Pada saat sekarang ini kita tidak lagi asing dengan kata thrifting yang merupakan
kegiatan memperjual belikan barang-barang atau pakaian bekas yang ada di pinggir jalan
maupun di thrifshop. Seakan menjadi hal baru fenomena thrifting menjadi meledak dimana
mana padahal eksistensi jual beli pakaian bekas ini sudah lama adanya dan memiliki sebutan
tersendiri di berbagai daerah , contohnya seperti terutama didaerah pontianak pakaian bekas
semakin marak, kini banyak anak muda yang menjadikannya kebiasaan semata-mata untuk
kebutuhan fashion atau lifestyle karena bentuk dan modelnya yang beraneka ragam dan tidak
banyak orang yang menggunakannya, namun ada pula yang menjadikannya hobi atau
kegemaran mengoleksi barang-barang jadul/vintage yang hanya keluar dalam kurun waktu
Bahasa thrift sendiri di ambil dari kata thrive yang berarti berkembang atau maju.
Sedangkan kata-kata thrifty sendiri dapat diartikan sebagai cara menggunakan uang atau
barang lainnya secara baik dan efisien. Sehingga thrifting dapat diartikan sebagai kegiatan
uang dengan efisien. Namun, tak sampai disitu saja, kegiatan ini tak hanya sekedar membeli
barang bekas namun terdapat sensasi tersendiri ketika kita bisa mendapatkan barang yang
keren dan bahkan langka atau rare dengan harga lebih murah. Menelusuri kembali budaya
thrifting yang biasanya dikaitkan dengan pakaian merupakan perlawanan terhadap budaya
konsumen fast-fashion.
1
Selain harganya yang terjangkau thrifting juga mempunyai nilai jual yang sangat
tinggi peminatnya tak jarang juga ada yang rela merogoh kocek lebih hanya untuk thrifting
karena harganya yang lebih murah dari harga baru dari brand atau merk pakaian tersebut.
Thrifting kini keberadaannya semakin populer mau itu di kalangan remaja maupun orang
dewasa, tak hanya itu thrifting kini menjadi sebuah kebiasaan yang masyarakat pontianak
lakukan dari yang tua hingga yang muda. Thrifting tidak hanya semata pakaian namun ada
juga aksesoris dan lain-lain, Pada umumnya thrifting dulu dikenal hanya sebagai pakaian
bekas yang dijual dengan harga murah dan terjangkau yang diperjual belikan di pinggir jalan
atau sebagainya. Namun baru-baru ini thrifting menjadi sangat populer apalagi dikalangan
remaja bahwasannya mereka bukan melihat dari harganya namun juga dari brand atau merk
apa pakaian tersebut karena jika dilihat dari harga aslinya akan sangat miring perbedaannya
Thrifting pada saat sekarang ini sangat mudah untuk kita jumpai karena
keberadaannya yang kian marak dan semakin banyak di kota pontianak. Pontianak adalah
salah satu kota yang sangat mudah untuk mengakses masuknya barang bekas dari luar negeri
contohnya lelong atau thrifting. Thrifting tak hanya diperjual belikan secara langsung namun
juga secara online tak sedikit toko-toko online disosial media yang menjual thrifitng, mereka
Tiktok dll. Baju thrift atau juga dikenal sebagai baju bekas berasal dari amerika, china,
jepang, korea, dan beberapa negara lainnya. Baju-baju ini diimpor dalam jumlah yang begitu
besar. Thrift dan thrifting tentu saja berbeda, thrift sendiri merupakan barang bekas yang
dijual kembali sedangkan thrifting merupakan kegiatan membeli barang bekas tersebut.
