A Manajemen
A Manajemen
TUGAS
RMK
Responsibility Accounting and Transfer Pricing
Oleh :
Nurhayati (A062192008)
Menurut Hansen dan Mowen dalam buku yang berjudul “Manajemen Biaya”
officer) melalui wakil-wakil presiden ke manajer tingkat menengah dan tingkat yang
lebih rendah.
panjang dan lebih banyak. Terdapat hubungan yang kuat antara struktur organisasi dan
a) Pusat Pertanggungjawaban
Hansen dan Mowen mendefinisikan pusat pertanggungjawaban
sebagai:
“Sebuah segmen bisnis yang manajernya bertanggung jawab akan
111)”.
perakitan atau penyelesaian, merupakan contoh dari sebuah pusat biaya. Departemen
produksi tidak menetapkan harga atau membuat keputusan pemasaran, tapi mereka
Oleh karena itu departemen pemasaran dapat dievaluasi sebagai pusat pendapatan.
menetapkan harga dan memasarkan produk yang mereka manufaktur. Para manajer
pabrik ini mengontrol baik biaya maupun pendapatan, dan menempatkan mereka
dalam kontrol sebuah pusat laba. Laba operasi dapat menjadi ukuran kinerja yang
Akhirnya divisi-divisi sering kali disebut sebagai contoh dari sebuah pusat
investasi. Selain memiliki kontrol terhadap biaya dan keputusan penetapan harga,
manajer divisi juga memiliki kekuasaan untuk membuat keputusan investasi, seperti
atau membuat sebuah jalur produk. Akibatnya baik laba operasi maupun sebagian
jenis return on investment menjadi ukuran kinerja yang penting bagi para manajer
pusat investasi.
a) Penilaian Kinerja
dalam proses perencanaan dan pengendalian aktivitas organisasi. Tolak ukur kinerja
pusat pertanggungjawaban dan untuk megevaluasi kinerja mereka. Karena tolak ukur
kinerja dapat mempengaruhi perilaku para manajer, pemilihan tolak ukur dapat
Manfaat, & Rekayasa” (2001 : 381) menjelaskan harga transfer dalam arti luas sebagai:
“Harga transfer meliputi harga produk atau jasa yang ditransfer antarpusat
Dengan demikian pengertian harga transfer ini meliputi semua bentuk alokasi biaya
dari departemen pembantu dan departemen produksi dan harga “jual” produk atau jasa
“Harga barang dan jasa yang ditransfer antarpusat laba dalam perusahaan yang
“Harga transfer adalah harga yang dibebankan pada barang yang diproduksi
oleh suatu divisi dan ditransfer ke divisi lainnya (Hansen dan Mowen, 2001 :
837)”.
sebagai:
“Transfer price is the amount charged when one division of an organization sells
oleh divisi atau pusat laba yang bertindak sebagai yang memproduksi barang yang
ditransfer kepada divisi yang membeli barang tersebut atau meminta bantuan
pengerjaan, di mana divisi penjual yang memproduksi barang atau menyediakan jasa
memperlakukan harga transfer sebagai pendapatan baginya dan divisi yang bertindak
sebagai pembeli memperlakukan harga transfer sebagai biaya yang harus dikeluarkan
oleh divisinya.
Jika antara pusat laba dalam suatu perusahaan membeli dan menjual barang,
perusahaan atau dibeli dari pemasok luar. Keputusan ini disebut dengan istilah
sourcing decision.
perusahaan, keputusan beikutnya yang harus dibuat adalah pada harga transfer
berapa produk tersebut ditransfer dari divisi penjual ke divisi pembeli. Keputusan
Dalam penetuan harga transfer ada dua divisi yang terlibat yaitu divisi penjual, yang
mentransfer barang dan jasa dan divisi pembeli, yang menerima transfer barang atau
untuk menimbulkan banyak masalah adalah penentuan harga transfer barang antardivisi
Menurut Mulyadi (2001 : 381) harga transfer pada hakikatnya memiliki tiga
1. Masalah harga transfer hanya timbul jika divisi yang terkait diukur kinerjanya
berdasarkan atas laba yang diperoleh mereka dan harga transfer merupakan unsur
yang signifikan dalam membentuk biaya penuh produk yang diproduksi di divisi
pembeli. Jika perusahaan membentuk divisi sebagai pusat laba yang diukur
kinerjanya atas laba yang diperoleh, manajer pusat laba akan peduli atas faktor-
merupakan pendapatan bagi divisi penjual dan biaya bagi divisi pembeli, maka
2. Harga transfer selalu mengandung unsur laba di dalamnya. Bagi divisi penjual,
harga transfer merupakan pendapatan yang merupakan unsur laba yang dipakai
sebagai dasar pengukuran kinerja divisi. Karena divisi penjual diukur kinerjanya
atas dasar laba, maka transfer barang ke divisi pembeli harus mengandung unsur
laba di dalamnya.
