NIM: 1103620043
Kelas: MP 2020 B
Latar belakang munculnya pemberdayaan dalam pendidikan yaitu karena adanya Peraturan
Pemerintahan (PP) No. 25 Tahun 2003 dan UU no. 23 Tahun 2003.Pendidikan didesain untuk
mampu mengatasi krisis multidimensional dengan membuat neraca masa lama, masa sekarang,
dan masa datang. Undang - undang tersebut mengisyaratkan bahwa dalam hal penyelenggaraan
pendidikan pada tataran satuan pendidikan, yaitu sekolah, dapat memiliki otonomi berupa
kewenangan dalam mengelola dan mengambil keputusan secara mandiri yang tidak bergantung
pada birokrasi sentralistik. Lingkungan strategis yang dimiliki oleh masyarakat lokal antara lain
mencakup lingkungan produksi, ekonomi, sosial dan ekologi. Melalui upaya pemberdayaan,
warga masyarakat didorong agar memiliki kemampuan untuk memanfaatkan sumberdaya yang
dimilikinya secara optimal serta terlibat secara penuh dalam mekanisme produksi, ekonomi,
sosial dan ekologi-nya.
Langkah penting yang dapat diambil oleh pengelola sekolah adalah mengembangkan hubungan
antara sekolah dan masyarakat dengan cara mepelajari dan memahami dengan baik masyarakat
yang ada disekitar sekolah tersebut.
1. Memahami masyarakat
2. Keterlibatan orang tua
3. Organisasi orang tua murid
Fungsi masyarakat sebagai pusat pendidikan sangat bergantung pada taraf perkembangan dari
masyarakat dan sumber-sumber belajar yang tersedia di dalamnya. Partisipasi masyarakat
tersebut kemudian dilembagakan dalam bentuk dewanpendidikan dan komite sekolah. Dewan
pendidikan adalah lembaga mandiri yang beranggotakan berbagai unsur masyarakat yang peduli
terhadap pendidikan. Penguatan partisipasi masyarakat haruslah menjadi agenda pembangunan
itu sendiri, terlebih dalam era globalisasi saat sekarang ini. Peran serta masyarakat harus lebih
dimaknai sebagai hak masyarakat untuk ikut mengontrol agenda dan urutan prioritas
pembangunanuntuk dirinya atau kelompoknya. Oleh karenaitu tidak akan dapat diterima jika ada
kelom- pok mendikte dan kepentingannya dalamisi dan prioritas keputusan pembangunan.
Titikpusat perhatian adalah ke arah pembangunanyang lebih berpihak kepada masyarakat.
Individu bukanlah sebagai objek melainkansebagai subjek atau pelaku yang menentukan,
mengontrol sumber daya, dan mengarahkanproses yang mempengaruhi kehidupannyasendiri.
Pembangunan yang memihak rakyat menekankan kepada pentingnya prakarsa danperbedaan
lokal.
Dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 yaitu tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa
pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah.
Selanjutnya, peran dari keikutsertaan masyarakat dalam pelaksanaan manajemen berbasis
sekolah yang diharapkan dari masyarakat, antara lain yaitu :
1) Tenaga yaitu merupakan sebagai sumber atau tenaga sukarela untuk membantu
mensukseskan wajib belajar dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, serta memperbaiki
sarana dan prasarana baik secara individu maupun secara kelompok.
2) Dana, untuk membantu pendanaan operasional sekolah, memberikan beasiswa, menjadi
orang tua asuh, menjadi sponsor dalam suatu kegiatan sekolah, dan sebagainya.
3) Pemikiran, yaitu memberikan masukan berupa pendapat pemikiran dalam rangka
menjaring anak-anak usia sekolah, menanggulangi anak putus sekolah, dan meningkatkan
mutu pendidikan di sekolah.
Salah satu kebijakan pemerintah menyangkut pembiayaan pendidikan dalam rangka peningkatan
mutu pada semua jenjang pendidikan (dasar, menengah dan tinggi) yakni, peningkatan peran
serta masyarakat dunia usaha dalam penyelenggaraan pendidikan ditingkatkan. Sementara itu,
bagi masyarakat yang tidak mampu akan disediakan bantuan, baik langsung ataupun tidak
langsung demi pemusatan dan keadilan pendidikan.
Partisipasi masyarakat merupakan suatu wujud dari pemberdayaan masyarakat sebagai daya
dukung sekolah dalam rangka pengelolaan sekolah secara efektif dan efisien agar seoptimal
mungkin sasaran dan tujuan pendidikan sekolah dapat tercapai. Partisipasi masyarakat luas
seperti, kalangan dunia usaha, tokoh masyarakat dan organisasi pemerhati pendidikan dengan
upaya-upayanya yang dapat dilakukan mulai pada tahap perumusan kebijaksanaan implementasi
kebijaksanaan secara operasional serta evaluasi dan pengawasan dan pelaksanaan dan
pengelolaan pendidikan sekolah.
c) Model partsispatif
a) Setiap masyarakat memiliki masalah kebutuhan dan potensi yang berbeda dan tidak
bisa di seragamkan.
b) Model Pembangunan satu masyarakat tidak dapat begitu saka diterapkan pada
masyarakat lain