JAWAB:
Hukum perdata menurut ilmu pengetahuan hukum sekarang ini dibagi menjadi
empat bagian, yaitu hukum:
-tentang diri seseorang (hukum perorangan)
-kekeluargaan
-kekayaan terbagi atas hukum kekayaan yang absolut,hukum kekayaan yang
relatif.
-waris
JAWAB:
Hukum perdata dalam arti luas meliputi semua hukum privat materiil yakni
segala hukum pokok yang mengatur kepentingan-kepentingan perseorangan. Itu
sebabnya, hukum perdata sering disebut sebagai hukum privat atau hukum sipil.
Hukum perdata di Indonesia berasal dari Burgerlijk Wetboek Belanda, yang
diberlakukan berdasarkan asas konkordansi. Dalam arti jerat adalah berkaitan
dengan kecakapan bertindak, yakni seseorang baru dianggap cakap secara
hukum ketika dia sudah dewasa dan tidak berada di bawah pengampuan (Pasal
1330 KUH Perdata). Buku II KUH Perdata mengatur bagaimana mengurus
kepentingan orang yang di bawah perwalian, pengampuan, dan orang yang
hilang. Orang gila tentu saja tidak mungkin dimintai tanggung jawab (dijerat)
hukum perdata. Jadi keberlakuan KUH Perdata adalah bergantung pada bidang
apa yang diatur.
JAWAB:
JAWAB:
pada asasnya harta peninggalan tidak boleh dibiarkan dalam keadaan tidak
terbagi (pasal 1066 KUHPpedata) dengan meninnggal seseorang,seketika segala
hak dan kewajiban pewaris beralih pada ahli warisnya (hak saisine) dengan
demikian ahli waris demi hukum memperoleh kekayaan pewaris tanpa
menuntut penyerahan. Berkaitan dengan hak saisine juga di kenal heriditatis
patitio hal ahli waris untuk menuntut yang khusus berkaitan dengan warisan.
JAWAB
B. Apa akibat hukum yang ditimbulkan kepada pihak ketiga yang menerima
gadai dari objek jaminan fidusia tersebut?
JAWAB:
untuk pihak ketiga sebagai penerima barang gadai, terlepas dari apakah pihak
ketiga tersebut mengetahui atau tidak mengetahui bahwa barang tersebut telah
dijadikan jaminan fidusia, pihak ketiga tersebut tidak dilindungi oleh hukum. Ini
karena pada prinsipnya ketentuan mengenai larangan menggadaikan benda
jaminan fidusia telah diatur dalam undang-undang. Dengan demikian semua
orang dianggap mengetahuinya dan (kami berasumsi jaminan fidusia telah
didaftarkan) karena jaminan fidusia tersebut telah didaftarkan maka dianggap
semua orang dapat memeriksa pada Kantor Pendaftaran Fidusia. Sehingga pada
dasarnya akibat hukum bagi pihak ketiga dari pemberian gadai atas benda yang
telah dijadikan jaminan fidusia adalah tidak adanya perlindungan hukum yang
pasti bagi penerima gadai untuk mengambil pemenuhan pembayaran dari
eksekusi benda jaminan jika debitur wanprestasi.
4. A. Berdasarkan kasus tersebut di atas, analisislah apakah salah satu pihak dapat
membatalkan perjanjian yang telah disepakati?
JAWAB:
Perjanjian dapat dibatalkan apabila tidak sesuai dengan syarat subyektif maupun
obyektif perjanjian sebagaimana yang diatur dalam Pasal 1320 KUHPer. Akibat
hukum yang timbul terhadap perjanjian yang dapat di batalkan adalah salah satu
pihak dapat meminta pembatalan perjanjian.
JAWAB: