Anda di halaman 1dari 48

Sistem Reproduksi

Organ reproduksi pria


1) Eksternal :
 Skrotum
 Penis
2) Internal
 Gonad (testis)
 Kelenjar aksesoris (vesikula seminalis, kelenjar prostat, kelenjar bulbouretra)
 Duktus atau saluran penyalur sperma (epididymis, vas deferens, duktus ejakulatori,
uretra)

1) Skrotum :
 Kantung yang berfungsi untuk melindungi dan menjaga suhu testis
 Suhu testis > berkisar 2C di bawah suhu tubuh (agar sel tetap hidup)
 Skrotum > berupa jaringan fibromuskular (tersusun atas jaringan ikat dan otot)
 Terdiri atas 2 kompartemen
 Setiap kompartemen > 1 testis, 1 epididimis, 1 spermatic cord (kumpulan pembuluh
darah, saraf, dan salah satu saluran reporduksi)

 Struktur :

 Mekanisme pengaturan suhu testis oleh skrotum :


 Jika suhu dingin > otot dartos kontraksi > kulit skrotum mengerut > permukaan
skrotum mengecil > mengurangi pelepasan panas
 Suhu dingin juga akan membuat > otot kremaster kontraksi > testis terangkat
mendekati selangkangan yang lebih hangat
 Jika suhu panas > otot dartos relaksasi > kulit skrotum melebar > permukaan
skrotum lebih luas > kelenjar keringat aktif > meningkatkan pengeluaran panas
 Suhu panas > otot kremaster relaksasi > testis turun
2) Testis :
 Penghasil sel sperma dan hormone reporduksi
 Diselubungi oleh 3 lapis > tunika vaginalis, tunika albuginea, dan tunika vaskulosa

Rongga berisi pelumas

Septa merupakan pemanjangan tunika albuginea > membagi testis menjadi banyak
sekat (kurleb 250)
 Tunika vaskulosa : berisi banyak pembuluh darah
 Tubulus seminiferous
Rete testis merupakan saluran yang membantu menyalurkan sperma dari tubulus
seminiferous ke epididymis > karena punya mikrovili
 Di dalam testis juga ada sel leydig (di sekitar tubulus seminferus) >pembentukan
hormone testosterone
3) Penis :
 Alat kopulasi
 Tersusun atas otot, saraf, pembuluh darah, dan saluran uretra
 Terbagi menjadi 3 bagian > akar, badan, dan kepala (glans penis)
bulbus krus

 Saat ada stimulus seksual, korpus kavernosa dan korpus spongiosum akan terisi
darah > penis ereksi

4) Epididymis :
 Tempat pematangan sperma
 Di atas testis
 Saluran berkelok kelok yang panjang (3-6 meter)
 Terbagi menjadi 3 bagian > kepala, badan, ekor

 Bagian kepala terhubung dengan rete testis melalui duktus eferens


 Saluran epididymis diameternya lebih panjang daripada tubulus seminiferous
 Pematangan sperma itu > peningkatan motilitas atau pergerakan dan penyempurnaan
mitokondria sel sperma > shg memiliki kapabilitas untuk membuahi sel telur
 Tersusun atas epitel silindris dan memiliki lumen > shg aktif mengabsorbsi dan
mensekresi enzim, protein, hormone, elektrolit, dan molekul organic yang
dibutuhkan dalam pematangan sperma
 Pada bagian proksimal (kepala dan badan) > menjadi tempat sekresi protein dan
factor lainnya yang bisa meningkatkan modifikasi permukaan sel sperma dan
menginisiasi sinyal sel untuk membuat sel sprema motil dan fertile
 Bagian distal (ekor) > membentuk linhkungan yang special bagi penyimpanan sel
sperma yang sudah matang untuk beberapa saat sebelum diejakulasikan
5) Vas deferens :
 Tempat menyalurkan sperma dari epididymis ke saluran ejakulasi

 Merupakan pemanjangan dari bagian ekor atau cauda epididymis


 Panjang 30-45 cm diameter 2-3 mm
6) Duktus ejakulatori :
 Menyalurkan sperma dan cairan hasil sekresi kelenjar ke uretra
 Berasal dari gabungan vas deferens dan saluran vesikula seminalis
 Terjadi penambahan cairan hasil sekresi vesikula seminalis dan kelenjar prostat pada
sel sperma
7) Uretra :
 Saluran pengeluaran urin dan semen
 Merupakan muara saluran dari salah satu kelenjar aksesori
 Saat pengeluaran semen > aliran urin di blok
8) Kelenjar aksesoris : penghasil secret yang akan bergabung dengan sperma untuk
membentuk semen (air mani)
A. Vesikula seminalis
 Letak :
 Di pelvis superior dari rectum
 Di bawah fundus kandung kemih
 Lateral dari vas deferens
 Posterior dari kelenjar prostat
 Tersusun atas tabung tak berujung yang melingkar dan memberi bentuk
kantung tidak beraturan
 Fungsi : mensekresi cairan penyusun semen (60% dari seluruh cairan semen)
 Karakteristik cairan : asam, kental, lengket, kuning
 Kandungan cairan > fruktosa (sumber energy sperma), enzim
koagulasi/penggumpalan , asam askorbat, prostaglandin (meningkatkan
pergerakan sperma dan kapasitas sel sperma saat membuahi sel telur)
B. Kelenjar prostat
 Ada di bawah kandung kemih

 Tersusun atas kapsul jaringan ikat yang mengandung banyak serat otot polos
dan jaringan ikat elastis
 Terdiri atas 3 zona > zona transisi, zona pusat, dan zona perifer

