Anda di halaman 1dari 3

RESUME FOCUS GROUP DISCUSSION

Kursi Kereta Api Kelas Ekonomi yang Tidak Nyaman karena Terlalu Tegak

Andrea Kartika Putri


15421029

Focus Group Discussion (FGD) adalah teknik diskusi untuk membahas suatu topik
tertentu guna memenuhi berbagai kepentingan. Teknik ini juga mengumpulkan orang-orang
dari latar belakang atau pengalaman yang sama untuk membahas satu topik yang sama.
Diskusi ini biasanya dilakukan berkelompok dengan jumlah 4-15 orang beserta 1 orang
moderator sebagai pemandu dari diskusi dan 1 orang notulen.

Pada Rangkaian MPAMK 2021 Hari Minggu, 28 Agustus 2022 telah dilakukan FGD
dengan masing-masing kelompok. Lalu dalam satu kelompok dibagi kembali menjadi dua
pihak, yakni PT. KAI dan Masyarakat. Berikut nama-nama dari Anggota Kelompok 2,
Pihak PT. KAI : Ahmad Sudais, Dewi Anjani Irawan, Aisyah Ali Maulidina, Dian
Kania Elizabeth, Andrea Kartika Putri, M. Anas Ardiansyah.
Pihak Masyarakat : Khana Unsa Wibowo, M. Yudhis Prastyo, Fauzan Isya Duri,
Anarghia Shamikha, Amelia Alnashar Hasna.
Dan dengan bantuan Moderator (Kak Yosieta HMP19130) dan Notulen (Kak Denisa
HMP20031).

Prosedur FGD
Pada kegiatan FGD dimulai, Moderator membuka FGD dengan berdoa lalu
dilanjutkan dengan membagi massa PWKC21 menjadi dua tim, yakni tim masyarakat dan tim
PT. KAI. Moderator mempersilahkan seluruh anggota untuk mencari bahan bahasan juga
data-data yang dibutuhkan untuk FGD dengan mencari di internet secara individu dan
berunding dengan tim masing masing. Setelah research yang dilakukan selama 10 menit,
moderator mempersilakan Tim Masyarakat untuk mengemukakan pendapatnya terlebih
dahulu dan dilanjutkan dengan pemberian alasan dari Tim PT. KAI. Diskusi berlangsung
dipandu oleh moderator dan dicatat oleh notulen. Moderator meminta perwakilan
masing-masing tim untuk menarik kesimpulan dan juga solusi dari isu tersebut. FGD ditutup
oleh moderator dengan membaca doa.

Latar Belakang Isu FGD


Pada 21 Agustus 2022 lalu, terdapat cuitan Twitter dari akun bernama @Qruunn yang
mengeluh dengan sandaran kursi Kereta Api Kelas Ekonomi yang terlalu tegak sehingga
membuat penumpang sangat amat tidak nyaman. Kemudian cuitan tersebut viral sebab
sebagian besar masyarakat mengeluhkan hal yang serupa.

Isi FGD
Pertama, tim Masyarakat menjelaskan bahwa menurut panduan kondisi standar
ergonomi kursi, kursi ekonomi di KAI dapat menyebabkan kerusakan pada tulang belakang
yang dapat menyebabkan sakit punggung, karena tidak memenuhi standar. Tim PT KAI
menjawab, yaitu PT KAI saat ini sedang memperbaharui KA yang akan dipasang di masa
depan, dan yang akan diperbaiki di masa depan. Unit unit di KAI meliputi .1.346 unit KA
penumpang, dimana 22 persen dari KA tersebut digunakan sejak tahun 1970. Dari unit KA
penumpang ke KAI, merupakan KA kelas ekonomi, 831 di antaranya 58 persen.
Selanjutnya, tim Masyarakat menjabari masalah-masalah yang ditimbulkan dari isu
tersebut, seperti :
1. Standarisasi kereta api indonesia yang tidak menyediakan fasilitas tempat duduk bagi
ibu hamil, masyarakat disabilitas, dan lain hal.
2. Kursi tegak dan dibuat berhadapan antar penumpang dapat mengganggu privasi setiap
penumpang.
3. Kursi yang tidak ada pembatas antar penumpang dapat menyebabkan potensi potensi
pelecehan seksual di dalam kereta.
4. Kursi KAI dibuat berdasarkan rata-rata tinggi dan berat badan penumpang, namun
disana kesenjangan sosial dimana para penumpang yang memiliki berat atau tinggi
berlebih memiliki kesulitan dalam bergerak ketika tidak ada space yang cukup bagi
orang tersebut. Hal tersebut bukan hanya berdampak pada kenyamanan penumpang
melainkan juga pada kesehatan penumpang.

Kemudian poin-poin tersebut ditanggapi oleh tim PT. KAI, diantaranya:


1. Terkait biaya yang dikeluarkan penumpang akan sesuai dengan apa yang didapat
penumpang, penumpang juga rela menekan kenyamanan demi mengeluarkan
biaya yang sedikit.
2. Bagi permasalahan seksual, akan diadakan gerbong kereta api khusus perempuan
untuk meminimalisir kejadian-kejadian tersebut.
3. PT KAI tidak hanya mengevaluasi kursi tetapi juga berbagai aspek aspek lainnya
dalam kereta.
4. Menurut aturan PT KAI terdapat kebijakan reduksi bagi lansia, ibu hamil, TNI,
Polri dapat menaikkan kelas ekonomi menjadi bisnis atau ekskutif dengan
potongan harga.

Selanjutnya, tim Masyarakat menanggapi bahwa mengapa tidak dari awal kursi
penumpang kereta api dibuat menyerupai bus, dengan harga yang sama bus dapat
memberikan kenyamanan penumpang melalui kursi yang adjustable dan tidak terlalu
tegak. Lalu dilanjutkan dengan pernyataan bahwa gerbong kereta khusus wanita hanya
ada di KRL lantas bagaimana kereta api dapat membuat gerbong khusus wanita.
Dilanjutkan dengan tim PT. KAI menjawab struktur kereta tidak sama dengan
struktur bus mulai dari panjang, rel dan lain lain, sehingga kursinya perlu didiskusikan
kembali terkait strukturnya. Dan gerbong wanita baru menjalani diskusi perencanaan
bukan yang sudah ada.
Solusi
Pihak PT. KAI
PT. KAI membuka dan mendengarkan kritik dan saran penumpang mengenai
perbaikan-perbaikan yang bisa dilakukan bagi kenyamanan penumpang.
Pihak Masyarakat
Masyarakat meminta agar lebih memprioritaskan kenyamanan penumpang yang hendak
naik kereta api Masyarakat meminta PT KAI untuk mengevaluasi perbaikan-perbaikan
yang akan dilakukan mulai dari bentuk kursi, kelonggaran kursi, hingga meningkatkan
keamanan bagi penumpang untuk meminimalisir potensi kejahatan.

Kesimpulan
Dengan masalah kursi yang sangat tegak dan tidak nyaman bagi penumpang, dapat
menyebabkan ketidaknyamanan bagi penumpang karena menanggapi masalah ini. Terbuka
terhadap kritik dan saran, PT KAI mengevaluasi dan menyusun rencana perbaikan Kereta
Api Kelas Ekonomi yang bertujuan untuk mengutamakan kenyamanan penumpang.

Anda mungkin juga menyukai