Anda di halaman 1dari 6

FAKTOR RISIKO KEJADIAN KATARAK TERHADAP PEKERJAAN,

USIA, BERAT BADAN, DAN MEROKOK TAHUN 2019 DI RSU DR


WAHIDIN SUDIRO HUSODO KOTA MOJOKERTO

Titis Diatiti Anaini. Hanastasia Priskila, T. STP | 2019


Program Studi Pendidikan Dokter. Fakultas Kedokteran.
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
Pembimbing : dr. Rini Kusumawar Dhany, Sp. M

ABSTRAK

Katarak adalah keadaan dimana terjadinya kekeruhan pada lensa mata dan
merupakan penyebab utama kebutaan di dunia serta penyebab utama kurangnya
penglihatan, Kekeruhan lensa ini mengakibatkan lensa tidak transparan, sehingga
pupil akan berwarna putih atau abu-abu. Pada mata akan tampak kekeruhan lensa
dalam bermacam bentuk dan tingkat. Kekeruhan ini juga dapat ditemukan pada
berbagai lokalisasi di lensa seperti korteks dan nucleus
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor resiko terjadinya katarak
terhadap pekerjaan, usia, berat badan dan merokok yang diperoleh di RSU
Wahidin Sudiro Husodo, Mojokerto dengan besar sample sebanyak 40.
Hasil penelitian dengan menggunakan metode uji statisti chi-square, yaitu
uji (Uji Chi-kuadrat) kemudian diajukan dengan Odds Ratio (OR) untuk
mengetahui adanya faktor resiko katarak terhadap pekerjaan, usia, berat badan,
dan merokok.
Kata kunci : Katarak, Pekerjaan , Usia, berat badan, dan Merokok

PENDAHULUAN ditemukan pada berbagai lokalisasi di


lensa seperti korteks dan nucleus. (Ilyas
Katarak berasal dari bahasa S, 2015).
Yunani “Katarrhakies”, Inggris Katarak bisa terjadi pada semua
“Cataract”, Latin “Cataracta”, yang usia dan disebabkan oleh berbagai
berarti air terjun. Dalam bahasa penyebab. Walaupun terapi untuk
Indonesia disebut bular dimana seperti katarak sudah tersedia di seluruh dunia,
tertutup air terjun akibat lensa yang namun berbagai hambatan seperti
keruh. Katarak adalah setiap keadaan biaya, asuransi kesehatan dan
kekeruhan pada lensa yang dapat keputusan pasien membuat banyak
terjadi akibat hidrasi (penambahan penderita katarak tidak bisa tertangani
cairan) lensa, denaturasi protein, proses dengan baik (CDC, 2013).
penuaan. merokok menyebabkan adanya
Kekeruhan lensa ini mengakibatkan proses oksidatif melalui aktivitas
lensa tidak transparan, sehingga pupil radikal bebas didalam tubuh yang
akan berwarna putih atau abu-abu. berlebihan sehingga 13 menyebabkan
Pada mata akan tampak kekeruhan oksidasi dan peroksidasi dari lipid.
lensa dalam bermacam bentuk dan Disisi lain, merokok bisa menyebabkan
tingkat. Kekeruhan ini juga dapat stress oksidatif pada lensa secara tidak

91
langsung melalui penipisan dari Wahidin Sudiro Husodo Kota
antioksidan endogen, seperti vitamin C, Mojokerto dengan besar sampel
vitamin E dan β-karoten. Kedua, sebanyak 40.
tembakau mengandung logam berat
seperti kadmium, timah dan tembaga Analisis Data
yang akan terakumulasi dan Analisis data univariat bertujuan
menyebabkan toksisitas langsung. untuk mendeskripsikan variabel-
Ketiga, level sianida dan aldehid akan variabel dependen dan independen
meningkat didalam darah perokok, sehingga dapat membantu analisis
sehingga terjadi perubahan pada bivariat lebih mendalam.
protein lensa, yang menyebabkan Analisis Data Bivariat digunakan
opasitas lensa secara in vitro (Ye et al., untuk mengetahui hubungan antara
2012). variable independen dengan variable
dependen. Variable independen dalam
Pada saat semua tipe katarak peneltian ini adalah penderita katarak
diperiksa secara bersamaan dan dibuat yang bekerja di Outdoor (terpapar sinar
serupa seperti penelitian sebelumnya matahari secara langsung). Variabel
didapatkan hasil bahwa tidak ada dependen adalah penderita katarak
hubungan antara bekerja dibawah yang bekerja di Indoor (jarang terpapar
paparan sinar ultraviolet dengan sinar matahari secara langsung ) di
terjadinya katarak. Namun, ketika RSU DR Wahidin Sudiro Husodo,
diperiksa secara terpisah berdasarkan Kota Mojokerto. Analisis bivariat juga
tipe kataraknya, didapatkan hasil akan memberikan hasil mengenai
bahwa terdapat hubungan antara pembuktian hipotesis yang diajukan.
bekerja dibawah paparan sinar Untuk membuktikan adanya hubungan
ultraviolet pada usia muda dan antara dua variabel tersebut di uji
terjadinya nuclear cataract pada usia statisti chi-square (Uji Chi-kuadrat)
lanjut (Valero, 2007). kemudian diajukan dengan Odds Ratio
Berdasarkan latar belakang diatas (OR).
maka peneliti ingin menguji faktor
resiko katarak terhadap terhadap HASIL PENELITIAN
pekerjaan, usia, berat badan dan
merokok. a. Deskripsi hasil penelitian
1. Karakteristik usia responden
METODE PENELITIAN Tabel V.1 Karakteristik Usia
Responden
Rancangan Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian
observasional dengan menggunakan
rancangan studi case-control.

Populasi dan Sampel


Populasi dalam penelitian ini
adalah Penderita Katarak di RSU DR

92
Merokok Responden

Tabel V.1 menunjukkan bahwa


responden dengan umur lebih dari 50
tahun sebanyak 80.1% menderita
katarak ≤ 50 tahun dan 20,1%
menderita katarak. Selain itu,
responden dengan umur kurang dari
atau sama dengan 50 tahun sebanyak Tabel V.3 menunjukkan bahwa
100% menderita imatur katarak. responden dengan Merokok sebanyak
2. Karakteristik Pekerjaan 80.0% menderita katarak sedangkan
responden responden dengan tidak merokok
Tabel V.2 Karakteristik Pekerjaan sebanyak 70% menderita imatur
Responden katarak dan 30% menderita matur
katarak.
4. Karakreristik Berat Badan
responden
Tabel V.4 Karakreristik Berat Badan
Responden

Tabel V.2 menunjukkan bahwa


responden dengan pekerjaan indoor
sebanyak 80,1% menderita imatur Tabel V.4 menunjukkan
katarak dan 20,1% menderita matur bahwa responden dengan Berat
katarak. Selain itu, responden dengan badan lebih dari 50 sebanyak 20%
pekerjaan outdoor sebanyak 92,9% menderita katarak dan berat badan
menderita imatur katarak dan 7,1% kurang dari 50 sebanyak 80%
menderita matur katarak. menderita imatur katarak dan 20%
3. Karakreristik Aktivitas Merokok menderita matur katarak.
responden b. Analisis Bivariat
Tabel V.3 Karakreristik Aktivitas

93
Setelah diketahui katarak dibandingkan dengan mereka
karakteristik masing-masing yang bekerja indoor.
variabel (univariat) dapat 3. Aktivitas merokok sebagai
diteruskan dengan analisis bivariat factor risiko pada kejadian
untuk mengetahui hubungan antar Katarak
variabel. Berikut ini disajikan hasil Tabel V.7 Faktor risiko aktivitas
pengujian menggunakan uji Odds Merokok pada kejadian Katarak
Ratio (OR).
1. Usia sebagai faktor risiko
pada kejadian Katarak
Tabel V.5 Faktor risiko
usia pada kejadian Katarak

Hasil perhitungan OR untuk


faktor risiko usia dengan confidence
interval 95% diperoleh nilai 0,000
berarti responden dengan aktivitas
merokok, lebih besar untuk terkena
Hasil perhitungan OR katarak dibandingkan dengan mereka
untuk faktor risiko usia dengan yang tidak merokok.
confidence interval 95% diperoleh 4. Berat badan sebagai faktro
nilai 0,000 berarti responden risiko pada kejadian Katarak
dengan usia > 50 tahun Tabel V.7 Faktor risiko berat
mempunyai risiko mempunyai badan pada kejadian Katarak
resiko yang sama untuk terkena
katarak dibandingkan yang berusia
≤ 50 tahun.
2. Pekerjaan sebagai factor
risiko pada kejadian
Katarak
Tabel V.6 Faktor risiko Hasil perhitungan OR untuk
pekerjaan pada kejadian faktor risiko usia dengan confidence
Katarak interval 95% diperoleh nilai 1,000
berarti responden dengan berat badan
kurang dari 50 kg, 1 kali lebih besar
untuk terkena katarak dibandingkan
dengan mereka memiliki berat badan
lebih dari 50 kg.

Hasil perhitungan OR untuk PEMBAHASAN


faktor risiko usia dengan confidence
interval 95% diperoleh nilai 0,000 Hasil penelitian ini sejalan
berarti responden dengan pekerjaan dengan Rim et al (2015) yang
outdoor, lebih besar untuk terkena

94
menyatakan bahwa usia merupakan outdoor (80,0%), Merokok
bagian terbentuknya katarak. (80,0%), dan berat badan
Menurut asumsi peneliti, dibawah 50kg (80%).
responden yang berumur di atas 50 b. Kelompok kontrol : usia ≤ 50
tahun memiliki faktor resiko terjadinya tahun (100%), pekerjaan
katarak. outdoor (92,9%), tidak merokok
Hasil penelitian ini sejalan (70%), dan berat badan lehih
dengan penelitian yang dilakukan oleh dari 50kg (80%).
Valero (2007) yang menyatakan bahwa 2. Usia merupakan faktor risiko pada
pekerjaan di bawah ultra violet kejadian katarak dengan OR 0,000.
memiliki hubungan yang erat dengan 3. Pekerjaan merupakan faktor risiko
terjadinya penyakit katarak. pada kejadian katarak dengan OR
Menurut peneliti, responden 0,000.
yang merokok bisa mempengaruhi 4. Aktivitas merokok merupakan
munculnya katarak. Katarak faktor risiko pada kejadian katarak
merupakan penyakit multifaktorial, dengan OR 0,000.
salah satunya yaitu tentang aktivitas 5. Berat badan merupakan faktor
merokok. Responden yang merokok risiko pada kejadian katarak
pasti memiliki kesempatan untuk dengan OR 0,000.
terkena katarak.
Hasil penelitian tersebut sejalan Saran
dengan penelitian yang dilakukan oleh 1. Bagi Instansi Pelayanan
Ye et al (2012). Penelitian tersebut Kesehatan
mengungkapkan merokok Puskesmas lebih banyak
menyebabkan perubahan pada protein dalam bekerja sama dengan
lensa yang mengarah pada terjadinya petugas-petugas lapangan yang
katarak. mengkoordinasi di setiap
Menurut asumsi peneliti, wilayah kerja untuk
responden yang memiliki berat badan memberikan penyuluhan atau
kurang dari 50 bisa mempengaruhi pembagian informasi dengan
munculnya katarak. Katarak promosi kesehatan tentang
merupakan penyakit multifaktorial, factor yang menyebabkan
salah satunya yaitu tentang berat badan. katarak.
Responden yang memiliki berat badan 2. Bagi Masyarakat
kurang pasti memiliki kesempatan Diharapkan dapat
untuk terkena katarak. mengubah pola hidup dengan
cara mengurangi beberapa hal
PENUTUP yang menyebabkan katarak.
Kesimpulan Contohnya dengan tidak
Berdasarkan hasil penelitian dan merokok, bekerja di lingkungan
pembahasan, maka dapat disimpulkan indoor dan menjaga berat
beberapa hal sebagai berikut: badan.
1. Karakteristik responden :
a. Kelompok kasus : usia > 50 DAFTAR PUSTAKA
tahun (80,0%), Pekerjaan

95
Ilyas S, Yulianti S, 2015, Ilmu Penyakit
Mata , Edisi ke-5, Badan
Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia,
hal.124-127

Valero, J. R. 2007. Antagonistic fungi,


Trichoderma spp.: Panoply of
biological control.
Biochemical Engineering
Journal, 37 (1) : 1-20.

CDC. (2013). Vision Health Initiative.


Retrieved from Centers for
Disease Control and
Prevention.

96

Anda mungkin juga menyukai