 Fungsi : mensekresi cairan penyusun semen (penyusun 13-33% dari semen),


menekan semen menuju uretra agar dikeluarkan
 Karakteristik cairan : basa, putih susu, lebih tipis
 Kandungan cairan : enzim koagulan, sitrat > untuk menurtrisi sel sperma
 Saat ejakulasi > otot prostat dan otot sfingter kandung kemih akan bekerja
sama untuk menekan uretra agar semen tidak masuk kandung kemih
 Saat bak > zona pusar akan menutup saluran prostat sehingga urin tidak
masuk dan bercampur semen

C. Kelenjar cowper / bulbourethral


 Ada sepasang
 Letak : di bawah prostat dan posterolateral dari membrane uretra dan superior
dari bulbus penis

 Fungsi : mensekresi cairan yang akan melumasi dan menetralkan asam sisa
urin (shg semen aman dari sisa urin) dan berkontribusi terhadap gagalnya
metode kb coitus interuptus
 Karakteristik cairan : bening dan berlendir
 Cairan dihasilkan dalam 2 fase:
 Fase 1 : setelah ada stimulasi atau rangsangan seksual
 Fase 2 : saat sebelum ejakulasi

Spermatogenesis
Terjadi di tubulus seminiferous selama 74 hari > mulai pubertas
Ada 3 tahap:
A. Spermasitogenesis
1) Spermatogonia stem cell (2n) yang ada di bagian dasar tubulus seminiferous di stimulasi
oleh testosterone untuk melakukan mitosis
2) Dihasilkan 2 sel spermatogonium (2n)
3) Salah satu sel spermatogonium tetap tinggal di bagian dasar tubulus seminiferous dan
kembali menjadi spermatogonia stem cell (2n)
4) Spermatogonium satunya mengarah ke bagian tengah unutk melakukan mitosis >
menghasilkan sel spermatosit primer (2n)
B. Meiosis
1) Sel spermatosit primer (2n) akan mengalami meiosis 1 dan menghasilkan 2 sel
spermatosit sekunder (n)
2) 2 sel spermatosit sekunder (2n) akan mengalami pembelahan meiosis 2 > menghasilkan 4
sel spermatid (n) (tahapan ini semakin mendekati lumen tubulus)
C. Spermiogenesis
1) Spermatid (n) yang berbentuk bulat akan berdiferensiasi menjadi sel spermatozoa (n) yang
memiliki struktur yang khusus
Struktur spermatozoa :

1) Kepala
- Mengandung nucleus yang berisi materi genetic
- Bagian ujung kepala disebut dengan akrosom. Akrosom mengandung enzim enzim
hidrolitik > agar kepala sel sperma dapat menembus lapisan lapisan sel telur
- Antara kepala dan bagian tengah ada sentriol > untuk struktur pembelahan sel

2) Bagian tengah
- Kaya akan mitokondria > menyediakan energy untuk motilitas sel sperma dan diduga
terlibat dalam kematian terprogram (apoptosis) sel sperma
3) Ekor
- Tersusun atas bagian utama dan bagian ujung > kerja sama > membentuk gelombang
> sperma bisa bergerak

Setelah spermatogenesis, sel spermatozoa akan mengalami spermiasi.


Spermiasi : proses pelepasan ke lumen tubulus seminiferous untuk disalurkan ke saluran
reproduksi > mulai dari epididymis
Sel sperma akan dimatangkan dan disimpan secara sementara di epididymis
Kemudian sel sperma akan disalurkan ke vas deferens > saluran ejakulasi > ditambahkan cairan
sekresi kelenjar > campuran sel sperma dan cairan disebut semen > uretra
Infertilitas Pria
 Tidak bisa menghasilkan keturunan

 Abnormalitas sel sperma yang bisa menyebabkan infertilitas pada pria :


1) Azoospermia
- Tidak ada sel sperma pada cairan yang diejakulasikan
- Ada 2 jenis :
 Azoospermia obstruktif : testis masih bisa menghasilkan sperma tapi ada
gangguan seperti sumbatan di saluran reproduksi
 Azoospermia non obstruktif : produksi sel sperma sangat sedikit dan immotile
(tdk bisa bergerak) shg tdk bisa mencapai saluran reproduksi
2) Oligospermia
- Konsentrasi sel sperma yang diejakulasikan kurang
- Ada 3 tipe:
 Ringan : 5-14 juta/ml
 Sedang : 1-5 juta/ml
 Berat : kurang dari 1 juta/ml
3) Motilitas sel sperma
- Harusnya lurus, tapi kalau abnormal belok belok (zig zag)
4) Morfologi sel sperma

 Factor yang mempengaruhi infertilitas pria :


