Anda di halaman 1dari 11

PERTEMUAN 1

PENGANTAR DAN KERANGKA KONSEPTUAL: AKUNTANSI MANAJEMEN


STRATEJIK

Capaian Pembelajaran Pertemuan 1


 Mahasiswa mampu menjelaskan tujuan akuntansi manajemen stratejik dalam sebuah
perusahaan.
 Mahasiswa mampu menjelaskan perkembangan akuntansi manajemen konvensional
menjadi akuntansi manajemen stratejik
 Mahasiswa mampu menyebutkan ruang lingkup informasi dan teknik yang digunakan
dalam akuntansi manajemen stratejik
 Mahasiswa mampu menjelaskan beberapa teori konseptual yang mendukung pentingnya
akuntansi manajemen stratejik

Materi Pembelajaran
Pengantar
Strategi dibutuhkan oleh sebuah organisasi dalam mencapai tujuan dan target yang telah
ditetapkan. Penentuan indikator kinerja yang tepat, diharapkan organisasi mampu mencapai
tujuan yang diinginkan. Akuntan manajemen berperan dalam ranah informasi yang bersifat
keuangan maupun non-keuangan untuk membantu manajer dalam mengambil keputusan
strategis di dalam perusahaan. Kondisi lingkungan eksternal yang terus mengalami perubahan
akan memaksa organisasi untuk beradaptasi dan memanfaatkan analisis dari data yang tidak
hanya bersifat kuantitatif tetapi juga bersifat kualitatif. Dalam mata kuliah ini, mempelajari
informasi yang dikumpulkan dari internal maupun eksternal dan diolah oleh akuntan
manajemen melalui sebuah sistem akuntansi manajemen yang disertai dengan strategi dalam
rangka menciptakan keunggulan kompetitif sebuah organisasi.

Akuntansi Manajemen Konvensional vs Akuntansi Manajemen Strategis


Certified Institute of Management Accountant menyebutkan bahwa akuntansi manajemen
stratejik merupakan salah satu bentuk akuntansi manajemen yang menekankan pada informasi
yang bersifat eksternal, sekaligus juga informasi yang bersifat non-keuangan dan diperoleh
secara internal. Hoque (2003) mendefinisikan akuntansi manajemen stratejik sebagai proses
untuk mengidentifikasi, mengumpulkan, memilah dan menganalisis data akuntansi dengan
tujuan membantu manajer dalam mengambil keputusan strategis, sekaligus menilai efektivitas
dari organisasi tersebut. Keputusan stratejik yang dimaksud di sini merupakan keputusan
yang harus diambil perusahaan berkaitan dengan masa depan perusahaan secara jangka
panjang, bukan hanya satu bulan atau satu tahun mendatang. Masa depan yang penuh dengan
ketidakpastian ini ditunjukkan dengan adanya perubahan dalam lingkungan eksternal, yang
bisa menjadi ancaman atau peluang bagi sebuah organisasi. Lingkungan di mana sebuah
organisasi beroperasi sangatlah dinamis dan kompleks, serta dipengaruhi berbagai faktor
seperti sosial, politik, ekonomi, bahkan teknologi.

Pada suatu organisasi perlu menentukan tujuan mengapa ia berdiri dan apa yang perlu
dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Selama prosesnya, kinerja di dalam organisasi
perlu terus dipantau, agar tidak menyimpang dari yang direncanakan. Sistem akuntansi
manajemenlah yang akan memberikan informasi mengenai kinerja tersebut dan manajer akan
menilai apakah strategi yang sudah organisasi terapkan bersifat relevan terhadap tujuan yang
akan dicapai.

