Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengobatan merupakan suatu proses ilmiah yang dilakukan oleh
dokter berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh selama anamnesis
dan pemeriksaan. Dalam proses pengobatan terkandung keputusan
ilmiah yang dilandasi oleh pengetahuan dan keterampilan untuk
melakukan intervensi pengobatan yang memberi manfaat maksimal dan
resiko sekecil mungkin bagi pasien. Hal tersebut dapat dicapai dengan
melakukan pengobatan yang rasional. Pengobatan rasional menurut
WHO 1987 yaitu pengobatan yang sesuai indikasi, diagnosis, tepat dosis
obat, cara dan waktu pemberian, tersedia setiap saat dan harga
terjangkau.
Tujuan pengobatan adalah mengupayakan kesembuhan dan
pemulihan pasien secara optimal melalui prosedur dan tindakan yang
dapat dipertanggungjawabkan.

B. Tujuan Pedoman
Pedoman Rawat Inap Puskesmas Kartasura bertujuan untuk
menjadi acuan dalam memberi pelayanan kepada pasien rawat jalan baik
pasien anak maupun dewasa. Sehingga pada akhirnya pelayanan klinis
dapat meningkatkan kepuasan pelanggan..

C. Ruang Lingkup
Pelayanan Pengobatan kegiatan di dalam gedung Puskesmas yaitu
Perawatan di Rawat Inap

D. Batasan Operasional
Rawat Inap adalah proses perawatan pasien oleh tenaga kesehatan
profesional akibat penyakit tertentu,dimana pasien diinapkan di suatu
ruangan di puskesmas.Ruang Rawat Inap adalah ruang tempat pasien
dirawat.
Pasien rawat inap adalah pasien puskesmas yang mendapatkan
pelayanan kesehatan dengan kondisi harus dilakukan perawatan lebih
lanjut di puskesmas.

E. Landasan Hukum
1. Undang Undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

2. Undang Undang No 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran


3. Peraturan menteri Kesehatan No.75 Tahun 2014 Tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat
4. Peraturan menteri Kesehatan No.5 Tahun 2014 Tentang Panduan
Praktek Klinis bagi dokter di fasilitas pelayanan kesehatan primer.
5. Permenkes No.1691 tahun 2011 tentang Keselamatan pasien rumah
sakit.

1
BAB II

STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia pelayanan klinis


Berikut ini tenaga kesehatan yang bertugas pada Rawat Inap yang
ada di Puskesmas Kartasura :

Koordinator Rawat Inap : Aprilina Dian K,S.Kep.Ns

JABATAN REALISASI

Ratnawati,S.Kep.Ns Diampu oleh 7 orang perawat


yang terdiri dari 3 orang S1
Aprilina Dian K,S.Kep.Ns keperawatan dan 4 orang D3
Novita Putri P,S.Kep.Ns Keperawatan

Galih Damayanti,Amd.Kep

Nanik Iriyanti,Amd.Kep

Eva Nia K,Amd.Kep

Nora Shoikhatun F,Amd.Kep

B. Distribusi Ketenagaan dan pengaturan jadwal kegiatan


Rawat Inap Kartasura memiliki 7 tenaga perawat. Dalam melayani pasien
karena tenaga perawat masih kurang memadai,oleh sebab itu meskipun
sudah ditunjuk penanggung jawab rawat inap dan UGD ,akan tetapi pada
pelaksanaannya saling bekerjasama pekerjaaan antara rawat inap dan
UGD demi kelancaran dalam memberi pelayanan.

Pembagian tugas tambahan di Rawat Inap adalah


Koordinator UGD : Ratnawati,S.Kep,Ns
Koordinator Rawat Inap : Aprilina Dian K,S.Kep.Ns
Sie Keperawatan : Nanik Iriyanti,Amd.Kep
Sie Gizi : Ika Prasetyani,AMG
Sie Sarpras : Galih Damayanti,Amd.Kep

Pembagian shift jaga pada rawat inap terdiri dari 3 ( tiga) shift yakni
Dinas Pagi dari jam 07.00- 14.00 WIB,Dinas Sore dari jam 14.00 – 21.00
WIB,dan Dinas Malam jam 21.00 WIB – 07.00 WIB. Pada saat terjadi
bencana alam,kebakaran,wabah petugas rawat inap maupun UGD
dihubungi semua via telepon untuk memberi pelayanan kepada pasien
secara bersama-sama meskipun tidak dalam kondisi jaga.

2
Selain memiliki tugas di rawat inap, ada juga yang memiliki tugas
integrasi di Puskesmas. Semua perawat di rawat inap sudah mempunyai
sertifikat PPGD atau BTCLS yang dikirim secara bergilir.

3
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Rawat Inap

A B C D

E F
U

G H

Ket :

A : Ruang Fisioterapi : lemari pasien


B : Ruang pasca Persalinan : lemari peralatan
C : Ruang Rawat inap Dewasa : meja perawat
D : Ruang Rawat Inap Anak
E : Kamar mandi pasien : lemari linen
F : Ruang Perawat : wastafel
G : kasir : kursi tunggu
H : Kamar mandi perawat : lemari obat
: Bed pasien dewasa
: Bed pasien anak

B. Standar Fasilitas
1. Fasilitas Sarana
Ruang Rawat Inap terdiri dari : 2 ruangan, 1 ruangan masing-
masing 3 tempat tidur dengan total bed 6. Disamping itu pada ruangan
pasien sudah dilengkapi dengan lemari pasien pada setiap bed nya. Di
rawat inap juga dilengkapi dengan peralatan yang menunjang
pelayanan kepada pasien.

Bagian Rawat Inap memiliki wastafel sebagai sarana cuci tangan


bagi petugas. Ada juga suatu ruangan khusus untuk jaga perawat(Nurse
Station) yang dilengkapi dengan lemari tempat berkas dan administrasi
pasien,lemari alat-alat bahan habis pakai,dan lemari obat,lemari
linen,meja dan kursi.Selain itu ruangan ini memiliki seperangkat
komputer sebagai bagian dari sistem informasi puskesmas yang

4
terhubung dengan server untuk memasukkan data pasien pada sistem
informasi puskesmas.