1) Kesehatan :
 Pelebaran pembuluh darah vena pada testis > gangguan pengaturan suhu di testis
 Infeksi di testis atau saluran reproduksi > peradangan dapat menghambat
pengeluaran sel sperma
 Kelainan antibody > antibody sel sperma yang keliru menganggap sel sperma
sebagai benda asing
 Tumor atau imbas pengobatan tumor
 Ketidakseimbangan hormone
 Penyumbatan di saluran reporduksi
2) Genetic :
 Sindrom atau kelainan genetic > sindrom down, klinefelter, fibrosis kistik
 Sindrom klinefelter > kelebihan kromosom X sehingga menjadi XXY >
perkembangan abnormal pada reproduksi penderita
3) Lingkungan :
 Terpapar lama oleh bahan kimia industri > benzene, toluene, xilena, pestisida,
herbissida, pelarut organic, timah > rendahnya produksi sel sperma
 Paparan logam berat seperti timbal > infertilitas pria
 Paparan atau radiasi sinar X > mengurangi produksi sel sperma
 Overheating testis > merusak produksi dan fungsi sel sperma
4) Gaya hidup :
 Penggunaan narkoba dan obat terlarang
- Kokain dan ganja bisa mengurangi jumlah dan kualitas sel sperma
- Steroid anabolic (merangsang pertumbuhan otot) > testis menyusust, produksi
sel sperma menurun
 Konsumsi alcohol > disfungsi ereksi, menurunkan kadara testosterone, dan
menurunkan produksi sel sperma
 Merokok > mengurangi produksi sel sperma dan penyebab impoten
 Stress > menghambat produksi hormone reporduksi
 Depresi > menyebabkan peluang kehamilan rendah, disfungsi seksual pada pria
(berkurangnya libido, disfungsi ereksi, ejakulasi terhambat atau tertunda)
 Berat badan > obesitas > berdampak langsung pada sel sperma dengan
menyebabkan perubahan hormone

Organ reproduksi wanita


 Eksternal :
Terdiri atas vulva

 Internal :

1) Vulva

a) Mons pubis
- Tersusun atas bantalan jaringan lemak yang berbentuk segitiga dan dilapisi kulit
- Umumnya ditumbuhi rambut (pubertas)
- Fungsi : penghalang fisik untuk melindungi organ reproduksi internal
b) Lania mayor
- Labia mayor homolog dengan skrotum karena berasal dari jaringan yang sama saat
perkembangan embrio
- Terssuun atas 2 lipatan jaringan > jaringan adipose dan fibrosa
- Ditemukan kelenjar keringat dan minyak penghasil pelumas
- Fungsi : membungkus dan melindungi bagian reproduksi eksternal
c) Labia minor
- Letak : di dalam lanbia mayor
- Mengelilingi lubang vagina dan uretra
- Terususun atas lapisan halus, tipis, tanpa lemak
- Warna merah muda sampai coklat kehitaman
- Ditemukan kelenjar keringat saja
- Fungsi : membatasai dan melindungi bagian vulva (klitoris dan uretra)
d) Klitoris :
- Homolog dengan penis letak : di ujung anterior dari labia minor
- Banyak mengandung ujung saraf dan jaringan erektil (korpus kavernosa yang bisa
terisi darah jika ada stimulasi seksual)
- Fungsi : terkait dengan stimulasi seksual
e) Vestibula
- Merupakan rongga anntara labia minor
- Terdapat lubang uretra, vagina, dan kelenjar bartholin
- Bukaan/lubang vagina > dilindungi selaput tipis Hymen (selaput dara) yang mudah
rusak
- Bukaan/lubang uretra > untuk pengeluaran urin
- Kelenjar bartholin > sekresi lendir saat ada stimulus seksual

2) Ovarium
- Gonad penghasil sel telur (antara kanan dan kiri hanya 1/ bulan > gentian)
- Fungsi : produksi sel telur dan hormone reproduksi (estrogen dan progesterone)
- Letak di rongga panggul
- Didukung oleh mesovarium > pemanjangan dari peritoneum (selaput rongga perut)
- Mesovarium berfungsi menghubungkan ovarium dengan ligament
- Ligament suspensori (berasal dari mesovarium) : mengandung pembuluh limfa dan
pembuluh darah ovarium
- Ligament ovarium : untuk mengapit uterus
- Struktur :

- Di bawah lapisan pelindung ada tunika albuginea (lapisan warna putih)


- Di bagian medulla ada banyak pembuluh daraf, pembuluh limfa, dan saraf
3) Oviduk/tuba fallopi
- Saluran penghubung ovarium dan uterus
- Fungsi : membawa sel telur dari ovarium, menyediakan lingkungan yang sesuai untuk
fertilisiasi
- Tersusun atas 4 bagian :
 Infundibulum
 Ampulla
 Isthmus
 Intramural

- Fimbriae > menangkap sel telur yang diovulasikan


- Ostium : bukaan infundibulum
- Ampula : tempat terjadinya fertilisasi (umumnya)
- Lapisan oviduk :

 Serosa : tersusun atas jaringan ikat


 Muscular : tersusun atas otot polos
 Mukosa : tersusun atas epitel bersilia (untuk membantu pergerakan ovum atau
zigot ke uterus), Sel sekretori (untuk mensekresikan zat tertentu untuk membantu
sel telur dan sperma agar bisa bertahan hidup) , Sel PEG (precursor sel epitel
bersilia dan sel sekretori)
 Lumen : ruangan di saluran oviduk
4) Uterus
- Tempat perkembangan fetus atau janin
- Merupakan jaringan fibromuskular tebal
- Terdiri atas 3 bagian : fundus, badan, dan serviks (leher)

- 3 lapisan uterus :
 Perimetrium : paling luar, tipis, jaringan epitel
 Miometrium : tengah, paling tebal, otot polos
 Endometrium : paling dalam, banyak pembuluh darah, sangat aktif merespon
perubahan hormone > menstruasi
5) Vagina :
- Saluran penghubung vulva dengan uterus
- Fungsi : alat kopulasi, saluran pengeluaran bayi, darah menstruasi, barrier atau
penghalang agar pathogen tidak masuk
- Memiliki mikroba alami, diantaranya lactobacillus acidophilus (menghasilkan asam
laktat agar pH vagina tetap 4,9 – 3,5)
- Lapisan dinding vagina:
 Lapisan adventisia
 Lapisan otot
 Membrane mukosa dengan lipatan melintang (rugae)

