2985240104@uii.ac.id
perubahan waktu yang terjadi pada fluks bersama di masing- 𝐼′𝑠 = (10)
masing belitan, tegangan yang terinduksi di masing-masing 𝑥′𝑙𝑠
belitan akan ditulis sebagai berikut[4]: Persamaan (9) dan (10) ini nantinya merupakan salah
satu blok keluaran pemodelan dari nilai 𝑠𝑎𝑡𝐼𝑝 dan 𝐼′𝑠 berupa
sinyal arus. Pada simulasi, nilai dari ∅ akan ditentukan
1 𝑑∅𝑃 (1) berdasarkan dari nilai 𝑚
𝑉𝑝 = 𝐼𝑃. 𝑅𝑝 + . ∅𝑢𝑛𝑠𝑎𝑡
𝑚 yang mana hal ini dihitung pada
𝜔 𝑏 𝑑𝑡 𝑢𝑛𝑠𝑎𝑡
nilai 𝑥𝑚𝑝 atau yang sering disebut juga dengan reaktansi
1 𝑑∅′𝑆 magnetisasi yang tidak saturasi dari open circuit test, jika
(2)
𝑉′𝑠 = 𝐼′𝑠. 𝑅′𝑠 + .
𝜔 𝑏 𝑑𝑡 dituliskan hubungan antara nilai fluks tidak saturasi dan
Untuk nilai 𝐼𝑝 dan 𝐼′𝑠 merupakan nilai fluks masing- saturasi berdasarkan perubahan flux adalah[4]:
masing belitan yang dikurangi oleh fluks bersama yang 𝑢𝑛𝑠𝑎𝑡 = ∅𝑠𝑎𝑡 + ∆∅ (11)
∅𝑚 𝑚
terjadi pada transformator dibagi dengan nilai reaktansi
sendiri pada masing-masing belitan atau bisa diekspresikan Dimana ekspresi persamaan fluks tidak saturasi yang
sebagai[4]: digunakan bergandengan dengan arus masuk pada sisi primer
∅𝑝 − ∅𝑚 (3) dan sisi sekunder referensi primer atau bisa dituliskan[4]:
𝐼𝑝 =
𝑥𝑙𝑝 (12)
∅𝑚𝑢𝑛𝑠𝑎𝑡 = 𝑥𝑚𝑝
𝑢𝑛𝑠𝑎𝑡(𝐼 + 𝐼′ )
𝑝 𝑠
∅′𝑠 − ∅𝑚 (4)
𝐼′𝑠 = Ekspresi dari persamaan (12) dapat dituliskan kembali
𝑥′𝑙𝑠
Untuk nilai 𝑅𝑝 didapat langsung dari spesifikasi sebagai berikut apabila nilai dari 𝐼𝑝 dan 𝐼′𝑠 disubtitusi dari
transformator jika ada, jika tidak maka harus dicari persamaan (9) dan (10)[4]:
berdasarkan Short Circuit Test, lalu untuk nilai 𝑅′𝑠 karena
direferensi berdasarkan sisi primer maka nilainya dicari
dengan persamaan[4]:
∅ 𝑢𝑛𝑠𝑎𝑡 ∅𝑝 − ∅𝑠𝑎𝑡 ∅′𝑠 − ∅𝑠𝑎𝑡 (13)
𝑚 𝑚 𝑚
𝑢𝑛𝑠𝑎𝑡 =
𝑥𝑚𝑝 𝑥𝑙𝑝
+
𝑥′𝑙𝑠
2
𝑁 (5)
𝑅′𝑠 = ( 1) 𝑥 𝑅𝑠
𝑁2
Lalu, untuk persamaan arus nilainya masih nilai 3. Persamaan ini merupakan persamaan yang
saturasi sehingga apabila mengganti ∅𝑢𝑛𝑠𝑎𝑡 dengan ∅𝑠𝑎𝑡 + ∆∅ digunakan dalam menghitung parameter
𝑚 𝑚 masukan yang
dan dikumpulkan persamaan ∅𝑚 𝑠𝑎𝑡
maka didapatkan[4]: digunakan pada coding pemodelan dimana
∅ 𝑝 ∅′𝑠 ∆∅ (14) representasi impedansi nantinya di pemodelan akan
∅𝑠𝑎𝑡 = 𝑥𝑀 ( + − )
𝑚 𝑢𝑛𝑠𝑎𝑡 menjadi beban pada kasus arus inrush, persamaan
𝑥𝑙𝑝 𝑥′𝑙𝑠 𝑥𝑚𝑝
tersebut diekspresikan sebagai:
Dimana nilai dari 𝑥𝑀 (reaktansi magnetisasi saturasi)
𝑝2 (18)
pada kasus tidak saturasi adalah[4]: 𝑍 =𝑉
1 = 1 + 1+ 1 (15)
𝑏
𝑃
𝑥𝑀 𝑥𝑢𝑛𝑠𝑎𝑡 𝑥 𝑥′ 4. Persamaan ini merupakan persamaan yang
𝑚𝑝 𝑙𝑝 𝑙𝑠
digunakan dalam menghitung parameter masukan
Persamaan (14) nantinya akan menjadi blok untuk
yang digunakan pada coding pemodelan dimana
perhitungan fluks saturasi terhadap waktu yang berulang
masukannya merupakan nilai tegangan puncak dari
dimana waktu berhenti simulasi akan diatur oleh coding tstop
rating nilai tegangan pada sisi primer, persamaan
atau “waktu berhenti.”
tersebut diekspresikan sebagai:
Dimana:
𝑉𝑝: tegangan sisi primer (Volt) (19)
𝑉′𝑠: tegangan sisi sekunder referensi sisi primer (Volt) 𝑉𝑝𝑘 = 𝑉𝑝𝑥√2
𝐼𝑝: arus sisi primer (Ampere) 5. Persamaan ini merupakan persamaan yang
𝐼′𝑠: arus sisi sekunder referensi sisi primer (Ampere) digunakan dalam menghitung parameter masukan
𝑅𝑝: resistansi sisi primer (Ω) yang digunakan pada coding pemodelan dimana
𝑅′𝑠: resistansi sisi sekunder referensi sisi primer (Ω) masukannya berguna pada simulasi Simulink untuk
𝜔𝑏: frekuensi fundamental (rad) kalkulasi otomatis bersama dengan nilai fluks yang
𝑑∅
: perubahan fluks terhadap waktu sudah dicari nilainya, persamaan reaktansi ini
𝑑𝑡
∅𝑝: fluks bocor sisi primer (Tesla) diekspresikan sebagai:
∅′𝑠: fluks bocor sisi sekunder referensi sisi primer (Tesla) 𝐼𝜇 = 𝐼𝑜𝑥 sin 𝜃 (20)
∅𝑚/∅𝑢𝑛𝑠𝑎𝑡 : fluks bersama (Tesla) 𝑉𝑜
𝑚 (21)
∅𝑚𝑠𝑎𝑡
: fluks bersama pada saat kondisi saturasi/psisat (Tesla) 𝑥𝑚 = 𝑥𝑜 =
𝐼𝜇
∆∅: Perubahan fluks saturasi/Dpsi (Tesla)
𝑥𝑢𝑛𝑠𝑎𝑡
𝑚𝑝
: reaktansi magnetisasi tidak saturasi dari OCT (Ω)
Dimana:
𝑥𝑀: reaktansi magnetisasi saturasi (Ω) 𝖺: sudut fasa tegangan (°)
𝑥𝑙𝑝: reaktansi sisi primer (Ω) 𝜔: kecepatan sudut (rad/s)
𝑥′𝑙𝑠: reaktansi sisi sekunder referensi sisi primer (Ω) 𝑍𝑏: impedansi dasar berdasarkan sisi primer (Ω)
𝐿𝑝: induktansi sisi primer (Henry) 𝑃: rating daya transformator (VA)
𝑓: frekuensi fundamental (Hz) 𝑉𝑝𝑘: tegangan puncak (Volt)
𝐼𝜇: arus magnetisasi OCT (Ampere)
D. Persamaan Parameter Masukan 𝐼𝑜: arus hubung buka (Ampere)
sin 𝜃: nilai sinus dari sudut fasa faktor daya hubung buka
Persamaan-persamaan berikut merupakan persamaan
tambahan yang digunakan dalam mengkonversi suatu nilai ke 𝑥𝑚 = 𝑥𝑜: reaktansi magnetisasi tidak saturasi (Ω)
nilai yang lain serta untuk kepentingan parameter masukan 𝑉𝑜: tegangan output hubung buka (Volt)
pada pemodelan: E. Arus Inrush
1. Persamaan ini merupakan persamaan yang Ketika transformator disuplai dari sumber listrik
digunakan pada blok masukan sinyal sinus v1 di (dienergisasi), maka dapat membangkitkan lonjakan arus
Simulink dimana frekuensinya yang tadinya dalam yang sangat besar senilai 10-15 kali dari arus nominalnya[1].
bentuk Hertz harus diubah ke bentuk kecepatan Faktor-faktor yang mempengaruhi arus inrush, antara lain:
sudut atau rad/s: 1. Pergeseran fasa tegangan pada saat awal
(16) transformator dinyalakan, faktor ini berkaitan
𝜔 = 2𝜋 𝑥 𝑓
dengan fluks dimana pada saat pergeseran sudut fasa
2. Persamaan ini merupakan persamaan yang tegangan 0 derajat maka nilai arus inrush berada
digunakan pada blok masukan sinyal sinus v1 di pada kondisi tertinggi dan pada saat pergeseran
Simulink dimana sudut fasa tegangan yang tadinya sudut fasa tegangan 90 derajat maka arus inrush
berfungsi sebagai pergeseran sudut fasa tegangan berada pada kondisi yang rendah bahkan dalam
dalam bentuk derajat harus diubah ke bentuk rad: beberapa kasus, pada sudut 90 derajat arus sudah
𝜋 (17) berada pada kondisi nominal[5].
𝑟𝑎𝑑 = ( ) 𝑥 2. Fluks Saturasi, faktor ini berkaitan dengan kurva
𝖺 180°
karakteristik inti transformator yaitu kurva B-H
dimana kurva ini menunjukan saturasi dari fluks pengambilan data tersebut ada yang diolah untuk masukan
yang mana apabila sesuai teori “jika nilai fluks parameter simulasi, tahap selanjutnya merupakan pembuatan
saturasi pada kurva B-H rendah maka arus yang pemodelan dimana pemodelan ini bentuknya berupa coding
dibangkitkan pun kecil bahkan mendekati nilai dan simulink yang parameternya sudah ditentukan dan
nominal/steady state, sebaliknya jika nilai fluks diketahui berdasarkan studi literatur, setelah selesai
saturasi pada kurva B-H tinggi maka arus yang pembuatan pemodelan maka divalidasi terlebih dahulu
dibangkitkan menunjukkan adanya lonjakan”, pada apakah telah sesuai dengan studi literatur yang dilakukan, jika
prinsipnya transformator bekerja pada fluks saturasi iya maka lanjut dan jika tidak sesuai dengan studi literatur
normal ±1.5 maka pemodelan diulang dari belajar literatur lagi,
– 1.7 Tesla[5]. pemodelan diuji menggunakan studi kasus dari modul buku
3. Ukuran Rating Transformator, faktor ini Chee-Mun Ong Chapter 4, apabila telah bisa digunakan,
berkaitan dengan pembuatan pada transformator maka simulasi dilanjutkan ke tahap pengujian dengan
mengenai rating transformator dimana impedansi parameter dari transformator di laboratorium sistem
dan resistansi pada transformator dengan rating ketenagaan, setelah didapatkan hasil arus inrushnya, hasil
besar cenderung memiliki nilai yang kecil dibandingkan dengan data pengujian lapangan untuk validasi,
sedangkan pada transformator dengan rating kecil kemudian setelah selesai menganalisa hasil, lanjut ke
cenderung memiliki impedansi dan resistansi yang penulisan laporan skripsi.
besar. Hal ini sebenarnya berimbas pada waktu
berkurangnya nilai arus inrush menuju arus normal,
untuk transformator dengan rating (<1000VA) maka IV. HASIL DAN ANALISIS
arus inrush biasanya berkurang dalam waktu sekitar
0.1 detik, sedangkan pada transformator dengan
rating besar arus inrush biasanya berkurang sekitar 1
detik bahkan bisa lebih lama[5].
III. METODE PENELITIAN