Anda di halaman 1dari 4

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Ashwat Arabiyyah


Dalam Bahasa Arab kata Ashwat berasal dari kata shoutun yang artinya suara yaitu
bagaimana seseorang mengucapkan bunyi suara dalam Bahasa Arab dengan baik dan
benar.

2.2 Strategi Pembelajaran Ashwat Arabiyyah


1. Tingkat dasar
Pada saat umur 7 tahun atau permulaan sekolah dasar, seorang anak masih merasa
kesulitan dalam melafadzkan bunyi bahasa asing, oleh karena itu pada masa inilah
siswa harus diberi dasar yang kuat dalam pelafadzan dengan tekhnik dan strategi
yang sesuai. Maka terdapat beberapa metode dalam pembelajaran bunyi Bahasa
Arab sebagai berikut :

a. Alphabethik ( ‫) األبجدية‬
Metode ini mengenalkan nama-nama huruf dan otografi (bentuk tulisan)
sebagai awal dari pengajaran tulisan. Lalu dikenalkan bunyi huruf
konsonan (huruf mati)dan digabungkan dengan huruf vocal sehingga
membentuk sebuuah fonem, missal nya [b-u bu d-i di]. Karena huruf Arab
semuanya konsonan, maka dalam Bahasa Arab diciptakan tanda syakal
yang diletakkan diatas adan dibawah huruf. Maka pada tahap pengenalan
bunyi disajikan huruf-huruf yang bertanda vocal sebagai berikut :

‫ج ُج‬
ِ ‫َج‬

Kemudian dilanjutkan dengan latihan-latihan membentuk kata menjadi


kalimat.

b. bunyi ( ‫) الصوتية‬
Dalam metode ini pembelajaran dimulai langsung pada bunyi. Ada 2 cara
yang lazim digunakan, yaitu cara sintetis (merangkai) dan Analitis
(mengupas)
c. Sintesi ( ‫) الصوتية التركيبية‬
Metode ini dimulai dengan mengenalkan bunyi huruf-huruf, kemudian
dirangkai menjadi kata. Sebagai contoh :

َ‫ب تَ نَبَت‬
َ َ‫ ن‬  َ‫ب – ت‬
َ – َ‫ن‬

d. Analisis ( ‫) الصوتية التحليلية‬


Dimulai dengan megurai kata menjadi bunyi-bunyi huruf. Atau dimulai
dengan kalimat, kemudian diurai menjadi kata-kata, lalau diurai kembali
menjadi huruf-huruf. Contoh :

‫نَ – ظَ – َر‬   ‫نَ ظَ َر‬  ‫نَظَ َر‬

Metode analisis biasanya dimulai dengan pegenalan kata yang telah dikenal
oleh siswa, atau untuk bahasa asing dengan bantuan gambar.

e. Analisis-Sintes ( N‫)التحليلية التركيبية‬


Merupakan gabungan kedua metode, seperti contoh berikut :

‫ َم‬-‫ ِل‬-‫س‬
َ       ‫َسلِ َم‬

Yang pertama dari bentuk global kemudian diurai beberapa bagian dan
diubaha dalam bentuk global lagi. Yang kedua dari beberapa bagian digabung
jadi satu kesatuan, kemudian digabung kebeberapa bagian lagi.
Pada masa anak-anak, mereka sering bermain dan mendengarkan lagu, cara
ini dapat membantu kognitif dan keaktifan anak. Maka dari itu, pembelajaran
Ashwat A’robiyyah dapat dilakukan dengan mendengarkan sebuah lagu
ataupun permainan yang berisikan materi Bahasa Arab.

2. Tingkat menengah
Dalam tingkatan menengah ini siswa seharusnya telah memiliki beberapa kosa
kata atau mufrodat, maka dari itu pembelajaran Ashwat Arobiyyah harus
diitegrasikan dengan pengetahuan siswa tentang mufrodat.
Ada beberapa metode yang digunakan yaitu :
a. Sintesis (‫)الصوتية التركيبية‬
Metode ini dimulai dengan mengenalkan huruf-huruf kemudian dirangkai
menjadi kata. Contoh :

َ‫تَ = نَبَت‬-‫ب‬-
َ َ‫ ن‬   َ‫ت‬-‫ب‬-
َ َ‫ن‬

b. Analisis (‫)الصوتية التحليلية‬


Metode ini dimulai dengan kata kemudian diurai menjadi bunyi-bunyi huruf
atau dimulai dengan kalimat, kemudian diurai menjadi kata-kata, dan diurai
kembali menjadi huruf-huruf. Contoh :

َ = ‫قَلَ ٌم‬
‫ق َل ٌم‬

Kedua teknik tersebut mengintregasikan antara ashwat dan mufrodat,


sehingga siswa dapat menambah mufrodat dan juga melafalkannya dengan
baik dan benar sehingga dapat menciptakan kefashihan dan kelancaran dalam
kalam sehari-hari.
Dalam tingkat ini, siswa telah memiliki beberapa pegetahuan tentang Bahasa
Arab, maka dalam pembelajaran Ashwat Arabiyyah lebih dintegrasikan
mufrodat.

3. Tingkat Lanjutan ( Tahsin dan Tajwid )\


Pada tingkat ini, seharusnya mulai diajarkan huruf yang sulit pelafalannya,
sehingga kemampuan siswa melafalkan semua jenis huruf akan tercapai. Cara
yang cukup efektif dalam mengajarkan bunyi bahasa arab yang sulit kepada siswa
adalah dengan mencontohkan pelafalan setiap bunyi yang kemudian diikuti oleh
siswa. Selain dalam bentuk bunyi tunggal, contoh pelafalan tersebut sebaiknya
diberikan dalam bentuk kata bermakna di mana huruf yang dicontohkan berada di
awal, di tengah dan di akhir kata. Contoh:

‫ص‬-‫ص‬-‫ص‬

‫ رصاص‬-‫صياد – مصير‬
Teknik lain yang efektif untuk mencotohkan pelafalan bunyi Bahasa Arab
adalah dengan penggunaan pasangan minimal, yaitu dua kata yang berbeda
maknanya karena perbedaan satu huruf saja, baik diawal, tengahh, atau akhir.

Latihan membedakan bunyi bahasa arab dengan pasangan minimal dapat


dilakukan dengan cara guru melafalkan pasangan minimal dengan jelas,
sementara siswa menyimak dan memerhatikan gerak bibir dan mulut guru mereka
supaya terlihat dengan jelas perbedaan kedua kata tersebut.

Seorang pelajar dapat membedakan dan menganalisis beberapa bunyi Bahasa


Arab yang hampir sama, Seorang pelajar dapat membunyikan bentuk tunggal dan
jamak.

Beberapa contoh tes bunyi Bahasa Arab yang dapat dilakukan untuk mengukur
kemampuan mengenal dan membedakan bunyi Bahasa Arab adalah sebagai
berikut :

1. Membedakan bunyi Bahasa Arab


Siswa dapat memperhatikan kata-kata ang diucapkan oleh guru ataupun kata-
kata yang diperdengarkan melalui rekaman, kemudian siswa melafalkan satu
atau dua kalimat yang memiliki kemiripan bunyi.
2. Melafalkan tsunaiyyah sughro / mini alpair
Yaitu dua ujaran salah satu unsur hurufnya berbeda,dua unsur huruf yang lain
sama kecuali dalam satu bunyi saja, seperti :
‫ َأ َم ٌل – َع َم ٌل‬/ ٌ‫قَ ْلبٌ – َك ْلب‬
Ketiga kata tersebut memiliki dua kesamaan huruf dadn hanya ada satu huruf
yang berbeda, huruf yang beda ini disebut dengan fonem.

Anda mungkin juga menyukai