Logo Rencana Lima Tahun (FYP) ke-11 SEARCA melambangkan tujuan Pusat yang akan dicapai melalui Percepatan Transformasi
Melalui Inovasi Pertanian atau ATTAIN. Diawali dengan logo SEARCA, sebatang pohon molave (V. parviflora) di bagian tengah,
dikelilingi oleh delapan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Persatuan Bangsa-Bangsa (SDG) yang didukung oleh FYP ke-11
sekaligus berkontribusi padanya, dan ditempatkan di atas 11 lingkaran yang menggambarkan 11 negara anggota SEAMEO.
Efek lingkaran yang bergelombang tersebut menyimbolkan hasil dan dampak yang LEBIH BAIK, LEBIH BESAR, dan LEBIH
CERDAS yang akan diwujudkan oleh FYP ke-11 SEARCA pada pemangku kepentingan pembangunan pertanian dan perdesaan
di seluruh Asia Tenggara.
Southeast Asian Regional Center for Graduate Study and Research in Agriculture (SEARCA)
merupakan salah satu dari 26 lembaga pakar dari Organisasi Menteri Pendidikan Asia Tenggara (SEAMEO).
Didirikan pada 27 November 1966, SEARCA diberi mandat untuk memperkuat kapasitas kelembagaan
dalam pembangunan pertanian dan perdesaan di Asia Tenggara melalui program intinya pada pendidikan
dan pembelajaran kolektif, penelitian dan pemikiran yang berpengaruh, serta pengembangan inovasi
untuk pertumbuhan. Pusat ini melayani 11 negara anggota SEAMEO yaitu, Brunei Darussalam, Kamboja,
Indonesia, Republik Demokratik Rakyat Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam,
dan Timor Leste. SEARCA diselenggarakan oleh Pemerintah Filipina di kampus University of the Philippines
Los Baños (UPLB) di Laguna, Filipina. Pusat ini ditopang oleh donasi dari anggota SEAMEO dan negara
anggota peserta, pemerintah lain, dan berbagai lembaga donor internasional.
Bagian dari publikasi ini dapat dikutip tanpa izin dalam tulisan akademis lain dan artikel populer selama
menyebutkan sumbernya. Namun demikian, dilarang menggandakan atau memindahkan seluruh isinya
dalam bentuk atau cara apa pun, secara elektronik maupun mekanik, termasuk memfotokopi, merekam,
atau penyimpanan informasi atau sistem pengambilan apa pun tanpa izin tertulis dari SEARCA.
Kredit foto: Kyaw Kyaw Winn, Renen Szilardo de Guzman, Khine Zar Mon, Do Hieu Liem, Prapasri
Poungngenmak, Masyudi Firmansyah, Kyaw Soe Latt, Ketut Arnaya, Dang Hong Long, Jaime Singlador,
Mariano Sayno, Kyaw Zaw Lay, Fredelon Sison, Thwe Thwe Tun, Aye Lwin Oo, Kris Apostol, Sai Thu, Ahn
Tuan, Romado Javillonar, Hansa Tangmanpoowadol, Nikki Sandino Victoriano, Roger Tingle, Than Aye,
Phoebelyn Gullunan, Myat Zaw Hein, Erwin Kurniawan, Ko Phyo, Zaw Zaw Wai, Ho Dang Khoa, Putu Agung
Wiaskara, Vilayphone Sourideth, Giri Wijayanto, Mauricio Victa, dan Rusli Ridwan
Daftar Isi
Misi dan visi SEARCA untuk memberdayakan lembaga dan mendukung kemitraan menuju pembangunan pertanian dan
perdesaan di Asia Tenggara melalui pendidikan dan pembelajaran kolektif, penelitian dan pemikiran yang berpengaruh,
serta pengembangan inovasi dan pertumbuhan tepat waktu, mengingat kondisi saat ini di wilayah Asia Tenggara. Proses
pertumbuhan dan pembangunan melalui kolaborasi, inklusif, dan komunikasi yang baik akan memungkinkan semua ini.
