Anda di halaman 1dari 11

BAB V

DEMOKRASI

A. Konsep dan Nilai Demokrasi secara Etimologi

Secara etimologis istilah demokrasi yang berasal dari bahasa Yunani terbentuk dari dua kata, yaitu
'demos' artinta rakyat, dan 'kratos', 'kratein', 'krachten' artinya kekuatan dan kekuasaan. Dengan
dipadukan kedua kata tersebut melahirkan pengertian rakyat berkuasa, pemerintah dari rakyat.
Demokrasi oleh Abraham Lincoln (1809-1865) didefinisikan

secara sederhana dan cukup popular, yaitu pemerintah dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat".
Dalam di definisi lain demokrasi dibatasi sebagai 'government or rule by people'. Dan karena segala
kekuasaan politik dipegang oleh rakyat, maka demokrasi sering diartikan sebagai kekuasaan rakyat,
demikian pula karena dalam prakteknya demokrasi selalu menguntungkan pihak mayoritas, maka
demokrasi kadang juga diartikan sebagai kekuasaan mayoritas.

Dari arti terminologis yang dimaksudkan dengan demokrasi ialah "suatu system pemerintahan dimana
rakyat diikutsertakan dalam pemerintahan Negara". Bonger dalam bukunya yang berjudul 'Masalah-
masalah Demokrasi 'membatasinya sebagai "suatu bentuk pemerintahan dari suatu kolektifitas yang
memerintah diri sendiri dalam hal mana sebagian besar anggota-anggotanya turut mengambil bagian
baik langsung maupun tidak langsung, dan dimana terjamin kemerdekaan rohani dan persamaan buat
hukum". Sedang International Commision of Jurists pada Konferensi di Bangkok yang berlangsung pada
tahun 1965 membatasi system politik yang demokratis sebagai " a form of government where the
citizens exercise the same right the right to make political decisions but through representatives chosen
by them and responsible to them through the process of free selections", suatu bentuk pemerintahan
dimana hak untuk membuat keputusan- keputusan politik diselenggarakan oleh warganegara melalui
wakil- wakil yang dipilih oleh mereka dan bertanggung jawab kepada mereka melalui proses pemilihan
yang bebas. (M. Budiarjdja, Dasar-Dasar Ilmu Politik:61). Menurut Josefh A. Schmeter, "demokrasi
merupakan suatu perencanaan institusional untuk mencapai keputusan politik dimana individu-individu
memperoleh.

kekuasaan untuk memutuskan dengan cara perjuangan kompetitif atas suara rakyat "Sementara Sidney
Hook, "demokrasi adalah bentuk pemerintahan dimana keputusan-keputusan pemerintah yang penting
secara langsung atau tidak langsung didasarkan pada kesepakatan mayoritas yang diberikan secara
bebas dari rakyat dewasa'.

Dalam sejarah perkembangan ternyata sekarang ini hampir semua Negara -kecuali Negara yang
menggunakan system monarkhi absolute- menamakan system pemerintahannya dengan diberi atribut;
Demokrasi. Hanya saja untuk memberikan ciri yang khas dari pelaksanaan demokrasi yang mereka
terapkan, dimana masing- masing Negara dalam pelaksanaannya memiliki karakter yang berbeda, maka
dibelakang kata 'Demokrasi' diberi predikat seperti Demokrasi Nasional, Demokrasi Liberal, Demokrasi
Rakyat, Demokrasi Totaliter, Demokrasi Soviet, Demokrasi Proletar, Demokrasi Parlementer, Pancasila,
dan sebagainya. Demokrasi Terpimpin, Demokrasi

Alfian menegaskan bahwa pada hakekatnya konsep demokrasi mengandung pengertian utama,
yaitubahwa kedaulatan politik itu berada di tangan rakyat. Yang menjadi perbedaan adalah dalam cara
bagaimana kedaulatan rakyat itu di atur dan dilaksanakan. Bilaman pengertian kedaulatan rakyat itu,
tidak terkandung dalam suatu system politik, walaupun system politik itu masih memakai nama
demokrasi, namun pada hakekatnyasistem politik itu tidaklah demokratis. Dengan lain perkataan, istilah
demokrasi bias dipakai untuk menutupi suatu system politik yang isinya sama sekali tidak sesuai atau
bahkan bertentangan dengan nilai-nilai hakiki dari demokrasi itu sendiri (Alfian, Politik, Kebudayaan dan
Manusia Indonesia, LP3ES:59)

Dari penegasan seperti ini dapatlah disimpulkan bahwa dari sekian banyak macam demokrasi yang ada,
bila dicermati secara sungguh-sungguh ternyata hanya ada dua macam demokrasi saja, yaitu demokrasi
totaliter dan demokrasi konstitusional. "Demokrasi konstitusional mencita-citakan pemerintahan yang
terbatas kekuasaannya, suatu Negara "Demokrasi" yang mendasarkan dirinya atas Komunisme mencita-
citakan pemerintahan yang tidak boleh dibatasi kekuasaannya (Machsstaat), dan yang bersifat totaliter"
(M. Budiardjo, Op.Cit.,:52)

Dalam membicarakan masalah demokrasi, maka yang akan dibahas secara rinci hanyalah demokrasi
konstitusional saja, sebab demokrasi semacam ini sajalah yang memenuhi syarat-syarat untuk dapat di
sebut sebagai Demokrasi. Sementara "demokrasi" yang didasarkan pada faham Komunisme tidak perlu
dibahas, karena sama sekali tidak dapat memenuhi persyaratan untuk disebut demokrasi.

B. Praksis Demokrasi Dan Pendidikan Demokrasi

Yang dimaksud praksis demokrasi adalah perwujudan konsep, prinsip, dan nilai demokrasi secara
kontektual yang melibatkan individu dan masyarakat dengan keseluruhan aspek yang ada dalam
lingkungannya. Sedangkan yang dimaksud dengan pendidikan demokrasi adalah upaya sistematis yang
dilakukan Negara dan masyarakat untuk memfasilitasi individu warganegara agar memahami,
menghayati, mengamalkan, dan mengembangkan konsep, prinsip, dan nilai demokrasi sesuai dengan
status dan perannya dalam masyarakat.

C. Negara Demokrasi
Suasana kehidupan bernegara yang demokratis dapat diukur dengan beberapa criteria, antara lain
seperti yang dikemukakan oleh beberapa ilmuwan berikut ini:

a. Amien Rais mengemukakan bahwa untuk menilai suatu Negara itu Demokratis atau tidak adalah:

- Adanya partisipasi dalam pembuatan keputusan

-Persamaan kedudukan di depan hukum

- Distribusi pendapatan secara adil

- Kesempatan untuk memperoleh pendidikan Kebebasan mengemukakan pendapat, pers, kebebasan


berkumpul dan kebebasan beragama

- Kesedian dan keterbukaan informasi

- Mengindahkan fatsoen politik Kebebasan individu

- Semangat kerjasama

- Hak untuk protes (Moh. Mahfud MD, 1999)

b. G Bingham Powell Jr. memberikan Kriteria Negara yang

demokatis adalah:

- Pemerintah mengklaim mewakili hasrat para warganya Klaim itu didasarkan pada adanya pemilihan
kompetitif secara berkala antara calon altenatif

- Partisipasi orang dewasa sebagai pemilih dan calon yang dipilih

- Pemilihan umum yang bebas

- Para warganegara memiliki kebebasan-kebebasan dasar yaitu kebebasan berbicara, kebebasan pers,
kebebasan berkumpul dan berorganisasi serta membentuk partai politik

c. Robert A. Dahl mengemukakan adanya tujuh prinsip suatu

Negara demokratis, yaitu:

- Pejabat yang dipilih

- Pemilihan (umum) yang bebas dan fair

- Hak pilih yang mencakup semua

- Hak untuk menjadi calon suatu jabatan

Kebebasan mengungkapkan diri secara lisan dan tulisan


- Informasi alternative

Kebebasan membentuk asosiasi (Fans Magnis Suseno, 1998; 70)

d. Frans Magnis Suseno mengemukakan criteria suatu Negara yang demokratis adalah sebagai berikut:

- Negara terikat pada hokum

- Control efektif terhadap pemerintah oleh rakyat

- Pemilu yang bebas

- Prinsip mayoritas

- Adanya jaminan terhadap hak-hak demokratis (Ibid: 74)

e. Sri Sumantri memberikan criteria sebagai berikut:

- Hukum ditetapkan dengan persetujuan wakil rakyat

yang dipilih secara bebas

- Hasil pemilu dapat mengakibatkan pergantian orang-orang pemerintahan

- Pemerintah harus terbuka

- Kepentingan minoritas harus dipertimbangkan (Ibid: 72)

D. Ciri-Ciri Demokrasi Konstitusional

Sebagaimana telah ditegaskan bahwa demokrasi konstitusional adalah demokasi yang mencitakan
tercapainya pemerintahannya yan kekuasaannya dibatasi oleh konstitusi, suatu pemerintahan yang
tunduk pada rule of law. Miriam Budiardjo memberikan ciri-ciri pemerintahan yang demokratis sebagai
suatu pemerintahan yang "terbatas kekuasaannya, dan tidak dibenarkan bertindak sewenang-wenang
Pembatasan-pembatasan terhadap warganegaranya. pemerintahan tercantum dalam konstitusi "
(M.Budiardjo, op. cit.,: 61)

Sesungguhnvalah, bahwa dengan memperhatikan difinisi demokrasi serta berbagai kriteria negara
demokrasi secara umum seperti yang telah diuraikan di atas, serta memperhatikan pula pengertian
demokrasi konstitusional, maka dapat ditarik dua sifat yang khas, yang merupakan cirri dari demokrasi
konstitusional. Kedua cirri yang khas itu adalah:

a. pemerintahan vang kekuasaannva dibatasi oleh konstitusi (Undang-undang Dasar)

b. pemerintahan vang tunduk sepenuhnya pade rule of hukum


Dalam hubungannya dengan masalah ruie of law, Prof. Ismail Suny menyatakan bahwa suatu
masyarakat baru dapat disebut berada di bawah rule of law bila ia memiliki syarat-syarat esensial
tertentu, antara lain harus terdapat kondisi-kondisi minimum dan suatu sistem hukum di mana hak-hak
asasi manusia dan human dignity (harga diri pribadi) dihormati: (Ismail Suny, Mekanisme Demokrasi
Pancasila:11). International Commission of Jurist dalam kongresnya yang berlangsung di Athena pada
tahun 1955 menetapkan kondisi-kondisi minimum tersebut sebagai berkut:

1. Keamanan pribadi harus dijamin, tak seorangpun dapat bertahan atau dipenjarakan tanpa suatu
keputusan hakim atau untuk maksud-maksud preventif. Tempat kediaman adalah tak dapat dilanggar.
Tak seorangpun dapat diusir dari rumahnya, dideportasi, atau diasingkan kecuali dalam perkara karena
sesuatu keputusan pengadilan yang berlaku final, didasarkan atas ketentuan hukum yang ditafsirkan
secara reseptif. Tak seorangpun dapat dipaksa melawan kemauannya dengan ancaman, desakan atau
cara-cara lain untuk memata-matai sikap politis dan intelektual dari saudaranya sewarganegara. Semua
sistem-sistem umum mengenai penindakan dengan maksud menghilangkan oposisi politis dilarang.

2. Tidak boleh ada hak-hak fundamental yang ditentukan untuk menjadikan sesuatu daerah atau
sesuatu alat perlengkapan negera mengeluarkan peraturan supaya mengambil tindakan dengan maksud
membatasi atau meniadakan hak-hak fundamental itu. Sehingga setiap orang mempunyai hak untuk
menyatakan pendapat, dan tidak dipaksa untuk menyatakan pendapat yang berbeda dengan
keyakinannya

3. Setiap orang harus dijamin kebebasan menyatakan pendapatnya melalui semua media komunikasi,
terutama pers. Harus tidak ada ketentuan legislatif atau administratif yang dapat meniadakan
kebebasan ini. Kebebasan ini termasuk kemungkinan menerima segala informasi atau ide- ide dengan
segala macam cara pernyataan pendapat, sekalipun melihat kenyataan bahwa informasi itu berasal dari
luar negeti. Sensor dilarang.Campur tangan secara sistematis dalam pennyiaran radio harus dilarang

4. Kehidupan pribadi orang haruslah tak dapat dilarang, rahasia surat menyurat harus dijamin. Tak
seorang pun dapat dituntut karena pendapatnya yang dinyatakan dalam korespondensi

5. Kebebasan beragama harus lah dijamin. Setiap kepercayaan yang diakui harus dihormati dengan
syarat kepentingan umum dan moral tidak dilanggar

6. Hak untuk mendapatkan pengajaran haruslah dijamin kepada semuanya, tanpa adanya diskriminasi.
Pengajaran sekolah haruslah diberikan dengan semangat saling pengertian internasional, dengan
menghormati martabat dan hak-hak fundamental manusia. Staf pengajar Universitas tak dapat dihalang-
halangi oleh alat-alat legislatif dan administratif yang sengaja. dilakukan untuk mempersulit
7. Setiap orang berhak bebas berkumpul dan berserikat secara damai dan tetistimewa untuk menjadi
anggota dari suatu partai politik yang dipilihnya sendiri. Tidak ada partai politik yang ditempatkan dalam
posisi "preponderan" dalam aparatur negara melalui ketentuan-ketentuan legislatif atau administratif

8.1.Setiap orang berhak untuk mengambil bagian secara langsung, atau melalui wakil-wakil yang
dipilihnya di bidang kehidupan politik negaranya

8.2. Kemauan rakyat adalah kekuasaan penguasa. Kemauan int harus dinyatakan dalam pemilihan
bebas, segala tekanan langsung atau tidak langsung yang dilakukan terhadap pemilih dengan maksud
memaksanya untuk menyatakan pendapatnya secara umum adalah dilarang. Hak untuk mencalonkan
harus dipunyai oleh semua partai politik dan untuk semua organisasi politik. Tidak ada suatu cara
apapun akan diambil selama pemilihan yang akan memungkinkan peniadaan diri pemilih ataupun isi
kotak suara. Kekuasaan negara dilaksanakan sesuai dengan kemauan umum yang dinyatakan oleh
pemilih-pemilih bebas itu

8.3. Kebebasan pengadilan dan jaminan tak memihaknya adalah kondisi-kondisi yang tak dapat
ditiadakan dalam suatu negara merdeka dan demokratis. Kekuasaan legislatif haruslah dilakukan secara
efektif orang yang sesungguhnya, yang dipilih secara bebas oleh warganegara. Undang-Undang dan lain-
lain alat legal yang diputuskan oleh badan legislatif tidak dapat ditiadakan atau dibatasi oleh alat-alat
pemerintah. Orang-orang yang bekerja pada negara (public service) harus melaksanakan fungsinya
untuk melayani masyarakat, dan bukan untuk partai politik atau organisasi politik saja. Mereka harus
mempunyai "obligation of loyalty" kepada negara. Dalam melaksanakan tugasnya mereka tidak boleh
menerima petunjuk dari parttai politik atau sesuatu organisasi yang lain.

9. Pengakuan terhadap hak menentukan diri sendiri merupakan suatu "achievment" yang besar dari
zaman kita dan merupakan salah satu prinsip fundamental dari hukum Internasional. Dan yang tidak
melaksanakannya dikutuk secara drastis

10.1. Keadilan menghendaki bahwa seseorang atau suatu golongan atau partai minoritas tidak akan
ditiadakan dari hak-haknya yang alamiah dan teristimewa dari hak-hak fundamental manusia dan
warganegara atau dari pelayanan yang sama karena sebab-sebab, ras, warna, golongan, kepercayaan
politik, kasta atau tutunan

10.2.Adalah kewajiban penguasa untuk menghormati prinsip- prinsip ini

10.3.Diskriminasi yang didasarkan atas ras dan warna adalah bertentangan dengan kadilan, Piagam PBB,
pernyataan umum tentang hak-hak asasi manusia dan tidak sesuai dengan hati nurani dunia yang
beradab. (Suny, Op. cit.,:11-13)

Sementara dalam kongres International Commission of urist yang berlangsung pada tahun 1965 di
Bangkok merumuskan
selain dari menjamin hak-hak individu, harus menentukan Benarkanas priser Blank memperbien
perindemiah atas hak-hak yang dijamin

2. Badan kehakiman yang bebas dan(pengadilan independen dan imparsial) tidak memihak

3. Pemilihan umum yang bebas

4. Kebebasan untuk menyatakan pendapat

5. Kebebasan untuk berserikat /berorganisasi dan beroposisi

6. Pendidikan kewarganegaraan (civic education) (Budiardjo, op.cit.,:60)

Tegasnya istilah 'demokrasi' mengandung arti adanya pemilihan yang bebas; pers yang merdeka;
kemerdekaan mengadakan perkumpulan politik; kebebasan beragama, berfikir dan berbicara,
persamaan menurut hukum; hak untuk menentang pemerintah; hak untuk memilih pekerjaan sendiri;
hak untuk membentuk serikat-serikat sekerja bebas; hak untuk bergerak bebas dalam negeri sendiri,
dan untuk pergi keluar negeri buat sementara waktu,atau berpindah ke lain negeri buat selama-
lamanya; dan secara umum -hak setiap orang untuk bebas mengembangkan kesanggupan pikiran dan
moralnya. Di atas segala- galanya kebebasan dari ketakutan adalah soal pokok dalam konsep Barat
mengenai Demokrasi... Aspek demokrasi ini oleh Ebenstein telah dilukiskan dengan tepat sekali sebagai
berikut: "dalam satu negara merdeka, ketokan pintu di pagi buta berarti datangnya tukang susu; dalam
negara totaliter, ketokan yang sama mungkin datangnya polisi rahasia, untuk mengambil seseorang dari
rumah dan keluarganya untuk kemudian dipenjarakan, dibuang,atau dihukum mati dengan tidak diadili
atau menurut proses yang sewajarnya". (Ebenstein,Isme-Isme Dewasa Ini:97-98)

E. Nilai Lebih Demokrasi Konstitusional

Sistem Demokrasi Konstitusional memiliki beberapa kelebihan yang cukup menyolok dibandingkan
dengan sistem pemerintahan lainnya. Henry B.Mayo dalam bukunya "An Introduction to Democrary
Theory' membeberkan beberapa kelebihan tersebut sebagaimana berikut:

1) Menyelesaikan pertengkaran dengan damai dan secara melembaga (Institutionalized peaceful


sttlement of conflict).

Kehidupan dalam setiap masyarakat selalu mengandung pertikaian yang tidak habis-habisnya dalam soal
kepentingan dan pendapat. Demokrasi adalah satu-satunya sistem yang mengakui sahnya ekspresi
politis dalam pertikaian-pertikaian semacam itu dan mengatur penyelesaiannya secara damai melalui
perundingan politik, sebagai alternatif dari penyelesaian berdasarkan kekerasan atau dekrit. Demokrasi
mengadakan suatu cara yang unik untuk menyelesaikan pertikaian secara damai, menegakkan
ketertiban umum dan membuat kebijaksanaan umum dengan fungsi kompromi yang terlembaga dalam
lembaga legislatif
2) Menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dalam suatu masyarakat yang sedang berubah
(peaceful change in a changing society).

Dari segi ini dapat difahami mengapa dalam salah satu cirinya UUD (Konstitusi) memuat prosedur untuk
mengubah UUD. Ciri semacam ini mengisyaratkan bahwa dalam rangka menampung aspirasi
masyarakat yang senantiasa berubah dan berkembang maka UUD harus diberi sifat terbuka dari
berbagai penyem-

3) Menyelenggarakan pergantian pimpinan secam teratur (orderly succession of rulers).

Demokrasi tidak hanya mengendalikan pertentangan dan perubahan sosial tetapi sekaligus juga
menyelesaikan suatu asalah politik yang jauh lebih lama,yaitu mencari pengganti yang sah dari penguasa
yang sedang berkuasa dengan cara damai dan absah. Dalam hal ini Carter dan Herz menyatakan bahwa
salah satu ciri dari demokrasi adalah "Menyusun pergantian pimpinan secara berkala, tertib dan damai,
dan melalui alat-alat perwakilan rakyat yang efektif" (G.M.Carter dan Herz "Demokrasi dan
Totalitarisme: Dua Ujung dalam Spektrum Politik-Budiardjo (ed) Masalah Kenegaraan:86)

4) Membatasi pemakaian kekerasan dan paksaan sesedikit mungkin (minimum of coercion).

Golongan minoritas yang sedikit banyak akan kena paksaan akan lebih menerimanya kalau diberi
kesempatan untuk turut serta dalam diskusi-diskusi terbuka dan kreatif; mereka akan lebih terdorong
untuk memberikan dukungan sekalipun bersyarat karena merasa turut bertanggung jawab. Salah satu
ciri demokrasi terletak pada sikap penghargaan terhadap hak- hak minoritas dan perseorangan,
demikian ditandaskan oleh Carter dan Herz (Ibid.,: 87). Dalam hal menghindarkan diri dari pemakaian
kekerasan dan paksaan sebagai syarat mutlak bagi suatu pemerintahan yang demokratis ini, patut sekali
memperhatikan peringatan John Stuart Mill dalam bukunya yang berjudul "On Liberry", bahwa mereka
yang bersedia menekan kebebasan individu untuk kepentingan mendirikan sebuah negara yang kuat,
bahwa harga sebuah negara tidaklah lebih tinggi dari harga warganya. Apabila negara memperkecil'
orang-orangnya, dan menurunkan derajat mereka menjadi alat- alat yang patuh, akan didapatinya
bahwa dengan orang-orang kecil tidak akan dapat dilaksanakan hal-hal yang besar dengan benar-benar
(when the state dwarfs its men, and reduces them to docile instrument, it will find that with small men
no great things can really be accomplished)

5) Mengakui serta menganggap wajar adanya keanekaragaman (diversity) dalam masyarakat yang
tercermin pada keanekaragaman pendapat, kepentingan serta tingkah laku.

Berkaitan dengan nilai demokrasi yang kelima ini kiranya perlu memperhatikan pendapat dari Carter dan
Herz dalam analisisnya terhadap cirri-ciri demokrasi, dimana mereka menyatakan bahwa untuk
membuat sesuatu demokrasi efektif, tidak hanya diperlukan macam-macam lembaga dan jaminan,
tetapi juga sikap hidup. Menghormati hak rakyat untuk menyatakan pandangannya betapapun tidak
populernya dan tampaknya salah, merupakan hak asasi untuk bekerjanya suatu proses mengadakan
diskusi dan pilihan secara demokratis. Sikap dasar ini tercermin dalam kalimat "Saya sama sekali tidak
setuju dengan pendapatmu, tetapi saya akan berjuang mati-matian agar engkau dapat menyatakan
pendapatmu itu". Tidak ada suatu hal yang lebih berpengaruh terhadap sifat demokratis suatu negara
daripada toleransi warganya terhadap bermacam-macam gagasan yang diyatakan secara perorangan
atau melalui organisasi (Budiardjo, (ed),op.cit.,)

6) Menjamin Tegaknya Keadilan.

Menegakkan keadilan sering dianggap sebagai inti moralitas politik. Dari sekian banyak jalan maka
sistem demokrasi merupakan sistem yang terbaik untuk menegakkan keadilan. Jelas dalam suatu sistem
demokrasi umumnya pelanggaran terhadap keadilan tidak akan terlalu sering terjadi, oleh karena
golongan-golongan terbesar terwakili dalam lembaga-lembaga

7) Menjamin Kemajuan Ilmu Pengetahuan.

Ilmu pengetahuan hanya dapat berkembang dengan sebaik- baiknya bilamana penelitian ilmiah,
kebebasan mimbar, diskusi ilmiah diberi kebebasan yang seluas-luasnya tanpa ada kekangan dan kontrol
dati funk penguasa. Kebebasan serupa ini hanya ditemukan dalam sistem demokrasi saja

F. Visi, Misi, Strategi, dan Model Pendidikan Demokrasi

Dari uraian dan diskusi di atas dapat dirumuskan visi, missi dan strategi pendidikan demokrasi yang
sesungguhnya. Pendidikan demokrasi dalam berbagai konteks, dalam hal ini untuk wi Word

pendidikan formal (di sekolah dan perguruan tinggi), nonformal (pendidikan di luar sekoah), dan
informal (pergaulan di rumah dan masyarakat) mempunyai visi sebagai wahana substansif, pedagogis,
dan social cultural untuk membangun cita-cita, nilai, konsep, keterampilan demokrasi dalam diri
warganegara melalui pengalaman hidup dan berkehidupan pengalamannya itu baik secara sendiri-
sendiri maupun bersama- sama warga negara mampu memberikan kontribusi yang bermakna bagi
peningkatan kualitas demokrasi dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara Indonesia. Inilah
makna dari "learning democracy, through democracy and for democracy'. Bertolak dari bermuara pada
visi tersebut dapat dirumuskan bahwa misi pendidikan demokrasi adalah sebagai berikut.

1) Memfasilitasi warganegara untuk mendapatkan berbagai akses kepada dan menggunakan secaraa
cerdas berbagai sumber informasi (tercetak, terekam, tersiar, elektronik, kehidupan, dan lingkungan)
tentang demokrasi dalam teori dan praktek untuk berbagai konteks kehidupan sehingga ia memiliki
wawasan yang luas dan memadai (well-informed).

2)Memfasilitasi warganegara untuk dapat melakukan kajian konseptual dan operasional secara cermat
dan bertanggungjawab terhadap berbagai cita-cita, instrumentasi, dan praksis demokrasi guna
mendapatkan keyakinan dalam melakukan pengambilan keputusan individual dan atau kelompok dalam
kehidupannya sehari-hari serta berargumentasi atas keputusannya itu.

3) Memfasilitasi warganegara untuk memperoleh dan memanfaatkan kesempatan berpartisipasi secara


cerdas di lingkungannya, seperti mengeluarkan pendapat, berkumpul dan berserikat, memilih, serta
memonitor dan mempengaruhi kebijakan publik.
Merujuk kepada visi dan misi tersebut di atas, maka strategi dasar pendidikan demokrasi yang
seyogyanya ikembangkan adalah strategi pemanfatan aneka media dan sumber belajar (multi media and
resources), kajian interdisipliner (interdsciplinarystudies), pemecahan masalah sosial (problem

solving), penelitian sosial (social inquiry), aksi sosial (social pembelajaran berbasis portfolio (portfolio-
based learning. Secara konseptual dan operasional dapat model tersebut diadaptasi untuk pendidikan
demokrasi dalam berbagai latar dengan cara menyesuaikan kompleksitas masalah yang menuntut taraf
berpikirpeserta didikmulai dari yang rendah (lower-order sampai yang lebih tinggi (higher-
order).bintellectual abilities).

Disadari bahwa dalam kehidupan bermasyarakat individu merupakan "aktor sosial" (social actor). Salah
satu kemampuan yang dituntut untuk menjadi seorang aktor sosial yang baik adalah mengambil
keputusan secara nalar atau well informed and reasoned decision making (Banks, 1978). Kemampuan
tersebut akan tercermin melalui proses pembelajaran yang memungkinkan individu terlibat dalam
berbagai bentuk kegiatan pemecahan masalah sosial baik secara individual maupun kolektif. Oleh
karena itu perlu dikembangkanbstrategi pembelajaran yang dirancang untuk mengembangkan
keterampilan pemecahan masalah sosial. Dengan strategi itu pembelajaran diskenariokan untuk
melibatkan peserta didik dalam praktek pemecahan masalah sosial, khususnya yang berkenaan dengan
berbagai aspek kebijakan publik secara kolektif. Sebagai contoh selanjutnya akan dipaparkan strategi
pembelajaran keterampilan pemecahan masalah sosial yang terkait pada status, peran, dan tanggung
jawab warga negara dalam konteks kebijakan publican

G. Ilustrasi dan Fakta

Berikut ini ada sejumlah sampel informasi yang relevan terkait konsep demokrasi.

1) Hasil Survey Nasional Tim Asia Foundation tahun 2000 memberi indikasi bahwa sekitar 60% dari
sampel nasional penduduk warganegara Indonesia belum memahami konsep, prinsip, dan proses
demokrasi secara utuh.

Sejak mcemasuki era Reformas tahun 1998 sampai saat ini sudah banyak mengalamai kemajuan dalam
melakukan instrumentasi demokrasi konstitusional Indonesia, seperti Amandemen UUD
1945.pembentukan berbagai perundang- undangan politik, hukum, dil

3) demokrasi konstitusional seperti Pemilu untuk anggota Pergantian kepemimpinan nasional dan
daerah melalui proses perwakilan rakyat pusat (DPR dan DPD) dan daerah (DPRD dan Bupati/Walikota),
Presiden dan Wakil Presiden.

4) Terjadi euforia demokrasi yang berlebihan yang pada akhirnya sering melahirkan konflik vertikal
dan/atau horizontal seperti demonstrasi yang destruktif, pertikaian antar kelompok dalam berbagai
konteks.
5) Proses pendidikan demokrasi baik dalam pendidikan formal maupun pendidikan nonformal belum
berjalan sitemik sehingga proses pengembangan wawasan, nilai, sikap, dan keterampilan hidup
berdemokrasi konstitusional di Indonesia belum mencapai hasil yang optimal.

H.Tugas

Jawablah dengan jelas dan singkat pertanyaan di bawah ini!

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan demokrasi?

2.Jelaskan keterkaitan ideologi Pancasila dengan Demokrasi Pancasila?

3. Berikan argumentasi anda terhadap kondisi Demokrasi Indonesia saat ini yang terindikasi sangat
mengabaikan Demokrasi Pancasila namun lebih cenderung menganut Demokrasi Liberal?

4. Beredar pendapat di masyarakat bahwa dalam Sistem Politik di Indonesia telah terjadi pertentangan
antara Ideologi Pancasila dengan UUD 1945 hasil Amandemen IV yang berbau Liberalisme Berikan
argumentasi anda.

5. Mengapa kegiatan Pilkada dan Pemilu di Indonesia lebih banyak menghasilkan kerusuhan atau konflik
di masyarakat ketimbang pengembangan kualitas wawasan pendidikan politik masyarakat? Jelaskan.

Anda mungkin juga menyukai