kesempatan kepada manajer divisi yang terkait untuk merundingkan semua unsur
yang membentuk harga transfer,karena setiap unsur yang membentuk harga transfer
menjelaskan berbagai dampak yang timbul akibat ditetapkan harga transfer di dalam
transfer dan juga perusahaan secara keseluruhan. Hal ini terjadi melalui dampak yang
ditimbulkannya terhadap:
Harga yang dikenakan untuk barang yang ditransfer mempengaruhi biaya divisi
pembeli dan pendapatan divisi penjual. Artinya laba kedua divisi tersebut
laba dari kedua divisi (misalnya ROI dan EVA) maka penetapan harga transfer
memtuskan untuk membeli barang dari pihak luar karena harganya lebih murah
dari harga transfer, yang mana pada kenyataannya, biaya produksi barang secara
apabila campur tangan seperti itu menjadi sering dilakukan, maka organisasi
besar dari kerugiannya. Salah satu kerugian tersebut adalah munculnya perilaku
manajer divisi yang kurang optimal. Jadi campur tangan manajemen pusat
dalam mengurangi biaya ini dapat benar-benar menjadi lebih mahal dalam
Menurut Mulyadi (2001 : 382) ada dua masalah yang selalu dirundingkan oleh
Dasar penentuan harga transfer. Dalam penentuan harga transfer, divisi pembeli
dan divisi penjual harus menyepakati dasar yang akan dipakai sebagai landasan
penentuan harga barang yang ditransfer antardivisi tersebut. Ada dua dasar yang
dapat digunakan sebagai landasan penentuan harga transfer: biaya dan harga pasar.
Biaya yang dipakai sebagai dasar penentuan harga transfer adalah biaya penuh, yang
dapat dipilih dari dua macam biaya penuh: biaya penuh sesungguhnya dan biaya
penuh standar.
Baik biaya penuh sesungguhnya maupun biaya penuh standar dapat direkayasa
dengan salah satu pendekatan: full costing, variable costing, atau activity based
costing.
Besarnya laba yang diperhitungkan dalam harga transfer. Dua faktor yang harus
dirundingkan antara divisi penjual dengan divisi pembeli dalam menentukan besarnya
persentase tertentu dari biaya penuh atau berdasarkan aktiva penuh yang digunakan
untuk memproduksi produk. Jika laba ditentukan sebesar persentase tertentu dari
biaya penuh, harga transfer yang dihasilkan tidak memperhitungkan modal yang
dasar yang baik untuk memperhitungkan laba dalam harga transfer, namun banyak
masalah yang timbul dalam memperhitungkan aktiva penuh sebagai investment base.
