Anda di halaman 1dari 17

BAB 1

GAMBARAN UMUM FENOMENA

Pada saat sekarang ini kita tidak lagi asing dengan kata thrifting yang merupakan

kegiatan memperjual belikan barang-barang atau pakaian bekas yang ada di pinggir jalan

maupun di thrifshop. Seakan menjadi hal baru fenomena thrifting menjadi meledak dimana

mana padahal eksistensi jual beli pakaian bekas ini sudah lama adanya dan memiliki sebutan

tersendiri di berbagai daerah , contohnya seperti terutama didaerah pontianak pakaian bekas

yang di perjualkan belikan orang-orang biasanya menyebutnya lelong. Keberadaannya

semakin marak, kini banyak anak muda yang menjadikannya kebiasaan semata-mata untuk

kebutuhan fashion atau lifestyle karena bentuk dan modelnya yang beraneka ragam dan tidak

banyak orang yang menggunakannya, namun ada pula yang menjadikannya hobi atau

kegemaran mengoleksi barang-barang jadul/vintage yang hanya keluar dalam kurun waktu

tertentu sehingga barang tersebut berharga.

Bahasa thrift sendiri di ambil dari kata thrive yang berarti berkembang atau maju.

Sedangkan kata-kata thrifty sendiri dapat diartikan sebagai cara menggunakan uang atau

barang lainnya secara baik dan efisien. Sehingga thrifting dapat diartikan sebagai kegiatan

membeli barang-barang bekas dalam rangka melakukan penghematan atau menggunakan

uang dengan efisien. Namun, tak sampai disitu saja, kegiatan ini tak hanya sekedar membeli

barang bekas namun terdapat sensasi tersendiri ketika kita bisa mendapatkan barang yang

keren dan bahkan langka atau rare dengan harga lebih murah. Menelusuri kembali budaya

thrifting yang biasanya dikaitkan dengan pakaian merupakan perlawanan terhadap budaya

konsumen fast-fashion.

1
Selain harganya yang terjangkau thrifting juga mempunyai nilai jual yang sangat

tinggi peminatnya tak jarang juga ada yang rela merogoh kocek lebih hanya untuk thrifting

karena harganya yang lebih murah dari harga baru dari brand atau merk pakaian tersebut.

Thrifting kini keberadaannya semakin populer mau itu di kalangan remaja maupun orang

dewasa, tak hanya itu thrifting kini menjadi sebuah kebiasaan yang masyarakat pontianak

lakukan dari yang tua hingga yang muda. Thrifting tidak hanya semata pakaian namun ada

juga aksesoris dan lain-lain, Pada umumnya thrifting dulu dikenal hanya sebagai pakaian

bekas yang dijual dengan harga murah dan terjangkau yang diperjual belikan di pinggir jalan

atau sebagainya. Namun baru-baru ini thrifting menjadi sangat populer apalagi dikalangan

remaja bahwasannya mereka bukan melihat dari harganya namun juga dari brand atau merk

apa pakaian tersebut karena jika dilihat dari harga aslinya akan sangat miring perbedaannya

di bandingkan dengan thrifting.

Thrifting pada saat sekarang ini sangat mudah untuk kita jumpai karena

keberadaannya yang kian marak dan semakin banyak di kota pontianak. Pontianak adalah

salah satu kota yang sangat mudah untuk mengakses masuknya barang bekas dari luar negeri

contohnya lelong atau thrifting. Thrifting tak hanya diperjual belikan secara langsung namun

juga secara online tak sedikit toko-toko online disosial media yang menjual thrifitng, mereka

berlomba-lomba untuk mempromosikan jualan mereka mulai dari Instagram, Whattsap,

Tiktok dll. Baju thrift atau juga dikenal sebagai baju bekas berasal dari amerika, china,

jepang, korea, dan beberapa negara lainnya. Baju-baju ini diimpor dalam jumlah yang begitu

besar. Thrift dan thrifting tentu saja berbeda, thrift sendiri merupakan barang bekas yang

dijual kembali sedangkan thrifting merupakan kegiatan membeli barang bekas tersebut.

