Anda di halaman 1dari 52

I.

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau
barang setengah jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan.
Industri pengolahan merupakan salah satu sektor industri yang memiliki
kontribusi yang cukup besar terhadap pendapatan nasional negara. Seperti halnya,
keberadaan industri kecil tersebut mempunyai peran yang cukup besar terhadap
kegiatan perekonomian nasional baik dilihat dalam menciptakan lapangan usaha
bahkan sampai pada kemampuan usaha kecil dalam menyerap tenaga kerja.
Kondisi persaingan global yang semakin ketat di seluruh sektor ekonomi,
menuntut semakin mampunya para pelaku ekonomi untuk terus berinovasi dalam
menjaga kelangsungan dan eksistensi dalam dunia usaha. Para investor baik dalam
negeri ataupun luar negeri yang semakin bebas dan leluasa untuk melakukan
kegiatan dalam mengembangkan usaha dalam negeri.
Dunia bisnis yang tumbuh dengan pesat menjadi tantangan maupun
ancaman bagi para pelaku usaha agar dapat memenangkan persaingan dan
mempertahankan kelangsungan hidup perusahaannya. Tidak terkecuali pada
jaman sekarang yang dimana telah mengalami perkembangan dalam dunia usaha
yang sangat pesat, segala bentuk kebutuhan hidup masyrakat baik dilihat dari segi
kebutuhan primer, sekunder, maupun tersier merupakan suatu kebutuhan yang
ingin dipenuhi, terpuaskan dan tercapai oleh manusia. Menurut Maslow dalam
Azhari (2004) terdapat lima tingkat kebutuhan manusia dari yang paling rendah
yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan
penghargaan dan kebutuhan aktualisasi diri. Salah satu dari kebutuhan fisiologis
adalah pangan yang harus terpenuhi. Seiring dengan kesibukan dan rutinitas
masyarakat membuat mereka tidak sempat untuk memasak sendiri sehingga lebih
memilih untuk membeli makanan di rumah makan karena lebih praktis dan
menghemat waktu.
Tingkat persaingan yang semakin tinggi mengakibatkan konsumen memiliki
posisi tawar yang tinggi terhadap kualitas, pilihan produk, lokasi ruko, ruko yang
lebih nyaman dan pelayanan yang lebih bernilai, namun dengan membayar lebih
murah, waktu lebih cepat, dengan usaha dan resiko yang lebih rendah. Pada saat
ini kompetisi pada usaha tidak hanya pada harga, namun menyangkut variabel lain
yang berkaitan dengan nilai atas pengalaman berbelanja pelanggan.
Saat ini sektor ritel dihadapkan pada tantangan yang cukup berat seperti
perubahan perkiraan dari faktor-faktor ekonomi, demografi, dan social budaya.
Tantangan tersebut secara tidak langsung menuntut perusahaan untuk
mengembangkan retailing mix (bauran eceran) yang menurut Levy & Weitz
(2001:22) terdiri dari merchandise assortment, pricing, location,
atmosphere,advertising and promotion dan personal selling. Hal tersebut
dilakukan sebagai usaha pemasaran yang inovatif dan mampu menarik minat serta
memuaskan konsumen.
Faktor sosial merupakan pengelompokan masyarakat ke dalam suatu
hierarki status kelas yang berbeda-beda. Anggota dari kelas yang sama
mempunyai sifat dan tindakan yang sama dalam melakukan pembelian. Selian itu
tindakan yang dilakukan dari setiap kelas berbeda dengan tindakan yang
dilakukan pada kelas yang lain. Faktor sosial merupakan pengelompokan
masyarakat yang permanen dan homogen, yang meganut minat, niat dan
perilaku yang serupa. (Kotler, 2005).
Gaya hidup adalah nilai pandang yang dipakai oleh seseorang dalam
bertingkah laku yang akan membentuk pola perilaku tertentu. Gaya hidup dapat
diartikan sebagai cara seseorang hidup, bagaimana seseorang menghabiskan
uangnya dan bagaimana seseorang menggunakan waktunya. Gaya hidup
awalnya lahir dari pola pikir yang dapat menjadi sebuah tolak ukur seseorang
untuk melakukan banyak kegiatan yang menjadi kebiasannya. Gaya Hidup adalah
cara seseorang hidup termasuk sikap individu seseorang untuk dunia (Lhalauw
dan John 2005).

Minat beli merupakan rasa ketertarikan yang dialami oleh konsumen


terhadap suatu produk (barang atau jasa) yang dipengaruhi oleh sikap luar dan
dalam konsumen itu sendiri. Minat beli sebagai suatu kekuatan pendorong atau
sebagai motif yang bersifat intrinsic yang mampu mendorong seorang untuk
menaruh perhatian secara spontan, wajar, mudah, tanpa paksaan, dan selektif pada
suatu produk untuk kemudian mengambil keputusan untuk membeli.
Hal yang harus di perhatikan dalam menarik minat beli konsumenn yakni
penjual sanggup memberikan kesan yang baik serta lokasi yang nyaman sebelum
menjual barangnya, kesan yang dapat membentuk citra rukonya. Hal ini sesuai
pendapat sutisna (2001:64) bahwa suasana ruko (Store Atmosphere) juga akan
menentukan citra ruko itu sendiri. Jika ruko dilengkapi dengan pengaturan
ruangan yang nyaman, penyejuk udara, dan artistic penggunaan warna cat dinding
yang sejuk, semuanya menunjukkan adanya suasana ruko yang berkelas.
Salah satu ritel yang ada di Palopo adalah Fried Chicken dandin. Fried
Chicken dandin adalah ruko yang menjual berbagai jenis makanan siap saji
langsung pada konsumen tingkat akhir. Agar berhasil dalam memenangkan
persaingan, perusahaan ritel Fried Chicken dandin harus dapat menjaring
konsumen sebanyak-banyaknya. Dengan kata lain perushaan harus dapat menarik
minat beli konsumen agar konsumen menjadi pelanggan yang loyal berbelanja di
ruko tersebut. Oleh karena itu penting bagi Fried Chicken dandin untuk mengenal
dan mengetahui konsumennya. Strategi yang ditetapkan tepat sasaran, agar ruko
Fried Chicken dandin dapat terus berkembang ditengah persaingan yang ketat.
Persaingan usaha untuk jenis usaha ritel di palopo cukup tinggi sehingga
menuntut ruko untuk mempertimbangkan faktor pendukung demi kelangsungan
dan peningkatan keuntungan. faktor suasana ruko dan lokasi merupakan salah satu
faktor yang sangat krusial. Sehingga hal ini dapat dikaji dan diteliti. dengan
demikian suasana ruko dan lokasi yang tepat dapat menjadi sarana komunikasi
yang positif, menguntungkan dan memperbesar peluang untuk mempengaruhi
keputusan pembelian konsumen. namun, ruko Fried Chicken dandin belum bisa
menciptakan suasana toko yang nyaman bagi konsumen yaitu pada penataan ruko
dengan menyimpan barang dagangan dengan cara sembarangan sehingga
membuat konsumen bingung untuk mencari barang yang akan dibeli dan pada
akhirnya konsumen merasa tidak tertarik untuk berbelanja di ruko tersebut. Dan
mengenai lokasi parker pada ruko Fried Chicken dandin kurang luas sehingga
membuat
konsumen bingung untuk memarkirkan kendaraannya yang pada akhirnya
konsumen merasa tidak tertarik untuk berbelanja di ruko tersebut.
Atas dasar penjabaran pemikiran di ataslah, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Faktor Sosial dan Gaya Hidup
Terhadap Minat Beli di rumah makan Dandin Fried Chicken di palopo.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :
1. Apakah faktor sosial dan gaya hidup berpengaruh terhadap minat beli di rumah
makan Dandin fried chicken di palopo?
2. Apakah faktor sosial berpengaruh terhadap minat beli di rumah makan Dandin
fried chicken di palopo?
3. Apakah gaya hidup berpengaruh terhadap minat beli di rumah makan Dandin
fried chicken di palopo?
C. Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah penelitian di atas, maka tujuan penelitian
ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh faktor sosial dan gaya hidup terhadapp minat beli
di rumah makan Dandin fried chicken di palopo.
2. Untuk mengetahui pengaruh faktor sosial terhadap mnat beli di rumah makan
Dandin fried chicken di palopo.
3. Untuk mengetahui pengaruh gaya hidup terhadap minat beli di rumah makan
Dandin fried chicken di palopo.

