i
DASAR PENANGANAN BAHAN HASIL PERTANIAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-
Nya, sehingga dapat menyelesaikan penulisan modul pembelajaran dasar
penanganan bahan hasil pertanian. Modul pembelajaran dasar penanganan bahan
hasil pertanian diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan yang dikhususkan
bagi siswa kelas X semester 1 untuk mempelajari materi pengelompokan
komoditas hasil pertanian, sifat bahan hasil pertanian, kerusakan bahan hasil
pertanian, identifikasi model pemanenan, dan identifikasi peralatan panen.
Selain bermanfaat bagi siswa, modul pembelajaran ini juga membantu
guru mata pelajaran Dasar Penanganan Bahan Hasil Pertanian dalam
menyampaikan materi secara lebih spesifik, sehingga siswa mendapatkan materi
pengelompokan komoditas hasil pertanian, sifat bahan hasil pertanian, kerusakan
bahan hasil pertanian, identifikasi model pemanenan, dan identifikasi peralatan
panen yang lebih mendalam dan digunakan sebagai alternatif pembelajaran
mandiri. Modul pembelajaran ini terdiri atas petunjuk penggunaan untuk siswa,
materi, rangkuman, tugas, dan tes formatif.
Harapannya modul pembelajaran ini dapat bermanfaat bagi guru dan siswa
untuk memahami materi kelas X pada semester 1 mata pelajaran Dasar
Penanganan Bahan Hasil Pertanian, sehingga siswa dan guru lebih
mengembangkan kemampuan aplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Penulis
sangat berharap masukan dan saran yang membangun untuk penyempurnaan
modul ini lebih lanjut. Semoga modul pembelajaran ini dapat bermanfaat bagi
dunia pendidikan.
Penulis
ii
DASAR PENANGANAN BAHAN HASIL PERTANIAN
DAFTAR ISI
iv
DASAR PENANGANAN BAHAN HASIL PERTANIAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1.1. Penjual sayur keliling ............................................................................... 1
1.2. Buah-buahan............................................................................................. 9
1.3. Sayuran ..................................................................................................... 10
1.4. Umbi-umbian............................................................................................ 11
1.5. Kacang-kacangan...................................................................................... 12
1.6. Serealia ..................................................................................................... 13
1.7. Lada .......................................................................................................... 15
1.8. Cengkeh .................................................................................................... 16
1.9. Jahe .......................................................................................................... 16
1.10. Pala .......................................................................................................... 17
1.11. Kayu manis ............................................................................................... 18
1.12. Adas ....................................................................................................... 18
1.13. Kapulaga ………………………………………………………………...19
1.14. Sawit …………………………………………………………………….20
1.15. Kopi …………………………………………………………………….. 20
1.16. Kakao ……………………………………………………………………21
1.17. Tebu ……………………………………………………………………..21
1.18. Kelapa …………………………………………………………………...22
1.19. Teh ………………………………………………………………………22
1.20. Vanili ....................................................................................................... 23
1.21. Ikan tuna sirip kuning ............................................................................. 24
1.22. Ikan air tawar ............................................................................................ 25
1.23. Ikan salmon ............................................................................................ 25
1.24. Daging sapi .............................................................................................. 27
1.25. Daging kerbau........................................................................................... 27
1.26. Daging kuda ……………………………………………………………. 27
1.27. Daging domba........................................................................................... 28
1.28. Daging kambing ....................................................................................... 28
1.29. Daging babi .............................................................................................. 29
1.30. Daging ayam ............................................................................................ 29
1.31. Daging kelinci ......................................................................................... 29
1.32. Susu sapi ................................................................................................ 31
1.33. Telur ....................................................................................................... 32
2.1. Tumpeng gizi seimbang ……………………………………………….. 36
2.2. Berbagai macam mangga ……………………………………………..... 47
2.3. Ubi kayu ………………………………………………………………... 53
2.4. Ubi jalar …………………………………………………………………54
2.5. Umbi talas ……………………………………………………………… 56
2.6. Umbi gadung …………………………………………………………… 57
2.7. Kentang………………………………………………………………..... 59
2.8. Struktur biji dikotil dan monokotil ……………………………………. 60
2.9. Karkus sapi ............................................................................................... 64
2.10. Karkus ayam ............................................................................................. 64
2.11. Struktur telur............................................................................................. 67
v
DASAR PENANGANAN BAHAN HASIL PERTANIAN
vi
DASAR PENANGANAN BAHAN HASIL PERTANIAN
vii
DASAR PENANGANAN BAHAN HASIL PERTANIAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
viii
DASAR PENANGANAN BAHAN HASIL PERTANIAN
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dasar Penanganan Bahan Hasil Pertanian termasuk salah satu mata
pelajaran SMK Program Keahlian Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian bagi
siswa kelas X. Dasar Penanganan Bahan Hasil Pertanian merupakan mata
pelajaran dasar untuk mengetahui kelompok komoditas pertanian yang
mencakup kelompok komoditas nabati dan kelompok komoditas hewani.
Pengelompokan komoditas pertanian ini diidentifikasi dan dianalisis sebagai
dasar pengetahuan siswa untuk melakukan proses pengolahan pertanian
selanjutnya. Mata pelajaran ini merupakan kompetensi penting dan
pengetahuan mendasar bagi siswa untuk pelaksanaan penanganan bahan hasil
pertanian dalam proses kegiatan usaha di bidang agribisnis pengolahan hasil
pertanian.
B. DESKRIPSI
Modul pembelajaran ini merupakan bahan ajar yang membahas tentang
mata pelajaran Dasar Penanganan Bahan Hasil Pertanian Kelas X pada
semester I dengan ruang lingkup pembahasan sebagai berikut:
1. Pengelompokan komoditas hasil pertanian
2. Analisis sifat bahan hasil pertanian
3. Kerusakan hasil pertanian
4. Identifikasi model pemanenan
5. Identifikasi peralatan panen
ix
DASAR PENANGANAN BAHAN HASIL PERTANIAN
x
DASAR PENANGANAN BAHAN HASIL PERTANIAN
xi
KOMPETENSI INTI
3. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan
faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang
dan lingkup kerja Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian pada tingkat teknis,
spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai
bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional,
dan internasional.
4. Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan
prosedur kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan
bidang kerja Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian. Menampilkan kinerja di
bawah bimbingan dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai dengan standar
kompetensi kerja. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji
secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan
solutif dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik secara
mandiri. Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru,
membiasakan, gerak mahir, menjadikan gerak alami dalam ranah konkret terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu
melaksanakan tugas secara mandiri.
KOMPETENSI DASAR
3.1 Memahami pengelompokan komoditas hasil pertanian
4.1 Menyimpulkan komoditas hasil pertanian
DASAR PENANGANAN BAHAN HASIL PERTANIAN
ikan buk...!” Sering kita mendengar setiap hari suara pedagang sayur
teriak menjajakan dagangannya di sekitar rumah kita baik menggunakan
gerombak maupun mobil. Gerobak, motor, maupun mobil yang digunakan
pedangan setiap hari selalu penuh dengan jualan seperti pada Gambar 1.1 di
bawah ini.
tawar maupun laut. Berbagai kekayaan alam berupa komoditas hasil pertanian
dan perikanan sangat melimpah. Karunia Tuhan Yang Maha Esa tersebut
menjadi kewajiban kita untuk senantiasa mensyukuri nikmat tersebut dan yang
penting kita harus mampu menjaga dan menangani komoditas hasil pertanian
dan perikanan tersebut dengan sebaik-baiknya.
Ruang lingkup komoditas agronomis hasil pertanian dan perikanan amat
sangat banyak ragamnya, meliputi: komoditas buah-buahan, sayuran, umbi-
umbian, kacang-kacangan, serealia, rempah-rempah, hasil ternak: daging (sapi
dan ayam), telur, susu, hasil perkebunan (teh, kopi, coklat, karet, sawit) serta
hasil perikananya itu: ikan, udang, kerang, cumi, rumput laut dan lainnya. Hasil
pertanian dan perikanan tersebut sangat dibutuhkan manusia untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Komoditas-komoditas tersebut ada yang dikonsumsi dalam
keadaan segar, ada pula yang memerlukan pengolahan lebih lanjut. Kita tentu
sering mengkonsumsi buah-buahan seperti jeruk, pisang, semangka, mangga,
dan sebagainya. Buah-buah tersebut biasanya kita konsumsi dalam kondisi
segar, belum melewati suatu proses pengolahan.
Buah secara umum adalah bagian dari tanaman yang merupakan tempat
biji. Buah juga dapat diartikan sebagai bagian tanaman yang merupakan hasil
perkawinan putik dengan benang sari. Dalam konsumsi sehari-hari, buah sering
diartikan sebagai “pencuci mulut” (dessert), mengingat kebiasaan masyarakat
mengonsumsi buah setelah selesai makan.
Tanaman buah-buahan pada umumnya mempunyai umur yang relatif
panjang bila dibandingkan dengan umur tanaman sayuran. Biasanya tanaman
buah-buahan mempunyai umur lebih dari satu tahun, bahkan beberapa jenis
buah-buahan ada yang berumur sampai puluhan tahun. buah-buahan dapat
digolongkan berdasarkan:
a. Tingkat Keseringan Buah
Jenis tanaman buah-buahan dapat menghasilkan buah sepanjang tahun,
walaupun suatu ketika terdapat masa berbuah sedikit dan masa berbuah banyak
digolongkan sebagai buah tidak semusim misalnya pisang, nanas, pepaya,
jambu biji, dan lain-lain. Tanaman buah-buahan lainnya yang hanya berbuah
pada waktu tertentu saja seperti mangga, rambutan, duku, durian, dan jeruk
digolongkan buah semusim.
b. Iklim Tempat Tumbuh
Buah-buahan iklim panas atau tropis msialnya nanas, pisang, pepaya,
alpukat, mangga, rambutan, dan durian. Buah-buahan iklim sedang atau
subtropis misalnya anggur, apel, jeruk, pear, peach, arbei, dan cherry.
c. Pola Respirasi
Berdasarkan pola respirasinya (pernapasan) buah-buahan dapat
digolongkan sebagai klimaterik misalnya pepaya, mangga, pisang, alpukat,
tomat, apel, dan pir. Buah-buahan nonklimaterik adalah semangka, nanas, dan
anggur.
tanaman yang dimanfaatkan anatara lain adalah umbi akar, umbi batang, bagian
batang, bagian daun, atau bagian buahnya. Sifat dominan dari kelompok pangan
ini adalah cepat mengalami penurunan mutu bahkan rusak. Penyimpanan pada
suhu rendah merupakan cara agar penurunan mutu dapat diperlambat. Beberapa
contoh kelompok sayuran seperti kentang, bawang merah, tomat, kangkung,
waluh, seledri, kubis, buncis, dan lainnya.
tapioka, dan bahan setengah jadi seperti gaplak. Jenis umbi-umbian yang dapat
kita jumpai di sekitar kita meliputi ubi jalar, singkong, garut, gadung, kimpul,
gembili, jahe, kencur, lengkuas, dan sebagainya.
Struktur biji serealia terdiri dari 3 bagian utama yaitu kulit biji, butir biji,
dan lembaga. Perubahan pasca panen yang terjadi pada serealia dapat
digolongkan menjadi:
a. Perubahan kimia meliputi perubahan karbohidrat, protein, lemak, serealia,
dan vitamin.
b. Perubahan sifat organoleptik meliputi perubahan warna, rasa, dan bau.
c. Perubahan sifat fisik kimia, perubahan yang disebabkan oleh mikroba.
a. Pengertian Rempah-rempah
Rempah-rempah adalah bagian tumbuhan yang beraroma atau memiliki
rasa kuat yang digunakan dalam jumlah kecil sebagai pengawet atau perisa
dalam masakan. Rempah-rempah biasanya dibedakan dengan tanaman lain
yang digunakan untuk tujuan yang mirip, seperti tanaman obat, sayuran
beraroma, dan buah kering.
Rempah-rempah sudah mulai digunakan beribu-beribu tahun yang lalu.
Aroma rempah menjadi daya tarik bagi para pencinta rempah terutama negara
Eropa dan Asia. Rempah dapat tumbuh subur di kawasan tropis, sehingga para
ketumbar, cengkeh, merica atau lada, kayu manis, kencur, jahe, pala, kemiri,
jintan, kalabet, kapulaga, dan lainnya.
1) Tanaman Lada
Tanaman lada (Piper Nigrum Linn) berasal dari daerah Ghat Barat, India.
Tanaman lada yang sekarang banyak ditanam di Indonesia ada kemungkinan
berasal dari India. Sebab pada tahun 110 sebelum masehi 600 sebelum
masehi banyak koloni Hindu yang datang ke Jawa. Tanaman lada merupakan
jenis tanaman komoditas perkebunan strategis, berbentuk semak dengan sifat
merambat atau menjalar memiliki penamaan ilmiah Piper nigrum Linn,
tumbuh baik di daerah tropis yang berasal dari negara India. Budidaya
tanaman lada di Indonesia measih menerapkan sistem tumpang atau tanaman
sela (pendamping tanaman utama), pemanfaatan biji lada banyak digunakan
sebagai: bumbu dapur, industri kesehatan, farmasi, dan obat herbal yang
memiliki rasa agak pedas dan bersifat menghangatkan tubuh.
4) Tanaman Pala
Pala (Myristica Fragon Haitt) merupakan tanaman buah berupa pohon
tinggi asli Indonesia, karena tanaman ini berasal dari Banda dan Maluku.
Selain sebagai rempah-rempah, pala juga berfungsi sebagai tanaman
penghasil minyak atsiri yang banyak digunakan dalam industri pengalengan,
minuman dan kosmetik. Daerah penghasil pala, antara lain Bengkala,
Maluku, Papua, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Utara.
Pala yang diproduksi di Indonesia memiliki kualitas terbaik dunia.
Kegunaannya sangat beragam mulai dari bumbu penyedap kue, minuman
penyegar, dibuat manisan hingga dijadikan sebagai bahan pengawet.
7) Tanaman Kapulaga
Kapulaga (Amomum compactum sol) dimanfaatkan sebagai bumbu rempah
untuk meningkatkan citarasa masakan dan untuk aromaterapi yang berguna
menghilangkan stres. Pasar dunia mulai melirik tanaman ini sebagai salah
satu tanaman rempah utama pada proses masakan-masakannya, sehingga
berbagai negara mulai membudidayakannya. Jika dilihat sepintas, tanaman ini
tampak seperti tanaman jahe juga lengkuas. Batangnya tumbuh tegak dengan
tinggi berkisar 1 sampai 3 meter.
dihasilkan minyak makan, minyak industri dan bahan bakar (biodiesel) dan
saat ini tanaman kelapa sawit telah menyebar ke seluruh penjuru Indonesia.
b. Ikan Darat
Ikan darat adalah ikan yang hidup dan berkembangbiak di air tawar seperti
sungai, danau, kolam atau rawa. Contohnya adalah ikan mas, mujair, gurameh,
tawes, lele, nila, dan sebagainya. Seperti halnya ikan laut, apabila ikan darat
dipindahkan ke laut, maka golongan ikan darat ini akan mengalami kematian
juga.
c. Ikan Migrasi
Ikan migrasi adalah golongan ikan yang hidup di laut tetapi bertelur di
sungai-sungai. Banyak spesies ikan bermigrasi pada skala waktu yang berjarak
dari harian hingga tahunan, dan melalui jarak dari yang hanya beberapa meter
hingga ribuan kilometer. Ikan biasanya bermigrasi karena kebutuhan makanan
atau reproduksi, meskipun terdapat alasan migrasi beberapa ikan yang tidak
diketahui. Ikan migrasi merupakan ikan yang melakukan pergerakan atau
perpindahan ikan dari satu tempat ke tempat lain yang bertujuan untuk
menyesuaian terhadap kondisi yang menguntungkan dalam rangka
mempertahankan eksistensi hidup dan keturunannya. Contoh: salem, salmon,
kakap putih, hiu banteng, dan ikan-ikan katafromus (sidat, bandeng, ikan
bulan-bulan).
Daging ikan (termasuk hasil laut lainnya, seperti udang dan kerang) sangat
cepat membusuk. Bagaimanapun baiknya penanganan dilakukan tidak akan
mungkin membuat ikan tetap segar. Namun, yang diusahakan adalah
menghambat proses pembusukan sehingga dapat disimpan lebih lama dalam
keadaan baik dan masih layak dikonsumsi. Pada industri perikanan,
kesempurnaan penanganan (handling) ikan segar memegang peranan penting.
Baik buruknya penanganan akan menentukan mutu ikan sebagai bahan makanan
atau bahan mentah untuk pengolahan lebih lanjut. Kalau penanganannya buruk,
maka ikan akan cepat ruusak/busuk sehingga tidak dapat dimanfaatkan lagi.
Penanganan ikan segar bertujuan untuk mempertahankan kesegaran ikan
dalam waktu selama mungkin atau setidaknya kondisi ikan masih cukup segar
pada saat sampai di tangan konsumen. Jadi, setelah ikan tertangkap dan diangkut
ke atas kapal, harus secepat mungkin disimpan ditangani dengan baik dan hati-
hati. Selanjutnya, ikan disimpan dalam kedaan beku dengan cold storage atau
diolah, atau langsung dimasak menjadi hidangan.
letak daging dalam karkas dan dengan konsistensi padat dan lemak dari
daging sapi berwarna kekuning-kuningan.
6) Daging Babi
Daging babi berwarna pucat merah muda, daging bagian punggung yang
banyak mengandung lemak, biasanya tampah putih kelabu, daging berserat
halus, komsistensi kurang padat, bau spesifik, dan lemak jauh lebih lembek
dibanding daging sapi maupun kambing.
7) Daging Ayam
Daging ayam berwarna keputih-putihan, serat daging halus, konsistensi
kurag padat, dan warna putih kekuning-kuningan dengan konsistensi lemak.
8) Daging Kelinci
Daging kelinci berwarna hampir sama dengan daging ayam, dan
konsistensi kurang padat.
Ternak besar berbeda dengan ternak kecil karena ukurannya yang besar
dan mempunyai tenaga kuat sehingga oleh masyarakat sering kali
dimanfaatkan untuk membantu dalam pekerjaan seperti untuk membajak
sawah. Di Indonesia yang termasuk ternak besar adalah sapi, kerbau, dan kuda.
Di samping ketiga jenis ternak itu yang juga termasuk hewan besar adalah
unta, keledai, dan gajah. Namun, di Indonesia hewan-hewan tersebut tidak
diternakkan dan tidak dijadikan sumber daging.
a) Ternak Besar sebagai Penghasil Daging
Pemanfaatan ternak hewan besar di Indonesia sangat beragam. Ternak
besar sebagai penghasil daging hewan besar berasal dari ternak besar yaitu
sapi dan kerbau, dan untuk daerah tertentu seperti Nusa Tenggara Timur dan
Tanapuli termasuk kuda. Sejak lama ternak besar terutama sapi dan kerbau
telah menjadi sumber utama penyediaan bahan pangan daging. Di antara
ketiga jenis ternak besar itu, di Indonesia ternak sapi menduduki urutan
teratas dari segi populasi, penyebaran daerah, volume produksi daging
maupun dari segi populasi, penyebaran daerah, volume produksi urutan
teratas dari segi nilai ekonomi dan mutu dagingnya. Selain dikenal dengan
jumlah ras yang banyak juga terdapat ras sapi impor atau peranakan sapi asal
luar negeri. Dikenal ada 4 ras sapi lokal, yaitu sapi Bali, sapi Madura, sapi
Aceh, sapi Onggol. Sapi impor terdapat golongan sapi impor bibit untuk
memuliakan (memperbaiki) keragaman sapi lokal dan golongan sapi impor
pedaging untuk menyediakan kekurangan bahan pangan daging bermutu
tinggi.
b) Variasi Mutu Daging Hewan Besar dan Cara Pemeliharaan Hewan
Penampakan dan mutu daging ketiga jenis ternak (sapi, kerbau, dan kuda),
adalah tidak sama. Dari ketiga jenis ternak besar itu, mutu daging yang
terbaik adalah daging sapi. sedangkan, yang kurang dikenal oleh masyarakat
adalah daging kuda, dan bahkan tidak ada di pasaran umum. Daging kuda
mudah dibedakan dari daging sapi di mana penampilan warna merahnya
sangat mencolok dan serat dagingnya tampak kasar. Secara umum, daging
kerbau memiliki mutu lebih rendah daripada daging sapi. namun, antara
daging kerbau dan daging sapi tidak muda dibedakan, terutama terhadap
daging sapi yang bermutu rendah, karena kemiripannya itu, daging kerbau
jarang disebut di pasaran, melainkan umumnya dijual dengan sebutan sebagai
daging sapi juga.
b. Susu
Secara alamiah susu diartikan sebagai hasil pemerahan sapi atau hewan
menyusi lainnya yang dapat dimakan atau dapat digunakan sebagai bahan
makanan yang aman dan sehat, serta tidak dikurangi komponen-komponennya
atau ditambah bahan-bahan lain. Hasil olahan susu adalah produk yang dibuat
dari susu atau produk-produk suatu perlakuan terhadap susu atau produk-
produk yang dibuat dari hasil keduanya. Susu terdiri dari air, lemak, bahan
kering tanpa lemak, protein, laktosa, vitamin, dan lain-lain.
c. Telur
Telur pada dasarnya adalah bakal calon indvidu baru yang dihasilkan dari
individu betina. Bila terjadi pembuahan maka telur akan berkembang menjadi
embrio dan selanjutnya terbentuk individu baru setelah atau menetas karena
komposisi telur merupakan zat nutrisi yang edibel maka selanjutnya telur
diproduksi untuk dikonsumsi manusia. sebagai bahan makanan, telur juga
memiliki karaktestik sebagaimana bahan makan lainnya. Di antara sekian
bahan makanan asal hewani, telur relatif lebih tahan lama pada kondisi
penyimpanan suhu kamar karena telur memiliki kulit yang mampu melindungi
isinya. Padahal isi telur merupakan bahan yang kaya nutrisi dan mudah
terkontaminasi mikroba.
TUGAS
B. Lemak
C. Protein
D. Mineral
E. Karbohidrat
3. Berikut kelompok bahan hasil pertanian yang merupakan sumber lemak,
kecuali...
A. Kapri
B. Tapioka
C. Biji wijen
D. Kelapa sawit
E. Kacang tanah
4. Contoh kelompok sayuran yang dimanfaatkan dari bagian tangkai daun
(petiole-stalk) adalah...
A. Kecipir dan paria
B. Sawi hijau dan selada
C. Bunga kol dan brokoli
D. Buncis dan kacang merah
E. Seledri, daun bawang, dan sereh
5. Hasil ternak dimanfaatkan dalam bentuk daging, susu, atau telur. Setiap jenis
ternak memiliki ciri-ciri tersendiri terutama dalam hal warna dan lemaknya.
Warna daging kecoklatan, jika terkena udara luar warnanya menjadi gelap dan
serat otot/dagingnya kasar dan panjang merupakan ciri-ciri danging...
A. Sapi
B. Kuda
C. Kerbau
D. Domba
E. Kambing
6. Jenis zat warna yang dominan terdapat pada sayur wortel adalah...
A. Klorofil
B. Xantofil
C. Krosetin
D. Karoten
E. Likopen
7. Bahan hasil pertanian yang termasuk kelompok sumber komoditas hewan bagi
manusia adalah...
A. Daging, susu, telur, dan ikan
B. Daging, susu, telur, dan udang
C. Daging, susu sapi, telur, dan ikan
D. Daging, susu, telur itik, dan ikan
E. Daging ayam, susu, telur, dan ikan
8. Bahan hasil pertanian dan perikanan terbagi atas kelompok komoditas nabati
dan kelompok komoditas hewani. Kelompok sumber komoditas nabati bagi
manusia adalah...
A. Sayuran, umbi-umbian, telur, dan beras
B. Sayuran, umbi-umbian, susu, dan serealia
C. Sayuran, umbi-umbian, buah-buahan, dan hasil ternak
D. Umbi-umbian, buah-buahan, serealia, dan kacang-kacangan
E. Umbi-umbian, padi, jagung, ketela pohon, bawal, dan bayam
9. Pengelompokan berdasarkan mudah atau tidaknya pangan mengalami
kerusakan dikelompokkan menjadi tiga kelompok. Produk pertanian yang agak
cepat mengalami kerusakan disebut semi perishable. Komoditas pertanian
yang termasuk kelompok semi perishable, yaitu...
A. Ikan, susu, dan telur
B. Donat, mie, dan roti tawar
C. Bayam, wortel, dan tomat
D. Kentang, ubi jalar, dan kelapa
E. Semprit, putri salju, dan brownis
10. Setiap pangan yang dikonsumsi manusia akan dimanfaatkan beberapa
komponen kimia yang terdapat di dalam pangan tersebut, yang dikenal sebagai
zat gizi. Kandungan gizi yang berfungsi sebagai pembangun dan memperbaiki
jaringan yang rusak adalah...
A. Protein D. Air
B. Vitamin E. Karbohidrat
C. Lemak
KOMPETENSI DASAR
3.2 Menganalisis sifat bahan hasil pertanian
4.2 Menyimpulkan sifat bahan hasil pertanian
DASAR PENANGANAN BAHAN HASIL PERTANIAN
?
Apa itu sifat fisis bahan hasil pertanian?
4 sehat 5 sempurna sering kita dengar dan kita lihat, baik dari buku-buku
tentang kesehatan maupun dalam bentuk slogan yang dipajang di dinding tetapi
apakah kalian tahu bahwa sekarang sudah diganti dengan gizi seimbang?. Yah
istilah 4 sehat 5 sempurna sekarang sudah berubah menjadi gizi seimbang. Mari
kita lihat apa saja yang ada di slogan tersebut. Di dalamnya ada gambar nasi, ikan,
sayur, buah, bumbu masak, susu, jagung, dan air putih. Gizi seimbang termasuk
ke dalam sifat kimia komoditas bahan hasil pertanian. Hasil pertanian secara
kimia tersusun atas komponen-komponen penting seperti karbohidrat (nasi,
jagung, kentang, ubi jalar, dll), protein (ikan), lemak (ikan), vitamin dan mineral,
sayuran, dan buah-buahan. Senyawa-senyawa tersebut dijadikan sebagai suatu
sumber energi dan pembangun sel bagi tubuh manusia maupun hewan. Dengan
demikian penting bagi kita untuk mengetahui sifat bahan hasil pertanian untuk
menambah pengetahuan kita dalam memenuhi kebutuhan makanan setiap hari dan
menunjang kesehatan tubuh.
yang terjadi berupa proses pertumbuhan lanjutan dan proses fisiologis lainnya.
Seperti buah-buahan dan sayuran segar akan mengalami proses pematangan.
terjadi gumpalan yang disebut cing-cau, yaitu bahan seperti agar-agar. Hal ini
disebabkan adanya zat atau persenyawaan pektin, tetapi di dalam cing-cau
juga terdapat bahan-bahan lain yang bukan pektin misalnya serat karet,
kholofil, dan sebagainya. Pektin banyak terdapat pada buah-buahan dan
sayuran. Beberapa jenis buah-buahan mengandung zat pektin misalnya apel,
jeruk, dan sebagainya. Pektin dapat digunakan untuk membuat jam dan jelly.
Gum bersifat seperti karet, lengket, mudah menyerap air dan mudah larut
dalam air. Secara alami, gum merupakan zat yang dikeluarkan oleh
tumbuhan, misalnya karena adanya luka. Gum dipakai untuk permen karet,
minuman, dan sebagainya.
buahan, meskipun dari satu jenis buah misalnya mangga, terdapat jenis-jenis
mangga yang masing-masing mempunyai karakteristik khas misalnya mangga
harum manis, indramayu, manalagi, gadung, kweni, golek dan sebagainya.
3. Respirasi
Respirasi merupakan proses utama dan penting yang terjadi pada hampir
semua makluk hidup, seperti halnya buah. Proses respirasi pada buah sangat
bermafaat untuk melangsungkan proses kehidupannya. Proses respirasi ini
tidak hanya terjadi pada waktu buah masih berada di pohon, akan tetapi
setelah dipanen buah-buahan juga masih melangsungkan proses respirasi.
Respirasi adalah proses biologis. Dalam proses ini oksigen diserap untuk
digunakan pada proses pembakaran yang menghasilkan energi dan diikuti
oleh pengeluaran sisa pembakaran dalam bentuk CO2 dan air. Contoh reaksi
yang terjadi pada proses respirasi sebagai berikut :
Pembelahan – Pendewasaan – Kelayuan – Pematangan - Pembusukan
4. Pematangan
Proses pematangan buah sangat menarik untuk dipelajari. Perubahan yang
secara umum mudah diamati adalah berubahnya warna kulit yang tadinya
hijau menjadi kuning,buah yang tadinya bercita rasa asa menjadi manis,
tekstur yang tadinya keras menjadi empuk (lunak), serta timbulnya aroma
khas karena terbentuknya senyawa-senyawa volatil atau senyawa-senyawa
yang mudah menguap.
C6H12O6 + 6O2 6CO2 + 6H20 + energi
Proses pematangan diartikan sebagai suatu fase akhir dari proses
penguraian substrat dan merupakan suatu proses yang dibutuhkan oleh bahan
untuk mensintesis enzim-enzim yang spesifik yang di antanya digunakan
dalam proses kelayuan.
5. Kelayuan (Senscence)
Secara alami, setelah buah mengalami pematangan segera akan menuju ke
proses berikutnya yaitu kelayuan. Akan tetapi, sering kali proses kelayuan ini
tanpa diawali dengan proses pematangan, kejadian ini terjadi pada buah-
buahan yang mengalami kerusakan, misalnya terjadi memar, luka, dan
sebagainya. Terjadinya kelayuan pada buah ini mudah diamati yaitu ditandai
dengan kulit buah menjadi berkerut sebagai akibat berkurangnya kadar air di
dalam buah.
Umbi merupakan akar atau pangkal batang yang membesar. Umbi tersebut
ada dua yaitu berdasarkan ada tidaknya mata tunas. Umbi yang tidak dapat
digunakan untuk berkembang biak, contohnya ketela pohon, wortel, sedangkan
yang bertunas dapat digunakan untuk berkembang biak, contohnya bawang
merah, bawang putih, ubi jalar dan kentang. Pada umumnya umbi-umbian
merupakan bahan sumber karbohidrat, terutama pati atau merupakan sumber cita
rasa dan aroma karena mengandung oleoresin.
