Diajukan Oleh
Kepada
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI BENIH
JURUSAN PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUAN PERTANIAN YOGYAKARTA-MAGELANG
KEMENTERIAN PERTANIAN
TAHUN 2022
i
LEMBAR PENGESAHAN
Menyetujui :
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui :
Ketua Jurusan Pertanian Ketua Program Studi
ii
Dr. Endah Puspitojati, S.TP, MP. Agus Wartapa, SP, MP.
NIP. 198102282005012003 NIP. 196106271987031001
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Puji dan syukur selalu dipanjatkan kehadirat Allah Swt, atas berkat
hidayah, Ridha,Rizqi serta Rahmat-Nya, Penulis dapat menyelesaikan Proposal Tugas Akhir
tanpa suatu kendala yang berarti, proposal ini dibuat dengan maksud memberikan informasi yang
berupa pedoman dalam melaksanakan Tugas Akhir, dan dikesempatan ini saya sangat
berterimakasih kepada
1. Bapak Dr. Bambang Sudarmanto, S.Pt., MP. selaku Direktur Politeknik Pembangunan
Pertanian Yogyakarta - Magelang.
2. Ibu Dr. Endah Puspitojati, S.TP., MP. Sebagai Ketua Jurusan Pertanian Politeknik
Pembangunan Pertanian Yogyakarta - Magelang.
3. Bapak Agus Wartapa, SP., MP. selaku Ketua Program Studi Teknologi Benih Politeknik
Pembangunan Pertanian Yogyakarta – Magelang.
4. Ibu Pitri Ratna Asih, M.Si selaku Dosen Pembimbing Pertama Dalam Penulisan Tugas
Akhir
5. Ibu Asih Farmia, SP, M. Agr. Sc. Selaku Dosen Kedua Dalam Penulisan Tugas Akhir
6. Kepada Orang Tua Ayahanda Widarta dan Ibu Wiwin serta adik tersayang Risqi yang
selalu memberikan doa dukungan serta semangat untuk penulis
7. Semua Pihak Yang Terkait dan Serta Rekan-Rekan Satu Bimbingan Juga Seluruh Rekan-
Rekan Tentunya Tidak Dapat Disebutkan satu Persatu yang Telah Membantu Dalam Segala
Hal Sehingga Dapat Membuat Proposal Penelitian Tugas Akhir dengan Baik
iii
8. Kampus Kebanggaan saya sekaligus almamater saya Politeknik Pembangunan Pertanian
Yogyakarta-Magelang yang Sangat Saya Cintai dan Banggakan
Saya menyadari dalam penyusunan proposal ini masih banyak kekurangan,baik dari segi
penulisan maupun bobot materi yang disajikan, oleh karena itu baik kritik dan saran yang
bersifat membangun selalu diharapkan.
Yogyakarta, February 2022
Penulis
DAFTAR ISI
iv
B.Kerangka Berpikir.............................................................................................................................8
C.Hipotesis...........................................................................................................................................10
III.METODE PELAKSANAAN.............................................................................................................11
A.Tempat dan Waktu..........................................................................................................................11
B.Alat serta Bahan...............................................................................................................................11
C.Jenis Penelitian................................................................................................................................12
D.Metode sampling..............................................................................................................................12
E.Pelaksanaan Kegiatan......................................................................................................................12
1.Persiapan Pelaksanaan Penelitian...................................................................................................12
2.Teknik sampling...............................................................................................................................12
3.Ekplorasi di lapangan......................................................................................................................13
4.Identifikasi........................................................................................................................................13
5.Karakterisasi.....................................................................................................................................14
6.Pencatatan data................................................................................................................................14
7.Dokumentasi.....................................................................................................................................14
8.Tabel Indikator Pengamatan...........................................................................................................15
IV.JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN....................................................................................17
A.Prosedur PelaksanaanTugas Akir..................................................................................................17
