2
Lean Six Sigma
FIRST AUTHOR / JOURNAL ON OPTIMIZATIONS OF SYSTEMS AT INDUSTRIES - VOL. XX NO. XX (2017) XXX-XXX
menyebabkan pemborosan waktu dan tenaga dijadikan prioritas pertama untuk segera dilakukan
pekerja. perbaikan. Penentuan penyebab dari jenis kegagalan
5. Pemeriksaan (Inspeksi) didaptkan dari hasil wawancara dengan pemilik
Aktivitas ini bertujuan untuk menjamin UMKM.
kualitas produk. Apabila terjadi produk cacat
maka dibutuhkan proses pengerjaan ulang Tabel 4 : FMEA
yang akan memakan waktu. PROCESS FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS
6. Pemindahan barang jadi ke penyimpanan Identifikasi Potensi bahaya Penilaian Risiko
Aktivitas ini merupakan aktivitas tidak
bernilai tambah, karena aktivitas ini tidak Jenis
Penyebab O S D RPN
menimbulkan perubahan dan penyimpanan Kegagalan
barang jadi yang terlalu lama digudang akan Faktor pekerja saat
Mie Jatuh
mengurangi kualitas produk akibat dari melakukan 8 6 5 240
ke lantai
lamanya waktu penyimpanan. pemindahan.
Mie patah Tepung yang
Berdasarkan tabel 3, total waktu pada value pada saat digunakan adalah
added activity sebesar 5.430 detik dan total waktu 7 6 4 168
proses tepung terigu
pada non value added activity sebesar 990 detik. pencetakan protein rendah.
Kemudian dapat dihitung Process Cycle Effisiensy
Mie patah
(PCE) sebagai berikut :
pada saat Faktor pekerja saat
7 4 7 196
𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 𝑎𝑑𝑑𝑒𝑑 𝑡𝑖𝑚𝑒 proses mie dikeringkan.
PCE = 𝑙𝑒𝑎𝑑 𝑡𝑖𝑚𝑒
x 100% pengeringan
Sumber : Penulis 2022
5430
PCE = x 100%
6420
Jenis kegagalan pertama yaitu mie jatuh ke
PCE = 84,58% lantai disebabkan oleh faktor pekerja saat melakukan
pemindahan yang dimana pada saat proses
Selanjutnya dilakukan perhitungan DPMO pemindahan tersebut dilakukan dengan terburu-buru
berdasarkan tabel 2: sehingga mengakibatkan mie terjatuh secara tidak
sengaja. Jenis kegagalan kedua yaitu mie patah saat
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑒𝑓𝑒𝑐𝑡 proses pencetakan yang disebabkan karena tepung
𝐷𝑃𝑀𝑂 = 𝑥 1.000.000
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑂𝑝𝑝𝑜𝑟𝑡𝑢𝑛𝑖𝑡𝑦 yang digunakan adalah tepung dengan protein
rendah. Tepung protein rendah tersebut dapat diganti
77 menjadi tepung dengan protein tinggi karena tepung
𝐷𝑃𝑀𝑂 = 𝑥 1.000.000
5100 𝑥 3 tersebut mengandung banyak gluten di dalamnya
yang dapat membuat tekstur mie menjadi elastis,
𝐷𝑃𝑀𝑂 = 5032,68 kenyal dan tidak mudah patah. Jenis kegagalan ketiga
yaitu mie patah pada saat proses pengeringan yang
Dari hasil di atas diperoleh nilai DPMO nya sebesar disebabkan karena faktor pekerja saat mie
5032,68. Nilai DPMO tersebut dapat dikonversikan dikeringkan. Pengeringan dilakukan dengan cara
ke dalam nilai sigma menjadi 4,08 sigma. menghempaskan mie ke meja untuk mengurangi
kadar air yang terkandung dalam mie dari hasil
Fase Analyze pengukusan. Dimana pada saat mie dikeringkan,
Pada tahapan ini dilakukan analisis terhadap pekerja menghempaskan mie dengan kuat sehingga
data yang telah diperoleh. Metode yang digunakan membuat mie patah.
pada fase ini adalah metode Failure Modes and Berdasarkan tabel 4 FMEA diperoleh nilai
Effects Analysis (FMEA). Metode ini dilakukan RPN (Risk Priority Number) tertinggi sebesar 240
untuk mengetahui jenis kegagalan yang akan dengan penyebab kegagalan yaitu jatuh ke lantai.
5
Lean Six Sigma
FIRST AUTHOR / JURNALOPTIMASITEKNIKINDUSTRI- VOL. XX, NO. XX,MOUNTHYEAR,XXX-XXX
Penilaian risiko diukur berdasarkan tabel penilaian 2. Terdapat 3 jenis defect, yaitu mie jatuh ke
risiko dengan skala 1-10. Data tersebut diperoleh dari lantai, mie patah pada saat proses
2 anggota kelompok dengan penilaian yang telah pencetakan, mie patah pada saat pengeringan
didapatkan setelah melakukan observasi pada didapatkan dari data produksi hari senin
UMKM Mie Telor Dua Ayam. sampai dengan jumat dan didapatkan nilai
sigma levelnya sebesar 4.08 sigma
Fase Improve 3. Berdasarkan Failure Modes and Effects
Pada tahap ini dilakukan pemberian usulan Analysis (FMEA) diperoleh nilai RPN (Risk
perbaikan terhadap penyebab kegagalan pada Priority Number) tertinggi sebesar 240
produksi mie. Usulan perbaikan dilakukan dengan jenis kegagalan mie jatuh ke lantai
berdasarkan hasil analisis pada FMEA. Berikut yang disebabkan karena faktor pekerja saat
merupakan rekomendasi perbaikan yang diberikan : melakukan pemindahan. Perbaikan yang
diusulkan adalah pemantauan pekerja pada
Tabel 5 : Rekomendasi perbaikan proses kegiatan pemindahan.