thrifting erat kaitannya dengan barang usang dan tidak diperlukan keberadaannya bagi
seseoang kini memiki nilai yang lebih. Menurut McRobbie, eksistensi pakaian bekas
2
menciptakan surplus barang yang nilai gunanya tidak lenyap ketika pemilik pertamanya tidak
lagi menginginkannya. Bagi kaum muda yang melakukan thrifting, pakaian bekas dapat
memberikan nilai guna ekonomis untuk mereka yang memerlukan pakaian guna kebutuhan
sehari-hari ataupun untuk dipakai menghadiri suatu acara tanpa mengeluarkan uang lebih
Tempat thrifting yang sering didatangi para anak muda salah satunya yaitu di pasar
rakyat atau biasa dikenal dengan sebutan pasar tengah, tidak susah untuk menemukan tenda-
tenda yang menjual lelong tersebut karena lokasinya yang mudah di akses. Para penjual biasa
menggantung jualannya pada hanger-hanger atau di emperkan begitu saja agar pembeli
mudah untuk memilih pakaian sesuai dengan yang mereka igninkan. Tak hanya di pasar
tengah namun ada juga tempat lainnya yang sering dikunjungi oleh anak muda yaitu biasa
disebut UKA yang lokasinya terletak didaerah jeruju, disini para penjual biasanya
menggunakan stand untuk barang yang mereka jual karena tempatnya berada di pinggir jalan
raya. Namun aktivitas thrifting di UKA ini hanya berlangsung pada saat hari weekend saja
yang membuat orang-orang ramai untuk mengunjungi tempat tersebut karena hari yang
terbatas.
keberadaan thrifting tak hanya dilakukan secara langsung atau offline namun juga bisa secara
online, mengingat zaman yang semakin canggih yang membuat kegiatan jual beli thrifting
sangat mudah untuk diakses melalui media sosial. Banyak orang menganggap bahwa
thrifting hal yang biasa, namun bagi anak muda yang paham akan thrifting mereka bisa
mendapatkan keuntungan, karena dari barang thrifting masih memiliki nilai jual yang
lumayan sehingga banyak anak muda selain menjadikan thrifting sebagai tempat mereka
untuk mencari baju untuk digunakan, mereka juga biasanya membeli untuk menjual lagi
dengan harga yang lebih sesuai. Hal tersebut dapat terjadi karena ada beberapa tempat
3
thrifting dimana yang menjualnya orang tua yang dianggap kurang paham akan merk yang
masih memiliki nilai jual nya, sehingga anak muda mencari keuntungan melalui harga yang
sangat pas dikantong para remaja namun menjualnya dengan harga yang lebih tinggi dari
modalnya.
BAB II
perbedaan status, dan sebagai sarana untuk menunjukkan asal kelompok tertentu dengan
sekumpulan idealisme tertentu pula (Barnard, 2011). Fahsion merupakan salah satu hal yang
paling penting tentang identitas seseorang. Sebab fahsion mempunyai cara nonverbal untuk
memproduksi serta mempertukarkan makna dan nilai-nilai. Fahsion menjadi sebuah bentuk
ekspresi individualistik yang digunakan individu untuk membedakan dirinya sendiri sebagai
individu dan menyatakan beberapa keunikannya. Konsekuensi logis dari hal tersebut adalah
semakin meningkatnya konsumsi dan kebutuhan akan fahsion. Selain itu, fahsion menjadi
salah satu objek konsumsi penting dalam masyarakat modern karena merupakan kebutuhan
primer bagi setiap manusia. Oleh karenanya kebutuhan akan fahsion atau pakaian jadi terus
meningkat seiring perkembangan populasi dunia. Dalam dunia modern, fahsion dapat
ditafsirkan sebagai era sejarah yang ditandai dengan inovasi terus-menerus. Industri pakaian
jadi dunia terus berkembang diikuti oleh berkembangnya perdagangan internasional. Namun