Thifting merujuk kepada pakaian, aksesoris ataupun benda-benda fahsion bekas,

thrifting erat kaitannya dengan barang usang dan tidak diperlukan keberadaannya bagi

seseoang kini memiki nilai yang lebih. Menurut McRobbie, eksistensi pakaian bekas

2
menciptakan surplus barang yang nilai gunanya tidak lenyap ketika pemilik pertamanya tidak

lagi menginginkannya. Bagi kaum muda yang melakukan thrifting, pakaian bekas dapat

memberikan nilai guna ekonomis untuk mereka yang memerlukan pakaian guna kebutuhan

sehari-hari ataupun untuk dipakai menghadiri suatu acara tanpa mengeluarkan uang lebih

untuk membeli pakaian baru yang tentunya lebih mahal.

Tempat thrifting yang sering didatangi para anak muda salah satunya yaitu di pasar

rakyat atau biasa dikenal dengan sebutan pasar tengah, tidak susah untuk menemukan tenda-

tenda yang menjual lelong tersebut karena lokasinya yang mudah di akses. Para penjual biasa

menggantung jualannya pada hanger-hanger atau di emperkan begitu saja agar pembeli

mudah untuk memilih pakaian sesuai dengan yang mereka igninkan. Tak hanya di pasar

tengah namun ada juga tempat lainnya yang sering dikunjungi oleh anak muda yaitu biasa

disebut UKA yang lokasinya terletak didaerah jeruju, disini para penjual biasanya

menggunakan stand untuk barang yang mereka jual karena tempatnya berada di pinggir jalan

raya. Namun aktivitas thrifting di UKA ini hanya berlangsung pada saat hari weekend saja

yang membuat orang-orang ramai untuk mengunjungi tempat tersebut karena hari yang

terbatas.

Mengingat semakin berkembangnnya zaman dan berkembangnya teknologi

keberadaan thrifting tak hanya dilakukan secara langsung atau offline namun juga bisa secara

online, mengingat zaman yang semakin canggih yang membuat kegiatan jual beli thrifting

sangat mudah untuk diakses melalui media sosial. Banyak orang menganggap bahwa

thrifting hal yang biasa, namun bagi anak muda yang paham akan thrifting mereka bisa

mendapatkan keuntungan, karena dari barang thrifting masih memiliki nilai jual yang

lumayan sehingga banyak anak muda selain menjadikan thrifting sebagai tempat mereka

untuk mencari baju untuk digunakan, mereka juga biasanya membeli untuk menjual lagi

dengan harga yang lebih sesuai. Hal tersebut dapat terjadi karena ada beberapa tempat

3
thrifting dimana yang menjualnya orang tua yang dianggap kurang paham akan merk yang

masih memiliki nilai jual nya, sehingga anak muda mencari keuntungan melalui harga yang

sangat pas dikantong para remaja namun menjualnya dengan harga yang lebih tinggi dari

modalnya.

BAB II

KONSEP DAN TEORI

Fahsion dapat menjadi suatu pernyataan yang mencerminkan

perbedaan status, dan sebagai sarana untuk menunjukkan asal kelompok tertentu dengan

sekumpulan idealisme tertentu pula (Barnard, 2011). Fahsion merupakan salah satu hal yang

paling penting tentang identitas seseorang. Sebab fahsion mempunyai cara nonverbal untuk

memproduksi serta mempertukarkan makna dan nilai-nilai. Fahsion menjadi sebuah bentuk

ekspresi individualistik yang digunakan individu untuk membedakan dirinya sendiri sebagai

individu dan menyatakan beberapa keunikannya. Konsekuensi logis dari hal tersebut adalah

semakin meningkatnya konsumsi dan kebutuhan akan fahsion. Selain itu, fahsion menjadi

salah satu objek konsumsi penting dalam masyarakat modern karena merupakan kebutuhan

primer bagi setiap manusia. Oleh karenanya kebutuhan akan fahsion atau pakaian jadi terus

meningkat seiring perkembangan populasi dunia. Dalam dunia modern, fahsion dapat

ditafsirkan sebagai era sejarah yang ditandai dengan inovasi terus-menerus. Industri pakaian

jadi dunia terus berkembang diikuti oleh berkembangnya perdagangan internasional. Namun

demikian, pada beberapa dekade, muncul isu mengenai baju bekas yang didasari oleh

berbagai macam alasan. Awalnya peredaran baju bekas adalah ditujukan untuk hibah bagi

4
korban bencana alam ataupun perdagangan biasa seperti lelang baju bekas artis atau sekedar

mencari keuntungan dengan harga murah. Produk baju bekas menjadi salah satu alternatif

membentuk suatu gaya baru yang bersaing dengan produk fast fashion, karena dianggap

sebagai produk yang ramah lingkungan. Produk fast fashion memberikan banyak dampak

negatif seiring dengan meningkatnya kebutuhan sandang terutama bagi kalangan yang ingin

tampil modis (Sunhilde, 2012).

Mengkaji fenomena baju bekas dengan pendekatan semiotika Charles Sanders Pierce

Baju bekas dipandang sebagai sebuah teks budaya. Teks adalah produk dari tindak

penggunaan dan pertukaran tanda. Teks adalah wujud penggunaan seperangkat tanda dalam

kehidupan sosial, yang dikombinasikan dengan cara kode tertentu. Teks merupakan pesan-

pesan yang menggunakan tanda verbal ataupun visual (Piliang, 2012). Lewat sudut pandang

inilah baju bekas dapat dibaca dan ditafsirkan maknanya. Kemungkinan tersebut membuka

peluang untuk dikaji lebih mendalam lagi karena dapat mengungkapkan bagaimana

sebenarnya fenomena baju bekas ini tetap eksis di kalangan penggunanya, kemudian

mencaritahu dan menganalisis bagaimana proses terbentuknya kode kultural terhadap fahsion

baju bekas, serta menganalisis bagaimana implikasi kode kultural tersebut dalam industri

kreatif, khususnya fahsion masa kini.

zaman sekarang membuat fashion menjadi image dan citra diri, atau dalam hal lain

dikatakan bahwa penampilan menjadi hal yang sangat penting khusunya dalam kehidupan

sosial. Ketika bertemu dengan orang lain, hal yang dilihat terlebih dahalu yaitu penampilan

fisik dan pakaiannya, karena dua hal tersebut menjadi hal yang paling terlihat ketika kita

ingin berinteraksi dengan orang lain (Trisnawati, 2011 : 39). Fahsion yang melekat pada

tubuh seseorang bukan hanya sekedar pakaian atau barang yang menempel di tubuhnya.

Namun juga fashion memiliki gambaran tertentu yang akan selalu menempel pada fashion

dan menjadikan fashion layaknya Bahasa yang memiliki arti seperti menciptakan pesan.

5
Dalam dunia fashion, Sebagian orang mengharapkan mereka menjadi sebuah tontonan ketika

mereka menggunakan pakaian. Keputusan mereka dalam membeli lalu mengenakan fashion

thrift apakah hanya untuk membentuk sebuah fashion statement. Karena selaian mereka ingin

melihat fashion orang lain, disatu sisi mereka juga ingin dilihat ketika mereka mengenakan

fashion thrift.

Dalam kajian semiotika, fashion tidak hanya sebagai penutup badan tetapi mereka

menciptakan pesan dan makna seperti bahasa “the language of fashion” (Barthes, 1967).

Tetapi, hanya sebagian orang yang melihat cara berpakaian atau fashion dengan sudut

pandang sama, walaupun terdapat banyak perbedaan, fashion akan tetap menunjukkan

banyak tanda-tanda yang relatif sama (Hall, 1997:38, dalam Rahmandani, 2020).

Fashion memiliki nilai dan gambaran tertentu yang akan selalu menempel pada fashion, maka

banyak yang berpendapat bisa mendapatkan nilai tanda tersebut dengan menggunakan produk

tersebut.

BAB III

PEMBAHASAN

Pada zaman modern sekarang, fashion menjadi kebutuhan pokok sehari-

hari yang perkembangannya menjadi tidak terbatas. Bahkan dalam setahun berbagai

macam trend fashion yang dikeluarkan dengan jangka waktu yang bisa dikatakan singkat.

Fashion sendiri memiliki beberapa manfaat, yaitu menumbuhkan rasa percaya diri.

Seseorang akan lebih percaya diri ketika dirinya memakai pakaian yang menarik dan

nyaman, sehingga rasa percaya diri juga memberikan pengaruh semangat dalam

menjalankan aktivitas dan melakukan pekerjaan. Selain menumbuhkan rasa percaya diri,

fashion yang menarik dan terlihat nyaman juga memiliki daya tarik tersendiri, dengan itu

6
membuat orang lain merasa nyaman ketika berinteraksi dekat dengan kita. Karena

seseorang yang hobi dengan fashion ketika mereka berbelanja pakaian dan barang-barang

baru, mereka akan merasakan kepuasan dan kebahagiaan, apalagi fashion tersebut bisa

menjadi pusat perhatian terhadap orang lain. Seperti yang dikatakan salah satu informan

Fahmi (20 tahun) Mahasiswa Fisipol universitas tanjungpura pontianak berpendapat bahwa :

“thrifting itu menurut aku passion karena ketertarikan estetika baju yang unik karena

memiliki nilai tersendiri walaupun dilihat secara visual emang tidak begitu menarik bagi

yang tidak mengikuti thrifting, namun bagi kami yang passionnya di dunia thrifting kami

merasakan nilai estetika yang berbeda dari baju bekas tersebut, bukan hanya sekedar dari

merknya.”

Fenomena thrifting menjadikan suatu hal yang baru bagi beberapa golongan orang,

karena thrifting merupakan Bahasa baru anak muda sekarang dalam penyebutan nya. Perlu

diketahui di golongan orang tua bahkan anak muda yang tidak memahami thrifting mereka

menyebutnya dengan lelong.

Hal tersebut terbukti dengan apa yang disampaikan informan, Nino (40) penjual

thrifting/lelong ia menyebutkan bahwa :

“Thrifting memang Bahasa baru anak muda zaman sekarang, awalnya saya bingung ketika

mendengar kata thrifting, namun sekarang saya paham thrifting juga merupakan aktivitas

jual-beli baju bekas dan sepatu bekas. Ini sama saja halnya dengan aktivitas lelong, namun

bagi golongan orangtua seperti saya mungkin asing dengan thrifting namun kami paham

bahwa thrifting itu aktivitas yang sama dengan apa yang kami lakukan”.

Thrifting merupakan hal yang lama namun Bahasa nya saja yang berbeda, mungkin

pada zaman sekarang anak muda sudah masuk ke dunia thrifting, suatu hal yang keren bagi

7
mereka bisa mendapatkan suatu baju dan sepatu bekas dengan harga yang terjangkau namun

kualitas dan merk yang masih bagus. Diketahui bahwa aktivitas lelong pada umumnya

banyak orang yang mementingkan fungsi pakai dan nilai estetika luarnya, namun pada

aktivitas thrifting anak muda melihat nilai jual dari merk dan estetika nya, hal tersebutlah

yang mungkin menjadi perbedaan dari penyebutannya, namun aktivitasnya tetap sama.

Tampilan gaya pakaian yang dikenakan seseorang bisa menjadi gambaran diri

dari orang tersebut. Identitas diri merupakan cara seorang individu menjalani peran

penting dalam kehidupan dengan menjadi seseorang yang unik (Papalia, 2008), yang

dilakukan dengan kesadaran dan kelangsungan pribadi, dan keyakinan yang relatif stabil

selama individu tersebut menjalani kehidupannya (Desmita, 2008). Identitas diri

memiliki beberapa poin yaitu pengorganisasian dorongan-dorongan (drives),

kemampuan-kemampuan (abilities), keyakinan-keyakinan (beliefs) dan pengalaman citra

diri (image of self) yang dilakukan secara konsisten, konsisten tersebut terdiri dari

kemampuan memilih dan mengambil keputusan, baik itu tentang sebuah pekerjaan,

orientasi seksual, maupun filsafah hidup (Woolfolk, dalam Yusuf, 2011). Seseorang akan

menyadari ciri-ciri khas kepribadian yang ada didalam dirinya ketika telah mendapat

identitas. Misalnya seperti hal apa saja yang ia gemari dan tidak ia gemari, cita-cita,

bayangan masa depan, perasaan yang membawa ia harus mengatur tujuan hidupnya

(Desmita, 2008). Thrifting atau bahasa slangnya “awul-awul” merupakan suatu kegiatan

mencari barang-barang thrift. Thrift sendiri memiliki arti barang bekas atau second yang

kebanyakan barang-barangnya berasal dari import dan kondisinya tentu tidak 100 persen

karena sudah pernah digunakan sebelumnya, namun tentu saja barang tersebut masih bisa

layak untuk digunakan.barang-barang thrift ini biasanya hanya ada satu barang yang

tersedia, maka dari itu para pecinta fashion khususnya kalangan remaja sangat

menggemari thrifting. Thrifting menjadi salah satu kegiatan yang sedang populer beberapa

8
tahun belakangan ini. Thrifting dianggap sebagai salah satu jalur alternatif berbelanja oleh

masyarakat yang memiliki hobi berbelanja namun tidak membuat kantong jebol, apalagi

untuk kalangan remaja yang sebagian besar belum memiliki penghasilan. Thrifting juga

menjadi salah satu alternatif yang baik khususnya dari segi lingkungan, karena yang kita tahu

limbah tekstil sangat meningkat karena industri fast fashion. Fast fashion sangat berdampak

negatif bagi lingkungan, seperti pencemaran air, penggunaan bahan kimia yang berbahaya

untuk lingkungan, dan sulit untuk didaur ulang (Lararenjana, 2021). Walaupun Thrift bukan

barang baru, tapi Thrift memiliki beberapa manfaat selain untuk menyelamatkan lingkungan

yaitu, memiliki harga murah dan kualitas yang tidak kalah bagus dengan barang brand new.

Bagi sebagian orang yang menyukai fashion, Thrift merupakan salah satu alternatif yang bisa

dicoba untuk bereksperimen dengan gaya dan warna, karena barang-barang Thrift biasanya

memiliki barang yang unik dan langka, ini juga bisa meminimalisir kesamaan barang dengan

orang lain.

BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

Thrifting merupakan fenomena yang sedang marak-maraknya di kalangan anak muda,

bahkan event thrifting sekarang mudah ditemui di kota-kota besar. Thrifting sekarang

menjadi hobi dan banyak digemari anak muda. Sekarang bahkan thrifting bukan hanya

sekedar hobi namun sudah menjadi passion beberapa anak muda yang menekuninya. Hal ini

dapat terjadi karena diketahui thrifting menjadi keren karena semua orang sudah paham

9
barang bekas yang masih tinggi nilai jualnya, bukan hanya tentang merknya tapi nilai

estetikanya. Thrifting sendiri menjadi fasion bagi Sebagian anak muda karena dalam fashion

tersebut anak muda dapat berekspresi melalui apa yang mereka kenakan dan juga dapat

menambah kepercayaan diri melalui sebuah thrifting sebagai makna dan simbol.

Pada saat sekarang jika ditemui kebanyakan penjual thrifting merupakan banyak anak

muda, karena berangkat dari sebuah hobi mencari baju yang masih memiliki nilai estetikanya,

pada akhirnya anak muda sekarang menjadi penjual bukan karena untuk mencari keuntungan

semata namun karena mereka senang ketika hobi dapat menjadi peluang mereka berusaha.

Baju dan sepatu bekas yang mereka jual tentu memiliki cerita tersendiri, karena pada umum

nya barang thrifting yang masih memiliki nilai jual tinggi merupakan brand yang terkenal di

luar negeri.

Thrifting tentu akan terus berkembang dan akan terus eksis dikalangan anak muda,

karena mereka dapat menyalurkan hobi dan kegemaran mereka di thrifting. Dan juga akses

online shop sekarang mudah sehingga dapat membuat anak muda lebih tertarik dalam

berbisnis di dunia thrifting.

DAFTAR PUSTAKA

Setyaningsih, Ayuni. 2018.”Kuasa Baju Bekas: Kode Kultural Fesyen Baju Bekas dalam

Ranah Industri Kreatif”. Jakarta

10
LAMPIRAN

IDENTITAS

Nama : Fahmi Firnanda

Umur : 20 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Pekerjaan/Aktivitas : Mahasiswa

PELAKSANAAN WAWANCARA

Hari/Tanggal : Minggu, 4 Desember 2022

Waktu : 13.00 WIB

Tempat : MALL GAIA BUMI RAYA CITY

TRANSKIP WAWANCARA

Veva : Pam, aku boleh nanyak ndak?

Fahmi : Maok nanyak ape ni, boleh la va

Veva : Kan aku liat ni kau suke bikin status wa tentang thrifting, udah berape lama kau suke

thrifting tu pam?

Fahmi : Oo thrifting, udah lamak da aku tu suke ikut event thrifting, ade dah 2 tahun

Veva : Dari mane kau bise tau thrifting tu?

11
Fahmi : Aku tu dulu suke nonton youtube, terus aku nonton ade orang becari baju gitu tapi

bermerk, terus dari situ lah aku tertarik, soalnye baju nye pun keren keren gak

Veva : Ade yak niat kau buat buka bisnis thrifting pam?

Fahmi : Adela vev, tertarik gak aku soal e kalo dilihat-lihat event yang pernah aku ikutkan

tu, seru lihat negosiasi pembeli same penjual tu, ape agik adu argument merk wkwk,

na gitu la die vev

Veva : Oo gitu betol gak sih pam, semoge ape yang kau inginkan tu cepat terealisasikan

wkwk, makaseh ye pam.

IDENTITAS

Nama : Aldian

Umur : 25 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Pekerjaan/Aktivitas : Retailer Thrifting/ lelong

PELAKSANAAN WAWANCARA

Hari/Tanggal : Minggu, 4 Desember 2022

Waktu : 14.00 WIB

Tempat : MALL GAIA BUMI RAYA CITY

TRANSKIP WAWANCARA

Veva : halo, siang bang saya Genoveva mahasiswa dari kampus untan

Aldian : siang kak, ade yang bise saye bantu?

12
Veva : jadi saye mau wawancara abang terkait thrifting, boleh nda bang?

Aldian : oh iye boleh kak

Veva : jadi udah berape lamak abang jual baju thrift ni?

Aldian : udah lamak kak sekitaran 7 tahun gitu

Veva : lumayan lamak gak ye bang, dari tahun berape lah bang kire-kire mulai usaha thrift

ni?

Aldian : dari tahun 2015 awal kak mulai jual pakaian thrift ni

Veva : awal mule tau thrifting ni dari mane bang?

Aldian : awalnye si kak karne suke beli-beli gitu yang eceran trus tau dari kawan-kawan gak

si kak jadi keterusan sampe sekarang dan jadi jual thrift dari awalan yang suke beli

pakaian thrift tu

Veva : trus ape yang buat abang tertarik untuk terjun ke dunia thrifting ni?

Aldian : lebih ke hobi si kak karne kan udah lumayan lamak gak saye ngulik-ngulik thrifting

ni

Veva : selama jual pakaian thrift ni kalangan mane yang lebih dominan buat beli bang?

Aldian : sebenarnye tua muda si kak yang beli, tapi yang lebih dominan tu kalangan anak-

anak muda

Veva : oh gitu ye, selain jualan secara langsung kek gini ade nda abang jualan secara online

gak?

Aldian : ade kak

Veva : kalo boleh tau di media sosial ape-ape jak tu bang?

Aldian : di Instagram si pastinye kak, ade juga yang di tiktok tapi lagi dalam proses

Veva : Ooo, mungkin segitu jak si bang pertanyaan dari saye makasih sebelumnye udah

mau di wawancara

Aldian : iye kak nd ape, sama-sama

13
IDENTITAS

Nama : Nino

Umur : 40 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Pekerjaan/Aktivitas : Retailer Thrifting/ lelong

PELAKSANAAN WAWANCARA

Hari/Tanggal : Minggu, 4 Desember 2022

Waktu : 10.00 WIB

Tempat : Jl. Tanjung Raya 2

TRANSKIP WAWANCARA

Veva : Selamat pagi pak, saya mahasiswa dari kampus untan

Pak nino : iye ade ape dek?

Veva : jadi saye ni ade tugas dari kampus mengenai thrifting boleh nda kalo saye

wawancara bapak bentar?

Pak nino : oh iyee silahkan dek nd ape, mau nanya apetu?

Veva : udah berape lamak bapak jual baju thrift ni?

Pak nino : belum lama si baru-baru gak ni

Veva : berape lamak tu pak?

Pak nino : baru 4-5 bulanan gituk si dek

14
Veva : oh masih baru gak ye pak, dari mane bapak tau thrifting ni?

Pak nino : kebetulan dari keluarga si dek karne rate-rate keluarga saye ni buka usaha

thrifting gak jadi saye mulai usaha ngikutkan mereke

Veva : ape yang buat bapak tertarik same thrifting selain dari keluarga bapak?

Pa nino : karne hobi si, saye tu suke nyari baju-baju thrift ape agik kalo dah dapat

merk-merk yang bagos tu ehh suke sayee

Veva : biasenye kalo thrfting gitu ape yang lebih sering bapak dapat merk atau

brand pakaiannye?

Pak nino : yang lebih sering tu nike, Uniqlo, adidas itu yak si kalo yang lainnye tu

jarang-jarang dek

Veva : untuk omset biase yang bapak dapat perhari tu berape lah kire-kire

Pak nino : kalo untuk yang biase tu si paling 300-500an dek tapi kalo yang buka bal tu

ha lebih banyak bise sampai 3 jutaan gitu

Veva : lumayan gak ye pak untuk penghasilan perhari tu

Pak nino : ha itulah, Cuman nda gak tiap hari si bise dapat penghasilan segitu pasang

surut gak die kalo agik ramai ye ramai kalo agik sepi ye nda sampai segitu

pendapatannye

Veva : selain jual ditoko ni ade nda bapak jual thrift ni secara online?

Pak nino : ade dek cman masih baru gak jadi belom banyak yang tau

Veva : oh iyelah pak, mungkin itu jak si yang mau saye tanyakan makasih

sebelumnye dah mau nyempatkan waktu buat di wawancara

Pak nino : iye dek sama-sama

15
DOKUMENTASI WAWANCARA

Gambar 1. Wawancara pak nino

16
Gambar 2. Wawancara Fahmi

Gambar 3. Wawancara Aldian

17

Anda mungkin juga menyukai