Penyebab Usulan Perbaikan
Faktor pekerja
Pemantauan pekerja pada REFERENSI
saat melakukan
proses kegiatan pemindahan.
pemindahan.
Tepung yang Putri, E. N. (2019). ANALISIS VALUE ADDED
digunakan ACTIVITIES DAN NON VALUE ADDED
Menggunakan tepung dengan
adalah tepung ACTIVITIES PADA CV. MAJU MAKMUR
protein tinggi.
terigu protein MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY
rendah.
BASED MANAGEMENT.
Pemantauan pekerja pada
Faktor pekerja Ridwan, A., Ulfah, M., Sonda, A., & Arya, V. (2022).
proses kegiatan pemindahan
saat mie Pengendalian Kualitas Produksi Roti
mie agar lebih hati-hati dan
dikeringkan.
perlahan. Menggunakan Quality Control Circle. Jurnal
Sumber : Penulis 2022 Industrial Servicess, 314-322.
Rohami, I. R., Khawarita, & Anizar. (2013).
Alasan usulan perbaikan pemantauan pekerja pada USULAN PERBAIKAN KUALITAS
penyebab faktor pekerja saat melakukan pemindahan PRODUK MIE INSTAN DENGAN
agar pekerja berhati-hati dalam melakukan METODE SIX SIGMA (DMAIC) DAN
pemindahan serta mengurangi produk yang terbuang FAILURE MODE AND EFFECT
dan menyebabkan kerugian. Alasan usulan perbaikan ANALYSIS (FMEA) DI PT. XY . Jurnal
dengan menggunakan tepung dengan protein tinggi Teknik Industri, 31-35.
agar produk hasil mie lebih kenyal sehingga tidak Sumarsono, N. R., & Saptadi, S. (2019). METODE
mudah patah. Apabila tidak ada, dapat menggunakan FAILURE MODE AND EFFECT
tepung dengan protein sedang. ANALYSIS (FMEA) DAN BOW TIE
ANALYSIS UNTUK MENGETAHUI
Fase Control RISIKO PADA PROGRAM PESAWAT
Pada tahap ini akan dilakukan review terhadap N219 (STUDI KASUS PT. DIRGANTARA
hasil improve dan membuat Standard Operasional INDONESIA).
Prosedure sesuai dengan tahap improve.
IV. KESIMPULAN
LAMPIRAN
1. Tujuan
Melakukan pemantauan pada proses kegiatan pemindahan
2. Ruang Lingkup
1. Proses Produksi
2. Penanggung Jawab
Kepala Produksi
4. Prosedur Pelaksanaan
1. Periksa produk yang akan dipindahkan
2. Pekerja memberikan informasi bahwa produk siap untuk dipindahkan
3. Pekerja mengambil produk yang ada akan dipindahkan dengan berurutan rapi
4. Pemeriksaan kembali barang yang telah dipindahkan
5. Pekerja yang telah memindahkan produk memberikan informasi bahwa produk telah dipindahkan
6. Pekerja mencatat produk yang telah dipindahkan
Diperiksa Oleh
Disetujui Oleh
7
Lean Six Sigma
FIRST AUTHOR / JURNALOPTIMASITEKNIKINDUSTRI- VOL. XX, NO. XX,MOUNTHYEAR,XXX-XXX
LAMPIRAN
1. Tujuan
Memberi panduan dalam pembelian tepung dengan protein tinggi untuk produksi
2. Ruang Lingkup
1. Bagian pembelian
2. Ruang produksi
3. Penanggung Jawab
Kepala Produksi
5. Prosedur Pelaksanaan
1. Bagian pembelian mendapatkan permintaan pembelian tepung dari bagian produksi
2. Bagian produksi memberikan rekomendasi tepung dengan protein tinggi
3. Protein tepung harus memiliki kandungan 11%-13% gluten
4. Hindari memilih tepung yang berbau apek
5. Hindari tepung berkutu
6. Cermati tekstur tepung yang halus semakin halus tepung semakin bagus
7. Bagian pembelian melakukan verifikasi apakah tepung sudah masuk di dalam kriteria
8. Memutuskan untuk melakukan pembelian sesuai kebutuhan
Diperiksa Oleh
Disetujui Oleh
8
Lean Six Sigma
FIRST AUTHOR / JOURNAL ON OPTIMIZATIONS OF SYSTEMS AT INDUSTRIES - VOL. XX NO. XX (2017) XXX-XXX
LAMPIRAN
9
Lean Six Sigma