demikian, pada beberapa dekade, muncul isu mengenai baju bekas yang didasari oleh
berbagai macam alasan. Awalnya peredaran baju bekas adalah ditujukan untuk hibah bagi
4
korban bencana alam ataupun perdagangan biasa seperti lelang baju bekas artis atau sekedar
mencari keuntungan dengan harga murah. Produk baju bekas menjadi salah satu alternatif
membentuk suatu gaya baru yang bersaing dengan produk fast fashion, karena dianggap
sebagai produk yang ramah lingkungan. Produk fast fashion memberikan banyak dampak
negatif seiring dengan meningkatnya kebutuhan sandang terutama bagi kalangan yang ingin
Mengkaji fenomena baju bekas dengan pendekatan semiotika Charles Sanders Pierce
Baju bekas dipandang sebagai sebuah teks budaya. Teks adalah produk dari tindak
penggunaan dan pertukaran tanda. Teks adalah wujud penggunaan seperangkat tanda dalam
kehidupan sosial, yang dikombinasikan dengan cara kode tertentu. Teks merupakan pesan-
pesan yang menggunakan tanda verbal ataupun visual (Piliang, 2012). Lewat sudut pandang
inilah baju bekas dapat dibaca dan ditafsirkan maknanya. Kemungkinan tersebut membuka
peluang untuk dikaji lebih mendalam lagi karena dapat mengungkapkan bagaimana
sebenarnya fenomena baju bekas ini tetap eksis di kalangan penggunanya, kemudian
mencaritahu dan menganalisis bagaimana proses terbentuknya kode kultural terhadap fahsion
baju bekas, serta menganalisis bagaimana implikasi kode kultural tersebut dalam industri
zaman sekarang membuat fashion menjadi image dan citra diri, atau dalam hal lain
dikatakan bahwa penampilan menjadi hal yang sangat penting khusunya dalam kehidupan
sosial. Ketika bertemu dengan orang lain, hal yang dilihat terlebih dahalu yaitu penampilan
fisik dan pakaiannya, karena dua hal tersebut menjadi hal yang paling terlihat ketika kita
ingin berinteraksi dengan orang lain (Trisnawati, 2011 : 39). Fahsion yang melekat pada
tubuh seseorang bukan hanya sekedar pakaian atau barang yang menempel di tubuhnya.
Namun juga fashion memiliki gambaran tertentu yang akan selalu menempel pada fashion
dan menjadikan fashion layaknya Bahasa yang memiliki arti seperti menciptakan pesan.
5
Dalam dunia fashion, Sebagian orang mengharapkan mereka menjadi sebuah tontonan ketika
mereka menggunakan pakaian. Keputusan mereka dalam membeli lalu mengenakan fashion
thrift apakah hanya untuk membentuk sebuah fashion statement. Karena selaian mereka ingin
melihat fashion orang lain, disatu sisi mereka juga ingin dilihat ketika mereka mengenakan
fashion thrift.
Dalam kajian semiotika, fashion tidak hanya sebagai penutup badan tetapi mereka
menciptakan pesan dan makna seperti bahasa “the language of fashion” (Barthes, 1967).
Tetapi, hanya sebagian orang yang melihat cara berpakaian atau fashion dengan sudut
pandang sama, walaupun terdapat banyak perbedaan, fashion akan tetap menunjukkan
banyak tanda-tanda yang relatif sama (Hall, 1997:38, dalam Rahmandani, 2020).
Fashion memiliki nilai dan gambaran tertentu yang akan selalu menempel pada fashion, maka
banyak yang berpendapat bisa mendapatkan nilai tanda tersebut dengan menggunakan produk
tersebut.
BAB III
PEMBAHASAN
hari yang perkembangannya menjadi tidak terbatas. Bahkan dalam setahun berbagai
macam trend fashion yang dikeluarkan dengan jangka waktu yang bisa dikatakan singkat.
Fashion sendiri memiliki beberapa manfaat, yaitu menumbuhkan rasa percaya diri.
