0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
5 tayangan2 halaman
Dokumen ini membahas tentang kendala dan pemecahan masalah dalam pelaksanaan kegiatan di Puskesmas. Ada beberapa kendala internal seperti keterbatasan skill petugas kesehatan dan sarana prasarana, serta kendala eksternal seperti rendahnya pendidikan masyarakat tentang kesehatan dan kurangnya dukungan aparatur desa. Dokumen ini juga membahas kendala dari dinas terkait seperti kurangnya pemantauan dan koordin
Dokumen ini membahas tentang kendala dan pemecahan masalah dalam pelaksanaan kegiatan di Puskesmas. Ada beberapa kendala internal seperti keterbatasan skill petugas kesehatan dan sarana prasarana, serta kendala eksternal seperti rendahnya pendidikan masyarakat tentang kesehatan dan kurangnya dukungan aparatur desa. Dokumen ini juga membahas kendala dari dinas terkait seperti kurangnya pemantauan dan koordin
Dokumen ini membahas tentang kendala dan pemecahan masalah dalam pelaksanaan kegiatan di Puskesmas. Ada beberapa kendala internal seperti keterbatasan skill petugas kesehatan dan sarana prasarana, serta kendala eksternal seperti rendahnya pendidikan masyarakat tentang kesehatan dan kurangnya dukungan aparatur desa. Dokumen ini juga membahas kendala dari dinas terkait seperti kurangnya pemantauan dan koordin
Dalam pelaksanaan kegiatan di Puskesmas banyak hal yang bisa mempengaruhi,
baik pengaruh positif maupun negatif. Berbagai kendala baik intern dan ekstern.
1. Masalah dari Petugas kesehatan sendiri atau dilingkungan puskesmas (intern):
- Dimana Petugas, khususnya Bidan masih memiliki kemampuan komunikasi dan Skil yang kurang didalam memberi pelayanan kesehatan - Sarana dan prasarana yang belum memadai, seperti bidan desa belum punya poskesdes ( Desa Naras I)sehingga belum bisa melakukan pelayanan 24 jam di desa, ada Bides mempertanggungjawabkan 2 Desa (Desa Apar dan Tj.Sabar).
2. Masalah dari Masyarakat (ekstern),seperti:
- Masih banyaknya masyarakat yang hidup dibawah garis kemiskinan dan mempunyai lingkungan yang tidak sehat, sehingga mempengaruhi kesehatan masyarakat itu sendiri. - Masih rendahnya pendidikan dan pola fikir yang negative tentang kesehatan seperti: Orangtua yang tidak mau membawa anaknya ke Posyandu dan tidak mau anaknya di Imunisasi Ibu hamil yang tidak mau memeriksakan kehamilan dengan dini, sehingga kehamilan ibu tidak cepat terdeteksi. Ibu hamil yang tidak mau dirujuk, atau ketergantungan pada keputusan keluarga sehingga bila ada kegawatdaruratan selalu terjadi tindakan terlambat. PUS yang enggan dan takut ber-KB. Kebutuhan akan gizi seimbang yang masih kurang dimasyarakat, baik untuk anak, ibu hamil, ibu menyususui, lansia. Sehingga Banyak terdapat kasus kekurangan gizi dan anemia pada masyarakat.
- Kurangnya peran serta Aparatur di desa untuk menyokong pembangunan kesehatan
17 seperti: Ibu PKK yang tidak pernah hadir saat Posyandu (Dukungan PKK kurang ) Pembentukan Kader ada, tapi tidak aktif dan tidak peka akan kerjanya dan akan permasalahan kesehatan yang ada didesanya. Jarang mengikut sertakan Bidan atau Petugas kesehatan di Desa dalam rapat- rapat atau acara Desa. Tokoh masyarakat yang tidak mengetahui tentang kegiatan kesehatan di desanya, sehingga Toma tersebut tidak bisa memberikan atau mengajak masyarakatnya.
3. Masalah dari dinas terkait, seperti:
Kurangnya pemantauan dan pemeriksaan langsung kebawah atau kedesa. Bahkan ke puskesmas sendiri. Kurangnya perpanjangan informasi dari dinas-dinas lain yang ada kegiatan berkaitan dengan puskesmas dan desa. Kurang sosialisasi atas informasi yang didapat dari tingkat provinsi. Dinas lain hanya membebankan masalah KIA pada dinas kesehatan khususnya ke puskesmas langsung.