B.Prosedur Pelaksanaan Penelitian....................................................................................................18
V.DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................21
VI.LAMPIRAN........................................................................................................................................23
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
ix
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanaman koro dikenal sebagai tanaman yang adaptif sering dijumpai di daerah
kering tanah yang masam dengan jenis tanah apapun tidak terkecuali tanah marginal
dan kekurangan air serta cukup dengan perawatan yang minimal , apabila dikalkulasi
produksi koro per hektar jauh lebih banyak dibanding dengan kedelai, produktivitas
rata-rata koro pedang sebanyak 7 ton/ha dengan potensi hasil mencapai 12 t/ha, dan
pupuk hijau yang dihasilkan sebanyak 40‒50 ton/ha. Luas lahan penanaman kacang
koro pedang baru mencapai 1.590 hektar dengan produksi rata-rata 5 ton per tahun
(Astanto Kasno, 2016 )
Petani umumnya memanfaatkan koro mulai dari polong muda (disebut ‘kepek’)
untuk sayur, sedangkan polong tua digunakan untuk tempe dan pembibitan. ada
banyak jenis tanaman koro yang dapat menjadi bahan tambahan dalam fermentasi
berbagai makanan tradisional seperti kecap, tempe, tahu, dan tauco. Banyak makanan
terfermentasi dibuat dengan bahan dasar kedelai, yang sebenarnya dapat dicampur
dengan aneka kacang potensial. Kacang koro pedang (Canavalia gladiata), koro
benguk (Mucuna prurien), dan kecipir (Psophocarpus tetragonolobus), merupakan
beberapa bahan baku yang mungkin dapat digunakan sebagai bahan pemenuh atau
substitusi kedelai (Astanto Kasno, 2016 )
Tanaman koro sendiri merupakan jenis Tanaman yang cukup digemari di daerah
Jawa ,sayangnya belum banyak yang sadar bahwa tanaman tersebut memiliki gizi
yang tinggi, dikenal dengan kandungan protein yang cukup tinggi serta rendah
lemak , pada kedelai dan koro, 100 g-1 bahan Tanaman koro dan kedelai
mengandung kurang lebih 27.4% protein; 2.9% lemak dan 66.1% serta jumlah yang
cukup banyak karbohidrat untuk Tanaman koro dan 39% protein; 19.6%lemak dan
35.5% karbohidrat untuk kedelai ( Nazir, 2016 )
Melihat kandungan yang cukup baik tanaman koro memiliki manfaat khususnya
di bidang kesehatan serta bermanfaat untuk kesehatan
selain itu berdasarkan pengamatan yang dilakukan di pasar tradisional kecamatan
nanggulan, serta girimulyo di Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta
1
Tanaman koro yang bermanfaat dan didasari dengan begitu banyak literatur dan
sumber penelitian yang memaparkan potensi yang dapat dikembangkan dari Tanaman
Koro sebagai subtitusi jenis tanaman polong polongan, seperti kita ketahui kebutuhan
meningkat tetapi produksi tidak bertambah atau bahkan berkurang, selain itu
keprihatinan atas kurang dikenalnya tanaman koro secara umum padahal memiliki
jutaan manfaat , oleh karenanya perlu ada kegiatan Eksporasi, identifikasi dan
karakterisasi, dimaksudkan untuk memenuhi penyediaan serta melakukan tindakan
pencegahan kepunahan (konservasi) guna menemukan keragaman hayati yang
menjadi komponen utama dalam kegiatan pemuliaan tanaman . Berkenaan dengan hal
tersebut dalam rangka koleksi plasma nutfah selaku sumber hayati dan dengan upaya
meningkatkan sumber daya alam khususnya tanaman koro agar semakin dikenal oleh
masyarakat luas maka solusinya adalah dengan melaksanakan eksplorasi selanjutnya
dilakukan identifikasi serta karakterisasi yang merupakan rangkaian kegiatan dari
tiap jenis aksesi tanaman koro, aksesi ialah Individu atau populasi tanaman dengan
karakteristik morfologis yang spesifik atau berasal dari wilayah/lokasi tertentu dan
diberi kode huruf atau nomor tertentu, didasari karna tanaman koro merupakan salah
satu komoditas penciri yang banyak terdapat di Kabupaten Kulon Progo Daerah
Istimewa Yogyakarta, didasarkan pada pemikiran tersebut maka hendak dilaksanakan
penelitian “ Eksplorasi, Identifikasi dan Karakterisasi Plasma Nutfah Tanaman
Koro di Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta“
B. Perumusan Masalah
Melihat uraian yang ada di latar belakang mendalam penelitian ini maka dirumuskan,
masalah apakah ada banyak aksesi Tanaman koro yang ada di Kabupaten Kulon
Progo Daerah Istimewa Yogyakarta ?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui aksesi Tanaman Koro yang ada di Kabupaten Kulon Progo untuk
selanjutnya dijadikan koleksi Plasma Nutfah dan menjadi sumber hayati
2. Menggali potensi wilayah Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta
dari sektor pertanian khususnya keanekaragaman hayati aksesi Tanaman koro
2
D. Manfaat Penelitian
1. Informasi yang nantinya diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat
memberikan gambaran akan keanekaragaman hayati aksesi Tanaman koro di
Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta.
2. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menggali potensi wilayah
Kabupaten kulon Progo melalui sektor pertanian.
3. Informasi mengenai aksesi Tanaman koro di Kabupaten Kulon Progo dapat
menjadi pertimbangan dalam pemuliaan Tanaman dan pengelolaan Plasma Nutfah
Tanaman koro.
4. Sebagai informasi keberadaan plasma nutfah untuk pihak berwenang dan terkait
di Kabupaten Kulon Progo Daerah Istmewa Yogyakarta
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
Subkelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Genus : Canavalia
4
Hayati Tumbuhan Internasional, 2004, dimodifikasi. Pengamatan yang dilakukan
terhadap kepribadian tumbuhan koro meliputi:berupa , daun, bunga, warna bunga,
biji, berat biji.
5
Panjang batang 3- 10 Meter Daun majemuk Bunga terletak di ketiak daun Polong
berupa lonjong Warna Biji merah muda, merah, cokelat kemerahan hingga hampir
hitam.
● Tanaman Koro Kecipir( Psophocarpus tetragonolobus( L.)
Batangnya silindris, beruas- ruas, tidak sering mengayuh. Bunganya tunggal
berkembang dari ketiak daun, Bijinya bundar dengan diameter 8- 10 millimeter,
bercorak coklat sampai hitam.
Budidaya koro sendiri tidak membutuhkan pengolahan tanah yang intensif, cukup
dengan sediakan lubang tanam. Dimensi lubang tanam 20 centimeter x 20 centimeter.
Pada lubang tersebut dimasukkan pupuk kandang kurang lebih 2 kilogram, dan pupuk
NPK sebanyak 10 gram. Untuk tiap- tiap lubang ditanami 2 biji. Sehabis Tumbuhan
mulai berkembang disiapkan tiang bambu berupa semacam tralis dengan jarak antar
tiang 2 meter serta tinggi tiang 2 meter. Bagian atas serta tengah tiang diberikan
6
kawat sebagai bahan untuk merambatkan Tanaman. Tanaman koro mulai dipanen
setelah 4 bulan serta pemanenan selanjutnya tiap 10 hari. Apabila Tumbuhan
dipelihara dengan baik Tumbuhan koro bisa dipanen hingga 12 kali( Suryadi dan
Kusmana, 2004).
6. Plasma Nutfah
Plasma nutfah merupakan sumber ciri-ciri keturunan yang terdapat di dalam tiap-
7
tiap grup organisme Sebagai sumber hayati, plasma nutfah merupakan sumber ciri-
ciri yang sanggup dimanfaatkan dan dikembangkan untuk perbaikan hayati Tanaman
upaya pengelolaan dan pelestarian sumberdaya alam hayati tidak sanggup untuk
melepaskan dari suatu keragaman hayatia (Napitu, 2008). Seperti yang diketahui
bahwa Plasma Nutfah yang bersifat organ utuh atau anggota dari tumbuhan atau
hewan serta mikroorganisme.
Plasma nutfah punyai peran perlu di dalam program pemuliaan Tanaman sebagai
bahan basic perakitan varietas unggul. Oleh sebab itu, kekayaan plasma nutfah wajib
dipelihara. Kegiatan eksplorasi, inventarisasi dan evaluasi, serta konservasi
merupakan usaha pengkayaan dan pemeliharaan plasma nutfah menolong pemuliaan
Tanaman di dalam program perakitan varietas unggul (Hapsari, 2015).
B. Kerangka Berpikir
Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu bagian dari Provinsi daerah
Istimewa Yogyakarta, memiliki ragam potensi dari berbagai sektor, salah satunya sektor
pertanian, khususnya Tanaman Koro merupakan salah satu tanaman penciri dari
Kabupaten Kulon Progo dikarenakan terdapat banyak makanan khas Kabupaten Kulon
Progo yang berbahan dasar dari Tanaman Koro seperti Tempe Benguk, Tempe
Besengek.Tanaman Koro yang termasuk kedalam jenis tanaman polong-polongan
(Leguminosae) merupakan tanaman yang sangat berpeluang untuk dikembangkan, dari
segi potensi yang dimiliki dapat menjadi substitusi dari tanaman sejenis dimana
kandungan gizi yang terdapat didalamnya tidak kalah dan bahkan lebih dibanding dengan
tanaman sejenis serta dari ekonomi merupakan tanaman yang dapat meningkatkan
pendapatan petani.
Namun hingga saat ini pengembangan Tanaman Koro di Kabupaten Kulon Progo
Daerah Istimewa Yogyakarta masih terbatas dan kurang serta belum adanya perhatian
khusus dari pihak yang berwenang seperti yang diketahui apabila dilihat dari manfaatnya
tanaman koro sangat berpotensi.
Didasari pada permasalahan tersebut maka harus ada upaya guna mengangkat
potensi lokal yang dimiliki Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Khususnya Kabupaten
Kulon Progo, selain itu perlu diperkenalkanya tanaman koro yang merupakan tanaman
8
dengan banyak manfaat dan dapat menjadi substitusi dari jenis tanaman polong-polongan
lainya, oleh karenanya perlu dilaksanakan kegiatan eksplorasi untuk mengidentifikasi dan
mengelompokkan aksesi tersebut sesuai karakter yang dimilikinya mengingat masih
banyak aksesi tanaman koro yang tersebar di Wilayah Kabupaten Kulon Progo dan tidak
menutup kemungkinan aksesi tersebut merupakan aksesi unggulan yang dapat menjadi
sumber hayati plasma nutfah untuk meningkatkan kualitas Tanaman Koro dari upaya
pemuliaan guna melestarikan dan meningkatkan kualitas Tanaman Koro yang sejauh ini
sudah dikenal
Hasil dari upaya yang dilaksanakan akan berdampak nyata dari banyak sisi,
konsumen yang akan mengenal Tanaman Koro dan akan beralih dari tanaman polong
polongan pada umumnya ke tanaman koro, permintaan pasar yang pasti akan bertambah
beriringan dengan produksi dari petani yang akan meningkat, serta Daerah Istimewa
Yogyakarta Khususnya Kabupaten Kulon Progo yang akan terangkat potensi lokalnya
sehingga akan ada banyak dampak baik yang terwujud
PemuliaanTanaman ( Plasma
Nutfah Aksesi Tanaman Koro Diketemukanya Varietas Unggul Baru
Sebagai Sumber Hayati Tanaman Koro
Tanaman Koro Akan Menjadi Salah Satu Komoditas Unggulan di Daerah Istimewa Yogyakarta khususnya
Kabupaten Kulon Progo dan Incaran Petani Serta Konsumen
9
Gambar 1 Diagram Kerangka Berpikir
C. Hipotesis
1. Diduga ada beberapa keanekaragaman hayati dari aksesi Tanaman koro di Wilayah
Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta.
2. Diduga ada beberapa plasma nutfah keragaman hayati tanaman koro yang berpotensi
di jadikan koleksi Plasma Nutfah di Wilayah Kabupaten Kulon Progo Daerah
Istimewa Yogyakarta.
10
III.METODE PELAKSANAAN
No Nama Kegunaan
Alat
11
tanaman koro
Bahan
C. Jenis Penelitian
Dalam penelitian dskriptif kualitatif dengan kali ini jenis metode yang digunakan
suvey adalah Observasi Langsung Kelapangan dengan metode wawancara secara
quisioner terbuka , yang merupakan diskriptif kualitatif ditujukan untuk mengambil
informasi dan data langsung yang berada di lapangan Kabupaten Kulon Progo Daerah
Istimewa Yogyakarta
D. Metode sampling
Dalam penelitian ini sample adalah informan dari Dinas Pertanian,Balai
Penyuluhan Pertanian, dan pembudidaya tanaman koro
E. Pelaksanaan Kegiatan
Dalam Penelitian ini membutuhkan data primer dan sekunder . Data primer adalah
dari Informasi yang didapatkan dari informan dan data hasil observasi di lapangan.
Data sekunder berasal dari literatur yang terkait dengan tanaman koro
12
dilahan tegalan sawah Tanaman koro kurang maksimal dari segi
produktivitasnya, dan ketika musim panas digunakan sebagai Tanaman selingan
( palawija ) untuk penanaman di antara musim tanam 1 dan 2 untuk padi di
Kabupaten Kulon Progo, setelahnya Tanaman ditemukan akan dilaksanakan
pemilihan dan seleksi untuk memperoleh Tanaman dengan ciri fisik yang baik
sempurna ( utuh ),sehingga akan mempermudah terlaksananya pengamatan dan
nantinya Ketika didokumentasikan hasil akan terlihat dengan jelas
2. Teknik sampling
Teknik sampling tanaman koro porposive ( sengaja ) berdasarkan dari
informsi dari informan dimana sample tanamanya diambil beberapa tanaman
sesuai kondisi dilapangan.yang akan diteliti merupakan Aksesi Tanaman Koro (
Phaseolus Lunatus L ) yang tumbuh dan memiliki populasi di Kabupaten Kulon
Progo Daerah Istimewa Yogyakarta, dari teknik sampling nantinya dari setiap
aksesi Tanaman akan diamatin dan akan diambil sampel Tanaman, yang
sekiranya bagus dan unggul ,setelahnya dilakukan pengamatan dan pencatatan ,
dengan beberapa instrumen yang diamati mencakup akar , batang, daun, bunga,
buah ,dan biji
3. Ekplorasi di lapangan
Kegiatan eksplorasi dilakukan dengan survey observasi di lapangan di
lokasi lokasi budidaya tanaman koro pengambilan Sampel yang diambil beberapa
yang ada di lapangan, beberapa sample dari populasi satu tempat pengambilan
aksesi. Jika terdapat keragaman pada organ daun, batang, bunga, polong atau biji
tanaman kacang koro dalam satu tempat pengambilan sampel, maka tanaman
tersebut dianggap sebagai aksesi berbeda. Pengamatan dilaksanakan berdasar
instrumen pengamatan yang telah dibuat, setelah dilakukan pengamatan dan
pencatatan kemudian objek Tanaman diambil gambar maupun foto bagian bagian
tumbuhan yang dikehendaki, Ketika semua data yang di inginkan Sudah
terkumpul , Langkah selanjutnya adalah menganalisis data, data pengamatan
dibuat dalam bentuk deskripsi ( kualitatif ) berupa narasi dengan menggunakan
literatur dari makalah, buku, jurnal penelitian dan referensi lain berkaitan dengan
Tanaman Koro.
13
4. Identifikasi
Setelah dilapangan dilakukan kegiatan identifikasi pengamatan cirir-ciri
tanaman koro Identifikasi tanaman koro dilakukan untuk menentukan termasuk di
dalam jenis tanaman koro apa untuk selanjutnya diklasifikasikan ke dalam jenis
tanaman koro sesuai dengan data yang diperoleh dilapangan dengan mengaitkan
data tersebut dengan sumber / pedoman pengklasifikasian. Pengamatan tumbuhan
koro dilaksanakan dengan mengamati bagian bagian yang ada pada tumbuhan di
lapangan , nantinya diamati tanpa merusak bagian tumbuhan tersebut, setelahnya
baru mengambil sampel tumbuhan untuk kemudian dilakukan pengamatan secara
menyeluruhan untuk pengamatan lanjutan tetap akan merusak tumbuhan karena
sample Tanaman akan dicabut, karena hal tersebut pengamatan dilakukan secara
terjadwal, dalam pengamatan ada beberapa instrumen dari Tanaman koro yang
akan diamati mencakup (Akar ,Batang, , Daun, , Bunga , Buah ( Polong ) , Biji )
Pengamatan dilakukan dengan mata telanjang di lapangan ( tempat ) yang
dilaksanakandi KampusPoliteknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta-
Magelang.
5. Karakterisasi
Setelah dilakukan kegiatan dentifikasi ciri ciri morfologi tanaman koro
dilakukan karakteriasi untuk mengklasifikasikan kedalam jenis tanaman koro
sesuai dengan data yang diperoleh dilapangan dengan mengaitkan data tersebut
dengan sumber pengklasifikasian secara morfologi Karakterisasi tanaman koro
dilakukan dengan mengamati, mengukur, dan mendokumentasikan secara
langsung karakter-karakter yang dijadikan pengamatan. Karakterisasi
dilaksanakan setelah keberadaan tanaman sampel ditetapkan. Dari hasil
pengmatan dijelaskan dalam bentuk deskripsi
6. Pencatatan data
Pencatatan data dilakukan untuk menuangkan data yang diamati secara
visual ke dalam bentuk tulisan mengenai pengamatan yang dilaksanakan, dalam
pencatatan data ini digunakan penelitian sebelumnya sebagai referensi dan
menggunakan Pendaftaran Varietas Lokal,kegiatan pencatatan data tidak
14
dilakukan di lapangan saja melainkan di Kampus Politeknik Pembangunan
Pertanian Yogyakarta-Magelang.
7. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan kegiatan yang penting ditujukan untuk
memperoleh data berupa gambar atau foto bagian bagian Tanaman . Dokumentasi
untuk melengkapi informasi dari lapangan, yang diteliti dan dikehendaki sebagai
keterangan . dengan adanya pendokumentasian berupa gambar dan foto akan
lebih memvalidasi data yang diambil dan secara visual dapat dilihat tanpa harus
ke lapangan,dan pastinya semua data yang disajikan akan teruji keakuratanya dan
dapat dipertanggungjawabkan.
15
Tabel 2. Tabel Indikator Penelitian Aksesi Tanaman Koro
Nama Aksesi Lokal :
Tempat Ditemukan :
Fokus Kode Instrumen yang Diamati Aksesi Aksesi Aksesi Aksesi dst
Pengamatan 1 2 3 4
Akar A1 Sistem Perakaran
A2 tipe akar berdasarkan cabang
dan bentuknya
A3 Ciri lain yang dimiliki akar
Batang B1 Batang/tak berbatang
B2 Macam batang yang jelas
B3 Bentuk batang
B4 Permukaan batang
B5 Arah tumbuh batang
B6 Macam percabangan batang
B7 Arah tumbuh cabang batang
Daun CI Warna Daun
C2 Daun Tunggal\Majemuk
C3 Kelengkapan Daun
C4 Tepi Daun
C5 Pangkal Daun
C6 Ujung Daun
C7 Permukaan Daun
C8 Tulang Daun
C9 Urat Daun
C10 Tekstur Daun
C11 Ciri Khusus
Bunga D1 Warna bunga
16
D2 Letak bunga
D3 Tipe Bunga
D4 Kelengkapan Bunga
D5 Simetri Bunga
D6 Kelamin Bunga,
D7 Warna Bunga
D8 Bentuk Dasar
D9 Jumlah Kelopak (calyx)
D10 Susunan Kelopak
D11 Jumlah Mahkota (corolla)
D12 Susunan Mahkota
D13 Bentuk Mahkota,
D14 Ciri Khusus
Buah E1 Warna Polong Muda
E2 Warna Polong Tua
E3 Buah Sejati/Semu
E4 Buah
tunggal/majemuk/Berganda
E5 Karateristik Buah
Biji F1 Warna Dasar Biji
F2 Warna Corak Biji
F3 Bentuk Biji
F4 Ciri khusus Biji
17
IV. JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN
No Kegiatan Waktu
SEMESTER 7
SEMESTER 8
18
14 Perbaikan Laporan Tugas Akhir Maksimal 12 Juli 2022
19
B. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan Penelitian ini mulai dilaksanakan pada Bulan Februari Hingga Mei
2022 dengan rincian jadwal kegiatan penelitian yang tertuang dalam tabel sebagai
berikut :
1 Mencari sumber Minggu Pertama Bulan Wilayah, Pemetaan tempat Di Rumah dan
data melalui Februari 2022 berpotensi membudidayakan Kampus Politeknik
Internet komoditas koro, Tanaman Pembangunan
Koro, Balai Penyuluhan Pertanian
Pertanian terkait dan petani Yogyakarta-
yang membudidayakan Magelang
Tanaman koro, melalui
Internet Dengan cakupan
(Jurnal , Lieratur, Buku,
skripsi terkait, penelitian
terkait, dan sumber lainnya )
20
dengan Februari 2022 maksud dan tujuan serta Kabupaten Kulon
memberikan meminta izin terhadap pihak Progo Daerah
pemberitahuan dan terakait ( Balai Penyuluh Istimewa
meminta izin Pertanian, Petani Yogyakarta
dengan pihak pembudidaya, warga sekitar mencakup dinas
terkait tempat )apabila diperlukan , terkait
guna mengeksplorasi
Tanaman Koro ,Kabupaten
kulon Progo
21
kebenarannya Yogyakarta
7 Penyusunan Minggu Pertama Hingga Apabila data yang didapat Di Rumah dan
Laporan Tugas Minggu Ke Empat Bulan dan diolah sudah dapat Kampus Politeknik
Akhir Juni dipastikan kebenaran serta Pembangunan
dapat dipertanggung Pertanian
jawabkan kegiatan Yogyakarta-
selanjutnya adalah Magelang
menuangkan data kedalam
tulisan Tugas Akhir output
yang di dapatkan adalah data
yang berbentuk ( Deskriptif )
Kualitatif
22
V. DAFTAR PUSTAKA
23
Keanekaragaman Hayati. In Proceeding Biology Education Conference: Biology,
Science, Environmental, and Learning (Vol. 11, No. 1, pp. 349-353).
