Anda di halaman 1dari 5

Wacana Volume XIII No.

1, Februari 2014 Muhtadin , Kajian Komunikasi Allah Tentang Taqwa, Dzikir, Dan Falah Dalam Makna Semantik

Islam.Hal ini tidak lain karena kebencian mereka ter- dan memahami bahwa kebijakkan Pemerintah betul- KAJIAN KOMUNIKASI ALLAH TENTANG
hadap islam.”Orang Yahudi dan Nasrani tidak akan betul sesuai dengan kebutuhannya TAQWA, DZIKIR, DAN FALAH DALAM MAKNA SEMANTIK
senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama Kebijakkan media atau surat kabar, media cetak
mereka”(Al Baqarah:120) atau media lainnya disamping menghibur masyarakat Muhtadin
yang lebih penting menstransfer berita-berita informasi
Apa yang dapat umat islam lakukan ? yang penting bagi masyarakat.Kebijaksanaan apa dan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama), Jakarta
Ketika kita mendapatkan suatu informasi (berita) bagaimana DPR yang telah melalui prinsip dan ber- email
maka kita dianjurkan tuk memeriksa kebenaran berita manfaat bagi masyarakat disampaikan secara utuh jan-
tersebut.Termasuk dalam hal ini adalah berita mengenai gan dipoles atau direkayasa untuk kepentingan kelom-
citra buruk islam yang identik dengan terrorisme.Ban- pok atau golongan lainnya.
yak berita yang beredar di media massa yang memuat Kebijakkan masayarakat Setelah membaca dan meli-
islam sebagai ajaran terroris.Maka kembalikanlah hat opini masayarakat akan tanggap dan cepat dan ber-
semua berita tersebut pada kebenaran Allah yang ber- guna maka kebijakkan masyarakat ada yang positif dan Abstract
maktub dalam Alquran dan As Sunnah, sebagaimana perlu didukung dan dilaksanakan dengan kesadaran The Semantics of Takwa, Dzikir, and Falah in God’s Revelation. The word takwa is derived from ‘waqaa-yaqii-
firmanNya “Kemudian jika kamu berlainan pendapat tanpa ada paksaan dan pembuat undang-undang atau wiqayah’, which means to preserve or maintain. Takwa also means to avoid. In this sense, takwa has the following
tentang sesuatu,maka kembalikanlah ia kepada Alquran aturan-aturan three dimensions:To avoid ‘kufur’ or disbelieve to the God, by believing the God, To implement all God’s instruc-
dan Rasul (sunnah) jika kamu benar-benar berimam Ketiga unsure kebijaksanaan apabila dilakukan secara tions, and avoiding all His prohibitions as much as possible. dan To avoid all activities that can dissociate one’s
kepada Allah dan hari kemudian.Yang demikian itu terbuka dan transfarants maka baik pembuat undang- mind from God.
The word ‘dzikir’ is derived from ‘dzakara-yadzkuru-dzikran’. According to M. Quraish Shihab, dzikir relates to
lebih utama (bagimu) damn lebih baik akibatnya (An undang maupun peraturan semua akan mendapatkan
thinking in the sense that dzikir is an act of remembering. Dzikir is to remember something that may guide one’s
Nisa :59). hasil yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan.Ke-
mind to achieve something that was not achieved previously. It is the meaning of dzikir as remebrance. Dzikir
Ketahuilah bahwasanya Islam itu adalah agama yang tiga unsure kebijakkan ini didapat dari membaca buku
also means to present in the heart something forgotten. It is the meaning of dzikir as a reminder. Dzikir can also
mengajarkan kedamaian.Teroris bukanlah ajaran Islam. yang berjudul “A First book at communications theory be understood as grace. This refers to the Quran.
Dalam Khalifah (Negara Islam)pun, maka wajiblah un- Wheaton College, San Diego State Univercity”menurut The word ‘falah’ means success. In the Quran, the world falah refers to success, salvation, and eternity in good-
tuk melindungi warga Negara non islam yang tetap taat Max Mc.Coms dan Donald Show mengenai Agenda ness and prosperity. This is shown in the verse 130 of the surah Ali Imran on the prohibition of usury. The verse
dengan syariat Islam (kafir dzimmi) dan bukan mem- Setting was concluded with God’s warning for human beings to fear God so that they may prosper. Those who feed on
eranginya. usury were threatened with fire.
Daftar pustaka Quranic conceptions of takwa, dzikir, and falah are closely interrelated. Together, the three concepts will guide
Pemecahan Masalah dan Analisis W. J. Severin, and J.W. Tankard, Communication human beings to succeed in both profane and spiritual lives. Success in the spiritual life depends on the quality of
Mengacu pada judul tulisan ini yang berhubungan Theories -- Origins, Methods and Uses. New takwa, which is reflected in personal piety. Meanwhile, dzikir will form transcendental morality, which ultimately
dengan “Agenda Terselubung Media Massa dibalik York: Hastings House, (1979) leads to falah or prosperity or blessing from God in the hereafter.
isu War of Terrorism” yang tepat menggunakan teori  David Krech and Richard S. Crutchfield, Theory and
“Agenda Setting”dengan menganalisis tiga unsure Problems of Social Psychology (New York: Keywords : Al Qur’an, Takwa, Dzikir, Falah
yang penting; kebijakkan Pemerintah,Kebijakkan Me- McGraw-Hill Book Co., 1948)
dia dan Kebijakkan Masyarakat dengan asumsi sebagai  Gordon W. Allport, «Prejudice: A Problem in Psycho- Abstraksi
berikut; logical and Social Causation», Journal of Social Secara harfiyah kata “takwa” berasal dari kata “waqaa-yaqii-wiqaayah” yang berarti memelihara, menjaga, dan
Kebijakkan Pemerintah dengan pengertian bila ada Issues Volume 6, Issue S4, pages 4–23, Decem- lain sebagainya. Takwa juga berarti menghindar, dalam arti ini mencakup tiga aspek yaitu : Mmenghindar dari
suatu masalah perlu diproses dari Legislatif dibicara- ber 1950 sikap kufur dengan jalan beriman kepada Allah SWT; Berupaya melaksanakan perintah Allah dan menjahui la-
kan, bagaimana pemecahan permasalahannya.Pemeca-  McCombs, M.E. & Shaw, D. (1972).The Agenda- rangan-larangan-Nya dengan seoptimal mungkin; dan Menghundar dari segala aktifitas yang menjauhkan pikiran
han yang melewati analisis efisien mungkin dan ber- Setting Function of Mass Media. POQ, 36; dari Allah .SWT.
orientasi kepada user apa dan untuk apa dan setelah 176-187. Kata “dzikir” secara harfiyah berasal dari kata “dzakara-yadzkuru-dzikran”. menurut M. Quraish Shihab bisa di-
disepakati oleh komisi DPR yang terkait maka dapat Rogers, E.M., Hart, W. B., & Dearing, J.W. (1997).A kaitkan dengan akal pikiran dalam arti mengingat atau dalam arti sesuatu yang mengantar akal untuk meraih apa
yang belum diraihnya. Inilah dzikir yang bermakna “peringatan”. Dzikir juga bisa diartikan dengan menghadirkan
menghasilkan undang-undang atau peraturan yang ke- paradigmatic history of agenda-setting research.
ke dalam benak terhadap apa yang tadinya terlupakan dan inilah dzikir yang bermakna “mengingat”. Kata ddzikir
mudian disosialisasikan kepada masyarakat kemudian In Iyengar, S. & Reeves, R. (Eds.) Do the media
juga dapat dipahami dalam arti “kemulian”. Maksudnya adalah “Al-Qur’an”.
diserahkan pada exsekutif untuk segera di implementa- govern? Politicians, voters, and reporters in
Makna dasar “falah” adalah keberuntungan. Kata falah ketika dihubungkan dengan ayat-ayat Al-Qur’an adalah
sikan kepada masyarakat agar masyarakat mengetahui America (225-236).Thousand Oak, CA: Sage. keberuntungan, keselamatan, dan langgeng dalam kenikmatan dan kebaikan. Hal ini tercermin dalam surat Ali
‘Imran ayat 130, tentang pelarangan riba. Dalam ayat ini yang diakhiri dengan peringatan Allah , supaya bertakwa
kepada-Nya agar orang mendapat keberuntungan. Orang yang menghalalkan riba diancam dengan api neraka.