1. Sifat fisis-morfologis
Ubi kayu (Manihot esculenta L. Crantz) atau sering dikenal dengan nama
popular singkong, merupakan tanaman yang multi guna, dari ubi sampai
daunnya dapat dimanfaatkan. Ubinya sebagai sumber utama karbohidrat dan
daunnya sebagai sayuran. Secara umum ubi kayu berbentuk seperti silinder
yang ujungnya mengecil dengan diameter rata-rata sekitar 2 - 5 cm dan
panjang sekitar 20-30 cm. Umbinya mempunyai kulit yang terdiri dari 2 lapis,
yaitu kulit luar berwarna cokelat dan kulit dalam berwarna kemerahan atau
putih. Daging umbi berwarna putih atau kuning. Dibagian tengah daging
umbi terdapat suatu jaringan yang tersusun dari serat. Antara kulit dalam dan
daging umbi terdapat lapisan kambium. Umbi ini ada yang bertangkai
panjang dan ada pula yang tidak bertangkai.
beracun disebut ubi kayu pahit. Komposisi kimia ubi kayu dapat dilihat pada
Tabel 2.3.
Tabel 2.3 Komposisi kimia ubi kayu per 100 gram bahan
1. Sifat fisis-morfologis
Ubi jalar atau sering dikenal sebagai ketela rambat, secara umum memiliki
bentuk lonjong sedikit tidak beraturan. Memiliki kulit relatif tipis dibanding
dengan kulit pada ubi kayu. Daging umbi terdiri dari berbagai warna, yaitu
putih, kuning, jingga kemerah-merahan atau ungu. Warna kulit luar berbeda-
beda, biasanya putih kekuningan atau merah ungu dan tidak selalu sama
dengan warna daging umbi.
1. Sifat fisis-morfologis
Talas (Colocasia esculents (L.) Schoot) umbinya berbentuk lonjong
sampai agak membulat dengan diameter sekitar 10 cm. Kulit talas berwarna
kemerah-merahan. Kulit talas kasar karena terdapat bekas-bekas pertumbuhan
akar. Warna daging talas putih keruh. Daun talas berbentuk perisai yang
besar. Permukaan daunnya ditumbuhi rambut-rambut halus yang
menjadikannya kedap air karena air akan mengalir langsung meninggalkan
permukaan daun. Daunnya dapat digunakan sebagai pakan ikan gurame. Jenis
yang cukup poluler yang dapat dijumpai di daerah bogor yaitu talas Bogor
(Colocasia giganteum Hook), seperti pada Gambar 2.5.
1. Sifat fisis-morfologis
Umbi gadung (Dioscorea hispida dennst) berbentuk bulat panjang dengan
sisi yang hampir sejajar atau melebar terhadap puncak, sedangkan luasnya
semakin menyempit disekeliling alas. Umbi gadung yang sudah masak
iris, didiamkan beberapa lama, dicuci kemudian siap untuk diolah. Komposisi
tiap 100 gram gadung dapat dilihat pada Tabel 2.6.
Tabel 2.6 Komposisi kimia umbi gadung tiap 100 gram bahan
1. Sifat fisis-morfologis
Kentang (Solanum tuberosum L) berasal dari Amerika selatan. Umbi
kentang merupakan ujung-ujung stolon yang membesar ( umbi kentang
merupakan umbi batang yang terbentuk dari pembesaran ujung stolon).
Bentuk umbi, mata tunas, warna kulit dan warna daging bervariasi menurut
varietas kentang. Umbi kentang berbentuk bulat, lonjong dan meruncing.
Warnanya ada beberapa macam, ada yang putih, kuning, ungu, merah
ataupun biru.
Ada juga kentang yang berwarna hijau. Namun, sebaiknya kita
menghindari mengkonsumsi kentang ini, karena kentang jenis ini dapat
mengakibatkan sakit perut, buang-buang air dan sakit kepala. Kentang hijau
sebenarnya adalah kentang yang dipanen terlalu dini atau terlalu banyak
mendapat sinar matahari. Warna hijau ini berasal dari solanin, yaitu sejenis
senyawa alkaloid yang bersifat racun. Oleh karena itu, hindari mengolah
kentang yang masih muda dan berwarna hijau agar manfaat dan kandungan
gizi kentang dapat dimanfaatkan dengan maksimal.
Kulit biji padi disebut sekam, sedangkan butir biji dan embrio dinamakan
butir beras. Lapisan terluar disebut perikarp kemudian tegmen, lapisan aleuron
dan bagian yang dalam adalah endosperm. Butiran beras pecah kulit (brown
rice) disusun perikarp 1-2%, aleuron + testa 4-6%, embrio 2-3% dan
endosperm 89-94%. Sekam mempunyai berat 18-28% dari berat butir gabah
pada tingkat kadar air 13% berat basah.
Bagian (embrio) relatif kecil pada padi-padian dan terdapat sisi ventral
biji. Pada potongan longitudinal terdapat susunan yang menyerupai pucuk
(plumula), menyerupai akar (radikula) yang keduanya dihubungkan oleh
hipokotil. Scutelum rnerupakan sel parenkim yang merupakan tempat sebagian
besar minyak. Minyak dalam embrio berupa, butiran sebanyak 50-56% dalam
jagung dan 15- 20 dalam padi dari total minyak yang ada.
Endosperm tersusun dari sel-sel parenkim yang berdinding tebal, biasanya
radial memanjang dan padat. Sel-sel tersebut berisi granula, pati dan beberapa
butiran protein. Dinding sel mengandung protein, hemiselulosa dan selulosa.
Ukuran granula, pati dan bentuknya bermacam-macam sesuai dengan jenis
tanamannya. Ukuran granula padi lebih kecil dibandingkan dengan granula
pada gandum dan jagung. Endosperm jagung terdiri dari dua bagian yaitu
endosperm keras (horny endosperm) dan endosperm lunak (floury endosperm).
Bagian keras tersusun dari set-sel yang lebih kecil dan tersusun rapat, demikian
juga, susunan granula pati yang ada didalamnya. Bagian endosperm lunak
mengandung pati yang lebih banyak dan susunan pati tersebut tidak serapat
pada bagian keras, pada beras ada bagian yang bening (transparant) dan bagian
kelam (opaque).
Perbedaan tersebut disebabkan oleh perbedaan struktural. Bagian yang
akan kelam menyebabkan beras pecah selama penggilingan. Beras ketan
seluruh endosperm kelam, tetapi granula pati tersusun rapat satu sama lain
sehingga tidak mudah pecah selama penggilingan. Pada umumnya bentuk
serealita lonjong misalnya padi dan gandum atau agak bulat misalnya pada
kacang-kacangan.
epidermis yang tersusun oleh sel palisade, sedangkan di bawahnya ada testa
yang terdiri dari sel perenkim. Bagian terluar endosperm adalah lapisan
aleuron. Pada kacang tanah hanya ada satu lapis sel yang berisi tetesan minyak
seperti halnya pada serealia. Pada kedelai terlihat jelas lapisan aleuron yang
berbeda dibandingkan dengan jenis kacang-kecangan yang lain.
Serealia merupakan sumber karbohidrat utama di dunia. Di Indonesia beras
dipakai sumber protein sebanyak 45-55% dan sumber kalori 60-80%. Kacang-
kacangan biasanya dipakai sebagai sumber protein nabati, meskipun beberapa
diantaranya dipakai sumber minyak kedelai dan kacang tanah. Kadar minyak
pada kedua kacang ini cukup besar lebih dari 30%. Komposisi beberapa serealia
dan kacang-kacangan dapat dilihat dalam Tabel 2.8.
Tabel 2.8 Komposisi kimia serealia dan kacang-kacangan
konsumsi meliputi : sapi, kerbau, kambing, domba, unggas, dan babi. Hewan-
hewan lainnya seperti kelinci, kuda, kalkun dan lain-lain juga sering
dimanfaatkan untuk diambil dagingnya.
1. Nilai gizi daging
Daging secara umum sangat baik sebagai sumber asam amino esensial,
dan mineral-mineral tertentu. Vitamin dan asam-asam lemak esensial tertentu
juga terkandung dalam daging. Pada bagian-bagian tertentu dari daging
seperti hati dikenal sebagai sumber vitamin-vitamin A, B1, dan asam
nikotinat. Kandungan asam-asam amino di dalam daging segar (fresh meat)
dapat dilihat pada tabel 2.9.
Tabel 2.9 Konsentrasi asam amino dalam daging segar pada berbagai
jenis hewan
yang larut dalam larutan garam, dapat diekstraksi keluar dari jaringan.
Karakteristik ini sangat baik apabila daging pada fase ini digunakan untuk
pembuatan produk-produk yang membutuhkan sistem emulsi pada tahap
proses pembuatannya.
Mutu daging dikaitkan dengan aspek konsumsi (the eating quality of
meat) dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu warna; water holding capacity
dan juiciness ; tekstur dan keempukan ; odor dan taste.
1. Struktur telur
Pada dasarnya, struktur telur terdiri dari sel yang hidup dikelilingi oleh
kuning telur sebagai cadangan makanan terbesar. Kedua komponen ini
dikelilingi oleh putih telur yang mempunyai kandungan air yang tinggi. Hal
ini, mengakibatkan adanya perbedaan tekanan osmose antara kuning dan
putih telur.
Telur mempunyai struktur yang sangat khas, dan mengandung zat gizi
yang cukup untuk pertumbuhan sel telur yang sudah dibuahi menjadi seekor
anak. Bagian-bagian utama telur adalah putih telur (albumen); kuning telur
(yolk), dan kulit telur (egg shell). Struktur telur dapat dilihat pada Gambar
2.11. Secara lebih terperinci struktur telur dapat dibagi menjadi 9 bagian,
yaitu :
a. Kulit telur dengan permukaan yang agak berbintik-bintik
b. Membran kulit luar dan dalam yang tipis, terpisah pada ujung yang tumpul
dan membentuk ruang udara
c. Putih telur bagian luar yang tipis dan berupa cairan
d. Putih telur yang kental dan kokoh berbentuk kantung albumen
e. Putih telur bagian dalam yang tipis dan berupa cairan
f. Struktur keruh berserat yang terlihat pada kedua ujung kuning telur yang
dikenal sebagai khalaz dan berfungsi memantapkan posisi kuning telur
g. Lapisan tipis mengelilingi kuning telur dan disebut membrane fitelin
h. Benih atau bastodis yang terlihat sebagai bintik kecil pada permukaan
kuning telur
i. Kuning telur yang terbagi menjadi kuning telur berwarna putih berbentuk
vas, bermula dari benih ke pusat kuning telur, dan kuning telur yang
berlapis merupakan bagian terbesar.
b. Kualitas telur
Pada pembuatan kue, semakin segar telur yang digunakan maka
pengembangan adonan semakin baik karena itu pilih telur yang masih segar.
Sulit untuk mengetahui usia telur di supermarket atau di toko hanya dengan
mengamati secara langsung. Warna telur tidak menentukan kualitas telur.
Untuk mengetahui tingkat kesegaran telur, dapat dilakukan dengan cara
berikut ini:
1. Sediakan gelas transparan dengan dasar gelas bergaris tengah agak lebar.
Isilah gelas dengan air secukupnya. Masukkan telur ke dalamnya, amati
posisi telur setelah sampai di dasar.
2. Bila posisi telur terbaring sempurna di dasar gelas (tenggelam), maka
menunjukkan bahwa usia telur sangat baru.
3. Bila sebagian terlur berdiri (melayang), menunjukkan telur sudah agak
lama (diperkirakan umur satu minggu.
4. Bila telur berdiri tegak (mengapung), menunjukkan umur telur sudah lama
(antara 2 – 3 minggu).
Susu merupakan komoditas pangan yang memiliki nilai gizi yang tinggi.
Susu merupakan sumber nutrisi protein, lemak, vitamin, dan mineral yang
sangat bermanfaat bagi tubuh. Secara umum, susu merupakan hasil sekresi
kelenjar susu dari hewan menyusui.
1. Karakteristik umum susu
Secara umum masyarakat mengenal susu sebagai komoditas pangan
berbentuk cair dan berwarna putih kekuningan. Susu juga dapat diartikan
sebagai cairan berbentuk koloid agak kental berwarna putih sampai
kekuningan, tergantung dari jenis hewan, pakan/ransum dan jumlah
lemaknya.
Krim dan skim komponen utama susu terdiri dari dua lapisan yang dapat
dipisahkan berdasar berat jenisnya. Komponen tersebut adalah kepala susu
atau krim (cream) dan skim. Krim adalah bagian yang lebih ringan dari skim,
terdapat dibagian atas susu. Bagian krim akan kelihatan jika susu yang baru
saja diperah dibiarkan kira-kira 20 – 30 menit, maka bagian krim tersebut
akan mengapung pada permukaan. Jumlah krim kira-kira 12 – 20% dari
volume susu. Sebagian besar bahan yang terdapat di dalam krim adalah
lemak. Skim adalah bagian yang terdapat dibagian bawah krim. Komponen
utama skim terdiri dari air dan protein.
2. Perubahan sifat susu
Susu adalah bahan yang mudah sekali rusak, terutama karena adanya
enzim yang secara normal terdapat dalam susu dan juga karena mirkoba yang
terdapat di dalamnya. Mikroba dapat berasal dari dalam tubuh hewan yang
sakit atau karena kontaminasi dari luar.
Susu bila dibiarkan begitu saja di udara terbuka, akan menimbulkan
berbagai kerusakan. Kerusakan yang terjadi ditandai dengan timbulnya bau
asam karena serangan mikroba terhadap gula. Kerusakan yang lain ditandai
dengan susu menjadi kental atau pecah atau menggumpal akibat asam yang
dihasilkan oleh bakteri, akibatnya protein akan mengendap. Untuk mencegah
kerusakan, maka susu harus disimpan di dalam lemari pendingin
(refrigerator). Sebelum disimpan maka susu dipasteurisasi dengan tujuan
untuk mematikan bakteri patogen dan pembusuk. Susu dipanaskan akan
mengalami perubahan sifat, seperti perubahan pada citarasa, bau, kekentalan
dan kadar lemaknya. Rasa masak dan bau gula terbakar akan terasa pada susu
setelah dipanaskan. Susu yang dipanaskan pada suhu pasteurisasi
kekentalannya akan berkurang tetapi susu yang dipanaskan pada suhu tinggi
kekentalannya akan bertambah.
1. Morfologis ikan
Secara umum bentuk tubuh ikan terbagi menjadi empat jenis yaitu :
a. Fusiform atau torpedo, bentuk tubuh ini membantu ikan untuk dapat
bergerak cepat dalam air. Golongan ikan scombridae seperti tuna,
cakalang, marlin memiliki tubuh berbentuk fusiform.
b. Anguilliform atau seperti belut, bentuk tubuh ini memungkinkan ikan
bersembunyi di terumbu karang untuk menjebak mangsa. Jenis ikan
yang memiliki bentuk tubuh ini adalah ikan malung (belut laut).
c. Deprresed atau pipih horizontal, bentuk tubuh ini mendukung untuk
bersembunyi dengan memendamkan diri dalam pasir di dasar laut, hal
tersebut menguntungkan untuk strategi berburu "sit and wait"
berdiam menunggu mangsa lewat. Ikan dengan tubuh berjenis ini
antara lain golongan ikan pari dan beberapa jenis hiu dasar.
1. Sifat bahan hasil pertanian ada tiga yaitu sifat fisis, sifat fisiologis, dan sifat
kimia.
2. Sifat fisis dikelompokkan ke dalam sifat fisis yang bersifat umum dan yang
bersifat khusus. Sifat fisis umum merupakan sifat-sifat yang berlaku secara
umum pada komoditas pertanian dan sifat fisis khusus, yaitu sifat-sifat yang
mencirikan komoditas atau sekelompok jenis komoditas.
3. Sifat fisiologis bahan hasil pertanian adalah sifat yang berkaitan dengan proses
metabolisme yang terjadi mulai bahan hasil pertanian tersebut tumbuh sampai
bahan hasil pertanian tersebut dipanen bahkan setelah panen.
4. Sifat kimia adalah bahan hasil pertanian adalah sifat yang berkaitan dengan zat
gizi yang terkandung didalamnya.
5. Mutu daging dikaitkan dengan aspek konsumsi (the eating quality of meat)
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
a. Warna
b. Water holding capacity dan juiciness
c. Tekstur dan keempukan
d. Odor dan taste
6. Secara umum bentuk tubuh ikan terbagi menjadi empat jenis yaitu fusiform atau
torpedo, anguilliform atau belut, depressed atau pipih horizontal, dan
compressed atau pipih vertikal.
TUGAS
A. Alat
1. Alat tulis
2. Kertas HVS
3. Lem kertas
4. Gunting
B. Cara Kerja
1. Buatlah kelompok 2-3 orang
2. Lakukan pengamatan terhadap gambar komoditas hasil pertanian yang
telah disajikan
3. Identifikasikan sifat fisik bahan hasil pertanian berdasarkan gambar
4. Identifikasikan sifat fisiologis bahan baku hasil pertanian dengan
menggunakan literatur
5. Identifikasikan sifat kimia bahan baku hasil pertanian dengan
menggunakan literatur
1. a. Warna :
b. Bentuk :
c. Tekstur :
d. Keseragaman :
2. a. Warna :
b. Bentuk :
c. Tekstur :
d. Keseragaman:
3. a. Warna :
b. Bentuk :
c. Tekstur :
d. Keseragaman :
4. a. Warna :
b. Bentuk :
c. Tekstur :
d. Keseragaman :
5. a. Warna :
b. Bentuk :
c. Tekstur :
d. Keseragaman :
6. a. Warna :
b. Bentuk :
c. Tekstur :
d. Keseragaman :
7. a. Warna :
b. Bentuk :
c. Tekstur :
d. Keseragaman :
8. a. Warna :
b. Bentuk :
c. Tekstur :
d. Keseragaman :
9. a. Warna :
b. Bentuk :
c. Tekstur :
d. Keseragaman :
10. a. Warna :
b. Bentuk :
c. Tekstur :
d. Keseragaman :
2. Sifat Fisiologis
Lakukan pengelompokan pada masing-masing komoditas ke dalam sifat
fisiologis berikut dengan menggunakan berbagai literatur! Berilah tanda
(√) pada jawaban yang kalian pilih!
No. Nama bahan Klimaterik Non Klimaterik
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
3. Sifat Kimia
Identifikasikan sifat kimia yang terkandung dalam masing-masing
bahan hasil pertanian dengan menggunakan berbagai literatur!
No. Nama bahan Klimaterik Non Klimaterik
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
B. Sayuran
C. Kacang-kacangan
D. Bahan penyegar
E. Umbi-umbian
3. Pada hari Sabtu, Andi membeli buah mangga dan semangka di pasar. Pada
saat buah akan dikonsumsi pada hari Senin, buah mangga mengalami
perubahan warna dan menjadi lebih lunak, sedangkan pada buah semangka
tidak terjadi perubahan. Proses tersebut merupakan salah satu sifat...
A. Sifat fisik
B. Sifat kimia
C. Sifat fisiologi
D. Sifat fisis-mekanis
E. Sifat mikroorganisme
4. Asam sianida (HCN) merupakan senyawa beracun yang terdapat pada salah
satu komoditas umbi-umbian. Senyawa tersebut terdapat pada...
A. Ubi jalar
B. Ubi kayu
C. Kentang
D. Talas
E. Gembili
5. Buah-buahan yang tidak pernah mengalami periode mendadak bagi buah
tertentu disebut buah non-klimaterik. Di bawah ini yang termasuk buah non-
klimaterik, kecuali...
A. Pisang, mangga, dan melon
B. Jeruk, nanas, dan ketimun
C. Alpukat, sawo, dan nanas
D. Sawo, alpukat, dan pisang
E. Semangka, melon, dan pepaya
KOMPETENSI DASAR
3.3 Menganalisis tanda-tanda penyebab kerusakan bahan
4.3 Menentukan tanda-tanda penyebab kerusakan bahan
DASAR PENANGANAN BAHAN HASIL PERTANIAN
?
Apa itu kerusakan bahan makanan?
A B
C D
B. Jenis-Jenis Kerusakan
Ditinjau dari faktor-faktor penyebab kerusakan, maka dikenal beberapa
macam kerusakan yaitu:
memiliki suhu atau temperatur ideal yang cocok dalam penyimpanan. Misalnya
penyimpanan apel dalam mesin pendingin berkisar antara -1 hingga 4,5°C
dengan masa simpan selama 3-8 bulan. Sedangkan, paprika berkisar antara 7-
10,5°C dengan masa simpan selama 2-3 minggu.
proses pengeringan teh hitam, apabila teh yang masih dalam keadaan basah
langsung dikeringkan (langsung bertemu) dengan suhu yang tinggi maka
bagian permukaan teh akan langsung kering dan terdapat selaput tipis (film)
pada permukaan teh yang tak dapat ditembus oleh air sehingga pada bagian
dalam teh tidak dapat menguap keluar. Akibatnya teh akan kelihatan berwarna
putih pada ujung-ujungnya (white end) dan mutunya akan turun. Pada bahan
lain case hardening dapat menyebabkan permukaan bahan sudah kering, akan
tetapi bagian dalam bahan belum kering akan timbul kerusakan.
Penggunaan suhu yang tinggi pada proses pengolahan bahan pangan,
selain akan menyebabkan kegosongan yang akan mempengaruhi rasa bahan,
juga suhu yang tinggi dapat merusak vitamin-vitamin dan susunan kimia, yang
terdapat pada bahan tersebut. Ciri-ciri kerusakan fisik, antara lain sebagai
berikut:
a. Suhu tinggi memar, lembek
b. Insekta, parasit atau tikus berlubang, ada bekas gigitan
c. Kelembaban relatif rendah dapat menyebabkan kehilangan air
Ketika bahan pangan yang telah dipanen kehilangan air dalam jumlah yang
relatif kecil mungkin tidak menyebabkan kerugian, tetapi apabila kehilangan
air dalam jumlah yang banyak akan menyebabkan hasil panen yang diperoleh
menjadi layu dan bahkan dapat menjadi mengkerut seperti contoh pada
Gambar 3.7.
Misalnya kulit biji-bijian yang mengandung 1,1% lignin akan kurang tahan bila
dibandingkan dengan kulit biji-bijian yang mengandung lignin 15%.
Beberapa contoh kerusakan mekanis yang terjadi pada beberapa
komoditas:
a. Buah mangga atau durian yang dipanen dengan menggunakan galah dapat
rusak oleh galah tersebut atau memar karena jatuh terbentur batu atau tanah
keras.
b. Buah-buahan dan sayuran pada waktu pengangkutan tidak menggunakan
wadah dan cara pengangkutan yang khusus, akan rusak karena terjadinya
benturan atau gesekan satu sama lain.
c. Umbi-umbian akan mengalami cacat karena tersobek atau terpotong oleh
cangkul atau oleh alat-alat penggali yang lain.
C. Tanda-Tanda Kerusakan
Tanda-tanda terjadinya kerusakan untuk setiap bahan atau komoditas hasil
pertanian berbeda-beda tergantung kepada jenis bahan atau komoditas tersebut.
Tanda-tanda kerusakan ini ada yang dapat langsung terlihat, dan ada pula yang
tidak memperlihatkan tanda-tanda yang jelas. Sebagai contoh misalnya petai
yang terserang ulat kadang-kadang tidak terlihat atau tidak terduga sebelumnya
bahwa petai itu rusak, karena kalau dilihat dari luar buahnya menunjukkan
keadaan yang utuh dan tidak berbeda dengan buah yang lain. Pada umumnya
tanda-tanda kerusakan bahan atau komoditas hasil pertanian khususnya nabati
adalah berupa pememaran, pelunakan dan pembusukan.
Kerusakan dari buah-buahan, misalnya sawo, mangga, apel, jambu dan
lainlain, dapat ditandai dengan terjadinya pememaran atau pembusukan pada
buah tersebut. Bahan hasil pertanian yang bertekstur keras seperti kentang, ubi
jalar, wortel dan lain-lain, bila menjadi lunak dalam keadaan segar, maka bahan
tersebut berarti sudah mengalami kerusakan.
Pememaran dan pelunakan itu dapat terjadi sebagai akibat adanya tekanan
mekanis atau bahan berbenturan (bertumbukan) satu sama lain selama bahan
mengalami proses pengangkutan. Pada umumnya sebagai akibat lanjutan
daripada terjadinya pememaran dan pelunakan itu akan timbul proses
pembusukan. Tanda-tanda kerusakan pangan antara lain sebagai berikut:
1. Pelunakan tekstur
2. Perubahan kekenyalan
3. Pembentukan lendir : khamir dan bakteri asam laktat
4. Pembentukan asam : Lactobacillus, Pseudomonas, dan Proteus
5. Perubahan kekentalan susu dan santan : penggumpalan protein, pemisahan
serum (skim)
6. Pembentukan warna hijau pada daging : H2O2 (hidrogen peroksida), H2S
(hidrogen sulfida)
D. Penyebab Kerusakan
Berbeda dengan komoditas yang berasal dari hewani yang berlangsung
secara cepat, komoditas nabati kerusakan yang terjadi biasanya berlangsung
Enzim yang terdapat dalam bahan pangan dapat berasal dari bahan pangan
itu sendiri ataupun yang berasal dari mikroorganisme yang mencemari bahan
pangan tersebut. Enzim ini akan mempercepat reaksi-reaksi kimia yang
terdapat dalam bahan pangan dan dapat mengakibatkan bermacam-macam
perubahan pada komposisi bahan pangan tersebut. Pada umumnya enzim
mempunyai keaktifan yang maksimal pada derajat keasaman (pH) antara empat
sampai delapan, berada di sekitar pH = 6. Tetapi enzim pepsin masih dapat
aktif pada pH = 2 dan enzim phosphatase yang ada dalam darah aktif sampai
pH = 9.
Pada penyimpanan buah-buahan, umumnya terjadi perubahan pada warna
kulit buah. Warna yang mula-mula hijau akan berubah menjadi kekuning-
kuningan. Rasa daging buahpun akan berubah, yang asam berangsur-angsur
menjadi manis. Pada perubahan buah menjadi manis ini yang bekerja lebih
aktif adalah enzim amilase yang mengubah zat pati menjadi gula. Tekstur buah
yang mula-mula padat akan berubah menjadi lunak. Perubahan kimia dan fisik
buah tersebut di atas dipengaruhi oleh kerja enzim yang terdapat dalam buah
tersebut. Apabila buah tersebut disimpan pada tempat yang bersuhu rendah,
maka reaksi enzimatik ini akan berhenti atau berlangsung secara lambat.
Peranan dari berbagai enzim dalam berbagai bahan berbeda-beda seperti
amilase pada bahan pangan jenis sayuran peranannya adalah menghidrolisa
pati pada pelunakan dan pada komoditas serealia mengubah pati menjadi
dektrin dan gula, enzim lipoksigenase pada sayuran merusak asam lemak,
merusak vitamin A dan menimbulkan citarasa yang tidak enak (off-flavor).
Kadar air adalah kandungan air dari bahan. Keadaan kadar air bahan harus
lebih diperhatikan apabila bahan itu akan mengalami penyimpanan yang relatif
lama, karena kadar air bahan (terutama pada bagian permukaan bahan) banyak
dipengaruhi oleh kelembaban nisbi (RH) di sekitarnya. Apabila kadar air bahan
rendah dan kelembaban di sekitarnya tinggi, maka akan terjadi penyerapan uap
air dari udara sekitar sehingga kadar air bahan menjadi naik. Akibat dari kadar
air naik, maka suhu bahan tersebut menjadi lebih rendah dan akan terjadi
kondensasi udara pada permukaan bahan sehingga permukaan bahan akan
menjadi basah. Permukaan bahan yang basah merupakan media yang baik
untuk pertumbuhan dan perkembanganbiakan beberapa jenis mikroorganisme
(terutama bakteri dan kapang). hal ini dapat terjadi pada buah-buahan dan
sayur-sayuran yang dikepak. Selama pengepakan dan penyimpanan, proses
respirasi dan transpirasi dari buah-buahan dan sayur-sayuran itu terus berjalan,
kedua proses ini akan menghasilkan air pada permukaan bahan yang akan
mempercepat pertumbuhan beberapa jenis mikroorganisme.
Bahan pangan yang bagian permukaannya sering diserang oleh kapang dan
bakteri sebaiknya disimpan pada tempat-tempat yang mempunyai kelembaban
nisbi (RH) rendah. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari kerusakan pada
permukaan bahan dan mencegah kehilangan air dari bahan yang terlalu banyak,
maka hendaknya dipilih temperatur dan kelembaban nisbi (RH) yang tepat.
TUGAS
B. Respirasi
C. Kelembaban
D. Temperatur
E. Komposisi udara
3. Kerusakan bahan pangan adalah perubahan karakteristik fisik dan kimiawi
suatu bahan makanan yang tidak diinginkan dan penyimpangan dari
karakteristik normal merupakan pengertian...
A. Kerusakan mekanis
B. Kerusakan biologis
C. Kerusakan fisiologis
D. Kerusakan bahan pangan
E. Kerusakan mikrobiologis
4. Pada penyimpanan buah-buahan, umumnya terjadi perubahan pada warna kulit
buah. Warna yang mula-mula hijau akan berubah menjadi kekuning-kuningan.
Rasa daging buah akan ikut berubah, yang asam berangsur-angsur menjadi
manis. Penyebab utama timbulnya kerusakan pada komoditas hasil pertanian
tersebut adalah...
A. Perubahan temperatur
B. Pengaruh kadar air bahan
C. Pengaruh udara (oksigen)
D. Aktivitas enzim di dalam bahan pangan
E. Adanya serangan serangga, tikus, dan parasit
5. Kerusakan disebabkan benturan antara bahan dengan bahan lainnya dan bahan
dengan alat atau wadah, impitan, regangan, ataupun gesekan mekanis pada
waktu pemanenan, penanganan, penyimpanan saat pengangkatan disebut...
A. Kerusakan fisik
B. Kerusakan kimia
C. Kerusakan biologis
D. Kerusakan mekanis
E. Kerusakan mikrobiologis
KOMPETENSI DASAR
3.4 Mengidentifikasi model pemanenan
4.4 Menetapkan model pemanenan
DASAR PENANGANAN BAHAN HASIL PERTANIAN
itu pemanenan?
