Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN MINI PROJECT

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN


PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN COVID-19
DIPUSKESMAS SETABU KABUPATEN NUNUKAN
Disusun Oleh: dr. Hanastasia Priskila,T.STP
Pendamping :
dr. Nur Anisah
PROGRAM INTERNSHIP DOKTER INDONESIA
UPTD PUSKESMAS SETABU
KABUPATEN NUNUKAN
PERIODE 30 MEI – 29 FEBRUARI
TAHUN 2021
Pendahuluan
Tinjauan Pustaka
Kerangka Konsep & Hipotesis

Metode
Hasil Penelitian

Pembahasan
Saran
Latar Belakang

Penyakit Virus Corona Tingkat Pengetahuan adalah


Di Indonesia sendiri
(COVID-19) merupakan suatu hasil dari rasa keingin
penyakit infeksi disebabkan tahuan melalui proses banyak masyarakat yang
oleh Severe Acute sensoris, terutama pada belum mengerti betapa
Respiratory Syndrome mata dan telinga terhadap pentingnya menerapkan
Corona virus-2 (SARS-CoV-2) objek tertentu. Pengetahuan protokol kesehatan
yang kasus pertamanya merupakan domain yang untuk mencegah
dimulai pada Desember 2019 penting dalam terbentuknya
penularan COVID-19.
di Wuhan, provinsi Hubei perilaku terbuka atau open
(WHO, 2020). behavior (Donsu, 2017).
a n Ma s a l a h
Rum us h u a n
k a t p en g eta
a i m a n a ti n g ha n
B ag a p pe n ge c a
i la k u te r h a d
dan pe r a s S et a bu
d i P u sk e sm
C ov i d - 1 9 n ?
te n N u n u ka
K a b up a
Untuk men
Tujuan
getahui Tin
dan peri gkat penge
laku terh tahuan
Covid-19 adap pen
di gecahan
Kabupaten Puskesmas
Nunukan. Setabu
Manfaat
Bagi Penulis
Sebagai bahan
1 masukan atau
referensi untuk mini project Bagi Masyarakat
Bagi Penulis Hasil mini project diharapkan
selanjutnya dapat memberikan informasi
tentang pengetahuan dan perilaku
terhadap pengecahan Covid-19
diPuskesmas Setabu Kabupaten
Nunukan, sehingga dapat
dijadikan pertimbangan untuk
peningkatan Program Kesehatan
khususnya Covid-19 yang belum
Bagi Puskesmas
optimal.
Hasil penelitian ini diharapkan
dapat memberikan gambaran
kepada masyarakat tentang
pengetahuan dan perilaku terhadap
pengecahan Covid-19
Tinjauan Pustaka
1.Epidemiologi

Indonesia melaporkan kasus pertama COVID-19


pada tanggal 2 Maret 2020 dan jumlahnya terus
bertambah hingga sekarang. (kemenkes, 2020)

Kasus Indonesia saat ini sudah menembus angka


3.718.821 untuk jumlah kasus positif covid -19
per 10 agustus 2021. Dimana sebesar 3.171.147
sembuh, dan sebanyak 110.619 dinyatakan
meninggal (Kemenkes, 2021).
Tinjauan Pustaka
Etiologi
• Belum dipastikan berapa lama virus penyebab COVID-19 bertahan di atas permukaan, tetapi
perilaku virus ini menyerupai jenis-jenis corona virus lainnya.
• Penelitian (Doremalen et al, 2020) menunjukkan bahwa SARS-CoV-2 dapat bertahan selama 72 jam
pada permukaan plastik dan stainless steel, kurang dari 4 jam pada tembaga dan kurang dari 24
jam pada kardus.

Penularan
• Corona virus merupakan zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia).
• Orang yang terinfeksi dapat langsung dapat menularkan sampai dengan 48 jam sebelum onset
gejala (presimptomatik) dan sampai dengan 14 hari setelah onset gejala.
• Berdasarkan studi epidemiologi dan virologi saat ini membuktikan bahwa COVID- 19 utamanya
ditularkan dari orang yang bergejala (simptomatik) ke orang lain yang berada jarak dekat melalui
droplet.

Manifestasi Klinis
• Gejala COVID-19 yang paling umum adalah demam, rasa lelah, dan batuk kering. Beberapa pasien
mungkin mengalami rasa nyeri dan sakit, hidung tersumbat, pilek, nyeri kepala, konjungtivitis, sakit
tenggorokan, diare, hilang penciuman dan pembauan atau ruam kulit (Huang et al, 2020).

1.Diagnosis
• WHO merekomendasikan pemeriksaan molekuler untuk seluruh pasien yang terduga terinfeksi
COVID-19.
• Metode yang dianjurkan adalah metode deteksi molekuler/NAAT (Nucleic Acid Amplification Test)
seperti pemeriksaan RT-PCR (CDC, 2020).
Tinjauan Pustaka
Tatalaksana
 DERAJAT RINGAN  DERAJAT SEDANG  DERAJAT BERAT ATAU KRITIS

• Isolasi dan Pemantauan • Isolasi dan Pemantauan • Isolasi dan Pemantauan


• Farmakologis • Farmakologis • Isolasi di ruang isolasi Rumah Sakit Rujukan
• Vitamin C dengan pilihan: - Tablet Vitamin C • Vitamin C 200 – 400 mg/8 jam dalam 100 cc atau rawat secara kohorting,
non acidic 500 mg/6-8 jam oral (untuk 14 NaCl 0,9% habis dalam 1 jam diberikan secara • Pengambilan swab untuk PCR dilakukan
hari) - Tablet isap vitamin C 500 mg/12 jam drip Intravena (IV) selama perawatan • Terapi oksigen: - Inisiasi terapi oksigen jika
oral (selama 30 hari) • Diberikan terapi farmakologis berikut: o ditemukan SpO2 35x/menit) Target SpO2
• Multivitamin yang mengandung vitamin c 1-2 Azitromisin 500 mg/24 jam per iv atau per belum tercapai (92 – 96%)
tablet /24 jam (selama 30 hari), - Dianjurkan oral (untuk 5-7 hari) atau sebagai alternatif • Kombinasi Awake Prone Position + HFNC
vitamin yang komposisi mengandung vitamin Levofloksasin dapat diberikan apabila curiga selama 2 jam 2 kali sehari dapat memperbaiki
C, B, E, zink ada infeksi bakteri: dosis 750 mg/24 jam per oksigenasi dan mengurangi kebutuhan akan
• Vitamin D - Suplemen: 400 IU-1000 IU/hari iv atau per oral (untuk 5-7 hari). intubasi pada ARDS ringan hingga sedang.
(tersedia dalam bentuk tablet, kapsul, tablet • Ditambah o Salah satu antivirus berikut :  • Ventilasi Mekanik invasif (Ventilator).
effervescent, tablet kunyah, tablet hisap, Favipiravir (Avigan sediaan 200 mg) loading (PAPDI,2021)
kapsul lunak, serbuk, sirup) - Obat: 1000-5000 dose 1600 mg/12 jam/oral hari ke-1 dan
IU/hari (tersedia dalam bentuk tablet 1000 IU selanjutnya 2 x 600 mg (hari ke 2-5) Atau 14
dan tablet kunyah 5000 IU) Pedoman Tatalaksana COVID-19  Remdesivir
• Azitromisin 1 x 500 mg perhari selama 5 hari 200 mg IV drip (hari ke-1) dilanjutkan 1x100
• Antivirus : - Oseltamivir (Tamiflu) 75 mg/12 mg IV drip (hari ke 2-5 atau hari ke 2-10)
jam/oral selama 5- 7 hari (terutama bila • Pengobatan simtomatis (Parasetamol dan
diduga ada infeksi influenza) ATAU - lain-lain).  Pengobatan komorbid dan
Favipiravir (Avigan sediaan 200 mg) loading komplikasi yang ada.
dose 1600 mg/12 jam/oral hari ke-1 dan
selanjutnya 2 x 600 mg (hari ke 2-5)
• Pengobatan simtomatis seperti parasetamol
bila demam.
• Obat-obatan suportif.
Vaks i nas i
k a n s al a h
i m e r u p a
V a k s i n a s f da la m
l i n g e fe k ti
u c a r a p a a k i b at
sa t n y a k it
e g a h p e
m e n c 2 0 )
( P a p d i , 2 0
i n fe k s i .
e n g et a h u a n
Ko n se p P n h a sil “ t ah u ” d a n
m e r u p a k a d a k a n
h u a n e n g a
Pengeta te la h o ra n g m
b j ek
d i s e u o
ini terja t e r h a d a p su a t
a g a i
e ra a n g b e r b
pengind e t ah u a n te n t a n
a a n
P e n g e li h a r
tertentu. m e n cap a i p e m
k i t ,
a la m p e n y a
cara d ra m e n g h i n d a r i
u a n
, ca g e t a h
kesehatan e n in g ka tk a n p e n
a a k a n m 1 0 ).
ma k d m o d j o , 2 0
a k a t ( N o t o a
m a sy ar
Konsep P
erilaku
Sikap at
au peri
adalah is laku Ke
tilah yan patuhan
menggam g diguna
barkan kan untu
masyarak k
at d p e r i l aku
protokol a l a m
pencegah mematuh
seperti p a n i
engguna COVID-19
an maske
r.
Kerangka Konsep

