PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Meningkatkan kesejahteraan ibu anak dalam rangka mewujudkan NKKBS (Norma
Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang
sejahtera dengan mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya
pertambahan penduduk.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan alat kontrasepsi
b. Menurunnya jumlah angka kelahiran bayi
c. Meningkatnya kesehatan keluarga berencana dengan cara penjarangan kelahiran
1.3 Batasan Operasional
a. Pelayanan keluarga berencana adalah gerakan untuk membentuk keluarga yang
sehat dan sejahtera dengan membatasi kelahiran, perencanaan jumlah keluarga
dengan menggunakan alat dan obat kontrasepsi yang mencakup pelayanan KB
pasca placenta, post partum dan interval.
b. Pasien pasca persalinan adalah pasien yang sudah bersalin dan memulihkan
kembali organ kandungan nya seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6
minggu.
c. Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan yang berkisar antara usia 20-45
tahun dimana pasangan (laki laki dan perempuan) sudah cukup matang dalam
segala hal terlebih organ reproduksinya sudah berfungsi dengan baik.
d. Pasien yang mengalami kegagalan dan komplikasi kontrasepsi adalah pasien yang
menggunakan KB tetapi hamil, dikarenakan banyak faktor yaitu salah menghitung
masa subur, lupa dengan jadwal kontrasepsi, alat kontrasepsi yang rusak,
konsumsi obat yang berinteraksi dengan alat kontrasepsi, menyimpan alat
kontrasepsi ditempat yang tidak seharusnya.
e. Kesehatan reproduksi adalah kondisi utuh sehat sejahtera fisik, mental, dan social,
tidak hanya bebas penyakit atau kecacatan dalam system, fungsi, dan proses
reproduksi. Kesehatan seksual adalah kombinasi dari bagian kegiatan seksual yang
bersifat fisik, emosional, intelektual, dan social, sehingga sex adalah pengalaman
positif yang dapat meningkatkan kualitas hidup menjadikan lingkungan kita lebih
baik untuk kehidupan.
f. Masalah masalah kesehatan reproduksi dan kesehatan seksual yaitu: disfungsi
seksual paraphilia, perilaku seksual kompulsif, kekerasan seksual, permasalahan
reproduksi.
g. Pasangan pranikah adalah pasangan laki laki dan perempuan yang akan
melakukan perjanjian pernikahan.
h. Konseling KB adalah tindakan yang dapat membantu pasien untuk keluar dari
berbagai pilihan masalah kb dan kesehatan reproduksi. Konseling yang baik,
pasien puas dalam menggunakan salah satu dari kontrasepsi terutama untuk
pasien yang baru pertama kali menggunakan kontrasepsi.
i. Informed consent adalah bukti tertulis tentang persetujuan terhadap prosedur klinik
suatu metode kontrasepsi yang akan dilakukan pada pasien yang harus di
tandatangani oleh pasien sendiri atau wali nay apabila akibat kondisi tertentu
pasien tidak dapat melakukan hal tersebut. Persetujuan diminta apabila prosedur
klinik mengandung resiko terhadap kesehatan pasien ( baik yang terduga atau tak
terduga sebelumnya ). Informed consnt berisi tentang kebutuhan reproduksi pasien,
informed choice dan prosedur klinik yang akan dilakukan : ada penjelasan tentang
resiko dalam melakukan prosedur klinik tersebut, standart prosedur yang akan
dilakukan dan upaya untuk menghindarkan resiko, pasien menyatakan mengerti
tentang semua informasi tersebut diatas dan secara sadar memberikan
persetujuannya.
j. Kartu tanda akseptor KB mandiri dipergunakan sebagai tanda pengenal dan tanda
bukti bagi setiap peserta KB, kartu ini diberikan terutama kepada peserta KB baru
baik dari pelayanan KB jalur pemerintah maupun swasta ( dokter/ bidan praktek
swasta/ apotek dan RS/ klinik KB swasta ).
k. Kartu status peserta KB dibuat bagi setiap pengunjung baru klinik KB yaitu peserta
KB baru dan peserta KB lama pindahan dari klinik KB lain atau tempat pelayanan
KB lain. Kartu ini berfungsi untuk mencatat ciri ciri akseptor hasil pemeriksaan klinik
KB dan kunjungan ulangan peserta KB.
l. Dokter spesialis kebidanan dan penyakit kandungan (Sp.OG) adalah dokter yang
berwewenang melakukan pelayanan kesehatan reproduksi dan semua metode
kontrasepsi termasuk tubektomi dengan syarat memiliki sertifikat kompetensi/
standarisasi
m.Bidan terlatih adalah bidan terlatih yang diberi wewenang untuk membantu dokter
dalam memberikan pelayanan KB
n. Perawat terlatih adalah perawat terlatih yang diberi wewenang untuk membantu
dokter dalam memberikan pelayanan KB
Standart Fasilitas
N RUANGAN BANGUNAN PERALATAN
O
1 POLIKLINIK terdiri dari satu kamar 1. Tempat tidur
dengan ukuran 6 m2 2. Kursi
3. Tempat cuci tangan
dengan air mengalir
4. Timbangan
5. Alokon (alat dan obat
kontrasepsi)
6. Lampu Sorot
7. Stetoskop
8. Tensimeter
9. KB Kit (IUD Kit, Implant Kit)
10. Konseling kit (Lembar
Balik, Pantum Uterus)
11. Kartu KB
12. Informed consent
2 Kamar Operasi 2 ruang operasi, luas Instrumen operasi minimal 2 set
kamar operasi 25 m2 (Terdapat 2 MOW kit)
3 Kamar bersalin Luas ruangan 12 m2 1. Ada tempat tidur dan bed
gyn, kursi, tempat cuci
tangan dengan air mengalir
2. Timbangan
3. Alkon (alat kontrasepsi)
4. Lampu sorot
5. Stetoskop
6. Tensimeter
7. KB Kit (IUD kit)
8. Informed consent
3.1.2 KB Interval
KB interval adalah metode kontrasepsi yang diberikan atau alat kontrasepsi
yang dipasangkan pada interval waktu setelah masa nifas atau 40 hari post partum.
Adapun alat kontrasepsi yang dapat digunakan adalah KB suntik 1 bulan atau 3 bulan
(untuk yang laktasi), susuk / implan, pil KB / pil laktasi (untuk yang laktasi), alat
kontrasespsi dalam rahim (IUD), MOW pasca persalinan bagi pasangan yang ingin
berhenti atau dirasa cukup mempunyai anak atau memenuhi kreteria yang ditetapkan.
Pelayanan KB PEMERIKSAAN
DOKTER
Konsultasi Tindakan
APOTEK
Alur dan prosedur pasien dalam pelayanan KB meliputi:
a. Identifikasi klien
b. Komunikasi, informasi dan edukasi (KIE)
c. Konseling
d. Penapisan medis (screening)
e. Pelayanan kontrasepsi
f. Pemantauan medis dan pemberian nasehat pasca tindakan dilakukan oleh petugas
klinik / medis
g. Kunjungan kontrol
h. Evaluasi pasca pelayanan