Istilah kriteria tanaman siap panen sering kita dengar terutama dalam
bidang pertanian. Apabila kita mendengar istilah tersebut, yang terlintas di pikiran
kita adalah warna-warna dari tanaman itu seperti kuning dan merah. Lalu, apa
kriteria tanaman siap panen sebenarnya?
Perhatikan gambar di bawah ini!
buah-buahan yang baik dapat diperoleh bila pemanenan dilakukan pada tingkat
kedewasaan maturitas yang tepat. Buah yang dipanen muda akan memberikan
mutu yang rendah dan pematangan yang tidak baik. Sayuran yang dipanen terlalu
awal akan memberikan hasil dengan mutu yang rendah.
Target utama kegiatan panen adalah mengumpulkan komoditas dari bahan
penanaman, pada tingkat kematangan yang tepat dengan kerusakan yang minimal,
dilakukan secepat mungkin dan dengan biaya yang “rendah”. Untuk mendapatkan
hasil panen yang baik, 2 hal utama yang perlu diperhatikan pada pemanenan,
yaitu:
Prinsip penanganan panen yang baik adalah menekan kerusakan yang dapat
terjadi. Dalam suatu usaha pertanian (bisnis) cara-cara panen yang dipilih perlu
diperhitungkan, disesuaikan dengan kecepatan atau waktu yang diperlukan
(sesingkat mungkin) dan dengan biaya yang rendah. Untuk menentukan waktu
panen yang tepat atau kombinasi cara yang tepat sesuai untuk menentukan
pada saat biji sudah masak fisiologis. Fase ini ditandai dengan sudah
maksimalnya pertumbuhan buah atau polong dan biji di dalamnya telah
terbentuk dengan sempurna. Kulit buah atau polong mengalami perubahan
warna awalnya kulit polong muda berwarna hijau kini berubah menjadi agak
kekuningan dan mulai mengering. Pemanenan biji pada tanaman biasanya
dilakukan secara serentak pada suatu waktu. Pemanenan dilakukan setelah 60%
kulit polong atau kulit biji sudah mulai mengering. Hal ini berbeda dengan
tanaman semusim yang umumnya dipanen secara berkala berdasarkan
penampakan dari biji/polong.
Pemanenan daun dilakukan pada saat tanaman telah tumbuh maksimal dan
sudah memasuki periode matang fisiologis dan dilakukan dengan memangkas
tanaman. Pemangkasan dilakukan dengan menggunakan pisau yang bersih atau
gunting setek. Pemanenan yang terlalu cepat menyebabkan hasil produksi yang
diperoleh rendah dan kandungan bahan-bahan aktifnya juga rendah, seperti
tanaman jati belanda dipanen pada umur 1-1,5 tahun, jambu biji pada umur 6-7
bulan, cincau 3-4 bulan, dan lidah buaya pada umur 12-18 bulan setelah tanam.
10 bulan. Seperti rimpang jahe, untuk kebutuhan ekspor dalam bentuk segar,
jahe dipanen pada umur 8 - 9 bulan setelah tanam, sedangkan untuk bibit 10 –
12 bulan. Selanjutnya, untuk keperluan pembuatan jahe asinan, jahe awetan,
dan permen dipanen pada umur 4 – 6 bulan karena pada umur tersebut serat
dan pati belum terlalu tinggi. Sebagai bahan obat, rimpang dipanen setelah tua
yaitu umur 9 – 12 bulan setelah tanam. Untuk temulawak pemanenan rimpang
dilakukan setelah tanaman berumur 10 – 12 bulan. Temulawak yang dipanen
pada umur tersebut menghasilkan kadar minyak atsiri dan kurkumin yang
tinggi. Penanaman rimpang dilakukan pada saat awal musim hujan dan dipanen
pada pertengahan musim kemarau. Masa panen yang tepat ditandai dengan
mulai mengeringnya bagian tanaman yang berada di atas permukaan tanah
(daun dan batang semu), misalnya kunyit, temulawak, jahe, da kencur.
Bunga digunakan dalam industri farmasi dan kosmetik dalam bentuk segar
maupun kering. Bunga yang digunakan dalam bentuk segar, pemanenan
dilakukan pada saat bunga kuncup atau setelah pertumbuhannya maksimal.
Berbeda dengan bunga yang digunakan dalam bentuk kering, pemanenan
dilakukan pada saat bunga sedang mekar. Seperti bunga piretrum, bunga yang
dipanen dalam keadaan masih kuncup menghasilkan kadar protein yang lebih
tinggi dibandingkan dengan bunga yang sudah mekar.
B. Pemanenan
Pemanenan merupakan salah satu faktor dari tinggi rendahnya mutu
komoditas yang dipanen. Untuk mendapatkan mutu komoditas yang baik,
pemanenan harus dapat mencegah terjadinya kerusakan atau luka. Pemanenan
komoditas pertanian bisa berbeda antara komoditas pertanian yang satu dengan
yang lain, tergantung pada karakteristik komoditas tersebut. Pemanenan
komoditas pertanian dapat dilakukan dengan memotong, memetik, mencabut, dan
lain-lain.
Beberapa hal yang perlu diperhataikan pada kegiatan pemanenan bahan
hasil pertanian meliputi:
1. Lakukan persiapan panen dengan baik
Siapkan alat-alat yang dibutuhkan, tempat penampungan hasil dan
wadah-wadah panen, serta pemanen yang terampil dan tidak ceroboh.
2. Hindari kerusakan mekanis
Pada saat pemanenan hindari kerusakan mekanis dengan melakukan
pemanenan secara hati-hati. Pemanenan sebaiknya dilakukan dengan tangan
atau menggunakan alat bantu yang sesuai. Misal tomat dan cabai dipetik
dengan tangan, bawang merah dicabut dan pada kentang, tanah di sekitar
tanaman dibongkar dengan menggunakan cangkul atau kored dan umbi
dikeluarkan dari dalam tanah.
3. Memperhatikan bagian tanaman yang dipanen
Misalnya tomat dipanen tanpa tangkai untuk menghindari luka yang
dapat terjadi karena tangkai buah yang mengering menusuk buah yang ada di
atasnya. Cabai dipetik dengan tangkainya, bawang merah dicabut dengan
dengan alur (parit) dengan ukuran lebar alur sesuai dengan penggolongan
buah. Selanjutnya dilakukan pencucian, pemeraman, pengepakan, dan
penyimpanan.
warna buah, dan batang buah mulai mengecil maka semangka tersebut bisa
dipetik (dipanen). Masa panen buah semangka dipengaruhi oleh cuaca dan
jenis bibit (tipe hibrida atau jenis triploid, maupun jenis buah berbiji).
Buah apel dipanen cukup umur supaya kualitasnya baik. Pada umumnya
buah apel dapat dipanen pada umur 4 -5 bulan setelah bunga mekar,
tergantung pada varietas dan iklimnya. Rame beauty dapat dipetik pada umur
sekitar 120 – 141 hari dari bunga mekar. Apel manalagi dapat dipanen pada
umur 114 hari setelah bunga mekar dan apel anna sekitar 100 hari.
Pemanenan paling baik dilakukan pada saat tanaman mencapai tingkat masak
fisiologis yaitu ketika buah mempunyai kemampuan untuk menjadi masak
normal setelah dipanen.
Pemetikan buah nanas dilakukan setelah buah masak optimal atau dapat
pula menjelang masak optimal. Hal ini tergantung pada kepentingannya.
Apabila buah akan dipasarkan dekat kebun (langsung dijual atau konsumsi),
pemetikan dilakukan pada waktu buah masa optimal. Tetapi, bila buah akan
dipasarkan di tempat jauh dan memerlukan beberapa waktu dalam
pengangkutab, maka pemetikan dilakukan menjelang masak optimal, dengan
harapan tepat sampai di pasar sudah masak.
Penentuan saat pemetikan merupakan hal yang sulit dan memerlukan
pengalaman. Beberapa tanda buah nanas sudah masak antara lain adalah:
1) Jarak mata-mata melebar, tepinya membundar dan bentuknya mendatar
2) Kulit buah menjadi kuning untuk jenis nanas yang menguning
3) Mengerluarkan bau harum spesifik nanas.
Apabila tujuan pengiriman nanas cukup jauh, pemetikan pada waktu
seperempat kulit buah nanas menunjukkan tanda kemasakan, jadi buah masih
mengkal.
Buah tomat sudah dapat dipanen apabila sudah kelihatan warna kemerah-
merahan. Pemetikan dapat dilakukan dengan gunting buah atau langsung
dipetik dengan tangan. Buah yang telah dipetik dimasukkan ke dalam bakul
atau wadah.
Cabai dapat dipanen ketika sudah terjadi perubahan warna merah yang
baik, pemanenan harus dilakukan bila warna merah sudah lebih dari 90%
yaitu berumur 70 – 120 hari setelah tanam (HST), tergantung pada varietas
dan ketinggian tempat tumbuh. Di dataran rendah biasanya cabai dipanen
pada umur 70 HST, sedangkan di dataran tinggi sekitar 120 HST. Pemanenan
dilakukan satu kali dalam 3 – 7 hari.
beberapa jam di bawah terik matahari agar tanah yang menempel menjadi
kering dan mudah dihilangkan.
Panen ketela pohon dilakukan setelah umbi tua. Untuk ketela jenis genjah
dapat dipanen umur 7 bulan, sedangkan jenis dalam (bukan genjah) lebih dari
10 bulan. Panen dikerjakan apabila kadar zat tepung sudah tinggi, hal ini
dapat dikerjakan dengan merasakan umbinya atau dengan cara analis kimia.
6. Pencucian (washing)
Pencucian dilakukan pada sayuran daun yang tumbuh dekat tanah untuk
membersihkan kotoran yang menempel dan memberi kesegaran. Selain itu
dengan pencucian juga dapat mengurangi residu pestisida dan hama penyakit
yang terbawa. Pencucian disarankan menggunakan air yang bersih,
penggunaan desinfektan pada air pencuci sangat dianjurkan. Kentang dan ubi
jalar tidak disarankan untuk dicuci. Pada mentimun pencucian berakibat buah
tidak tahan simpan, karena lapisan lilin pada permukaan buah ikut tercuci.
Pada pisang pencucian dapat menunda kematangan.
7. Pembersihan (cleaning, trimming)
Pembersihan membersihkan dari kotoran atau benda asing lain,
mengambil bagian-bagian yang tidak dikehendaki seperti daun, tangkai atau
akar yang tidak dikehendaki.