Rencana Lima Tahun Kesepuluh (2014–2019) mengarahkan SEARCA untuk melepaskan diri dari strategi “berbisnis seperti
biasa” karena tidak memadai lagi untuk mengatasi peningkatan kerumitan, ketakpastian, dan nonlinearitas di lingkungan
yang terus-menerus berubah. Kondisi “normal baru” di Asia Tenggara mendorong SEARCA dan semua mitra pentingnya
untuk mengawali suatu pergeseran paradigma guna meningkatkan keberadaan dan cakupannya serta mewujudkan dampak
yang lebih besar pada kehidupan pemangku kepentingan yang utama—para petani dan keluarga petani termasuk generasi
mudanya. Dengan demikian, kami berharap untuk mendorong hal ini dalam Rencana Lima Tahun ke-11 (FYP ke-11) SEARCA
(2020–2025).
Dalam FYP ke-11, SEARCA harus lebih dikenal dan inovatif dalam mewujudkan hasil dan menciptakan dampak yang sesuai
dengan misi dan visinya pada semua tingkatan (lokal, regional, dan dunia). Hal ini bisa terwujud dengan membina kolaborasi
baru seraya memperkuat hubungan dengan mitra jangka panjangnya. SEARCA akan terus memberdayakan universitas dan
lembaga dalam pengelolaan pertanian dan sumber daya alam sekaligus mengembangkan pola pikir pengusaha dalam diri
mereka. SEARCA akan berjuang secara intensif untuk menjadi perantara bagi inovasi yang sudah ada atau mendatang dalam
pengelolaan pertanian dan sumber daya alam, yang akan lebih meningkatkan penyediaan layanan konsultasi pakar tepat
waktu bagi para pembuat kebijakan, badan pemerintah, pemain dalam industri, petani, dan pemangku kepentingan lain.
Tata kelola SEARCA akan mengupayakan partisipasi yang lebih banyak di antara negara anggota SEAMEO dan memperjuangkan
keseimbangan gender dan penyertaan generasi muda untuk keluar dari sekumpulan budaya dan ide yang lebih beragam
menuju kerja sama tim yang bermanfaat untuk mewujudkan misinya. Status keuangan yang terus meningkat untuk menambah
jumlah penelitian, beasiswa, serta komunikasi dan pengelolaan pengetahuan juga akan memperluas jangkauan Pusat di
wilayah ini dan dalam berkotribusi di seluruh dunia.
Kami berharap untuk mengarahkan SEARCA yang lebih didorong oleh kemitraan dan pemikiran seperti pengusaha,
mendukung teknologi dalam pengelolaan pertanian dan sumber daya alam untuk pembangunan perdesaan yang tangguh
dan berkelanjutan dengan masyarakat dan keluarga yang sehat serta pangan dan gizi yang aman.
Berkat kolaborasi dengan dan dukungan dari lembaga mitra, kami dapat meningkatkan apa yang telah dicapai SEARCA
sejauh ini dengan percaya diri dan mengambil langkah maju yang LEBIH BAIK, LEBIH BESAR, dan LEBIH CERDAS.
Glenn B. Gregorio
Direktur
SEAMEO SEARCA
I. KONTEKS PERTANIAN, PEMBANGUNAN PERDESAAN,
DAN KONDISI PETANI YANG BERKEMBANG DI
SELURUH WILAYAH
I. Konteks Pertanian, Pembangunan Perdesaan, dan
Kondisi Petani yang Berkembang di Seluruh Wilayah
Konteks pertanian, pembangunan perdesaan, dan kondisi petani yang selaras dengan tujuan
global, berfokus pada kontribusi pertanian terhadap pemberantasan kelaparan dan gizi buruk
serta meningkatkan standar kehidupan masyarakat secara berkelanjutan, baik dari segi ekonomi,
sosial, dan lingkungan. SEARCA perlu menata pekerjaannya di seputar prioritas global ini untuk
mewujudkan dampaknya yang menyeluruh pada penerima manfaat utama sekaligus didukung
dengan aktif dan konsisten oleh mitra internasional dan lokal.
Tren regional berikut berkontribusi pada transformasi pertanian di wilayah Asia Tenggara. Dalam
lima tahun berikutnya, tren ini harus memengaruhi arah dan prioritas SEARCA agar tetap relevan
dan berdampak. Sejak perumusan Rencana Lima Tahun ke-10 SEARCA, banyak perubahan penting
terjadi dalam gambaran pembangunan global. Karena itu, SEARCA menyelaraskan kembali
prioritas dan programnya beserta berbagai perubahan baru tersebut dalam gambaran global ini.
Kemitraan akan dibangun di seputar pembangunan ini sehingga dapat menunjukkan sektor mana
yang paling membutuhkan dan perlu dialokasikan sumber daya.
Monumen Pertumbuhan 1. Pertumbuhan populasi jangka panjang, perpindahan ke berbagai pusat kota, dan pertumbuhan
Pertumbuhan sebagai yang berkaitan dengan pendapatan di seluruh kota metropolitan di Asia mengarahkan tren yang
sebuah proses yang memengaruhi sektor pertanian. Selambatnya pada tahun 2030, hampir separuh dari seluruh
menggambarkan kota metropolitan di dunia akan berada di Asia, dengan Manila sebagai kota metropolitan
dorongan SEARCA dengan
tepat. Hal ini terjadi dalam
terbesar di Asia Tenggara, selain Jakarta di Indonesia dan Ho Chi Minh City di Vietnam.
berbagai arah, kecepatan,
dan tingkatan. Monumen 2. Perilaku konsumsi beralih dari sepenuhnya fungsional menjadi lebih modern dan eksperiensial,
Pertumbuhan yang pada sehingga menggerakkan perubahan struktur dan tingkat konsumsi pangan. Perubahan struktur
awalnya disebut Patung ini akan menimbulkan efek signifikan pada produksi pangan dan berdampak langsung pada
Beton Bertulang ke-11
ini dibuat oleh Rocha.
jumlah sumber daya, keanekaragaman hayati yang berkembang, dan emisi dari gas rumah
Terdiri atas 11 patung kaca. Dengan mempertimbangkan semua hal ini, diperkirakan akan terjadi perubahan gaya
berbentuk manusia hidup yang sangat cepat dan signifikan.
yang bagian dalamnya
saling terhubung di
atas penopang persegi,
3. Pergeseran struktur dalam produksi pangan juga akan menyebabkan perubahan signifikan
mahakarya berupa patung
dalam sifat dan intensitas persaingan dalam sumber daya alam di sektor pertanian maupun
ini menggambarkan bukan pertanian. Sumber daya tanah, air, laut, perhutanan, dan keanekaragaman hayati akan
sinergi di antara mendapatkan tekanan sangat besar. Sumber daya mineral dan energi juga akan mengalami
keragaman 11 negara permintaan signifikan untuk berbagai penggunaan, termasuk pertanian, infrastruktur, perluasan
anggota SEAMEO menuju kota, dan industri. Mengingat dunia semakin mendekati batas fisik hidrokarbon dan energi tak
Asia Tenggara yang lebih
makmur.
terbarukan, sangat penting bagi kita untuk segera memanfaatkan sumber energi terbarukan
dalam produksi pertanian.
VISI DAN RENCANA STRATEGIS 2016–2025 UNTUK KERJA SAMA ASEAN DALAM BIDANG PANGAN, PERTANIAN, DAN
KEHUTANAN, yang diadopsi di Kota Makati, Filipina pada 10 September 2015, mengidentifikasi bidang prioritas untuk kerja
sama dan program tindakan yang akan berkontribusi pada keamanan pangan dan gizi serta kemakmuran dalam Tujuan
Masyarakat ASEAN.