2. Peralatan
Karena keterbatasan peralatan maka peralatan rawat inap menjadi satu
dengan peralatan ugd.Untuk tindak lanjutnya akan mengajukan
peralatan sesuai standar akreditasi ke Dinas Kesehatan

NO JENIS PERALATAN JUMLAH JUMLAH


MINIMAL REALISASI
Set Rawat Inap
1. Ari Sound Timer 1 buah -
2. Baki Instrumen Tertutup 1 buah 2 buah
3. Bak Instrumen Bertutup 30 X 30 Cm 1 buah -
4. Bisturi No 10 1 buah -
5. Brankar 1 buah -
6. Gunting Lengkung, Ujung Tajam 3 buah
(Metzenbaum) (18 Cm)
7. Gunting Lengkung, Ujung Tumpul 3 buah
(Metzenbaum) (18 Cm)
8. Gunting Lurus, Ujung Tajam 3 buah
(Metzenbaum) (18 Cm)
9. Gunting Lurus, Ujung Tumpul 3 buah
(Metzenbaum) (18 Cm)
10. Gunting Mayo Lurus/Lengkung 3 buah -
11. Gunting Pembuka Jahitan, Lurus 3 buah 1 buah
12 Kaca Pembesar 3 buah -
13. Kanula Hidung 3 buah -
14. Kateter, Selang Penghisap Lendir 3 buah -
Bayi
15. Kauter 3 buah -
16. Klem Agrave, 14 Mm (Isi 100) 3 buah
17. Klem Arteri, 12 Cm, Lengkung 3 buah
Dengan Gigi 1 X 2 (Halstead-
Mosquito)
18. Klem Arteri, 12 Cm, Lengkung Tanpa 3 buah
Gigi (Halstead-Mosquito
19. Klem Arteri, 12 Cm, Lurus Dengan 3 buah
Gigi 1 X 2 (Halstead-Mosquito)
20. Klem Arteri, 12 Cm, Lurus Tanpa Gigi 3 buah
1 X 2 (Halstead-Mosquito)
21. Klem Arteri, Lurus (Kelly) 3 buah
22. Klem/Pemegang Jarum Jahit Dengan 3 buah
Kunci (Baraquer
23. Klem/Pemegang Jarum Jahit 3 buah
(Mathieu Standar)

5
24. Klem/Pemegang Silet (Barraquer ) 3 buah
25. Klem/Penjepit Kain (Kocher- 3 buah
Backhaus)/Duk Klem
26. Klep Pengatur Oksigen Dengan 3 buah
Humidifer
27. Korentang, Lengkung, Penjepit Alat 3 buah
Steril, 23 Cm (Cheattle)
28. Korentang, Penjepit Sponge 3 buah 1 buah
(Foerster)
29. Inkubator Bayi 1 buah -
30. Lampu Periksa 1 buah 1 buah
31. Lampu Senter 1 buah 1 buah
32. Manset Anak; Dengan Velecro 1 buah -
33. Manset Dewasa 1 buah 2 buah
34. Meja Instrumen, Mayo Berstandar 1 buah -
35. Meja Instrumen 1 buah 1 buah
36. Nebulizer 1 buah 1 buah
37. Pinset Anatomis, 14,5 Cm 2 buah 2 buah
38. Pinset Anatomis, 18 Cm 2 buah 2 buah
39. Pinset Anatomis (Untuk Specimen) 2 buah -
40. Pinset Bedah, 14,5 Cm 2 buah -
41. Pinset Bedah, 18 Cm 2 buah -
42. Resusitator Untuk Dewasa 1 buah -
43. Resusitator For Infant 1 buah -
44. Selang Oksigen 3 buah 3 buah
45. Skalpel, Tangkai Pisau Operasi 2 buah 1 buah
46. Spalk 1 buah -
47. Spypgmomanoneter 1 buah 2 buah
48. Standar Infus Sesuai jumlah 7 buah
tempat tidur
49. Standar Waskom,Tunggal 1 buah -
50. Standar Waskom, Ganda 1 buah -
51. Stetoskop Infant 1 buah -
52. Stetoskop Anak 1 buah -
53. Stetoskop Dewasa 1 buah 2 buah
54. Suction Pump 1 biah 1 buah
55. Sonde dengan Mata,14,5 cm 1 buah -
56. Sonde Pengukur Dalam Luka 1 buah -
57. Tabung Oksigen 6 Meterkubik Dan 1 buah 1 buah
Regulator
58. Tabung Oksigen 1 Meterkubik Dan 1 buah 1 buah
Regulator
59. Tabung/Sungkup Untuk Resusitasi 2 buah -
60. Termometer Infant 1 buah -
61. Termometer Dewasa 1 buah 1 buah
62. Tempat Tidur rawat inap 5 s.d 8 buah 5 buah

6
63. Tempat tidur rawat inap untuk anak 2 buah 2 buah
64. Torniket karet 1 b uah 1 buah
65. Tromol Kasa/Kain Steril (125 X 120 1 buah 1 buah
Mm)
66. Tromol Kasa/Kain Steril (150 X 150 1 buah 1 buah
Mm)
67. Waskom Bengkok 1 buah 2 buah
68. Waskom cekung 1 buah -
69. Waskom cuci 1 buah 1 buah
70. Wing needle 3 buah -
Bahan Habis Pakai
1. Cairan antiseptic/anti Sesuai 3 buah
mikroba(klorheksidin glokunat 2-4 kebutuhan
%,alcohol 60-80 %)
2. Benang catgut 15 cm/rol/kaset 1 roll 1 rol
3. Disposyble syringe 1 cc 1 box 1 box
Disposyble syringe 3 cc
4. Disposable syringe 5 cc 1 box 1 box
5. Disposable syringe 10 cc 1 box 1 box
6. Jarum jahit lengkung,1/2 1 box
lingkaran,penampang bulat
7. Jarum jahit lengkung,1/2 1 box
lingkaran,penampang segitiga
8. Jarum jahit lengkung,3/8 1 box
lingkaran,penampang bulat
9. Jarum jahit lengkung,3/8 1 box
lingkaran,penampang segitiga
10. Kassa non steril 1 box 1 box
11. Kassa steril 1 box 1 box
12. Kapas 1 box 1 box
13. Masker 1 box 1 box
14. Plester 1 box 1 box
15. Sarung tangan, nomor 6 ½ steril dan 1 box -
non steril
16. Sarung tangan,nomor 7 steril dan 1 box 1 box non
non steril steril
17. Sarung tangan,nomor 7 ½ steril dan 1 box -
no steril
Perlengkapan
1. Bantal Sesuai jumlah 5 buah
tempat tidur
2. Dorongan untuk tabung oksigen 2 buah 2 buah
3. Duk biasa,besar (274x 183 cm ) 3 buah -
Duk biasa,kecil ( 91x114 cm)
4. Duk biasa,sedang (91x 98 cm) 3 buah -
5. Duk bolong besar ( 274x183 cm)letak 3 buah -

7
lubang di tengah (23x 10)
6. Duk bolong ,kecil 3 buah -
7. Duk bolong besar 3 buah -
8. Handuk bayi 3 buah -
9. Handuk kecil (60x40 cm) 3 buah -
10. Kain penutup meja mayo 3 buah -
11. Kasur Sesuai jumlah 5 buah
tempat tidur
12. Kursi roda 1 buah 1 buah
13. Lap untuk mandi pasien 10 buah -
14. Pispot anak 1 buah -
15. Pispot dewasa 2 buah 2 buah
16. Pispot fraktur /immobilisasi 2 buah -
17. Pispot pria/urinal 1 buah 1 buah
18. Perlak,tebal lunak (200x 90 cm) 10 buah -
19. Sarung bantal 20 buah 10 buah
20. Selimut 20 buah 4 buah
21. Selimut bayi 15 buah -
22. Sikat tangan 5 buah -
23. Sprei 20 buah 10 buah
24. Sprei kecil/steek laken 15 buah 10 buah
25. Tempat sampah tertutup dengan 4 buah 3 buah
injakan
Meubelair
1. Kursi 12 buah 5 buah
2. Lemari kecil untuk perlengkapan Jumlah sesuai 5 buah
pasien tempat tidur
3. Lemari peralatan 1 buah 1 buah
4. Penyekat ruangan 7 buah -
Pencatatan dan Pelaporan
1. Formulir rujukan Sesuai Sesuai
kebutuhan kebutuhan
2. Formulir lain sesuai kebutuhan Sesuai Sesuai
kebutuhan kebutuhan
3. Inform consent Sesuai Sesuai
kebutuhan kebutuhan
4. Kertas resep Sesuai Sesuai
kebutuham kebutuhan
5. Rekam medis pasien rawat inap Sesuai Sesuai
kebutuhan kebutuhan
6. Register pasien rawat inap Sesuai Sesuai
kebutuhan kebutuhan
7. Surat keterangan sakit Sesuai Sesuai
kebutuhan kebutuhan

8
BAB IV

TATALAKSANA PELAYANAN

A. Tata Laksana
Pelayanan rawat inap hanya dilakukan di dalam gedung. Jika hasil
anamnesa,pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang (laboratorium)
tidak bisa di layani di rawat inap Puskesmas maka dilakukan proses
rujukan ke Rumah Sakit.

B. Metode
Petugas menerima pasien dari gawat darurat,Ruang
pemeriksaan umum, Ruangan kesehatan anak dan imunisasi, Ruangan
kesehatan ibu dan KB, Ruangan kesehatan gigi dan mulut, Ruangan
Persalinan,Ruang pasca salin,dan Ruangan pendaftaran dan rekam
medik.

1. Petugas Penanggung jawab


Dokter umum

2. Perawat Pelaksana
Perawat yang bertugas sesuai dengan shift jaga.

3. Perangkat Kerja
a. Stetoskop
b. Tensimeter
c. Termometer
d. Timbangan

C. Langkah kegiatan
1. Petugas menerima pasien dari gawat darurat,Ruang pemeriksaan
umum, Ruangan kesehatan anak dan imunisasi, Ruangan kesehatan
ibu dan KB, Ruangan kesehatan gigi dan mulut.
2. Petugas menyiapkan tempat tidur untuk pasien sesuai dengan
pesanan kamar,
3. Petugas memindahkan pasien ke dalam ruangan yang telah
disediakan.
4. Petugas mengorientasikan fasilitas yang ada di rawat inap
5. Petugas memberi informasi hal-hal yang boleh dan yang tidak boleh
dilakukan termasuk Hak dan Kewajiban Pasien,mengajari cara
mencuci tangan yang benar.
6. Petugas memberi informasi kepada pasien agar melaporkan kepada
petugas jika ada hal-hal yang kurang berkenan,
7. Petugas melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital setiap jam 06.00
WIB, jam 12.00 WIB, , dan jam 17.00 WIB sekaligus menganamnesa
keluhan yang di alami pasien saat itu untuk dituliskan pada lembar
perjalanan penyakit.

9
8. Dokter melakukan visite setiap hari maksimal pada jam 09.00 WIB
atau jika suatu saat pasien benar-benar membutuhkan visite karena
kondisi penyakitnya.
9. Petugas Rawat inap melengkapi terapi yang diresepkan dokter saat
visite.
10. Jika ada terapi injeksi antibiotika petugas melakukan skin test terlebih
dahulu untuk menghindari anafilaktik syok
11. Petugas memberikan terapi injeksi antibiotika sesuai intruksi dokter
12. Petugas mencatat semua tindakan yang dilakukan pada pasien dalam
rekam medis
13. Petugas melaporkan pada dokter jika didapatkan ada hal yang penting
dilaporkan mengenai kondisi kesehatannya pasien baik secara
langsung maupun per telepon.
14. Petugas melaporkan kepada koordinator rawat inap jika didapatkan
KTD, KTC, KPC dan KNC pada pasien untuk segera di follow up.

10
BAB V

LOGISTIK

Untuk menunjang terselenggaranya pelayanan klinis yang bermutu,


maka perlu didukung oleh penyediaan logistik yang memadai dan optimal,
melalui perencanaan yang baik dan berdasarkan kebutuhan pasien dan
usulan petugas rawat inap atas dasar kebutuhan pasien dan demi kelancaran
dari pelayanan di rawat inap. Ketersediaan logistik harus dijamin
kecukupannya dan pemeliharaan yang sudah dianggarkan dan dijadwalkan.
Pengadaan alat dan bahan dalam pelaksanaan upaya klinis Puskesmas
diselenggarakan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Dalam pengadaan logistik rawat inap melakukan usulan kepada dokter


penanggung jawab rawat inap untuk disampaikan pada pimpinan Puskesmas
dalam rangka mendapatkan persetujuan. Sumber dana untuk pembelian
logistik berasal dari APBD dan swadaya rawat inap sendiri.

11
BAB VI

KESELAMATAN PASIEN

A. Sasaran Keselamatan Pasien


Ada enam sasaran keselamatan pasien, yaitu:

1. Tidak terjadinya kesalahan identifikasi pasien


2. Komunikasi efektif
3. Tidak terjadinya kesalahan pemberian obat
4. Tidak terjadinya kesalahan prosedur tindakan medis dan
keperawatan
5. Pengurangan terjadinya resiko infeksi di Puskesmas
6. Tidak Terjadinya pasien jatuh

Upaya Puskesmas untuk mencapai enam sasaran keselamatan pasien


tersebut adalah :

1. Melakukan identifikasi pasien dengan benar


a. Indikator melakukan identifikasi pasien secara benar adalah:
1).Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas pasien, seperti
nama pasien dan umur pasien, tidak termasuk nomor dan lokasi
kamar.
2).Pasien diidentifikasi sebelum  melakukan pemberian obat atau
tindakan lainnya.
3).Pasien diidentifikasi sebelum mengambil darah, dan specimen
lain untuk keperluan pemeriksaan.
4).Pasien diidentifikasi sebelum memberikan perawatan atau
prosedur lainnya.
b. Prosedur dalam identifikasi pasien :
1). Petugas Puskesmas mengidentifikasi pasien dilakukan mulai
saat pasien mendaftar, memperoleh pelayanan sampai pasien
pulang terutama pasien anak dan bayi,
2). Petugas Puskesmas mengawali dengan memperkenalkan diri
pada pasien,
3). Petugas Puskesmas menanyakan data pasien meliputi: nama
lengkap pasien, umur/tanggal lahir dan pernah di rawat di
Puskesmas Kartasura untuk pencarian nomor rekam medis
yang lama (Jangan menyebutkan nama atau menanyakan
apakah nama pasien sudah benar, Sebaliknya, minta
pasien untuk menyebutkan namanya),
4). Setiap sebelum memberikan pelayanan pasien, petugas
rawat inap harus melakukan identifikasi pasien,
5). Petugas Puskesmas menggunakan komunikasi aktif (berupa
pertanyaan terbuka) dalam mengidentifikasi pasien,

12
6). Petugas rawat inap memberikan pertanyaan terbuka
menanyakan nama lengkap pasien; “Siapa nama lengkap
Bapak / Ibu?”
7). Saat pasien menyebutkan nama lengkapnya, petugas
rawat inap mencocokkan dengan gelang identitas pasien.
8). Petugas Puskesmas memberikan pertanyaan terbuka
menanyakan tanggal lahir pasien/ umur ; “Kapan tanggal lahir/
umur Bapak / Ibu?”
9). Saat pasien menyebutkan tanggal lahirnya, Petugas
Puskesmas mencocokkan dengan gelang identitas pasien.
10). Petugas Puskesmas dapat melanjutkan pelayanan medis yang
akan diberikannya bila kedua identitas yang disebutkan pasien
telah sesuai dengan yang tercantum dalam gelang identitas,
11). Petugas Puskesmas melakukan konfirmasi dengan keluarga
bila salah satu identitas yang disebutkan pasien tidak sesuai
dengan yang tercantum dalam gelang identitas,
12). Petugas Puskesmas menjelaskan kepada pasien mengenai
pelayanan medis yang akan diberikannya.
13). Pada kondisi pasien yang tidak dapat berkomunikasi mis pada
pasien tidak sadar , tidak dapat berkomunikasi karena
terhalangmasalah bahasa dan tidak ada penterjemah, karena
usia (bayi), gangguan kognitif (dementia atau kelainan mental),
Identifikasi dilakukan dengan memeriksa Nama lengkap
pasien dan Identitas lain (seperti tanggal lahir, KTP) pada
gelang identitas pasien, dicocokan dengan informasi yang
telah dimiliki ruang rawat inap (rekam medis, resep, atau
tabung specimen).
14). Petugas Puskesmas yang memasanggelang identitas pasien
harus menuliskan tanggal dan jam masuk Puskesmas pada
gelang identitas,Untuk identifikasi pasien terlantar/ tidak ada
keluarga,
15). Petugas Puskesmas dalam mengidentifikasi pasien terlantar/
tidak ada keluarga (Mr X1, Mr X2 dst) dengan mencocokkan
gelang identitas pasien yang meliputi nama pasien, tanggal
dan jam masuk GAWAT DARURAT Puskesmas dan nomor
rekam medis,
16). Koordinator rawat inap melakukan monitoring dan evaluasi
pelaksanaan identifikasi pasien di tiap-tiap unit masing-masing,
Koordinator rawat inap merencanakan tindak lanjut jika
pelaksanaan tidak sesuai dengan tujuan.
c. Pemasangan Gelang Identifikasi Pasien
Prosedur pemasangan gelang pasien yang benar adalah
1) Petugas Puskesmas menganamnesa identitas pasien pada
saat proses identifikasi pasien,
2) Petugas Puskesmas membuat label pada gelang identitas
pasien memuat 4 (empat) identitas pasien, yaitu nama lengkap
di sisi kiri atas, tanggal lahir/ umur di sisi kiri bawah, jenis

13
kelamin (P untuk perempuan dan L untuk laki-laki) di sisi kanan
bawah, dan nomor rekam medis di sisi kanan atas.