1. Untuk mendapatkan hasil panen yang baik hal utama yang perlu diperhatikan
pada pemanenan yaitu menentukan waktu panen yang tepat dan melakukan
penanganan panen yang baik.
2. Penentuan waktu panen yang tepat dapat dilakukan dengan berbagai cara
seperti cara penampakan, fisik, komputasi, dan kimia.
3. Kriteria penentuan waktu panen suatu komoditas yang biasanya digunakan bagi
para petani yaitu secara visual, fisik, analisis kimia, kadar air, metode fisiologi,
dan umur tanaman
4. Pemanenan merupakan salah satu faktor dari tinggi rendahnya mutu komoditas
yang dipanen. Pemanenan komoditas pertanian bisa berbeda antara komoditas
pertanian yang satu dengan yang lain, tergantung pada karakteristik komoditas
tersebut.
5. Penanganan setelah panen terdiri dari pengeringan (drying), pendinginan
pendahuluan (precooling), pemulihan (curing), pengikatan (bluncing), sortasi,
pencucian (washing), pembersihan (cleaning dan trimming).
TUGAS
2. Diskusikan setiap kelompok kriteria dan waktu panen yang tepat serta
membuat video tutorial pemanenan hasil pertanian di lingkungan
sekitar!
KOMPETENSI DASAR
3.5 Mengidentifikasi peralatan panen
4.5 Menentukan peralatan panen
DASAR PENANGANAN BAHAN HASIL PERTANIAN
Pernahkah kalian melihat alat seperti gambar di atas? Ya, kita sering
melihat dan bahkan mempunyai alat tersebut di rumah. Jika musim panen di
sawah banyak kita lihat petani dengan alat-alat pertanian yang mereka bawa,
seperti arit, mesin perontok padi, dan sebagainya. Demikian juga waktu panen
buah-buahan dapat kita lihat mereka menggunakan alat seperti galah, gunting, dan
lain-lain. Untuk singkong dan kentang petani memanen dengan cara membongkar
tanah memakai cangkul atau sekop sedangkan, untuk kacang tanah dilakukan
dengan cara mencabut batang dengan tangan. Mari kita pelajari lebih lanjut.
hari, sedang yang belum dipisahkan dapat sampai 2 minggu belum mengalami
kepoyoan.
3. Daun
Hasil panen berupa daun cukup dipetik seperti teh dan tembakau. Ketika
pemetikan daun harus diperhatikan arah petikannya agar tidak melukai batang.
Alat yang digunakan untuk mengangkut hasil panen yaitu keranjang yang
terbuat dari bambu.
5. Buah-buahan
Hasil panen berupa buah dapat dipetik menggunakan gunting ataupun
menggunakan galah dan keranjang panen.
pemetikan cara ini adalah perlakuan agak kasar. Pemetikan yang lebih baik
menggunakan gunting buah, hal ini apabila pohon tidak terlalu tinggi. Buah
yang dipetik kemudian dimasukkan ke dalam keranjang atau karung.
6. Biji
Tanaman penghasil biji (serealia) adalah tanaman padi dan jagung. Alat
yang digunakan untuk panen padi berupa ani-ani (ketam), sabit, ataupun mesin
binder.
waktu panen, dan teknik pemanenan. Alat yang digunakan untuk pemanenan
ikan yaitu jaring.
8. Hasil Ternak
Apabila peternak berniat untuk menjual hasil ternaknya dalam bentuk telah
dipotong atau diap diolah, maka selain ditimbang kemudian dibawa ke ruang
pemotongan. Alat yang digunakan yaitu pisau untuk hasil ternak kecil dan
golok untuk hasil ternak besar, baskom, panci, air panas untuk memudahkan
pencabutan bulu ayam dan air bersih untuk mencuci daging yang telah
dipotong.
Hingga saat ini panen padi Tradisional cara ani-ani masih eksis dan
terus berlangsung terutama terjadi di daerah pedalaman (Banten, Sumatera,
Kalimantan, Papua) yaitu di daerah yang menanam padi varietas lokal berumur
panjang (6 bulan), kapasitas kerja cara ani-ani berkisar antara 10 sampai 15 kg
malai/jam dengan susut hasil (losses) berkisar antara 3,2 %.
Cara panen Tradisional ani-ani merupakan suatu “System” panen yang
akrab dengan kelestarian lingkungan dan terbukti mampu mengatasi ketahanan
pangan rumah tangga petani (lokal), dimana seluruh proses sejak padi di tanam
(pra panen) hingga proses gabah menjadi beras (pasca panen), secara
keseluruhan ditangani oleh petani dan nilai tambah padi menjadi beras adalah
milik petani, tanpa menimbulkan kerusakan alam dan pencemaran lingkungan,
seluruh tubuh tanaman padi termanfaatkan mulai dari berasnya hingga
jeraminya.
Sabit merupakan alat umum yang dipakai oleh petani, baik dalam
bentuk sabit bergerigi maupun sabit tidak bergerigi (biasa), dimana cara
kegiatan panen dan perontokan merupakan satu paket (on farm) dengan
penjelasan sebagai berikut :
a. Apabila proses perontokan dilakukan dengan cara di-iles (foot trampling),
maka malai padi dipotong pendek (jerami plus malai ± 30 cm), tetapi
apabila perontokan dilakukan dengan cara dibanting (gebot), padi
dipotong panjang (jerami plus malai
± 75 cm). Untuk metode potong pendek masih akan dibutuhkan tambahan
pekerjaan pembersihan tegakan jerami yang masih tertinggal di lapangan.
b. Apabila dipakai mesin perontok Thresher, metode potong panjang
dilakukan untuk thresher dengan cara “hold on” (batang padi dipegang
oleh tangan dan yang dirontok bagaian malainya). Sedangkan metode
potong pendek digunakan untuk thresher dengan cara “throw in” (seluruh
batang padi diumpankan masuk ke mesin thresher tanpa dipegang oleh
tangan).
c. Letak lokasi sawah, jauh dekatnya dengan rumah petani, akan menjadi
padi di lahan saat panen tiba dengan kapasitas kerja 18 s/d 20 jam per hektar.
Mesin mower sangat cocok pengganti alat sabit. Mesin ini tidak hanya mampu
dipakai untuk memotong tanaman padi, akan tetapi juga mampu untuk panen
tanaman jenis lain seperti jagung, kedelai dan gandum. Mesin mower telah
diintroduksikan di beberapa Kabupaten di Propinsi Jawa Tengah (Kebumen,
Sragen, Pekalongan), Propinsi Banten (Serang), dan Propinsi Kalimantan
Tengah (Dadahup, C3, PLG) oleh Institusi BBP Mektan, Badan Libang
Pertanian, Deptan.
digunakan panen padi, prinsip kerjanya mirip dengan cara panen menggunakan
sabit, bekerja hanya memotong dan merebahkan tegakan tanaman padi di
sawah. Mesin ini sewaktu bergerak maju akan menerjang dan memotong
tegakan tanaman dan menjatuhkan atau merobohkan tanaman tersebut kearah
samping (disebut mesin Reaper), dan ada pula yang mengikat tanaman yang
terpotong menjadi seperti berbentuk sapu lidi ukuran besar (disebut mesin
Reaper Binder).
Hasil panen yang direbahkan menggunakan mesin Reaper ini
selanjutnya akan dirontok menggunakan perkakas atau mesin tertentu misalnya
Thresher. Karena ada banyak jenis dan tipe mesin Reaper yang beredar di
pasaran dan masing-masing mempunyai keunggulan dan kelebihan, maka
setiap produsen atau pabrikan mesin Reaper selalu menyertakan buku tentang :
(1) Petunjuk Operasional; (2) Leaflet atau Booklet; (3) Daftar suku cadang dan
atau alamat agen purna jual; serta informasi-informasi lain yang berkaitan
dengan pemeliharaan dan perawatan terhadap mesin tersebut.
Tipe dan ukuran mesin Reaper ditentukan dari lebar kerjanya. Tipe
dengan lebar kerja satu meter biasanya mempunyai 3 alur (row). Terdapat 3
jenis tipe mesin Reaper yaitu : (a) Reaper 3 row ; (b) Reaper 4 row ; dan (c)
Reaper 5 row. Didasarkan kepada jenis transmisi traktor penggeraknya
terdapat dua jenis mesin reaper yaitu : (a) Sistem copot-gandeng (hitching) dan
(b) Sistem gerak mandiri (self propeller).
1. Identifikasi peralatan panen penting karena peralatan panen yang baik dan
benar dapat membantu petani untuk mendapatkan hasil panen dengan kualitas
dan kuantitas yang optimal tanpa adanya kerusakan dan kehilangan selama
proses pemanenan.
2. Faktor yang harus diperhatikan dalam memilih alat dan mesin pemanenan yaitu
jenis komoditas, kemudahan pengoperasian dan perawatan (user friendly), dan
memanen dengan susut bobot minumum (good handling practices).
3. Pemanenan berupa umbi biasanya hanya diperlukan alat untuk menggali seperti
cangkul dan sekop.
4. Pemanenan biji-bijian (Serealia) dapat dilakukan dengan tangan, sabit, atau
memakai mesin pemanen.
5. Ada tiga macam cara panen padi di Indonesia yaitu secara tradisional secara
manual, dan secara mekanis.
TUGAS
A D
B
E.
A D
B E
DAFTAR PUSTAKA
Adawyah, R. 2008. Pengolahan dan Pengawetan Ikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Dwiari, Sri Rini dkk. Teknologi Pangan Jilid 1. Jakarta: Direktorat Pembina SMK
Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan
Nasional.
Nador, Wahyu. Dasar Pengananan Bajan Hasil Pertanian. Malang: PT. Kuantum
Buku Sejahtera
Setyowati, R.N dan A. Budiarti. 1996. Prinsip dan Tujuan Menyimpan Bahan
Hasil Pertanian dan Perikanan.
Tim Agroindustri Diktat Pengolahan Pangan. Penanganan Bahan Pertanian dan
Perikanan Semester 1. PPTK Pertanian : Cianjur Tim Agroindustri Diktat
Pengolahan Pangan.
Yurnalissa. 2019. Dasar Penanganan Bahan Hasil Pertanian. Yogyakarta: Andi
offset.
142