Anda di halaman 1dari 61

PENGARUH KETERTARIKAN GENERASI Z DI TANGERANG

TERHADAP MINAT BELI JAJANAN PASAR

Disusun Oleh :

Nama : Chryscentia Adiwinata Thunggawan

NIM : 01541200103

PROGRAM STUDI PENGELOLAAN PERHOTELAN

FAKULTAS PARIWISATA

UNIVERSITAS PELITA HARAPAN

TANGERANG

2023
A. Latar Belakamg

Generasi Z adalah generasi yang disebut sebagai generasi yang masih

baru dalam kerja, lahir tahun 1995 hingga tahun 2012. Generasi Z biasanya

disebut sebagai generasi net atau generasi internet. Buku dari Stillman (2017)

yang berjudul How the Next Generation Is Transforming the Workplace

menjelaskan bahawa generasi Y dan generasi Z memiliki perbedaan. Pada

generasi Z lebih menguasai teknologi dengan lebih maju, memilki pemikiran

yang lebih terbuka dan tidak peduli terhadap norma. Menurut Noordiono

(2016), generasi Z merupakan salah satu generasi yang sedini mungkin telah

mengenal teknologi dan internet.

Dapat diketahui bahwa, Gen Z merupakan generasi yang bisa dikatakan

unik dan memiliki potensi yang luar biasa yang ada di dalam diri generasi ini.

Gen Z tumbuh pada era resesi, sehingga membuat generasi Z lebih mudah

merasakan cemas bila keadaan tidak berjalan sesuai dengan yang mereka

inginkan. Generasi Z ini merupakan generasi yang paling muda dan generasi

yang bisa dikatakan baru memasuki di dunia Angkatan kerja. Pada generasi ini

biasa disebut sebagai generasi internet atau igeneration. Generasi Z ini lebih

sereng melakukan kegiatan melalui social media. Sejak kecil, generasi ini sudah

dikenalkan oleh banyaknya teknologi dan sangat akrab dengan smartphone

sehingga generasi ini bisa dikategorikan sebagai generasi yang cukup kreatif.

Generasi Z ini memiliki karakteristik yaitu lebih menyukai kegiatan

sosial dibandingkan dengan generasi sebelumnya seperti lebih suka dengan

perusahaan yang lebih masak kini atau start-up, memiliki multitasking,


menyukai dan paham akan pengoperasian teknologi masa kini. Generasi ini

juga peduli akan lingkungan, dan mudah untuk menangkap dengan cepat setiap

informasi yang ada. Generasi Z juga sangat mengikuti setiap trend dan era

modern yang ada mulai dari fashion hingga kuliner makanan yang ada.

Di era modern sekarang banyak sekali kuliner yang sangat bermacam-

macam modelnya mulai dari makanan ringan hingga makanan berat. Adanya

makanan yang dibuat sesuai dengan trend yang ada, mengakibatkan makanan-

makanan yang ada sudah sejak lama atau biasa disebut makanan tradisional

menjadi kurang diminati. Salah satu makanan tradisonal yang kurang diminati

generasi Z adalah jajanan pasar. Dimana makanan tersebut merupakan

makanan yang masih dijual hingga sekarang. Namun kebanyakan yang

mengkonsumsi makanan tersebut adalah generasi sebelum generasi Z. Minat

beli merupakan bagian dari komponen perilaku dalam sikap mengkonsumsi.

Minat beli setiap orang pasti berbeda-beda terutama dalam membeli

atau memilih makanan yang diinginkan. Di era modern ini minat beli jajanan

pasar sangatlah kurang, dimana setiap orang lebih memilih membeli makanan

yang menurut mereka sesuai dengan lidah dan trend yang sedang ada. Faktor

yang mempengaruhi minat beli konsumen biasa terjadi dari sikap orang lain

yang bisa mempengaruhi. Jika ada orang yang mempromosi makanan atau

suatu produk bisa membuat orang lain menjadi tertarik dengan produk tersebut.

Minat beli makanan tradisonal sudah sangat minim, dimana makanan tradisonal

seperti jajanan pasar sudah kurang menarik terutana di kalangan generasi Z.


Jajanan pasar merupakan salah satu makanan tradisonal Indonesia yang

biasanya diperjual belikan di pasar, khusunya di pasar tradisonal. Adapun

definisi lain dari jajanan pasar adalah macam-macam kue yang dibuat dengan

bahan-bahan tradisonal. Jajanan tradisional merupakan bagian dari makanan

tradisional dengan memiliki ciri khas sesuai dengan budaya local setempat yang

telah mewariskan secara turun-temurun. Sampai saat ini jajanan pasar masih

sering dinikmati oleh masyrakat walaupun banyak makanan modern yang

sudah banyak dipasaran. Jajanan pasar masih sering dijumpai karena harga

yang terjangkau dan juga memiliki rasa yang enak dan khas, jajanan pasar juga

sangat beragam jenis dan variannya serta mudah untuk didapatkan.

Jajanan pasar mudah di dapatkan dimana saja, akan tetapi daya tarik

jajanan pasar bisanya hanya di minati oleh kalangan orang-orang tau saja.

Generasi Z atau biasa dibilang kalangan para remaja kurang tertarik dengan

makanan atau jajanan pasar yang ada. Generasi Z lebih memilih mengkonsumsi

makanan atau jajanan yang sedang banyak digemari atau biasa dikatakan trend.

Sehingga banyak para remaja jaman sekrang yang tidak meiliki pengetahuan

lebih terhadap makanan tradisonal atau jajanan pasar. Kurangnya ketertarikan

generasai Z terhadap jajanan pasar biasanya karena rasanya yang masih terlalu

identic dengan makanan tradisonal, bentuk atau varian yang kurang menarik.

Di kota – kota tertentu memiliki banyak jajana pasar yang sangat

beragam. Terutama kota-kota yang masih dengan tradisi dari kota tersebut.

Salah satu kotanya, yaitu Daerah Istimewa Yogyakarta dimana kota tersebut
masih kental dengan tradisi, salah satu syarat yang digunakan dalam prosesi

tradisi adalah jajanan pasar.

B. Identifikasi Masalah

1. Banyaknya kuliner yang berkembang di era modern

2. Kurangnya ketertarikan generasi Z terhadap jajanan pasar

3. Jajanan pasar yang kurang varian atau inovasi

4. Kurangnya promosi terhadap jajanan pasar

C. Pertanyaan Penelitian

1. Mengapa generasi Z kurang tertarik dengan Produk Jajanan Pasar?

2. Bagaimana strategi promosi terhadap jajanan pasar di era modern?

D. Tujuan Penelitian

Terdapat pula beberapa tujuan dari pembuatan paper ini yaitu sebagai

berikut:

1. Untuk menganalisis pengaruh pada kualitas produk terhadap jajanan

pasar

2. Untuk menganalisis bagaimana promosi terhadap jajanan pasar di

generasi Z

3. Untuk menganalisis purchase intentaionn terhadap geenrasi Z di

Tangerang terhadap jajanan pasar


E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian yang dibuat ini diharapkan dapat bergunan sebagai

sumbangan teoritis mengenai pengaruh apa saja yang didapatkan melalui

kualitas produk dan strategi promosi terhadap minat beli konsumen. Selain

itu, diharapkan juga peneliti ini bisa menjasi bahan referensi untuk

melakukan pengembangan penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

Hasil dari penelitian ini bisa menjadi pedoman bagi para penjual

jajanan pasar atau makanan tradisional lainnya untuk mengevaluasi setiap

kualitas produk dan juga bagaimana strategi dalam promosi produk. Selain

menjadi sebuah pedoman, peneliti juga berharap penelitian ini bisa

menambah wawasan masyarakat di Indonesia mengenai pentingnya

kualitas produk yang dijual dan juga pemasaran atau promsi terhadap minat

beli seorang konsumen.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan penelitian in disusun sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan makalah,

manfaat makalah, dan sistematika penulisan


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi paparan teoris, serta hasil penelitian sebelumnya kerangka

konseptual, dan juga perumusan hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini berisi tentang rancangan penelitian, variabel dan pengukuran

pada pengumpulan data, metode pengambilan sampling, uji instrumen, dan

metode analisis data.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang hal dari proses penelitian dan hasil uji deskriptifm

uji instrumen, uji hipotesis serta pembahasannya.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan, saran dan rencana keberlanjutan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Paparan Teoritis

1. Poduct Quality

Pada Kualitas produk menggambarkan sajauh mana kemampuan tersebut

bisa memberikan atau memenuhi kepuasan terhadap konsumen. Menurut Philip

Kotler dalam sebuah Jurnal peneliatian, mengemukakan bahawa kualitas

produk merupakan keseluruhan produk dari suatu produk yang dapat

ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi kebutuhan konsumen pada produk

yang berkualitas.

