SEMANTIK 2021
Abstrak
Dengan adanya antrian maka seseorang diharuskan menunggu untuk mendapatkan
sebuah pelayanan. Demikian halnya dalam pelayanan pada sebuah rumah sakit, seorang pasien
harus mengantri untuk menunggu giliran dalam mendapatkan pelayanan administrasi. Adapun
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sistem antrian di Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) Kabupaten Pinrang pada masa pandemi Covid-19 dan untuk mengetahui
kinerja sistem antrian yang saat ini digunakan oleh Rumah Sakit tersebut. Langkah pertama
yang dilakukan adalah mengambil data kedatangan pasien. waktu yang diperlukan pasien untuk
mengantri dan lama waktu pelayanan pasien pada pelayanan administrasi pasien rawat jalan.
Berdasarkan hasil penelitian, model antrian yang saat ini digunakan pada bagian registrasi
pasien rawat jalan di RSUD Kab. Pinrang yaitu sistem antrian model jalur berganda atau Multi
Channel-Multi Phase System (M/M/s). Adapun hasil penerapan rumus dari model (M/M/s)
diperoleh bahwa waktu rata-rata terpanjang yang diperlukan pasien dalam antrian adalah 0.61
Jam atau 37.01 Menit. Adapun alternatif yang dapat menangani masalah pada loket pelayanan
adalah merubah komposisi server dengan menggunakan analisis antrian prioritas (M/G/s).
Strategi yang dapat dilakukan yaitu melalui penambahan loket menjadi 4 loket. Skenario
penambahan 1 loket menghasilkan waktu rata-rata terpanjang yang dibutuhkan pasien dalam
antrian menjadi 0.07 Jam atau 4.2 Menit.
1. Pendahuluan
Perkembangan sektor ekonomi pembangunan saat ini sangatlah pesat dan
berlangsung secara cepat. Maka dari itu, suatu perusahaan yang bekerja dibidang
pelayanan jasa harus mampu untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada
pelanggan dalam memenuhi kebutuhannya karena senjata utama untuk bersaing bagi
perusahaan yang bergerak di bidang jasa adalah sistem pelayanan yang berkualitas.
Antrian adalah suatu fenomena yang terjadi dikarenakan kebutuhan terhadap
suatu pelayanan lebih besar dibandingkan penyedia pelayanan itu sendiri. Antrian
umumnya dapat terjadi di mana pun ketika kita sedang menunggu giliran dalam
mendapatkan suatu pelayanan seperti antrian jalan tol, bioskop, bank maupun rumah
sakit. Teori antrian pertama kali ditemukan oleh A.K. Erlang, seorang insinyur
Denmark yang bekerja di Copenhagen Telephone Tahun 1909. Saat itu, Permintaan
hubungan telepon ke satu nomor masih dilayani secara manual oleh operator dimana
pada saat sibuk peminta harus menunggu untuk bisa disambungkan dengan nomor yang
dikehendaki karena padatnya lalu lintas komunikasi. Teori ini telah diperluas
penerapannya ke masalah umum dengan memasukkan faktor antri dan garis tunggu,
yakni suatu garis tunggu pelanggan yang memerlukan layanan dari sistem yang ada.
Maka muncullah suatu sistem yang dinamakan sistem antrian.[1]
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komputer 2021 89
SEMANTIK 2021
2. Metode
a. Jenis penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskripsi kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan
pendekatan penelitian yang mewakili paham positivisme. Masalah kuantitatif lebih
umum memiliki wilayah yang luas dan tingkat variasi yang kompleks.[6] Pendekatan
kuantitatif memunculkan kesulitan dalam mengontrol variabel-variabel lain yang dapat
berpengaruh terhadap proses penelitian baik secara langsung ataupun tidak langsung
sehingga untuk menciptakan validitas yang tinggi juga diperlukan kecermatan dalam
proses penentuan sampel, pengambilan data dan penentuan alat analisisnya.
Objek pada penelitian ini yaitu sistem antrian pada loket pedaftaran pasien dari 8
poliklinik yaitu poli umum, gigi, interna, bedah, syaraf, jiwa, mata, kandungan & anak
sedangkan subjek pada penelitian ini yaitu alur pelayanan pendaftaran pasien rawat
jalan, tingkat kedatangan dan tingkat pelayanan yang ada di RSUD Kabupaten Pinrang.
d. Model M/M/s (Multi Channel-Multi Phase atau Model Antrian Jalur Berganda)
Model M/M/S mempunyai dua atau lebih jalur pelayanan yang tersedia untuk
melayani pelanggan yang datang. Dalam hal ini terdapat pelanggan yang menunggu
pelayanan membentuk satu jalur yang akan dilayani pada loket pelayanan yang tersedia
saat itu. Model ini juga mengasumsikan bahwa pola kedatangan mengikuti distribusi
Poisson. Pelayanan dilakukan secara FCFS ( First come first served) atau FIFO (first in
first out). [8]
pasien yang ada. Tetapi jika yang dihasilkan p<1 maka server masih dapat
melayani pasien yang ada.
p
s
2. Probabilitas bahwa fasilitas pelayanan sedang menganggur/ kosong ( P0 ).
1
S 1 ( / ) n ( / ) S 1
P0 n 0
(n!) S ! 1 ( / )
d. Pembahasan
Dari hasil perhitungan kinerja sistem antrian pada RSUD Kab. Pinrang, maka rata-
rata jumlah pasien yang menunggu dalam sistem terpanjang pada periode waktu 07.00-
08.00 sebanyak 3,495 orang atau ≈ 3 orang. Namun pada tabel hasil kinerja pada
pembahasan rata-rata jumlah pasien dalam antrian tidak ada pasien yang menunggu,
semua langsung dilayani oleh loket yang tersedia dan standar rata-rata tingkat pelayanan
pasien adalah 16 menit maka selama 60 menit sebanyak 3,75 orang atau ≈ 4 orang
pasien yang dilayani dan dapat kita simpulkan bahwa kinerja sistem antrian pada
Rumah Sakit tersebut kurang optimal.