Tn. Abdul Ghofur 0139000

13 Februari 1986 (28) L

3) Petugas GAWAT DARURAT memasangkan gelang identitas


pasien sewaktu pasien masuk pada unitnya masing-masing
Gelang warna biru : Pasien laki-laki
Gelang warna pink : Pasien perempuan
Gelang warna merah : Pasien dengan riwayat alergi
Gelang warna kuning ; Pasien dengan resiko jatuh
4) Petugas menanyakan nama lengkap dan tanggal lahir pasien
sebelum memasangkan gelang identitas pasien,
5) Petugas memasang gelang identitas pasien pada tangan yang
tidak dipasang infuse,
6) Pasang gelang identitas pasien dengan memberi ruang/ jarak
kulit dengan gelang ± 2 cm. (lihat gambar)

7) Petugas mengganti gelang identitas bila selama perawatan


gelang identitas rusak atau terjadi infeksi pada lokasi
pemasangan gelang, .
8) Petugas melepaskan gelang identitas di ruang rawat inap bila
pasien pulang atau meninggal oleh perawat/ bidan
penanggung jawab pasien,
9) Petugas melepaskan gelang identitas dengan cara
memasukkan jari diantara tangan pasiendan gelang Identitas
kemudian menggunting gelang identitas tersebut,

14
Cara pengguntingan lihat gambar

1) Petugas membuang gelang yang sudah digunting ke tempat


sampah,
2) Bila pasien menolak pemasangan gelang identitas maka
pasien harus menandatangani formulir penolakan tindakan,
3) Koordinator rawat inap melakukan monitoring dan evaluasi
pelaksanaan pemasangan gelang identifikasi pasien
4) Koordinator rawat inap merencanakan tindak lanjut jika
pelaksanaan tidak sesuai dengan tujuan.

2. Meningkatkan komunikasi effektif


Prosedurnya adalah :

Metode Komunikasi Verbal

a. Petugas rawat inap melaporkan kondisi pasien/ hasil test


laboratorium yang kritis kepada Dokter penaggungjawab
menggunakan teknik Komunikasi SBAR (Situation -
Background – Assessment – Recommendation),
b. Dokter memberi instruksi verbal kepada Petugas rawat inap
c. Petugas rawat inap menerapkan write down read back/ TBaK 
Tulis Baca Kembali,
d. Petugas rawat inap yang menerima instruksi per telepon/ lisan/
hasil test laboratorium yang kritis menuliskan/ Tulis (write down)
pesan yang disampaikan pengirim di catatan terintegrasi,
e. Petugas rawat inap yang menerima instruksi secara verbal / lisan
bertanggung jawab untuk mencatatinstruksi tersebut pada lembar
catatan terintegrasi di status rekam medis pasien meliputi :
1). Tanggal dan jam pesan diterima.
2). Dosis yang akan diberikan dan waktu pemberian harus
spesifik untuk menghindarikesalahan penafsiran.
f. Petugas rawat inap membacakan kembali /BaK (read back)
kepada pengirim pesan per telepon/ lisan untuk konfirmasi
kebenaran pesan yang dituliskan, termasuk nama pasien, tanggal
lahir dan diagnosis.setelah dituliskan, pesan/ hasil test
laboratorium yang kritis ,
g. Petugas rawat inap menulis nama dokter yang memberikan pesan,

15
h. Petugas rawat inap menulis nama dan tanda tangan sebagai
tanda yang menerima pesan,
i. Petugas rawat inap memverifikasi dokter pengirim pesan dengan
menandatangani catatan pesan yang ditulis penerima pesan
sebagai tanda persetujuan dalam waktu 1 x 24 jam.

Metode Komunikasi Tertulis:

a. Dokter menuliskan instruksi harus dilakukan secara lengkap dapat


terbaca dengan jelas agar sumber instruksi dapat dilacak bila
diperlukan verifikasi,
b. Dokter menuliskan harus menuliskan nama lengkap dan tanda
tangan penulis, serta tanggal dan waktu penulisan instruksi setiap
penulisan instruksi,
c. Dalam menuliskan instruksi dokter hendaknya menghindari
penggunaan singkatan, akronim, dan simbol yang berpotensi
menimbulkan masalah dalam penulisan instruksi dan dokumentasi
medis (misalnya catatan lanjutan keperawatan, anamnesis,
pemeriksaan fisis, pengkajian awal keperawatan,),
d. Koordinator rawat inap melakukan monitoring dan evaluasi
pelaksanaan komunikasi effektif di tiap-tiap unit masing-masing,
e. Koordinator rawat inap merencanakan tindak lanjut jika
pelaksanaan tidak sesuai dengan tujuan.

3. Penerapan 7 benar dalam menunjang medication safety


Prosedur:

a. Benar Pasien:
1). Petugas menggunakan minimal 2 identitas pasien dalam
mengidentifikasi pasien,
2). Petugas mencocokkan obat yang akan diberikan dengan
instruksi terapi tertulis,
3). Petugas menganamnesis riwayat alergi pasien,
4). Petugas menganamnesis kehamilan/ menyusui,
5). Petugas menganamnesis lengkap riwayat obat/ penggunaan
obat saat ini dan membuat daftar obat- obat tersebut,
6). Petugas membandingkan pemberian obat saat ini dengan
daftar obat yang digunakan pasien di rumah (termasuk
kelalaian, duplikasi, penyesuaian, kehilangan/ menghilangkan,
interaksi, atau tambahan obat).
7). Petugas mengidentifikasi pasien yang akan mendapat obat
dengan kewaspadaan tinggi dilakukan oleh dua orang yang
kompeten  double check.
e. Benar Obat
1). Petugas memberi label semua obat dan tempat obat (syringes,
cangkir obat, baskom obat), dan larutan lain.

16
2). Petugas menuliskan pada label nama obat, kekuatan,
jumlah, kuantitas, pengenceran dan volume, tanggal
persiapan, tanggal kadaluarsa jika tidak digunakan dalam 24
jam dan tanggal kadaluarsa jika kurang dari 24 jam.
3). Petugas melakukan verifikasi semua obat dan larutan minimal
2 orang secara verbal dan visual jika orang yang menyiapkan
obat bukan yang memberikannya ke pasien,
4). Petugas melakukan pemberian label tiap obat atau larutan
segera setelah obat disiapkan jika tidak segera diberikan,
5). Petugas memberi label pada syringes setelah obat disiapkan/
diisi ( jangan pada saat syringe masih kosong)
6). Petugas menyiapkan satu obat atau larutan pada satu saat.
Beri label hanya untuk satu obat atau larutan pada satu saat,
7). Petugas membuang segera setiap obat atau larutan yang tidak
ada labelnya,
8). Saat pergantian tugas/ jaga, petugas mereview semua obat
dan larutan oleh petugas lama dan petugas baru secara
bersama,
9). Petugas mengubah daftar obat/ kardeks jika terdapat
perubahan obat,
10). Dua petugas yang berkompeten mengecek kebenaran jenis
obat yang perlu kewaspadaan tinggi
f. Benar Dosis
1). Dua orang yang berkompeten mengngecek dan menghitung
(double cek) jika ada untuk dosis/ volume obat, terutama yang
memerlukan kewaspadaan tinggi,
2). Petugas mengkonsultasikan dengan dokter yang menuliskan
resep jika ragu,.
3). Petugas saat menyiapkan obat berkonsentrasi penuh untuk
menghindari gangguan.
g. Benar Waktu
1). Petugas memberikan obat dan menginformasikan sesuai
waktu yang ditentukan:
a) sebelum makan, setelah makan, saat makan.
b) Perhatikan waktu pemberian:
c) 3 x sehari  tiap 8 jam.
d) 2 x sehari  tiap 12 jam. Sehari sekali  tiap 24 jam.
Selang sehari  tiap 48 jam
2). Petugas memberikan obat dengan segera setelah
diinstruksikan oleh dokter,
3). Petugas meneliti dengan benar bahwa obat belum memasuki
masa kadaluarsa.
h. Benar Cara/ Route Pemberian
1). Petugas memberikan obat sesuai dengan cara pemberian
obat, bentuk dan jenis obat :
a) Slow-Release tidak boleh digerus
b) Enteric coated tidak boleh digerus.

17
c) Obat-obat yang akan diberikan per NGT sebaiknya adalah
obat cair/ sirup,
2). Petugas dalam memberikan obat obat sedapat mungkin
berjarak dan jadwal pemberian obat dan nutrisi juga berjarak.
i. Benar Dokumentasi
1). Petugas mendokumentasikan setiap perubahan yang terjadi
pada pasien setelah mendapat obat,
2). Petugas langsung menuliskan bukti nama dan tanda tangan/
paraf setelah memberikan obat pada dokumen rekam medik,
3). Petugas/ dokter menuliskan nama dan paraf jika ada
perubahan jenis/ dosis/ jadwal/ cara pemberian obat
4). Dokter memberikan coretan dan terakhir garis( ujungnya) diberi
paraf jika penulisan resep salah,
Contoh:
Lasix tab, 1 x 40 mg Jcmd  Lasix inj, 1 x 40 mg iv.
5). Petugas mendokumentasikan respon pasien terhadap
pengobatan: Efek Samping Obat (ESO) dicatat dalam rekam
medik & Form Pelaporan Insiden + Formulir Pelaporan Efek
Samping Obat
6). Petugas melaporkan Insiden dikirim ke Tim Keselamatan
Pasien di Unit Pelayanan Jaminan Mutu. Pelaporan Efek
Samping Obat dikirim ke Komite Farmasi dan Terapi,
7). Petugas mendokumentasikan KNC terkait pengobatan, :
a) Format PelaporanInsiden ke Tim Keselamatan Pasien.
b) Dokumentasikan Kejadian Tidak Diharapkan
c) Format Pelaporan Insiden ke Tim Keselamatan Pasien.
j. Benar Informasi
1). Petugas mengkomunikasikan semua rencana tindakan/
pengobatan harus dikomunikasikan pada pasien & atau
keluarganya,
2). Petugas menjelaskan tujuan & cara mengkonsumsi obat yang
benar,
3). Petugas menjelaskan efek samping yang mungkin timbul.
4). Petugas mengkomunikasikan rencana lama terapi pada
pasien,

4. Penerapan dalam menghindari kesalahan prosedur tindakan medis


dan keperawatan meliputi :
a. Pengkajian resep obat
Prosedur :
1). Pengkajian resep dari aspek administratif dan farmasetik :
a) Petugas memeriksa identitas pasien: nama pasien, nomor
rekam medis, penjamin, ruang rawat,berat badan (terutama
pada pasien pediatri),
b) Petugas memeriksa kelengkapan resep: diagnosis, nama
dokter yang merawat, nama obat, bentuksediaan obat, jumlah
obat, dan aturan pakai,