Kualitas mencerminakan semua dimensi penawaran produk yang bisa

menghasilkan manfaar (benefit) bagi konsumen yang menginginkan produk

tersebut. Kualitas produk baik berupa barang atau jasa dapat ditemunkan

melalaui dimensi-dimensinya menurut Tjiptono. Menurut (Gaol et.a) dalam

sebuah jurnal penelitian (Halim & Iskandar, 2019)bahwa kulitas merupakan

kemampuan suatu produk untuk memenuhi setiap fungsi-fungsinya.

Pada penelitian Boynd dan Mason (1999), menekankan pada karakteristik

menuculnya kategori produk yang akan mengakibatkan evaluasi konsumen

potensial pada kategori produk. Jika dengan adanya karakteristik menjadi

sebuah ketertarikan untuk konsumen, maka daya tarik pada kategori produk

semakin bertambah. Menurut (Schiffman dan Kanuk,2019) bahwa kualitas

produk adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memberikan identitas atau

fitur pada setiap produk sehingga konsumen dapat mengenali produk tersebut.
2. Promotion

Strategi peningkatan penjualan yang paling sering dilakukan adalah

upaya promosi yang maksimal. Jika tidak ada upaya promosi yang maksimal

dan perusahaann memiliki produk yang baik, maka angka penjualan sebuah

produk akan menurun atau biasa saja. Maupun sebaliknya, jika kualitas produk

yang dimiliki biasa saja, namun promosi yang dilakukan sangat maksimal,

maka hasil penjualan akan lebih berefek atau banyak dibeli. Promosi

merupakan Sebagian dari strategi peningkatan jualan yang berguna untuk

mengenalkan suatu produk baru kepada konsumen, baik itu tentang bagaimana

kualitas produk tersebut maupun kegunaannya(Septiano & Sari, 2021).

Promosi adalah setiap kegiatan komunikasi yeng bertujuan

memperkenalkan produk pelayanan atau ide dengan distribusi. Promosi

merupakan usaha yang dilakukan oleh penjual untuk menarik orang lain untuk

menggunakan produk yang di promosikan.

Menurut Kotlet dan Amstrong dalam (Galieno et al., 2021) promosi

adalah aktivitas menyampaikan manfaat produk dan membujuk pelanggan

untuk membelinya. Terdapat lima sarana promosi menurut Kotler dan

Amstrong sebagai berikut:

a. Periklanan

Keinginan promosi yang digunakan oleh perusahaan guna menginformasikan,

manarik dan mempengaruhi calon konsumennya menggunakan brosur,

spanduk, iklan di media cetak, tv maupun radio.

b. Promosi penjualan (Sales Promotion)


Agar konsumen tertarik membeli produk atau jasa yag ditawarkan maka perlu

dilakukan promosi yang menarik seperti pemberian harga khusus atau discount

untuk produk tertentu, memberikan undian kepada pembeli yang membeli

dalam jumlah tertentu.

c. Publisitas (Publicity)

Publisitas adalah kegiatan promosi untuk memancing konsumen melalui

kegiatan seperti pameran dan bukti sosial. Kegiatan publisitas bertujuan untuk

membuat pamor perusahaan baik di mata konsumennya.

d. Penjualan Personal (personal selling)

Presentasi pribadi oleh salesmen atau salesgirl perusahaan untuk tujuan

menghasilkan penjualan dan membangun hubungan dengan konsumen.

e. Pemasaran Langsung (direct marketing)

Hubungan langsung dengan konsumen individual yang ditargetkan secara

cermat untuk memperoleh respons segera dan membangun hubungan

pelanggan yang langgeng. Bauran promosi ini digunakan untuk

mengkomunikasikan kegiatan perusahaan kepada konsumen. Komunikasi yang

efektif akan mengubah tingkah laku konsumen dan akan memperkuat tingkah

laku yang telah di ubah sebelumnya.

3. Purchase Intention

Purchase intention atau niat beli merupakan pengambilan keputasan

oleh pelanggan atau konsumen setelah menganalisa alasan untuk membeli

merk suatu produk tertentu.Keputusan pelanggan dalam menganalisa suatu


merk produk di pengaruhi factor eksternal dan internal. Purchase Intention

merupakan pemangambilan keputusan oleh konsumen untuk membeli

produk atau service karena membutuhkan ataupun menyukai fungsi produk

ataupun service yang diberikan. Dapat juga dijelaskan sebagai keinginan

pelanggan untuk membeli produk yang sama karena mengetahui fungsi dari

produk tersebut. Menurut Raka dkk., (2014) bahwa proses dimsns

konsumen mengalisa pengetahuan mereka terhadap produk,

membandingkan produk dengan produk lain yang sejenis dan membuat

keputusan terhadap produk yang akan dibeli.(Semuel & Setiawan, n.d.)

B. Hasil Penelitian Sebelumnya

Penelitian tentang pengaruh ketertarikan generasi Z terhadap minat beli

tidak terlepas dari penelitian-penelitian sebelumnya. Penelitian sebelumnya

bisa menjadi data pendukung dalam penelitian ini. Berikut beberapa penelitian

sebelumnya sebegai data pendukung yang berkaitan dengan topik penelitian ini:

TABEL 1 Hasil

Penelitian Sebelumnya

No Sumber Judul Responden Hasil Penelitian

1. (Laga & Jamu, Faktor- faktor Para Faktor paling

2020) yang pedagang di penting yang


mempengaruhi pasar menyebabkan

minat beli di tradisonal minat beli

pasar yaitu Pasar masyarakat atau

tradisional Wolowona, konsumen di Pasar

Pasar Wolowona, pasar

Potulando, Potulando dan pasar

dan Pasar Mbongawani dalam

Mbongawani. membeli

kebutuhannya

adalah lokasi dan

keberagaman

produk, perlu ada

peningkatan

kualitas pelayanan

dan penyesuaian

harga terhadap daya

jangkau minat beli

masyarakat, hal

tersebut juga

menunjukan

kemampuan batas

harga dan nilai


tawar menawar di

Pasar

2. (Setiawan Pengaruh Pada 150 Berdasarkan hasil

Universitas Sosialisasi Konsumen penelitian yang

Muhammadiyah Kuliner, Kuliner di diperoleh bahwa

Hamka, n.d.) Inovasi Kota sosialisasi kuliner

Produk Tanggerang tradisional perlu

Kuliner dan Selatan ditingkatkan untuk

Citra Kuliner mengembangkan

terhadap jumlah pengusaha

Minat Beli kuliner tradisional

Konsumen yang semakin

Kuliner positif. Dengan

Tradisional Di sosialisasi kuliner

Kota dapat juga

Tanggerang mengembangkan

Selatan wisata kuliner di

Kota Tangerang

Selatan agar

semakin terkenal.

Banyak wisatawan

lokal maupun
interlokal bahkan

wisatawan

mancanegara akan

sering berkunjung

dan mencicipi

hidangan kuliner

khas Tangerang

Selatan. Hal

tersebut juga

didukung dengan

adanya bantuan

pemerintah dengan

menyediakan

tempat pusat oleh-

oleh wisata kuliner

khas Tangerang

Selatan.

3. (Khairullah & Analisi Warga Berdasarkan hasil

Yogyakarta, Pengaruh Kecamatan penelitian ini

2020) Variabel dampak yang


Demografis Kraton, dihasilkan yaitu

Terhadap Yogyakarta. pelaku usaha harus

Minat Beli dapat bersaing

Jajanan dengan jajanan

Tradisional Di kekinian yang

Kecamatan mulai mendominasi

Kraton pasar dan dengan

Yogyakarta lemahnya

hubungan variabel

demografi dengan

minat beli jananan

tradisional

mengindikasikan

bahwa menurunnya

aktivitas

masyarakat

mengkonsumsi

jajanan tradisional

dan mulai beralih

ke jajanan kekinian,

sehingga apabila

minat beli jajanan


tradisional terus

menurun maka

jajanan tradisional

akan dilupakan.

4. (Mayasari et al., Peran Bauran 114 Kaum milenial akan

2021) Pemasaran responden memutuskan

Terhadap mahasiswa pembelian produk

Keputusan STP Trisakti jajanan tradisional

Pembelian karena produk

Generasi jajanan tradisional

Milenial : tersebut memiliki

Studi Jajanan cita rasa yang enak,

Tradisional menawarkan

banyak varian

produk, tampilan

yang rapi dan unik,

kesegaran bahan

yang baik dan

produk jajanan

tradisional pun ada


juga yang memiliki

merek.

5. (Muhandri et Perilaku Survei Konsumen jajanan

al., 2021) Konsumen penelitian ini tradisional, baik

Terhadap dilakukan laki-laki mau- pun

Jajanan terhadap 100 perempuan, berasal

Tradisional Di respon- den dari berbagai

Kabupaten yang pernah kelompok usia,

Pekalongan mengonsumsi pekerjaan, maupun

jajanan penghasilan,

tradisional. sehingga

segmentasi pasar

yang sesuai adalah

konsumen dari

berbagai kalangan

atau umum. Jajanan

tradisional yang

paling banyak

diminati dan

dikonsumsi antara

lain getuk, naga-

sari, risol, klepon,


bolang-baling,

onde-onde, renggi-

nang, rempeyek,

putu, arem-arem,

dan apem. Produk-

produk tersebut

dapat dijadikan

acuan bagi pelaku

usaha sebagai jenis

jajanan tradisional

yang akan

diproduksi.

6. (Burhanuddin, Strategi Wawancara Strategi pemasaran

2018) Pemasaran warga makanan khas

Makanan Khas kecamatan tradisional pada

Tradisional di Wotu Rumah Makan

Kecamatan Satria terdiri dari

Wotu lima strategi, yaitu

strategi produk,

strategi harga,

strategi kebersihan,

strategi promosi
dan strategi

pengantara

7. (Diah Andriani Strategi Wawancara

et al., 2021) Penjualan terhadap

Aneka Jajanan pembeli

Tradisional Jajanan

(Studi kasus tradional

pada toko

Novi snack

cabang

Tlogosari)

8. (Okta Higiene dan Penjual Jajan Dari hasil

Setyawant, Sanitasi Pasar di Pasar wawancara dan ob-

2015) Jajanan Pasar Kotagede servasi sudah

Di Pasar Yogyakarta dibahas bagaimana

KotaGede penjual

Yogyakarta memperlakukan

makanan yang

mereka jual dan

bagaimana si- kap


mereka dalam

melayani pembeli,

maka dapat

dikatakan bahwa

secara umum

seluruh penjual

jajan pasar su- dah

menerapkan

higiene dan

sanitasi.

9. (Supraptini, Kualitas bahan Pedanagn Perlu pembinaan

2011) Makanan dan Pasar cara penyimpanan

makanan Tradisional daging dan ikan

jajanan yang yang dijual agar

dijual di pasar aman dan terhindar

tradisional dari pencemaran

mikroba dan

pencemaran

lainnya.
10. (Wahyu Tri Analisis Minat Remaja Berdasarkan hasil

Hastiningsih, Beli Remaja dengan olah data, 8

2018) terhadap rentang usia indikator kualitas

jajanan pasar 12-22 tahun lemper dari 9

di kampung yang tinggal menyatakan baik

Keleman di Kepatihan dan 1 indikator

Kepatihan Kulon yaitu dalam hal

Kulon Suarkarta bentuk hasilnya

Surakarta
adalah sangat baik

11. (Defyartha Strategi Penjual usaha strategi promosi

Kepakisan, Promosi jajanan dodol saat ini dapat

2022) Jajanan Dodol pada industri diterapkan

Desa rumahan di mendukung

Bondalem Desa kebijakan

sebagai oleh- Bondalem, pertumbuhan yaitu

oleh khas Kabupaten memperluas kerja

Buleleng Bueleleng sama dengan

Pemerintah

Kabupaten

Buleleng dan juga

mempromosikan ke
Daerah lain

mengunakan media

sosial melalui

Instagram dan web

lainnya yang harus

kuat di bidang

market yang akan

dituju agar dapat

tercapainya target

pasar yang mana

secara segnifikan

mengalami

kenaikan dan

mendominasi

jumlah kunjungan

pelanggan dari

daerah lain agar

membeli atau

memesan jajanan

dodol di Desa

Bondalem
12. (Ikmah, 2022) Pemanfaatan Pedagang Hasil pelaksanann

E-commers Jajanan pasar PKM, bisa

untuk di Condong membuat website,

pemasaran Catur yaitu facebook,

pada usaha ibu Asih instagramm dan

snack dan media sosial yang

jajanan pasar lain untuk

di masa mempromosikan

pandemic dagangan ibu Asih

Covid-19

13. (Daya, 2023) Pengaruh Konsumen Promosi (PRM)

Kualitas toko pia cinta berdampak bagus

Produk dan sinar abadi dan signifikan

Promosi cabang dalam Minat Beli

terhadap minat singaraja (MNB). Maka

beli dan hipotesis 2 diterima

keputusan menyatakan

pembelian “Semakin baik

produk Pia promosi yang

Cinta dilakukan maka

semakin meningkat

minat beli produk


Pia Cinta pada

Toko Pia Cinta.”

14. (Asparin & Perspektif Konsumen Kesimpulan dari

Sudiyarto, Preferensi remaja yang penelitian ini adalah

2021) Konsumen telah belanja atribut jajanan

Remaja minimal satu tradisional khas

terhadap kali produk Gresik berdasarkan

Jajanan jajanan khas tingkat kepentingan

Tradisional gresik konsumen remaja

Khas Gresik dari yang paling

penting pertama

yaitu atribut rasa,

atribut kedua yaitu

merek, atribut

ketiga yaitu

kekenyalan, atribut

keempat yaitu

harga, atribut

kelima yaitu

penampilan produk,

atribut keenam

adalah aroma dan


atribut ketujuh

adalah bahan

kemasan.

15. (Yuliati, n.d.) Faktor – faktor 112 orang asyarakat Kota

yang yang telah Malang dalam

mempengaruhi melakukan melakukan

konsumen pembelian keputusan

dalam jajanan pembelian makanan

pembelian tradisional jajan tradisional

makanan diberbagai mempertimbangkan

jajanan tempat jualan berbagai faktor.

tradisional di di kota Adapun faktor yang

kota malang malang dipertimbangkan

meliputi 8 faktor

yaitu faktor

kepribadian, faktor

harga, faktor

promosi, faktor

budaya, faktor

pengetahuan, faktor

lokasi atau tempat,

faktor pengalaman
dan faktor gaya

hidup.