Seseorang akan lebih percaya diri ketika dirinya memakai pakaian yang menarik dan
nyaman, sehingga rasa percaya diri juga memberikan pengaruh semangat dalam
menjalankan aktivitas dan melakukan pekerjaan. Selain menumbuhkan rasa percaya diri,
fashion yang menarik dan terlihat nyaman juga memiliki daya tarik tersendiri, dengan itu
6
membuat orang lain merasa nyaman ketika berinteraksi dekat dengan kita. Karena
seseorang yang hobi dengan fashion ketika mereka berbelanja pakaian dan barang-barang
baru, mereka akan merasakan kepuasan dan kebahagiaan, apalagi fashion tersebut bisa
menjadi pusat perhatian terhadap orang lain. Seperti yang dikatakan salah satu informan
Fahmi (20 tahun) Mahasiswa Fisipol universitas tanjungpura pontianak berpendapat bahwa :
“thrifting itu menurut aku passion karena ketertarikan estetika baju yang unik karena
memiliki nilai tersendiri walaupun dilihat secara visual emang tidak begitu menarik bagi
yang tidak mengikuti thrifting, namun bagi kami yang passionnya di dunia thrifting kami
merasakan nilai estetika yang berbeda dari baju bekas tersebut, bukan hanya sekedar dari
merknya.”
Fenomena thrifting menjadikan suatu hal yang baru bagi beberapa golongan orang,
karena thrifting merupakan Bahasa baru anak muda sekarang dalam penyebutan nya. Perlu
diketahui di golongan orang tua bahkan anak muda yang tidak memahami thrifting mereka
Hal tersebut terbukti dengan apa yang disampaikan informan, Nino (40) penjual
“Thrifting memang Bahasa baru anak muda zaman sekarang, awalnya saya bingung ketika
mendengar kata thrifting, namun sekarang saya paham thrifting juga merupakan aktivitas
jual-beli baju bekas dan sepatu bekas. Ini sama saja halnya dengan aktivitas lelong, namun
bagi golongan orangtua seperti saya mungkin asing dengan thrifting namun kami paham
bahwa thrifting itu aktivitas yang sama dengan apa yang kami lakukan”.
Thrifting merupakan hal yang lama namun Bahasa nya saja yang berbeda, mungkin
pada zaman sekarang anak muda sudah masuk ke dunia thrifting, suatu hal yang keren bagi
7
mereka bisa mendapatkan suatu baju dan sepatu bekas dengan harga yang terjangkau namun
kualitas dan merk yang masih bagus. Diketahui bahwa aktivitas lelong pada umumnya
banyak orang yang mementingkan fungsi pakai dan nilai estetika luarnya, namun pada
aktivitas thrifting anak muda melihat nilai jual dari merk dan estetika nya, hal tersebutlah
yang mungkin menjadi perbedaan dari penyebutannya, namun aktivitasnya tetap sama.
Tampilan gaya pakaian yang dikenakan seseorang bisa menjadi gambaran diri
dari orang tersebut. Identitas diri merupakan cara seorang individu menjalani peran
penting dalam kehidupan dengan menjadi seseorang yang unik (Papalia, 2008), yang
dilakukan dengan kesadaran dan kelangsungan pribadi, dan keyakinan yang relatif stabil
diri (image of self) yang dilakukan secara konsisten, konsisten tersebut terdiri dari
kemampuan memilih dan mengambil keputusan, baik itu tentang sebuah pekerjaan,
orientasi seksual, maupun filsafah hidup (Woolfolk, dalam Yusuf, 2011). Seseorang akan
menyadari ciri-ciri khas kepribadian yang ada didalam dirinya ketika telah mendapat
identitas. Misalnya seperti hal apa saja yang ia gemari dan tidak ia gemari, cita-cita,
bayangan masa depan, perasaan yang membawa ia harus mengatur tujuan hidupnya
(Desmita, 2008). Thrifting atau bahasa slangnya “awul-awul” merupakan suatu kegiatan