D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi ilmiah bagi
berbagai pihak. Dan secara global akan memberikan kontribusi kepada :
1. Manfaat bagi peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa tambahan
pengetahuan dan wawasan kepada penulis berkaitan dengan masalah yang
diteliti dan membandingkan teori dan praktek mengenai pengaruh faktor sosial
dan gaya hidup terhadap minat beli di rumah makan Dandin fried chicken di
palopo.
2. Manfaat bagi rumah makan Dandin fried chicken
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan untuk
mengetahui sejauh mana pengaruh faktor sosial dan gaya hidup terhadap minat
beli di rumah makan Dandin fried chicken di kota palopo.
3. Manfaat bagi dunia akademi
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebangai bahan
referensi ataupun sebagai data pembanding sesuai dengan bidang yang akan
diteliti, memberikan sumbangan pemikiran, menambah wawasan pengetahuan
serta memberikan bukti objektif dari penelitian-penelitian sebelumnya
mengenai pengaruh faktor sosial dan gaya hidup di rumah makan Dandin fried
chicken di kota palopo.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Kusumawati (2020) dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh Kelas Sosial, Gaya Hidup dan Persepsi Harga Terhadap Pengambilan
Keputusan Pembelian Makanan Cepat Saji (Studi Kasus Pada Konsumen
Kentucky Fried Chicken (KFC) Kota Klaten).Jenis penelitian yang digunakan
adalah kuantitatif. Penelitian ini menggunakan data primer. Sampel dalam
penelitian ini sebanyak 105 responden yang diambil dari konsumen di daerah
Klaten yang pernah mengkonsumsi makanan cepat saji KFC. teknik pengambilan
sampel menggunakan purposive sampling. metode pengumpulan data dengan
menggunakan kuesioner. dengan skala likert 1 sampai teknik analisis data
menggunakan uji instrument, uji asumsi klasik, uji ketepatan model dan uji
hipotesis. hasil penelitian menunjukkan bahwa Kelas Sosial berpengaruh positif
signifikan terhadap keputusan pembelian makanan cepat saji KFC. Gaya Hidup
berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian makanan cepat saji
KFC. persepsi harga berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan
pembelian makanan cepat saji KFC.
Mulyawati(2012) dalam penelitian ini pengaruh gaya hidup dan atribut
produk terhadap minat beli city car toyota di surabaya, tujuan penelitian ini di
lakukanpada mobil ciy car Toyota yaris. Berdasarkan top brand indeks city car
selama tahun 2009-2019 pada majalah marketing menunjukan bahwa Toyota yaris
masih menempati pringkat di bawahnya Honda jaz.
Suharno dkk (2017) dalam penelitian Pengaruh Faktor Sosial, Gaya Hidup,
dan Suasana Toko terhadap Keputusan Pembelian pada Xpresso Coffee House
Tulungagung Tahun 2017, tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh
signifikan dari faktor sosial, gaya hidup, suasana toko terhadap keputusan
pembelian pada Xpresso Coffee House Tulungagung tahun 2017 baik secara
parsial maupun secara simultan. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kuantitatif dengan teknik kausalitas, yaitu penelitian yang disusun untuk meneliti
kemungkinan adanya hubungan sebab akibat antar variabel. Sampel yang
digunakan sebanyak 40, yaitu konsumen Xpresso Coffee House dengan teknik
pengambilan sampel convinience sampling. Teknik analisis menggunakan regresi
linier berganda dengan software SPSS for windows versi 23. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa, ada pengaruh signifikan faktor sosial terhadap keputusan
pembelian, ada pengaruh signifikan gaya hidup terhadap keputusan pembelian,
ada pengaruh signifikan suasana toko terhadap keputusan pembelian dan secara
simultan ada pengaruh signifikan faktor sosial, gaya hidup, dan suasana toko
terhadap keputusan pembelian.
B.Faktor Sosial
Faktor sosial merupakan pengelompokan masyarakat yang permanen dan
homogen, yang meganut minat, niat dan perilaku yang serupa. (Kotler, 2005).
Faktor pendidikan, pendapatan, kekayaan dan faktor lainnya merupakan faktor
penentu dalam kelas sosial. Menurut Noviarto (2010) kelas sosial dapat
dikelompokkan mejadi 3 golongan, diantaranya:
1. Golongan kelas atas mencangkup, pejabat tinggi, orang-orang
kaya.
2. Golongan menengah mencangkup, karyawan, golongan
pekerja
3. Golongan bawah mencangkup, pegawai rendah,
butuh.
Menurut Simamora (2002), faktor sosial mempunyai ciri-ciri, diantaranya:
a. Didalam faktor sosial o r a n g - o r a n g yang sama cenderung berperilaku
lebih seragam dibanding orang-orang dari dua kelas yang berbeda.
b. Dalam faktor sosial seseorang merasa bahwa dirinya menempati kelas
atas.
c. Variabel pendapatan, pekerjaan, pekerjaan merupakan variabel yang
mempengaruhi kelas sosial.
d. Individu dapat menempati kelas sosial yang berbeda selama mas
hidupnya.
Menurut Talcot (2010) faktor sosial memiliki beberapa variabel lain yang
bukan hanya pekerjaan, kekayaan, tetapi juga dapat dipengaruhi oleh faktor
lainnya yaitu mutu pribadi dan kriteria kelahiran Kelas sosial adalah
pengelompokkan masyarakat yang berbeda-beda. Perbedaan kelas ini
didasarkan pada perbedaan tingakatan sosial yang mereka punya (Sumarwan,
2004). Menurut Swastha dan Handoko (2008), mengemukakan ukuran atau
kriteria yang biasanya dipakai dalam menggolongkan anggota masyarakat
dalam kelas yaitu: (1) ilmu pengetahuan.
(2) kehormatan
(3) kekuasaan dan
(4) kekayaan.
Faktor sosial merupakan pengelompokan masyarakat ke dalam suatu
hierarki status kelas yang berbeda-beda. Anggota dari kelas yang sama
mempunyai sifat dan tindakan yang sama dalam melakukan pembelian. Selian
itu tindakan yang dilakukan dari setiap kelas berbeda dengan tindakan yang
dilakukan pada kelas yang lain. Sehingga dapat dikatakan bahwa berbeda
kelas sosial berbeda tindakan dan perilaku yang dilakukan (Irwansyah, 2014).
Perbedaan faktor sosial ini penting untuk diketahui oleh pemasar. Hal ini
dikarenakan perbedaan pembelian yang akan dilakukan pada setiap faktor
sosial. Untuk itu faktor sosial yang tinggi cenderung memilki keinginan untuk
memenuhi kebutuhan tinggi pula. Berbeda hal nya dengan faktor sosial yang
rendah, maka mereka cenderung akan melakukan pembelian dengan serendah
mungkin.
Pengaruh faktor sosial dengan keputusan pembelian terlihat begitu jelas.
Hal ini dapat dilihat dari bagaimana seseorang dalam melakukan
pembelian kebutuhan, baik kebutuhan yang primer ataupun hanya sebagai
penghias dalam kelas faktor begitu berbeda. Kelas sosial dari status yang lebih
tinggi akan lebih untuk selektif dalam melakukan pembelian terhadap sesuatu
kebutuhan. Mereka cenderung lebih memilih dengan kualitas yag tinggi dan
berkualitas. (Irwansyah,2014)
Prilaku konsumen di pengaruhi oleh faktor-faktor social, seperti kelompok acuan
keluarga, serta peran Sosial danh status sosial, (Kotler dan Amstrong, 2012;83)
a. kelompok Acuan
elompok acuanh terdiri dari semua kelompok yanhg mempunhyai
penhgaruh hlanhgsunhg (tatap muka) atau tidak lanhgsung terhadap sikap
atau prilaku seeorag tersebut.
b. Keluarga
Keluarga adalah organisasi pemhelian konsumen yang penting dalam
masyarakat, dan anggota keuarga mempersentasekann anggota kelompok
referens utamayangpaling berpengaruh.
c. Peran dan Status
Konsumen berparisipasi dalam banyak kelompok keluarga, klub,
organisasi, kedudukan konsumen dan kelompok tersbut di tentukan
berdasarkn peran dan statusnya. Masng-masing peran mengharapkan
status konsumen orang membeli produk yang dapa mngomnikasikan peran
dan status merek di masyarrakat.

C. Gaya Hidup
Menurut Ahmed (2015) Gaya hidup merupakan metode hidup individu di
mana mereka mengelola psikosomatik, sosial dan fisik mereka lingkungan
ekonomi atas dasar kebiasaan yang dilakukan sehari-hari. Gaya hidup dapat
didefinisikan sebagai kombinasi dari keinginan, inspirasi, motivasi dan
kebutuhan yang dapat dipengaruhi dari faktor seperti keluarga, budaya dan kelas
sosial. Gaya hidup seseorang bagi para pemasar berbeda-beda, hal ini karena
mereka menghadapi setiap hari tipe orang yang berbeda dengan sikap, perilaku,
dan perasaan yang berbeda.
Gaya hidup yang berkembang di masyarakat merupakan nilai-nilai yang
dianut oleh masyarakat itu sendiri. Gaya hidup ditunjukkan oleh perilaku yang
dilakukan oleh sekelompok orang ataupun masyarakat yang menganut nilai-nilai
dan tatanan hidup yang hampir sama (Sutisna 2001),
Gaya hidup dapat diartikan sebagai cara seseorang hidup, bagaimana
seseorang menghabiskan uangnya dan bagaimana seseorang menggunakan
waktunya. Gaya hidup awalnya lahir dari pola pikir yang dapat menjadi sebuah
tolak ukur seseorang untuk melakukan banyak kegiatan yang menjadi
kebiasannya. Gaya Hidup adalah cara seseorang hidup termasuk sikap individu
seseorang untuk dunia (Lhalauw dan John 2005).
Gaya hidup adalah nilai pandang yang dipakai oleh seseorang dalam
bertingkah laku yang akan membentuk pola perilaku tertentu. Hal ini
berhubungan dengan bagaimana seseorang ingin dipersepsikan oleh orang lain
dengan membentuk image di mata orang lain tersebut yang berkaitan dengan
status sosial yang disandangnya. Gaya hidup memberikan pengaruh pada
perilaku konsumsi, dimana seseorang tersebut membeli sesuatu yang tidak hanya
ingin membeli fungsi dari produk tersebut, akan tetapi juga berkeinginan untuk
membeli fungsi sosialnya juga (Fatharani et all, 2009)
Gaya hidup menggambarkan bagaimana mereka menghabiskan uang dan
waktunya. Sehingga dalam hal ini gaya hidup berpengaruh terhadap
tindakan pembelian. Gaya hidup dikaitkan dengan produk dan jasa tertentu yang
berhubungan dengan kelas sosial seseorang. Dalam keputusan pembelian, harga
bukan menjadi pertimbangan utaman namun kenyamanan, penerimaan
lingkungan dan gengsi dan yang menjadi pendorong kuat dalam melakukan
pertimbangan pembelian (Yiliviona, Mukhtar, dan Putra, 2014).
Menurut Setiadi (2003), VALS (Value and Lifestyle) merupakan
segmentasi psikografis yang paling terkenal didunia. VALS ini ditemukan oleh
perusahaan riset internasioanal SRI. Untuk melakukan segmentasi ini perusahaan
mencoba cara melakukannya dan dipilihlah nilai dan gaya hidup sebagai dasar
yang cocok untuk melakukan segmentasi ini. VALS (Value and Lifestyle).Dibagi
dalam beberapa segmen, diantaranya:
a. Outer Directed
Gaya hidup konsumen yang membeli produk sesuai dengan norma yang
telah terbentuk dalam masyarakat.
b. Inner Directed
Gaya hidup konsumen yang tidak memikirkan norma yang sudah
terbentuk dimasyarakat.
c. Need Driven
Gaya hidup konsumen yang membeli produk sesuai dengan kebutuhan
bukan keinginan.
Di bawah ini beberapa karakteristik kelompok konsumen yang terbagi
menjadi tiga bagian yaitu:
1. Outer Directed
Pada kelompok outer directed ini terbagi menjadi tiga yaitu:
a. Belongers : solidaritas, kelompok, tidak ambil resiko hura-hura.
kelas menengah, menghargai rasa aman, stabi dan identitas
b. Emulators : suka membeli produk, frustasi dalam ambisinya,
mempunyai hutang.
c. Achievers : lebih tua, mampu, matang, berkeluarga, mmiliki rumah.
2. Inner Directed
Pada kelompok inner directed ini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu:
a. I-Am-Me : busana menyolok, melawan kelompok outer
directed.,muda, menekankan ekpresi diri, idealis, music keras,
b. Experiental : pengalam-pengalaman menghargai pendidikan, dan lingkungan
c. Socially Concious : berpengaruh tetapi sering protes dalam isu sosial
politik.
paling tinggi pendidikan, dewasa, dan punya jabatan,
3. Need Driven
Pada kelompok need driven terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
a. Survivor : keluarga tidak mampu wanita tua, pendidikan rendah, dan tidak
sehat.
b. Sustainer : berjuang mencari tempat dalam masyarakat dan muda,.
Menurut Setiadi (2003), gaya hidup akan berkembang pada masing-
masing dimensi yang meliputi Aktivitas, Interest, Opini, atau AIO, seperti
dibawah ini:
1. Aktivitas
Aktivitas disini terdiri dari anggota klub, komunitas, belanja dan
olahraga bekerja, hobi, peristiwa sosial, liburan, dan hiburan,.
2. Interest (minat)
Interest terdiri dari rekreasi, pakaian, makanan, media dan prestasi
keluarga, rumah, pekerjaan, komunitas.
3. Opini
Opini terdiri dari bisnis, politik, pendidikan, produk, masa depan diri
mereka sendiri, masalah sosial dan ekonomi,.
D.Minat Beli
Minat beli (niat beli) merupakan keinginan yang muncul dalam diri
konsumen terhadap suatu produk sebagai dampak dari suatu proses pengamatan
dan pembelajaran konsumen atau individu tersebut terhadap suatu produk.
Durianto (2003:58), mengungkapkan bahwa minat beli adalah keinginan
untuk memiliki produk, minat beli akan timbul apabila seseorang konsumen sudah
terpengaruh terhadap mutu dan kualitas dari suatu produk, informasi seputar
produk, ex: harga, cara membeli dan kelemahan serta keunggulan produk di
banding merek lain.
Simamora (2001:106), mengatakan bahwa minat beli (niat beli) terhadap
suatu produk timbul karena adanya dasar kepercayaan terhadap produk yang di
iringi dengan dengan kemampuan untuk membeli produk. Selain itu, niat beli
terhadap suatu produk juga dapat terjadi dengan adanya pengaruh dari orang lain
yang di percaya oleh calon konsumen. Niat beli juga dapat timbul apabila seorang
konsumen merasa sangat tertarik terhadap berbagai informasi seputar produk yang
di peroleh melalui iklan, pengalaman orang yang telah menggunakannya, dan
kebutuhan yang mendesak terhadap suatu produk.
Berdasarkan dua pendapat tersebut agar dapat di simpulkan bahwa minat
beli timbul karena adanya ketertarikan dari individu tersebut terhadap produk
yang diamati dan diiringi dengan kemampuan untuk membeli produk tersebut.
Selain itu produk yang telah diamati dapat dipelajari tersebut juga akan lebih
mudah untuk diperoleh.
Setiadi (2011:216), menyatakan bahwa minat beli (minat beli) di bentuk
dari sikap konsumen terhadap produk yang terdiri dari kepercayaan konsumen
terhadap merek dan evaluasi merek, sehingga dari dua tahap tersebut muncullah
minat untuk membeli. Semakin rendah tingkat kepercayaan konsumen terhadap
suatu produuk akan menyebabkan semakin menurunnya minat beli konsumen.
Minat untuk membeli merupakan suatu yang berhubungan dengan rencana
konsumen untuk membeli produk tertentu pada waktu tertentu. Pembelian nyata
terjadi apabila konsumen telah mempunyai minat untuk membeli suatu produk.
Sutisna dan Pawira (2001), minat beli merupakan sesuatu yang
berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu serta
beberapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu. Lebih lanjut
dia mengatakan bahwa minat beli merupakan instruksi diri konsumen untuk
melakukan pembelian atas suatu produk, melakukan perencanaan, mengambil
tindakan-tindakan yang relavan seperti mengusulkan (pemrakarsa)
merekomendasikan (influencer), memilih, dan akhirnya mengambil keputusan
untuk melakukan pembelian.
Dari penjelasan mengenaii minat beli diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa minat beli merupakan suatu proses perencanaan pembelian suatu produk
yang akan dilakukan oleh konsumen dengan mempertimbangkan beberapa hal,
diantaranya adalah banyak unit tertentu, merek, dan sikap konsumenn dalam
mengkonsumsi produk tersebut.
Durianto (2003:59), yaitu: pembelian nyata merupakan sasaran akhir
konsumen dimana minat beli merupakan pernyataan mental konsumen yang
merefleksikan perencanaan untuk membeli sejumlah produk dengan merek
tertentu, pengetahuan akan produk yang akan di beli sangat diperlukan oleh
konsumen.
Ashari (2012:246), minat beli merupakan rasa ketertarikan yang dialami
oleh konsumen terhadap suatu produk (barang atau jasa) yang mempengaruhi oleh
sikap diluar dan didalam itu sendiri.
Hidayat, dkk (2012:68), minat beli adalah sesuatu yang timbul setelah
menerima rangsangan dari produk yang dilihatnya, dari sana timbul ketertarikan
untuk mencoba produk tersebut sampai pada akhirnya timbul keinginan untuk
membeli agar dapat memilikinya.
Meldarianda dan Lisan (2010:97-108), minat beli merupakan sesuatu yang
berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu serta
berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu.
Assael (2001), minat beli merupakan kecenderungan konsumen untuk
membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan
pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan
pembelian.
Oliver (2006), minat beli adalah sesuatu diperoleh dari proses belajar dan
proses pemikiran yang membentuk suatu persepsi. Minat beli ini menciptakan
suatu motivasi yang terus terekam dalam benaknya dan menjadi suatu keinginan
yang sangat kuat yang pada akhirnya ketika seorang konsumen harus memenuhi
kebutuhannya akan mengaktualisasikan apa yang ada di dalam benaknya itu.
Kinnear dan Taylor (2003), minat beli adalah tahap kecenderungan
responden untuk bertindak sebelum keputusan membeli benar-benar dilaksanakan.
Ferdinand (2002:129), minat beli dapat di identifikasi melalui indicator-
indikator sebagai berikut:
1. Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk mendefinisikan
produk kepada orang lain.
2. Minat refrensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk merefensikan produk
kepada orang lain.
3. Minat prefensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang
memiliki prefensi utama pada produk tersebut. Preferensi ini hanya dapat
diganti jika terjadi sesuatu dengan produk preferensinya.
4. Minat eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu
mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi
untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut.
Schiffman dan Kanuk (2006:156), minat beli konsumen dapat diartikan
sebagai suatu sikap konsumen yang senang terhadap objek tersebut dengan cara
membayar dengan uang atau dengan pengorbanan.
Minat beli merupakan aktivitas psikis yang timbul karena adanya tiga
komponen model sikap, yaitu:
1. Komponen kognitif
Kognitif adalah pengetahuan persepsi konsumen, yang diperoleh melalui
pengalaman dengan suatu objek dan inforrmasi dari berbagai sumber.
Pengetahuan dan persepsi ini biasanya berbentuk kepercayaan (belief), yaitu
konsumen mempercayai bahwa produk memiliki sejumlah atribut. Kognitif ini
sering juga disebut sebagai pengetahuan dan kepecayaan konsumen.
2. Komponen afektif
Afektif menggambar emosi dan perasaan konsumen. Schiffman dan Kanuk
(2006:169), menyebutkan sebagai “as primarily in nature”, yaitu
menunjukkan penilaian langsung dan umum terhadap suatu produk, apakah
produk itu disukai atau tidak disukai; apakah produk itu baik atau buruk.
3. Komponen konatif
Konatif menunjukkan tindakan seseorang atau kecenderungan perilaku
terhadap suatu objek. Konatif berkaitan denngan tindakan atau perilaku yang
akan dilakukan oleh seorang konsumen (likehood or tendency) dan sering juga
disebut sebagai niat (intention). Komponen konatif pada riset konsumen
biasanya mengungkapkan keinginan membeli dari seorang konsumen.
Kotler (2000), faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli konsumen
adalah:
1. Harga
Harga merupakan salah satu keputusan yang penting bagi manajemen. Harga
yang ditetapkan harus dapat menutup semua ongkos dan dapat menghasilkan
laba. Prinsipnya dalam penentuan harga ini adalah menitik beratkan pada
kemauan pembeli untuk harga yang telah di tentukan dengan jumlah yang
cukup untuk menutup ongkos-ongkos dan menghasilkan laba.
2. Produk (tingkat efisiensi)
Produk menurut kotler (2000:7), produk adalah segala sesuatu yang dapat di
tawarkan ke pasar untuk diperhatikan, dibeli, dikomsumsi, dan dapat
memuaskan keinginan atau kebutuhan, produk mencakup objek secara fisik,
jasa orang, tempat, organisasi, dan ide. Tjiptono (2000), menjelaskan bahwa
efesiensi produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk
diperhatikan, diminta, dicari, digunakan atau dikonsumsi pasar secara praktis,
hemat dan efisien sebagai pemebuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang
bersangkutan.

3. Pelayanan
Kualitas layanan (service quality) sangat bergantung pada 3 (tiga) hal, yaitu:
Sistem, teknologi, dan manusia. Faktor manusia memegang kontribusi
terbesar sehingga kualitas layanan lebih sulit ditiru dibandingkan dengan
kualitas produk dan harga. Salah satu konsep kualitas layanan yang popular
adalah sevquel. Berdasarkan konsep ini, kualitas layanan diyakini memiliki
lima dimensi, yaitu: reliability, responsiveness, assurance, empathy dan
tangible. Dimensi reliability adalah dimensi yang mengukur kehandalan
perusahaan dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan. Dibandingkan
dengan empat dimensi kualitas layanan yang lain, dimensi ini dianggap paling
penting dari berbagai industry jasa. Dimensi ini memiliki dua aspek, yaitu
kemampuan perusahaan memberikan pelayanan sesuai yang dijanjikan dan
seberapa jauh perusahaan mampu memberikan pelayanan yang akurat.
Dimensi responsiveness adalah harapan pelanggan terhadap kecepatan
pelayanan yang tidak dapat dipastikan akan berubah sesuai kecenderungannya
dari waktu ke waktu. Harga pada suatu waktu berbeda antara satu pelanggan
dan pelanggan yang lain.
Dimensi assurance adalah dimensi kualitas layanan yang berhubungan dengan
kemampuan perusahaan dan perilaku frontine staf dalam menanamkan rasa
percaya dan keyakinan kepada pelanggan. Berdasarkan riset, terdapat empat
aspek dimensi ini, yaitu keramahan, kompetensi, kredibilitas dan keamanan
(Sitinjak dkk, 2004).
Dimensi empathy dapat dijelaskan dengan gambaran bahwa pelanggan dari
kelompok menengah atas mempunyai harapan yang tinggi agar perusahaan
penyedia jasa mengenal mereka secara pribadi. Perusahaan harus tahu nama
mereka, kebutuhan mereka secara spesifik, dan bila perlu mengetahui apa
yang menjadi hobi dan karakter orang lainnya.
4. Kelompok Acuan
Kelompok acuan seseorang terdiri dari semua kelompok yang memiliki
pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau
perilaku seseorang. Kelompok yang memiliki pengaruh langsung terhadap
seseorang dinamakan kelompok keanggotaan. (Kotler, 2000).
Ferdinand (2002:129), minat beli dapat didefinisikan melalui indicator-
indikator sebagai berikuit :
Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli produk.
a. Minat refrensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan
produk kepada orang lain.
b. Minat eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang
selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari
informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut.
Sedangkan menurut Hurlock (dalam Efnita 2010:17), minat adalah suatu
sumber motivasi yang dapat mendorong seseorang untuk melakukan apa yang
diinginkan.
E. Kerangka Pikir
Fried Chicken dandin merupakan salah satu ritel yang ada di Jalan Poros
Trans Palopo tepatnya di jalan jendral sudirman. Dimana Fried Chicken dandin
menjual langsung pada konsumen tingkat akhir.
Faktor sosial merupakan pengelompokan masyarakat ke dalam suatu
hierarki status kelas yang berbeda-beda. Anggota dari kelas yang sama
mempunyai sifat dan tindakan yang sama dalam melakukan pembelian. Selian itu
tindakan yang dilakukan dari setiap kelas berbeda dengan tindakan yang
dilakukan pada kelas yang lain.
Gaya hidup adalah nilai pandang yang dipakai oleh seseorang dalam
bertingkah laku yang akan membentuk pola perilaku tertentu. Gaya hidup dapat
diartikan sebagai cara seseorang hidup, bagaimana seseorang menghabiskan
uangnya dan bagaimana seseorang menggunakan waktunya. Gaya hidup
awalnya lahir dari pola pikir yang dapat menjadi sebuah tolak ukur seseorang
untuk melakukan banyak kegiatan yang menjadi kebiasannya.
Minat beli (niat beli) merupakan keinginan yang muncul dalam diri
konsumen untuk memiliki suatu produk yang dapat dilihat dari minat
transaksional yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan barang
dagangannya kepada orang lain. Minat eksploratis merupakan perilaku seseorang
yang selalu mencari informasi mengenai setiap produk yang menurutnya menarik.
Media sosial yang menjadi wadah promosi barang dagangan dan suasana toko
ketika konsumen datang langsung ke toko sangat menentukan minat beli pada
konsumen untuk berbelanja pada toko tertentu.
Fried chicken

Factor sisial (X1) Gaya hidup (X2)


Kotler dkk, 2012 Hidayat dkk, 2014
Kelompok Aktivitas
Keluarga Minat
Peran dan status opini

Y (Kotler 2000)
Harga
Produk
pelayanan

Rekomendasi

F. HIPOTESIS
Adapun permasalahan dalam penelitian ini, peneliti mengajukan hipotesis.
a. Diduga bahwa faktor sosial dan gaya hidup berpengaruh signifikan terhadap
minta beli di rumah makan Dandin fried chicken di kota palopo.

b. Diduga bahwa faktor sosial berpengaruh signifikan terhadap minat beli di


rumah makan Dandin fried chicken di palopo.

c. Diduga bahwa gaya hidup berpengaruh signifikan terhadap minat beli di rumah
makan Dandin fried chicken di palopo.

.
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu Dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada Fried Chicken dandin jalan poros
trans Palopo-Makassar selama 2 bulan, Penelitian ini diperkirakan dilakukan
dalam bulan april-mei 2021. Waktu yang digunakan dalam penelitian ini biasanya
tidak sesuai dengan waktu yang telah diperkirakan, hal tersebut di karenakan
adanya halangan atau hal-hal yang terjadi secara tiba-tiba yang mengurus waktu
dan penelitian.
B. Metode Pengumpulan Data
Dalam suatu penelitian ilmiah, metode pengumpulan data dimaksudkan
untuk memperoleh bahan-bahan yang relavan, akurat dan terpercaya. Teknik
pengumpulan data pada penelitian ini adalah:
1. Kuesioner
Metode penelitian yang dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan-
pertanyaan kepada responden dengan panduan kuesioner. Dalam penelitian ini
menggunakan kuesioner dengan pertanyaan tertutup.
2. Observasi
Teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan terhadap objek
yang akan diteliti yang dilakukan secara langsung, teratur dan sistematis.
Pengamatan ini meliputi pra penelitian ataupun pasca penelitian.
3. Wawancara
Metode untuk mendapatkan data dengan cara melakukan tanya jawab secara
langsung dengan pihak-pihak yang bersangkutan guna mendapatkan data dan
keterangan yang menunjang analisis dalam penelitian. Diperoleh dan laporan
penjualan yang adapada Fried Chicken dandin setiap bulannya..
C. Jenis Dan Sumber Data
1. Jenis data
Jenis data terbagi menjadi 2 (dua) yaitu :
a. Data kuantitatif
Data kuantitatif adalaah data yang dapat diinput kedalam skala pengukuran
statistic. Faktaa dan fenomena dalam data ini tidak dinyatakan dalam
bahasa alami, melainkan dalam mumerik..
b. Data kualitatif
Data kualitatif adalah data yang dapat mencakup hampir semua data non-
numerik. Data ini dapat menggunakan kata-kata untuk menggambarkan
fakta dan fenomena yang diamati
2. Sumber Data
Menurut azwar (dalam putra, 2004;36), jenis dan sumber data terbagi menjadi
dua yaitu:
a. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh dan realita apa yang terjadi di
lapangan secara objektif melalui wawancara, observasi dan penyebaran
kuesioner. Data yang digunakan pada penelitian ini bersumber dari
wawancara dengan nama pemilik dari Fried Chicken dandin secara
bertahap selama 4 tahun.
b. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang sudah jadi atau data yang sudah ada
sebagai hasil penelitian orang lain, namun perlu dianalisa kembali sebagai
pelengkap terhadap data primer atau objek yang diteliti. Data ini dapat
diperoleh melalui dokumen-dokumen, buku-buku, laporan-laporan atau
tulisan ilmiah lainnya. Dalam penelitian ini, data sekunder dapat diperoleh
dari laporan penjualan yang ada pada Fried Chicken dandin di palopo
setiap bulannya.
D. Populasi Dan Sampel
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2011:90) populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas obyek/ subyek yang mempunyai kualitas untuk dipelajari dan
kemudian diartikan sebagai kelompok elemen yang lengkap, yang
biasanya berupa orang, obyek, transaksi atau kejadian dimana kita tertarik
untuk mempelajarinya atau menjadi obyek penelitian (Kuncoro, 2001:103)
Berdasarkan teori diatas maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini
adalah semua konsumen yang melakukann pembelian produk pada Fried
Chicken dandin.
2. Sampel
Sampel adalah subjek dari populasi, teridiri dari beberapa anggota populasi
(Sugiyono,2005:31). Sampel ini diambil karena dalam banyak kasus tidak
mungkin kita meneliti seluruh anggota populasi, oleh karena itu kita
membentuk sebuah perwakilan populasi yang disebut sampel.
Karena jumlah populasi yang tidak diketahui dan keterbatasan, waktu,
serta tenaga yang dimiliki, maka jumlah sampel yang akan diambil
sebanyak 30 responden yang terdapat dalam populasi tersebut dimana
sesuai dengan pendapat Gay dalam Umar (2005) yang mengatakan bahwa
ukuran minimum sampel yang dapat diterima berdasarkan pada desain
penelitian yang digunakan, yaituu minimal 30 subjek. Tekniik
pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan metode Sampling insidental. Sampling insidental adalah
teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang
secara kebetulan atau incidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan
sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok
sebagai sumber data.
E. Metode Analisis Data
1. Metode Analisis Deskriptif
Metode analisis deskriptif menurut Sugiyono (2010:147) adalah metode yang
digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian
tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas.
Skala likert menurut Sugiyono (2010:93) adalah digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat dan presepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial. untuk setiap pilihan jawaban diberi skor, maka responden
harus menggambarkan, mendukung pernyataan untuk digunakan jawaban
yang dipilih. Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan
menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai
titik tolak ukur menyusun item-item intrumen yang dapat berupa pertanyaan
atau pernyataan..
Tabel 1. Penelitian berdasarkan skala likert.
No Keterangan Skor
1 Sangat setuju 5
2 Setuju 4
3 Cukup setuju 3
4 Tidak setuju 2
5 Sangat tidak setuuju 1
(sumber Sugiyono, 2010:94) .
Penelitian ini menggunakan skala likert dengan bobot tertinggi ditiap
pertanyaan adalah 5 dan bobot terendah adalah 1. Dengan jumlah responden
sebanyak 30 orang.
Maka interval dari kriteria peniliaian adalah sebagai berikut :
1,00 - 1,80 = Sangat tidak setuju
1,81 – 2,60 = Tidak setuju
2,61 – 3,40 = Cukup setuju
3,41 – 4,20 = Setuju
4,21 – 5,00 = Sangat setuju
2. Uji Validitas dan Reliabilitas
Menurut sugiono (2013:430) dalam buku yang berjudul metode penelitian
manajemen, uji keabsahan data dalam penelitian, sering hanya ditekankan
pada uji validitas dan reliabilitas. Dalam penelitian kuantitatif, kriteria utama
terhadap data hasil penelitian adalah valid, reliable, dan obyektif.
a. Uji Validitas
Uji Validitas adalah tingkat keandalan dan kelebihanalat ukur yang
digunakan. Instrument dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang
dipergunakan untuk mendapatkan data itu valid atau dapat digunakan
untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (sugiono 2014:137). Dengan
demikian, instrument yang valid merupakan instrument yang benar-benar
tepat untuk mengukur apa yang hendak diukur. Penggaris dinyatakan valid
jika digunakan untuk mengukur panjang, namun menjadi tidak valid jika
digunakan untuk mengukur berat. Uji vakiditas berguna untuk mengetahui
apakah pernyataan-pernyataan pada kuesioner yang harus dibuang/diganti
karena dianggap tidak relavan. Item instrument dianggap valid jika lebih
besar dari 0.36 (sugiono,2014)
b. Uji Reliabilitas
Berguna untuk menetapkan apakah instrument yang dalam hal iini
kuesioner dapat digunakan oleh lebih dari satu kali, paling tidak oleh
responden yang sama akan menghasilkan data konsisten. Dengan kata lain,
reliabilitas instrument mencirikan tingkatt konsistensi kriteria suatu
instrument penelitian dikatakan reliable dengan menggunakan teknik ini,
bila koefisien (Cronbach’s alpha > 0,6) (sugiono,2014).
3. Analisis Regresi linear berganda
Dalam penlitian ini untuk menganalisis data dengan cara analisis regresi
linear berganda yang digunakan untuk menguji hipotesis pengaruh suasana
toko (store atmosphere) dan lokasi terhadap minat beli konsumen pada ruko
Fried Chicken dandin. Menurut Sugiyono (200:277), analisis regresi berganda
digunakan bila penelitian bermaksud untuk meramalkan bagaimana keadaan .
(naik turunnya) variabel dpenden (kriterium) bila dua atau lebih variabel
independen sebagai faktor predictor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya).
Dalam penelitian ini digunakan analisis sebagai berikut:
Y = α + b1x1 + b2x2 + e
Dimana:
Y = minat beli
x1 = faktor sosial
x2 = gaya hidup
α = konstanta
b1,b2 = koefisien regresi masing-masing variable
e =eror
a. Uji F (Uji Serempak)
Uji F ini digunakan untuk mengetahui pengaruh bersama-sama variabel
bebas terhadap varibel terikat. Dimana Fhitung > Ftabel, maka H1
diterima atau secara bersama-sama variabel bebas dapat menerangkan
variabel terikatnya secara serentak. Sebaliknya apa bila Fhitung <
Ftabel, maka H0 diterima atau secara bersama-sama variabel bebas tidak
memiliki pengaruh terhadap variabel terikat. Untuk mengetahui
signifikan atau tidak pengaruh secara bersama-sama variabel bebas
terhadap variabel terikat maka digunakan probability sebesar 5% (α=
0,05). Jika sig > ά (0,05), maka H0 diterima H1 ditolak. Sedangkan jika
sig < ά (0,05), maka H0 ditolak H1 diterima.
b. Uji T (Uji Parsial)
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel
bebasnya secara sendiri-sendiri berpengaruh secara signifikan terhadap
variabel terikatnya. Dimana Ttabel > Thitung, H0 diterima. Dan jika
Ttabel < Thitung, maka H1 diterima, begitupun jika sig > ά (0,05), maka
H0 diterima H1 ditolak dan jika sig < ά (0,05), maka H0 ditolak H1
diterima.
c. Koefisien Determinasi ( R2 )
Koefisien determinasi adalah salah satu nilai statistik yang dapat digunakan
untuk mengetahui apakah ada hubungan pengaruh antara dua variabel. Nilai
koefisien determinasi menunjukkan persentase variasi nilai variabel
dependen yang dapat dijelaskan oleh persamaan regresi yang dihasilkan.
Menurut Sugiyono (2014:90) Untuk mengukur seberapa besar
kontribusi/sumbangan variabel X terhadap Y dapat ditentukan dengan
rumus koefisien diterminan yaitu sebagai berikut:

KP = r2 x 100%

Keterangan:
KP = Koefisien determinan
r = Koefisien korelasi
100% = Harga konstan

F. Definisi Operasional
1. Faktor sosial merupakan sekelompok orang yang mampu mempengaruhi
prilaku indiviu dalam melakukan sesuatu tindakan berdasarkan kebiasaan .
2. Gaya hidup adalah bagian dari kebutuhan sekunder manusia yang bisa
berubah bergantung zaman atau keinginan sesorang untuk mengubah gaya
hidupnya.
3. Minat beli adalah keinginan yang muncul dari dalam diri konsumen terhadap
sebuah produk sebagai dampak dari suatu proses pengamatan dan
pembelajaran konsumen atau individu terhadap suatu produ
BAB IV
GAMBARAN UMUM RUMAH MAKAN
A. Identitas RUMAH MAKAN FRIED CHIKEN DANDIN
Rumah makan Fried Chicken dandin merupakan sebuah usaha rumah makan
yang bergerak dalam bidang penjualan makanan dengan identitas usaha sebagai
berikut:
Nama pemilik : SUTARNO
Alamat : Jl. Jendral sudirman (Jensud) Kota Palopo
No. Telp : 081356460810
Nama Rumah makan : Rumah makan Fried Ciken Dandin
Jenis Kegiatan Usaha : Perdagangan
Jenis Makanan : Ayam krispi dan minuman
Jumlah Tenaga Kerja : 4 Orang
Media Promosi : Facebook, Instagram, WA.

A. Sejarah Singkat Rumah Makan Dandin Fried Chiken


Awal mulanya, usaha ini didirikan oleh bapak Sutarno. Rumah makan ini di
buka pada tahun 2009 yang berlokasi di jl. Jendral Sudirman kota palopo. Usaha
ini didirikan karena semakin berkembangnya dan semakin tingginya kebutuhan
makanan siap saji yang dibutuhkan masyarakat, sehingga pemilik berinisiatif
untuk membuka suatu rumah makan.
Pada awal mulanya usaha ini didirikan, Pemilik usaha hanya menggunakan
modal sebesar Rp. 50.000.000 dengan mempekerjakan 4 orang karyawan. Dan
seiring berjalannya waktu usaha ini mengalami sebuah kemajuan sehingga masih
berjalan sampai sekarang.
B. Produk yang di Hasilkan
Semakin tingginya kebutuhan masyarakat akan makanan siap saji, sehingga
menghabiskan sampai 100 ekor ayam setiap harinya dan pihak perusahaan
memberikan kualitas ayam yang berkualitas dengan beberapa keunggulan.
1. Kualitas ayam segar.
2. Rasa ayam yang gurih dan lezat.
3. Harga terjangkau dan dapat membuat konsumen puas dengan rasa ayam Fried
Chicken.
a) Visi dan Misi

Visi : menyiapkan makanan siap saji bagi masyarakat dengan memberikan


pelayanan atas kebutuhan makana siap saji untuk masyarakat.
Misi: Memberikan dan menerapkan pelayanan yang baik dan berkualitas demi
kepuasan pelanggan.
b) Struktur Organisasi

Pelaksanaan kegiatan suatu usaha sangat ditentukan oleh bentuk atau struktur
organisasi dari perusahaan itu sendiri. Dengan adanya struktur organisasi, maka
setiap orang akan bekerja secara terarah dan terkendali sesuai dengan kemampuan
dimana ditempatkan. Struktur organisasi menggambarkan pembagian tugas,
wewenang dan tanggung jawab yang jelas sehingga tujuan perusahaan yang telah
ditetapkan dapat tercapai.
Tugas dan wewenang dari masing-masing jabatan diatas diterangkan sebagai
berikut:
1. Pimpinan usaha
1. Melaksakan perencanaan yang meliputi, pengambilan keputusan,
menentukan tujuan perusahaan dan memilih cara yang terbaik untuk
mencapai tujuan tersebut.
2. Mengarahkan dan memotivasi seluruh anggota perusahaan, dalam bentuk
komunikasi.
3. Menentukan standar prestasi, mengukur prestasi yang telah dicapai oleh
karyawan.
2. Karyawan
Adapun tugas karyawan yaitu melayani konsumen yang melakukan pembelian
makanan dengan baik selama kerja berlangsung.
BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Deskripsi Objek Penelitian
Pada bab sebelumnya telah diuraikan bahwa tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh faktor sosial dan gaya hidup terhadap minat beli di
rumah makan Dandin fried chicken di Kota Palopo. Untuk mendapatkan jawaban
atas pertanyaan tersebut, dilakukan pengumpulan informasi dengan metode survei
melalui penyebaran kuesioner kepada konsumen yang pernah berbelanja di ramah
makan Dandin fried chicken Kota Palopo. Dari informasi yang diperoleh dari
pengisian kuesioner dapat diketahui bagaimana keyakinan mereka dengan cara ini
konsumen sebagai responden dalam penelitian ini dapat melihat indikator apa saja
yang turut mempengaruhi minat beli pada rumah makan Dandin fried chicken di
Kota Palopo.
Kuesioner yang digunakan untuk mendapatkan informasi dari responden
adalah sebanyak 30. Dalam lembaran kuesioner ini, responden tidak perlu
mencantumkan identitas pribadi responden. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga
kerahasiaan sumber informasi yang diberikan oleh responden. Pernyataan dalam
kuesioner dikembangkan dengan dua pendekatan, pernyataan yang bersifat
terbuka pernyataan ini dimaksudkan untuk memperoleh data tentang umur, jenis
kelamin, dan pekerjaan. Kedua, pernyataan bersifat tertutup. Pernyataan ini
merupakan respon tentang kenyamanan dan pelayanan terhadap minat beli
konsumen. Respon responden ditunjukkan dengan alternative jawaban dan skor
jawaban yang telah ditetapkan oleh peneliti.
2. Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini dikelompokkan berdasarkan beberapa
karakteristik sebagaimana pada bagian ke satu kuesioner penelitian yaitu sebagai
berikut.
Karakteristik Jenis Kelamin.
Tabel 3. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.
No. Jenis Kelamin Responden Persentasi
1. Wanita 30 30%
2. Laki-Laki 70 70%
Jumlah 30 100%
Sumber : Data Kuesioner Penelitian 2021
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa responden yang
digunakan dalam penelitian ini paling banyak adalah laki-laki sebanyak 70 orang
atau 70%. Sedangkan responden wanita sebanyak 30 orang atau 30%. Hal ini
dikarenakan laki-laki jarang memasak dan lebih memilih untuk makan makanan
siap saji.

b) Responden Berdasarkan Usia


Tabel 4. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia.
No. Usia Jumlah Responden Persentasi
1. < 19 Tahun 3 10,0%
2. 20-25 Tahun 13 43,3%
3. 26-30 Tahun 10 33,3%
4. > 31 Tahun 4 13,4%
Jumlah 30 100%
Sumber : data diolah 2021
Berdasarkan tabel diatas, karakteristik usia merupakan hal yang penting
untuk dikaji dari responden karena berdasarkan usia dapat diketahui bahwa
kelompok usia mana yang lebih dominan berbelanja dirumah makan Dandin fried
chiciken. Berdasarkan pengelolaan data yang dilakukan, menunjukkan bahwa
responden usia 20-25 tahun lebih dominan yaitu sebesar 43,3%, kemudian disusul
oleh kelompok usia 26-30 tahun sebesar 33,3%, kemudian disusul oleh kelompok
usia > 31 tahun yaitu sebesar 13,4% dan terakhir kelompok usia 19 tahun sebesar
10,0%. Karakteristik yang diperoleh dari responden ini menggambarkan bahwa
konsumen dengan kelompok usia 20-25 tahun lebih mendominasi melakukan
pembelian pada rumah makan Dandin fried chicken . Dikarenakan pada usia
tersebut konsumen cenderung lebih sibuk dengan pekerjaan sehingga lebih
memilih membeli makanan siap saji dibandingan untuk memasak agar lebih cepat
dan praktis. Hal ini sejalan dengan teori dalam penelitian Suprayitno dkk (2015)
yang menyatakan bahwa usia dapat mempengaruhi selera seseorang dalam
mengkonsumsi suatu produk, kebutuhan dan selera seseorang akan berubah sesuai
dengan usia.
c) Karakteristik Berdasarkan Pekerjaan.
Tabel 5. Karakteristik Berdasarkan Pekerjaan.
No. Pekerjaan Jumlah Responden Presentasi

1. Wiraswasta 4 13,4%

2. Pegawai Swasta 13 43,3%

3. PNS 6 20,0%

4. Mahasiswa 7 23,3%

Jumlah 30 100%

Sumber : data diolah 2021


Berdasarkan tabel diatas mayoritas konsumen rumah makan Dandin fried
chicken yang menjadi responden terbanyak adalah pegawai swasta sebanyak 13
orang atau 43,3%, kemudian responden mahasiswa 7 orang atau 23,3%, kemudian
responden PNS 6 orang atau 20,0%, sedangkan wiraswasta 4 orang atau 13,4%.
Hal ini menujukkan bahwa pegawai swasta lebih mendominasi melakukan
pembelian di rumah makan Dandin fried chicken dikarenakan pegawai swasta
merupakan konsumen paling aktif berkarir dan memiliki waktu kerja yang padat
sehingga memilih membeli makanan siap saji.

3. Deskripsi Kuesioner.
a. Respesi Responden Terhadap Variabel faktor sosial (X1).
Berdasarkan indikator faktor sosial yaitu sebagai berikut:
1) Kemudahan
Tabel 6. Respon Responden Terhadap Faktor Sosial.
No. Pernyataan Jawaban responden Rata Ket.
Kemudahan rata
SS S CS TS STS

5 4 3 2 1
1. Situs website untuk 13 14 3 0 0 4,33 Setuju
pembelian online
sangat mudah
digunakan.
2. Tidak ditemui kendala 3 14 12 1 0 3,07 Cukup
saat mengoperasikan Setuju
situs website pembelian.
3. Adanya kemudahan 8 18 4 0 0 4,13 Setuju
dalam mencari
informasi yang
disajikan pada informasi
online seperti grab, grab
food.
Jumlah 3,84 Setuju

Sumber : data diolah (2021)


Berdasarkan respon responden mengenai variabel media sosial, maka
perolehan rata-rata indeks variabel media sosial sebesar 3.84 dimana pada
indikator kemudahan yang memberikan indeks terbesar yaitu pada pernyataan,
situs website untuk pembelian online sangat mudah digunakan dengan nilai
sebesar 4,33. Hal ini menunjukkan bahwa kemudahan dalam menggunakan situs
web dalam pembelian online dapat memudahkan konsumen sehingga dapat
membuat konsumen merasa puas dengan demikian konsumen akan lebih sering
melakukan pembelian secara online.
2) Kepercayaan
No. Pernyataan Jawaban responden Ratar Ket.
Kepercayaan ata
SS S CS TS STS
5 4 3 2 1
1. Kepercayaan pembeli 12 11 6 1 0 4,02 Setuju
terhadap Fried Chicken
terletak pada
popularitasnya.
2. Dalam pembelian 13 11 6 0 0 4,23 Sangat
online di Fried Chicken Setuju
memiliki standar
pelayanan yang baik.
3. Produk yang dibeli 6 12 10 2 0 3,08 Cukup
secara online sesuai Setuju
dengan yang
diharapkan.
Jumlah 3,08 Cukup
Setuju
Sumber : data diolah (2021)
Berdasarkan respon responden mengenai variabel media sosial, maka
perolehan rata-rata indeks variabel media sosial sebesar 3,08 dimana pada
indikator kepercayaan yang memberikan indeks terbesar yaitu pada pernyataan,
dalam pembelian online di Fried Chicken memiliki standar pelayanan yang baik
dengan nilai sebesar 4,23. Hal ini menunjukkan bahwa Fried Chicken dalam
media sosialnya selalu memberikan standar pelayanan yang baik sehingga
konsumen merasa nyaman dalam berbelanja online di Fried Chicken dandin.

Tabel 7. Respon Responden Terhadap Variabel Media Sosial (X1)


No. Variabel media sosial Rata-rata Keterangan
1. Kemudahan 3,84 Setuju
2. Kepercayaan 3,08 Cukup Setuju
Jumlah 3,46 Sangat Setuju
Sumber : data diolah (2021)
Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa rata-rata tertinggi
berdasarkan indikator variabel media sosial yaitu kemudahan dengan skor 3,84.
Hal ini menunjukkan bahwa media sosial dengan indikator kemudahan yang di
berikan oleh Fried Chicken kota palopo merupakan tolak ukur bagi setiap
konsumen dalam menilai setiap produk atau jasa yang mereka gunakan.
b) Respon Responden Terhadap Variabel Desain Atmosfer Fried Chicken (X2).
1) Eksterior ( bagian depan rumah makan )
Tabel 8. Respon Responden Terhadap Variabel Desain Atmosfer Fried Chicken
dandin.
No. Pernyataan Jawaban responden Rata Ket.
Eksterior ( bagian rata
depan rumah makan)
SS S CS TS STS

5 4 3 2 1

1. Papan nama Fried 12 11 6 1 0 4,13 Setuju


Chicken dandin terlihat
dengan jelas
2. Makanan ayam siap saji 5 15 8 2 0 3,08 Cukup
yang diinginkan Setuju
konsumen ditemukan di
Fried Chicken dandin.
3. Pintu masuk yang ada 9 12 7 2 0 3,09 Cukup
memiliki lebar yang Setuju
cukup digunakan berlalu
lalang
Jumlah 3,43 Setuju

Sumber : data diolah (2021)


Berdasarkan respon responden mengenai variabel desain atmosfer rumah
makan Fried Chicken, maka perolehan rata-rata indeks variabel atmosfer rumah
makan sebesar 3,43 dimana pada indikator eksterior (bagian depan rumah makan)
yang memberikan indeks terbesar yaitu pada pernyataan, papan nama rumah
makan terlihat dengan jelas, dengan nilai sebesar 4,13. Hal ini menunjukkan
bahwa bagian yang pertama kali yang dilihat konsumen dari rumah makan adalah
papan nama rumah makan Fried Chicken dandin, sengaja dibuat semenarik
mungkin sehingga konsumen dapat melihat keunikan dan ciri khas dari rumah
makan Fried Chicken.
2) General Interior (bagian dalam rumah makan)
No. Pernyataan Jawaban responden Rata Ket.
General interior rata
(bagian dalam rumah SS S CS TS STS
makan) 5 4 3 2 1
1. Adanya keseimbangan 3 16 8 3 0 3,63 Setuju
suara musik dan suara
konsumen ketika
berbelanja di rumah
maka Fried Chicken
dandin.
2. Desain warna dan 6 14 9 1 0 4,03 Setuju
pencahayaan rumah
makan terlihat indah.
3. Konsumen terasa 4 10 13 3 0 3,07 Cukup
nyaman dengan suhu Setuju
udara yang ada
didalamrumah makan
Fried Chicken dandin.
Jumlah 3.06 Cukup
Setuju
Sumber: data diolah (2021)

Berdasarkan respon responden mengenai variabel desain atmosfer rumah


makn, maka perolehan rata-rata indeks variabel atmosfer Fried Chicken sebesar
3,06 dimana pada indikator general interior (bagian dalam Fried Chicken ) yang
memberikan indeks terbesar yaitu pada desain warna dan pencahayaan rumah
makan terlihat indah, dengan nilai sebesar 4,03. Hal ini menunjukkan bahwa suatu
rumah makan harus dirancang sebaik mungkin untuk memperoleh kesan yang
menyenangkan bagi konsumen dan nyaman.
3) Store Layout (tata letak)
No Pernyataan Jawaban responden Rata Ket.
. Store layout (tata rata
letak) SS S CS TS STS

5 4 3 2 1

1. Rumah makan Fried 4 10 13 3 0 3,05 Cukup


Chicken dandin Setuju
mempunyai tempat
yang luas
2. Terdapat ruangan 4 17 7 2 0 3,63 Setuju
untuk karyawan di
rumah makan Fried
Chicken dandin
3. Produk-produk di 14 11 5 0 0 4,03 Setuju
rumah makan Fried
Chicken dandin
dikelompokkan
dengan baik
Jumlah 3,57 Setuju

Sumber : data diolah (2021)


Berdasarkan respon responden mengenai variabel desain atmosfer rumah
makan, maka perolehan rata-rata indeks variabel atmosfer sebesar 3,57 dimana
pada indikator store layout (tata letak) yang memberikan indeks terbesar yaitu
pada produk-produk di rumah makan dikelompokkan dengan baik, dengan nilai
sebesar 4,03. Hal ini menunjukkan bahwa rumah makan Fried Chicken dandin
selalu mengutamakan penataan makanan yang baik sehingga konsumen nyaman
dalam memilih makanan yang diinginkan..

4) Interior Display
No. Pernyataan Jawaban responden Rata Ket.
Interior dispay rata
SS S CS TS STS
5 4 3 2 1
1. Desain tempat yang 8 12 9 1 0 3,09 Cukup
dimiliki Fried Chicken Setuju
dandin terlihat menarik
2. Etalase yang dimiliki 10 11 8 1 0 4,08 Setuju
Fried Chicken dandin
tersusun dengan rapi
3. Fried Chicken dandin 9 10 10 1 0 3,09 Cukup
selalu memberikan Setuju
informasi yang terbaru
mengenai menu yang
makanannya
Jumlah 3,42 Setuju

Sumber : data diolah (2021)


Berdasarkan respon responden mengenai variabel desain atmosfer rumah
makan, maka perolehan rata-rata indeks variabel atmosfer toko sebesar 3,42
dimana pada indikator interior display yang memberikan indeks terbesar yaitu
etalase yang dimiliki rumah makan Fried Chicken dandin tersusun dengan rapi,
dengan nilai sebesar 4,08. Hal ini menunjukkan bahwa hal ini dirancang untuk
mempengaruhi pilihan pelanggan saat melakukan pembelian sehingga display
rumah makan Fried Chicken dandin mempunyai posisi yang lebih kuat dalam
mempengaruhi konsumen dalam memilih makanan.
Tabel 9. Respon Responden Terhadap Variabel Desain Atmosfer rumah makan
Fried Chicken dandin (X2)
No. Variabel desain atmosfer toko (X2) Rata-rata Keterangan
1. Eksterior (Bagian Depan rumah 3,43 Setuju
makan Fried Chicken dandin )
2. General Interior (Bagian Dalam 3,06 Cukup Setuju
rumah makan Fried Chicken dandin )
3. Store Layout (Tata Letak) 3,57 Setuju
4. Interior Display 3,42 Setuju
Jumlah 3,37 Setuju
Sumber : data diolah (2021)
Berdasarkan tabel diatas. Dapat disimpulkan bahwa rata-rata skor tertinggi
berdasarkan indikator variabel desain atmosfer Fried Chicken dandin yaitu
Eksterior (bagian depan rumak makan) dengan skor 3,43 menunjukkan bahwa
eksterior (bagian depan rumah makan) sangat penting bagi konsumen untuk
mempengaruhi minat beli konsumen berbelanja di rumah makan Fried Chicken
dandin di kota palopo.
c) Respon Responden Terhadap Variabel Minat Beli (Y).
1) Ketertarikan
Tabel 10. Respon Responden Terhadap Variabel Minat Beli (Y).
No. Pernyataan Jawaban responden Rata Ket.
Ketertarikan rata
SS S CS TS STS

5 4 3 2 1

1. Konsumen selalu 8 11 8 3 0 3,09 Cukup


tertarik untuk Setuju
melakukan pembelian
ulang di Fried Chicken
dandin
2. Produk yang 10 16 4 0 0 4,04 Setuju
ditawarkan Fried
Chicken dandin
sangatlah menarik
3. Ada banyak pilihan 13 16 1 0 0 4,02 Setuju
produk yang tawarkan
Fried Chicken dandin
Jumlah 3,08 Cukup
Setuju
Sumber : data diolah (2021)
Berdasarkan respon responden mengenai variabel minat beli indikator
ketertarikan, maka diperoleh rata-rata indeks variabel minat beli sebesar 3,08,
dimana harga yang memberikan indesk terbesar yaitu pada pernyataan makanan
yang ditawarkan Fried Chicken dandin sangatlah enak, dengan nilai sebesar 4,04.
Hal ini menunjukkan bahwa makanan yang ditawarkan Fried Chicken dandin
selalu memberikan kepuasan pada konsumen sehingga konsumen merasa tertarik
dan melakukan pembelian ulang.
2) Perhatian
No. Pernyataan Jawaban responden Rata Ket.
Perhatian rata
SS S CS TS STS

5 4 3 2 1

1. Ada banyak jenis 10 12 7 1 0 4,03 Setuju


produk yang menarik
perhatian di Fried
Chicken dandin
2. Penataan makanan yang 12 14 4 0 0 4,26 Sangat
baik membuat menarik Setuju
perhatian untuk
membeli makanan.
3. Lokasi yang strategis 14 13 3 0 0 4,36 Sangat
membuat menarik Setuju
perhatian konsumen
untuk membeli
makanan.
Jumlah 4,21 Sangat
Setuju
Sumber: data diolah (2021)
Berdasarkan respon responden mengenai variabel minat beli, maka
diperoleh rata-rata indeks variabel minat beli sebesar 4,21, dimana produk yang
memberikan indesk terbesar yaitu pada pernyataan lokasi yang strategis membuat
menarik perhatian konsumen untuk membeli makanan yaitu sebesar 4,36. Hal ini
menunjukkan bahwa Fried Chicken dandin selalu membuat menarik perhatian
konsumen untuk membeli makanan.
3) Pecarian Informasi
No. Pernyataan Jawaban responden Rata Ket.
Pencarian Informasi rata
SS S CS TS STS
5 4 3 2 1
1. Informasi yang 5 13 10 2 0 3,07 Cukup
diberikan cukup jelas Setuju
dalam melakukan
pembelian.
2. Fried Chicken dandin 18 9 3 0 0 4,07 Setuju
selalu memberikan
informasi mengenai
menu baru pada rumah
makan.
3. Karyawan Fried 6 16 8 0 0 3,93 Setuju
Chicken dandin selalu
memberikan informasi
mengenai adanya
tambahan makanan dan
minuman.
Jumlah 3,69 Setuju
Sumber: data diolah (2021)
Berdasarkan respon responden mengenai variabel minat beli indikator
pencarian informasi, maka diperoleh rata-rata indesk variabel minat beli sebesar
3,69, dimana pelayanan yang memberikan indesk terbesar yaitu pada pernyataan,
Fried Chicken dandin selalu memberikan informasi mengenai menu terbaru
dengan nilai sebesar 4,07. Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya informasi
yang jelas dan akurat memudahkan konsumen dalam pembelian makanan Fried
Chicken dandin kota palopo.
Tabel 11. Respon Responden Terhadap Variabel Minat Beli (Y)
No. Variabel minat beli (Y) Rata-rata Keterangan
1. Ketertarikan 3,08 Cukup Setuju
2. Perhatian 4,07 Setuju
3. Pencarian Informasi 3,69 Setuju
Jumlah 3,61 Setuju
Sumber: data diolah (2021)
Berdasarkan tabel 11. Dapat disimpulkan bahwa rata-rata skor tertinggi
berdasarkan indikator variabel minat beli yaitu Perhatian dengan skor 4,07. Hal
ini menunjukkan bahwa perhatian dapat mempengaruhi minat beli konsumen
untuk berbelanja Fried Chicken dandin di kota palopo.
4) Uji Validitas dan Reabilitas
Uji validitas pada kuesioner dilakukan dengan menggunakan software SPSS
menunjukkan pengujian validitas dan reabilitas terhadap instrumen kuesioner
dilakukan untuk menjamin bahwa instrumen penelitian yang digunakan tersebut
akurat dan dapat dipercaya, serta dapat diandalkan apabila digunakan sebagai alat
dalam pengumpulan data, untuk jelasnya kedua pengujian tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a) Uji Validitas
Uji validitas pada kuesioner dilakukan dengan menggunakan shoftware SPSS
yang dimaksudkan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner dan
hasilnya akan dibandingkan dengan nilai r tabel yaitu 0,361 untuk tarif kesalahan
5%. Jumlah responden pada uji validitas ini sebanyak 30 orang dengan jumlah
pernyataan sebanyak 27. Untuk lebih jelasnya kedua pengujian tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1) Uji Validitas Variabel Media Sosial (XI)
Tabel 12. Uji Validitas Variabel Media Sosial (X1)
Pernyataan Correted Item Total R Tabel Keterangan
Corelation

1 0.532 0,361 Valid


2 0.471 0,361 Valid
3 0.504 0,361 Valid
4 0.525 0,361 Valid
5 0.665 0,361 Valid
6 0.518 0,361 Valid
Sumber: data diolah (2021).
Pada tabel 12 dapat diketahui bahwa masing-masing item pernyataan
memiliki nilai r hitung > dari r tabel (0,361) dan bernilai positif. Dengan demikian
butir pernyataan dikatakan valid.
2) Uji Validitas Variabel Desain Atmosfer (X2)
Tabel 13. Uji Validitas Desain Atmosfer rumah makan (X2)
Pernyataan Correted Item Total R Tabel Keterangan
Corelation

1 0.591 0,361 Valid

2 0.734 0,361 Valid

3 0.574 0,361 Valid

4 0.434 0,361 Valid

5 0.416 0,361 Valid

6 0.564 0,361 Valid

7 0,734 0,361 Valid


8 0.410 0,361 Valid

9 0.426 0,361 Valid

10 0.475 0,361 Valid

11 0.701 0,361 Valid

12 0.425 0,361 Valid

Sumber: data diolah (2021).