C. Perumusan Hipotesis

1. Pengaruh Kualitas Produk Jajanan Pasar terhadap minat beli generasi Z di

Tangerang

Terdapat pengaruh antara kualitas produk jajanan pasar terhadap

minat beli generasi Z di Tangerang. Penelitian yang dilakukan(Daya, 2023),

semakin baik kulalitas produk yang buat, maka semakin meningkat juga

minat beli konsumen. Suatu produk dibeli untuk memenuhi kebutuhan atau

keinginan seorang konsumen.

Dari penjelasan di atas peneliti mengajukan hipotesis :

H1 = terdapat pengaruh antara kulitas produk jajanan pasar terhadap

minat beli generasi Z di Tangerang.

2. Pengaruh Promosi Jajanan Pasar terhadap minat beli generasi Z di

Tangerang

Terdapat pengaruh promosi dengan minat beli konsumen, seperti

hasil penelitian yang telah dilakukan promosi memiliki kaitannya dengan

minat beli karen jika promosi memberika informasi yang menarik,

memenuhi kebutuhan konsumen, menjelaskan produk secara detail dapat


mempengaruhi konsumen untuk membeli. Dengan itu bisa meningkatkan

minat beli pada konsumen namun, jika promosi yang dilakukam kurang

tepat bisa mengakibatkan minat beli menurun.

Dari penjelasan di atas peneliti mengajukan hipotesis kedua:

H2 = terdapat pengaruh promosi terhadap minat beli generasi Z di

Tangerang

D. Rerangka Konseptual

Penelitian yang dilakukan akan menjelaskan mengapa generasi Z di

Tangerang kurang tertarik dengan jajanan pasar terhadap kualitas jajanan pasar

dan juga promosi produk tersebut.

Kerangka konseptual pada penelitian ini digambarkan pada model

sebagai berikut :

GAMBAR 1

KERANGKA KONSEPTUAL

Product Quality H1
(X1)
Purchase
Intention (Y)

Promotion (X2) H2
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Data yang dikumpulakan pada penelitian ini bersifat kuantitatif yang

dimana merupakan data primer dan berupa angka. Data analisi yang diperoleh

oleh penulis bersumber dari perangkat lunak yaitu SmartPLS 3.0. Penelitian ini

bertujuan untuk menganalisis pengaruh ketertarikan generasi Z di Tangerang

terhadap minat beli jajanan pasar. Peneliti akan memperoleh data melalui

kuisoner yang akan disii oleh para responden. Pada penelitian ini, generasi Z

yang pernah mencoba membeli jajanan pasar daerah Tangerang atau sekitarnya

akan menjadi responden dalam penelitian ini dan telah di responden. Kuesioner

ini dilakukan secara terbuka dengan menggunakan skalai likert (1-6).

B. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendeketan kuantitatif deskiptif, untuk

menguji hipotesis yang telah di rancang. Pendekatan kuantitatif merupakan

pendekatan yang dapat dijelaskan melalui angka atau bilangan yang pasti selain

itu, peneliti juga menggunakan directonal hypothesis, yang merupakan

hipotesis yang menunjukan hubungan dua variabel atau membandingkan a

kelompok (Sekaran & Roger Bougie, 2016).

C. Metode pengumpulan sampel

Populasi yaitu daerah penyamarataan yang terdapat oleh fenomena atau

topik yang memiliki kapasitas dan ciri spesifik yang ditentukan bagi penelaah

bagi mempelajari lalu selanjutnya diambil kesimpulan. (Sugiyono 2018 : 117)


Populasi adalah totalitas dari setiap elemen yang akan 44 diteliti yang memiliki

ciri sama, bisa berupa individu dari suatu kelompok, peristiwa, atau sesuatu

yang akan diteliti.(Handayani 2020). Arikunto (2019, hlm. 109) yang

menyatakan bahwa sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang

diteliti. Menurut Arikunto (2017:173) populasi adalah keseluruhan subjek

penelitian. apabila peneliti ingin meneliti semua elemennya yang ada dalam

wilayah penelitian maka penelitiannya merupakan penelitian populasi.

D. Metode pengumpulan data

Menurut Sugiyono (2020:199) kuesioner merupakan teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan

seperangkat pertanyaan yang berkaitan dengan objek yang diteliti,

diberikan satu persatu kepada responden yang berhubungan langsung

dengan objek yang diteliti. Pada penelitian ini, peneliti mengumpulkan

data dengan cara menyebarkan kuesioner secara online dengan

menggunakan google from yang kemudian akan disebarkan melalaui

sosial media peneliti.

E. Pengukuran variabel

Variabel merupakan segala sesuatu yang berkemungkinan mempunyai

nilai yang beragam dan bervariasi ( Sekaran & Roger Bougie, 2016). Terdapat

dua jenis variabel yang terlibat dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut :

1. Variabel Dependen
Veriabel Dependen merupakan variabel yang terikat, varibel

ini yang utama diperkaitkan oleh peneliti. Tujuannya untuk

memahami dan mengilustrasikan varibilitasnya. Pada penelitian

ini, variabel dependen yang digunakan adalah purchase

Intention.

2. Variabel Independen

Variabel Independen merupakan variebal yang

mempengaruhi variabel dependen baik secara postif maupun

negatif. Pada penelitian ini, variebal independent yang

digunakan adalah kualitas produk pada jajanan pasar dan

promosi terhadap jajanan pasar.

Tabel 2

Tabel Variabel

Variabel Definisi Indikator Sumber

X1 Kualitas Produk Kualitas Produk 4 indikator Semuel, H., &

adalah Kualitas Setiawan, K. Y. (n.d.).

keseluruhan Produk

atribut dalam

suatu produk Adaptasi

yang memenuhi dari sumber


kriteria tertentu di sebelah

sesuai dengan kanan

harapan

pelanggan

X2 Promosi Promosi adalah 4 indikator Semuel, H., &

kegiatan untuk Promosi Setiawan, K. Y. (n.d.).

memggabungkan

informasi dari Adaptasi

penjual kepada dari sumber

pembeli atau sebelah

pihak lain dalam kanan

suatu saluran

untuk

mempengaruhi

sikap dan

perilaku

Y1 Purchase Purchase 3 indikator Semuel, H., &

Intention intention adalah purchase Setiawan, K. Y. (n.d.).

suatu kondisi intention

dimana kon-

sumen berniat Adaptasi

untuk membeli dari sumber


sebuah produk sebelah

atau jasa yang kanan

memiliki tingkat

harapan

tertinggi.

Untuk Mengukur jawaban responden dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan skala likert. Skala likert adalah cara umum yang digunakan untuk

mengukur pendapat dan sikap dengan cara mengukur sejauh mana responden

setuju atau tidak setuju pada pernyataan yang diberikan (Sekaran & Roger

Bougie, 2016), Pada penelitian ini menggunakan skala 1 sampai 6 tanpa nilai

netral yaitu:

1) Skala Likert 1 = Sangat Tidak Setuju

2) Skala Likert 2 = Tidak Setuju

3) Skala Likert 3 = Cukup Tidak Setuju

4) Skala Likert 4 = Cukup Setuju

5) Skala Likert 5 = Setuju

6) Skala Likert 6 = Sangat Setuju

F. Metode Analisis Data


Dari penelitian ini, metode yang digunakan dalam penelitian yaitu

metode deskripsi kuantitatif dengan uji pengaruh yang digunakan dari data

primer. Data tersebut dikumpulkan dari responden dengan menggunakan alat

analisis smart PLS versi 3.0. Metode deskriptif dilakukan untuk

menggambarkan peristiwa yang dirasakan individu, organisasi, industry atau

prespektif lainnya secara elevan (Sekaran & Roger Bougie, 2016). Analisis

pada penelitian ini dilakukan untuk menguji kualitas produk (X1) dan strategi

promosi (X2) terhadap variabel minat beli pelanggan (Y).

Teknik yang digunakan pada penelitian ini yaitu simple regression atau

regresi berganda sederhana. Simple regression adalah Teknik statistic univariat

yang dirancang dalam bentuk analisi regresi. Adapun tujuan dari simple

regression ini untuk menguji dampak hubungan antara variable yang diteliti

yang kemudian digeraikan dalam bentuk model penelitian.

1. Uji Validasi

Pada Uji Validasi digunanakan untuk mengukur tingkat validitas

(valid atau tidaknya) suatu instrument pengukuran. Jika pertanyaan yang

ada pada kuesioner dapat mencetuskan sesuatu yang akan diukur oleh

kuesioner tersebut, maka kuesioner dapat dikatakan valid atau benar. Maka

untuk menguji validitas, digunakan alat analisi yaitu Smart PLS versi 3.0.

ada terdapat dua tahap yang harus dilakukan, yaitu:

a. Convergent Validity
Pada Convergent Validity menganalisis hasil outer loading

(minimal 0.7) dan average variant extracted (minimal 0.5) dari

setiap indikatornya.

b. Discriminant Validity

Discriminant Validity menganalisi uji Fornel Larcker Criterion

yaitu nilai akar kuadrat AVE yang dapat dibandingkan dengan nilai

korelasi antara sebuah indicator dan juga cross loading, dengan

melihat korelasi antara indicator yang satu dengan indicator yang

lain, dimana korelasi indikatornya sendiri harus lebih besar dari

indikator lainnya.

2. Uji Reliabitas

Uji Reliabilitas adalah alat ukur untuk mengetahui reliabel atau

tidak sebuah data kuesioner. Jika jawaban responden terhadap pernyataan

dalam kuesioner tersebut bisa konsisten dan juga stabil dari waktu ke waktu,

maka kuesioner tersebut bisa dikatakan reliabel. Uji reliabilitas ini dapat

dilakukan dengan memperkirakan nilai dari Cronbach’s Alpha dan

Composite reliability. Keduanya harus bernilai di atas 0,7.

Cronbach’s Alpha merupakan ukuran konsisten internal yang

berupa nilai untuk mengindikasikan adanya hubungan antara suatu

indicator dengan indicator lainnya. Cronbach’s Alpha dapat diukur dengan

nilai berkisar antara 0 sampai dengan 1. Reliabilitas alat ukur ini dapat

semakin baik jika semakin dekat Cronbach’s Alpha pada nilai satu. Selain

itu, Composite reliability adalah ukuran dari konsistensi internal pada


kelompok indicator untuk mengukur sebuah variabel yang dapat diandalkan

atau tidak.

3. Uji Kesesuaian Model

Uji Kesesuaian model merupakan mengukur model yang digunakan

penelitian yang bisa menangkap fakta dilapangan (Skearan & Roger

Bougie, 2016). Dalam Smart PLS versi 3.0, mendapatkan kesesuaian

model yang dapat dilihat dari nilai R-square untuk menunjukma

keterlibatan variable independent secara Bersama mempengaruhi nilai

variabel dependen dimana R-square bernilai kisaran 0 – 1. Model yang

biasa digunakan semakin baik apabila hasilnya mendekati nilai 1.

4. Hasil Uji Insttrumen

Hasil uji instrument pada penelitian ini dapat disimpulkan seperti

berikut:

Sumber: Data olahan (2023)


a. Uji Validitas

Hasil analisis dari convergent validity membuktikan bahwa nilai

setiap indikator harus lebih besar dari nilai minimumnya yaitu lebih

besar dari 0,7 untuk outer loading sedangkan untuk Average Variant

Extracted (AVE) harus lebih besar dari 0,5. Dengan hasil analisi

berikut, dapat dinyatakan bahwan semua indikator tersebut pada

penilitian ini adalah valid. Dapat dilihat dari tabel dibawah ini:

TABEL 3

Hasil Analisis Factor Loading (Outer Loading)

Product Quality

No Indikator Outer Hasil

Loading

1 Produk Jajanan Pasar 0,755 Valid

menggunakan bahan-bahan

tradisonal

2 Bahan-bahan yang digunakan sehat 0,752 Valid

dan bersih

3 Kualitas jajanan pasar sesuai 0,822 Valid

dengan keinginan saya


4 Produk Jajanan pasar disajikan 0,734 Valid

dalam kemasan yang mudah dan

praktis

Sumber: Data olahan (2023)

TABEL 4

Hasil Analisis Factor Loading (Outer Loading)

Promotion

No Indikator Outer Hasil

Loading

1 Promosi yang dilakukan setiap 0,194 Valid

pedagang jajanan pasar menarik

perhatian saya

2 Saya ikut mempromosikan Jajanan 0,842 Valid

Pasar yang saya konsumsi

Sumber: Data olahan (2023)

TABEL 5

Hasil Analisis Factor Loading (Outer Loading)

Purchase Intentation

No Indikator Outer Hasil

Loading
1 Keinginan untuk membeli jajanan 0,774 Valid

pasar

2 Berniat membeli jajanan pasar pada 0,842 Valid

saat membutuhkan

3 Mencari jajanan pasar yang 0,826 Valid

berkualitas dibandingkan yang lain

4 Berniat membeli jajanan pasar setelah 0,852 Valid

mengetahui jajanan pasar yang

berkualitas

Sumber: Data olahan (2023)

TABEL 6

Average Variant Extracted (AVE)

Variabel Average Variant Extracted

(AVE)

Product quality 0,587

Promotion 0,772

Purchase Intention 0,679

Sumber: Data olahan (2023)

Hasil analisis dari Discriminant Validity dengan menggunakan uji

Fornell Larcker Criterion dan Cross Loading bisa juga membuktikan bahwa
korelasi indikatornya sendiri lebih besar dari indikator yang lainnya. Maka

dengan hasil analisis berikut dapat dinyatakan bahwa semua indikator pada

penelitian ini adalah Valid. Dapat dilihat melalui tabel dibawah ini:

TABEL 7

Nilai Square Roots AVE – Fornell – Larcker Criterion

Product Promotion Purchase

Quality Intention

Product Quality 0,766

Promotion 0,639 0,879

Purchase Intention 0,596 0, 565 0,824

Sumber: Data olahan (2023)

TABEL 8

Hasil Analisis Cross Loading

Product Promotion Purchase

Quality Intention

Product Quality 1 0,755 0,538 0,393

Product Quality 2 0,752 0,537 0,442

Product Quality 3 0,822 0,455 0,502

Product Quality 4 0,734 0,444 0,478

Promotion 1 0,586 0,914 0,559


Promotion 2 0,536 0,842 0,420

Purchase Intention 1 0,481 0,554 0,774

Purchase Intention 2 0,507 0,403 0,842

Purchase Intention 3 0,475 0,416 0,826

Purchase Intention 4 0,515 0,474 0,852

Sumber: Data olahan (2023)

b. Uji Reliabilitas

Hasil analisis daru uji reliabilitas yang dilakukan dengan melihat

nilai Cronbach’s Alpha membuktikan bahwa nilai dari pada semua

indikator dengan mendekati angka 1 yang bisa membuktikan adanya

hubungan antara satu indikator dengan indikator lainnya. Namun

dapat dilihat juga dari hasil analisis composite reliability maupun

Cornbach’s Alpha keduanya membuktikan bahwa dari semua

indikator pada penelitian ini bisa di andalkan. Dapat dilihat dari

tabel dibawah ini:

TABEL 9

Nilai Cronbach’s Alpha

Variabel Cronbach’s Alpha

Product Quality 0,766

Promotion 0,711
Purchase Intention 0,842

Sumber: Data olahan (2023)

TABEL 10

Nilai Composite Reliability

Variabel Composite Reliability

Product Quality 0,850

Promotion 0,871

Purchase Intention 0,894

Sumber: Data olahan (2023)

c. Uji Kesesuaian Model

Hasil analisis membuktikan bahwa pada variabel product

quality (X1) dan promotion (X2) dapat mampu mempengaruhi

variabel purchase intention (Y) sebesar 0,413. Maka dapat

dinyatakan bahwa indikator mampu menjelaskan variabelnya.

Dapat dilihat dari tabel dibawah ini:


TABEL 11

Nilai R-Square

R Square R Square Adjusted

Purchase Intention 0,413 0,395

Sumber: Data olahan (2023)


BAB IV

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Karakteristik responden

Pada karakteristik responden memiliki arti bahwa perbedaan latar

belakang dari responden itu sendiri yang bertujuan untuk bisa menunjukan

latar belakang dari setiap responden dalam survei yang dilakukan pada

penelitian ini. Latar belakang ini ditekankan dalam hal jenis kelamin,usia,

serta pendidikan terakhir dari responden. Berikut merupakan tabel hasil dari

data karakteristik responden yang telah di peroleh:

TABEL 12

Pengujian Karakteristik

Jenis Kelamin

Jumlah Persen

Laki-Laki 19 27.1%

Perempuan 51 72,9%

TOTAL 70 100.0%

Sumber: Data olahan (2023)

Pada tabel 12 di atas, dinyatakan bahwa dari 100 responden

dalam hal jenis kelamin yang ada pada tabel tersebut Wanita

mendapatkan presentase sebanyak 72,9% dan untuk presentase laki-laki


mendaptkan 27,1%. Dapat disimpulkan bahwa peminat atau pelanggan

untuk membeli jajanan pasar lebih banyak diminati oleh kalanagan

Wanita dibandingkan laki-laki.

TABEL 13

Pengujian Karakteristik

Usia

Jumlah Persen

< 20 22 31,4%

21- 25 26 37,1%

20 - 30 5 7,1%

>30 17 24,3%

Sumber : Data olahan (2023)

Berdasarkan tabel 13 di atas, dapat dilihat bahwa penelitian ini

memperoleh hasil tinjauan dari 4 jenis kelompok usia, hasil yang paling tinggi

berada di kelompok usia 21-25 tahun sebesar 37,1% kedua ada kelompok usia

<20 tahun sebesar 31,4 %, untuk umur >30 sebesar 24,3% dan untuk yang

terakhir ada pada umur 20-30 yang memiliki hasil paling rendah sebesar 7,1%.
TABEL 14

Pengujian Karakteristik

Pendidikan terakhir

Jumlah Persen

SMA 27 38,6%

D3/D4 11 15,7%

S1 31 44.3%

S2/S3 1 1.4%

TOTAL 100 100.0%

Sumber : Data olahan (2023)

Berdasarkan tabel 14 di atas, terdapat 100 responden yang menempuh

Pendidikan terakhir. Pada penelitian ini yang paling dominaan berada di

kalangan sarjana (S1) berada di angka 44.3%, selanjutnya ada kalangan SMA

sebesar 38,0%, Diploma 15,7% dan yang terakhir ada Pascasarjana sebesar

1.4%.

2. Analisis Statistik Deskriptif

Analisis deskriptif adalah statistic untuk menganalisi data dengan

menggambarkan serta mendeskripsikan datanya. Statistik deskirptif juga

memberikan deskripsi dan gambaran dari data yang telah terkumpul dan dilihat

dari nilai rata-rata atau mean serta standar deviasi (Ghozali,2018). Hasil dari
penelitian analisis statistic deskriptif dapat dilihat dari tabel yang tertera di

bawah ini:

TABEL 15

Hasil Analisis Mean dan Standard Deviation

Product Quality

No Indikator Mean Standard

Deviation

1 Produk Jajanan Pasar menggunakan 5,171 0,845

bahan-bahan tradisonal

2 Bahan-bahan yang digunakan sehat 4,857 1,059

dan bersih

3 Kualitas jajanan pasar sesuai dengan 4,929 1,033

keinginan saya

4 Produk Jajanan pasar disajikan dalam 5,213 0,773

kemasan yang mudah dan praktis

Rata-rata 5,0425 0,9275

Sumber: Data Olahan (2023)

Berdasarkan tabel 15 diatas menyatakan bahwa variabel product quality

(X1) yang memiliki mean rata-rata yang didapatkan sebesar 5,0425 dengan

nilai indikator terbesar ada pada indikator no.4, yaitu ‘Produk Jajanan pasar
disajikan dalam kemasan yang praktis’ dengan nilai mean sebesar 5,213 yang

dapat disimpulkan bahwa Sebagian besar responden merespons tinggi pada

kategori setuju terhadap pernyataan tersebut. Adapun nilai mean terkecil yang

terdapat pada indicator no.2, yaitu ‘Bahan-bahan yang digunakan sehat dan

bersih’ dengan nilai mean sebesar 4,857 yang berarti Sebagian besar dari

responden merespon tinggi pada ketegori cukup terhadap pernytaan tersebut.

TABEL 16

Hasil Analisi Mean dan Standard Deviation

Promotion

No Indikator Mean Standard

Deviation

1 Promosi yang dilakukan setiap 4,500 1,192

pedagang jajanan pasar menarik

perhatian saya

2 Saya ikut mempromosikan Jajanan 4,557 1,272

Pasar yang saya konsumsi

Rata-rata 4,529 1,232

Sumber; Data Olahan (2023)

Berdasarkan tabel 16 di atas yang menyatakan bahwa variabel

promotion (X2) memiliki mean rata-rata 4,529 dengan nilai mean paling besar

terdapat pada indikator no.2, yaitu ‘Saya ikut mempromosikan Jajanan Pasar
yang saya konsumsi’ nilai indikator sebesar 4,557 yang berarti Sebagian besar

dari responden merespon tinggi pada kategori setuju terhadap pernytaan

tersebut. Sedangkan untuk mean yang paling kecil terdapat pada no.1 yaitu

‘Promosi yang dilakukan setiap pedagang jajanan pasar menarik perhatian

saya’ sebesar 4,500 yang artinya Sebagian responden memilih kategori cukup

terhadap indikator atau pernyataan tersebut.

TABEL 17

Hasil Analisis Mean dan Standard Deviation

Purchase Intention

No Indikator Mean Standar

Deviation

1 Keinginan untuk membeli jajanan pasar 0,774 0,823

2 Berniat membeli jajanan pasar pada 0,842 0,754

saat membutuhkan

3 Mencari jajanan pasar yang berkualitas 0,826 0,805

dibandingkan yang lain

4 Berniat membeli jajanan pasar setelah 0,852 0,806

mengetahui jajanan pasar yang

berkualitas

Rata-rata 0,824 0,797

Sumber; Data Olahan (2023)


Berdasarkan tabel 17 di atas yang menyatakan bahwa variabel purchase

intention (Y) memiliki mean rata-rata sebesar 0,824 dengan nilai mean yang

paling besar terdapat pada indikator no.4 yaitu ‘Berniat membeli jajanan pasar

setelah mengetahui jajanan pasar yang berkualitas’ sebesar 0,852 yang artinya

Sebagian responden merespon pada kategori setuju terhadap pernyataan

tersebut. Sedangkan terdapat juga nilai mean yang paling terkecil pada no.1

yaitu ‘Keinginan untuk membeli jajanan pasar’ sebesar 0,774 yang artinya

Sebagian dari responden merespon cukup pada pernytaan tersebut.

3. Analisi Hasil Penelitian

Pada bagian ini akan menganalisis hasil dari penelitian yang bertujuan

untuk mengetahui faktor-faktor yang paling berpengaruh dari quality product

dan promotion terhadap purchase intention jajanan pasar pada generasi Z di

Tangerang. Berikut tabel hasil analisis uji pengaruh:

TABEL 18

Hasil Analisis Uji Pengaruh

Hipotesis Original T Hasil

Sample Statistic

Product Quality → Purchase Intention H1 0,397 2,228 H1 didukung

Promotion → Purchase Intention H2 0,331 3,072 H2 didukung

Sumber: Data olahan (2023)


Berdasarkan tabel 18 diatas dinyatakan bahwa:

Variabel indepneden yaitu product quality (X1) mempengaruhi variabel

dependen yaitu purchase intention (Y) positif sebesar 0,397 dengan signifikan

sebesar 2,228. Selain itu, untuk variabel dependen promotion (X2) yang

mempengaruhi variabel purchase intention (Y) positif sebesar 0,331 dengan

signifian 3,072. Maka dapat disimpulkan bahwa:

H1 = terdapat pengaruh antara product quality jajanan pasar terhadap

purchase intention generasi Z di Tangerang

H2 = terdapat pengaruh antara promotion jajanan pasar terhadap

purchase intention generasi Z di Tangerang.

B. Pembahasan

Penelitian ini menggunakan metode yaitu metode kuantitatif sehingga

data yang disajikan yaitu berupa angka. Data yang dihasilkan melalui

responden yang mengisi kuesioner kemudian akan diuji validitas, reliabilitas,

kesesuaian model, analisis stratistik deskriptif, original sample, dan T statistics

dengan menggunakan aplikasi atau software Smart PLS versi 3.0. Untuk

mendapatkan data penulis menggunakan google form untuk membuat

kuesioner dengan skala likert (1-6). Kuesioner disebar melalui media sosial

yang dimiliki oleh penulis serta kerabat terdekat penulis. Responden yang

terkumpul pada kuesioner yang didapatkan sebanyak 70 pelanggan jajanan

pasar dengan memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Menurut hasil analisis


terhadap 70 responden, yang memiliki profil dengan jumlah 27.1% adalah laki-

laki dan untuk perempuan sebanyak 72,9% dengan mayoritas berusia 21-25

tahun dan memiliki latar belakang S1.

Indikator yang ada pada penelitian ini dinyatakan valid, karena angaka

outer loading yang lebih besar dari 0.7 dan average variant (AVE) > 0.5. selain

itu dapat juga dilihat dari uji Fornell Larcker Crieterion dan cross loading yang

menyatakan bahwa nilai indikator itu sendiri lebih besar dari pada nilai

indikator lainnya. Pada penilitian ini juga indikator yang ada dinyatakan

reliabel, karena terdapat nilai composite reliability dan cronbach’s alpha di atas

0.7.

Hasil dari analisis statistic deskirptif pada penelitian ini menyatakan

bahwa nilai mean rata-rata pada variabel product quality sebesar 5,0425 yang

mengartikan bahwa Sebagian besar dari responden merespon tinggi pada

kategori setuju terhadap indikator yang ada pada product quality. Untuk

variabel berikutnya yaitu promotion memiliki rata-rata mean yaitu 4,529 yang

mengartikan Sebagian besar responden memilih pada kategori cukup terhadap

indikator yang ada pada promotion. Serta, nilai rata-rata mean yang ada pada

variabel purchase intention sebesar 0,824 yang mengartikan bahwa sebgain

besar dari responden merespon tinggi pada ketogori setuju terhadap indikator

yang ada pada purchase intention. Jika terdapat upaya dalam product quality

dan promotion, maka purchase intention pelanggan akan meningkat.


BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti serta

pembahasan yang telah diuraiakan pada bab sebelumnya, maka dapat

disimpulkan bahwa:

1. Hasil dari uji pengaruh (hipotesis) menunjukan bahwa product quality

memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap meningkatnya purchase

intention pelanggan jajanan pasar di Tangerang. Maka dalam hal ini,

product quality yang digunakan para penjual jajanan pasar menggunakan

bahan-bahan yang berkualitas untuk membuat produk jajanan pasar.

2. Hasil dari uji pengaruh (hipotesis) menunjukan bahwa promotion memiliki

pengaruh positif dan signifikan terhadap meningkatnya purchase intention

pelanggan jajanan pasar di Tangerang. Maka dalam hal ini, promosi yang

di lakukan oleh para penjual jajanan pasar bisa menarik para pelanggan

jajanan pasar.

3. Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa adanaya

peningkatan purchase intention oleh generasi Z di Tangerang dipengaruhi

oleh product quality dan juga promotion yang dilakukan oleh para penjual

jajanan pasar. Namun product quality lebih dominan dibandingkan

promotion.
Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan, maka implikasi

yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Implikasi Teoritis

a. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini dapat memperkuat teori-teori

yang ada pada penelitian sebelumnya mengenai purchase intention

yang dipengaruhi oleh product quality dan juga promotion.

b. Hasil dari penelitian ini juga dapat membantu mengembangkan teori-

tori berikutnya mengenai product quality. Pada penelitian ini membahas

product quality dimana penjual jajanan pasar menggunakan bahan-

bahan yang baik untuk membuat produk jajanan pasar yang dijual.

Sehingga dengan menggunakan bahan yang berkualitas, para pelanggan

menjadi tertarik untuk mengkonsumsi jajanan pasar tersebut.

c. Hasil dari penelitian ini juga dapat membantu mengembangkan teori-

tori berikutnya mengenai promotion. Dimana pada penelitian ini

membahas promosi yang dilakukan para penjual jajanan pasar untuk

menarik perhatian untuk para pelanggan jajanan pasar.

d. Hasil dari penelitian ini juga dapat membantu mengembangkan teori-

tori berikutnya mengenai purchase intention. Pada penelitian ini,

variabel independen product quality dan juga promotion yang dapat

mempengaruhi variabel dependennya, yaitu purchase intention.

2. Implikasi Praktis

a. Diharapkan untuk para penjual jajanan pasar untuk banyak

mempelajari dan mengembangkan bagaimana product quality dan


juga promotion terhadap jajanan pasar yang dapat mempengaruhi

purchase intention.

B. Saran

Pada proses penelitian ini, terdapat beberapa keterbatasan yang terjadu,

diantaranya:

1. Jumlah responden yang kurang atau masih kurangnya waktu dalam

penyebaran kuesioner

2. Jumlah variabel yang terbatas dimana penulis hanya menjabarkan variebal

independennya sebanyak dua sedangkan masih banyak variabel yang bisa

mempengaruhi variabel dependennya yaitu purchase intention.

3. Pengumpulan data yang menggunakan google form, sehingga jawaban dari

responden berdasarakan persepsi masing-masing.

Berdasarkan keterbatasan yang dibahas dibagian atas, maka peneliti

memberikan beberapa saran untuk menjadi pertimbagan bagi penelitian berikut

atau selanjutnya:

1. Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya mengambil sampel denga

memperbesar dan memperluas sehingga bisa mendapatkan jawaban yang

lebih baik.

2. Bagi peneliti selanjutnya, bisa melakukan pemambahan variabel yang

lain yang bisa mempengaruhi purchase intention. Serta menggunakan

metode kuantitatif untuk mendapatkan banyak gambaran yang lebih

mendalam mengenai pengaruh yang ada pada setiap variabel.


3. Metode pengumpulan data bisa dilakukan dengan wawancara atau

interview.

C. Rencana Keberlanjutan

Untuk penelitian kedepannya, peniliti berharap agar setiap peneliti

selanjutnya dapat melanjutkan penelitian dengan menambahkan variabel yang

akan diuji terhadap purchase intention. Selain itu, peneliti juga berharap dengan

adanya penelitian ini para penjual jajanan pasar dapat meningkatkan kualitas

produk yang dibuat dan juga promosi terhadapat jajanan pasar agar minat beli

dari pelanggan bisa semakin meningkat.