Hormone reproduksi wanita


Hormone yang berperan dalam menstruasi :
1) GnRH (gonadotropin releasing horomon)
2) FSH (follicle stimulating hormone)
3) LH (luteinizing hormone)
4) Estrogen
5) Progesterone
6) Inhibin

Regulasi hormone saat menstruasi :


1) Hipotalamus akan menghasilkan GnRH
2) Produksi GnRH akan memicu hipofisis anterior untuk menghasilkan FSH dan LH
3) FSH akan memicu pembentukan dan perkembangan folikel di ovarium
4) Folikel yang berkembang akan menghasilkan hormone estrogen
5) Pembentukan hormone estrogen oleh folikel distimulasi oleh FSH dan dibantu LH
6) Estrogen akan memberikan umpan ballik + pada FSH dan LH (jika estrogen tinggi, maka
produksi FSH dan LH juga akan meningkat)
7) Folikel juga menghasilkan inhibin
8) Inhibin akan menghambat produksi FSH
9) Konsentrasi FSH akan menurun namun LH akan meningkat
10) Karena LH meningkat, maka terjadi ovulasi
11) LH yang tinggi juga membuat sel sel granulosa yang disinyalkan oosit untuk membentuk
korpus luteum
12) Dengan stimulasi LH, korpus luteum akan menghasilkan estrogen dan progesterone
13) Estrogen dan progesterone yang dihasilkan korpus luteum berfungsi dalam penebalan
endometrium
14) Estrogen dan progesterone yang dihasilkan korpus luteum akan memberikan umpan balik –
kepada hipotalamus dan hipofisis anterior (shg GnRH, FSH, LH menurun)
15) Korpus luteum juga menghasilkan inhibin yang akan memberikan feedback – kepada
hipotalamus dan hipofisis anterior
16) Kalau tidak terjadi kehamilan, konsentrasi LH yang rendah akan menstimulasi korpus
luteum untuk mengalami degenerasi
17) Karena korpus luteum terdegenerasi, estrogen dan progesterone juga akan menurun
18) Menurunnya estrogen dan progesterone akan :
- Membuat GnRH, FSH, LH kembali meningkat
- Dinding endometrium meluruh
19) Terjadilah menstruasi uye

Oogenesis
Saat oogenesis masih berlangsung, juga terjadi siklus ovarium
Ada 3 tahap:
A. Tahap embrionik
1) Seluruh sel germinal primordial akan mengalami pembelahan mitosis membentuk
oognium (2n)
2) Oogonium (2n) akan mengalami mitosis membentuk oosit primer (2n)
3) Oosit primer (2n) akan mengalami meisosis 1 dan terhenti di profase 1
- Oosit primer akan diselubungin oleh folikel primordial
- Folikel primordial berisi 1 oosit primer dan 1 lapis pregranulosa (lapisan pelindung)
- Folikel primordial akan tetap dorman sampai ada sinyal aktivasi
- Ada 4 kemungkinan nasib sel folikel primordial:
 Diam
 Mati karena gesekan
 Berkembang tapi hilang akibat kelainan perkembangan
 Berkembang membentuk oosit yang matang
B. Tahap prapubertas
 Terjadi setelah dilahirkan sampai masa pubertas
 Jumlah sel folikel primordial berkurang > 50.000-100.000 buah
 Folikel fungsional hanya berjumlah 350-400 buah yang bisa melepaskan oosit setiap
bulan

C. Tahap pubertas
 Terjadi siklus ovarium > rangkaian peristiwa di ovarium yang membentuk siklus
 Ditandai dengan produksi GnRH
 Umumnya berlangsung 28 hari
 Tahap siklus ovarium :
1) Fase folikuler (praovulasi)
- Suatu hormone androgen tertentu akan mensyimulasi perkembangan folikel
primordial menjadi folikel primer

- FSH akan menstimulasi folikel primer untuk berkembang menjadi folikel


sekunder awa;
- Perkembangan ditandai dengan sel granulosa yang aktif membelah dan zona
pelusida
- Folikel sekunder awal aktif menghasilkan estrogen atas stimulasi FSH dan LH

- Folikel sekunder awal akan berkembang menjadi folikel sekunder akhir >
distimulasi FSH
- Perkembangan meliputi sekresi estrogen dan pembentukan kantung cairan
folikel (berisi asam bialuronat)

- Folikel sekunder akhir akan berkembang menjadi folikel tersier / folikel de


graaf > distimulasi FSH
- Kantung cairan tadi akan menyatu membentuk antrum
- Oosit primer pada folikel sekunder akhir akan melanjutkan meiosis 1
membentuk oosit sekunder dan badan polar

-Di sekitar oosit sekunder akan terbentuk corona radiate yang tersusun atas 1-2
lapis sel granulosa > letak diatas zona velusida
- Folikel tersier menghasilkan inhibin yang akan menghambat produksi FSH
2) Fase ovulasi

- Oosit sekunder yang sudah diovulasikan belum menyelesaikan pembelahan >


masih di meiosis 2 yaitu tahap metaphase 2
- Oosit sekunder yang dilepaskan terdiri atas korona radiate, zona velusida,
membrane sel, nucleus, dan sitoplasma
- Oosit sekunder baru akan menyelesaikan pembelahan dan berkembang menjadi
ovum saat terjadi fusi antara membrane sel sperma dan sel telur

3) Fase luteal (pascaovulasi)