Konsep Al-Qur’an tentang takwa, dzikir, dan falah adalah setali tiga uang, dimana ketiga konsep ini mempunyai
pencapaian hidup melangit dan hidup membumi. Pencapaian hidup melangit diapresiasikan oleh takwa dalam
bentuk keshalihan individu, sedangkan oleh dzikir dalam bentuk moralitas ilahiyyah yang berujung pada keberun-
tungan atau keberuntungan dari Allah yang akan diterima di hari kelak.

8 9
Wacana Volume XIII No.1, Februari 2014 Muhtadin , Kajian Komunikasi Allah Tentang Taqwa, Dzikir, Dan Falah Dalam Makna Semantik

M
enelaah istilah-istilah komunikasi Allah di dalam arti ini mencakup tiga aspeks. Pertama, meng- orang yang beriman. padahal orang-orang yang ber- berikan kepada Tsamud unta betina itu (sebagai
dalam Al-Qur’an dari sudut pandang seman- hindar dari sikap kufur dengan jalan beriman kepada takwa itu lebih mulia daripada mereka di hari kiamat. mukjizat) yang dapat dilihat, tetapi mereka menganiaya
tik, maka kita akan menemukan satu hal yang Allah. Kedua, berupaya melaksanakan perintah Allah dan Allah memberi rezki kepada orang-orang yang unta betina itu. dan kami tidak memberi tanda-tanda itu
begitu nyata dan begitu dangkal, dan mungkin sepintas sejauh kemampuan yang dimiliki dan menjauhi laran- dikehendaki-Nya tanpa batas». (Q.S.2:212) melainkan untuk menakuti. Dan (ingatlah), ketika kami
kilas tidak begitu jelas, persoalan tersebut adalah bahwa gan-Nya. Ketiga, menghindar dari segala aktifitas yang Dalam ayat lain Allah menyandingkan kata wahyukan kepadamu: “Sesungguhnya (ilmu) Tuhanmu
masing-masing kata individu diambil secara terpisah, menjauhkan pikiran dari Allah. Inilah tingkatan upaya takwa dengan kebalikan dari kata iman, kufur, meliputi segala manusia». dan kami tidak menjadikan
memiliki makna dasar atau kandungan kontekstualnya menghindar yang tertinggi. misalnya:”Perumpamaan syurga yang dijanjikan ke- mimpi yang Telah kami perlihatkan kepadamu, melain-
sendiri yang akan tetap melekat pada kata itu meskipun Takwa dapat diartikan dengan kondisi perasaan ta- pada orang-orang yang takwa ialah (seperti taman); kan sebagai ujian bagi manusia dan (begitu pula) pohon
kalau kita ambil di luar konteks Al-Qur’annya. Kata kut. Maksudnya adalah rasa takut terhadap hari kiamat mengalir sungai-sungai di dalamnya; buahnya tak kayu yang terkutuk dalam Al Quran. dan kami mena-
kitab, misalnya, dasarnya baik yang ditemukan dalam dan Penguasa hari tersebut. Inilah konsep dasar yang henti-henti sedang naungannya (demikian pula). Itulah kut-nakuti mereka, tetapi yang demikian itu hanyalah
Al-Qur’an maupun di luar Al-Qur’an sama. menentukan moral dasarnya. Hal ini dapat dibuktikan tempat kesudahan bagi orang-orang yang bertakwa, menambah besar kedurhakaan mereka.» (QS. Al-Israa’:
Kata ini sepanjang dirasakan secara aktual oleh ma- dengan seringnya kata takwa tersebut oleh Allah SWT sedang tempat kesudahan bagi orang-orang kafir ialah 59-60)
syarakat penuturnya menjadi satu kata, mempertahank- disandingkan dengan peristiwa-peristiwa yang mena- neraka.” (QS.13:35) Oleh karena itu, jika kita tinjau objek dari kata takwa,
an makna fundamentalnya, dalam hal ini, makna yang kutkan. Misalnya firman Allah, surat al-Hajj ayat 1 se- Selain itu Allah di dalam al-Qur’an menjadikan kata khasyyah dan khawf, maka terdapat persamaan. Objek
sangat umum dan tidak spesifik, ‘kitab”, dimana pun bagaimana berikut, takwa sebagai antonim dari kata zulm, misalnya: “Ses- ketiga kata tersebut bermuara pada Allah, walaupun
ditemukan, baik digunakan sebagai istilah dalam sistem “Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu; Ses- ungguhnya orang-orang yang zalim itu sebagian mer- dengan media yang berbeda-beda. Misalnya, adzab
konsep yang ada atau lebih umum lagi di luar sistem ungguhnya kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu eka menjadi penolong bagi sebagian yang lain, dan neraka, jatuhnya siksa sebagai sunnatullah baik di du-
tersebut. Kandungan unsur semantik ini tetap ada pada kejadian yang sangat besar (dahsyat)”. Q.S.22:1 Allah adalah pelindung orang-orang yang bertakwa.» nia maupun di akhirat.
kata itu apapun ia diletakkkan dan bagaimanapun ia Takwa merupakan manifestasi dari nilai-nilai luhur (QS.45:19)
digunakan, inilah yang disebut dengan makna ‘dasar’ yang berkisar pada empat hal; pertama, keimanan yang Pemaknaan kata takwa dengan kata ‘takut’ ini dapat MAKNA DASAR DZIKIR
kata itu. sejati dan murni; kedua, kesiapan untuk memancarkan diperkuat ayat-ayat lainnya yang menyandingkan kata Pengertian dzikir, secara etimologis (tinjauan bahasa)
Dalam Al-Qur’an, kata kitab menerima makna yang keimanan tersebut ke luar dalam bentuk tindakan kema- tersebut dengan kata-kata lain yang memiliki serupa. berasal dari asal kata : dzakara-yadzkuru-dzikran, yang
luar biasa penting bagai isyarat konsep religius yang nusiaan kepada sesama; ketiga, kesiapan untuk menjadi Diantara kata yang sering muncul di dalam al-Qur’an berarti menyebut atau mengingat. Sedang Bey Afirin
sangat khusus yang dilingkupi banyak kesucian.. Ini bagian masyarakat yang baik, yang mendukung sendi- adalah kata khasyyah dan kata khawf. mengartikan dengan tiga makna, yaitu; ingat, sebut,
dilihat dari kenyataan bahwa dalam konteks ini ia sendi kehidupan kemasyarakatan; keempat, keteguhan “Dan Sesungguhnya Telah kami berikan kepada Musa dan ajaran.
berdiri dalam hubungan yang sangat dekat dengan Wa- jiwa dalam menghadapi setiap kondisi dan situasi. Den- dan Harun Kitab Taurat dan penerangan serta penga- Ensikloopedi Islam menjelaskan bahwa dzikir ber-
hyu Ilahi, konsep-konsep yang cukup beragam yang gan demikian, makna takwa dalam hal ini menjadi lebih jaran bagi orang-orang yang bertakwa., (yaitu) orang- makna antara lain: menyebut. menuturkan, mengingat.
merujuk langsung pada kata tersebut. luas dan bulat. Takwa dalam hal ini berarti ‘kesadaran orang yang takut akan (azab) Tuhan mereka, sedang menjaga. atau mengerti perbuatan baik.