18
c) Jika tertera pada aturan pakai “p.r.n” (“pro re nata” atau jika
perlu), maka petugas mengkonfirmasi kedokter yang
bersangkutan untuk mengetahui dosis maksimal
seharisehingga etiket bisa dilengkapi dan diketahui jumlah
obat yang dibutuhkan,
d) Petugas memeriksa adanya masalah lain seperti masalah
keuangan atau kelengkapan persyaratan resep jaminan,
e) Petugas memeriksa adanya kesesuaian dengan pedoman
pelayanan/ peraturan yang berlaku,
2). Pengkajian dari aspek klinik
a) Petugas memeriksa ketepatan indikasi, dosis dan waktu
penggunaan obat, terutama untuk pasien pediatri dan
geriatric,
b) Petugas memeriksa adanya duplikasi obat,
c) Petugas memeriksa adanya alergi pada pasien disesuaikan
dengan rekam medic,
d) Petugas memeriksa adanya interaksi obat,
e) Petugas memeriksa adanya kontra indikasi,
f) Petugas mengidentifikasi masalah-masalah yang berkaitan
dengan resep/ instruksi pengobatan,
3). Penanganan Resep yang Bermasalah
a) Apoteker/ asisten apoteker menghubungi dokter penulis
resep/ perawat sesuai dengan instruksi Kerja Penanganan
Resep Tidak Jelas ,
b) Dokter / perawat mencoret tulisan yang tidak jelas tersebut
dan menulis perbaikan di atas coretan kemudian
membubuhkan parafdan tidak boleh menindih dengan tulisan
yang baru,
c) Jika dokter tidak dapat datang untuk memperbaiki resep
apoteker/asisten apoteker/ perawat dapat mengubah resep
dokter dengan memberi catatan nama dokter dan waktu
(tanggaldan jam) dilakukannya konfirmasi,
d) Jika dalam menulis resep dokter/ perawat terdapat lebih dari
2 (dua) coretan maka harus diganti dengan lembar resep
baru,
e) Jika dokter / perawat dalam menulis tanggal pada resep
harus diganti dengan resep baru.
4). Melakukan tindakan skin test sebelum memberikan injeksi
antibiotik
Prosedur :
a) Dokter mencatat terapi obat injeksi di dalam rekam medis
b) Petugas selalu melakukan skin test dengan memasukkan
obat yang akan diberikan secara intra kutan
c) Petugas mengecek hasil test setelah 3-5 menit
d) Jika terdapat tanda – tanda alergi misal durasi membesar,
kemerahan dan pasien merasakan gatal disekeliling tempat
suntikan, maka dinyatakan hasil skin test positif

19
e) Jika tanda-tanda di atas tidak ada, maka dinyatakan negatif
dan obat bisa diberikan melalui intra vena.

5. Pengurangan Terjadinya Resiko Infeksi di Puskesmas


Penerapan cuci tangan dengan benar di setiap sebelum dan sesudah
kontak dengan pasien

Indikator Usaha Menurunkan Infeksi Nosokomial:

a. Menggunakan panduan hand hygiene terbaru yang diakui umum.


b. Mengimplementasikan program kebersihan tangan yang efektif.

Semua petugas di rumah sakit termasuk dokter melakukan kebersihan


tangan pada 5 MOMEN yang telah ditentukan, yakni:

a. Sebelum kontak dengan pasien


b. Sesudah kontak dengan pasien
c. Sebelum tindakan asepsis
d. Sesudah terkena cairan tubuh pasien
e. Sesudah kontak dengan lingkungan sekitar pasien

Alat Pelindung Diri


Alat yang digunakan untuk melindungi petugas dari pajanan darah,
cairan tubuh, ekskreta, dan selaput lendir pasien seperti sarung
tangan, masker, tutup kepala, kacamata pelindung, apron/ jas, dan
sepatu pelindung.

Ada 2 cara cuci tangan yaitu :

1. handwash – dengan air mengalir, waktunya : 40 – 60 detik


2. handrub – dengan gel berbasis alcohol, waktunya : 20 – 30 detik

Prosedur cuci tangan :


a. Semua petugas dan Mahasiswa harus melakukan kebersihan
tangan sebelum kontak dengan pasien,
b. Semua petugas dan Mahasiswa harus melakukan kebersihan
tangan sebelum melakukan tindakan aseptik,
c. Semua petugas dan Mahasiswa harus melakukan kebersihan
tangan setelah kontak dengan pasien,
d. Semua petugas dan Mahasiswa harus melakukan kebersihan
tangan setelah terpajan dengan cairan tubuh pasien,
e. Semua petugas dan Mahasiswa harus melakukan kebersihan
tangan setelah kontak dengan area sekitar pasien,
f. Keluarga, pegunjung, relawan dan individu yang berkunjung harus
melakukankebersihan tangan sebelum makan, setelah makan,
setelah dari kamar mandi, setelahkontak dengan pasien, setelah
kontak dengan lingkungan sekitar pasien,

20
g. Koordinator rawat inap mengecek ketersediaan adanya handrub ,
poster tentang kebersihan tangan didinding setiap ruangan pasien,
h. Semua petugas dan Mahasiswa melepaskan perhiasan atau jam
tangan saat mencuci tangan,
i. Semua petugas dan mahasiswa harus memotong kuku jika kuku
panjang,
j. Semua petugas dan mahasiswa Mencuci tangan dengan air yang
mengalir dibutuhkan waktu 40-60 detik dengan handrub cukup 20-
30 detik,
Semua petugas dan mahasiswa melakukan kebersihan tangan dengan
enam langkah sesuai dengan langkah yang sudah ditetapkan

21
6. Penilaian pasien jatuh pada anak, dewasa dan geriatri
Indikator usaha menurunkan risiko cedera karena jatuh :

a. Semua pasien baru dinilai risiko jatuhnya dan penilaian diulang jika
diindikasikan oleh perubahan kondisi pasien atau pengobatan, dan
lainnya.
b. Hasil pengukuran dimonitor dan ditindak lanjuti sesuai derajat risiko
jatuh pasien guna mencegah pasien jatuh serta akibat tak terduga
lainnya.

22
BAB VII

KESELAMATAN KERJA

Dengan meningkatnya pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan oleh


pasien dan keluarga pasien maka tuntutan pengelolaan program
Keselamatan Kerja di rawat inap semakin tinggi, karena Sumber Daya
Manusia (SDM) puskesmas, pengunjung/pengantar pasien, pasien sekitar
puskesmas ingin mendapatkan perlindungan dari gangguan kesehatan dan
kecelakaan kerja, baik sebagai dampak proses kegiatan pemberian
pelayanan maupun karena kondisi sarana dan prasarana yang ada di
puskesmas yang tidak memenuhi standar.

Puskesmas sebagai institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat


dengan karateristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu
pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi
masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih
bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya.

Dalam Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan,


khususnya pasal 165 :”Pengelola tempat kerja wajib melakukan segala
bentuk upaya kesehatan melalui upaya pencegahan, peningkatan,
pengobatan dan pemulihan bagi tenaga kerja”. Berdasarkan pasal di atas
maka pengelola tempat kerja di puskesmas mempunyai kewajiban untuk
menyehatkan para tenaga kerjanya. Salah satunya adalah melalui upaya
kesehatan kerja disamping keselamatan kerja. Puskesmas harus menjamin
kesehatan dan keselamatan baik terhadap pasien, penyedia layanan atau
pekerja maupun masyarakat sekitar dari berbagai potensi bahaya di
puskesmas.

Program keselamatan kerja di Rawat Inap merupakan salah satu upaya


untuk meningkatkan mutu pelayanan puskesmas, khususnya dalam hal
kesehatan dan keselamatan bagi SDM puskesmas, pasien, keluargapasien,
masyarakat sekitar.

Tujuan umum

Terciptanya lingkungan kerja yang aman, sehat dan produktif untuk SDM
puskesmas, aman dan sehat bagi pasien, pengunjung/pengantar pasien,
masyarakat dan lingkungan sekitar sehingga proses pelayanan puskesmas
berjalan baik dan lancar.

Tujuan khusus

a. Terlindunginya pekerja dan mencegah terjadinya PAK (Penyakit Akibat


Kerja) dan KAK (Kecelakaan Akibat Kerja).
b. Peningkatan mutu, citra dan rawat inap puskesmas.

23
Alat Keselamatan Kerja

1. Pemadam kebakaran (hidrant)


2. APD (alat Pelindung Diri)
3. Peralatan pembersih
4. Obat-obatan
5. Kapas
6. Plaster pembalut
7. Pembersih tangan di depan tiap-tiap ruangan pasien.

Aturan umum dalam tata tertib keselamatan kerja adalah sebagai berikut:

a. Mengenali semua jenis peralatan keselamatan kerja dan letaknya untuk


memudahkan pertolongan saat terjadi kecelakaan kerja,
b. Pakailah APD saat bekerja,
c. Orientasi pada petugas baru,
d. Harus mengetahui cara pemakaian alat darurat seperti pemadam
kebakaran,
e. Harus mengetahui cara mencuci tangan dengan benar,
f. Buanglah sampah pada tempatnya,
g. Lakukan latihan keselamatan kerja secara periodik,
h. Dilarang merokok.

24
BAB VIII

PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu   (quality control) dalam manajemen mutu


merupakan suatu sistem kegiatan  teknis yang bersifat rutin yang dirancang 
untuk mengukur dan menilai mutu produk atau jasa yang diberikan kepada
pelanggan.  Pengendalian mutu pada pelayanan klinis diperlukan agar
produk layanan klinis terjaga kualitasnya sehingga memuaskan masyarakat
sebagai pelanggan.

Ishikawa (1995) menyatakan bahwa pengendalian mutu adalah


pelaksanaan langkah-langkah yang telah direncanakan secara terkendali
agar semuanya berlangsung sebagaimana mestinya, sehingga mutu produk
yang direncanakan dapat tercapai dan terjamin. Dalam pengertian Ishikawa
tersirat pula bahwa pengendalian mutu itu dilakukan dengan orientasi pada
kepuasan konsumen. Dalam bahasa layanan kesehatan keseluruhan proses
yang diselenggarakan oleh puskesmas ditujukan pada pemenuhan
kebutuhan masyarakat sebagai konsumen.

Pada unit Rawat Inap Puskesmas Kartasura selalu dilakukan survey


kepuasan pelanggan untuk mengetahui tingkat kepuasan penerima layanan
di Puskesmas Kartasura. Hasil dari survey pelanggan di analisa sehingga
dapat merumuskan follow up dari permasalahan yang ada. .
Jika ada KTD, KTD, KPC dan KNC segera melaporkan pada Ketua Tim Mutu
dan Keselamatan Pasien untuk segera di follow up bersama-sama dengan
Anggota Tim Mutu dan keselamatan pasien Puskesmas Kartasura.

25
BAB IX

PENUTUP

Penanggung jawab penyelenggaraan pelayanan klinis di rawat inap


Puskesmas Kartasura adalah Kepala Puskesmas Kartasura. Sedangkan
penanggungjawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan
kesehatan di wilayah kabupaten Batang adalah dinas kesehatan kabupaten
Batang. Puskesmas bertanggungjawab hanya untuk sebagian upaya
pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh dinas kesehatan kabupaten
Batang sesuai dengan kemampuannya. Tujuan pembangunan kesehatan
yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah mendukung tercapainya
tujuan pembangunan kesehatan nasional. Yakni meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat
tinggal di wilayah kerja Puskesmas, agar terwujud derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya.

Mengetahui
Plt.Kepala UPTD Puskesmas Kartasura

drg Anik Arifah


NIP. 19760603 2005012010

26

Anda mungkin juga menyukai