Sari, D. I. (2013). Pentingnya plasma nutfah dan upaya pelestariannya. Pengawas
Benih Tanaman Ahli Pertama BBPPTP Surabaya. Surabaya.
Tiara, P. (2021). EKSPLORASI DAN KARAKTERISASI MORFOLOGI
TANAMAN KACANG KORO DI KABUPATEN SOLOK SUMATERA BARAT
(Doctoral dissertation, Universitas Andalas).
Wijaya, I. M. S., & Suarna, I. W. KARAKTER MORFOLOGIS KACANG PEDANG
(Canavalia gladiata (Jacq.) DC.: FABACEAE) DAN POTENSINYA SEBAGAI
PAKAN TERNAK.
ZUHRIYAH, F. A. (2020). Buku Referensi Morfologi Tumbuhan Family Fabaceae
Sebagai Sumber Belajar.
Zuraida, N. (2008). Pengelolaan Plasma Nutfah Tanaman Terintegrasi dengan Program
Pemuliaan.
24
VI. LAMPIRAN
Gambar 1. Tanaman koro benguk (Mucuna pruriens) Gambar 2. Tanaman koro gude (Cajanus cajan), ( Sumber :
( Sumber : https://inipasti.com/sumber-pendapatan-tambahan-kementan-
ttps://balitkabi.litbang.pertanian.go.id/infotek/potensi- dorong-petani-gunung-kidul-kembangkan-kacang-gude/)
tersembunyi-koro-benguk/ )
Gambar 3. Tanaman koro komak (Lablab purpureus ) Gambar 4Tanaman koro kratok (Phaseolus lunatus L.)
( Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Komak) ( Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Kacang_kratok)
Gambar 5. Tanaman koro pedang putih (Canavalia Gambar 6. Tanaman koro pedang merah (Canavalia
ensiformis( Sumber gladiata), ( Sumber : https://www.satuharapan.com/read-
:https://balitkabi.litbang.pertanian.go.id/infotek/koro- detail/read/koro-pedang-bahan-alternatif-pembuat-tempe/)
pedang-tanaman-berpotensi-belum-tereksploitasi/)
25
Gambar 7. Tanaman Koro Kecipir (Psophocarpus tetragonolobus (L.)
( Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Kecipir)
26
Lampiran 2. Daftar pertanyaan dari kuisioner mengenai tanaman kacang koro
Kuisioner Terbuka
Nama Responden :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pekerjaan :
Lokasi ( Kecamatan ) :
27
Lampiran 3. Daftar pertanyaan dari kuisioner mengenai tanaman kacang koro
Kuisioner Terbuka
Nama Responden :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pekerjaan :
Lokasi ( Kecamatan ) :
2. Apakah Bapak/Ibu mengetahui karakter dari jenis tanaman koro yang ditanam ?
Bagaimana ciri cirinya ?
3. Bagaimana Bapak/ibu memperoleh bibit tanaman koro ?
6. Langkah apa yang dilakukan bapak / ibu dalam menghadapi masalah itu ?
9. Dimana biasanya bapak ibu menjual hasil panen dari tanaman koro tersebut ?
28
29