Anda di halaman 1dari 2

UTS HUKUM ACARA DAN PRAKTIK PTUN

Dosen Pengampu: 1.Edra Satmaidi, Dr., S.H., M.H


2.Arini Azka Muthia, S.H., M.H.

Nama: Metina Anjelina


Npm:B1A019442
Kelas:B

JURUSAN ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS BENGKULU
2021
1.Hadirnya PERADILAN TUN DI Indonesia yaitu untuk mewujudkan tata kehidupan
negara dan bangsa yang sejahtera . Pembentukan peradilan ini membuktikan bahwasanya
Indonesia menjunjung tunggi nilai-nilai keadilan, kepastian hukum dan HAM. Peradilan in
dibentuk ditandai dengan disahkannya Undang-Undang nomor 5 tahun 1986. Kompetensi
Absolut : Kewenangan pengadilan untuk mengadili suatu perkara menurut objek , subjek
materi atau pokok sengketa. Dilihat dari pengertian keweangan ini pejabat pemerintah juga
merupakan subjek TUN. Oleh karena itu Pejabat bisa melindungi haknya dengan cara
mengajukan permohonan dengan hakim perihal tuduhan tapi terlebih dahulu harus memenuhi
syarat-syarat.
2.Lembaga swasta bisa digugat ke ptun dengan syarat telah memenuhi ketentuan seperti : 1.
Lembaga itu telah memiliki wewenang mengelurkan suatu keputusan TUN yang berupa
penetapan tertulis. Dasar hukum nya pasal 116 UU NO 51 tahun 2009 tentang perubahan
kedua undang-undang nomor 5 tahun 1986.
3.Objek sengketa TUN adalah tun itu sendiri dasar hukumnya UU NO 30 Tahun 2014
tentang Administrasi pemerintahan. Fiktif negatif adalah apabila ada permohonan
mengajukan kepada pejabat pemerintahan tetapi untuk mengeluarkan sebuah keputusan atau
tindakaan tetapi pejabat pemerintah yang bersangkutan hanya diam saja, maka dianggap
permohonan itu ditolak. Fiktif postif yaitu keputusan dan/atau tindakan yang dianggap telah
dikabulkan. Contoh PERKARA 154 pk/tun 2010.
4.Asas keaktifan hakim(LITIS DOMINAN) dalam UU NO 5 TAHUN 1986 JO UU.NO 9
TAHUN 2004 JO UU NO 51 TAHUN 2009 Asas keaktifan hakim dapat dilihat dari pasal
107 “hakim menetukan apa yang harus dibuktikan , beban pembuktian, beserta penilaian
pembuktikan,dan untuk sahnya pembuktian diperlukan sekurang kurangnya dua alat bukti
berdasarkan keyakinan hakim”. Peran asas ini membantu hakim dalam menemukan
kebenaran yang sebenarnya.
5.- Luas pembuktian.
-Beban pembuktian, sebagaimana yang telah diatur dalam pasal 107 uu ptun beban
pembuktian bukaan terdapat pada hakim, namun hakim dapat menetukan beban pembuktian
tersebut kepada kedua pihak baik penggugat maupun tergugat.
-Nilai pembuktian

Anda mungkin juga menyukai