Ini berarti bahwa kata sederhana kitab dengan makna ketuhanan’ (God-consciousness), yaitu kesadaran ten- mereka tidak melihat-Nya, dan mereka merasa takut Dzikir dalam pengertian mengingat Allah, sebaiknya
dasarnya “kitab”, ketika diperkenalkan ke dalam sistem tang adanya Tuhan Yang Mahahadir dalam kehidupan akan (tibanya) hari kiamat.» (QS. Al-Anbiya›: 48-49) dilakukan setiap saat, baik secara lisan maupun dalam
khusus dan posisi tcrtentu yang jelas, memerlukan ban- manusia. Kesadaran atau takwa seperti ini mendorong Pada dasarnya terdapat sedikit perbedaan makna hati. Artinya, kegiatan apa pun yang dilakukan oleh
yak unsur semantik yang muncul dari situasi khusus jiwa untuk mengetahui dan meyakini bahwa dalam antara khasyyah dan khawf. Makna khawf sepintas seorang Muslim sebaiknya jangan sampai melupakan
ini, dan juga muncul dari hubungan keragaman 2 yang hidup ini tidak ada jalan menghindar dari Tuhan dan menunjukkan perasaan takut yang bersifat alamiah Allah SWT. Di mana pun seorang Muslim berada, se-
dibuat untuk mcnunjang konsep-konsep pokok lain pengawasanNya terhadap tingkah lakunya. Baik dalam umum, lazimnya rasa takut karena adanya gejala yang baiknya selalu ingat kepada Allah SWT., sehingga akan
tersebut. Dan sebagaimana sering terjadi, unsur-unsur sirr maupun ‘alaniyah. Dengan kata lain, kesadaran tidak lazim dan misterius. Misalnya peristiwa apa dira- menimbulkan cinta beramal saleh kepada Allah SWT.
baru cenderung mempengaruhi dan sering secara esen- akan kehadiran Tuhan dalam hidup ini mendorong kita sakan Nabi Musa as., ketika beliau melihat tongkat dan serta main berbuat dosa dan maksiat kepada-Nya.
sial memodifikasi makna asli dari kata itu. untuk menempuh jalan hidup sesuai garis-garis yang tali dengan cara menakjubkan tiba-tiba menjadi ular. Sedangkan dzikir dalam arti menyebut nama Allah
Jadi, makna ‘dasar’ kata adalah sesuatu yang me- diridlaiNya dan sesuai dengan ketentuanNya. Peristiwa ini disebut berulang-ulang dengan menggu- yang diamalkan secara rutin biasa disebut wirid. Dan
lekat pada kata itu sendiri, yang selalu terbawa di Takwa merupakan satu konsep kunci dari keiman- nakan kata khawf. Misalnya,”Dan lemparkanlah tong- amalan ini termasuk ibadah mahdhah. yaitu ibadah
mana pun kata itu diletakkan, sedangkan makna ‘re- an. Antara keduanya terdapat hubungan yang tak ter- katmu». Maka tatkala (tongkat itu menjadi ular dan) langsung kepada Allah SWT. Sebagai ibadah mahdhah,
lasional’ adalah sesuatu yang konotatil yang diberikan pisahkan, bahkan saling menjelma. Takwa bukanlah Musa melihatnya bergerak-gerak seperti dia seekor ular maka dzikir jenis ini terikat dengan norma-norma iba-
dan ditambahkan pada makna yang sudah ada dengan tingkatan dari ketaatan seseorang kepada Allah akan yang gesit, larilah ia berbalik ke belakang tanpa me- dah langsung kepada Allah, yaitu harus ma ‘tsur (ada
meletakkan kata itu pada posisi khusus dalam bidang tetapi ia merupakan penamaan bagi setiap orang yang noleh. «Hai Musa, janganlah kamu takut. Sesungguh- contoh atau ada perintah dari Rasulullah SAW).
khusus berada pada relasi yang berbeda dengan semua beriman dan mengamalkan amal shaleh. Orang yang nya orang yang dijadikan rasul, tidak takut di hadapan- Secara terminologis definisi dzikir banyak sekali.
kata-kata penting lainnya dalam sistem tersebut. telah mencapaii puncak ketaatan dapat disebut orang Ku.» (QS. Al-Naml: 10) Ensiklopedi National Indonesia menjelaskan, dzikir
Dalam hal ini, penulis berusaha untuk mengetahui yang bertakwa, tetapi orang yang belum berhasi men- Selain itu kata khawf seringkali digunakan dalam adalah ingat kepada Allah dengan menghayati kehad-
makna semantik yang terkandung dalam kata taqwa, capai puncaknya pun juga dapat disebut bertakwa. Bah- ayat-ayat al-Qur’an yang berkenaan dengan siksa nera- iran-Nya, ke-Maha Sucian-Nya ke-Maha Terpuji-Nya
ddzikir, dan falah. kan Toshihiko Izutsu merumuskan satu konsep bahwa ka agar manusia tidak melanggar aturan maupun syariat dan ke-Maha Besaran-Nya. Dddzikir merupakan sikap
orang beriman adalah orang yang tunduk dengan penuh yang digariskan. Misalnya: batin yang bisa diungkapkan melalui ucapan tahlil (La
MAKNA DASAR DAN RELASI TAKWA rasa takut kepada Allah. Hubungan mesra antara dua “Dan sekali-kali tidak ada yang menghalangi kami Ilaha Illa Allah, artinya tidak ada Tuhan selain Allah),
Secara harfiah taqwa berasal dari kata waqaa, yaqii kata ini di dalam al-Qur’an disebutkan, untuk mengirimkan (kepadamu) tanda-tanda (kekua- tasbih (Subhana Allah, artinya Maha Suci Allah), tah-
wiqaayah yang berartii memelihara menjaga dan lain “Kehidupan dunia dijadikan indah dalam pandangan san kami), melainkan Karena tanda-tanda itu Telah mid (A1 Hamdulilldh, artinya segala puji bagi Allah),
sebagainya. Takwa juga berarti menghindar, takwa orang-orang kafir, dan mereka memandang hina orang- didustakan oleh orang-orang dahulu dan Telah kami dan takbir (Allahu Akbar, artinya Allah Maha Besar).

10 11
Wacana Volume XIII No.1, Februari 2014 Muhtadin , Kajian Komunikasi Allah Tentang Taqwa, Dzikir, Dan Falah Dalam Makna Semantik

Sedangkan menurut Aboe Bakar Atjeh, dalam bu- bentuk dzikir pertama dan kedua. Jika dzikir pertama but pada mulanya digunakan oleh pengguna bahasa gin memantapkannya dalam benak.
kunya Pengantar Ilmu Tarekat Uraian tentang Mistik, dan kedua hanya bersifat individual, maka dzikir ketiga Arab dalam arti sinonim lupa. Ada juga sebagian pakar Para ulama yang berkecimpung dalam bidang olah
dzikir ialah ucapan yang dilakukan dengan lidah, atau ini lebih bersifat sosial; mempunyai kepedulian dan ke- yang berpendapat bahwa kata itu pada mulanya berarti Jiwa mengingatkan bahwa dzikir kepada Allah, secara
mengingat Tuhan dengan hati, dengan ucapan atau in- pekaan sosial kemasyarakatan. Dan, model dzikir ini mengucapkan dengan lidah menyebut sesuatu. Mak- garis besar dapat dipahami dalam pengertian sempit dan
gatan yang mensucikan Tuhan dan membersihkan-Nya yang paling banyak disinggung dalam Al-Quran. na ini kemudian berkembang menjadi ”mengingat”, dapat juga dalam pengertian luas. Yang dalam penger-
dari sifat-sifat yang tidak layak untuk-Nya, selanjutnya Sedang Abdul Aziz Musthafa membagi dzikir men- karena mengingat sesuatu seringkali mengantar lidah tian sempit adalah yang dilakukan dengan lidah saja.
memuji dengan puji-pujian dan sanjung-sanjungan den- jadi 4 (empat) macam, yaitu; 1). Membaca al-Qur’an, menyebutnya. Demikian juga, menyebut dengan lidah Dzikir dengan lidah ini adalah menyebut-nyebut Allah
gan sifat-sifat yang sempurna, sifat-sifat yang menun- 2) membaca tasbih, tahmid, tahlil, takbir dan istighfar, dapat mengantar hati untuk mengingat lebih banyak atau apa yang berkaitan dengan-Nya, seperti mengu-
jukan kebesaran dan kemurnian. 3) membaca shalawat atas Nabi Muhammad saw. 4) lagi apa yang disebut-sebut itu. capkan Tasbih, Tahmid, Tahlil, Takbir, Hauqalah, dan
Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqi, dalam dzikir-dzikir yang telah ditentukan. Kalau kata “menyebut” dikaitkan dengan sesuatu, lain-lain. Bisa juga pengucapan lidah disertai dengan
bukunya Pedoman dzikir dan Doa, menjelaskan. Kebanyakan ulama klasik (seperti; Imam Nawawi, maka apa yang disebut itu adalah namanya. Pada sisi kehadiran kalbu, yakni membaca kalimat-kalimat
Dzikir adalah menyebut Allah dengan membaca tas- Syaikh Amin Al Kurdi, an-Naisabury, dll) membagi lain, bila nama sesuatu terucapkan, maka pemilik nama tersebut disertai dengan kesadaran hati tentang kebesa-
bih (subhan’allah), membaca tahlil (la ilaha illallah). dzikir ini hanya pada dua bagian saja, yaitu ddzikir itu diingat atau disebut sifat, perbuatan, atau peristiwa ran Allah yang dilukiskan oleh kandungan makna kata
membaca tahmid (al-hamdulillahi). membaca taqdis lisan dan ddzikir dalam hati. yang berkaitan dengannya. Dari sini kata dzikrullah yang disebut-sebut itu.
(quddusun), membaca takbir (Allahu Akbar), mem- Mengenai tingkatan /peringkat dzikir, para ahli makri- dapat mencakup penyebutan nama Allah atau ingatan Kehadiran dalam kalbu/benak dapat terjadi dengan
baca hauqalah (la hawla wa la quwwata illa billahi), fat (tasauf) membagi dalam 4 (empat) tingkatan, yaitu; menyangkut sifat-sifat atau perbuatan-perbuatan Allah, upaya pemaksaan diri untuk menghadirkannya dan
membaca hasbalah (hasbiyallahii), membaca basmalah Dzikir dengan lesan( Ddzikir Jahar), yaitu ddzikir surga atau neraka-Nya, rahmat atau siksa-Nya, perintah dapat juga—dan ini merupakan tingkatan yang lebih
(bismillahirrahmanirrahim), membaca al-Quranul Ma- tingkat yang paling dasar, bagi orang-orang awam. ; atau larangan-Nya dan juga wahyu-wahyu-Nya, bah- tinggi— tanpa pemaksaan diri. Sedangkan peringkat
jid dan membaca doa-doa yang ma ‘tsur, yaitu doa-doa Dzikir Khafi (samar), disebut juga ddzikir itsbat, kan segala yang dikaitkan dengan-Nya. dzikir yang tertinggi adalah larutnya dalam benak si
yang diterima dari Nabi SAW. karena hanya diucapkan dalam hati dan tidak bersu- Mengingat adalah satu nikmat yang sangat besar, pedzikir sesuatu yang diingat itu, sehingga ia terus-
Syeikh Abu Ali ad-Daqqaq berkomentar, “dzikir ara diikuti akal pikiran dengan penuh penghayatan se- sebagaimana lupa pun merupakan nikmat yang tidak menerus hadir walau seandainya ia hendak dilupakan.
adalah tebaran kewalian. Seseorang yang dianugerahi hingga nur illahi masuk ke dalam hati, ingatan hanya kurang besarnya. Ini tergantung dari objek yang diingat. Sebaliknya, berdzikir dengan lidah semata adalah per-
keberhasilan dalam dzikir berarti telah dianugerahi ta- semata=mata kepada Allah SWT. Dan akhirnya terjadi Sungguh besar nikmat lupa bila yang dilupakan adalah ingkat dzikir yang terendah. Kendati demikian, dzikir
buran itu, dan orang yang tidak dianugerahinya berarti penyatuan, seakan-akan hanya dipenuhi oleh ddzikir. kesalahan orang lain, atau kesedihan atas luputnya nik- dengan lidah tidak luput dari manfaat—walau hanya
telah dipecat.” Sedang lafadz yang diucapkan adalah lafadz ismudzat. mat. Dan sungguh besar pula keistimewaan mengingat sedikit—dan karena itu pesan orang-orang arif ke-
Dzun Nuun al-Mishry menegaskan, “Seorang yang Dzikir ruh, yaitu ddzikir hati dan ddzikir lesan bers- jika ingatan tertuju kepada hal-hal yang diperintahkan pada mereka yang baru sampai pada peringkat teren-
benar-benar dzikir kepada Allah akan lupa segala ses- ama-sama. Allah untuk diingat. dah ini agar jangan meninggalkan dzikir. Kata mereka:
uatu selain dzikirnya. Allah akan melindunginya dari Dzikir rahasia, dzikrus sirri, yaitu, ddzikir lisan, Kembali kepada kata dzikir, secara umum dapat juga “Bersyukur dan pujilah Allah swt. yang telah menga-
segala sesuatu. dan ia diberi ganti dari segala sesuatu.” ddzikir hati dan ddzikir ruh bersama-sama/serentak, dikatakan bahwa kata itu digunakan dalam arti me-me- nugerahkan salah satu anggota badan, yakni lidah, un-
Mengenai macam-macam dzikir, H.M. Amin Syukur puncak dari ddzikir adalah ddzikir hakiki, yaitu ddzikir lihara sesuatu, karena tidak melupakan sesuatu berarti tuk melakukan dzikir kepada Allah dan berupayalah un-
menjelaskan sebagai berikut; yang dilakukan oleh seluruh jiwa raga lahiriyah dan ba- memeliharanya atau terpelihara dalam benaknya. Dari tuk menghadirkan kalbu saat menyebut-nyebut-Nya.”
Dzikir dengan lisan; yaitu mengucapkan tasbih, tah- tiniyah, kapan dan di mana saja. sini pula maka kata dzikir tidak harus selalu dikaitkan Dzikir dalam pengertian luas adalah kesadaran ten-
mid, tahlil dan sebagainya. Intinya dzikir lisan ini adalah dengan sesuatu yang telah terlupakan, tetapi bisa saja ia tang kehadiran Allah di mana dan kapan saja, serta
berdzikir dengan menyebut nama Allah dan sifat-Nya. MAKNA KORELASI DZIKIR masih tetap berada dalam benak dan terus terpelihara. kesadaran akan kebersamaan-Nya dengan makhluk;
Dalam kaitan ini Allah memerintahkan, “... dan sebut- M Quraish Syihab menjelaskan, kata dzikr sendiri, Dengan berdzikir, sesuatu itu direnungkan dan diman- kebersamaan dalam arti pengetahuan-Nya terhadap apa
lah Tuhanmu (waktu) pagi dan petang,” (QS Al-Insan bisa dikaitkan dengan akal pikiran dalam arti mengin- tapkan pemeliharaannya. Renungan itu bisa dilanjutkan pun di alam raya ini serta bantuan dan pembelaan-Nya
[76]: 25). Dzikir dengan lisan merupakan dzikir pada gat atau dalam arti sesuatu yang mengantar akal untuk dengan mengucapkannya lewat lidah dan bisa juga ber- terhadap hamba-hamba-Nya yang taat. Dzikir dalam
taraf elementer. Ucapan lisan akan membimbing hati, meraih apa yang belum diraihnya dan inilah yang ber- henti pada merenungkannya tanpa keterlibatan lidah. peringkat inilah yang menjadi pendorong utama melak-
agar selalu ingat kepada-Nya. Setelah dia terbiasa den- makna peringatan. Bisa iuga dengan menghadirkan ke Karena itu pula ketika Rasul saw. dan orang-orang yang sanakan tuntunan-Nya dan menjauhi larangan-Nya,
gan dzikir, maka dengan sendirinya hati yang bersang- dalam benak apa yang tadinya terlupakan dan inilah dekat kepada Allah swt. diperintahkan untuk berdzikir, bahkan hidup bersama-Nya. Ketika itu, seperti yang
kutan menjadi ingat. yang berarti mengingat. Kalau kata ddzikir dikaitkan mengingat Allah atau asma’-Nya, maka itu tidak be- dilukiskan oleh sufi besar Abu al-Qasim al-Junaid (w.
Ingat Tuhan dalam hati itu merupakan sikap ingat, dengan lidah maka ia bisa berarti menyebut-nyebut, rarti bahwa mereka tidak berdzikir sebelum perintah 910 M):
tanpa menyebut atau mengucapkan sesuatu. Dzikir sep- dan dalam konteks ayat ini pelakunya adalah orang lain itu datang apalagi melupakan-Nya. Karena itu, tidaklah Dia tidak menoleh kepada dirinya lagi, selalu dalam
erti ini juga diperintahkan oleh Allah. Dan, dalam posisi yakni menyebut kebaikan dan keistimewaan siapa yang keliru orang yang berkata bahwa dzikir adalah kondisi hubungan intim dengan Tuhan melalui dzikir, senantia-
ini seseorang secara kontinyu selalu ingat kepada-Nya: diturunkan kepadanya dan untuknya wahyu itu. Dari kejiwaan yang menjadikan seseorang memelihara ses- sa menunaikan hak-hak-Nya. Dia memandang kepada-
“Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah kepada sini kata dzikr dipahami dalam arti kemuliaan. Hemat uatu yang telah diperoleh sebelumnya. Nya dengan mata hati , terbakar hatinya oleh sinar haki-
Allah sebanyak-banyaknya, “ (QS Al-Ahzab [33]: 4). penulis, kedua makna di atas dicakup oleh kata dzikr. Dari sini dzikir dapat dipersamakan dengan mengha- kat llahi, meneguk minum dari gelas cinta kasih-Nya,
Dan bentuk dzikir yang ketiga ialah dengan aktifitas Yakni al-Qur’an adalah kemuliaan sekaligus perin- fal, hanya saja yang ini tekanannya lebih pada upaya tabir pun terbuka baginya sehingga sang Maba Kuasa
sosial, yakni berdzikir dengan menginfakkan sebagian gatan. memperoleh pengetahuan dan menyimpannya dalam muncul dari tirai-tirai gaib-Nya, maka tatkala berucap,
harta untuk kepentingan sosial, melakukan hal-hal yang Lebih detail M Quraish Shihab memaparkan penger- benak, sedang dzikir adalah menghadirkan kembali apa dengan Allah dia, tatkala berbicara, demi Allah dia, tat-
berguna bagi pembangunan bangsa dan negara serta tian dzikir sebagai berikut; yang tadinya telah berada dalam benak. Atas dasar ini, kala bergerak, atas perintah Allah dia, tatkala diam, ber-
agama. Dzikir ini merupakan refleksi dari dzikir lisan Kata dzikir dalam berbagai bentuknya ditemukan maka dzikir dapat terjadi dengan hati atau dengan lisan, sama Allah dia. Sungguh dengan, demi, dan bersama
dan dzikir hati, yang manfaatnya lebih terlihat daripada dalam al-Qur’an tidak kurang dari 280 kali. Kata terse- baik karena sesuatu telah dilupakan maupun karena in- Allah selalu dia.

12 13
Wacana Volume XIII No.1, Februari 2014 Muhtadin , Kajian Komunikasi Allah Tentang Taqwa, Dzikir, Dan Falah Dalam Makna Semantik

Allah Yang Maha Tinggi, tanpa diingat dan disembah dan penampilannya lebih indah dari pada binatang ha- keberuntungan. Orang yang menghalalkan riba dian- amu ?. Ingatlah ketika Dia menjadikan kamu sebagai
akan tetap merupakan Tuhan Yang Maha Kuasa. Manu- lal yang lain. Oleh karena dalam benak seorang muslim cam dengan ancaman yang berat yaitu, api neraka. Ini khalifah-khalifah setelah kaum Nuh, dan Dia lebihkan
sialah yang butuh kepada Allah. ketika akan tampil menyembelih, selalu terlintas apa mengisyaratkan bahwa pengertian keberuntungan disi- kamu dalam kekuatan tubuh dan perawakan. Maka
“Ingatlah, karena ingat kepada Allah itu menguntung- yang dihalalkan dan apa yang diharamkan Allah SWT., ni terjadi pada dua hal, yaitu keberuntungan didunia ingatlah akan nikmat-nikmat Allah agar kamu berun-
kan untuk orang beriman “(Q., S. al-Dzariyat/51:55). dan ini menunjukkan bahwa ketika itu dia mengingat dengan keuntungan dalam ekonomi, dan juga keberun- tung”. Q.S.7:69
Dalam ayat di atas ada kata “dzikra”, yang mempun- Allah swt.,yang berwenang menghalalkan dan meng- tungan di akhirat yaitu terjauh dari siksa api neraka. Se- Ayat ini disebutkan bahwa orang yang akan mem-
yai arti yang sama dengan kata “ddzikir”, tetapi dengan haramkan sesuatu (walaupun hal tersebut tidak diucap- baliknya orang yang memakan riba, secara lahiriyah ia peroleh keberuntungan adalah orang yang pandai ber-
bahasa yang lebih halus (ablagh). Jadi, dapat dikatakan kannya). Pemilihan binatang halal – oleh seorang Mus- mendapatkan harta, namun secara hakekat ia telah ke- syukur dengan penuh kerendahan hati akan nikmat-nik-
bahwa dengan ingat kepada Allah menurut pengertian lim - telah merupakan bukti bahwa dia mengingat atau hilangan harta. Yaitu dengan banyaknya orang yang iri mat Allah yang telah dianugerahkan-Nya, baik berupa
yang benar, secara tersurat dan tersirat, sesuai dengan dalam istilah ayat ini ia berddzikir kepada Allah. Hal ini dan selalu merongrong terhadap keamanan eksistensi kelebihan manusia dari makhluk lain atau kelebihan
kemampuan, akan betul-betul berguna bagi kehidupan telah cukup untuk menilai bahwa sembelihannya halal, hartanya. Berbeda dengan orang yang menyedekahkan yang satu dari yang lainnya, di bidang jasmani, piki-
orang beriman. baik dia mengucapkan dzikir itu dengan lidahnya, mau- hartanya, secara lahiriyah ia kehilangan harta, namun ran, ketegaran dan kemampuan sehingga manusia lebih
Allah meminta manusia untuk ddzikir kepada-Nya. pun tidak. secara hakekat ia dengan mudah akan mendapatkan tinggi , kuat, dan kekar, serta lebih cerdas dibanding
Dengan ddzikir kepada Allah, hati kita akan tenteram. ganti dari harta yang ia sedekahkan. Logikanya, dengan umat sebelum kamu, atau dibanding umat segenerasi
“Orang-orang yang beriman, hati mereka tenang den- MAKNA DASAR FALAH menyedekahkan hartanta, banyak orang yang menaruh kamu. Ayat-ayat sebelumnya menjelaskan tentang
gan ddzikir kepada Allah. Ketahuilah bahwa dengan Makna dasar falah adalah keberuntungan, berasal respect terhadapnya, sehingga hal tersebut berakibat syarat keimanan dan ketakwaan dalam meraih ke-
ddzikir kepada Allah, hati akan menjadi tenang” (Q., s. dari kata falaha yaflihu falahan, yaitu pengertian bagi terhadap lancarnya usaha yang ia geluti dan juga ban- beruntungan. Sedangkan ayat ini menjelaskan di samp-
aI-Ra’d/13:28). orang yang mendapatkan sesuatu yang ia harapkan, yak orang yang berlangganan terhadapnya. Di samping ing ketakwaan dan keimanan juga disertai dengan rasa
Ingat kepada Allah akan menjauhkan manusia dari sukses dalam kehidupannya, dan lancar dalam tiap ak- mendapatkan pahala dari tuhan dengan amal kebaikan- syukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah terhadap
setan. Setan itu menjanjikan kemiskinan dan al-fahsya’ tivitasnya. Arti dasar falah ini umum bagi orang yang nya. Sehingga ia menjadi orang yang beruntung di du- manusia. Sehingga dengan rasa syukur ia terhindar dari
(perbuatan keji dan dosa), sedangkan Allah menjanji- mendapatkan kesuksesan dalam tiap hal. Baik urusan nia dan akhirat. rasa sombong dan ‘ujub yang justru menjadi penyebab
kan ampunan dan keutamaan (Q., s. al-Baqarah/2:268). di dunia maipun akhirat. Seseorang dapat dikatakan Makna keberuntungan di dunia dan akhirat dalam terhalangnya sebuah keberuntungan itu sendiri. Juga
Setan mendatangkan permusuhan serta kebencian dan mendapatkan keberuntungan ketika ia mengharapkan kata falah diperkuat dengan ayat Q.S. Ali Imran [3] : dalam surat Q.S. Al Anfaal [8] : 45.
menghalang-halangi manusia untuk mengingat Allah. sesuatu dan menjadi kenyataan. Karena ia mendapat- 200 yang menyatakan falah merupakan hasil/buah dari “Wahai orang-orang yang beriman ! Apabila kamu
Ini jelas sekali dalam hubungannya dengan larangan kan sesuatu yang ia harapkan, ia masuk dalam arti dasar sebuah ketekunan seseorang dalam menjalankan iba- bertemu pasukan (musuh), maka berteguh hatilah dan
meminum khamar dan bermain judi. kata falah. dah. sebutlah (nama) Allah banyak-banyak (berdzikir dan
Dari uraian di atas dapat dipahami tentang makna Menurut hemat penulis, makna dasar falah dalam kon- ”Wahai orang-orang yang beriman ! Bersabarlah berdo’a) agar kamu beruntung”. Q.S.8:45
dzikir sebagai kata kerja (mengingat) dalam al-Qur’an sep ushul fiqih disebut dengan makna hakekat lughowi, kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah ber- Kata tuflihun dalam ayat ini mengandung pengertian
mempunyai berbagai pengertian: yaitu suatu bahasa yang dipergunakan oleh masyarakat siap-siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah keberuntungan akan diperoleh oleh orang yang beriman
Mengucapkan dan menyebut nama Allah, serta meng- sesuai dengan istilah lughot. Oleh karena itu, kata falah kepada Allah agar kamu beruntung”. Q.S.3:200 yang selalu berteguh hati, yang memelihara semangat,
hadirkannya dalam ingatan. sesuai dengan makna dasar dalam metodologi semantik Ketika kata falah dikaitkan dengan Q.S. Al Maidah menjaga dan mempertahankan kebenaran, yang selalu
Mengingat nikmat Allah dengan menghadirkan Allah atau makna hakekat lughowi dalam metodologi ushul [5] : 35 menyebut nama Allah dengan sebanyak-banyaknya.