Disiplin ilmu akuntansi manajemen stratejik sendiri terus berkembang sejak kemunculannya
untuk menjembatani ilmu akuntansi manajemen dan manajemen stratejik. Akuntansi
manajemen konvensional/tradisional yang berfokus pada perhitungan biaya dan laba
seringkali dianggap kurang mampu mendukung manajer dalam mengambil keputusan untuk
bersaing dalam pasar. Sudut pandang yang lebih luas berupa informasi terkait pesaing dan
pelanggan dirasa perlu untuk menciptakan keunggulan kompetitif, agar perusahaan bisa
memenangkan persaingan. Oleh karena itu, dalam akuntansi manajemen kontemporer yang
akhirnya menghasilkan ilmu akuntansi manajemen stratejik, fleksibilitas diberikan kepada
manajer untuk berpikir lebih kreatif dan sensitif terhadap perubahan yang terjadi. Faktor
hubungan antar individu terutama yang ada di dalam sebuah organisasi ini gagal untuk
diperhatikan dalam akuntansi manajemen konvensional. Dalam akuntansi manajemen
stratejik, hubungan antar individu tersebut dianggap memegang peranan penting dalam
menentukan kesuksesan sebuah organisasi.

Ruang Lingkup yang Luas dalam Informasi Sistem Akuntansi Manajemen


Seperti yang telah dibahas sebelumnya, sistem akuntansi manajemen menghasilkan informasi
yang bermanfaat untuk manajer dalam mengambil keputusan. Informasi tersebut berada
dalam lingkup yang luas, karena menyangkut informasi yang diperoleh secara internal dan
eksternal, serta terkait aspek finansial, non-finansial, berorientasi pada masa lalu, maupun
berorientasi pada masa depan. Matriks berikut memberikan contoh beberapa informasi yang
terkait (Hoque, 2003).
Internal Eksternal
Keuangan Non-Keuangan Keuangan Non-Keuangan
Berorientasi Biaya produk Volume Harga jual Volume
pada masa lalu untuk penjualan dari produk yang penjualan dalam
memproduksi perusahaan ditawarkan selama satu
suatu barang selama satu pesaing atas periode untuk
periode untuk suatu barang produk tertentu
produk tertentu

-Berorientasi Biaya Perkiraan Perkiraan harga Perkiraan


pada masa diperkirakan volume jual pesaing volume
depan untuk penjualan dari yang ditawarkan penjualan dalam
memproduksi perusahaan atas suatu sebuah industri
suatu barang barang

Sumber: Hoque, 2003

Teknik dalam Akuntansi Manajemen Stratejik


Juras (2014) dalam studi literaturnya tentang perkembangan disiplin akuntansi
manajemen stratejik (AMS) mengkategorikan teknik dalam AMS sebagai berikut :

Kategori Teknik
Costing Standard costing
Budgeting
Activity-based costing/management
Life-cycle costing
Target costing
Quality costing
Value-chain costing
Perencanaan, pengendalian dan Benchmarking
pengukuran kinerja Balanced scorecard
Pengambilan keputusan Strategic costing
strategis Strategic pricing
Brand valuation
Akuntansi untuk pelanggan Analisis profitabilitas pelanggan
Valuasi terhadap pelanggan sebagai aset
Akuntansi untuk Penilaian terhadap kinerja pesaing
pesaing/kompetitor Pengawasan terhadap posisi pesaing
Penilaian terhadap biaya pesaing
Berbagai teknik di atas dapat diterapkan oleh manajer untuk mencari peluang mengurangi
biaya di dalam perusahaannya dan meningkatkan profitabilitas secara jangka panjang.

Perspektif Teoretis dalam Akuntansi Manajemen

Penelitian selama beberapa dekade terakhir mengenai akuntansi manajemen menggunakan


beberapa sudut pandang teori, antara lain teori teknis-rasional, pandangan tentang hubungan
manusia, teori kontinjensi, teori keagenan, pandangan politik ekonomi dan literatur mengenai
perubahan organisasi. Dalam sub-bab ini kita akan membahas beberapa sudut pandang
tersebut dalam kaitannya dengan akuntansi manajemen.

 Teori teknis-rasional

Teori ini pertama kali dikemukakan dalam pandangan ekonomi neoklasik yang menganggap
bahwa akuntansi merupakan sebuah alat perhitungan dalam pengambilan keputusan yang
membantu perusahaan dalam pencapaian tujuannya. Hal ini mengindikasikan bahwa manajer
akan mengambil keputusan yang rasional agar tujuan perusahaan bisa tercapai. Beberapa
karakteristik kunci dari pandangan teori ini adalah adanya tujuan atau goal yang sudah
ditetapkan sebelumnya. Dalam usaha untuk mencapainya, akan ada beberapa alternatif
metode dengan konsekuensinya masing-masing. Manajer diharapkan memilih alternatif yang
bersifat rasional dan mengoptimalkan tercapainya tujuan di awal. Teori ini mengasumsikan
bahwa informasi akuntansi digunakan untuk mengalokasikan sumber daya di suatu organisasi
agar efisien dan efektif.

Salah satu contoh penerapan teknik teori ini adalah penganggaran, di mana perusahaan telah
menentukan besarnya standar biaya di awal dan kemudian mengumpulkan informasi terkait
pendapatan dan beban selama periode akuntansi tersebut berlangsung. Ketika ditemukan
adanya penyimpangan berupa varians, perusahaan akan melaporkannya dan mengambil
keputusan berikutnya. Dalam kasus ini, anggaran dimanfaatkan untuk mengambil keputusan
sekaligus menilai kinerja. Meski begitu, teori ini memiliki kelemahan antara lain
mengabaikan konteks sosial, ekonomi dan politik yang seharusnya tidak lepas dari
lingkungan beroperasinya perusahaan. Faktor konflik antara nilai yang dipercayai seorang
individu dan organisasi tempat ia bekerja juga tidak diperhatikan dalam teori teknis-rasional.
 Pandangan hubungan manusia

Hubungan antar individu di dalam sebuah organisasi berpengaruh terhadap kinerja organisasi
secara keseluruhan. Penelitian terdahulu tentang hubungan manusia memberikan bukti
empiris dalam hubungan antara sikap, perilaku dan kepuasan kerja. Pandangan dan perilaku
individu dapat mempengaruhi sistem pengendalian yang dilakukan oleh manajer dan
kepuasan kerja individu seringkali meningkatkan produktivitas. Proses pengumpulan aspirasi
dari karyawan di level terendah juga menunjukkan bahwa partisipasi individu bisa membantu
perusahaan menerapkan strategi yang tidak terpikirkan sebelumnya dan loyalitas yang
meningkat dari karyawan. Tetapi pandangan mengenai hubungan manusia ini juga memiliki
celah di mana beberapa studi memberikan kesimpulan yang tidak konsisten dan metode
ilmiah yang digunakan dalam penelitian belum tentu dapat menangkap secara penuh
kepercayaan maupun budaya yang dianut oleh individu.

 Teori kontingensi

Dalam teori ini, organisasi dianggap tidak bersifat sama satu sama lain, karena
masing-masing memiliki faktor yang tergantung (contingent) pada situasi tertentu (Lawrence
dan Lotsch, 1967; Woodward, 1965). Tidak ada desain manajemen yang terbaik untuk semua
organisasi karena lingkungan tempat organisasi beroperasi akan berpengaruh terhadap setiap
organisasi dalam tingkat yang berbeda. Jangkauan mengenai variabel apa saja yang dapat
membentuk desain dari sistem akuntansi manajemen sebuah organisasi cukup beragam, mulai
dari ukuran organisasi, budaya organisasi, hingga gaya pengambilan keputusan.

Beberapa peneliti mengemukakan kritiknya atas pandangan ini atas beberapa alasan. Pertama,
konseptualisasi, definisi, dan pengukuran variabel kunci dalam teori kontingensi belum
dijelaskan secara memadai karena belum diberikannya perhatian teoritis dan empiris yang
lebih besar. Kedua, korelasi yang dilaporkan dalam sebagian besar studi kontingensi kecil dan
tidak selalu konsisten; dan, akhirnya, teori kontingensi gagal untuk memasukkan konteks
organisasi yang lebih luas, yaitu aspek sosial, politik, ekonomi dan kelembagaan.

 Teori keagenan

Agency theory termasuk salah satu teori yang berkembang dalam akuntansi manajemen
berkaitan dengan pendelegasian wewenang dari principal (dalam hal ini adalah pemilik
perusahaan/pemegang saham) kepada agent (manajer sebagai pelaksana kegiatan di
perusahaan). Agent akan mendapatkan penghargaan berupa gaji dari principal berdasarkan
kinerjanya. Konflik seringkali timbul ketika agent tidak mengoperasikan perusahaan dengan
memprioritaskan kepentingan principal. Potensi masalah ini dapat dihindari dengan
menciptakan sistem akuntansi yang mengawasi dengan baik kinerja manajer dan memberikan
insentif yang membuat manajer mengesampingkan kepentingan pribadinya.

 Pandangan politik ekonomi

Kekurangan dari teori-teori yang dibahas sebelumnya adalah ketidakmampuan teori tersebut
dalam meninjau akuntansi manajemen dari sudut pandang politik ekonomi. Jika kita
memandang lingkungan sosial di mana manusia berinteraksi, masing-masing individu baik di
dalam maupun luar organisasi akan memiliki kepentingannya dan berusaha untuk
mempengaruhi jalannya pengambilan keputusan. Dalam proses negosiasi agar tidak timbul
konflik berkepanjangan, muncullah kompromi dan aliansi yang dibentuk oleh beberapa pihak.

Konsep “legitimasi” merupakan aspek yang diperhatikan karena dalam pandangan ini,
organisasi merupakan institusi yang membutuhkan pengakuan atau penerimaan dari
lingkungan di mana ia beroperasi, terutama negara sebagai penyelenggara sistem politik dan
ekonomi. Peraturan di suatu daerah seperti sistem perpajakan maupun perdagangan
internasional akan mempengaruhi aktivitas organisasi. Menurut pendekatan politik ekonomi
ini, dapat terlihat bahwa ada hubungan timbal balik antara kebijakan di suatu daerah, ekonomi
dan aktivitas di dalam perusahaan seperti penerapan sistem akuntansi manajemen.

 Literatur perubahan organisasi

Perubahan merupakan hal yang tidak bisa dihindari dalam lingkungan bisnis. Organisasi
harus beradaptasi supaya bisa bertahan dalam berbagai ancaman yang ada. Perubahan tersebut
bisa terjadi karena berbagai faktor mulai dari teknologi, politik, hukum, ekonomi, dan budaya.
Faktor demografi yang mengalami pergeseran, misalnya perubahan jumlah angkatan kerja
tersedia, juga dapat memaksa perusahaan untuk menyesuaikan diri. Costello (1994)
mengelompokkan perubahan di dalam organisasi ke dalam perubahan yang bersifat
developmental, transitional dan transformational.

Perubahan ke arah perkembangan (developmental) umumnya terjadi melalui praktik seperti


pembinaan tim kerja atau memperluas pasar dari produk perusahaan. Perubahan kategori ini
seringkali dianggap tidak terlalu mengancam bagi karyawan sehingga perusahaan tidak
menemui perlawanan berarti. Namun hal sebaliknya berpotensi muncul dalam perubahan
yang bersifat transisional. Perubahan transisional terjadi karena adanya penerapan metode
baru yang bisa menyebabkan karyawan sebagai individu di suatu organisasi merasa terancam.
Sedangkan perubahan transformasional merupakan evolusi atau diperkenalkannya struktur
baru yang juga mempengaruhi strategi dan visi dari sebuah organisasi. Perubahan pada tipe
inilah yang umumnya mendapat reaksi perlawanan dari karyawan.

Jika kita mengambil contoh, ketika perusahaan melakukan restrukturisasi di mana karyawan
merasa bisa kehilangan pekerjaannya atau adanya pemotongan gaji. Contoh lainnya adalah
saat perusahaan melakukan merger, maka pegawai perusahaan yang dilebur tidak mengetahui
bagaimana nasib selanjutnya. Selain itu, bagi pegawai yang tetap bertahan harus
menyesuaikan diri pada visi, misi, dan tujuan baru, sehingga akan menjadi masalah tersendiri.
Ketidakpastian karena perubahan tersebut membuat karyawan melakukan penolakan karena
tidak merasa aman dan nyaman. Di sisi lain, mereka harus beradaptasi pada hal-hal baru yang
secara implementasinya mungkin tidak mudah untuk dilakukan.

Dampak negatif dari perubahan transisional dan transformasional masih bisa dikurangi
dengan berbagai cara antara lain membangun komunikasi yang baik antar level di hierarki
perusahaan, terutama mengenai perubahan seperti visi, misi, dan tujuan baru. Hal ini akan
membantu pegawai yang baru beradaptasi pada lingkungan baru tersebut. Selain itu,
berdasarkan penelitian oleh George (1983), informasi akuntansi yang tersedia untuk karyawan
akan mengurangi resistensi pada perubahan. Dengan memberikan target kinerja dan sistem
reward-punishment yang jelas, akan mendorong keterlibatan karyawan dalam menghasilkan
produk atau output lain seperti ide kreatif. Hal ini akan membantu manajer menyatukan
tujuan karyawan sebagai individu dengan tujuan perusahaan melakukan perubahan tadi.

Rangkuman

Disiplin akuntansi manajemen strategis bertujuan memberikan informasi akuntansi bagi


manajer dalam mengambil keputusan strategis yang mendukung pencapaian tujuan akhir
organisasi. Akuntansi manajemen konvensional yang awalnya hanya berfokus pada internal
dan pengendalian aspek keuangan berevolusi menjadi akuntansi manajemen strategis yang
mempertimbangkan informasi yang bersifat non keuangan serta sudut pandang lebih luas
yaitu pelanggan dan kompetitor. Adanya perluasan sudut pandang tersebut akhirnya
melahirkan beberapa teknik manajemen kontemporer seperti benchmarking, balanced
scorecard dan analisis profitabilitas keuangan. Beberapa teori konseptual yang mendasari
akuntansi manajemen juga dibahas dalam pertemuan ini untuk lebih memaham fenomena di
suatu organisasi dan pentingnya akuntansi manajemen.
Gambar 1: Ruang Lingkup Akuntansi Manajemen Stratejik
Sumber: Hoque, 2003

Gambar 1, menjelaskan ruang lingkup yang akan diperlajari dalam akuntansi manjemen
stratejik yang melibatkan lingkungan makro, industry dan organisasi. Berdasarkan gambar
tersebut, menggambarkan betapa persaingan berada dalam lingkungan organisasi, sehingga
membutuhkan akuntansi manajemen stratejik.

Contoh Soal:
1. Apa masalah utama yang dibahas dalam 'teori kontinjensi' organisasi? Diskusikan
secara singkat!
Jawab
Teori kontingensi adalah teori organisasi yang mengklaim bahwa tidak ada cara
terbaik untuk mengatur perusahaan, untuk memimpin perusahaan, atau untuk
membuat sebuah keputusan. Sebaliknya, tindakan optimal adalah kontingen
(tergantung) pada situasi internal dan eksternal. Seorang pemimpin kontingen secara
efektif menerapkan gaya kepemimpinan mereka sendiri pada situasi yang tepat.
Pendekatan kontingensi dipengaruhi oleh dua program penelitian sebelumnya yang
berusaha menunjukkan perilaku kepemimpinan yang efektif. Selama tahun 1950-an,
para peneliti di Ohio State University memberikan kuesioner untuk mengukur
berbagai kemungkinan perilaku pemimpin dalam berbagai konteks organisasi.
Hasilnya adalah dua jenis perilaku pemimpin yang terbukti efektif adalah :
perilaku pemimpin pertimbangan ( consideration leader behaviors) dimana
pemimpin membangun hubungan baik dan hubungan interpersonal dan menunjukkan
dukungan dan kepedulian terhadap bawahan dan

perilaku pemimpin struktural ( initiating structure leader behaviors) dimana


seorang pemimpin mengembangkan struktur organisasi (misalnya,
tugas peran, perencanaan, penjadwalan) untuk memastikan penyelesaian tugas dan
pencapaian tujuan.

2. Apa perbedaan utama antara akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan?


Akuntansi keuangan merupakan akuntansi yang berfokus pada pembuatan laporan
keuangan yang ditujukan kepada pihak eksternal pengguna laporan keuangan seperti
pemegang saham, pemberi pinjaman, otoritas pajak, dll. Akuntansi keuangan lebih
bersifat agregat dan disusun berdasarkan generally accepted accounting
principles atau prinsip akuntansi yang berlaku umum. Sedangkan, akuntansi
manajemen atau akuntansi manajerial adalah akuntansi yang berfokus pada
penyediaan informasi seputar operasional perusahaan kepada pihak manajemen
dengan tujuan meningkatkan efisiensi dan efektifitas operasional perusahaan.
Dibandingkan dengan akuntansi keuangan, akuntansi manajemen lebih bersifat detail
dan tidak terikat dengan standar tertentu sebagaimana akuntansi keuangan.

Akuntansi keuangan berfokus pada pembuatan laporan keuangan seperti laporan


neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan modal yang
ditujukan baik kepada pihak internal maupun eksternal. Sedangkan, fokus akuntansi
manajemen adalah membuat laporan operasional perusahaan yang hanya
didistribusikan secara terbatas kepada pihak internal. Akuntansi keuangan
menghasilkan laporan keuangan bisnis secara agregat atau total operasional bisnis
secara keseluruhan seperti laporan neraca dan laporan laba rugi. Sedangkan, akuntansi
manajemen menghasilkan laporan yang lebih bersifat detail. Misalnya, laporan profit
by product, laporan customer dan lain sebagainya. Akuntansi keuangan harus
memenuhi standar yang berlaku. Karena memiliki standar yang baku, laporan
keuangan sebagai hasil dari akuntansi keuangan bisa dibandingkan baik antar periode
maupun antar perusahaan. Sedangkan, akuntansi manajemen dibuat lebih fleksibel
karena tidak ada standar yang baku yang berlaku pada akuntansi manajemen. Laporan
akuntansi manajemen antara perusahaan yang satu dengan yang lain sangat mungkin
berbeda. Laporan keuangan yang merupakan output dari akuntansi keuangan bersifat
historical oriented, dimana laporan keuangan disusun berdasarkan operasional
perusahaan yang terjadi selama periode tertentu, sedangkan akuntansi manajemen,
bisa bersifat future oriented, seperti pada pembuatan budget dan forecast.

Penugasan Pembelajaran
Latihan Soal:
1. Apa saja peran dari Akuntansi Manajemen Strategis?
2. Jelaskan tujuan manajemen menggunakan informasi biaya!
3. Apa metode konvensional akuntansi manajemen? Berikan contoh!
4. Diskusikan dengan contoh, bagaimana teori kontinjensi berbeda dengan teori
kelembagaan?, s
5. Bagaimana akuntansi keuangan, akuntansi biaya, manajemen biaya, dan
manajemen biaya strategis saing berkaitan satu sama lain? Jelaskan dengan
contoh
(Soal diadopsi dari Hoque, 2003)

Referensi
Costello, S.J.(1994). Managing Change in Workplace. Homewood, IL : Irwin Professional
Publishing.
George, G. (1983). ‘Financial reporitng to employees’, Accounting Forum, September, pp.
17-25
Hoque, Z. (2003). Strategic Management Accounting,2nd Ed. Pearson Education Australia
Juras, A. (2014). ‘Strategic Management Accounting – What Is the Current State of the
Concept?’, Economy Transdisciplinarity Cognition, Vol. 17 (2), pp. 76-83.
Lawrence, P.R. dan Lorsch, J. (1967). Organization and Environment. Boston, MA:Harvard
Business School Division of Research
Woodward, J. (1965). Industrial Organization - Theory and Practice. London : Oxford
University Press.
Bacaan Artikel Pendukung
Ekbatani, M.A. dan Sangeladji, M.A. (2008).Traditional vs. Contemporary Managerial/Cost
Accounting Techniques Differences between Opinions of Educators and Practitioners’,
International Business & Economics Research Journal, Vol. 7 (1), pp. 93-112
Honggowati, S., Rahmawati, R., Aryani, Y.A., dan Probohudono, A.N. (2019). ‘Strategic
Management Accounting disclosure, ownership structure, and firm characteristics in
Indonesia manufacturing companies’, Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol. 23 (3), pp :
335–350
Muslichah. (2004). ‘The Effect of Contingency Variables on Management Accounting
System Characteristics and Managerial Performance’, The International Journal of
Accounting and Business Society, Vol. 12 (2), pp. 47-70
Wahyuni, N. dan Truatmanto, B. (2000). ‘The effect of the organizational change on
company performance mediated by changes in management accounting practices’,
Accounting, Vol. 6, pp. 581-588

Anda mungkin juga menyukai