Anda di halaman 1dari 10

DENTIFIKASI ALKANA DAN ALKENA

Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah

Kimia Organik

Dosen Pengampu : Dr. Ruswanto,M.Si


Anindita Tri Kusuma Pratita, M.Si
Nama/Nim : Rizqi Rafiq A (31121203)
Anita Indriani (31121205)
Fazrin Firdaus (31121206)
Silvi Novitasari (31121207)
Kelas/Kelompok : 2D Farmasi/ 9

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


UNIVERSITAS BAKTI TUNAS HUSADA
TASIKMALAYA
2023
I. TUJUAN
a. Membedakan senyawa jenuh dan tidak jenuh
II. DASAR TEORI
Alkana biasa disebut dengan senyawa hidrokarbon jenuh. Disebut hidrokarbon karena di
dalamnya hanya terkandung atom karbon dan hidrogen. Disebut jenuh karena hanya memiliki
ikatan tunggal C-H dan C-C saja. Alkana memiliki rumus umu CnH2n+2, di mana n adalah
bilangan asli yang menyatakan jumlah atom karbon. Alkana juga sering disebut sebagai senyawa
alifatik (Yunani = aleiphas yang berarti lemak). Hal ini dikarenakan lemak-lemak hewani
mengandung karbon rantai panjang yang mirip dengan alkana. Alkana dengan satu formula
dapat membentuk beberapa struktur molekul. Misalnya alkana dengan empat atom karbon
dapat membentuk normal butana dan isobutana, keduanya sama-sama memiliki rumus molekul
C4H10. Hal yang sama juga terjadi untuk C5H12, dan seterusnya. Suatu senyawa yang memiliki
jumlah dan macam atom sama tetapi berbeda dalam penataannya disebut dengan isomer.
Isomer berasal dari bahasa Yunani; isos + meros yang berarti terbuat dari bagian yang sama.
Senyawa seperti butana dan isobutana hanya berbeda pada urutan atom yang terikat satu sama
lainnya, disebut isomer konstitusional. Alkena merupakan senyawa hidrokarbon yang
mengandung ikatan rangkap karbonkarbon. Alkena terdapat dalm jumlah berlebih di alam.
Etilena, sebagai contohnya, adalah hormone tanaman yang memacu pematangan buah, dan α-
pinen adalah senyawa terbanyak dalam turpentin. Contoh lainnya adalah beta karoten,
mengandung sebelas ikatan rangkap dua, merupakan pigmen warna kuning yang mewarnai
wortel. Beta karoten merupakan pro vitamin A. Pada praktikum ini contoh senyawa hidrokarbon
jenuh digunakan minyak tanah, sedangkan minyak kelapa digunakan untuk contoh senyawa
hidrokarbon tak jenuh

III. ALAT DAN BAHAN

A. Alat :

• Tabung reaksi

• Gelas piala

• Pipet tetes
• Lumpang

• Kapas

• Sendok makan

B. Bahan :

• Minyak tanah, minyak kelapa

• Na2CO3 5 %

• Air brom

• KMnO40,5 %

PROSEDUR

1. Hidrokarbon alifatis ( Alkana)

Masukan 1 ml Asam sulfat ke


tabung reaksi

Tambahkan 1 ml alkana ( paraffin


cair )

Kocok hingga berubah warna dan


amati

Ulangi percobaan 1 kali lagi

2. Hidrokarbon aromatis ( Benzene)

Siapkan 2 tabung reaksi dan diisi 1


ml aquadest
Tambahkan 1 ml Etanol

Tetesi dengan Benzena 1 ml secara


perlahan-lahan.

Amati perubahan yang terjadi,


ulangi percobaan 1 kali lagi

3. Sifat Benzene sebagai pelarut

Siapkan 6 tabung reaksi, 3 tabung


reaksi diisi dengan 1 ml aquadest
dan 3 tabung diisi dengan Benzena

Tabung 1,4 diisi dengan paraffin,


tabung 2,5 diisi dengan 1 ml minyak
kelapa, tabung 3,6 diisi dengan
seujung spatel kristal iodium.

Amati perubahan yang terjadi,


ulangi percobaan 1 kali lagi

4. Nitrasi Benzene

1 ml H2SO4 pekat dimasukan


kedalam tabung reaksi

Tambahkan 3 ml asam nitrat pekat


secara perlahan lahan diruang asam.
Tetesi dengan 1 ml Benzena
Amati perubahan yang terjadi

Dipanaskan dalam penangas air


sekitar 40 menit

Lalu tuangkan 25 ml / secukupnya


aquadest secara perlahan lahan
diruang asam dan amati perubahan
yang terjadi lakukan secara duplo.

IV. HASIL PENGAMATAN


Setelah melaksanakan percobaan diperoleh data sebangai berikut :
Penambahan
Identifikasi Sampel Pengamatan
Pereaksi
Setelah di amati terdapat warna
merah kecoklatan dan parafin
Hidrokarbon
Paraffin 1 ml H2SO4 + 1 tidak larut dalam H2SO4 maka
Alifatis
Cair ml Parafin cair terbentuk 2 fase. Dengan fase
(Alkana)
atas parafin dan fase bawah
H2SO4
1 ml Aquadest +
. Hidrokarbon 1 ml Etanol + 1 Tidak larut, berbau dan
Aromatis Benzena ml Benzena ke membentuk 2 fase. Kedua
(Benzena) dalam tabung lapisan berwarna bening
dengan perlahan.

 Aquadest+parafin T Tidak larut, berwarna bening dan


tidak berbau
T
Aquadest+minyak Tidak larut, terdapat dua lapisan
berwarna bening dan tidak
berbau
T
Sifat Benzena Aquadest Aquadest+Iodium Larut sebagian, berwarna kuning
sebagai pelarut Benzena dan tidak berbau
Benzena+paraffin Tterbentuk 2 fase, berwarna bening
dan agak keruh, tidak berbau
Benzena+minyak Larut bening agak keruh

Benzena+Iodium 2 fase, Larut bau nyengat,


bewarna ungu pekat dan ungu
muda
Pada saat penambahan H2SO4 +
1 ml H2SO4 pekat
HNO3 + C6H6 terbentuk 2
+ 3 ml HNO3
lapisan tak tercampur dengan
pekat (secara
Benzena pada lapisan atas,
Nitrasi Benzena HNO3 pekat perlahan) + 1 ml
Asam Nitrat lapisan kedua dan
Benzena .
Asam Sulfat pada lapisan
Panaskan + 25 ml
ketiga.Tetapi setelah
aquadest secara
ditambahkan aquadest kedua
perlahan-lahan. lapisan tidak tercampur itu
bertambah 1 lapisan.

V. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dilakukan identifikasi senyawa hidrokarbon dan senyawa
organik jenuh dan tidak jenuh dengan beberapa bahan yaitu Benzena (C6H6), Asam sulfat,
Paraffin cair, Asam nitrat pekat (HNO3), Minyak kelapa, Ethanol (C2H5OH), Kristal
Iodium dan Aquadest. Tujuan dari praktikum ini yaitu agar mengetahui sifat-sifat dari
reaksi senyawa hidrokarbon dan juga dapat membedakan hidrokarbon jenuh dan tak
jenuh dan hidrokarbon aromatik. Percobaan kali ini melakukan beberapa percobaan yaitu
1. Hidrokarbon Alifatis (Alkana)
Hidrokarbon Alifatis (Alkana) yaitu senyawa hidrokarbon yang rantai karbonnya
paling sederhana yang tergolong senyawa hidrokarbon jenuh dimana seluruh ikatan pada
atom karbonnya tunngal. Pada percobaan ini dengan mereaksikan 1mL Asam sulfat pekat
dengan 1 mL Parafin cair. Parafin tidak larut dalam H2SO4 maka terbentuk 2 fase Dan
setelah di amati terjadi berwarna kuning kecokelatan. Dengan fase atas parafin dan fase
bawah H2SO4 hal ini karena sifatnya jenuh, maka senyawa alkana ini tidak mengandung
ikatan rangkap diantara atom karbonnya dan sukar berikatan dan bereaski dengan
senyawa lain.
Reaksinya : H2SO4 + 2C25H32 → 22 C25 H26 + H27 (SO4)
2. Hidrokarbon Aromatis (Benzena)
Benzena diklasifikasikan sebagai hidrokarbon aromatik Oleh karena cincinnya
memiliki ikatan pi kontinu antar atom karbon.
Pada Percobaan ini setelah 1 ml Aquadest di tambahkan 1 ml Etanol dan 1 ml Benzena ke
dalam tabung maka hasilnya tidak larut, berbau dan membentuk 2 fase. Kedua lapisan
berwarna bening. Hal ini dikarenakan bahwa senywa benzena telah berubah menjadi
ester. Namun benzena ini sulit bereaksi dengan senyawa lain adapun bisa bereaksi dengan
halogen yang nantinya akan membentuk reaksi subtitusi.
Berikut reaksinya :
H2O + CH3CH2OH → CH3CH2 + H2 + O2
C2H6 + CH3CH2 → CH3CH2 + C2H6
3. Sifat Benzena sebagai Pelarut
Benzena mudah larut dalam pelarut organik namun hanya sedikit larut dalam air.
Hal tersebut dikarenakan air memiliki dipol-dipol. Sedangkan, benzena adalah senyawa
non polar yang tidak memiliki dipol. Sehingga, benzena tidak larut dalam air.
Dalam percobaan ketiga ini ada beberapa percobaan yang akan di lakukan yaitu
pertama dengan membandingkan reaksi menggunakan aquades dengan parafin hasilnya
tidak larut, berwarna bening dan tidak berbau kemudian pada tabung kedua dengan
mencampurkan aquades dengan minyak hasilnya tidak larut, terdapat dua lapisan
berwarna bening dan tidak berbau sama hal nya hasil pada tabung yang pertama. Hal
ini karena minyak tidak dapat larut dalam aquades dan yang terjadi hanya terdapat
perbedaan massa jenis saja antara minyak kelapa dan aquadest. Dan pada tabung ke tiga
dengan melarutkan aquadest dan Iodium maka hasilnya larut sebagian, berwarna kuning
dan tidak berbau. Dengan reaksi 2H2O + 2I2 → 4HI2 + O2. Pada tabung ke empat yaitu
dengan melarutkan Benzena dengan paraffin hasilnya terbentuk 2 fase, berwarna bening
dan agak keruh, tidak berbau. Dan pada tabung ke lima dengan melarutkan Benzena
dengan minyak. Dan pada tabung terakhir dengan melarutkan Benzena dengan Iodium
dan hasilnya yaitu terbentuk 2 fase, Larut bau nyengat, bewarna ungu pekat dan ungu
muda.
4. Nitrasi Benzena
Pada percobaan terakhir yaitu Nitrasi Benzena dimana 1 mL h2so4 pekat di
tambah 3 mL HNO3 pekat dan 1 mL benzena maka hasilnya pada saat penambahan
H2SO4 + HNO3 + C6H6 terbentuk 2 lapisan tak tercampur dengan Benzena pada lapisan
atas, Asam Nitrat lapisan kedua dan Asam Sulfat pada lapisan ketiga.Tetapi setelah
ditambahkan aquadest kedua lapisan tidak tercampur itu bertambah 1 lapisan. Hal ini
terjadi karena benzen menjalani nitasi dengan HNO3 pekat dengan katalis H2SO4
dengan nitrasi aromatik berupa reaksi dua tahap.

VI. KESIMPULAN
Dari percobaan di atas dapat disimpulkan bahwa :
1. Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa yang sukar larut dengan senyawa lain karena
bersifat nonpolar
2. Senyawa yang memiliki sifat nonpolar yaitu benzena dengan parafin , minyak kelapa dan
larutan iodium
3. Yang di larutkan dengan aquadest hasilnya tidak akan larut dan akan terbentuk lapisan
yang terpisah
4. Yang di larutkan benzena akan membentuk 2-3 lapisan dengan dua warna yang berbeda

VII. LAMPIRAN
VIII. DAFTAR PUSTAKA

Wibraham, A C.,& Mata, M.S.1992. Pengantar kimia organik dan hayati. Penerbit ITB.
Bnadung
Tim Dosen Kimia Organik. 2018. Penuntun Praktikum Kimia Organik. ISTN. Jakarta
Hart, Harold. 1990. Kimia Organik, Edisi Keenam. Erlangga Jakarta

Anda mungkin juga menyukai