Maka dari itu, dengan menggunakan analisis model antrian prioritas (M/G/s) dapat
dilihat bahwa dengan adanya penambahan satu loket dari sebelumnya menjadi 4 loket
pelayanan dapat meningkatkan kinerja sistem antrian yang ada. Peningkatan kinerja
sistem antrian diindikasikan dengan berkurangnya jumlah pasien yang mengantri pada
jam 07.00-08.00 dimana rata-rata jumlah pasien yang mengantri sebanyak 0,39 orang
atau ≈ 0 orang dimana pada model sistem antrian sebelumnya terdapat antrian yang
panjang sebanyak 3,495 orang atau ≈ 3 orang.
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komputer 2021 95
SEMANTIK 2021
4. Kesimpulan
Kedatangan pasien terbanyak terlihat pada hari selasa, dimana rata-rata pasien
datang tertinggi pada jam 07.00-08.00 dengan rata-rata tingkat kedatangan pasien
sebesar 5,6 orang ≈ 6 orang selama 6 hari kerja dan waktu yang dihabiskan pasien
untuk menunggu di dalam antrian selama 36,6 menit yang terjadi pada jam 07.00-08.00
sebagai waktu terpanjang dan waktu terpendek adalah 0,18 menit yang terjadi pada jam
08.00-09.00.Waktu terpanjang yang diperlukan pasien dalam sistem adalah 60,6 menit
yang terjadi pada jam 07.00-08.00 dan waktu terpendek adalah 12 menit pada jam
08.00-09.00.
Pada tabel hasil kinerja sistem, rata-rata jumlah pasien dalam antrian tidak ada
pasien yang menunggu, semua langsung dilayani oleh loket yang tersedia dan standar
rata-rata tingkat pelayanan pasien adalah 16 menit maka selama 60 menit sebanyak 3,75
orang atau ≈ 4 orang pasien yang dilayani dan dapat kita simpulkan bahwa kinerja
sistem antrian pada rumah sakit tersebut kurang optimal. Apabila dilakukan
penambahan 1 loket pelayanan dari sebelumnya menjadi 4 loket pelayanan maka rata-
rata waktu tunggu dalam antrian berkurang. Rata-rata waktu tunggu paling lama untuk 3
loket yaitu 36,6 menit per pasien, jika menggunakan 4 loket maka rata-rata waktu
tunggu berkurang menjadi 4,2 menit per pasien.
Referensi
[1] U. S. Utara, “Universitas sumatera utara,” Anal. Sist. ANTRIAN PASIEN UNIT RAWAT
JALAN RUMAH SAKIT UMUM KABANJAHE, 2018.
[2] R. Sakit and U. Pusat, “Gambaran Sistem Antrian Pasien Dalam Optimasi Pelayanan Di
Loket Pendaftaran Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati,” J.
Kesehat. Masy., vol. 5, no. 4, pp. 1–14, 2017.
[3] A. Hidayat, R. F. Malik, and S. Nurmaini, “Group Decision Support System (GDSS)
dengan Metode Entropy untuk Menentukan Prioritas Antrian Layanan Rumah Sakit
Menggunakan Multiple Channel Model (M/M/s),” JATISI (Jurnal Tek. Inform. dan Sist.
Informasi), vol. 7, no. 2, pp. 114–125, 2020, doi: 10.35957/jatisi.v7i2.342.
[4] A. L. Belakang, “No Title,” Anal. Sist. ANTRIAN PADA PELAYANAN Apot. RUMAH
SAKIT Pendidik. Univ. MUHAMAMADIYAH MALANG, pp. 1–7, 2019.
[5] A. Hidayat, “MODEL SISTEM ANTRIAN RUMAH SAKIT DENGAN MODEL
M/M/s DAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELOMPOK,” 2020.
[6] M. Mulyadi, “Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif Serta Pemikiran Dasar
Menggabungkannya,” J. Stud. Komun. dan Media, vol. 15, no. 1, p. 128, 2013, doi:
10.31445/jskm.2011.150106.
[7] “ANALISIS SISTEM ANTRIAN PADA PELAYANAN PASIEN RAWAT JALAN DI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PANYABUNGAN KABUPATEN
MANDAILING NATAL SUMATERA UTARA,” p. 91, 2019.
[8] R. Sunarya, M. Aritonang, and Helmi, “Sunarya, Rido, Marisi Aritonang dan Helmi.
2015. Analisis Penerapan Sistem Antrian Model M/M/S Pada PT. Bank Negara
Indonesia (Persero) Tbk. Kantor Cabang Pontianak. Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan
Terapannya (Bimaster). vol. 4. no. 2. 8 halaman.,” Bul. Ilm. Mat, Stat, dan Ter., vol. 04,
no. 2, pp. 111–118, 2015.
[9] M. K. Nengsih and M. V. Yustanti, “Analisis Sistem Antrian Pelayanan Administrasi
Pasien Rawat Jalan Pada Rumah Sakit Padmalalita Muntilan,” Manag. Insight J. Ilm.
Manaj., vol. 12, no. 1, pp. 68–78, 2019, doi: 10.33369/insight.12.1.68-78.
[10] “ANALISIS SISTEM ANTRIAN PADA PELAYANAN PASIEN RAWAT JALAN DI
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komputer 2021 96
SEMANTIK 2021