dalam kehidupan kita, dengan menjalankan kewajiban fiqih adalah keberuntungan. ’Wahai orang-orang yang beriman ! Bertakwalah ke- Menurut hemat penulis, dalam ayat-ayat al-Qur’an
kita sebagai hamba Allah. Keberuntungan merupakan bagian dari sebuah keba- pada Allah dan carilah wasilah (jalan) untuk mendekat- di atas semua menjelaskan terhadap sebab-sebab hal
Mengingat Allah dengan menghadirkannya dalam hagiaan yang diidam-idamkan oleh setiap orang. Orang kan diri kepada-Nya, dan berjihadlah (berjuanglah) di yang bisa menghantarkan terhadap sebuah keberun-
hati, yang disertai dengan tadabbur, baik disertai den- yang memiliki keberuntungan, baik itu dengan kepe- jalan-Nya, agar kamu beruntung”. Q.S.5:35 tungan. Makna keberuntungan dalam falah ini disikapi
gan ucapan lisan atau tidak. milikan terhadap harta, sahabat, dan kekuasaan dapat Ayat ini disebutkan orang yang beruntung sebagaima- oleh Ibnu Mandzur sebagai keberuntungan abadi di
Allah mengingat hamba-Nya melalui pembalasan berbuat apa saja sesuai yang ia mau. Dan dengan ke- na diterangkan dalam ayat ini adalah orang-orang yang dunia akhirat. Keberuntungan di dunia dengan keun-
kebaikan kepada mereka dan mengangkat derajatnya. beruntungan pula ia dapat berbuat kebaikan, menolong beriman, orang yang bertaqwa, dan orang yang ber- tungan dalam setiap aktivitasnya, dan juga keberun-
Mutawalli asy-Sya’rawi, ulama besar Mesir kontem- orang yang membutuhkan, dan dapat beribadah pada sungguh-sungguh mencari jalan mendekatkan diri ke- tungan di akhirat yaitu terjauh dari siksa api neraka
porer, menulis dalam tafsirnya bahwa yang menim- Allah dengan tenang. Dengan keberuntungan itu pula pada-Nya, dan orang yang berjihad di jalan-Nya. Ayat dan meraih tiket masuk surga. Al-Qur’an memberikan
bulkan perbedaan pendapat adalah tidak dibatasinya ia dapat melakukan kebajikan yang dapat menambah ini menjelaskan syarat mutlak bagi orang yang men- pelajaran bahwa dalam suatu keberuntungan terdapat
apa yang dimaksud dengan dzikir dalam firman-Nya: kemuliaannya di sisi Allah SWT. ginginkan keberuntungan dunia akhirat adalah dengan suatu hukum sebab-akibat (kausalitas). Terbukti un-
yudzkar ism Allah. Asy-Sya’rawi bertanya, apakah Kata falah ketika dihubungkan dengan ayat-ayat menjalankan ketaqwaan, mendekatkan diri pada Allah, tuk mendapatkan suatu keberuntungan seseorang ha-
yang dimaksud berddzikir oleh ayat ini apakah me- dalam Al-Qur’an adalah keberuntungan, keselamatan, dan berjiihad di jalan-Nya. Di sini kata falah yang mak- rus mempunyai ketakwaan, keimanan, dan rasa syukur
nyebut nama-Nya dengan lidah, atau sekedar terlin- dan langgeng dalam kenikmatan dan kebaikan. Hal itu na dasarnya adalah keberuntungan secara mutlak, ke- pada Allah swt. Hal tersebut berlaku dalam tiap aspek
tas dalam benak? Asy Sya’rawi cenderung memaknai tercermin dalam al-Qur’an surat Q.S. Ali Imran [3] : tika dihubungkan dengan ayat-ayat al-Qur’an berubah kehidupan, seseorang yang menginginkan kesuksesan
kata dzikr pada ayat di atas dalam arti terlintas dalam 130] tentang pelarangan riba. menjadi sebuah keberuntungan dunia akhirat yang han- tidak bisa terlepas dari usaha yang keras dalam mem-
benak, dengan alasan bahwa Nabi saw., dalam hadis “Wahai orang-orang yang beriman ! Janganlah kamu ya bisa didapatkan oleh orang-orang yang beriman dan perolehnya.
beliau menggunakan kata itu untuk sesuatu yang terlin- memakan riba dengan berlipat ganda, dan bertakwalah bertaqwa. Dalam surat Q.S. Al A’Raaf [7] : 69 Kata falah dengan makna keberuntungan diperkuat
tas dalam benak. Karena itu asy-Sya’rawi menguatkan kepada Allah agar kamu beruntung”. Q.S. 3:130 “Dan herankah kamu bahwa ada peringatan yang oleh kata Sa’idun dan Syaqiyyun dalam sebuah ri-
pendapat Imam Syafi’i di atas. Seorang muslim boleh Dalam ayat ini yang diakhiri dengan peringatan Allah, datang dari Tuhanmu melalui seorang laki-laki dari wayat, bahwa terdapat beberapa 4 klasifikasi tentang
jadi enggan menyembelih satu binatang yang bentuk supaya bertaqwa kepada-Nya supaya kamu mendapat kalanganmu sendiri, untuk memberi peringatan kepad- keberuntungan dan celaka seorang hamba. Pertama,

14 15
Wacana Volume XIII No.1, Februari 2014 Muhtadin , Kajian Komunikasi Allah Tentang Taqwa, Dzikir, Dan Falah Dalam Makna Semantik

seseorang yang beruntung di dunia dan celaka di akhi- adalah internalisasi diri sebagai makhluk ciptaan Al- beruntungan disini terjadi pada dua hal, yaitu keberun- Ka’bah, Rifyal, Ddzikir Dan Doa Dalam Al Quran,
rat. Seperti orang kaya yang kafir, mereka dapat ber- lah dengan menanamkan keimanan yang dalam akan tungan didunia dengan keuntungan dalam ekonomi, Paramadina, Jakarta, 1999.
bahagia di dunia, namun harus mendapatkan balasan ke-Esa-an dalam diri manusia. Kesalehan sosial adalah dan juga keberuntungan di akhirat yaitu terjauh dari al-Kumayi, Sulaiman, Berddzikir dan Sehat Ala Ustadz
siksa di akhirat. Kedua, seseorang yang celaka di du- bentuk aktualisasi diri terhadap lingkungan sosialnya. siksa api neraka. H. Haryono, Menguak Pengobatan Penyakit,
nia dan beruntung di akhirat, yaitu seorang muslim taat Dzikir juga memiliki dua arti yaitu moralitas Ila- Konsep al-Qur`an tentang taqwa-dzikir-falah setali dengan Daya Terapi Ddzikir, Syifa Press, Sema-
yang miskin dan teraniaya. Ia tidak dapat hidup di du- hiyyat dan moralitas insaniyyat. Moralitas Ilahiyyat tiga uang dimana ketiga konsep ini mempunyai penca- rang, 2005.
nia dengan memenuhi seluruh kebutuhannya, namun merupakan bentuk pengabdian dan penyerahan diri se- paian hidup melangit dan hidup membumi. Pencapaian M Majma’ al-Lughah al-’Arabiyyah, Mu jam Alfdzh
dengan ketaatan dan keimanannya ia dapat menggapai bagai bagian dari penciptaan manusia sebagai hamba. hidup melangit diapresiasikan oleh taqwa pada bentuk al-Qur ‘an al-Karim (Kairo: Dar al-Syuruq, t.t.).
keberuntungan di akhirat kelak. Ketiga, seseorang Moralitas insaniyyat mrupakan bentuk tanggung jawab kesalehan individu sedangkan oleh dzikir pada bentuk Mandzur, Ibnu, Lisanul Arab, Beirut: Darus Sodir, t.t,
yang celaka dunia akhirat, yaitu seseorang kafir yang manusia terhadap kehidupan sehari-hari baik kepada moralitas Ilahiyyat yang berujung pada keberuntungan jilid 2.
miskin dan teraniaya, ia tak dapat memenuhi kebutu- manusia maupun mahluq yang lain. berkelanjutan atau keberuntungan yang di dapat dari Munawwir, A. Warson, Kamus al-Munawwir, Sura-
han hidupnya di dunia sekaligus dengan kekafirannya Falah merupakan proses yang telah dilakukan me- Allah kelak di akherat. baya: Pustaka Progressif, 1984.
ia mendapatkan balasan neraka di akhirat kelak. Keem- lalui jalan taqwa dan dzikir sehingga keberuntungan- Musthafa, Abdul Aziz, 10 Sebab dicintai Allah, terj.
pat, seseorang yang beruntung di dunia akhirat, adalah nya pun meliputi keberuntungan profan yang bersifat DAFTAR PUSTAKA Faishal , CMB Press, Jakarta, 2007.
orang yang hidup berkecukupan di dunia dan dengan duniawi dan keberuntungan berkelanjutan yaitu berupa Arifin, Bey, Mengenal Tuhan, PT Bina Ilmu, Surabaya, an-Naisabury, al-Qusyairy, Risalatul Qusyairiyah, In-
ketaatannya ia mendapat balasan surga di akhirat kelak. keberuntungan ukhrawi. t.t. duk Ilmu Tasauf, terj. Muh
Ibnu Atsir menyikapi kata falah bukan dari hakekat Atjeh, Aboe Bakar, Pengantar Ilmu Tarekat, Ramad- Syukur, M Amin, Dzikir Menyembuhkan Kankerku,
kata tersebut, namun sebagai majaz yang diartikan se- KESIMPULAN hani, Solo, cet. 7, 1992. Hikmah, Jakarta, 2007.
bagai perantara yang menghantarkan terhadap sebuah Secara harfiah taqwa berasal dari kata waqaa, yaqii Dasuki, Hanafiah, dkk., Ddzikir, dalam Ensiklopedi Is- Simpul-simpul Keagamaan Pribadi: Taqwa, Tawakkal,
keberuntungan, hal itu ia terapkan dalam lafadz adzan wiqaayah yang berartii memelihara menjaga dan lain lam, Jld. 5., t.p., t.tp. 1995. dan Ikhlas,
yang berbunyi Hayya ’alal falaah. Dalam lafadz adzan sebagainya. Takwa juga berarti menghindar, takwa Djamil, M Muhsin, Tarekat dan Dinamika Sosial Poli- Setiawan dkk., Ensiklopedi Nasional Indonesia, jld. 4,
ini ia tidak memaknai bersegeralah untuk mendapat ke- dalam arti ini mencakup tiga aspeks. Pertama, meng- tik, Tafsir Sosial Sufisme Nusantara, Pustaka Pe- Cipta Adi Pustaka, t.th.
beruntungan, namun ia memaknai dengan bersegeralah hindar dari sikap kufur dengan jalan beriman kepada lajar Offset, Yogyakarta, 2005. Ash Shiddiqy, Teungku Muhammad Hasbi, Pedoman
untuk mengerjakan hal yang menghantarkan terhadap Allah. Kedua, berupaya melaksanakan perintah Allah Faridl, Ahmad, al-Taqwa; al-Durratul Mafqudah waal- Ddzikir dan Doa, Pustaka Riski Putra, Sema-
keberuntungan, yaitu shalat berjama’ah. sejauh kemampuan yang dimiliki dan menjauhi laran- Ghayah al-Mansyudah. rang, 1997.
Keberuntungan adalah istilah yang digunakan dalam gan-Nya. Ketiga, menghindar dari segala aktifitas yang Hakim, Lukman, Rasalah Gusti, Surabaya, 1997. Sunanto, Musyrifah, Sejarah Peradapan Islam, Raja
tradisi etika, para pemikir Islam seperti Ghazali me- menjauhkan pikiran dari Allah. Inilah tingkatan upaya HR Bukhari: 1/114, Muslim: 1/157-158, al-Tirmidzi: Grafindo Persada, Jakarta, 2005.
mahami makna keberuntungan tersebut sesuai dengan menghindar yang tertinggi. X/87-88, Abu Dau: 4670 dan al-Nasai: VIII/97. Syihab. M Quraish, Tafsir Al Mishbah Pesan, Kesan
konsep dalam Al-Qur’an mengenai kodrat manusia dan M Quraish Syihab menjelaskan, kata dzikr sendiri, Ifram, Fuad, Munjid at-Tullab, Beirut: Darul Masyriq, dan Keserasian Al Qur’an, Vol 12, Lentera Hati,
akibat perbuatan-perbuatan terhadapnya dalam kehidu- bisa dikaitkan dengan akal pikiran dalam arti mengin- 1956. Jakarta, Cet. V, 2006.
pan ini dan di akhirat nanti. gat atau dalam arti sesuatu yang mengantar akal untuk Izutsu, Toshihiko, Etika Beragama dalam Al-Qur’an, Yunus, Mahmud, Kamus Arab-Indonesia, Hidakarya
meraih apa yang belum diraihnya dan inilah yang ber- Jakarta: Pustaka Firdaus, cet. 2. Agung, Jakarta, 1989..
KORELASI ANTARA TAQWA-DZIKIR-FALAH makna peringatan. Bisa iuga dengan menghadirkan ke
Konsep al-Qur`an tentang taqwa-dzikir-falah setali dalam benak apa yang tadinya terlupakan dan inilah
tiga uang dimana ketiga konsep ini mempunyai penca- yang berarti mengingat. Kalau kata ddzikir dikaitkan
paian hidup melangit dan hidup membumi. Pencapaian dengan lidah maka ia bisa berarti menyebut-nyebut,
hidup melangit diapresiasikan oleh taqwa pada bentuk dan dalam konteks ayat ini pelakunya adalah orang lain
kesalehan individu sedangkan oleh dzikir pada bentuk yakni menyebut kebaikan dan keistimewaan siapa yang
moralitas Ilahiyyat yang berujung pada keberuntungan diturunkan kepadanya dan untuknya wahyu itu. Dari
berkelanjutan atau keberuntungan yang di dapat dari sini kata dzikr dipahami dalam arti kemuliaan. Hemat
Allah kelak di akherat. penulis, kedua makna di atas dicakup oleh kata dzikr.
Sedangkan pada pencapaian hidup membumi adalah Yakni al-Qur’an adalah kemuliaan sekaligus perin-
proses aktualisasi diri manusia sebagai makhluk sosial. gatan.
Aktualisasi taqwa berupa kesalehan sosial, aktualisasi Makna dasar falah adalah keberuntungan, Kata falah
dzikir berupa moralitas insaniyyat yang semuanya akan ketika dihubungkan dengan ayat-ayat dalam Al-Qur’an
mendapatkan keberuntungan profan atau hasil dari kerja adalah keberuntungan, keselamatan, dan langgeng
keras yang dilakukan. Relasi antara taqwa-dzikir-falah dalam kenikmatan dan kebaikan. Hal itu tercermin
dengan realitas kehidupan sehari-hari nampak bahwa dalam al-Qur’an surat Q.S. Ali Imran [3] : 130] tentang
ketiga konsep ini bukuan sekedar doktrin yang stagnan pelarangan riba. Dalam ayat ini yang diakhiri dengan
melainkan mempunyai implementasi yang jelas dalam peringatan Allah, supaya bertaqwa kepada-Nya supaya
kehidupan sehari-hari. kamu mendapat keberuntungan. Orang yang mengha-
Taqwa memiliki dua cakupan makna yaitu kesale- lalkan riba diancam dengan ancaman yang berat yaitu,
han individu dan kesalehan sosial. Kesalehan individu api neraka. Ini mengisyaratkan bahwa pengertian ke-

16 17

Anda mungkin juga menyukai