Anda di halaman 1dari 44

Oleh:

Syifaul Lailiyah, S.KM., M.Kes.


WHO membuat program Vision 2020 untuk
menangani permasalahan kebutaan dan
gangguan penglihatan.

Di Indonesia, Vision 2020 telah dicanangkan


pada tanggal 15 Februari 2000

Tema besar World Sight Day (WSD) Universal


Eye Health dengan pesan khusus No more
Avoidable Blindness.
Sekitar 80% gangguan penglihatan dan kebutaan
di dunia dapat dicegah. Dua penyebab terbanyak
adalah gangguan refraksi dan katarak.

Indikator Menuju Universal Eye Health 2014-


2019:
1. Prevalensi Kebutaan dan gangguan penglihatan

2. Jumlah tenaga kesehatan mata

3. Jumlah operasi katarak, yang dapat berupa


angka CSR (Cataract Surgical Rate) atau CSC
(Cataract Surgical Coverage).
Orang berusia 50 tahun : gangguan
penglihatan dan kebutaan banyak terjadi.

Sekitar 65% dari penderita gangguan


penglihatan, dan 82% orang-orang buta terjadi
pada orang-orang usia 50 tahun dan lebih,
walaupun jumlah kelompok usia ini hanya 20%
dari populasi dunia.
Secara global, katarak (penglihatan lensa)
adalah penyebab kebutaan yang paling
penting, dan operasi katarak telah terbukti
menjadi salah satu intervensi perawatan
kesehatan yang paling efektif biaya.

Sebagian besar katarak berhubungan dengan


penuaan dan tidak dapat dicegah, namun
operasi katarak dan penyisipan lensa
intraokular sangat efektif, sehingga hampir
secara langsung melakukan rehabilitasi visual.
Katarak adalah setiap kekeruhan pada lensa.

Pada lensa katarak secara karakteristik


terdapat agregat-agregat protein yang
menghamburkan berkas cahaya dan
mengurangi transparansi. Perubahan protein
lainnya akan mengakibatkan lensa menjadi
kuning atau coklat.
Menurut terjadinya Berdasarkan usia
1. Katarak a. Katarak kongenital
developmental b. Katarak juvenil
2. Katarak degeneratif c. Katarak presenil
3. Katarak komplikata d. Katarak senil
4. Katarak traumatika
Katarak developmental karena proses
pertumbuhan, misalnya katarak congenital
dan juvenil
Katarak degeneratifkarena proses
degenerasi, misal katarak senile
Katarak komplikata karena komplikasi dari
penyakit mata
Katarak traumatikdisebabkan karena trauma
Katarak kongenitalkatarak yang dijempuai
sejak lahir atau usia<1 tahun
Katarak juvenilkatarak yang terlihat pada
usia 1 tahun dan <30 tahun
Katarak Presenilel katarak yang terjadi pada
usia 30-40 tahun
Katarak yang dimulai pada usia>40 tahun
1. Stadium insipien stadium dini, kekeruhan
lensa bersifal sektoral spokes of wheel
2. Stadium imaturkekeruhan belum mengenai
seluruh lapisan, terutama dibagian posterior
dan belakang nukleus lensa
3. Stadium maturlensa menjadi keruh
seluruhnya sehingga warna lensa menjadi
keabu-abuan
4. Stadium hipermatur korteks lensa menjadi
lebih permeable sehingga isi korteks yang cair
keluar, lensa mengjerut
GLOBAL
SITUATION
SITUASI DI
INDONESIA
Faktor risiko utama yang tidak dapat dimodifikasi
adalah penuaan.
Prevalensi katarak pada usia 65-74: 50%
75: 75%

Faktor risiko lain yang sering dikaitkan adalah:


Cedera
Penyakit mata tertentu (misalnya uveitis)
Diabetes
Penyinaran ultraviolet dan merokok.
Katarak pada anak-anak terutama
disebabkan oleh kelainan genetik.

Melindungi katarak secara visual terjadi jauh


lebih sering di negara-negara berkembang
daripada di negara-negara industri.

Perempuan memiliki risiko lebih besar


daripada laki-laki dan cenderung memiliki
akses terhadap layanan.
Karakteristik demografi
Nirmalan, dkk., 2004:
Risiko katarak = 0,78
(95%CI 0,63-0,97) pada Leske, dkk., 1991; Leske,
laki-laki. dkk., 1997:
Cheng, dkk., 2000: Risiko katarak = 1,46 pada
Risiko katarak tingkat pendidikan rendah
meningkat pada wanita
(p=0,002) Risiko katarak = 1,90 pada
Tsai, dkk., 2003:
status sosio ekonomi
Prevalensi katarak pada rendah.
wanita 64% vs 56,1%
pada pria (p=0,004)
Risiko meningkat
pada sos-ek rendah
Risiko meningkat pada wanita
Faktor Nutrisi Taylor, dkk., 2002:
Delcourt, dkk., 2005: Risiko katarak = 0,43 (95%CI
Risiko katarak = 1,49 0,2-0,93) pada asupan vit. C
(95%CI 1,04 2,14) 362 mg/hr dan 0,4 (95%CI 0,18-
pada plasma albumin 0,87) untuk konsumsi vit. C
rendah (<38,28 g/l). selama 10 thn.
Lu, dkk., 2005:
Leske, dkk., 1991:
Risiko katarak = 2,2 Risiko katarak = 0,63 untuk
(95%CI 1,1-4,6) pada konsumsi multivitamin teratur dan
asupan asam linoleat 0,4 (95%CI 0,48-0,56) untuk
tinggi dan 2,2 (95%CI konsumsi kombinasi riboflavin, vit. C,
1,1-4,5) pada asupan E dan karoten.
asam linolenat Konsumsi niasin, thiamin & besi
menurunkan risiko katarak
Risiko katarak meningkat:
Risiko katarak menurun:
Kadar protein rendah
Konsumsi teratur vit C, E, B1, B6,
Kadar lemak tinggi B12, karoten, zat besi
Diabetes Mellitus (DM)
Asbell, dkk., 2005; West & Valmadrid, 1995;
Klein, dkk., 1998:
Risiko katarak meningkat bila ada DM, terdapat
hubungan yang positif antara katarak dengan
DM.

Cheng, dkk., 2000:


Katarak berhubungan dengan DM (p=0,022)

Leske, dkk., 1999:


Risiko katarak = 2,30 (95%CI 1,63-3,24)
Penyakit Kardiovaskular
Klein, dkk., 1998: risiko katarak meningkat
Leske, dkk., 1999: risiko katarak = 1,49 (95%CI 1,0-2,23)
untuk tekanan diastolik tinggi.
Nirmalan, dkk., 2004: risiko katarak = 1,39 (95%CI 1,11-
1,72) untuk hipertensi.

Body Mass
Nirmalan, dkk., 2004: risiko katarak = 1,37 (95%CI 1,17-
1,59) untuk tubuh kurus dan 0,77 (95%CI 0,62-0,94)
untuk rasio pinggang-panggl tinggi.

Obat Steroid
Hodge, dkk., 1995:
Penggunaan steroid yang kronis
Primer
Mengidentifikasi faktor risiko yang ada
dan memodifikasi faktor risiko yang bisa
diubah.

Sekunder
Pembedahan dan penggunaan
kacamata, lensa kontak maupun lensa
intraokuler pasca operasi.
1. CSR (Cataract Surgical Rate)
2. CSC (Cataract Surgical Coverage)
Tingkat operasi katarak-jumlah operasi
katarak per juta penduduk per tahun-adalah
ukuran kuantitatif dari pemberian layanan
bedah katarak.

Namun, ini bermakna hanya bila mencakup


semua operasi katarak yang dilakukan di
suatu negara, termasuk di sektor swasta
dan selama penjangkauan, dan kapan
struktur ukuran dan umur populasi dapat
didefinisikan.
Cakupan operasi katarak menunjukkan
jumlah individu dengan katarak bilateral
yang menyebabkan gangguan penglihatan,
yang telah menerima operasi katarak pada
satu atau kedua mata, dengan kata lain,
proporsi yang memenuhi syarat untuk
operasi dan yang menerimanya.

Indikator ini digunakan untuk menilai


sejauh mana layanan bedah katarak
memenuhi kebutuhan. Data diperoleh dari
survei berbasis populasi atau penilaian
cepat.
International Center of Eye Health melaporkan
dalam Journal Community Eye Health (2000) :
angka CSR negara-negara maju yaitu 4000-
6000 dan pada tingkat ini sangat jarang
ditemukan orang buta katarak yang tidak
dioperasi.
Angka CSR<500 mendapatkan warna merah
pada peta kebutaan Vision 2020 WHO, karena
dianggap mempunyai angka yang sangat
rendah.
Pada tahun 2006 WHO menyebutkan angka
CSR Indonesia berkisar 465, namun sampai
saat ini belum ada data lagi yang menyebutkan
berapa sebenarnya angka CSR Indonesia.
EPTM Kehamilan
a. Pre eklamsia
b. Hemorragic Post Partum
c. Abortus
d. Ketuban Pecah Premature
Buat makalah berdasarkan 4 kasus tersebut
Setiap kelompok membahasa 1 topik
Disajikan di depan kelas (Penyaji dan
Penyanggah)
Makalah dan PPT di kumpulkan dalam bentuk
hardcopy dan softcopy.

Anda mungkin juga menyukai