Anda di halaman 1dari 14

HASIL PENILAIAN RISIKO KECURANGAN/FRAUD RISK ASSESSMENT (

PADA INSPEKTORAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA


No Aspek/ Deskripsi Risiko Skenario Kecurangan Pihak terkait Jenis Risiko Pemilik Penyebab Indikator Risiko/
Tahapan Kecurangan Kecurangan Risiko Gejala/Red Flag
Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8 9
A Pelaksanaan 1 Suap/gratifikasi oleh 1. Dalam melaksanakan penugasan audit, tim 1. Instansi objek 1. Penyuapan (Bribery ) Inspektur DIY 1. Kurang/ lemahnya 1. Tim audit
Pengawasan auditi kepada tim audit audit menyimpulkan adanya beberapa penugasan; 2. Gratifikasi yang tidak integritas pegawai; memiliki preferensi
permasalahan/temuan audit. Menindaklanjuti hal 2. Inspektorat DIY sah (Illegal Gratuities ) 2. Kegiatan sosialisasi dan terhadap objek
tersebut, auditi memberikan sejumlah 3. Tim Audit meliputi: edukasi pegawai terhadap pengawasan tertentu
barang/uang kepada tim audit dengan tujuan 1. Inspektur selaku PJ pencegahan kecurangan 2. Tim audit
mengurangi atau menghilangkan 2. Irban selaku PPJ belum optimal; terkesan menutup-
permasalahan/temuan audit. 3. Pengendali teknis 3. evaluasi atas kepuasan nutupi proses
2. Ahli memberikan keterangan palsu pada saat 4. Ketua Tim pemangku kepentingan yang pengawasan dari
persidangan/Pemberian Keterangan Ahli 5. Anggota Tim memuat pernyataan/ atasan atau sejawat
3. Tim Audit meminta kemudahan pelayanan pertanyaan terkait praktek
publik untuk diri sendiri/keluarga/kerabat Tim suap dan gratifikasi belum
Audit kepada auditi dilakukan secara berkala.

2 Rekayasa/ Manipulasi 1. Tim audit tidak mengungkapkan kelemahan- 1. Instansi objek Kecurangan dalam Inspektur DIY 1. Kurang/ lemahnya Tim audit terkesan
data pada kertas kerja kelemahan/ penyimpangan pelaksanaan kegiatan penugasan; pelaporan (fraudulent integritas pegawai; menutup-nutupi
dan Laporan Hasil audit auditan dalam kertas kerja 2. Inspektorat DIY statement ) 2. Kegiatan sosialisasi dan proses pengawasan
2. Tim audit menghapus catatan/laporan 3. Tim Audit meliputi: edukasi pegawai terhadap dari atasan atau
kelemahan- kelemahan/penyimpangan 1. Inspektur selaku PJ pencegahan kecurangan sejawat
pelaksanaan kegiatan auditan dalam laporan 2. Irban selaku PPJ belum optimal
hasil pemeriksaan 3. Pengendali teknis
3. Tim Audit memberikan status selesai atas 4. Ketua Tim
temuan hasil pemeriksaan namun tidak 5. Anggota Tim
dilengkapi dengan bukti yang memadai
4. Tim Audit memiliki hubungan kekerabatan
dengan auditi sehingga terjadi benturan
kepentingan

3 Perjalanan Dinas 1. Tim Audit dan/atau manajemen melaksanakan 1. Pelaku perjalanan economic extortion Inspektur DIY 1. SOP Pelaksanaan Tim Audit tidak
Fiktif/tumpang tindih perjalanan dinas luar kota dengan jumlah dinas; Perjalanan Dinas dengan bisa/sulit dihubungi
perjalanan dinas baik petugas dan/atau jumlah hari lebih kecil/rendah 2. Subkoor Keuangan; memuat pagu panjar dan
oleh oleh Tim Audit dari yang telah ditetapkan dalam Surat Tugas 3. Kasub bag. Program mekanisme pengembalian
dan/atau Manajemen dan Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD). dan Monev panjar;
2. Tim Audit dan/atau manajemen melaksanakan 2. Monitoring perjalanan
perjalanan dinas dengan 2 Surat Perintah dinas pegawai masih manual
Perjalanan Dinas (SPPD) pada hari dan tanggal belum berbasis aplikasi dan
yang sama. terintegrasi dengan data
3. Tim audit diberi tugas pemeriksaan dengan kehadiran pegawai;
lebih dari satu SPT sehingga menerima Biaya 3. Sosialisasi disiplin pegawai
Operasional Harian double belum dilakukan secara
berkala

4 Besaran honorarium 1. Pegawai dan/atau manajemen Inspektorat DIY Pegawai Inspektorat economic extortion Inspektur DIY 1. Belum terdapat mekanisme Tidak melaporkan
sebagai narasumber melaksanakan kegiatan narasumber dengan dan Manajemen yang pertanggungjawaban untuk penerimaan
yang diterima tidak jumlah hari/jam lebih rendah/kecil dari melakukan kegiatan menyertakan surat pernyataan honorarium
sesuai dengan ketentuan kesepakatan/jadwal yang ditetapkan narasumber tidak menerima honorarium
penyelenggara. atas kegiatan narasumber
2. Pegawai dan/atau manajemen Inspektorat DIY yang penyelenggaranya
melaksanakan kegiatan narasumber dengan adalah Pemerintah Daerah
menerima honorarium lebih besar dari realisasi D.I. Yogyakarta dan
jumlah hari/jam sebagai narasumber menggunakan anggaran
3. Pegawai dan/atau manajemen Inspektorat DIY APBD D.I. Yogyakarta;
melaksanakan kegiatan narasumber di 2. Belum terdapat mekanisme
lingkungan Pemerintah Daerah DIY namun tetap terkait tindakan korektif
menerima honorarium narasumber sehingga terhadap Pegawai Inspektorat
tidak sesuai dengan Peraturan Gubernur Daerah D.I. Yogyakarta yang
Istimewa Yogyakarta Nomor 10 Tahun 2022 melanggar ketentuan
tentang Perubahan Kedua atas Peraturan
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor
51 Tahun 2021 tentang Standar Satuan Harga
dan Standar Biaya Umum Tahun 2022
B Tranksasi 5 Pembayaran tidak sah 1.Membuat bukti pengeluaran fiktif yang 1. Subkor Keuangan Asset Misappropriation Inspektur DIY 1. SPO pengajuan permintaan Pengambilan uang
Pengeluaran ditagihkan kepada unit kerja selaku PPTK; (Penyalahgunaan pembayaran belum dilakukan tanpa
2. Memalsukan bukti yang dijadikan dasar 2. Kasubag Umum Aset ) mencantukan mekanisme melibatkan orang
tagihan dengan cara mengubah tanggal bukti selaku PPTK; sampling terhadap bukti- lain (misal
yang sudah pernah ditagihkan ke unit kerja 3. Kasubag Program bukti mencurigakan untuk bendahara)
(pemeliharaan aset) dan Monev selaku dilakukan konfirmasi
3. Memalsukan bukti yang dijadikan dasar PPTK misalnya kertas kumal dan
tagihan dengan cara mengubah jumlah tagihan. 4. Bendahara coretan.
Pengeluaran 2. Kurangnya pelatihan
5. Pemegang Uang internal tentang
Muka Kerja (PUMK) di penatausahaan keuangan
setiap sub bag dan kepada semua personil di
subkor. Kelompok Substansi
Keuangan

6 Pengambilan uang 1. Pemalsuan spesimen tanda tangan pada cek 1. Subkor Keuangan Asset Misappropriation Inspektur DIY Buku kendali atas transaksi Pengambilan uang
secara tidak sah 2. Sengaja mengubah nomor rekening tujuan selaku PPTK; (Penyalahgunaan pengeluaran belum atas dilakukan tanpa
transfer ke rekening pribadi. 2. Kasubag Umum Aset ) persetujuan Kasubkor melibatkan orang
selaku PPTK; Keuangan lain (misal
3. Kasubag Program bendahara)
dan Monev selaku
PPTK
4. Bendahara
Pengeluaran
5. Pemegang Uang
Muka Kerja (PUMK) di
setiap sub bag dan
subkor.

7 Pembayaran gaji/TPP 1. Tidak melakukan pemotongan terhadap 1. Subkor Keuangan; Asset Misappropriation Inspektur DIY Belum dilakukan verifikasi Pegawai jarang
kepada pegawai yang gaji/TPP yang telah ditetapkan sesuai dengan 2. Kasub Bag Umum (Penyalahgunaan terhadap rekapitulasi daftar berada di kantor
lebih besar dari yang peraturan perundangan yang berlaku (misalnya 3. Bendahara Aset ) hadir melalui e- PRIMA dengan alasan yang
seharusnya naik jabatan, status anak kuliah karena tidak ada Pengeluaran dengan daftar hadir manual tidak dapat
update data, pensiun, mutasi) dipertanggungj
2. Manipulasi daftar hadir manual dan atau data awabkan
rekap kehadiran pegawai sebagai dasar
penghitungan gaji/TPP

C Pengadaan Barang 8 Perencanaan pengadaan Barang yang diusulkan sebenarnya tidak PA, PPK, PPTK Korupsi (benturan 1. Bidang/ 1. Lemahnya peran Jenis Barang yang
dan Jasa barang dan jasa tidak dibutuhkan namun diusulkan pengadaannya kepentingan/Confli ct of Subbagian pengawasan internal dalam diusulkan berulang,
sesuai kebutuhan karena menguntungkan secara Interest) pengusul perencanaan pengadaan jumlahnya cukup
pribadi dan atau golongan. Sedangkan usulan 2. Tim Pengurus 2. Kegiatan sosialisasi dan banyak dan
yang dibuat hanya formalitas untuk Barang Pengguna edukasi pegawai terhadap pengadaannya
memenuhi persyaratan kelengkapan dokumen. Inspektorat3. pengendalian kecurangan dilakukan pada
Kepala Subbagian belum optimal penyedia barang
Program dan tertentu saja.
Monev.

9 Anggaran/ Harga Anggaran PBJ dan atau Harga Perkiraan Tim Pengurus Barang Korupsi (benturan PA/KPA, PPK, Lemahnya peran pengawasan Penyusunan
Perkiraan Sendiri Sendiri (HPS) yang disusun tidak Pengguna Inspektorat; kepentingan/Confli ct of PPTK internal dalam penganggaran anggaran atau HPS
(HPS) pengadaan dilakukan secara keahlian antara lain Bidang/Subbagia n Interest ) Kepala Subbagian pengadaan untuk mencegah tidak dilakukan
barang dan jasa dengan tidak melakukan survey harga pasar pengusul Program dan kecurangan (fraud) secara keahlian,
ditinggikan (mark- up) dan tanpa disertai data pendukung Monev. penganggaran PBJ. dengan melakukan
(backup ) data harga yang jelas survei harga pasar.
10 Risiko pengadaan fiktif a) Dilakukannya manipulasi/pemalsuan Bendahara Pengeluaran, Penyimpangan aset (Asset PPK/PPTK Lemahnya Pengawasan Tim pemeriksa dan
dokumen atas pengadaan barang dan jasa dengan Tim Pemeriksa dan Misappropriation)/k dan Pejabat Internal dalam pemeriksaan penerima barang
menggunakan Surat Perintah Kerja (SPK), Surat Penerima Barang. ecurangan pengeluaran Pengadaan hasil pekerjaan PBJ tidak memiliki
Perjanjian, dan atau Surat Pesanan, antara lain: (pengeluaran fiktif) kompetensi/
Berita acara pemeriksaan barang, berita acara pengetahuan atas
penerimaan barang dan berita acara serah terima barang yang
barang yang menyatakan pekerjaan telah selesai diadakan.
100% namun sebenarnya pekerjaan tidak/belum
dilaksanakan.
b) Dilakukannya manipulasi/pemalsuan bukti
pengadaan barang dan jasa dengan
menggunakan bukti pembelian/ pembayaran

11 PA/KPA dan Pejabat Calon rekanan memberikan gratifikasi/ suap Rekanan Korupsi (Gratifikasi) - PA/KPA 1. Lemahnya Pengawasan Terdapat kelemahan
Pembuat Komitmen dengan maksud agar dimenangkan atau ditunjuk - PPK, PPTK Internal dalam pemeriksaan dan penyimpangan
(PPK) menerima pada proses PBJ, atau rekanan memberikan - Pejabat hasil pekerjaan PBJ; pada proses
gratifikasi dari calon gratifikasi/ suap sebagai ungkapan rasa terima Pengadaan 2. Kegiatan sosialisasi dan Pengadaan barang
rekanan atau rekanan kasih karena sering ditunjuk/ dimenangkan edukasi pegawai terhadap dan Jasa
dalam proses PBJ, dan berharap selalu ditunjuk pengendalian kecurangan
sebagai rekanan mitra. belum optimal

D Sumber Daya 12 Terdapat suap/ Terdapat suap/ gratifikasi dalam proses Pegawai terkait yang Korupsi 1. 'Pegawai 1. Lemahnya peran Urusan
Manusia (SDM) gratifikasi dalam proses mempercepat/ memperlancar proses berkas kepegawaiannya (Suap/Gratifikasi) pengelola data pengawasan internal dalam Kepegawaiaan
pengurusan berkas pengurusan berkas kepegawaian antara lain: dalam proses kepegawaian pengelolaan data hanya ditangani
kepegawaian Pembuatan gaji berkala, Kenaikan pangkat, pengurusan 2. Kasubag kepegawaian seorang
Pengurusan pensiun pegawai, Pembuatan Umum 2. Kegiatan sosialisasi dan pegawai/pegaw ai
penilaian prestasi kerja, Penilaian edukasi pegawai terhadap tertentu saja dan
angka kredit pengendalian kecurangan tidak dilakukan
belum optimal rotasi secara
berkala.

F Aset dan Persediaan 13 Perencanaan pengadaan Barang yang diusulkan sebenarnya tidak 1. Tim Pengurus Asset Misappropriation Bidang/Subb 1. Lemahnya peran Jenis Barang yang
Aset dan Persediaan dibutuhkan namun diusulkan pengadaannya Barang Pengguna (Penyalahgunaan agian pengusul pengawasan internal dalam diusulkan berulang,
tidak sesuai kebutuhan karena menguntungkan secara pribadi dan atau Inspektorat; Aset ) perencanaan pengadaan aset jumlahnya cukup
golongan. 2. Kepala Subbagian 2. Kegiatan sosialisasi dan banyak dan
Program dan Monev. edukasi pegawai terhadap pengadaannya
pengendalian kecurangan dilakukan pada
belum optimal penyedia barang
tertentu saja.

14 Penggunaan aset dan a) Penggunaan Bahan Habis Pakai (ATK, Inspektur Sekretarias Asset Misappropriation Tim Pengurus 1. SOP terkait peminjaman Tidak ada
persediaan Inspektorat bensin) untuk kepentingan pribadi. Kasubag Umum (Penyalahgunaan Barang Pengguna aset belum mengatur pertanggungja
D.I.Y secara tidak sah b) Aset digunakan untuk Aset ) Inspektorat DIY mekanisme pengembalian waban penggunaan
untuk kepentingan kepentingan pribadi dan biaya Pejabat/Pega wai aset yang dipinjam dan Bahan Habis Pakai
pribadi pegawai/pejabat operasionalnya dibebankan kepada Inspektorat. Inspektorat yang terdapat jaminan yang oleh masing-masing
Inspektorat memperoleh mengikat; personil
pinjaman aset 2. Tidak terdapat mekanisme (penggunaan bon
yang memuat larangan aset bensin) dan
digunakan untuk kepentingan Bidang/Subbag ian
pribadi beserta sanksinya
15 Penyalahgunaan/ a) Penyalahgunaan/ penggelapan aset dengan Inspektur Sekretarias Asset Misappropriation Tim Pengurus 1. SOP terkait peminjaman Tidak terdapat SOP
penggelapaan aset cara tidak dikembalikannya aset/barang Kasubag Umum (Penyalahgunaan Aset ) Barang Pengguna aset belum mengatur pengembalian
Inspektorat inventaris yang dipinjamkan kepada pejabat/ Inspektorat DIY prosedur pengembalian barang inventaris
pegawai. Pejabat/Pega wai barang inventaris yang yang dipinjam
b) Penjualan/penguasaan aset Inspektorat DIY Inspektorat yang dipinjam
oleh oleh pihak- pihak yang tidak memperoleh 2. SOP tentang Penghapusan
bertanggungjawab. pinjaman aset Barang Milik Daerah belum
c) Penghapusan aset Inspektorat yang tidak mengatur prosedur verifikasi
sesuai ketentuan untuk menghilangkan jejak aset oleh panitia/tim yang
yang dicuri/hilang. ditunjuk Inspektur atas aset
yang diusulkan untuk
dihapuskan dan kriteria aset
yang dapat diusulkan
dihapuskan.
2. Belum melakukan
pemutakhiran Kartu Invetaris
Ruangan (KIR) secara
berkala

E Teknologi Informasi 16 Penyalahgunaan data 1. Akses ke sistem dan data secara tidak sah 1. Kasub Bag. Program Penyalahgunaan TI 1. Kasub Bag. SOP sistem informasi belum
SIM Inspektorat, yaitu 2. Penggunaan data informasi temuan hasil dan Monitoring Program dan memuat mekanisme
SIMHP dan Siwaris pemeriksaan pada Sistem Informasi SIPTL tanpa Evaluasi beserta staf Monitoring pemberian dan pengendalian
sepengetahuan pejabat yang berwenang 2. Tim Audit Evaluasi beserta password, pengamanan
3. Transaksi-transaksi yang dimasukkan ke staf pemberian akses ke pegawai,
dalam sistem adalah transaksi tidak sah, tidak 2. Tim Audit dan sanksi bagi para
akurat, dan tidak lengkap. pelanggar
4. Penyalahgunaan kewenangan oleh
manajemen, yaitu: Manajemen menggunakan
fasilitas melebihi yang ditetapkan di unit kerja.

G Sistem Komunikasi 17 Kecurangan (Fraud) 1. Rekayasa laporan keuangan dengan 1. Inspektur Kecurangan dalam Kepala Sub 1. Lemahnya peran Urusan Keuangan
dan Pelaporan dalam penyusunan melakukan manipulasi, pemalsuan, atau 2. Sekretaris penyusunan laporan Koordinator pengawasan internal dalam hanya ditangani
laporan keuangan. perubahan catatan akuntansi atau Inspektorat keuangan (Fraudulent Keuangan penyusunan laporan seorang pegawai/
dokumen pendukungnya yang menjadi Statement) keuangan pegawai tertentu
sumber data bagi penyajian laporan keuangan, 2. Kegiatan sosialisasi dan saja dan tidak
agar dapat menyajikan lebih tinggi edukasi pegawai terhadap dilakukan rotasi
(overstated) atau lebih rendah (understated) pengendalian kecurangan secara berkala.
belanja/ pengeluaran, pendapatan, aset, dan belum optimal
kewajiban untuk tujuan tertentu.
SIKO KECURANGAN/FRAUD RISK ASSESSMENT (FRA)
EKTORAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Uraian Dampak Risiko saat ini Respon terhadap Risiko Kecurangan
(Current Risk)

Skor Skor Skor


Pengendalian Existing likelihood Dampak Dampak

10 12 13 14 15=13x14 16
1. Kerugian keuangan 1. Surat Perintah Tugas memuat pernyataan "Tim Pemeriksa tidak diperkenankan 2 5 10 1. Melakukan penandatanganan pakta integritas oleh
negara/daerah karena menerima segala pemberian yang terkait gratifikasi" dan dalam KKP terdapat Pernyataan seluruh pegawai secara berkala;
terdapat temuan hasil Independensi Pemeriksaan; 2. Melakukan sosialisasi antikorupsi secara berkala kepada
pemeriksaan yang dinilaikan 2. Supervisi/inspeksi telah dilakukan oleh Inspektur Pembantu dan/atau Pengendali seluruh pegawai dan pimpinan unit kerja;
dengan uang namun tidak Teknis dalam pelaksanaan pemeriksaan; 3. Melakukan evaluasi atas kepuasan pemangku
disetorkan ke Kas 3. Telah dilakukan penandatanganan pakta integritas oleh seluruh pegawai namun belum kepentingan secara berkala dan memuat
Negara/Daerah dilakukan secara berkala; pernyataan/pertanyaan terkait praktek suap dan gratifikasi
2. Risiko reputasi organisasi 4. Sosialisasi antikorupsi telah dilaksanakan namun belum secara berkala kepada seluruh
pegawai dan pimpinan organisasi/unit kerja;
5. Telah dilakukan evaluasi atas kepuasan pemangku kepentingan melalui Survei
Kepuasan Pemangku Kepentingan bagi Pimpinan Auditi, antara lain memuat sikap dan
perilaku profesional auditor serta independensi dan objektivitas auditor namun
belum memuat pernyataan bahwa tim audit tidak menerima suap dan gratifikasi

1. Kerugian keuangan 1. Terdapat pedoman pengawasan yang tertuang dalam Keputusan Inspektur DIY 2 5 10 1. Melakukan penandatanganan pakta integritas oleh
negara/daerah karena tentang Standar Operasional Prosedur Internal di Inspektorat DIY Nomor seluruh pegawai secara berkala;
terdapat temuan hasil 16/KPTS/2022 antara lain memuat SOP Pemeriksaan dengan Tujuan Tertentu 2. Melakukan sosialisasi antikorupsi secara berkala kepada
pemeriksaan yang dinilaikan No. 14/Sekeretariat ProgramMonev/2022, SOP Pemeriksaan Kasus No. 15/Sekeretariat seluruh pegawai dan pimpinan unit kerja
dengan uang namun tidak ProgramMonev/2022, dan SOP Pemeriksaan Regular No. 16/Sekeretariat
disetorkan ke Kas ProgramMonev/2022;
Negara/Daerah 2. kertas kerja dan laporan hasil audit yang berpedoman pada Keputusan
2. Risiko reputasi organisasi Inspektur D.I. Yogyakarta Nomor 700/400/SEKRT tanggal
APIP jika terbukti terjadi 10 Maret 2014 tentang Pedoman Kendali Mutu Pelaksanaan Pengawasan oleh APIP
manipulasi data di Lingkungan Inspektorat DIY;
3. Adanya himbauan penegakkan sanksi yang tegas jika auditor terbukti melakukan
manipulasi atau menerima gratifikasi yang disampaikan oleh pimpinan pada saat apel
atau rapat.
4. Telaah sejawat antartim audit lingkup Inspektorat D.I. Yogyakarta atas Kertas Kerja
Audit

Kerugian keuangan 1. Terdapat kebijakan Perjalanan Dinas Inspektorat D.I. Yogyakarta yang mengacu 1 5 5 1. Menyempurnakan SOP Pelaksanaan Perjalanan Dinas
negara/daerah pada Peraturan Gubernur D.I. Yogyakarta Nomor 10 Tahun 2022 tentang Perubahan dengan memuat pagu panjar dan mekanisme pengembalian
Kedua atas Peraturan Gubernur D.I. Yogyakarta Nomor 51 Tahun 2021 tentang Standar panjar;
Satuan Harga dan Standar Biaya Umum Tahun 2022; 2. Mengoptimalkan presensi secara elektronik melalui e-
2. Terdapat SOP Pelaksanaan Perjalanan Dinas Nomor prima;
33/Sekretaris/Umum/2022 namun dalam SOP tersebut belum mengatur pagu panjar 3. Menetapkan mekanisme verifikasi ulang terhadap
dan mekanisme pengembalian panjar. dokumen pertanggungjawaban perjalanan dinas oleh
3. Dokumen pertanggungjawaban perjalanan dinas telah dilengkapi dengan Surat Kelompok Substansi Keuangan atau melakukan
Perintah Tugas, visum Surat Perintah Perjalanan Dinas dan laporan kegiatan; monitoring perjalanan dinas pegawai berbasis aplikasi dan
4. Presensi dilakukan melalui aplikasi finger print e-prima berbasis GPS, baik terintegrasi dengan data kehadiran pegawai;
perjalanan dinas/tugas pemeriksaan maupun ketika sedang tidak penugasan. 4. Melaksanakan sosialisasi disiplin pegawai dan
5. Terdapat mekanisme monitoring perjalanan dinas, penugasan pemeriksaan, cuti, pembinaan pegawai secara berkala kepada seluruh
dan ijin secara manual dalam format excel dan belum berbasis aplikasi; pegawai dan pimpinan unit kerja
6. Sosialisasi disiplin pegawai dan pembinaan pegawai telah dilaksanakan namun
belum secara berkala kepada seluruh pegawai dan pimpinan organisasi/unit kerja

Kerugian keuangan 1. Terdapat kebijakan Perjalanan Dinas Inspektorat D.I. Yogyakarta yang mengacu 1 4 4 1. Menyusun prosedur/mekanisme pelaksanaan sampai
negara/daerah pada Peraturan Gubernur D.I. Yogyakarta Nomor 10 Tahun 2022 tentang Perubahan dengan pertanggungjawaban kegiatan narasumber dengan
Kedua atas Peraturan Gubernur D.I. Yogyakarta Nomor 51 Tahun 2021 tentang Standar menyertakan surat pernyataan tidak menerima honorarium
Satuan Harga dan Standar Biaya Umum Tahun 2022; yang penyelenggaranya adalah Pemerintah Daerah D.I.
2. Terdapat dokumen pertanggungjawaban kegiatan narasumber meliputi Surat Tugas, Yogyakarta dan menggunakan anggaran APBD D.I.
visum Surat Perintah Perjalanan Dinas, laporan hasil kegiatan, dan kuitansi; Yogyakartan;
3. Setiap bulan Inspektorat D.I. Yogyakarta melakukan verifikasi bukti riil atas LPJ seluruh 2. Menetapkan mekanisme terkait tindakan korektif
Perangkat Daerah atas seluruh realisasi belanja, baik belanja pegawai, belanja operasional, terhadap Pegawai Inspektorat D.I. Yogyakartan yang
dan belanja barang dan jasa termasuk honorarium narasumber melakukan kegiatan narasumber dan menerima
honorarium tidak sesuai ketentuan
Kerugian negara/daerah 1. Terdapat prosedur rinci mengenai pengajuan pembayaran pengeluaran berupa Keputusan 1 4 4 1. Menyempurnakan SOP keuangan dengan memuat
Inspektur D.I. Yogyakarta tentang Standar Operasional Prosedur Internal di Inspektorat D.I. mekanisme sampling terhadap bukti-bukti mencurigakan
Yogyakarta antara lain memuat SOP Pengelolaan Keuangan, SOP Pelaksanaan Akuntansi untuk dilakukan konfirmasi;
Keuangan, SOP Penyiapan SPP dan SPM , SOP SPP-UP, SOP SPP-GU, SPP-LS, SOP SPM, 2. Memberikan pelatihan internal tentang penatausahaan
dan SOP Pencairan atas Transaksi Tunai dan Non Tunai; keuangan kepada semua personil di Kelompok Substansi
2. Terdapat pemisahan fungsi masing-masing pegawai terkait transaksi pengeluaran pada Keuangan, khususnya yang bertugas sebagai verifikatur
Kelompok Substansi Keuangan, yaitu terdapat Pembantu Penatausahaan Keuangan yang dan Pembantu Bendahara
terdiri dari verifikator keuangan dan pembuat laporan akuntansi, Bendahara pengeluaran
yang dibantu oleh pengadministrasi keuangan dan pengelola Cash Management System
(CMS). Selain itu, pada setiap sub bagian terdapat PUMK yang bertugas mengajukan
kebutuhan dana kepada bendahara pengeluaran berdasarkan DPA/anggaran kas;
3. Verifikasi bukti telah dilakukan oleh masing-masing fungsi namun belum terdapat
mekanisme sampling terhadap bukti-bukti mencurigakan untuk dilakukan konfirmasi;
4. Terdapat mekanisme penghitungan kembali rincian pengeluaran dengan jumlah total
pengeluaran yang dilakukan oleh bendahara pengeluaran sebelum melakukan pembayaran.
Bendahara pengeluaran menggunakan aplikasi SIPD sebagai kendali keuangan yang
didukung dengan kertas kerja untuk memastikan bahwa total pengeluaran sama dengan
anggaran kasnya;
5. Terdapat SK Inspektur D.I. Yogyakarta terkait Pejabat Pengadaan;
6. Bendahara dan pengelola gaji telah mendapatkan pelatihan yang diselengggarakan oleh
BPKA D.I. Yogyakarta untuk namun verifikatur dan pembantu bendahara belum
mendapatkan pelatihan

Kerugian negara/daerah 1. Penggunaan cek atas nama bukan atas cek unjukan; 1 4 4 Menginstruksikan Kasubkor Keuangan untuk melakukan
2. Penggunaan Pre-number cek; monitoring atas setiap nomor transaksi, nilai transaksi dan
3. Terdapat buku kendali dalam bentuk excel untuk mencatat setiap nomor transaksi, tujuan pembayaran atas transaksi.
nilai transaksi dan tujuan pembayaran atas transaksi yang ditandatangani namun tanpa
persetujuan Kasubkor Keuangan;
4. Telah dilakukan verifikasi pada saat pengajuan SPJ antara nomor rekening tujuan dengan
nomor yang tercantum dalam tagihan;
5. Telah dilakukan rekonsiliasi bank secara periodik oleh bendahara setiap bulan.

Kerugian keuangan 1. Terdapat SOP Pengelolaan Data Kepegawaian Nomor 1 4 4 1. Melakukan verifikasi dan rekonsiliasi atas perubahan
negara/daerah 20/Sekretaris/Umum/2022; data dasar pembayaran gaji/TPP dengan Bagian Kasda
2. Adanya pemisahan tugas antara pembuat daftar gaji/TPP, yaitu oleh BPKA D.I. Yogyakarta yang didukung dengan SK terkait;
pengelola/pengadministrasi gaji dengan petugas pengadministrasi kepegawaian 2. Mengoptimalkan penggunaan aplikasi E- PRIMA
yang melakukan pembaharuan data dasar pembayaran gaji/TPP; sebagai dasar penghitungan dan pembayaran Tunjangan
3. Secara periodik dilakukan rekonsiliasi antara jumlah pegawai dalam Daftar Gaji/TPP Penghasilan Pegawai (TPP);
dengan jumlah pegawai aktif 3. Melakukan verifikasi terhadap rekapitulasi daftar hadir
melalui e-PRIMA dengan daftar hadir manual

Kerugian keuangan negara 1. Perencanaan pengadaan barang dan jasa mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 12 2 4 8 1. Menguatkan peran pengawasan internal melalui reviu
Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang atas perencanaan pengadaan untuk pencegahan kecurangan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan perencanaan PBJ;
Barang/Jasa Pemerintah Nomor 12 Tahun 2021 Pedoman Pelaksanaan Pengadaan 2. Meningkatkan sosialisasi dan edukasi pencegahan
Barang/Jasa Pemerintah Melalui Penyedia; kecurangan kepada pegawai yang terkait dengan
2. Keputusan Inspektur D.I. Yogyakarta Nomor 16/KPTS/2022 tanggal 18 Januari 2022 perencanaan pengadaan barang dan jasa;
tentang Standar Operasional Prosedur Internal di Inspektorat D.I. Yogyakarta, yang antara 3. Penandatanganan pakta integritas bagi pihak yang
lain mencakup SOP tentang Perencanaan kebutuhan barang/Penyusunan RKBU Nomor terkait dalam perencanaan pengadaan aset an persediaan
08/SOP/Sekretariat/ Umum/2022 tanggal 18 Januari 2022.

Kerugian keuangan negara 1. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden 2 5 10 1. Menguatkan peran pengawasan internal melalui reviu
Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang antara lain atas proses penganggaran pengadaan untuk mencegah
mengatur: kecurangan penganggaran PBJ;
a) Pengadaan barang dan jasa memperhatikan prinsip efektif dan efisien; 2. Penandatanganan Pakta Integritas bagi pihak yang
b) HPS disusun secara keahlian. terkait dalam penganggaran dan penyusunan HPS PBJ;
2. Keputusan Inspektur D.I. Yogyakarta Nomor 16/KPTS/2022 tanggal 18 Januari 2022 3. Melakukan reviu/pengawasan proses penganggaran dan
tentang Standar Operasional Prosedur Internal di Inspektorat Daerah Istiewa Yogyakarta, penyusunan HPS pengadaan barang dan jasa secara intern
yang mencakup:
a. SOP tentang Pelaksanaan verifikasi anggaran Inspektorat Nomor 05/SOP/Sekretariat/
Keuangan/2022 tanggal 18 Januari 2022;
b. SOP tentang Pelaksanaan Akuntansi Keuangan Nomor 04/SOP/Sekretariat/ Umum/2022
tanggal 18 Januari 2022
Kerugian keuangan negara 1. Terdapat Tim Pendukung/Tim Teknis PPK/PPTK dalam melakukan penerimaan dan 1 5 5 1. Menguatkan peran pengawasan internal melalui reviu
pemeriksaan barang; atas pemeriksaan hasil pekerjaan PBJ;
2. Terdapat petugas gudang/penyimpan barang; 2. Penandatanganan Pakta Integritas bagi pihak yang
3. Barang yang diterima dan dikeluarkan/ digunakan telah diadministrasikan; terkait dalam proses penerimaan dan pemeriksaan PBJ;
4. Terdapat kelengkapan dokumen yang dipersyaratkan sebagai dasar pembayaran, yaitu 3. Melakukan identifikasi dan penilaian risiko kecurangan
Berita Acara Hasil Pemeriksaan Barang, Berita Acara Serah Terima Hasil Pekerjaan, dan PBJ secara komprehensif dan menetapkan rencana
kuitansi pembayaran pengendaliannya

Kerugian keuangan negara 1. Peraturan Gubernur DIY Nomor 86 Tahun 2017 Tentang Pedoman Pengendalian 3 5 15 1. Melakukan public campaign tentang pengendalian
Gratifikasi; gratifikasi, antara lain dengan meningkatkan kegiatan
2. SK Gubernur Nomor 40/TI/.2019 Tentang Pembentukan Komite Pengendalian Gratifikasi sosialisasi dan edukasi pencegahan kecurangan serta
dan Satuan Tugas Sapu Bersih Pungutan Liar Pemerintah Daerah DIY Tgl. 01 Februari 2019 pengendalian gratifikasi di lingkungan Inspektorat DIY;
2. Meningkatkan peran Unit Pengendalian Gratifikasi
Inspektorat DIY untuk meningkatkan pengendalian
gratifikasi di lingkungan Inspektorat DI Yogyakarta

Menurunnya reputasi Keputusan Inspektur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 16/KPTS/2022 Tanggal 18 Januari 3 5 15 1. Menguatkan peran pengawasan internal dengan
organisasi 2022 Tentang Standar Operasional Prosedur Internal di Inspektorat Daerah Istiewa melakukan digitalisasi dan transparansi dalam pengelolaan
Yogyakarta, yang mencakup: data kepegawaian;
a) SOP tentang Pelaksanaan Pembuatan Gaji Berkala Nomor 23/SOP/Sekretariat/ 2. Melakukan reviu/pengawasan intern atas pengelolaan
Umum/2022 tanggal 18 Januari 2022. data kepegawaian;
b) SOP tentang Pelaksanaan Kenaikan Pangkat Nomor 24/SOP/Sekretariat/ Umum/2022 3. Meningkatkan sosialisasi dan edukasi pencegahan
tanggal 18 Januari 2022. kecurangan kepada pegawai yang terkait pengelolaan data
c) SOP tentang Pengurusan Pensiun Pegawai Nomor 25/SOP/ Sekretariat/ Umum/2022 kepegawaian;
tanggal 18 Januari 2022. 4. Membentuk tim Pencegahan Kecurangan pengelolaan
d) SOP tentang Pembuatan penilaian prestasi kerja pegawai Nomor 28/SOP/ Sekretariat/ data kepegawaian
Umum/2022 tanggal 18 Januari 2022.
e) SOP tentang Pembuatan penilaian angka kredit jabatan fungsional tertentu Nomor 29/SOP/
Sekretariat/ Umum/2022 tanggal 18 Januari 2022.

1. Menurunnya kinerja Terdapat Keputusan Inspektur D.I. Yogyakarta Nomor 16/KPTS/2022 tentang Standar 2 4 8 1. Menguatkan peran pengawasan internal melalui
inspektorat DIY Operasional Prosedur Internal di Inspektorat D.I. Yogyakarta, salah satunya mencakup SOP kegiatan reviu atas perencanaan pengadaan untuk
2. Kerugian keuangan tentang Perencanaan Kebutuhan Barang/Penyusunan RKBU Nomor pencegahan kecurangan perencanaan PBJ secara intern;
negara 08/SOP/Sekretariat/Umum/2022, yang mengatur: 2. Meningkatkan sosialisasi dan edukasi pencegahan
1. Menyampaikan informasi akan kebutuhan barang untuk diusulkan kepada masing-masing kecurangan kepada pegawai yang terkait perencanaan
bidang/sub bagian; pengadaan barang dan jasa;
2. Memeriksa kondisi fisik barang atau inventaris yang layak diganti atau diperbaiki oleh 3. Membentuk tim pencegahan kecurangan perencanaan
masing-masing bidang dan sub bagian serta rencana kebutuhan barang tahun mendatang pengadaan aset dan persediaan
dalam rangka tuntutan kerja;
3. Membuat rekapitulasi atas usulan masing-masing bidang/sub bagian untuk diteruskan
kepada Inspektur melalui kepala sub bagian.

1. Kerugian negara 1. Terdapat SOP terkait formulir pemakaian kendaran. Pengguna kendaraan kantor harus 3 4 12 Menyempurnakan SOP terkait penggunaan, pengelolaan,
2. Menurunnya kinerja mengisi formulir melalui bit.ly; peminjaman aset dan barang persediaan dengan
pengawasan 2. Terdapat surat penunjukan pemegang barang yang bertanggung jawab terhadap masing- menambahkan mekanisme pengembalian aset yang
masing aset dipinjam, adanya jaminan yang mengikat dan larangan
aset digunakan untuk kepentingan pribadi beserta
sanksinya
1. Kerugian negara Keputusan Inspektur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 16/KPTS/2022 Tanggal 18 Januari 3 5 15 1. Menyempurnakan SOP terkait peminjaman aset, dengan
2. Menurunnya kinerja 2022 Tentang Standar Operasional Prosedur Internal di Inspektorat Daerah Istiewa menambah prosedur pengembalian barang inventaris yang
pengawasan Yogyakarta, yang mencakup: dipinjam dan memastikan ada jaminan yang mengikat
a. SOP tentang Penyiapan bahan penilaian dan penghapusan barang Nomor kepada pejabat/pegawai yang mendapat peminjaman aset,
10/SOP/Sekretariat/ Umum/2022 tanggal 18 Januari 2022, yang mengatur: yang mana jaminan tersebut akan
1) Menyusun dan mengkompilasi data BMD yang ada dalam penguasaan pengguna anggaran; dikembalikan/dibebaskan jika pegawai yang bersangkutan
2) Menyampaikan informasi dan pengecekan langsung kepada semua bidang dan subbagian telah mengembalikan aset yang dipinjam.
untuk membuat daftar barang yang rusak berat; 2. Menyempurnakan SOP tentang Penghapusan Barang
3) Mengkompilasi daftar BMD yang akan dihapus terutama yang sudah tidak digunakan lagi; Milik Daerah dengan menambahkan prosedur verifikasi
4) Mengklarifikasi dan menilai daftar BMD tersebut kemudian disampaikan kepada Kepala oleh panitia/tim yang ditunjuk Inspektur atas aset yang
melalui Kasubag atas usulan penghapusan; diusulkan untuk dihapuskan dan kriteria aset yang dapat
5) Memberikan penilaian atas usulan penghapusan barang. Jika usulan BMD benar adanya diusulkan dihapuskan;
akan disetujui dan diberi tandatangan. Jika tidak akan ditunda dan disimpan kembali. 3. Melakukan pemutakhiran Kartu Invetaris Ruangan
6) Mengirimkan usulan penghapusan BMD yang telah disetujui yang memiliki Tusi (KIR) secara berkala sesuai dengan hasil sensus atau
Pengelolaan Aset selaku pembantu pengelola BMD. inventarisasi aset
7) Mendampingi tim penghapusan BMD dan menerima surat penetapan penghapusan.
8). Menyampaikan surat penetapan penghapusan BMD kepada Inspektur untuk diketahui.
9) Melakukan perubahan KIR, KIB dan buku inventaris barang atas implikasi penghapusan
barang.
10) Menyimpan surat penetapan penghapusan sebagai arsip.

b) SOP tentang Penatausahaan barang Nomor 09/SOP/Sekretariat/ Umum/2022 tanggal 18


Januari 2022, yang mengatur:
(3) Menerima, menyimpan barang barang hasil pengadaan/pembelian dan membukukannya
dalam beberapa kartu (inventaris, kendali);;
(4) Melaksanakan inventarisasi BMD;
(7) Memberi catatan atas BMD terutama pada kondisi fisiknya;
(8) Menyusun dan menyampaikan laporan barang pengguna secara berkala.
c) SOP tentang Penerimaan barang Nomor 11/SOP/Sekretariat/ Umum/2022 tanggal 18
Januari 2022.
d) SOP tentang Penyerahan barang Nomor 12/SOP/Sekretariat/ Umum/2022 tanggal 18
Januari 2022.
e) SOP tentang Pembuatan Kartu Inventaris Ruangan Nomor 13/SOP/Sekretariat/
Umum/2022 tanggal 18 Januari 2022.
f) SOP tentang Penyusunan laporan bulanan, semesteran dan tahunan Nomor
14/SOP/Sekretariat/ Umum/2022 tanggal 18 Januari 2022.
g) SOP tentang Penyusunan neraca aset Nomor 13/SOP/Sekretariat/ Umum/2022 tanggal 18
Januari 2022.

1. Reputasi organisasi 1. Keputusan Inspektur D.I. Yogyakarta Nomor 16/KPTS/2022 tentang Standar Operasional 2 5 10 1. Berkoordinasi dengan Dinas Kominfo D.I. Yogyakarta
menurun jika terbukti terjadi Prosedur Internal di Inspektorat D.I. Yogyakarta, yang antara lain mencakup SOP untuk menuangkan pembatasan akses/otorasisasi dalam
penyalahgunaan informasi Pelaksanaan Interkoneksi Data ke Website Nomor 09/Sekre/ProgramMonev/2022 dan SOP dokumen perjanjian kerja sama hosting;
data pemeriksaan Pemeliharaan Sistem Informasi Nomor 10/Sekre/ProgramMonev/2022; 2. Menyempurnakan SOP sistem informasi dengan
2. Kerugian negara karena 2. Terdapat fitur captcha untuk meningkatkan keamanan dan user activity log (riwayat memuat pengelolaan SIM-HP dan SIWARIS termasuk
memanipulasi data temuan aktivitas pengguna) untuk mengetahui riwayat akun yang melakukan log in ke dalam mekanisme pemberian dan pengendalian password,
hasil pemeriksaan aplikasi; pengamanan pemberian akses ke pegawai, dan sanksi bagi
3. Pembatasan hak akses/otorisasi bagi auditor aplikasi SIM, yang memiliki hak akses para pelanggar
mengubah data adalah Sub Bagian Program dan Monitoring Evaluasi;
4. Terdapat backup arsip data secara otomatis;
5. Terdapat kerja sama dengan Dinas Kominfo D.I. Yogyakarta terkait hosting (lokasi di
mana website diletakkan) namun pembatasan akses/otorisasi oleh Dinas Kominfo D.I.
Yogyakarta tidak dituangkan dalam dokumen perjanjian

Reputasi organisasi menurun terdapat Keputusan Inspektur D.I. Yogyakarta Nomor 16/KPTS/2022 tanggal 18 Januari 2 5 10 1. Menguatkan peran pengawasan internal dengan
jika terbukti terjadi 2022 tentang Standar Operasional Prosedur Internal di Inspektorat Daerah Istiewa melakukan penyusunan laporan keuangan secara
kecurangan dalam Yogyakarta, yang mencakup: terintegrasi dengan menggunakan aplikasi;
penyusunan laporan 1. SOP tentang Penyusunan Pertanggungjawaban Anggaran Nomor 2. Melakukan reviu/pengawasan intern atas laporan
keuangan 03/SOP/Sekretariat/Keuangan/2022 tanggal 18 Januari 2022; keuangan yang disusun oleh subkor keuangan;
2. SOP tentang Pelaksanaan Akuntansi Keuangan Nomor 04/SOP/Sekretariat/ Umum/2022 3. Meningkatkan sosialisasi dan edukasi pencegahan
tanggal 18 Januari 2022. kecurangan kepada pegawai yang terkait penyusunan
laporan keuangan;
4. Membentuk tim pencegahan kecurangan atas
pengelolaan keuangan
HASIL PENILAIAN RISIKO KECURANGAN/FRAUD RISK ASSESSMENT (FRA)
PADA INSPEKTORAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
No Aspek/ Tahapan Deskripsi Risiko Skenario Kecurangan Pihak terkait Jenis Risiko Pemilik Penyebab Indikator Risiko/
Kegiatan Kecurangan Kecurangan Risiko Gejala/Red Flag

1 2 3 4 5 6 7 8 9
A Meningkatkan Lama 1 Rekayasa/ Manipulasi Dilakukannya manipulasi/kecurangan 1. Instansi objek Kecurangan dalam Kepala Dinas Pengumpulan data yang metode dan cakupan
tinggal wisatawan data pada penyampaian terhadap data pada saat penyampaian penugasan; pelaporan (fraudulent Pariwisata masih belum maksimal pengambilan data
agar berkontribusi Laporan Kinerja laporan kinerja 2. Dinas Pariwisata statement ) terkait dengan jumlah yang belum
terhadap peningkatan DIY; kunjungan wisatawan, lama maksimal
perekonomian daerah meliputi: tinggal, dan tempat menginap
1. Kepala Dinas sehingga target yang dibuat
Pariwisata menjadi tidak realistis
2. Kepala Bidang
3. Pengendali teknis
4. Ketua Tim
5. Anggota Tim

B Meningkatnya jumlah 1 Rekayasa/ Manipulasi Kepala Dinas


belanja wisatawan data pada penyampaian Pariwisata
Laporan Kinerja

2 Risiko pengadaan fiktif a) Dilakukannya manipulasi/pemalsuan Kepala Dinas Lemahnya Pengawasan Tim pemeriksa dan
untuk perolehan hasil dokumen atas pengadaan barang dan jasa Pariwisata Internal dalam pemeriksaan penerima barang
kinerja dengan menggunakan Surat Perintah Kerja hasil pekerjaan PBJ tidak memiliki
(SPK), Surat Perjanjian, dan atau Surat kompetensi/
Pesanan, antara lain: Berita acara pengetahuan atas
pemeriksaan barang, berita acara barang yang
penerimaan barang dan berita acara serah diadakan.
terima barang yang menyatakan pekerjaan
telah selesai 100% namun sebenarnya
pekerjaan tidak/belum dilaksanakan.
b) Dilakukannya manipulasi/pemalsuan
bukti pengadaan barang dan jasa dengan
menggunakan bukti pembelian/ pembayaran

3 Anggaran/ Harga Anggaran PBJ dan atau Harga Korupsi (benturan Kepala Dinas Lemahnya peran pengawasan Penyusunan
Perkiraan Sendiri Perkiraan Sendiri (HPS) yang kepentingan/Confli ct Pariwisata internal dalam penganggaran anggaran atau HPS
(HPS) pengadaan disusun tidak dilakukan secara of Interest ) pengadaan untuk mencegah tidak dilakukan
barang dan jasa keahlian antara lain dengan tidak kecurangan (fraud) secara keahlian,
ditinggikan (mark- up) melakukan survey harga pasar dan tanpa penganggaran PBJ. dengan melakukan
pada saat penyusunan disertai data pendukung (backup ) data survei harga pasar.
kajian untuk harga yang jelas
penghitungan jumlah
belanja wisatawan

C Meningkatnya tata 1 Penyajian data fiktif Dilakukannya manipulasi/pemalsuan


kelola dalam pengumpulan dokumen dengan tujuan memperoleh
penyelenggaraan data RB ke Biro nilai/predikat A dalam penilaian RB
urusan pemerintahan Organisasi
daerah di Perangkat
Daerah

2 Kecurangan (Fraud) 1. Rekayasa laporan keuangan dengan Kecurangan dalam Kepala Dinas 1. Lemahnya peran Urusan Keuangan
dalam penyusunan melakukan manipulasi, pemalsuan, penyusunan laporan Pariwisata pengawasan internal dalam hanya ditangani
laporan keuangan. atau perubahan catatan akuntansi atau keuangan (Fraudulent penyusunan laporan seorang pegawai/
dokumen pendukungnya yang Statement) keuangan pegawai tertentu
menjadi sumber data bagi penyajian 2. Kegiatan sosialisasi dan saja dan tidak
laporan keuangan, agar dapat menyajikan edukasi pegawai terhadap dilakukan rotasi
lebih tinggi (overstated) atau lebih rendah pengendalian kecurangan secara berkala.
(understated) belanja/ pengeluaran, belum optimal
pendapatan, aset, dan kewajiban untuk
tujuan tertentu.
3 Risiko pengadaan fiktif a) Dilakukannya manipulasi/pemalsuan Bendahara Pengeluaran, Kepala Dinas Lemahnya Pengawasan Tim pemeriksa dan
dokumen atas pengadaan barang dan jasa Tim Pemeriksa dan Pariwisata Internal dalam pemeriksaan penerima barang
dengan menggunakan Surat Perintah Kerja Penerima Barang. hasil pekerjaan PBJ tidak memiliki
(SPK), Surat Perjanjian, dan atau Surat kompetensi/
Pesanan, antara lain: Berita acara pengetahuan atas
pemeriksaan barang, berita acara barang yang
penerimaan barang dan berita acara serah diadakan.
terima barang yang menyatakan pekerjaan
telah selesai 100% namun sebenarnya
pekerjaan tidak/belum dilaksanakan.
b) Dilakukannya manipulasi/pemalsuan
bukti pengadaan barang dan jasa dengan
menggunakan bukti pembelian/ pembayaran

4 PA/KPA dan Pejabat Calon rekanan memberikan gratifikasi/ suap Rekanan Korupsi (Gratifikasi) Kepala Dinas 1. Lemahnya Pengawasan Terdapat kelemahan
Pembuat Komitmen dengan maksud agar dimenangkan atau Pariwisata Internal dalam pemeriksaan dan penyimpangan
(PPK) menerima ditunjuk pada proses PBJ, atau rekanan hasil pekerjaan PBJ; pada proses
gratifikasi dari calon memberikan gratifikasi/ suap sebagai 2. Kegiatan sosialisasi dan Pengadaan barang
rekanan atau rekanan ungkapan rasa terima kasih karena sering edukasi pegawai terhadap dan Jasa
ditunjuk/ dimenangkan dalam proses PBJ, pengendalian kecurangan
dan berharap selalu ditunjuk sebagai belum optimal
rekanan mitra.

5 Terdapat suap/ Terdapat suap/ gratifikasi dalam proses Pegawai terkait yang Korupsi Kepala Dinas 1. Lemahnya peran Urusan
gratifikasi dalam proses mempercepat/ memperlancar berkas kepegawaiannya (Suap/Gratifikasi) Pariwisata pengawasan internal dalam Kepegawaiaan
pengurusan berkas proses pengurusan berkas kepegawaian dalam proses pengelolaan data hanya ditangani
kepegawaian antara lain: Pembuatan gaji berkala, pengurusan kepegawaian seorang
Kenaikan pangkat, Pengurusan 2. Kegiatan sosialisasi dan pegawai/pegaw ai
pensiun pegawai, Pembuatan edukasi pegawai terhadap tertentu saja dan
penilaian prestasi kerja, Penilaian pengendalian kecurangan tidak dilakukan
angka kredit belum optimal rotasi secara
berkala.

F 6 Perencanaan pengadaan Barang yang diusulkan sebenarnya tidak 1. Tim Pengurus Asset Kepala Dinas 1. Lemahnya peran Jenis Barang yang
Aset dan Persediaan dibutuhkan namun diusulkan pengadaannya Barang Pengguna Misappropriation Pariwisata pengawasan internal dalam diusulkan berulang,
tidak sesuai kebutuhan karena menguntungkan secara pribadi dan Inspektorat; (Penyalahgunaan Aset perencanaan pengadaan aset jumlahnya cukup
atau golongan. 2. Kepala Subbagian ) 2. Kegiatan sosialisasi dan banyak dan
Program dan Monev. edukasi pegawai terhadap pengadaannya
pengendalian kecurangan dilakukan pada
belum optimal penyedia barang
tertentu saja.

7 Penggunaan aset dan a) Penggunaan Bahan Habis Pakai (ATK, Inspektur Sekretarias Asset Kepala Dinas 1. SOP terkait peminjaman Tidak ada
persediaan Dispar DIY bensin) untuk kepentingan pribadi. Kasubag Umum Misappropriation Pariwisata aset belum mengatur pertanggungja
secara tidak sah untuk b) Aset digunakan untuk (Penyalahgunaan Aset mekanisme pengembalian waban penggunaan
kepentingan pribadi kepentingan pribadi dan biaya ) aset yang dipinjam dan Bahan Habis Pakai
pegawai/pejabat Dispar operasionalnya dibebankan kepada terdapat jaminan yang oleh masing-masing
DIY Inspektorat. mengikat; personil
2. Tidak terdapat mekanisme (penggunaan bon
yang memuat larangan aset bensin) dan
digunakan untuk kepentingan Bidang/Subbag ian
pribadi beserta sanksinya
8 Penyalahgunaan/ a) Penyalahgunaan/ penggelapan aset Inspektur Sekretarias Asset Kepala Dinas 1. SOP terkait peminjaman Tidak terdapat SOP
penggelapaan aset dengan cara tidak dikembalikannya Kasubag Umum Misappropriation Pariwisata aset belum mengatur pengembalian
Dispar DIY aset/barang inventaris yang dipinjamkan (Penyalahgunaan prosedur pengembalian barang inventaris
kepada pejabat/ pegawai. Aset ) barang inventaris yang yang dipinjam
b) Penjualan/penguasaan aset Inspektorat dipinjam
DIY oleh oleh pihak- pihak yang tidak 2. SOP tentang Penghapusan
bertanggungjawab. Barang Milik Daerah belum
c) Penghapusan aset Inspektorat yang tidak mengatur prosedur verifikasi
sesuai ketentuan untuk menghilangkan jejak oleh panitia/tim yang
aset yang dicuri/hilang. ditunjuk Inspektur atas aset
yang diusulkan untuk
dihapuskan dan kriteria aset
yang dapat diusulkan
dihapuskan.
2. Belum melakukan
pemutakhiran Kartu Invetaris
Ruangan (KIR) secara
berkala
N RISIKO KECURANGAN/FRAUD RISK ASSESSMENT (FRA)
SPEKTORAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Uraian Dampak Risiko saat ini Respon terhadap Risiko Kecurangan
(Current Risk)

Skor Skor Skor Dampak


Pengendalian Existing likelihood Dampak

10 12 13 14 15=13x14 16
Menurunnya reputasi Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2019 tentang Satu Data 2 5 10 1. Menggunakan data dari satu sumber yaitu BPS;
organisasi karena kesalahan Indonesia mengenai tata kelola Data pemerintah untuk menghasilkan Data yang 2. Menghimbau kepada Kabupaten/kota untuk menggunakan
dalam penentuan target dan akurat, mutakhir, terpadu, dan dapat dipertanggungjawabkan, serta mudah diakses sumber data yang sama sehingga memudahkan dalam
pengambilan kebijakan dan dibagipakaikan antar Instansi Pusat dan Instansi Daerah melalui pemenuhan berbagaipakai data antar instansi baik di Daerah maupun
Standar Data, Metadata, Interoperabilitas Data, dan menggunakan Kode Referensi dengan Pusat.
dan Data Induk.

1 4 4 1. Menyempurnakan SOP keuangan dengan memuat


mekanisme sampling terhadap bukti-bukti mencurigakan
untuk dilakukan konfirmasi;
2. Memberikan pelatihan internal tentang penatausahaan
keuangan kepada semua personil di Kelompok Substansi
Keuangan, khususnya yang bertugas sebagai verifikatur dan
Pembantu Bendahara

Kerugian keuangan negara 1 5 5 1. Menguatkan peran pengawasan internal melalui reviu atas
pemeriksaan hasil pekerjaan PBJ;
2. Penandatanganan Pakta Integritas bagi pihak yang terkait
dalam proses penerimaan dan pemeriksaan PBJ;
3. Melakukan identifikasi dan penilaian risiko kecurangan PBJ
secara komprehensif dan menetapkan rencana
pengendaliannya

Kerugian keuangan negara 2 5 10 1. Menguatkan peran pengawasan internal melalui reviu atas
proses penganggaran pengadaan untuk mencegah kecurangan
penganggaran PBJ;
2. Penandatanganan Pakta Integritas bagi pihak yang terkait
dalam penganggaran dan penyusunan HPS PBJ;
3. Melakukan reviu/pengawasan proses penganggaran dan
penyusunan HPS pengadaan barang dan jasa secara intern

Reputasi organisasi terdapat Keputusan Inspektur D.I. Yogyakarta Nomor 16/KPTS/2022 tanggal 18 2 5 10 1. Menguatkan peran pengawasan internal dengan melakukan
menurun jika terbukti Januari 2022 tentang Standar Operasional Prosedur Internal di Inspektorat Daerah penyusunan laporan keuangan secara terintegrasi dengan
terjadi kecurangan dalam Istiewa Yogyakarta, yang mencakup: menggunakan aplikasi;
penyusunan laporan 1. SOP tentang Penyusunan Pertanggungjawaban Anggaran Nomor 2. Melakukan reviu/pengawasan intern atas laporan keuangan
keuangan 03/SOP/Sekretariat/Keuangan/2022 tanggal 18 Januari 2022; yang disusun oleh subkor keuangan;
2. SOP tentang Pelaksanaan Akuntansi Keuangan Nomor 04/SOP/Sekretariat/ 3. Meningkatkan sosialisasi dan edukasi pencegahan
Umum/2022 tanggal 18 Januari 2022. kecurangan kepada pegawai yang terkait penyusunan laporan
keuangan;
4. Membentuk tim pencegahan kecurangan atas pengelolaan
keuangan
Kerugian keuangan negara 1. Terdapat Tim Pendukung/Tim Teknis PPK/PPTK dalam melakukan 1 5 5 1. Menguatkan peran pengawasan internal melalui reviu atas
penerimaan dan pemeriksaan barang; pemeriksaan hasil pekerjaan PBJ;
2. Terdapat petugas gudang/penyimpan barang; 2. Penandatanganan Pakta Integritas bagi pihak yang terkait
3. Barang yang diterima dan dikeluarkan/ digunakan telah diadministrasikan; dalam proses penerimaan dan pemeriksaan PBJ;
4. Terdapat kelengkapan dokumen yang dipersyaratkan sebagai dasar 3. Melakukan identifikasi dan penilaian risiko kecurangan PBJ
pembayaran, yaitu Berita Acara Hasil Pemeriksaan Barang, Berita Acara Serah secara komprehensif dan menetapkan rencana
Terima Hasil Pekerjaan, dan kuitansi pembayaran pengendaliannya

Kerugian keuangan negara 1. Peraturan Gubernur DIY Nomor 86 Tahun 2017 Tentang Pedoman 3 5 15 1. Melakukan public campaign tentang pengendalian
Pengendalian Gratifikasi; gratifikasi, antara lain dengan meningkatkan kegiatan
2. SK Gubernur Nomor 40/TI/.2019 Tentang Pembentukan Komite Pengendalian sosialisasi dan edukasi pencegahan kecurangan serta
Gratifikasi dan Satuan Tugas Sapu Bersih Pungutan Liar Pemerintah Daerah DIY pengendalian gratifikasi di lingkungan Inspektorat DIY;
Tgl. 01 Februari 2019 2. Meningkatkan peran Unit Pengendalian Gratifikasi
Inspektorat DIY untuk meningkatkan pengendalian gratifikasi
di lingkungan Inspektorat DI Yogyakarta

Menurunnya reputasi Keputusan Inspektur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 16/KPTS/2022 3 5 15 1. Menguatkan peran pengawasan internal dengan melakukan
organisasi Tanggal 18 Januari 2022 Tentang Standar Operasional Prosedur Internal di digitalisasi dan transparansi dalam pengelolaan data
Inspektorat Daerah Istiewa Yogyakarta, yang mencakup: kepegawaian;
a) SOP tentang Pelaksanaan Pembuatan Gaji Berkala Nomor 23/SOP/Sekretariat/ 2. Melakukan reviu/pengawasan intern atas pengelolaan data
Umum/2022 tanggal 18 Januari 2022. kepegawaian;
b) SOP tentang Pelaksanaan Kenaikan Pangkat Nomor 24/SOP/Sekretariat/ 3. Meningkatkan sosialisasi dan edukasi pencegahan
Umum/2022 tanggal 18 Januari 2022. kecurangan kepada pegawai yang terkait pengelolaan data
c) SOP tentang Pengurusan Pensiun Pegawai Nomor 25/SOP/ Sekretariat/ kepegawaian;
Umum/2022 tanggal 18 Januari 2022. 4. Membentuk tim Pencegahan Kecurangan pengelolaan data
d) SOP tentang Pembuatan penilaian prestasi kerja pegawai Nomor 28/SOP/ kepegawaian
Sekretariat/ Umum/2022 tanggal 18 Januari 2022.
e) SOP tentang Pembuatan penilaian angka kredit jabatan fungsional tertentu
Nomor 29/SOP/ Sekretariat/ Umum/2022 tanggal 18 Januari 2022.

1. Menurunnya kinerja Terdapat Keputusan Inspektur D.I. Yogyakarta Nomor 16/KPTS/2022 tentang 2 4 8 1. Menguatkan peran pengawasan internal melalui kegiatan
inspektorat DIY Standar Operasional Prosedur Internal di Inspektorat D.I. Yogyakarta, salah reviu atas perencanaan pengadaan untuk pencegahan
2. Kerugian keuangan satunya mencakup SOP tentang Perencanaan Kebutuhan Barang/Penyusunan kecurangan perencanaan PBJ secara intern;
negara RKBU Nomor 08/SOP/Sekretariat/Umum/2022, yang mengatur: 2. Meningkatkan sosialisasi dan edukasi pencegahan
1. Menyampaikan informasi akan kebutuhan barang untuk diusulkan kepada kecurangan kepada pegawai yang terkait perencanaan
masing-masing bidang/sub bagian; pengadaan barang dan jasa;
2. Memeriksa kondisi fisik barang atau inventaris yang layak diganti atau 3. Membentuk tim pencegahan kecurangan perencanaan
diperbaiki oleh masing-masing bidang dan sub bagian serta rencana kebutuhan pengadaan aset dan persediaan
barang tahun mendatang dalam rangka tuntutan kerja;
3. Membuat rekapitulasi atas usulan masing-masing bidang/sub bagian untuk
diteruskan kepada Inspektur melalui kepala sub bagian.

1. Kerugian negara 1. Terdapat SOP terkait formulir pemakaian kendaran. Pengguna kendaraan 3 4 12 Menyempurnakan SOP terkait penggunaan, pengelolaan,
2. Menurunnya kinerja kantor harus mengisi formulir melalui bit.ly; peminjaman aset dan barang persediaan dengan menambahkan
pengawasan 2. Terdapat surat penunjukan pemegang barang yang bertanggung jawab terhadap mekanisme pengembalian aset yang dipinjam, adanya jaminan
masing-masing aset yang mengikat dan larangan aset digunakan untuk
kepentingan pribadi beserta sanksinya
1. Kerugian negara Keputusan Inspektur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 16/KPTS/2022 3 5 15 1. Menyempurnakan SOP terkait peminjaman aset, dengan
2. Menurunnya kinerja Tanggal 18 Januari 2022 Tentang Standar Operasional Prosedur Internal di menambah prosedur pengembalian barang inventaris yang
pengawasan Inspektorat Daerah Istiewa Yogyakarta, yang mencakup: dipinjam dan memastikan ada jaminan yang mengikat kepada
a. SOP tentang Penyiapan bahan penilaian dan penghapusan barang Nomor pejabat/pegawai yang mendapat peminjaman aset, yang mana
10/SOP/Sekretariat/ Umum/2022 tanggal 18 Januari 2022, yang mengatur: jaminan tersebut akan dikembalikan/dibebaskan jika pegawai
1) Menyusun dan mengkompilasi data BMD yang ada dalam penguasaan yang bersangkutan telah mengembalikan aset yang dipinjam.
pengguna anggaran; 2. Menyempurnakan SOP tentang Penghapusan Barang Milik
2) Menyampaikan informasi dan pengecekan langsung kepada semua bidang dan Daerah dengan menambahkan prosedur verifikasi oleh
subbagian untuk membuat daftar barang yang rusak berat; panitia/tim yang ditunjuk Inspektur atas aset yang diusulkan
3) Mengkompilasi daftar BMD yang akan dihapus terutama yang sudah tidak untuk dihapuskan dan kriteria aset yang dapat diusulkan
digunakan lagi; dihapuskan;
4) Mengklarifikasi dan menilai daftar BMD tersebut kemudian disampaikan 3. Melakukan pemutakhiran Kartu Invetaris Ruangan (KIR)
kepada Kepala melalui Kasubag atas usulan penghapusan; secara berkala sesuai dengan hasil sensus atau inventarisasi
5) Memberikan penilaian atas usulan penghapusan barang. Jika usulan BMD aset
benar adanya akan disetujui dan diberi tandatangan. Jika tidak akan ditunda dan
disimpan kembali.
6) Mengirimkan usulan penghapusan BMD yang telah disetujui yang memiliki
Tusi Pengelolaan Aset selaku pembantu pengelola BMD.
7) Mendampingi tim penghapusan BMD dan menerima surat penetapan
penghapusan.
8). Menyampaikan surat penetapan penghapusan BMD kepada Inspektur untuk
diketahui.
9) Melakukan perubahan KIR, KIB dan buku inventaris barang atas implikasi
penghapusan barang.
10) Menyimpan surat penetapan penghapusan sebagai arsip.

b) SOP tentang Penatausahaan barang Nomor 09/SOP/Sekretariat/ Umum/2022


tanggal 18 Januari 2022, yang mengatur:
(3) Menerima, menyimpan barang barang hasil pengadaan/pembelian dan
membukukannya dalam beberapa kartu (inventaris, kendali);;
(4) Melaksanakan inventarisasi BMD;
(7) Memberi catatan atas BMD terutama pada kondisi fisiknya;
(8) Menyusun dan menyampaikan laporan barang pengguna secara berkala.
c) SOP tentang Penerimaan barang Nomor 11/SOP/Sekretariat/ Umum/2022
tanggal 18 Januari 2022.
d) SOP tentang Penyerahan barang Nomor 12/SOP/Sekretariat/ Umum/2022
tanggal 18 Januari 2022.
e) SOP tentang Pembuatan Kartu Inventaris Ruangan Nomor 13/SOP/Sekretariat/
Umum/2022 tanggal 18 Januari 2022.
f) SOP tentang Penyusunan laporan bulanan, semesteran dan tahunan Nomor
14/SOP/Sekretariat/ Umum/2022 tanggal 18 Januari 2022.
g) SOP tentang Penyusunan neraca aset Nomor 13/SOP/Sekretariat/ Umum/2022
tanggal 18 Januari 2022.

Anda mungkin juga menyukai