Pada tabel 13 dapat diketahui bahwa masing-masing item pernyataan
memiliki nilai r hitung > dari r tabel (0,361) dan bernilai positif. Dengan demikian
butir pernyataan dikatakan valid.
3) Uji Validitas Variabel Minat Beli (Y)
Tabel 14. Uji Validitas Variabel Minat Beli (Y)
Pernyataan Correted Item Total R Tabel Keterangan
Corelation
1 0.700 0,361 Valid
2 0.551 0,361 Valid
3 0.518 0,361 Valid
4 0.565 0,361 Valid
5 0.700 0,361 Valid
6 0.392 0,361 Valid
7 0.592 0,361 Valid
8 0.603 0,361 Valid
Sumber: data diolah (2021).
Pada tabel 14 dapat diketahui bahwa masing-masing item pernyataan
memiliki nilai r hitung > dari r tabel (0,361) dan bernilai positif. Dengan demikian
butir pernyataan dikatakan valid.
b) Uji Realibilitas
Pengujian realibilitas dilakukan setelah pengujian validitas dan hanya
dilakukan pengujian terhadap pernyataan yang valid. Nilai r tabel adalah 0.6 yang
berarti bahwa pernyataan dalam kuesioner dapat dikatakan reabel apa bila lebih
besar 0.6
Tabel 15. Variabel Realibilitas
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.499 6
Sumber: data diolah (2021)
Berdasarkan hasil pengujian realibilitas untuk variabel X1 media sosial,
diketahui bahwa nilai koefisien cronbach’s alpha sebesar 0,499 karena nilai r
alpha < 0,6 sehingga item pernyataan untuk variabel X1 di nyatakan tidak reabel
atau tidak konsisten.

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.783 12
Sumber: data diolah (2021)
Berdasarkan hasil pengujian realibilitas untuk variabel X2 desain atmosfer
toko, diketahui bahwa nilai koefisien cronbach’s alpha sebesar 0,783 karena nilai
r alpha > 0,6 sehingga item pernyataan untuk variabel X2 di nyatakan reabel atau
konsisten.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.637 9
Sumber: data diolah (2021)
Berdasarkan hasil pengujian realibilitas untuk variabel Y minat beli,
diketahui bahwa nilai koefisien cronbach’s alpha sebesar 0,637 karena nilai r
alpha > 0,6 sehingga item pernyataan untuk variabel Y di nyatakan reabel atau
konsisten.
5. Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mempengaruhi
hubungan fungsional antara variabel dependen yaitu minat beli (Y) dihubungkan
dengan variabel independen yaitu media sosial (X1) dan desain atmosfer rumah
makan (X2) untuk mengetahui pengaruh variabel independen (X1 dan X2) dengan
variabel dependen (Y), maka perlu dilakukan uji regresi linear berganda dengan
menggunakan program SPSS yang dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 16. Hasil Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 13.604 5.222 2.605 .015
Media sosial .838 .269 .580 3.112 .004
Desain atmosfer .076 .120 .118 .633 .532
toko
a. Dependent Variable: Minat beli

Berdasarkan hasil perhitungan SPSS diatas maka diperoleh bersamaan regresi


berganda sebagai berikut :

Y=13.604+0.838X1+0.076X2+e
Dari persamaan tersebut dapat diinterpretasikan sebagai berikut :
a) Konstanta b0 sebesar 13.604 menyatakan bahwa jika semua variabel bebas
memiliki nilai nol (0) dan tidak ada perubahan, maka nilai variabel terikat (minat
beli) sebesar 13.604.
b) Koefisien regresi variabel media sosial sebesar 0.838 menyatakan bahwa jika
nilai koefisien untuk variabel media sosial 0.838 yang artinya bahwa setiap
perubahan 0.838 variabel media sosial maka variabel minat beli (Y) akan terjadi
perubahan satu-satuan.
c) Koefisien regresi variabel desain atmosfer sebesar 0.076 menyatakan bahwa
jika nilai koefisien untuk variabel desain atmosfer rumah makan 0.076 yang
artinya bahwa setiap perubahan 0.076 variabel desain atmosfer rumah makan
maka variabel minat beli (Y) akan terjadi perubahan satu-satuan.
Dari koefisien tersebut variabel media sosial memiliki nilai yang tinggi.
Jadi koefisien regresi berganda positif menandakan arah hubungan yang searah
dengan variabel independen ( X) dengan variabel dependent (Y).
6) Pengujian Hipotesis
a) Uji F
Pengujian ini digunakan untuk melihat apakah variabel independen
secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel
dependen. Dengan menggunakan signifikan 5% (a = 0,05). Berikut kriteria yang
digunakan adalah.
Jika probabilitas > 0,05 dan jika F hitung < F tabel maka hipotesis diterima.
Jika probabilitas < 0,05 dan jika F hitung > F tabel maka hipotesis ditolak.

Tabel 17. Hasil Uji F


ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 150.939 2 75.469 10.453 .000b

Residual 194.928 27 7.220


Total 345.867 29
a. Dependent Variable: Minat beli
b. Predictors: (Constant), Media sosial_X1, Desain atmosfer toko_X2
Sumber : data diolah SPSS (2021)
Pengujian secara bersama-sama media sosial (X1), desain atmosfer rumah
makan (X2), terhadap minat beli (Y). Dari tabel diperoleh nilai F hitung sebesar
10,453 dengan nilai probabilitas (sig) = 0,000, nilai F hitung (10,453) > F tabel
(3,34) dan atau nilai 0,000 < 0,5. Maka hipotesis 1 diterima, berarti secara
bersama-sama media sosial dan desain atmosfer rumah makan berpengaruh
signifikan terhadap minat beli konsumen pada rumah makan Fried Chicken
dandin di Kota Palopo.
b) Uji T
Uji T digunakan untuk menguji signifikan hubungan antara variabel X dan
Y, apakah variabel X1 dan X2 (Media Sosial dan Desain Atmosfer rumah makan)
berpengaruh terhadap variabel Y (Minat Beli). Derajat signifikan yang digunakan
adalah 0,05 dengan T tabel n-k-1 = 2,051. Apa bila nilai signifikan < dari derajat
kepercayaan hipotesis alternative diterima yang menyatakan bahwa suatu variabel
independen secara parsial mempengaruhi variabel dependen.
1) Variabel Media Sosial (X1) Terhadap Minat Beli (Y)
Terlihat bahwa pada variabel media sosial mempunyai sig 0,004 < 0,05 dan T
hitung yakni 3,112 dengan T tabel = 2,051 karena T hitung > T tabel maka
disimpulkan bahwa hipotesis 2 diterima yang berarti terdapat pengaruh signifikan
antara variabel media sosial (X1) terhadap minat beli konsumen (Y).
2) Variabel Desain Atmosfer rumah makan (X2) Terhadap Minat Beli (Y)
Terlihat bahwa pada variabel desain atmosfer rumah makan mempunyai sig
0,532 > 0,05 dan T hitung yakni 0,633 dengan T tabel = 2,051 karena T hitung < T
tabel maka disimpulkan bahwa hipotesis 3 ditolak yang berarti tidak terdapat
pengaruh signifikan antara variabel desain atmosfer rumah makan (X2) terhadap
minat beli konsumen (Y).
Dari kedua koefisien tersebut yang memiliki nilai paling tinggi adalah variabel
Media Sosial. Maka hipotesis ke 2 diterima karena variabel media sosial
berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen.
c) Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
media sosial (X1) dan desain atmosfer rumah makan (X2) terhadap minat beli
(Y). Nilai koefisien determinasi terletak antara 0 dan 1 (0 ≤ R2 ≤ 1). Nilai
koefisien determinasi ditentukan dengan nilai R square sebagaimana dapat dilihat
pada tabel berikut:
tabel 18. Koefisien determinasi (R2)

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate


1 .661a .436 .395 2.687

a. Predictors: (Constant), Media sosial_X1, desain atmosfer toko_X2


b. Dependent Variabel: Minat beli (Y)

Sumber: data diolah (2021)


Berdasarkan tabel Model Summary dapat disimpulkan bahwa variabel
media sosial dan desain atmosfer rumah makan berpengaruh sebesar 43,6 %
terhadap minat beli konsumen pada rumah makan Fried Chicken dandin di kota
palopo, sedangkan sisanya 56,4% mempengaruhi variabel lain yang tidak diteliti.

B. Pembahasan
Pengaruh media sosial dan desain atmosfer rumah makan terhadap minat
beli konsumen di rumah makan Fried Chicken dandin Kota Palopo dapat dilihat
menggunakan teknik analisis regresi berganda. Berdasarkan analisis linear
berganda diketahui bahwa media sosial berpengaruh positif dan signifikan
terhadap minat beli konsumen pada Fried Chicken dandin di kota palopo.
Secara garis besar dapat dijelaskan bahwa pemilihan media sosial dan
desain atmosfer rumah makan oleh pihak Fried Chicken dandin mampu
memberikan kontribusi terhadap terciptanya minat beli konsumen terhadap
produk yang toko irliana tawarkan. Hal ini memberikan pengaruh yang positif
bagi kelangsungan usaha rumah makan Fried Chicken dandin di kota palopo.
Sehingga hal ini dapat menjadi masukan bagi pihak pemilik rumah maklan agar
lebih memperhatikan media sosial dan desain atmosfer rumah makan Fried
Chicken dandin terhadap minat beli konsumen sehingga pemilik usaha pemilik
rumah makan Fried Chicken dandin dapat menyusun strategi pemasaran yang
tepat untuk pangsa pasar agar tetap bertahan.
Implikasi pembahasan dalam penelitian ini dimaksudkan untuk menguji
seberapa besar pengaruh media sosial dan desain atmosfer rumah makan terhadap
minat beli konsumen Fried Chicken dandin di kota palopo. Dalam hasil pengujian
parsial dan secara bersama-sama terhadap minat beli konsumen.
Penelitian yang dilakukan oleh Setiawati (2015), yang berjudul pengaruh
media sosial terhadap minat beli studi kasus mahasiswa manajemen universitas
pasir pengairan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diketahui diketahui bila
persamaan regresi yang didapatkan adalah sebagai berikut: Y= 12,827 + 0,632 X.
Nilai tersebut menunjukkan bahwa X atau media sosial memiliki hubungan yang
positif berpengaruh terhadap Y atau minat beli sebesar 0,632. Hasil uji regresi
linier sederhana menunjukkan bahwa pengaruh media sosial terhadap minat beli
konsumen pada mahasiswa Program Studi Manajemen Universitas Pasir
Pengaraian adalah sebesar 63,2%. Hal ini ditunjukkan oleh pernyataan responden
terhadap pertanyaan yang diajukan berkaitan dengan minat beli konsumen yang
ditanggapi positif oleh sebagian besar responden. pernah belanja hanya satu kali
yaitu sebanyak 31 orang atau 36,5%. Hal ini dapat juga dilihat dari media sosial
yang dimiliki oleh responden untuk melakukan pembelian suatu produk di media
sosial yaitu yang paling banyak dimiliki responden adalah pengguna BBM
(Blackberry Masagger) sebanyak 36 orang atau 42,4% kemudian pengguna
Facebook sebanyak 29 orang atau 34,1%, pengguna Line sebanyak 9 orang atau
10,6%, selanjutnya pengguna Instagram sebanyak 6 orang atau 7,1% dan yang
terakhir yaitu pengguna Twitter sebanyak 5 orang atau 5,9%. 2. terdapat
hubungan yang sangat kuat dan signifikan antara media sosial dengan minat beli
konsumen pada Mahasiswa program studi Manajemen Universitas Pasir
Pengaraian yakni sebesar 0,632. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan
bahwa pengaruh media sosial terhadap minat beli konsumen sebesar 63,2%. Hal
ini ditunjukkan oleh pernyataan responden terhadap pertanyaan yang diajukan
berkaitan dengan minat beli konsumen yang ditanggapi positif oleh sebagian besar
responden.
Penelitian ini didukung oleh Setiawati (2015), di mana hasil penelitian
pada rumah makan Fried Chicken dandin di Kota palopo secara simultan atau
bersama-sama variabel media sosial dan desain atmosfer rumah makan
berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen pada Fried Chicken dandin
di kota palopo. Dimana jika semakin bagus media sosial dan desain atmosfer
rumah makan maka semakin meningkat pula minat beli konsumen dalam
melakukan pembelian pada Fried Chicken dandin di kota palopo. Dan secara
parsial (individu) dari masing-masing variabel media sosial dan desain atmosfer
rumah makan berpengaruh positif dan variabel media sosial yang berpengaruh
signifikan terhadap minat beli konsumen pada Fried Chicken dandin di Kota
Palopo.

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab
sebelumnya, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Media sosial dan atmosfer rumah makan berpengaruh positif secara simultan
terhadap minat beli konsumen pada Fried Chicken dandin di Kota Palopo. Hal
ini ditunjukkan dengan nilai Fhitung sebesar 10.453 dengan nilai probabilitas
(sig) = 0,000, nilai F hitung (10.453) > F tabel (3.34) dan nilai sig lebih kecil dari
nilai probabilitas 0,05 atau 0,000 < 0,05. Maka hipotesis satu dalam penelitian
ini diterima.
2. Media Sosial yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli
konsumen pada rumah makan Fried Chicken dandin di Kota Palopo. Hal ini
ditunjukan dengan nilai Thitung 3,112 > Ttabel 2,051 dan nilai sig 0,004 < 0,05.
Maka hipotesis dua dalam penelitian ini diterima.
3. Desain atmosfer rumah makan Fried Chicken dandin tidak terdapat pengaruh
positif dan singnifikan terhadap minat beli konsumen pada Fried Chicken
dandin di Kota Palopo. Hal ini dibuktikan dengan nilai T hitung yakni 0,633 <
Ttabel 2,051 dan nilai sig 0,532 > 0,05. Maka hipotesis tiga ditolak.

B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian ini, berikut adalah saran-saran yang dapat
dipertimbangkan oleh pihak pemilik rumah makan Fried Chicken dandin yang
dalam hal ini sebagai pemegang hak otoritas pengambilan keputusan dalam
rangka meningkatkan minat beli konsumen.
1. Diharapkan pada pemilik rumah makan Fried Chicken dandin untuk lebih
memperhatikan indikator kepercayaan pada variabel media sosial, karena
dalam penelitian ini indikator kepercayaan memiliki nilai terendah. Oleh sebab
itu Fried Chicken dandin harus lebih memperhatikan kepercayaan konsumen
terhadap menu makanan yang ada di rumah makan.
2. Diharapkan pada Toko Irliana Shop yaitu bagaimana cara untuk
mempertahankan bahkan meningkatkan minat beli konsumen, pemilik rumah
makan perlu memperhatikan lagi indikator general interior (bagian dalam
rumah makan) agar dapat lebih mempengaruhi minat beli konsumen.
3. Diharapkan pada Fried Chicken dandin lebih memperhatikan lagi indikator
ketertarikan pada variabel minat beli konsumen, karena indikator ketertarikan
mempunyai nilai paling rendah pada variabel minat beli konsumen, oleh sebab
itu Fried Chicken dandin lebih memperhatiakan lagi indikator ketertariakan
agar dapat lebih mempengaruhi minat beli konsumen.
4. Bagi peneliti selanjutnya, perlu dilakukan pengkajian dengan cara
memperdalam atau mengembangkan variabel penelitian dengan sampel dan
populasi yang lebih besar. Pengkajian ini diharapkan dapat menghasilkan
temuan baru yang dapat menarik minat beli konsumen seiring dengan
perkembangan ilmu di manajemen pemasaran.

DAFTAR PUSTAKA
Agusni, Hia, & Wahyuni. 2017. “Pengaruh Celebrity Endorser, Persepsi
Harga, Kualitas Produk Dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian
Sepeda Motor Honda Scoopy Melalui Pembiayaan Mega Sentral
Finance Cabang Tapan Pesisir Selatan”.

Ahmed. 2015. “Influence Of Lifestyle and Cultural Values On Impulse


Buying Behavior”. Journal of Culture, Society, Society and
Development, 10: 30 -38.

Amalia, & Kristianongsih. 2018.” Pengaruh Motivasi dan Gaya Hidup


Terhadap Keputusan Pembelian GrabCar pada Aplikasi Grab (Studi
Pada Hijabers Community Malang.” Jurnal Aplikasi Bisnis, 4 (1): 81-
85.

Ardy. 2013. "Pengaruh Gaya Hidup, Fitur Dan Harga Terhadap


Keputusan Pembelian Blackberry Curve 9300."Jurnal Imu Manajemen
1(1): 223-233. Azhari, A. 2004. "Psikologi Umum dan Perkembangan."
Jakarta : Teraju.
Chaterina, Ivana. 2016. "Pengaruh Gaya Hidup dan Harga Terhadap
Keputusan Pembelian Konsumen E'Chick." Jurnal Manajemen dan
Start-Up Bisnis, 1 (3):1-10.

Ferdinan. A., 2005. "Metode Penelitian Manajemen." Edisi 2. Semarang.


BP Universitas Diponegoro.

Fatharani, A., Lubis, N., Dan Dewi.2009. "Pengaruh Gaya Hidup, Harga,
Dan Kelompok Referensi Terhadap Keputusan Pembelian Telepon
Seluler Blackberry ( Studi Pada Mahasiswa Program S1 Angkatan
2009 Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas
Diponegoro)."

Fatmawati, N., & Soliha, E. 2017." Pengaruh Kualitas Produk, Citra


Merek, Dan Persepsi Harga Terhadap Keputusan Pembelian
Konsumen Sepeda Motor

Ghozali, Imam. 2013. "Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program


IBM SPSS 21 (7th ed.)." Semarang: Badan Penerbit Universitas
Diponegoro. “Honda.”." Manajemen Teori dan Terapan, (1): 1-20.

Herawati, Prajanti, S, D, W., & Kardoyo .2019," Predicted Purchasing


Decisions From Lifestyle, Product Quality and Price Throug
Purchase Motivation."Journal Of Economic Education, 8 (1): 1-11.

Hidayatt, W., Dan W. 2014." Pengaruh Lifestyle, Efek Komunitas, Fitur


Produk Terhadap Keputusan Brand Switching Smartphone
Blackberry Ke Merek Lain." 24: 1–9.
Hidayat dkk, 2012. Pengaruh Citra Merek Terhadap Keputusan Minat
Beli Dan Keputusan Pembelian Konsumen ( Survey Pada
Mahasiswa Penghuni Ma’had Sunan Ampel Al-Aly UIN Malang
Tahun Angkatan 2012/2013 Yang Mengkonsumsi Mie Instan Merek
Indomie). Universitas Negeri Malang

Irwansyah, R., Huda, N., & Rifani, A.2014." Faktor Kebudayaan, Kelas
Sosial, Sikap, Kepribadian, dan Persepsi Yang Mempengaruhi
Keputusan Pembelian Kain Sasirangan Di Kota Madya
Banjarmasin."2 (3): 319-329.

Kapantouw, C., dan Mandey, S , L.2015. "Pengaruh Sikap,


NormaSubjektif Dan Gaya Hidup Terhadap Keputusan Pembelian
H"andphone Asus Di Gamezone Computer Mega Mall Manado." 3
(2): 706-718.

Kotler, P Dan Amstrong, G. 2008. "Principlees Of Marketing


(Twelfth). Inc: Pearson Prentice Hall."

Kotler Philip Dan Keller, K. 2009. "Manajemen Pemasaran (Edisi 13 J)."


Jakarta: Penerbit Erlangga.

Lhalauw, P., Dan John, J. O. 2005. "Perilaku Konsumen." Yogyakarta.

Mokoagouw, M. L. 2016) "Pengaruh Gaya Hidup, Harga, Kualitas Produk


Terhadap Keputusan Pembelian Handphone Samsung Di Samsung
Mobile It Center Manado." Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi, 16(01):
493–502.
Aksara. Nugrahaeni, R., Dan Ferdinan, C. 2013. "Analisis Pengaruh
Persepsi Harga, Persepsi Kualitas Produk, Dan Promosi Terhadap
Keputusan Pembelian
Sepeda Motor Suzuki (Studi Pengguna Sepeda Motor Suzuki Di Kota
Solo)".

Samosir,C, B, H., & Prayoga. 2015. "Pengaruh Persepsi Harga & Promosi
Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Produk Enervon-C."
Jurnal Ilmiah Manajemen & Bisnis, 1 (3): 1-13.

Sarwono, J. 2013."Statistik Multivariat Aplikasi untuk Riset Skripsi."


Yogyakarta: ANDI.

Setiadi, N. J. 2003." Perilaku Konsumen (Edisi Pertama)." Jakarta:


Prenada Media. Setiaji, B. 2004." Jalan Mudah ke Analisis
Kuantitatif (Dilengkapi dengan tutorial
SPSS)." Surakarta:Muhammadiyah University Press.
Shaleh, R. 2017. "Pengaruh Inovasi Produk, Gaya Hidup, Harga
Terhadap Keputusan Pembelian Minyak Rambut Stalker Pomade
(Studi Kasus Pada Pembeli Minyak Rambut Stalker Pomade
Di Un Pgri Kediri)." Simki
Economic, 01(03): 1–14.

Simamora, B. 2002. "Panduan Riset Perilaku Konsumen." Jakarta:


Gramedia Pustaka Utama.

Sutisna. 2001. "Perilaku Konsumen Dan Komunikasi Pemasaran


(Pertama). "Bandung: Pt. Remaja Rosdakarya.

Sugiyono, 2011. Manajemen Pemasaran, Jakarrta: Salemba Empat.

Swasta, B., & Handoko, T. H. 2000." Manajemen Pemasaran Analisa


Perilaku Konsumen." 1–129. Retrieved From Bpfe Yogyakarta.

Syafirah., Mananeke, Lisbeth.,& Rotinsulu, Jopie, J. 2017. "Pengaruh


Faktor- Faktor Perilaku Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian
Produk Pada Holland Bakery Manado Influence Factors On
Consumer Behavior Buying Decisions Products At Pendahuluan
Latar Belakang." Jurnal Emba, 5(2): 245–
255.

Tamba, D. 2016. "Pengaruh Faktor Budaya, Sosial, Pribadi Dan Psikologi


Terhadap Keputusan Membeli Di Indomaret ( Studi Kasus Pada
Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Santo Thomas
Sumatera Utara )." Jurnal Manajemen Dan Bisnis.17(01), 30–50.

Tjiptono, 2000. Manajemen Jasa, Penerbit andi Yogyakarta.

Yiliviona, R., Mukhtar, Y & Putra, R. 2014." Pengaruh Media Iklan, Gaya
Hidup, Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Kostum Bola
Secara Online Di Kota Padang."

Anda mungkin juga menyukai