mencari barang-barang thrift. Thrift sendiri memiliki arti barang bekas atau second yang
kebanyakan barang-barangnya berasal dari import dan kondisinya tentu tidak 100 persen
karena sudah pernah digunakan sebelumnya, namun tentu saja barang tersebut masih bisa
layak untuk digunakan.barang-barang thrift ini biasanya hanya ada satu barang yang
tersedia, maka dari itu para pecinta fashion khususnya kalangan remaja sangat
menggemari thrifting. Thrifting menjadi salah satu kegiatan yang sedang populer beberapa
8
tahun belakangan ini. Thrifting dianggap sebagai salah satu jalur alternatif berbelanja oleh
masyarakat yang memiliki hobi berbelanja namun tidak membuat kantong jebol, apalagi
untuk kalangan remaja yang sebagian besar belum memiliki penghasilan. Thrifting juga
menjadi salah satu alternatif yang baik khususnya dari segi lingkungan, karena yang kita tahu
limbah tekstil sangat meningkat karena industri fast fashion. Fast fashion sangat berdampak
negatif bagi lingkungan, seperti pencemaran air, penggunaan bahan kimia yang berbahaya
untuk lingkungan, dan sulit untuk didaur ulang (Lararenjana, 2021). Walaupun Thrift bukan
barang baru, tapi Thrift memiliki beberapa manfaat selain untuk menyelamatkan lingkungan
yaitu, memiliki harga murah dan kualitas yang tidak kalah bagus dengan barang brand new.
Bagi sebagian orang yang menyukai fashion, Thrift merupakan salah satu alternatif yang bisa
dicoba untuk bereksperimen dengan gaya dan warna, karena barang-barang Thrift biasanya
memiliki barang yang unik dan langka, ini juga bisa meminimalisir kesamaan barang dengan
orang lain.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
bahkan event thrifting sekarang mudah ditemui di kota-kota besar. Thrifting sekarang
menjadi hobi dan banyak digemari anak muda. Sekarang bahkan thrifting bukan hanya
sekedar hobi namun sudah menjadi passion beberapa anak muda yang menekuninya. Hal ini
dapat terjadi karena diketahui thrifting menjadi keren karena semua orang sudah paham
9
barang bekas yang masih tinggi nilai jualnya, bukan hanya tentang merknya tapi nilai
estetikanya. Thrifting sendiri menjadi fasion bagi Sebagian anak muda karena dalam fashion
tersebut anak muda dapat berekspresi melalui apa yang mereka kenakan dan juga dapat
menambah kepercayaan diri melalui sebuah thrifting sebagai makna dan simbol.
Pada saat sekarang jika ditemui kebanyakan penjual thrifting merupakan banyak anak
muda, karena berangkat dari sebuah hobi mencari baju yang masih memiliki nilai estetikanya,
pada akhirnya anak muda sekarang menjadi penjual bukan karena untuk mencari keuntungan
semata namun karena mereka senang ketika hobi dapat menjadi peluang mereka berusaha.
Baju dan sepatu bekas yang mereka jual tentu memiliki cerita tersendiri, karena pada umum
nya barang thrifting yang masih memiliki nilai jual tinggi merupakan brand yang terkenal di
luar negeri.
Thrifting tentu akan terus berkembang dan akan terus eksis dikalangan anak muda,
karena mereka dapat menyalurkan hobi dan kegemaran mereka di thrifting. Dan juga akses
online shop sekarang mudah sehingga dapat membuat anak muda lebih tertarik dalam
DAFTAR PUSTAKA
Setyaningsih, Ayuni. 2018.”Kuasa Baju Bekas: Kode Kultural Fesyen Baju Bekas dalam
10
LAMPIRAN
IDENTITAS
Umur : 20 tahun
Pekerjaan/Aktivitas : Mahasiswa
PELAKSANAAN WAWANCARA
TRANSKIP WAWANCARA
Veva : Kan aku liat ni kau suke bikin status wa tentang thrifting, udah berape lama kau suke
thrifting tu pam?
Fahmi : Oo thrifting, udah lamak da aku tu suke ikut event thrifting, ade dah 2 tahun
11
Fahmi : Aku tu dulu suke nonton youtube, terus aku nonton ade orang becari baju gitu tapi
bermerk, terus dari situ lah aku tertarik, soalnye baju nye pun keren keren gak
Veva : Ade yak niat kau buat buka bisnis thrifting pam?
Fahmi : Adela vev, tertarik gak aku soal e kalo dilihat-lihat event yang pernah aku ikutkan
tu, seru lihat negosiasi pembeli same penjual tu, ape agik adu argument merk wkwk,
Veva : Oo gitu betol gak sih pam, semoge ape yang kau inginkan tu cepat terealisasikan
IDENTITAS
Nama : Aldian
Umur : 25 tahun
PELAKSANAAN WAWANCARA
TRANSKIP WAWANCARA
Veva : halo, siang bang saya Genoveva mahasiswa dari kampus untan
12
Veva : jadi saye mau wawancara abang terkait thrifting, boleh nda bang?
Veva : jadi udah berape lamak abang jual baju thrift ni?
Veva : lumayan lamak gak ye bang, dari tahun berape lah bang kire-kire mulai usaha thrift
ni?
Aldian : dari tahun 2015 awal kak mulai jual pakaian thrift ni
Aldian : awalnye si kak karne suke beli-beli gitu yang eceran trus tau dari kawan-kawan gak
si kak jadi keterusan sampe sekarang dan jadi jual thrift dari awalan yang suke beli
pakaian thrift tu
Veva : trus ape yang buat abang tertarik untuk terjun ke dunia thrifting ni?
Aldian : lebih ke hobi si kak karne kan udah lumayan lamak gak saye ngulik-ngulik thrifting
ni
Veva : selama jual pakaian thrift ni kalangan mane yang lebih dominan buat beli bang?
Aldian : sebenarnye tua muda si kak yang beli, tapi yang lebih dominan tu kalangan anak-
anak muda
Veva : oh gitu ye, selain jualan secara langsung kek gini ade nda abang jualan secara online
gak?
Aldian : di Instagram si pastinye kak, ade juga yang di tiktok tapi lagi dalam proses
Veva : Ooo, mungkin segitu jak si bang pertanyaan dari saye makasih sebelumnye udah
mau di wawancara
13
IDENTITAS
Nama : Nino
Umur : 40 tahun
PELAKSANAAN WAWANCARA
TRANSKIP WAWANCARA
Veva : jadi saye ni ade tugas dari kampus mengenai thrifting boleh nda kalo saye
14
Veva : oh masih baru gak ye pak, dari mane bapak tau thrifting ni?
Pak nino : kebetulan dari keluarga si dek karne rate-rate keluarga saye ni buka usaha
Veva : ape yang buat bapak tertarik same thrifting selain dari keluarga bapak?
Pa nino : karne hobi si, saye tu suke nyari baju-baju thrift ape agik kalo dah dapat
Veva : biasenye kalo thrfting gitu ape yang lebih sering bapak dapat merk atau
brand pakaiannye?
Pak nino : yang lebih sering tu nike, Uniqlo, adidas itu yak si kalo yang lainnye tu
jarang-jarang dek
Veva : untuk omset biase yang bapak dapat perhari tu berape lah kire-kire
Pak nino : kalo untuk yang biase tu si paling 300-500an dek tapi kalo yang buka bal tu
Pak nino : ha itulah, Cuman nda gak tiap hari si bise dapat penghasilan segitu pasang
surut gak die kalo agik ramai ye ramai kalo agik sepi ye nda sampai segitu
pendapatannye
Veva : selain jual ditoko ni ade nda bapak jual thrift ni secara online?
Pak nino : ade dek cman masih baru gak jadi belom banyak yang tau
Veva : oh iyelah pak, mungkin itu jak si yang mau saye tanyakan makasih
15
DOKUMENTASI WAWANCARA
16
Gambar 2. Wawancara Fahmi
17