- Berlangsung pada hari ke 15-28
- Folikel yang ditinggalkan oosit sekunder akan menyisakan sel granulosa
- Atas stimulasi dari LH, sel granulosa akan mensekresikan kolesterol dan lemak
yang membuatnya berubah menjadi korpus luteum
- Korpus luteum juga distimulasi oleh LH untuk mensekresi estrogen dan
progesterone (untuk penebalan endometrium)
- Estrogen dan progesterone akan memberi feedback – kepada LH, FSH, dan
GnRH
- Karena LH rendah, korpus luteum akan terdegradasi menjadi korpus albicans >
estrogen dan progesterone menurun > FSH, LH, GnRH meningkat > siklus
ovulasi kembali ke fase folikuler

Siklus uterus / siklus menstruasi


Struktur endometrium :

 Saat menstruasi yang meluruh adalah stratum fungsionalis

Tahap menstruasi :
A. Fase menstruasi
- Hari 1-5
- Peluruhan endometrium
B. Fase poliferasi
- Hari 7-14
- Regenerasi stratum fungsionalis
- Mekanisme regenerasi:
1) Saat folikel mengalami perkembangan, akan menghasilkan estrogen
2) Estrogen akan menstimulasi endometrium untuk berpoliferasi shg terjadi regenerasi
stratum fungsionalis dan arterinya
3) Tingginya estrogen juga menstimulasi terbentuknya kelenjar di stratum fungsionalis
4) Estrogen juga menstimulasi serviks untuk mensekresikan mucus tipis untuk
membantu pergerakan sperma di Rahim dan kapasitasi sperma saat fertilisasi
C. Fase sekretori
- Hari 15-28
- Sekresi berbagai zat oleh stratum fungsionalis > dipersiapkan utnuk pertumbuhan dan
perkembangan embrio
- Mekanisme :
1) Setelah ovulasi, terbentuk korpus luteum yang distimulasi LH
2) Korpus luteum mensekresi estrogen dan progesterone > stratum fungsionalis menebal
> mempersiapkan kehamilan
3) Progesterone juga berperan dalam mengatur kontraksi dan relaksasi pembuluh arteri
dalam endometrium
4) Progesterone juga menstimulasi stratum fungsionalis untuk mensekresi glikogen,
protein, lemak untuk kehamilan
5) Progesterone juga menstimulasi serviks untuk menghasilkan mucus untuk
menghalangi benda asing masuk ke Rahim
6) Kalau tidak terjadi kehamilan progesterone turun > kontraksi dan relaksasi pembuluh
darah endometrium tidak beraturan > oksigen tidak dihantarkan dengan baik ke
stratum fungsionalis > sel sel mati > meluruh > menstuasi

Diagram menstruasi
Infertilitas wanita

Penyebab infertilitas :
A. Masalah ovulasi
Dapat disebabkan oleh :
1. PCOS (polycystic ovarian syndrome)
- Gangguan hormonal yang terjadi di wanita subur
- Tanda : gangguan menstruasi dan kadar hormone androgen yang berlebih
- Gangguan hormonal seperti hormone androgen berlebih dapat mengakibatkan
ovarium gagal memproduksi sel telur karena hormone androgen membuat ovarium
memproduksi banyak kantung berisi cairan
2. Disfungsi hipotalamus
- Menyebabkan terhambatnya produksi hormone GnRH, FSH, LH
- Berpengaruh pada siklus ovarium > gagal ovulasi
3. Insufisiensi ovarium primer
- Kegagalan ovarium secara premature
- Terjadi ketika menopause dini dibawah 40 tahun
B. Masalah fertilisasi
 Hambatan atau kerusakan pada tuba fallopi
 Penyebab > infeksi bakteri, operasi akibat kehamilan etopik, TBC panggul
C. Masalah implantasi
 Gangguan pada uterus
 Penyebab > endometriosis, tumor Rahim, ketidaknormalan ebntuk Rahim, genetic

Faktor resiko infertilitas wanita:


1) Usia
- Kualitas sel telur menurun seiring bertambahnya usia
- Usia 35 tahunan > terjadi peningkatan kecepatan kehilangan folikel sel telur
- Menghasilkan sel telur dengan kualitas rendah
- Pembuahan lebih sulit dan meningkatkan keguguran
2) Merokok
- Merusak serviks dan tuba fallopi
- Menginkatkan resiko keguguran, kehamilan etopik, menopause dini
3) Berat badan
- Mempengaruhi ovulasi normal
- Obesitas > disfungsi menstruasi dan anovulasi
4) Seks bebas
- Menimbulkan infeksi menular seksual > gonorrhea dan klamidia > merusak tuba
fallopi
5) Alcohol
- Menurunkan kualitas kesuburan pada wanita

Fertilisasi dan kehamilan


Fertilisasi
Peleburan inti sel sperma dan sel telur
Terjadi di tuba fallopi di bagian ampula
Tahap :
1) Semen diejakulasikan melalui penis ke vagina saat kopulasi
2) Di dalam vagina terjadi seleksi sel sperma (ph vagina asam > banyak sel sperma yang mati)
(ada sperma yang lolos karena dilindungi cairan semen)
3) Sel sperma yang lolos akan melanjutkan perjalanan ke serviks
4) Di serviks terjadi seleksi sel sperma lagi:
- Produksi mucus / lendir > membersihkan pathogen dan sel sperma non motil
- Sel darah putih yang migrasi > menyerang sel asing, sperma juga kadang dimakan
5) Hanya sel sperma yang sehat yang lolos > lanjut ke Rahim
6) Di Rahim terjadi seleksi lagi (sel darah putih yang migrasi)
7) Di Rahim ada kontraksi otot Rahim yang akan mendorong pergerakan sel sperma menuju
oviduk
8) Di oviduk terjadi kapasitasi sel sperma > perubahan fisiologis sel sperma agar bisa pentrasi
dan fertilisasi sel telur
(kapasitasi tingkat awal (yaitu dihilangkannya factor dekapasitasi dari permukaan sel
sperma) terjadi di uterus)
9) Setelah sampai oviduk, sel sperma akan berinteraksi langsung dengan epitel bersilia oviduk
10) Interaksi fisik dengan epitel bersilia > akan menimbulkan modifikasi protein di permukaan
sel sperma > yang akan menginduksi hiperaktifasi
11) Sel sperma yang hiperaktif akan dilepaskan dari epitel bersilia untuk > pembuahan
12) Sel sperma akan saling bersaing untuk membuahi sel telur
13) Sel sperma akan menembus korona radiate
14) Setelah itu akan terjadi reaksi akrosom > sperma melepaskan vesikula vesikula berisi enzim
hidrolitik > untuk menembus zona pelusida
15) Membrane sel sperma akan berfusi dengan membrane oosit (akibat enzim hidrolitik)
16) Bersamaan dengan fusi, oosit akan melepaskan ion kalsium yang akan menginduksi
pembelahan meiosis 2 oosit > ovum matang
17) Fusi merangsang terjadinya reaksi kortikal untuk mencegah polispermi > sperma lain tidak
bisa membuahi
18) Reaksi kortikal > fusi granula kortikal dengan membrane sel telur untuk melepaskan isinya
> zona pelusida menjadi tidak bisa ditembus sperma lainnya.
19) Sel sperma yang berfusi, akan melepaskan inti sel nya (pronukleus jantan)
20) Pronukleus jantan dan pronukelus betina akan fusi > zigot (2n)

Perkembangan embrio

Terbagi menjadi 3 trimester (trimester I, II, dan III) dan 2 periode (perkembangan embrio > 7
minggu pertama trimester I dan perkembangan fetus)

Trimester 1

 Minggu 0 – 12
 Terjadi 2 periode perkembangan (embrio dan fetus)
 Perkembangan embrio :
1) Setelah zigot terbentuk > terjadi cleveage (serangkaian pembelahan mitosis) > hasil
berupa blastomer > sampai ada 16-32 sel > disebut morula
2) Morula terbentuk di hari ke 3-4 setelah fertilisasi
3) Morula akan terus membelah dan bermigrasi (meskipun membelah tapi ukuran tetap
karena diselubungi zona pelusida)
4) Saat mendekati uterus (hari ke 5) terbentuk blastula (blastokista>pada mamalia)
- Blastula merupakan hasil dari proses blastulasi
- Pembentukan blastula ditandai dengan terbentuknya blastosol / rongga blastula,
inner cell mass, dan outer cell mass
- Outer cell mass akanberkembang menjadi trofoblas.
- Inner cell mass akan berkembang menjadi embrioblas

5) Pada hari ke 7, blastula sudah kehilangan zona pelusida dan akan menempel pada
endometrium > implantasi/nidasi

- Bagian trofoblas akan berpoliferasi menjadi sinsitiotrofoblas


- Sinsitiotrofoblas bersifat invasive dan bisa menyusup pada endometrium
- Trofoblas juga akan menghasilkan hormone HCG > menggantikan LH untuk
menstimulasi korpus luteum menghasilkan progesterone
6) Pada hari ke 9 embrio sudah tertanam komplit dalam endometrium
7) Setelah implantasi, embrioblas akan membentuk lempeng pipih yang terdiri atas epiblas
dan hipoblas
8) Bagian tengah lempeng disebut primitive streak > menentukan posisi kranial dan caudal
9) Setelah primitive streak terbentuk, embrio akan berdiferensiesi membentuk 3 lapisan
embrionik > disebut proses gastrulasi
10) Gastrulasi akan membentuk gastrula
11) 3 lapisan embrionik akan mengalami diferensiasi menjadi organ organ tubuh > disebut
proses organogenesis
- Ectoderm > epidermis kulit, rambut, kelenjar minyak, kelenjar keringat, lensa,
korena, otak, jaringan epitel mulut dan anus, enamel gigi, medulla adrenal
- Mesoderm > dermis kulit, jaringan otot, jaringan tulang, system sirkulasi, system
limfatik, system eksresi, lapisan rongga tubuh, system reproduksi, korteks adrenal
- Endoderm > jaringan penyusun system pencernaan, epitel paru-paru, kelenjar timus,
tiroid, dan paratiroid
12) Umunya organ sudah mulai terbentuk
- Otak sudah punya 5 bagian
- Jantung terbentuk dan mulai berdetak
- Mulai terbentuk mata, kelopak mata, telinga, jari tangan dan kaki, usus
- Mulai terbentuk tulang, berbagai kelenjar, ginjal, sel darah (di sumsum tulang)
13) Pada usia 8 minggu > disebut fetus / janin
14) Akhir trimester 1 > panjang fetus 86 mm dan berat 45 gram

Trimester 2

- Kadar HCG menurun serta korpus luteum hancur, shg produksi progesterone sepenuhnya
diambil alih oleh plasentas
- Mulai tumbuh rambut
- Tumbuh dan berkembangnya otot dan tulang
- Organ reproduksi hampir selesai terbentuk
- Di akhir minggu 15 atau 16 > mulai bergerak
- Detak jantung sudah bisa didengar lewat stetoskop
- Mulai terbentuk alis, bulu mata, dan sidik jari
- Semua organ penting sudah terbentuk
- Janin sudag mulai mendengar
- Dapat menghisap jari atau tangan
- Mata masih tertutup
- Mulai memberikan tekanan pada perut dan paru paru
- Aktif bergerak
- Akhir trimester II > panjang 230 mm dan berat 820 gram

Trimester 3
- Terjadi penambahan berat yang signifikan
- Tulang lebih kuat
- Massa otot meningkat
- Kulit lebih tebal
- Di minggu 33-34 jika bayi laki laki > testis mulai turun ke skrotum. Jika wanita > labia
mulai menutupi klitoris
- Minggu ke 37 perkembangan bayi sudah lengkap, posisi fetus mengarah ke bawah
- Kelahiran > umumnya 38-42 minggu dan melibatkan hormone persalinan
- Panjang fetus 360 mm dan berat 3400-4000 gram

Membrane ekstra embrionik (MEE)

Selaput atau membrane yang terbentuk dari jaringan embrioniknamun bukan merupakan bagian
tubuh embrio > hanya terbentuk saat perkembangan embrio dan mendukung perkembangan
embrio

Berkembang pada fase blastula akhir dan grastula dan berasal dari lapisan trofoblas, epiblas, dan
hipoblas

MEE di manusia :

1) Amnion
- Kantung yabg menyelubungi seluruh bagian embrio secara langsung
- Vertebrata > pisces dan amfibi (anamniota), reptile, aves, dan mamalia (amniota)
- Manusia > amnion berkembang di hari ke 8 dari epiblas dan mengandung cairan amnion
- Asal cairan amnion > sekresi sel sel amnion, cairan hasil filtrasi darah ibu, dan urin fetus
- Fungsi :
 Menjaga embrio atau fetus dari kekeringan dan tetap terhidrasi
 Melindungi embrio atau fetus dari guncangan luar
 Mencegah fetus menempel langsung pada endometrium
 Melindungi embrio atau fetus dari perubahan suhu
 Memberikan ruang bagi pergerakan embrio atau fetus
 Mecegah perlekatan bagian bagian tubuh embrio atau fetus
2) Yolk sac atau sakus vitellinus atau kantung vitelin
- Terbentuk hari ke 7 atau 8 dari hipoblas
- Mengandung > asam folat, vitamin A, vitamin B12, dan vitamin E > diperoleh dari
endositosis
- Menutrisi embrio di awal perkembangan (sbeelum terbentuk plasenta)
- Menginiasiasi sirkulasi vitelin (sirkulasi transport nutrisi melalui aorta primitive)
- Menjadi situs utama hematopoisesis (pembentukan sel darah)
- Perkembangan yolk sac

3) Korion > plasenta


- Letak paling luar dan terdiri atas 2 lapisan
- Lapisan luar > dibentuk oleh trofoblas ectoderm
- Lapisan dalam > dibentuk oleh mesoderm somatic hipoblas
- Fungsi : memelihara embrio, yaitu menutrisi dan membuang hasil eksresi
- Akan menjadi penyusun plasenta
- Plasenta > organ berbentuk cakram yang mengandung banyak pembluh darah

- Fungsi plasenta :
 Menyediakan nutrisi bagi fetus
 Membuat fetus menempel pada dinding Rahim
 Memungkinkan transport zat antara ibu dan fetus
 Pertukaran gas pernapasan
 Memberikan perlindungan kekebalan tubuh
 Membuang limbah metabolisme atau eksresi fetus

- Vili korinik > mengandung p kapiler fetus > tempat memperoleh dan oksigen dan nutrisi
> oksigen dan nutrisi disalurkan ke fetus lewat > arteri umbilikalis
- Zat sisa fetus > vena umbilikalis
4) Allantois > tali pusar
- Membrane yang banyak mengandung pembuluh darah
- Fungsi : organ pernapasan utama pada janin sebelum memiliki plasenta
- Allantois akan berkembang membentuk tali pusar (umbilical cord) yang mengandung
arteri dan vena umbilikalis
- Fungsi umbilical cord > menghubungkan embrio dengan plasenta

Kehamilan Kembar

Dibedakan berdasarkan zigot :

A. Monozigotik
 Satu zigot > identic
 1 sperma + 1 sel telur
 Jenis kelamin dan kode genetic sama
 Terjadi pemisahan 1 zigot jadi 2 embrio
 Waktu pemisahan > pemisahan awal blastomer, fase blastula akhir , atau setelah
terbentuknya amnion
 Ada beberapa kemungkinan kondisi :
1) Dikorionik diamniotik
- Punya 2 korion dan 2 amnion (masing masing 1) dengan plasenta bisa terpisah
atau bergabung
- Terjadi jika pemisahan embrio terjadi di awal pembentukan blastomer (hari 0-4)
2) Monokorionik diamniotik
- Punya 1 korion dan 2 amnion
- Terjadi jika pemisahan embrio di tahap blastula akhir yaitu pemisahan inner cell
mass namun sudah terbentuk trofoblas
3) Monokorionik monoamniotik
- Punya 1 korion dan 1 amnion
- Terjadi jika pemisahan embrio terjadi saat amnion sudah terbentuk
- Jika pemisahan embrio tidak sempurna > kembar siam
B. Dizigotik
 Dua zigot > kembar fraternal atau non identic
 2 sel sperma + 2 sel telur
 Terjadi karena sel telur kanan kiri ovulasi bersama
 Selalu dikorionik diamniotik

Kelahiran / parturisi

Tahap kelahiran :

A. Dilatasi atau pelebaran serviks


B. Kelahiran bayi
C. Kelahiran plasenta

Laktasi

Manfaat bagi bayi :

1) Memberikan imunitas
- Kolostrum (cairan pertama yang keluar) mengandung IgA, laktoferin, leukosit, dan factor
perkembangan bayi
- Asi mengandung IgG dan IgM
2) Memberikan nutrisi bagi bayi (laktosa, lemak, protein, vitamin)
3) Membuat bayi memiliki resiko rendah terkena sindrom kematian mendadak dan obesitas

Manfaat bagi ibu :


1) Menurunkan berat badan pasca kehamilan
2) Meningkatkan ikatan anatara ibu dan bayi
3) Menjadi kontrasepsi alami bagi ibu > metode mal
4) Menurunkan resiko kanker organ reporduksi
5) Menurunkan resiko diabetes mellitus tipe II > asi dapat meningkatkan sensitivitas insulin
6) Menurunkan resiko penyakit jantung

Kontrasepsi

Manfaat KB :

- Mencegah kelahiran yang tidak diharapkan


- Mengatur jarak kelahiran
- Pertumbuhan jumlah penduduk dapat dikendalikan

Metode kontrasepsi :

A. Metode alami > tanpa alat kontrasepsi


1) Metode kalender
 Dibuat dengan memperkirakan periode masa subur/ ovulasi berdasarkan lamanya
menstruasi
 Periode masa subur diketahui > tdk melakukan hubungan seksual di tanggal itu >
kehamilan dicegah
2) Koitus interuptus (senggama terputus)
 Dilakukan melalui penarikan penis untuk mencegah ejakulasi di saluran reproduksi
wanita saat berhubungan
3) Metode MAL (metode amenore laktasi)
 Metode kontrasepsi yang dilakukan melalui pemberian asi eksklusif pada bayi
 Syarat : asi diberikan scr eksklusif, tidak menstruasi, efektif di 6 bulan pertama
 Mekanisme penghambatan :
Tiap hisapan bayi > meningkatkan produksi prolactin dan oksitosin > menghambat
produksi GnRH > produksi FSH dan LH lambat > siklus ovarium tidak berlangsung
> tdk ovulasi
B. Metode barrier
1) Kondom laki laki
2) Kondom perempuan
3) Diafragma
 Diaplikasikan pada wanita
 Berupa kap silicon
 Menutupi bagia serviks dan Rahim agar sperma tdk bisa masuk
4) Spermisida
 Zat kimia yang menghalangi sel sperma untuk mencapai sel telur dan bisa
membunuh sel sperma
 Jenis :
- Foam/busa spermisida > menghalangi sel sperma dan membunuhnya
Awalnya berupa aerosol dalam wadah > diaplikasikan menggunakan aplikator >
jadi busa
- Film (selaput tipis) kontrasepsi vagina > sbg penghalang untuk melumpuhkan
sel sperma shg tidak bisa masuk ke serviks
Larut dalam vagina > seperti gel
- Suppositoria spermisida > menghalangi sel sperma
Berupa sisipan padat yang akan meleleh menjadi busa di dalam vagina
- Gel dan krim spermisida > paling efektif (bisa juga sbg pelumas) (mengandung
senyawa nonoxynol)
- Jeli spermisida > biasanya diaplikasikan bersama diafragma
- Spons kontrasepsi > mengandung nonoxynol > membunuh sel sperma
 Nonoxynol > menghambat motilitas sel sperma
C. Metode hormonal
1) Pil

2) Suntikan
3) Implant > ditanam di bawah lengan > mekanisme sama
D. Metode akdr
Iud > menigkatkan inflamasi Rahim > system imun wanita merespon iud sbg benda asing >
Rahim menjadi tidak ramah bagi sperma dan embrio > pembuahan terhambat
1) Iud hormonal
 Mengandung hormone progestin (progesterone sintetik)
 Progestin > penebalan lendir serviks > sperma sulit ke sel telur
 Juga bisa mencegah ovulasi
2) Iud non hormonal
 Bekerja dengan menggunakan sifat tembaga
 Tembaga > terjadi perubahan produksi lendir serviks dan uterus > tidak disukai
sperma > mempengaruhi motilitas sperma > membunuh sperma
E. Metode mantap (sterilisasi) > jangka panjang
1) Vasektomi
 Memotong atau memblok vas deferens
 Ada 2 metode : sayatan, tanpa sayatan (saluran sperma dilubangi kemudian dibuka
dengan forceps)
 Masih bisa ejakulasi semen tanpa sperma
2) Tubektomi
 Pengikatan atau pemblokiran tuba falopi
 Metode pomeroy : diikat dengan benang > benang terserap > saluran memisah
 Metode irving : dipotong antara 2 ikatan > bagian proksimal ditanam ke myometrium
> bagian distal ditanam ke ligament
 Metode fimbriektomi : fimbriae dipotong
 Metode uchida : bagian ampula disuntik larutan adrenalin dalam air garam >
mesosalping menggembung > tuba dijepit > diikat > digunting

Gangguan

1) Epididimisitis
2) Urethritis

3) Prostatitis

4) Kanker prostat
5) Kanker penis

6) Dismenore
7) Amenore
8) Endometriosis
9) Kanker payudara
10) Kanker serviks
11) Kanker ovarium

12) Kehamilan etopik


13) Keputihan
14) Gonore
15) Sifilis

Anda mungkin juga menyukai