Jika aktiva penuh divisi dipakai sebagai dasar penentuan laba yang diperhitungkan
Jenis aktiva yang diperhitungkan sebagai dasar penentuan laba dalam harga
transfer dapat digolongkan menjadi dua kelompok: aktiva lancar dan aktiva tidak
lancar. Jenis aktiva yang diperhitungkan dalam aktiva lancar divisi penjual adalah
aktiva lancar yang digunakan untuk operasi divisi penjual. Dengan demikian investasi
sementara dalam surat berharga tidak diperhitungkan sebagai aktiva yang dipakai
sebagai dasar penentuan laba dalam harga transfer. Begitu pula dengan investasi
jangka panjang divisi penjual tidak diperhitungkan dalam aktiva tidak lancar yang
Aktiva tetap yang diperhitungkan sebagai dasar penentuan laba dalam harga
transfer adalah kondisi aktiva tetap divisi penjual pada awal tahun berlakunya haraga
transfer. Jika dalam tahun berjalan, divisi penjual melakukan investasi dalam aktiva
tetap, jumlah investasi ini biasanya diperhitungkan dalam penentuan harga transfer
tahun berikutnya. Begitu pula jika dalam tahun berjalan divisi penjual melakukan
Cara penilaian aktiva yang dipakai sebagai dasar penentuan laba yang
diperhitungkan dalam harga transfer dapat dibagi menjadi dua: cara penilaian aktiva
lancar dan cara penilaian aktiva tetap. Jika jenis aktiva lancar yang diperhitungkan
dalam investment base telah ditetapkan, penilaian aktiva lancar dapat dipilih dari:
1. Nilai bersih yang dapat direalisasikan (net realizable value) aktiva lancar pada awal
2. Nilai bersih yang dapat direalisasikan (net realizable value) aktiva lancar rata-rata
Ada berbagai metode penetuan harga transfer. Menurut dasar yang digunakan
1) Penentuan harga transfer atas dasar biaya (cost based transfer pricing)
2) Penentuan harga transfer atas dasar harga pasar (market based transfer
pricing).
a) Penentuan Harga Transfer atas Dasar Biaya (Cost Based Transfer Pricing)
Dalam penentuan harga transfer ini, harga jual barang yang ditransfer
antardivisi didasarkan pada biaya penuh produk yang ditransfer. Biaya penuh yang
dipakai sebagai dasar penentuan harga transfer dapat dipilih dari dua macam biaya:
transfer, kemungkinan yang dapat timbul adalah divisi pembeli akan dibebani
dengan ketidakefisienan yang terjadi di divisi penjual. Hal ini disebabkan biaya
terjadi di divisi penjual. Oleh karena itu, biaya penuh sesungguhnya tidak baik jika
Jika biaya penuh standar dipakai sebagai dasar penentuan harga transfer,
divisi penjual, karena biaya penuh standar mencerminkan operasi terbaik dengan
biaya yang seharusnya di divisi penjual. Harga transfer yang menggunakan biaya
penuh standar sebagai dasar akan memberikan keuntungan bagi divisi pembeli,
karena divisi pembeli dibebani dengan biaya yang seharusnya untuk memproduksi
Jika biaya dipakai sebagai dasar penentuan harga transfer, manajemen perlu
jika biaya dipakai sebagai dasar, karena divisi yang terlibat harus melakukan
Biaya penuh yang dipakai sebagai dasar penentuan harga transfer dapat
dihitung dengan salah satu dari tiga pendekatan penentuan biaya: full
produk yang ditransfer, maka harga transfer yang sesuai adalah harga pasar”.
Bagi divisi penjual harga pasar merupakan penghasilan yang akan dikorbankan di
dalam transfer produk kepada divisi pembeli, sedangkan bagi divisi pembeli harga
pasar tersebut merupakan biaya yang seharusnya dikeluarkan jika produk tersebut
divisi penjual karena produksi yang besar tersebut. Oleh karena itu
harga transfer.
2. Divisi penjual mempunyai pasar yang sudah pasti (yaitu divisi pembeli).
3. Harga pasar tidak selalu sama dengan harga yang tercantum di dalam daftar harga
(list price).
a) Pengelolaan Harga Transfer
Karena penentuan harga transfer berdampak langsung terhadap laba divisi yang
terlibat dalam transfer produk atau jasa, sistem penentuan harga transfer memerlukan
aturan formal agar dapat dilaksanakan secara berhasil. Dua aturan formal yang perlu
ditetapkan adalah aturan negosiasi dan aturan penyelesaian jika negosiasi menghadapi
jalan buntu.
produk yang mirip tapi terdiferensiasi). Ketika pasar persaingan tidak sempurna
tidak cocok untuk dipakai. Dalam kasus ini harga transfer negosiasi dapat menjadi
dihadapi oleh setiap divisi. Suatu harga negosiasi harus disetujui hanya jika biaya
kesempatan dari divisi penjual kurang dari biaya kesempatan dari divisi pembeli.