DAFTAR PUSTAKA

Asparin, A., & Sudiyarto, S. (2021). Perspektif Preferensi Konsumen Remaja

terhadap Jajanan Tradisional Khas Gresik. JIA (Jurnal Ilmiah Agribisnis) :

Jurnal Agribisnis Dan Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, 6(4), 114.

https://doi.org/10.37149/jia.v6i4.19742

Burhanuddin, N. H. (2018). STRATEGI PEMASARAN MAKANAN KHAS

TRADISIONAL DI KECAMATAN WOTU. In DINAMIS-Journal of

Islamic Management and Bussines (Vol. 1, Issue 2).

Daya, J. (2023). Pengaruh Kualitas Produk dan Promosi Terhadap Minat Beli

dan Keputusan Pembelian Produk Pia Cinta (Studi Kasus Pada Toko Pia

Cinta Sinar Abadi cabang Singaraja) (I Gusti Made Oka Astana; Putu Ayu

Dian Dimiadi). 9(1).

Defyartha Kepakisan. (2022). STRATEGI PROMOSI JAJANAN DODOL DI

DESA BONDALEM SEBAGAI OLEH-OLEH KHAS BULELENG. Jurnal

Mahasiswa Pariwisata Dan Bisnis, 2153–2164, 2–8.

Diah Andriani, N., Mulyantomo, E., & Yuni Widowati, S. (2021). 2 ;

yunisoekendro@usm.ac.id 3 Fakultas Ekonomi. 19(4), 253–266.

Evanita, S., & Trinanda, O. (2017). Pengaruh atribut produk terhadap minat beli

makanan ringan tradisional pada remaja di perkotaan Sumatera Barat.

Economac: Jurnal Ilmiah Ilmu Ekonomi, 1(2), 7.

Galieno, R., Rahmawati, V., & Vlennery Mettan, S. (2021). Peran Kualitas

Produk dan Promosi terhadap Minat Beli Produk Coklat. In Journal of


Emerging Business Management and Entrepreneurship Studies (Vol. 1,

Issue 2). Online. http://jebmes.ppmschool.ac.id/259

Halim, N. R., & Iskandar, A. (2019). PENGARUH KUALITAS PRODUK,

HARGA DAN PERSAINGAN TERHADAP MINAT BELI. Jurnal Riset

Manajemen Dan Bisnis (JRMB) Fakultas Ekonomi UNIAT, 4(3), 415–424.

https://doi.org/10.36226/jrmb.v4i3.291

Ikmah, A. S. W. (2022). PEMANFAATAN E-COMMERCE UNTUK

PEMASARAN PADA USAHA SNACK DAN JAJANAN PASAR DI

MASA PANDEMI COVID 19. In M. K. Mulia Sulistiyono & M. K. Rizqi

Sukma Kharisma (Eds.), Prosiding (1st ed., pp. 13–17). Lembaga Penelitian

dan Pengabdian Masyarakat.

Khairullah, M., & Yogyakarta, S. (2020). Analisis Pengaruh Variabel Demografis

Terhadap Minat Beli Jajanan Tradisional di Kecamatan Kraton Yogyakarta.

IJIEB: Indonesian Journal of Islamic Economics and Business, 5(1), 15–31.

http://e-journal.lp2m.uinjambi.ac.id/ojp/index.php/ijoieb

Laga, Y., & Jamu, M. E. (2020). Faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli di

pasar tradisional. Jurnal Ekonomi Modernisasi, 16(3), 144–153.

https://doi.org/10.21067/jem.v16i3.5037

Mayasari, I., Sugeng, N. W., & Ratnaningtyas, H. (2021). Peran Bauran

Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Generasi Milenial: Studi Jajanan

Tradisional. At-Tadbir : Jurnal Ilmiah Manajemen, 5(2), 135.

https://doi.org/10.31602/atd.v5i2.4799
Muhandri, T., Hasanah, U., & Amanah, A. (2021). Perilaku Konsumen Terhadap

Jajanan Tradisional di Kabupaten Pekalongan. Jurnal Mutu Pangan :

Indonesian Journal of Food Quality, 8(1), 10–16.

https://doi.org/10.29244/jmpi.2021.8.1.10

Okta Setyawant, S. W. A. (2015). HIGIENE DAN SANITASI JAJAN PASAR

DI PASAR KOTAGEDE YOGYAKARTA. Jurnal KELUARGA, 1.

Semuel, H., & Setiawan, K. Y. (n.d.). PROMOSI MELALUI SOSIAL MEDIA,

BRAND AWARENESS, PURCHASE INTENTION PADA PRODUK

SEPATU OLAHRAGA. https://doi.org/10.9744/pemasaran.12.1.47─52

Septiano, R., & Sari, L. (2021). DETERMINATION OF CONSUMER VALUE

AND PURCHASE DECISIONS: ANALYSIS OF PRODUCT QUALITY,

LOCATION, AND PROMOTION. 2(3).

https://doi.org/10.31933/dijdbm.v2i3

Setiawan Universitas Muhammadiyah Hamka, E. (n.d.). PENGARUH

SOSIALISASI KULINER, INOVASI PRODUK KULINER DAN CITRA

PRODUK KULINER TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN KULINER

TRADISIONAL DI KOTA TANGERANG SELATAN.

Supraptini, R. N. E.-E. I. D. (2011). KUALITAS BAHAN MAKANAN DAN

MAKANAN JAJANAN YANG DIJUAL DI PASAR TRADISIONAL DI

BEBERAPA KOTA DI INDONESIA. 10.

Sekaran, & Roger Bougie. (2016). Research Methods for Business (SEVENT

EDITION).
Wahyu Tri Hastiningsih, S. Pd. , M. (2018). ANALISIS MINAT BELI REMAJA

TERHADAP JAJANAN PASAR DI KAMPUNG KELEMAN KEPATIHAN

KULON SURAKARTAANALISIS MINAT BELI REMAJA TERHADAP

JAJANAN PASAR DI KAMPUNG KELEMAN KEPATIHAN KULON

SURAKARTA. 2–8.

Yuliati, U. (n.d.). FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN

DALAM PEMBELIAN MAKANAN JAJAN TRADISIONAL DI KOTA

MALANG.
LAMPIRAN 1

INDIKATOR KUESIONER VARIABEL X1

Product Quality

Dimensi Indikator

1 Produk Jajanan Pasar

Level menggunakan bahan-bahan

tradisonal

2 Bahan-bahan yang digunakan

sehat dan bersih

3 Kualitas jajanan pasar sesuai

Konsistensi dengan keinginan saya

4 Produk Jajanan pasar disajikan

dalam kemasan yang mudah dan

praktis

LAMPIRAN 2

INDIKATOR KUESIONER VARIABEL X2

Promotion

Dimensi Indikator

1 Promosi yang dilakukan setiap

Promosi pedagang jajanan pasar menarik

perhatian saya
2 Promo yang kurang namun masih

memiliki harga yang murah

3 Saya ikut mempromosikan Jajanan

Partisipasi Pasar yang saya konsumsi

Konsumen

4 Startegi promosi pada jajanan pasar

menggunakan word of mouth

LAMPIRAN 3

INDIKATOR KUESIONER VARIABEL Y

Purchase Intention

Dimensi Indikator

1 Keinginan untuk membeli jajanan

Rangsangan pasar

2 Berniat membeli jajanan pasar pada

saat membutuhkan

3 Mencari jajanan pasar yang

Kesadaran berkualitas dibandingkan yang lain

Pencarian 4 Berniat membeli jajanan pasar

Informasi setelah mengetahui jajanan pasar

yang berkualitas

Anda mungkin juga menyukai