Tingkat pengetahuan Perilaku terhadap


Covid-19 Pencegahan Covid-
19 KERANG
KA KONS
DAN HIPO EP
TESIS
Hipotesis Penelitian PENELITI
AN
1.H0 : Tidak ada hubungan antara tingkat
pengetahuan dan perilaku terhadap infeksi
Covid-19 di Puskesmas Setabu Kabupaten
Nunukan.
2.H1: Ada hubungan antara tingkat
pengetahuan dan perilaku terhadap infeksi
Covid-19 di Puskesmas Setabu Kabupaten
Nunukan.
Metode
Metode Lokasi dan
Kegiatan Waktu Kegiatan
Observasional analitik Di Puskesmas Setabu
dengan pendekatan cross Kabupaten Nunukan
sectional tanggal 12 agustus 2021
pada pukul 10.00 WIB
Kriteria Inklusi
Populasi dan dan Ekslusi
Sampel • Kriteria Inklusi: Pasien yang
Populasi: pasien datang untuk kontrol rutin
ke Puskesmas Setabu.
Puskesmas Setabu
• Kriteria Ekslusi: Pasien yang
Kabupaten Nunukan, tidak dapat mengisi atau
jumlah 20 orang. menyelesaikan kuesioner
Sampel: total sampling yang diberikan.
Definisi Operasional
Variabel KonsepVariabel Alat Ukur Skala Pengukuran Hasil Ukur  
         
Pengetahuan Pengetahuan adalah Kuesioner Ordinal >75%: Baik
kumpulan informasi 56-74%: Cukup
yang didapat dari <55%: kurang
pengalaman atau sejak baik  
lahir yang menjadikan
orang tahu akan sesuatu
(Reber, 2010)

Perilaku Perilaku adalah respon Kuesioner Ordinal >75%: Baik


atau reaksi seseorang 60-74%: Cukup
terhadap stimulus <60%: Tidak Baik
atau rangsangan dari
luar (Notoadmodjo,
2014).
Teknik Pengumpulan Data
Pengeditan data (Editing)

Pengkodean data (Coding)

Pengelompokan data (Tabulating)

Memproses data (Processing)

Pembersihan data (Cleaning)


Alur Prosedur Penelitian
lis is Da ta
Ana S P S S.
r e d a l a m
Ch i S q u a a H 0
U ji 0 , 0 5 m a k
l a n i l a i p <
Apa b i e r i m a .
a n H 1 d i t
ditola k d
HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA
1.Karakteristik Tingkat Pengetahuan Pasien
Tingkat Pengetahuan Frekuensi Prosentase
Pasien

0 Berdasarkan Tabel 5.1 diketahui


Baik 0
bahwa kriteria tingkat pengetahuan
Cukup 12 60,0
pasien mengenai Covid-19 berada
Kurang 8 40,0 di kategori cukup yaitu sebanyak
Jumlah 20 100   60% (12 responden).

2. Karakteristik Perilaku Pencegahan Pasien


Tingkat Pengetahuan Frekuensi Prosentase
Pasien

Baik 0 0

Cukup 13 65,0

Kurang 7 35,0
Jumlah 20 100  

Berdasarkan Tabel 5.2 diketahui bahwa sebagian besar pasien


memiliki kriteria perilaku pencegahan cukup dalam menghadapi
infeksi Covid-19 yaitu sebanyak 65% (13 responden).
Crosstabulation
    Perilaku Pencegahan Hubungan
Total Tingkat
    Cukup Kurang Pengetahu
Cukup 10 2 12 an terhada
Tingkat
Perilaku P p
Pengetah
uan Kurang 3 5 8 encegahan
Total 13 7 20
Pasien
Uji Chi-Square
Chi-Square Tests Nilai pearso
n chi-square
  Asymp. 0,035 (<0,05 sig sebesar
) yang bera
Value Df
Sig. (2-
sided) hubungan rti terdapat
tingkat pe
Pearson Chi-Square 4.432
1 .035 pasien ngetahuan
a
terhadap
Likelihood Ratio pencegahan perilaku
4.499 1 .034
infeksi cov
Linear-by-Linear Association 4.211 1 .040 puskesmas id-19 di
20     setabu kabupaten
N of Valid Cases
nunukan
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is 2.80.
Pembahasan
1. Tingkat Pengetahuan
• Sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan yang cukup mengenai infeksi Covid-19 yaitu sebanyak 60%
(12 orang).
• Hal ini menggambarkan ukuran dari masyarakat yang telah mengadakan penginderaan terhadap infeksi Covid-19.
• Pengetahuan mengenai berbagai cara yang dilakukan dalam mencapai pemeliharaan kesehatan, dan cara
menghindari penyakit (Notoadmodjo,2010).
• Semakin sering seseorang melakukan penginderaan suatu objek maka akan meningkatkan pengetahuannya akan
sesuatu.

2. Perilaku Pencegahan
• Sebagian besar responden dalam penelitian ini memiliki perilaku pencegahan infeksi Covid-19 yang cukup yaitu
sebesar 65% (13 orang).
• Hal ini menggambarkan bahwa perilaku masyarakat cukup dalam mematuhi protokol pencegahan Covid-19 seperti
penggunaan masker, mencuci tangan, dll.
• Perilaku pencegahan Covid-19 ini terbentuk dari pengetahuan masyarakat terhadap infeksi Covid-19, sehingga
masyarakat memiliki motivasi dan keyakinan dalam upaya mengontrol dan mencegah infeksi Covid-19.

3. Hubungan Tingakt Pengetahuan dan Perilaku Pencegahan


• Hasil penelitian yang didapatkan menunjukkan bahwa responden yang memiliki tingkat pengetahuan dan perilaku
pencegahan infeksi Covid-19 yang cukup adalah 10 orang.
• Berdasarkan hasil uji pearson chi-square disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan
terhadap perilaku pencegahan infeksi Covid-19.
• Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik masyarakat memiliki tingkat pengetahuan terhadap Covid-19 maka akan
semakin baik perilaku pencegahan yang diterapkan oleh masyarakat.
• Pengetahuan atau informasi yang diterima dan diserap secara baik oleh masyarakat akan berkaitan dengan perilaku
yang akan diterapkan oleh masyarakat.
Saran
Bagi masyarakat
a n K e s e h atan si meningkatkan
si P e l ay a n a n e du k a pengetahuannya
Bagi Insta n g a d a kan p e n y uluh
n c e gaha n COVID-19 serta d
apat mengimplem
mengenai
m e aku p e
Puskesmas g e ta h uan d a n pe r i l perilaku pencegah
an penularan COV
entasikan
p e n
mengenai s ya ra k at. kehidupan sehari-h ID-19 di
i m a ari
Covid-19 d
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai