Abstrak
Negara Indonesia adalah negara hukum. Hal ini dinyatakan secara tegas di dalam
Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 pasca amandemen.
Sebagai negara hukum maka hukum harus dipahami sebagai satu kesatuan sistem yang terdiri
beberapa elemen, salah satu elemen peradilan. Dalam memeriksa, mengadili dan memutus
suatu perkara, seorang Hakim haruslah menggunakan hukum tertulis sebagai dasar
putusannya. Akan tetapi apabila dalam hukum tertulis tidak ditemukan atau dirasa tidak
cukup, maka Hakim dapat melakukan penafsiran hukum.
Secara yuridis maupun filosofis, hakim Indonesia mempunyai kewajiban atau hak untuk
melakukan penafsiran hukum atau penemuan hukum agar putusan yang diambilnya dapat
sesuai dengan hukum dan rasa keadilan masyarakat. Penafsiran hukum oleh hakim dalam
proses peradilan haruslah dilakukan atas prinsip-prinsip dan asas-asas tertentu.yang menjadi
dasar sekaligus rambu-rambu bagi hakim dalam menerapkan kebebasannya dalam
menemukan dan menciptakan hukum. Dalam upaya penafsiran hukum, maka seorang hakim
mengetahui prinsip-prinsip peradilan yang ada dalam peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan dunia peradilan, dalam hal ini Undang-Undang Dasar NRI Tahun 1945,
Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman .
Kata Kunci: Penafsiran Hukum, Hakim, Sistem Peradikan di Indonesia
dengan dalih tidak ada hukumnya atau penafsiran ke dalam 5 (lima) macam
tidaklengkap hukumnya. Hakim metode penafsiran, dan 3 (tiga) macam
menemukan hukum itu untuk mengisi metode konstruksi. Dalam hal ini, metode
kekosongan hukum tersebut. konstruksi dianggap tidak termasuk ke
dalam pengertian penafsiran. Tetapi, ada
Penafsiran merupakan kegiatan
pula sarjana yang menganggap metode
yang sangat penting dalam hukum.
konstruksi itu tiada lain merupakan varian
Penafsiran merupakan metode untuk
saja atau termasuk bentuk lain dari metode
memahami makna yang terkandung dalam
penafsiran juga, sehingga macam dan jenis
teks-teks hukum untuk dipakai dalam
metode penafsiran itupun dikelompokkan
menyelesaikan kasus-kasus atau
secara berbeda dari sarjana lainnya5.
mengambil keputusan atas hal-hal yang
dihadapi secara konkrit. Di samping hal Para pakar hukum telah
itu, dalam bidang hukum tata negara, menguraikan adanya 9 (sembilan) teori
penafsiran dalam hal ini judicial penafsiran yang berbeda
interpretation (penafsiran oleh hakim), penggambarannya dari apa yang
juga dapat berfungsi sebagai metode dikemukakan oleh Arief Sidharta.
perubahan konstitusi dalam arti Kesembilan teori penafsiran tersebut
6
menambah, mengurangi, atau adalah:
memperbaiki makna yang terdapat dalam
1. Teori penafsiran letterlijk atau
suatu teks Undang-Undang Dasar. Seperti
harfiah (what does the word
dikemukakan oleh K.C. Wheare, Undang-
mean?)
Undang Dasar dapat diubah melalui (i)
formal amandement, (ii) judicial Penafsiran yang menekankan pada
interpretation, dan (iii) constitutional arti atau makna kata-kata yang
usage and conventions4. tertulis. Misalnya, kata servants
15
Al’ Adl, Volume VI Nomor 11, Januari-Juni 2014 ISSN 1979-4940
dipaparkan dalam peristilahan hukum. hal lain yang sebaliknya dapat ditafsirkan
Tujuannya adalah memberi jawaban sebaliknya.
terhadap persoalan-persoalan dan mencari
3. Metode Penyempitan Hukum.
penyelesaian sengketa konkret.26 Tentang
Misalnya, “perbuatan melawan
penemuan hukum ini sebagian pakar
hukum” dapat dipersempit artinya
memisahkannya dari penafsiran hukum,
untuk peristiwa tertentu yang
sebagian lagi menganggapnya termasuk
termasuk perbuatan melawan
metode penafsiran hukum.
hukum, sehingga terdapat peristiwa
Konstruksi hukum menurut teori dan yang dapat dikatagorikan perbuatan
praktek dapat dilakukan dengan 4 (empat) melawan hukum.
metode, yaitu : 4. Fiksi Hukum.
Menafsirkan atau menginterpretasi,
1. Analogi atau Metode argumentum
menurut Arief Sidharta, intinya adalah
per analogium.
kegiatan mengerti atau memahami27.
Cara kerjanya, metode ini diawali Hakikat memahami sesuatu adalah yang
dengan pencarian esensi umum suatu disebut filsafat hermeneutika atau metode
peristiwa hukum yang ada dalam undang- memahami atau metode interpretasi
undang. Esensi yang diperoleh kemudian dilakukan terhadap teks secara holistik
dicoba terhadap peristiwa yang dihadapi. dalam bingkai keterkaitan antara teks,
Apakah peristiwa itu memiliki kesamaan konteks, dan kontekstualisasi28.
prinsip dengan prinsip yang terdapat dalam Memahami sesuatu adalah
esensi umum tadi. Umpamanya apakah menginterpretasi sesuatu agar
seseorang yang “memancing belut” dapat memahaminya. Dalam hubungan ini
diberi sanksi, sementara larangan yang Gadamer mengatakan, seperti dikutip oleh
tertera di sudut kolam berbunyi “dilarang Arief Sidharta,29 Ilmu Hukum adalah
memancing ikan”. sebuah eksamplar Hermeneutika in optima
forma, yang diaplikasikan pada aspek
2. Metode Argumentum a Contrario.
kehidupan bermasyarakat. Sebab, dalam
Ini digunakan jika ada ketentuan menerapkan Ilmu Hukum ketika
undang-undang yang mengatur hal tertentu menghadapi kasus hukum, maka kegiatan
untuk peristiwa tertentu, sehingga untuk
27
B. Arief Sidharta, dalam kata pengantar,
Jazim Hamidi, Op. cit., hlm. XI-XV
28
Hamidi, Op. cit., hlm. 45.
26 29
J.A. Pointer, Loc. cit. Ibid., hlm. Xiii.
22
Al’ Adl, Volume VI Nomor 11, Januari-Juni 2014 ISSN 1979-4940
yang ada dan sejauh mungkin dapat menjadi referensi terhadap pembaruan
diterima oleh pihak-pihak yang hukum, dalam era reformasi dan
bersengketa, maupun masyarakat pada transformasi sekarang ini ? Untuk itulah
umumnya karena dirasakan adil, benar dan hakim harus melengkapi diri dengan ilmu
berdasarkan hukum38. hukum, teori hukum, filsafat hukum dan
sosiologi hukum. Hakim tidak boleh
Karena itulah tugas hakim menjadi
membaca hukum itu hanya secara normatif
lebih berat karena ia akan menentukan isi
(yang terlihat) saja. Dia dituntut untuk
dan wajah hukum serta keadilan dalam
dapat melihat hukum itu secara lebih
masyarakat kita, ia merupakan
dalam, lebih luas dan lebih jauh kedepan.
penyambung rasa dan penyambung lidah,
Dia harus mampu melihat hal-hal yang
penggali nilai-nilai hukum dan rasa
melatarbelakangi suatu ketentuan tertulis,
keadilan bagi masyarakat, ia pula yang
pemikiran apa yang ada disana dan
diharapkan oleh masyarakat menjadi
bagaimana rasa keadilan dan kebenaran
benteng terakhir dalam menegakkan
masyarakat akan hal itu.
hukum dan keadilan dalam negara.
Mengapa penemuan hukum
Pada kenyataannya hakim dalam
diperlukan? Hakim dalam pemeriksaan
memeriksa dan memutus perkara sering
dan memutus perkara ternyata seringkali
menghadapi suatu keadaan, bahwa hukum
menghadapi suatu kenyataan bahwa
tertulis tersebut ternyata tidak selalu dapat
hukum yang sudah ada tidak dapat secara
menyelesaikan masalah yang dihadapi.
pas untuk menjawab dan menyelesaikan
Bahkan seringkali hakim harus
sengketa yang dihadapi. Hakim harus
menemukan sendiri hukum itu dan/atau
mencari kelengkapannya dengan
menciptakan untuk melengkapi hukum 39
menemukan sendiri hukum itu .
yang sudah ada, dalam memutus suatu
perkara hakim harus mempunyai inisiatif Menurut Sudikno Mertokusumo,
sendiri dalam menemukan hukum, karena kegiatan kehidupan manusia itu sangat
hakim tidak boleh menolak perkara dengan luas, tidak terhitung jumlah dan jenisnya,
alasan hukum tidak ada, tidak lengkap atau sehingga tidak mungkin tercakup dalam
hukum samar-samar. suatu peraturan perundang-undangan
dengan tuntas dan jelas. Maka wajarlah
Masalahnya sekarang, bagaimana
membuat putusan yang baik agar dapat 39
Sudikno Mertokusumo dan A. Pitlo ;
Bab-Bab Tentang Penemuan Hukum, (Jakarta, PT.
38
Ibid, hlm.17. Citra Aditya Bhakti, 1993), hlm.10.
27
Al’ Adl, Volume VI Nomor 11, Januari-Juni 2014 ISSN 1979-4940
29
Al’ Adl, Volume VI Nomor 11, Januari-Juni 2014 ISSN 1979-4940
hukum dan rasa keadilan yang tersebut. Transformasi saperti ini menurut,
hidup dalam masyarakat. Sunaryati Hartono42 dikarenakan adanya
Prinsip tersebut di atas perubahan masyarakat secara mendadak
dimaksudkan agar putusan dan cepat (revolusioner), transformasi
hakim dapat sesuai dengan seperti ini sering kali terjadi sebagai akibat
hukum dan rasa keadilan bagi dari peristiwa berdarah yang bertujuan
masyarakat. menggantikan pimpinan negara ataupun
asas-asas pemerintahan secara tiba-tiba.
Selanjutnya, mengingat selain
Indoensia dalam menerima cara ini, adalah
sistem hukum Eropa sebagai warisan
merupakan suatu kelemahan yang sangat
zaman penjajahan sebagai hukum positif
dirasakan saat ini, pemikiran bangsa
maka di negeri ini dikenal sistem hukum
Indonesia masih terbelenggu dengan cara-
adat dan sistem hukum Islam, maka
cara konservatisme. Bukan saja di
pengertian nilai hukum yang hidup dalam
Indonesia, hukum liberal ini telah
ketentuan diatas haruslah diartikan, nilai-
menyebar ke seluruh dunia. Eropa atau
nilai hukum adat dan nilai-nilai hukum
barat telah memenangkan perjuangan
Islam.
untuk memastikan sistem mana yang
HAKIM, SISTEM HUKUM, DAN dipakai di dunia. Jadi apabila sistem liberal
KARAKTER PENAFSIRAN HUKUM di pakai di dunia, itu lebih didasarkan
kepada konsensus. Hal ini bisa merupakan
Hukum kita yang diwariskan oleh
perlakuan yang tidak adil kepada bangsa-
Hindia Belanda tersebut, sebenarnya
bangsa yang sebetulnya memiliki kultur
berasal dari keluarga sistem hukum
dan perkembangan yang berbeda. Di
continental (Civil Law System) atau yang
Indonesia, sejak dibukanya pendidikan
disebut oleh Rene David41 sebagai “The
hukum, seperti jaksa, advokat, dan hakim.
Romano- Germanic Familiy”. Yang penuh
Maka sangatlah tidak mengherankan
dengan sikap-sikap kapitalisme.
apabila mereka menganggap sistem
Kekhawatiran seperti inilah yang tengah
tersebut sangat absolut, yaitu tak dapat
kita bicarakan, takutnya jiwa ini meresap
diganggu gugat.
ke dalam Negara Republik Indoenesia ini.
Dari sedikit uraian tersebut di atas,
Dengan latar belakang sejarahnya, maka
maka jelas Indonesia ini menganut sistem
Indonesia menerima hukum Eropa
42
Sunaryati Hartono, Bhineka Tunggal Ika
41
Rene David & John C. Brierly, Major : Sebagai Asas Hukum Bagi Pembangunan Hukum
Legal System in The World Today (Stevens & Sons Nasional, ( PT. Citra Aditya Bakti: Bandung,
: London, 1987), hlm 24. 2006), hlm, 26.
31
Al’ Adl, Volume VI Nomor 11, Januari-Juni 2014 ISSN 1979-4940
hukum “civil law system”, selain hukum lainnya, yakni penasehat hukum
Indonesia, negara yang menganut civil law dan jaksa yang dinilai mempunyai reputasi
system ini adalah : Perancis; Jerman; tinggi44.
Austria; Negara-negara Amerika Latin; Pengajaran hukum dalam hukum
Turki; sejumlah negara Arab; Afrika keluarga sistem “Civil Law” pada dasarnya
Utara; dan Madagaskar. Ada beberapa berasal dari tradisi kuno Civil Law45, yang
faktor yang dapat dijadikan indikator dikembangkan oleh Irnerius di Stadium
untuk menggolongkan sistem hukum Civile di Bologno pada abad ke-11, tradisi
negara tertentu, untuk menjadi suatu ini sangat kuat pengaruhnya di Eropa
keluarga hukum tersendiri, faktor itu sampai Amerika pada abad ke-19. Metode
antara lain meliputi :43 Latar belakang pengajarannya mengacu kepada doktrin-
sejarah dan pembangunan sistem doktrin, baru berubah secara dramatis di
hukumnya (the historical background and Amerika Serikat pada tahun 1870-an, yang
development of the system); Karakteristik dirintis oleh Christoper Columbus
khas dari cara berpikir (its characteristic Langdell di Universitas Harvard. Ia dalam
typical mode og thought); Pranata- pengajarannya menciptakan metode
pranatanya yang berbeda (its distinctive perkara (case method)46, yang
institution); Jenis sumber hukum yang mengarahkan mahasiswanya untuk lebih
dikenal dan penggunaannya (the types of
legal sources it acknowledges and its 44
Peter de Cruz, Comparative Law in A
Changing World. Op. cit, hlm. 3.
treatment of these) dan ideology (it is 45
Ibid¸hlm 36.
46
ideology). Dalam sejarah pendidikan Hukum di
Amerika Serikat, pada mulanya diterapkan sistem
Hakim dalam keluarga sistem Civil pengajaran kuliah mimbar sepihak (Lecture
Method). Kemudian, Richmond M Pearson dari
Law, direkrut langsung dari tamatan negara bagian North Carolina memimpin sebuah
sekolah Hukum Swasta yang berjalan sampai
Universtas sebagian besar diantara mereka decade 1870-an. Kemudian Parson menggunakan
metode pengajaran Sokrates, Plato, dan Aristoteles.
menekuni profesi hukum sebagai karier
Mahasiswanya membaca bukunya, kemudian
mereka di bidang hukum. Dalam sistem datang ke kantor Person 2 kali seminggu, di
tempatnya mahasiswa kemudian diuji. Selanjutnya
hukum ini, hakim sering dianggap sebagai Langdel meneruskan cara pembelajaran dengan
metode Sokrates. Dengan metode kasus Langdel
puncak karir dari berbagai profesi hukum, mengubah cara belajar di kelas, tidak ada lagi
pemberian mimbar kuliah sepihak dengan
rekrutmen hakim dilakukan dari profesi menelaah hukum dari buku teks, akan tetapi posisi
seorang dosen sekarang telah banyak menjadi
43
Dikatakan menganut Civil Law System, pembimbing (Sokrates Guide), yang memimpin
karena yang menjadi sumber utamanya adalah mahasiswanya untuk memahami konsep dan
Undang-Undang Dasar; Undang-Undang; Case prinsip-prinsip yang tersembunyi dalam kasus-
Law; Doktrin. Lihat Dalam. Fokkema (et al). kasus tersebut. Lihat dalam : Lawrence M.
Introduction to Dutch Law for Foreign Lawyers. Friedman, Law in A Changing Society, (New York
Kluwer : Deventer, 1978, hlm. 298. : Columbia University Press, 1972), hlm 611-613.
32
Al’ Adl, Volume VI Nomor 11, Januari-Juni 2014 ISSN 1979-4940
Peraturan Perundang-Undangan
Undang-Undang Dasar NRI tahun
1945
Undang-Undang RI Nomor 48 Tahun
2009 tentang Kekuasaan Kehakiman
Internet
Jerzy Wroblewsky, dalam Alexander
Peczenik, “Kinds of Theory of egal
Argumentation”, http://www.
Ivr2003/Peczenik_Argumentation.htm
Constitution of The Fifth French Republic,
1958, Article 2, http://www.
Ivr2003/Peczenik_Argumentation.htm
Konstitusi Cina, Article 3 (Democratic
Centralism), http://www.
Ivr2003/Peczenik_Argumentation.htm
36