1. Sikap
• Penghormatan terhadap keragaman budaya
• Keyakinan pada manusia
• Komitmen
2. Karakter
• Integritas
• Profesionalisme
• Kolaborasi
3. Perilaku
• Berupaya keras untuk keunggulan
• Proaktif
• Orientasi terhadap layanan
5. Persatuan
• Komunikasi efektif
• Kerja tim dan kerja sama
• Kerendahan hati dan penghormatan
6. Komitmen
• Layanan
• Kejujuran dan integritas
• Disiplin dan tertib
Agar Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan Organisasi Masyarakat Sipil (CSO) dapat
memainkan peran mereka secara efektif dalam transformasi di sektor pertanian, SEARCA
akan berkontribusi untuk memperdalam pemahaman dan kesadaran mereka mengenai
konteks yang mendasari SDG yang menjadi prioritas Pusat. Mereka harus menentukan
batasan dan ketidakefisienan praktik pada masa lalu dan menyadari tingkat urgensi yang
lebih tinggi untuk berinovasi saat mereka menata dan beroperasi untuk meningkatkan
cakupan dan kecepatan kerja mereka secara signifikan.
Memberikan layanan sosial yang inklusif dan skema perlindungan pada semua sektor, terutama
Inovasi Kebijakan wanita dan remaja; sumber pendanaan inovatif yang baru dan pembiayaan kebijakan dan program;
kebijakan baru tentang inovasi, keberlanjutan, dan kewirausahaan
Pengaturan baru untuk tata kelola yang lebih partisipatif; kemitraan akademik-industri-pemerintah
atau penyediaan layanan dengan banyak pemangku kepentingan; konfigurasi ulang pada metode
Inovasi Kelembagaan
keterlibatan dengan berbagai lembaga dari tingkat makro menjadi tata kelola multiskala, di mana
tata kelola disampaikan dengan jelas hingga ke tingkat lokal
Pemain sektor publik dan swasta menggunakan berbagai ide, strategi, dan praktik baru untuk
Inovasi Sosial memenuhi kebutuhan sosial lebih baik lagi; membangun hubungan lebih dalam yang kondusif untuk
pengembangan sosial dan ekonomi
Sains dan teknologi yang memungkinkan peningkatan inovasi sosial secara lebih luas dan lebih
Inovasi Teknologi cepat; penggunaan platform teknologi digital untuk model bisnis; pendidikan dan pembelajaran
kolektif berbasis TI
Penciptaan cara baru untuk bekerja, berpikir, memutuskan, dan beroperasi di tingkat tata kelola pada
Inovasi Konseptual
organiasi mitra
1. LEBIH BAIK: Hasil dan keluaran diselaraskan secara lebih cermat dan lebih jelas dengan kebutuhan khusus keluarga petani.
Memiliki tingkat kesentrisan pada petani yang lebih tinggi.
2. LEBIH BESAR: Program, produk, dan layanan akan dirancang dengan strategis yang jelas tentang bagaimana manfaat akan
bertambah dan digunakan oleh ekosistem nasional dan regional yang lebih luas.
3. LEBIH CERDAS: Mode perwujudan yang lebih tangguh, sigap, dan relevan dengan konteks (yaitu, platform teknologi,
jaringan organisasi) akan digali untuk meningkatkan keseluruhan mutu dan hemat biaya pada perwujudan hasil.
PEMANGKU
LAYANAN SEARCA DEPARTEMEN UTAMA UNIT SUMBER DAYA
KEPENTINGAN
Gambar 6. Peran Inovasi Terbuka serta Alih Teknologi dan Praktik Terbaik
sebagai Saluran untuk Menjangkau Koperasi Petani dan Masyarakat Pertanian