Anda di halaman 1dari 5

KEPUTUSAN DIREKTUR RSIA CITRA AGUSWAR MEDICAL CENTER

NOMOR : 299/DIR/PER/RSIA-CAMC/V/2019

TENTANG
KEBIJAKAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)
DIREKTUR RSIA CITRA AGUSWAR MEDICAL CENTER

Menimbang : I. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan di RSIA Citra


Aguswar Medical Center, maka diperlukan penyelenggaraan
pelayanan yang bermutu tinggi dari setiap Unit Pelayanan yang ada.
II. Bahwa Pencegahan dan Pengendalian Infeksi merupakan salah satu
pelayanan di RSIA Citra Aguswar Medical Center yang harus
mendukung pelayanan Rumah Sakit secara keseluruhan, maka
diperlukan penyelenggaraan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
yang bermutu tinggi.
III. Bahwa agar Pencegahan dan Pengendalian Infeksi dapat terlaksana
dengan baik, perlu adanya Keputusan Direktur tentang Kebijakan
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSIA Citra Aguswar Medical
Center sebagai landasan bagi penyelenggaraan kegiatannya.
IV. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam I, II
dan III, perlu ditetapkan dengan Surat Keputusan Direktur RSIA Citra
Aguswar Medical Center.
Mengingat : I. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang
Rumah Sakit.
II. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004 tentang
Praktik Kedokteran.
III. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan
IV. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 129/
Menkes/ SK/ II tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal.
V. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1691/
Menkes/ Per/ VIII tahun 2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah
Sakit.
VI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 986/
Menkes/ XI tahun 1992 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Rumah Sakit.
VII. Permenkes No 8 tahun 2015 tentang Program Pengendalian
Resistensi Antimikroba di Rumah Sakit.
VIII. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 34 tahun
2017 tentang Standar Akreditasi Rumah Sakit.
IX. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27 Tahun
2017 Tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
X. Surat keputusan Kepala Dinas Penanaman Modal, Pelayanan
Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja Kota Pariaman Nomor
001/SIO/KEP/ DPM, PTSP dan NAKER-2018 Tentang Izin Operasional
Rumah Sakit Ibu dan Anak Citra Aguswar Medical center.
MEMUTUSKAN :

Menetapkan :
KESATU : KEPUTUSAN DIREKTUR RSIA CITRA AGUSWAR MEDICAL CENTER
TENTANG KEBIJAKAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI RSIA
CITRA AGUSWAR MEDICAL CENTER.
KEDUA : Kebijakan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSIA Citra Aguswar
Medical Center sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.
KETIGA : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi RSIA Citra Aguswar Medical Center dilaksanakan
oleh Direktur RSIA Citra Aguswar Medical Center.
KEEMPAT : Dengan dikeluarkannya Keputusan Direktur ini, apabila terdapat
keputusan yang bertentangan dengan Keputusan Direktur ini, maka
keputusan-keputusan yang terdahulu dinyatakan tidak berlaku.
KELIMA : Apabila dikemudian hari terdapat kekurangan dan atau kekeliruan dalam
Keputusan Direktur ini, maka akan diadakan perubahan dan perbaikan
sebagaimana mestinya.
KEENAM : Keputusan Direktur ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Pariaman
Pada Tanggal 10 Mei 2019

RSIA CITRA AGUSWAR MEDIKAL CENTER


Direktur,

dr. Indah Gustari


LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR RSIA CITRA AGUSWAR MEDICAL CENTER
NOMOR : 299/DIR/PER/RSIA-CAMC/V/2019
TANGGAL : 10 MEI 2019

TENTANG
KEBIJAKAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)
RSIA CITRA AGUSWAR MEDICAL CENTER

A. KEPEMIMPINAN DAN TATA KELOLA


1. RSIA Citra Aguswar Medical Center melaksanakan kegiatan Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi (PPI) dalam rangka melindungi pasien, pengunjung dan petugas terhadap penularan
infeksi di Rumah Sakit.
2. Agar pelaksanaan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) terkoordinasi dengan baik,
Direktur membentuk Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (KPPI). Komite PPI RSIA
Citra Aguswar Medical Center bertanggung jawab langsung kepada Direktur.
3. Komite mempunyai tugas, fungsi dan kewenangan yang jelas sesuai dengan Pedoman
Manajerial Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan
lainnya yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2008.
4. Pelaksanaan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) dikelola dan diintegrasikan antara
struktural dan fungsional di semua unit dan menjadi tanggung jawab seluruh petugas.
5. Agar kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) berjalan lancar, maka RSIA Citra
Aguswar Medical Center memiliki 1 IPCN (Infection Prevention and Control Nurse) purna
waktu yang bertugas mengawasi dan supervisi seluruh kegiatan Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi (PPI) yang meliputi gugus tugas pelayanan dan non pelayanan.
6. Dalam melaksanakan tugasnya, IPCN dibantu oleh IPCLN (Infection Prevention and Control
Link Nurse) dan IPCLS (Infection Prevention and Control Link Staff) sebagai pelaksana harian
atau penghubung di unit masing-masing.
7. Perawat IPCN memberikan laporan kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah
sakit kepada Komite/ Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) secara berkala setiap 1
(satu ) bulan.
8. Kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit dilaporkan oleh Komite/ Tim
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) secara berkala setiap 3 (tiga) bulan kepada
direktur.

B. SUMBER DAYA
1. Direktur rumah sakit menetapkan perawat penghubung PPI yaitu IPCLN (Infection Prevention
and Control Link Nurse) beserta uraian tugas yang jumlah dan kualifikasinya sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
2. Direktur rumah sakit menyediakan sumber daya berupa fasilitas, anggaran, informasi untuk
mendukung pelaksanaan Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI).

C. PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI


1. Rumah sakit memiliki dan melaksanakan Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
(PPI) dan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang komprehensif di seluruh rumah sakit
untuk menurunkan risiko infeksi terkait dengan pelayanan kesehatan pada pasien yang
mengacu dan sesuai dengan ilmu pengetahuan terkini, pedoman praktik terkini, standar
kesehatan lingkungan terkini, dan peraturan perundang-undangan.
2. Rumah sakit menetapkan dan melaksanakan pedoman pelaksanaan surveilans dalam
Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI).
3. Adanya strategi pengendalian infeksi berdasarkan atas prioritas untuk menurunkan tingkat
infeksi.
4. Rumah sakit membandingkan angka kejadian infeksi rumah sakit dengan kejadian di rumah
sakit lain.
5. Dilakukanya investigasi dan analisis risiko infeksi serta diintegrasikan dengan program mutu
dan keselamatan pasien.

D. PERALATAN MEDIS DAN ALAT KESEHATAN HABIS PAKAI


1. Rumah sakit menetapkan risiko infeksi pada prosedur dan proses asuhan invasif (ICRA).
2. Diselenggarakanya pelatihan tentang kegiatan untuk menurunkan risiko infeksi.
3. Rumah sakit menetapkan risiko infeksi pada proses kegiatan penunjang pelayanan (medik
dan nonmedik) yang berisiko terjadi infeksi serta strategi pencegahannya.
4. Rumah sakit menetapkan dan melaksanakan pedoman/panduan tentang pelayanan
sterilisasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
5. Rumah sakit menetapkan dan melaksanakan pedoman/ panduan tentang penetapan batas
kadaluarsa bahan medis habis pakai dan yang akan digunakan kembali (re-use).
6. Rumah sakit menetapkan dan melaksanakan pedoman/ panduan pengelolaan dan fasilitas
linen/ laundry yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

E. LIMBAH INFEKSIUS
1. Rumah sakit menetapkan dan melaksanakan pedoman/ panduan pengelolaan limbah rumah
sakit untuk meminimalkan risiko infeksi.
2. Bila pengelolaan limbah dilaksanakan oleh pihak luar rumah sakit harus melakukan
kerjasama dengan pihak yang memiliki izin dan sertifikasi mutu sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
3. Pengelolaan kamar mayat harus sesuai peraturan perundang-undangan.
4. Pengelolaan limbah benda tajam dan jarum dilakukan secara aman.
5. Bila pengelolaan benda tajam dan jarum dilaksanakan oleh pihak luar rumah sakit maka
harus melakukan kerjasama dengan pihak yang memiliki izin dan sertifikasi mutu sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.

F. PELAYANAN MAKANAN
1. Rumah sakit menetapkan pedoman/ panduan tentang pelayanan makanan di rumah sakit.
2. Proses penyimpanan bahan makanan, pengolahan, pembagian/ pemorsian, dan distribusi
makanan dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

G. RISIKO KONSTRUKSI
1. Rumah sakit menetapkan pedoman/ panduan pengendalian mekanis dan teknis (mecanical
and engineering control).
2. Rumah sakit menetapkan pedoman/ panduan tentang penilaian risiko pengendalian infeksi
(infection control risk assessment/ ICRA) bila ada renovasi, kontruksi dan demolisi.

H. TRANSMISI INFEKSI
1. Rumah sakit menetapkan pedoman/ panduan tentang penempatan pasien dengan penyakit
menular dan pasien yang mengalami imunitas rendah (immunocompromised).
2. Tersedianya ruangan untuk pasien yang mengalami imunitas rendah (immunocompromised)
sesuai dengan peraturan perundang- undangan.
3. Adanya Mekanisme penempatan pasien dan proses transfer pasien dengan airborne
diseases di dalam rumah sakit dan keluar rumah sakit.
4. Perawat IPCN bertanggung jawab melakukan supervisi dan monitoring terhadap
penempatan dan proses transfer pasien airborne diseases sesuai dengan prinsip PPI.
5. Adanya aturan penempatan pasien infeksi “airborne” dalam waktu singkat jika rumah sakit
tidak mempunyai kamar dengan tekanan negatif (ventilasi alamiah dan mekanik).
6. Rumah sakit mempunyai jejaring rujukan dengan rumah sakit lain untuk pasien airborne
disease.
7. Mengembangkan dan menerapkan sebuah proses untuk menangani lonjakan mendadak
(outbreak) penyakit infeksi airborne.
8. Rumah sakit menetapkan pedoman/ panduan hand hygiene yang mencakup kapan, di mana,
dan bagaimana melakukan cuci tangan mempergunakan sabun (hand wash) dan atau
dengan disinfektan (handrub) serta ketersediaan fasilitas hand hygiene.
9. Rumah sakit menetapkan pedoman/ panduan penggunaan alat pelindung diri, tempat yang
harus menyediakan alat pelindung diri, dan pelatihan cara memakainya.

I. PENINGKATAN MUTU DAN PROGRAM EDUKASI


1. Kegiatan PPI diintegrasikan dengan program PMKP (Peningkatan Mutu dan Keselamatan
Pasien) dengan menggunakan indikator yang secara epidemiologik penting bagi rumah sakit.
2. Data dikumpulkan dan dianalisis untuk mendukung kegiatan PPI termasuk data infeksi
berdasar atas epidemiologik penting dimonitor dan didokumentasikan untuk perbaikan.
3. Komite atau Tim PPI menyampaikan hasil analisis data dan rekomendasi kepada Komite
PMKP setiap tiga bulan.
4. Komite atau Tim PPI mengadakan pertemuan berkala dengan Komite PMKP (Peningkatan
Mutu dan Keselamatan Pasien) untuk membahas hasil surveilans dan merancang ulang
untuk perbaikan.
5. Dilakukanya edukasi tentang PPI kepada staf klinis dan nonklinis, pasien, keluarga pasien,
serta petugas lainnya yang terlibat dalam pelayanan pasien.
6. Rumah sakit menetapkan memiliki dan melaksanakan program pelatihan dan edukasi
tentang PPI kepada staf klinis dan nonklinis, pasien, keluarga pasien, pengunjung, serta
petugas lainnya yang terlibat dalam pelayanan pasien.
7. Dilakukanya edukasi secara berkala bila ada perubahan regulasi, serta praktik program PPI
dan bila ada kecenderungan khusus (new re-emerging diseases) data infeksi untuk staf klinis
dan nonklinis.
8. Komite atau Tim PPI menyampaikan temuan dan data hasil kegiatan pengukuran mutu/
indikator mutu (measurement) ke seluruh unit di rumah sakit sebagai bagian dari edukasi
berkala rumah sakit.

RSIA Citra Aguswar Medikal Center


Direktur,

dr. Indah Gustari

Anda mungkin juga menyukai