Anda di halaman 1dari 7

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/336243020

Sistem Pakar Penentuan Jenis Planktonic Foraminifera Berbasis Web Dengan


Metode Forward Chaining

Article  in  Jurnal Ilmiah Teknologi Infomasi Terapan · December 2017


DOI: 10.33197/jitter.vol4.iss1.2017.148

CITATION READS
1 2,853

1 author:

Daniel Alexander Octavianus Turang


Sekolah Tinggi Teknologi Bontang
8 PUBLICATIONS   32 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Daniel Alexander Octavianus Turang on 05 October 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


ISSN : 2407 - 3911

SISTEM PAKAR PENENTUAN JENIS PLANKTONIC


FORAMINIFERA BERBASIS WEB DENGAN METODE
FORWARD CHAINING

Daniel Alexander Octavianus Turang


Program Studi Teknik Informatika
Sekolah Tinggi Teknologi Bontang
daniel.alexanderot@gmail.com

Abstrak (fossils of plankton). The methods used in this


research is a method of Forward Chaining. The
Mikropaleontologi merupakan salah satu system to be built is a computer-based information
cabang dari ilmu paleontologi yang mempelajari system by utilizing the technology of artificial
mikrofosil. Salah satu pengetahuan yang terdapat intelligence that serves as the system tools or giver
pada ilmu mikropaleontologi adalah planktonic recommendations of the identification process
foraminifera (fosil plankton). Metode yang planktonic foraminifera to the user. Data
digunakan dalam penelitian ini adalah metode recommendations generated by the system is
Forward Chaining. Sistem yang akan dibangun equipped with a planktonic foraminifera species
merupakan suatu sistem informasi yang berbasis name, genus name, images of planktonic
komputer dengan memanfaatkan teknologi foraminifera, along with the physical properties of
kecerdasan buatan (artificial intelligence) yang the planktonic so the user can identify the species of
berfungsi sebagai sistem alat bantu atau pemberi planktonic foraminifera what was found. The system
rekomendasi dari proses identifikasi planktonic will analyze your answers to each question are given,
foraminifera kepada user. Data rekomendasi yang so that the obtained results from identification based
dihasilkan oleh sistem ini dilengkapi dengan nama on the existing knowledge base in expert system. The
spesies planktonic foraminifera, nama genus, task of the user only put in planktonic foraminifera
gambar planktonic foraminifera, beserta sifat-sifat anything contained on these rocks. And after that, the
fisik dari planktonic tersebut sehingga user dapat system will calculate the relative age range upon
mengetahui spesies planktonic foraminifera apa yang range of planktonic foraminifera of any age that have
ditemukan. Sistem akan menganalisa jawaban dari been entered.
setiap pertanyaan yang diberikan, sehingga diperoleh
hasil dari identifikasi berdasarkan basis pengetahuan Keywords: forward chaining, micropaleontology,
yang ada dalam sistem pakar ini. Tugas dari user planktonic foraminifera
hanya memasukkan planktonic foraminifera apa saja
yang terdapat pada batuan tersebut. Dan setelah itu,
sistem akan menghitung range umur relatif I. PENDAHULUAN
berdasarkan range umur dari setiap planktonic Mikropaleontologi merupakan cabang dari
foraminifera yang telah dimasukkan. ilmu paleontologi dalam ilmu geologi yang
mempelajari sisa-sisa organisme yang telah
Kata Kunci : forward chaining, mikropaleontologi, terawetkan di alam berupa fosil yang berukuran
planktonic foraminifera. mikro (Sanjoto, 2005). Salah satu pengetahuan yang
Abstract terdapat pada ilmu mikropaleontologi adalah
planktonic foraminifera (fosil plankton). Fosil ini
Micropaleontology is one of the branches of sangat banyak ditemukan di berbagai tempat,
the science of paleontology which studies terutama pada batuan di dalam tanah, ataupun batuan
Microfossils. One of the knowledge contained on the yang terdapat di dalam laut. Tidak banyak orang yang
planktonic foraminifera is micropaleontology science mengetahui spesies apa saja yang ditemukan tersebut.

32
Daniel Alexander Octavianus Turang
Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan
Volume IV, No 1, 15 Desember 2017
ISSN : 2407 - 3911

Untuk mengetahui identitas dari fosil tersebut harus II. KAJIAN LITERATUR
dilihat bentuk dan sifat-sifat fisiknya melalui II.1 Sistem Pakar
mikroskop, kemudian bertanya kepada ahlinya
Dalam ilmu komputer, banyak ahli yang
ataupun membaca dari buku referensi. Hal tersebut
berkonsentrasi pada pengembangan kecerdasan
memerlukan waktu yang relatif lebih lama bila
buatan atau Artificial Intelligence (AI). AI adalah
dibandingkan dengan menggunakan sebuah sistem
suatu studi khusus untuk membuat komputer berpikir
yang menggunakan teknologi komputer.
dan bertindak seperti manusia. Salah satu
Teknologi komputer pada saat ini telah implementasi AI dalam bidang komputer adalah
mengalami pekembangan yang sangat pesat dan sistem pakar.
menjadi kebutuhan penting bagi kehidupan manusia.
Sistem pakar (expert system) adalah sistem
Perkembangan yang pesat tersebut juga didukung
yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusi ke
oleh perangkat keras ataupun perangkat lunak yang
komputer, agar komputer dapat menyelesaikan
semakin canggih. Oleh karena itu, manusia
masalah seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli
memanfaatkan komputer tidak hanya digunakan
(Kusumadewi, 2003). Sistem pakar merupakan
untuk membantu meringankan pekerjaan manusia,
penggabungan pengetahuan dan penelusuran data
tetapi juga dapat menggantikan pekerjaan manusia.
untuk memecahkan masalah yang secara normal
Sehingga para ahli komputer terus mencoba membuat
memerlukan keahlian manusia. Tetapi tujuan
komputer dapat berpikir dan bertindak seperti
pengembangan sistem pakar sebenarnya bukan untuk
manusia, agar komputer dapat memiliki kecerdasan
menggantikan peran manusia, melainkan untuk
seperti manusia. Teknologi komputer yang memiliki
menggabungkan pengetahuan manusia kedalam
kecerdasan seperti manusia disebut dengan istilah
bentuk sistem, sehingga dapat digunakan oleh orang
kecerdasan buatan (Artificial Intelligence).
banyak.
Kecerdasan buatan adalah suatu ilmu yang
Menurut Kusrini (2005), sistem pakar adalah
mempelajari cara membuat komputer melakukan
sistem berbasis komputer yang menggunakan
sesuatu seperti yang dilakukan oleh manusia. Salah
pengetahuan, fakta, dan teknik penalaran dalam
satu cabang dari kecerdasan buatan adalah sistem
memecahkan masalah yang biasanya hanya dapat
pakar. Sistem pakar merupakan sistem yang
dipecahkan oleh seorang pakar/ahli dalam suatu
menggabungkan pengetahuan dan penelusuran data
bidang. Sistem ini berusaha mengadopsi pengetahuan
untuk memecahkan masalah yang secara normal
manusia ke komputer, agar komputer dapat
memerlukan keahlian manusia pada bidang tertentu.
menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan
Pengetahuan tersebut dapat diperoleh dari seorang
oleh para ahli. Implementasinya dapat menggunakan
ahli atau pengetahuan yang umumnya terdapat pada
bahasa pemrograman tertentu dan database. Tujuan
buku, internet, dan orang yang mempunyai
pengembangan sistem pakar sebenarnya bukan untuk
pengetahuan dalam suatu bidang tertentu. Semua
menggantikan peran manusia, tetapi mensubstitusikan
pengetahuan dari seorang pakar, ataupun referensi
pengetahuan manusia ke dalam komputer, sehingga
tersebut dapat diubah kedalam bentuk teknologi
dapat digunakan oleh banyak orang. Diharapkan
komputer.
dengan sistem ini, orang awam dapat menyelesaikan
Berdasarkan latar belakang yang telah masalah tertentu layaknya seorang ahli. Sedangkan
dijelaskan sebelumnya dibuatlah aplikasi untuk bagi para ahli, sistem ini dapat digunakan sebagai
identifikasi planktonic foraminifera. Sehingga asisten yang berpengalaman. Yang membedakan
seluruh proses identifikasi planktonic foraminifera Sistem Pakar dengan Sistem Konvensional adalah
dikelola menjadi informasi yang bermanfaat. knowledge base terpisah dari mekanisme pemrosesan
Diharapkan orang yang tertarik di bidang (inference), dan perubahan pada rules dapat dilakukan
mikropaleontologi lebih mudah untuk menentukan dengan mudah (Kusrini, 2008).
jenis planktonic foraminifera dan aturannya serta
Sistem pakar disusun oleh dua bagian utama,
mengetahui irisan umur dari batuan yang diteliti
yaitu lingkungan pengembangan (development
tanpa harus menghitung secata manual.
environment) dan lingkungan konsultasi
(consultation environment). Lingkungan
pengembangan sistem pakar digunakan untuk
memasukkan pengetahuan pakar ke dalam sistem
komputer, sedangkan lingkungan konsultasi

33
Daniel Alexander Octavianus Turang
Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan
Volume IV, No 1, 15 Desember 2017
ISSN : 2407 - 3911

digunakan oleh pengguna yang bukan pakar (awam), 1. Aperture


untuk menggali pengetahuan pakar (Arhami, 2005). Aperture adalah lubang utama dari test
II.2 Mikropaleontologi foraminifera yang terletak pada kamar terakhir.
Mikropaleontologi merupakan cabang dari Khusus planktonic foraminifera mempunyai bentuk
ilmu paleontologi yang mempelajari sisa-sisa aperture maupun variasinya yang lebih sederhana.
organisme yang telah terlewatkan di alam berupa Umumnya mempunyai bentuk aperture utama
fosil yang berukuran mikro, sehingga biasa disebut interiomarginal yang terletak pada dasar kamar
mikrofosil. Pengetahuan yang dibahas antara lain terakhir (septal face) dan melekuk kedalam, terdapat
adalah mikrofosil, klasifikasi, morfologi, ekologi, dan pada bagian ventral.
mengenai kepentingannya terhadap stratigrafi (Maha 2. Bentuk Test
dkk, 2009). Bentuk test adalah bentuk keseluruhan dari
Dalam mempelajari sifat-sifat dan strukturnya cangkang foraminifera.
dilakukan dibawah mikroskop. Umumnya fosil 3. Susunan Kamar
ukurannya lebih dari 5 mm namun ada yang
Susunan kamar planktonic foraminifera dibagi
berukuran sampai 19 mm seperti genus fusulina yang
menjadi :
memiliki cangkan-cangkang yang dimiliki organism,
embrio, dari fosil-fosil makro serta bagian-bagian a) Planispiral, yaitu sifatnya berputar pada suatu
tubuh dari fosil makro yang mengamatinya bidang. Semua kamar terlihat serta jumlah
menggunakan mikroskop serta sayatan tipis dari kamar ventral dan dorsal sama. Contoh :
fosil-fosil, sifat fosil makro dari golongan Hastigerina.
foraminifera, kenyataannya foraminifera mempunyai b) Trochospiral, yaitu sifat berputar tidak pada
fungsi untuk mempelajarinya (Jones, 1956). satu bidang, tidak semua kamar terlihat,
II.3 Foraminifera pandangan serta jumlah kamar ventral dan
dorsal tidak sama. Contohnya : Globigerina.
Foraminifera termasuk dalam mikrofosil yang
berada pada Filum Protozoa yang mulai berkembang c) Streptospiral, yaitu sifat mula-mula
pada jaman Kambrium sampai Resen. Mayoritas trochospiral, kemudian planispiral menutupi
anggotanya hidup pada lingkungan laut dan sebagian atau seluruh kamar-kamar sebelunya.
mempunyai ukuran 3 πm sampai 3 mm (Haq & Contohnya : Pulleniatina.
Boersma, 1998). Menurut habitatnya, foraminifera 4. Bentuk Kamar
dibagi menjadi foraminifera planktonic dan Bentuk kamar merupakan bentuk masing-
foraminifera bentonic. masing kamar pembentuk test. Bentuk kamar yang
Foraminifera planktonic merupakan jenis diidentifikasikan pada planktonic foraminifera adalah
foraminifera yang terkelompokkan oleh organisme hemispherical, Angular Rhomboid, Angular Conical,
laut yang tidak terlalu dalam, yaitu plankton, Radial Elongate, Claved, Flatulose, Tabular,
sedangkan foraminifera bentik dikelompokkan oleh Semicirculer, Spherical, Pyriform, Globular, Oved,
organisme laut yang lebih dalam, yaitu bentos. Dari dan Angular Truncate.
dua jenis foraminifera ini lebih sering digunakan pada 5. Ornament (hiasan) foraminifera
ilmu perminyakan dimana dari kedua jenis fosil itu Ornament atau hiasan juga dapat digunakan
identik dengan hidrokarbon yang terdapat pada trap sebagai penciri khas untuk genus atau spesies tertentu.
(jebakan). Dalam geologi struktur dimana dapat Berdasarkan letak hiasannya dapat dibagi menjadi :
digunakan untuk mengidentifikasi adanya sesar, a) Hiasan pada suture
kekar, serta lipatan.
1) Bridge, yaitu bentuk suture yang
II.4 Sifat-sifat Fisik Planktonic Foraminifera menyerupai jembatan.
Sifat-sifat fisik dari planktonic foraminifera 2) Limbate, yaitu bentuk suture yang tebal.
yang menjadi acuan untuk mendeskripsikan spesies
3) Retral Processes, yaitu suture yang
planktonic foraminifera, yaitu aperture, bentuk test,
hiasan pada aperture, susunan kamar, bentuk kamar, berbentuk zig-zag.
hiasan pada test, hiasan pada peri, hiasan pada suture, 4) Raised Bosses, yaitu bentuk suture
dan hiasan pada umbilicus (Maha dkk, 2009). memiliki tonjolan bulat.

34
Daniel Alexander Octavianus Turang
Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan
Volume IV, No 1, 15 Desember 2017
ISSN : 2407 - 3911

b) Hiasan pada umbilicus genus sedikit, plankton sangat peka terhadap


1) Deeply Umbilicus, yaitu umbilicus yang perubahan kadar garam, hal ini menyebabkan hidup
berlubang dalam. suatu spesies mempunyai kisaran umur yang pendek,
2) Open Umbilicus, yaitu umbilicus yang sehingga baik untuk penciri umur suatu lapisan
terbuka lebar. batuan.
3) Umbilical Flap, yaitu umbilicus yang Biozonasi foraminifera planktonik yang
mempunyai penutup. popular dan sering digunakan di Indonesia adalah
Zonasi Blow. Biozonasi foraminifera planktonik dapat
4) Ventral Umbo, yaitu umbilicus yang
dilihat pada tabel 1 (Blow, 1969).
menonjol di permukaan.
Tabel 1. Biozonasi Foraminifera Planktonik
c) Hiasan pada peri
Planktonic
1) Keel, yaitu lapisan tipis dan bening. P N
2) Spine, yaitu bentuk menyerupai duri. 20 1
Oligosen
d) Hiasan pada aperture 21 2
1) Lip/rim, yaitu bibir aperture yang menebal. 22 3
2) Flap, yaitu bentuk menyerupai anak lidah. 4
3) Tooth, yaitu berbentuk menyerupai gigi. 5
Awal 6
4) Bulla, yaitu aperture yang segi enam yang 7
teratur. 8
5) Tegilla, yaitu bentuk aperture yang tidak 9
teratur. 10
e) Hiasan pada permukaan test Miosen 11
Tengah
1) Smooth, yaitu permukaan yang licin. 12
2) Punctate, yaitu permukaannya memiliki 13
bintik-bintik. 14
15
3) Reticulate, yaitu permukaannya seperti
16
sarang madu. Akhir
17
4) Pustulose, permukaan dengan tonjolan- 18
tonjolan bulat. Awal 19
5) Canceliate, permukaan dengan tonjolan Pliosen 20
yang memanjang. Akhir
21
6) Axial Costae, permukaan dengan garis 22
Pleistosen
searah sumbu. 23
Spiral Costae, permukaan dengan garis searah
putaran kamar. Berdasarkan biozonasi foraminifera
II.5 Umur Relatif planktonik menurut Blow tersebut, setiap fosil
Umur geologi merupakan skala umur yang plankton di input-kan kedalam tabel, dan rentang
menunjukkan jaman-jaman yang telah berlangsung umur setiap fosil sudah terdeskripsikan barada pada
sejak bumi terbentuk hingga kehidupan saat ini, skala umur ke-berapa. Setelah semua fosil plankton yang
waktu yang digunakan disebut skala waktu geologi. terdapat pada batuan telah terdeskripsi, maka umur
Skala waktu geologi digunakan oleh para ahli geologi relatif dari sebuah batuan dapat diketahui dengan
dan ilmuwan untuk menjelaskan waktu dan hubungan menghitung berapa banyak rentang umur yang sama,
antar peristiwa yang terjadi sepanjang sejarah bumi. apabila dibandingkan pada setiap fosil plankton.
Cara menentukan umur relatif pada umumnya Rentang umur yang terbanyak merupakan umur
didasarkan atas dijumpainya fosil didalam batuan. relatif dari sebuah batuan. Gambaran untuk
Didalam mikropaleontologi cara menentukan umur mengetahui umur relatif dari suatu batuan dapat
relatif yaitu dengan menggunakan foraminifera kecil dilihat pada gambar 1.
planktonic (Maha dkk, 2009). Disamping jumlah

35
Daniel Alexander Octavianus Turang
Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan
Volume IV, No 1, 15 Desember 2017
ISSN : 2407 - 3911

ingin ditampilkan kepada user. Untuk contoh


implementasi untuk proses irisan umur relatif dapat
dilihat pada tabel 2.
Contoh implementasi untuk proses irisan umur
relatif pada tabel hanya mengambil 3 contoh
planktonic yaitu, plankton A, plankton B, dan
plankton C. Dimana plankton A memiliki range
Gambar 1. Gambaran proses irisan umur relatif umur antara N 9 – N 23, plankton B memiliki range
Gambar 1 merupakan irisan dari himpunan A, umur antara N 14 – N 23, dan plankton C memiliki
himpunan B, dan himpunan C, sedangkan X adalah range umur antara N 12 – N 18. Maka umur relatif
hasil dari A ∩ B ∩ C. Sehingga X dapat dari ketiga jenis planktonic tersebut berada pada
dimaksudkan sebagai range dari umur relatif yang kisaran umur N 14 – N 18.

Tabel 2. Contoh Implementasi Proses Irisan Umur Relatif


Planktonic Plankton A Plankton B Plankton C
P N
20 1
Oligosen
21 2
22 3
4
5
Awal 6
7
8
9
10
Miosen 11
Tengah
12
13
14
15
16
Akhir
17
18
Awal 19
Pliosen 20
Akhir
21
22
Pleistosen
23

II.6 Metode Inferensi Forward Chaining


Pada inferensi dengan metode forward
chaining penelusuran akan dimulai dari anteseden
yaitu permasalahan yang dihadapi. Pemrosesan akan
merupakan serangkaian konsekuensi berupa irisan
permasalahan dengan penyebab dan perbaikannya
(S.N. Mohammad & A. Y. Bani Hashim, 2015).
Metode inferensi forward chaining disebut juga data
driven, dimulai dengan fakta-fakta dan menelusuri
aturan-aturan yang sesuai sampai diperoleh
kesimpulan. Model dari sistem forward chaining Gambar 2. Model sistem forward chaining
dapat dilihat pada gambar 2 (Chakraborty, 2015).
Fakta-fakta disimpan dalam memori kerja.
Aturan-aturan berupa pasangan kondisi-aksi

36
Daniel Alexander Octavianus Turang
Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan
Volume IV, No 1, 15 Desember 2017
FULL DOWNLOAD KLIK LINK DIBAWAH INI

http://jitter.widyatama.ac.id/index.php/jitter/article/view/269

JANGAN LUPA UNTUK SITASI DALAM ARTIKEL ATAU PAPER ANDA.

TERIMAKASIH.

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai