbagai jenis serangga di areal
pertanaman karena ketertarikan serangga terhadap warna kuning dari perangkap
bukan semata-mata karena tertarik pada tanaman budidaya.

1.2 Tujuan

Praktikum ini bertujuan mengetahui pengaruh Sticky Trap terhadap daya tarik
serangga
BAB II

METODOLOGI

2.1. Waktu Dan Tempat

Praktikum ini dilakukan di Balai Benih Hortikultura Cisurupan pada tanggal


12 November 2022

2.2. Alat dan Bahan


 Tali rapia
 Botol air mineral 600 ml
 Kuwas
 Kayu 1,5 m
 Plastik atau botol
 Lem hogy
 Alcohol 70%
 Buku kunci identifikasi
 Kertas asutro warna biru
2.3. Prosedur Kerja
1. Dipotong kertas asturo berwarna biru sesuikan dengan panjang botol air
mineral.
2. Di gulung kertas asturo tersebut dan masukan ke botol.
3. Seluruh bagaian luar botol di oleskan lem menggunakan kuwas
4. Dipasang botol dan kayu sebagai tiang.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil
Tabel.1 Pengamatan 1

Ordo Ni ( ) ( ) ( )( )

Diptera 66 0,673 -0,396 0,266508

Lepidoptera 32 0,326 -1,120 0,36512

Jumlah 98 0,631628

H’ = ∑( )( ) = 0,631628 Keanekaragaman Rendah

C = ∑ ( ) = 0,998001 Dominansi Sedang

Tabel.2 Pengamatan 2

Ordo Ni ( ) ( ) ( )( )

Diptera 111 0,680 -0,385 0,2618

Lepidoptera 52 0,319 -1,142 0,364298

Jumlah 163 0,626098

H’ = ∑( )( ) = 0,626098 Keanekaragaman Rendah

C = ∑ ( ) = 0,998001 Dominansi Sedang

Tabel. 3 Pengamatan 3

Ordo Ni ( ) ( ) ( )( )

Diptera 126 0,586 -0,534 0,312924

Lepidoptera 89 0,413 -0,884 0,365092

Jumlah 215 0,678016

H’ = ∑( )( ) = 0,678016 Keanekaragaman Rendah

C = ∑ ( ) = 0,998001 Dominansi Sedang


3.2. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian pada tanaman jeruk bali dengan menggunakan


perangkap biru (blue trap) didapatkan serangga dengan jumlah ordo sebanyak 2
ordo serangga. Ordo-ordo tersebut ialah ordo Diptera (Contoh: jenis-jenis lalat
dan nyamuk), Lepidoptera (contoh: ulat, ngengat atau kupu-kupu).

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan didapatkan serangga yang


terperangkap pada blue trap bahwa serangga yang jumlahnya paling tinggi
selama 3 kali pengamatan yaitu ordo Diptera (seperti nyamuk dan lalat) sebanyak
303 serangga yang terperangkap pada blue trap. Menurut Borror (1996) bahwa
ordo Diptera merupakan ordo yang memiliki anggota individu dan jenis terbesar
dari serangga serta terdapat hampir dimana-mana, sesuai dengan penelitian
Sulistya (2015). Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian diketahui
bahwa pada semua perlakuan yang menggunakan perangkap kuning dapat
memerangkap dua jenis lalat buah yaitu Bactrocera dorsalis dan Bactrocera tau.

1. Indeks Keanekaragaman Serangga dengan Blue Trap


Keanekaragaman serangga yang menyerang pada jeruk bali dapat dilihat
pada (Tabel 1, Tabel 2 dan Tabel 3), berdasarkan pengamatan bahwa serangga
yang dapat terperangkap pada blue trap beranekaragam dan dikelompokkan sesuai
ordo serangga tersebut yaitu ordo Diptera dan Lepidoptera. Hal ini seperti pada
penelitian Maesyaroh (2018) bahwa terdapatnya serangga yang beranekaragam
dilahan percobaan dikarenakan kondisi lingkungan yang berbeda yang
dipengaruhi oleh suhu, kelembaban, intensitas cahaya. Hasil perhitungan indeks
keanekaragaman serangga yang menyerang pada tanaman Jeruk Bali dengan blue
trap.

Berdasarkan tabel 1, tabel 2 dan tabel 3 diatas bahwa hasil perhitungan


indeks keanekaragaman [H'] serangga yang menyerang tanaman jeruk bali dan
terperangkap pada blue trap yaitu 1,935742 dengan demikian nilai tolak ukur
keanekaragamannya sedang. Menurut Aditama (2013) yang menyatakan bahwa
keberadaan serangga di alam dipengaruhi oleh keberadaan faktor abiotik atau
unsur iklim sebagai komponen suatu ekosistem meliputi suhu, intensitas cahaya,
kelembaban udara. Menurut Jumar (2000) menyatakan bahwa kisaran suhu yang
ideal bagi serangga berada pada rentan 150C – 450C dengan suhu optimumnya
yakni 250 C. Pada suhu optimum umumnya serangga sangat melimpah karena
kecenderungan untuk berkembang biak. Kemampuan serangga pada kisaran suhu
optimum dapat meningkatkan angka reproduktif serta menekan angka kematian
dini pada serangga.

2. Indeks Dominasi Serangga pada Blue Trap

Dominasi serangga dapat digunakan untuk mengetahui sejauh mana suatu


spesies atau genus serangga mendominasi kelompok suatu komunitas lainnya,
dapat dihitung dengan menggunakan rumus simpson.

Hasil perhitungan dominasi serangga yaitu 0,998001 maka dengan


demikian nilai tolak ukur untuk dominasi serangga rendah. Menurut Odum (1993)
yang menyatakan bahwa nilai indeks dominansi yang tinggi menyatakan
konsentrasi dominansi yang tinggi (ada individu yang mendominansi), sebaliknya
nilai indeks dominansi yang rendah menyatakan konsentrasi yang rendah (tidak
ada yang dominan).
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Serangga yang didapatkan pada tanaman Jeruk Bali terdapat 2 ordo serangga
yaitu ordo diptera dan lepidoptera. Serangga pada Blue trap didominasi oleh ordo
diptera (303).

4.2 Saran

Perlu dilakukannya penelitian lanjutan mengenai keanekaragaman serangga


pada tanaman Jeruk Bali secara lebih spesifik sampai ke spesies dan memperluas
daerah pengamatan yang belum diteliti untuk mengetahui perkembangan
keanekaragaman serangga yang lebih luas.
DAFTAR PUSTAKA

Siregar, A. S., Bakti, D., & Zahara, F. (2014). Keanekaragaman Jenis Serangga Di
Berbagai Tipe Lahan Sawah. Jurnal Online Agroekoteknologi
Vol.2, No.4, 1640 - 1647.

Rahmawati, A., & Putri, W. R. (2013). KARAKTERISTIK EKSTRAK KULIT


JERUK BALI MENGGUNAKAN METODE EKSTRAKSI
ULTRASONIK(KAJIAN PERBANDINGAN LAMA BLANSING
DAN EKSTRAKSI). Pangan dan Agroindustri, 26-35.

Tustiyani, I., Utami, V. F., & Tauhid, A. (2020). IDENTIFIKASI


KEANEKARAGAMAN DAN DOMINASI SERANGGA PADA
TANAMAN BUNGA MATAHARI (Helianthus annuus L.)
DENGAN TEKNIK YELLOW TRAP. Agritrop, 88-97.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai