Tabel 4.9 Perbandingan Penelitian Sekarang dan Sebelumnya
Jenis Uji Perlakuan Formulasi Fortifikasi Lama Total Asam Kadar Vitamin C Kadar Referensi Penelitian Bahan Fermentasi pH Laktat (%) (mg) Lemak (%) Kadar Abu (%) Air Kelapa Muda 75 ml+ Bakteri L. Bulgaricus Ekstrak Buah & S. Thermophillus Sirsak 75 ml 12 jam TD TD 16 TD TD Septiyani (2013)
Bakteri L. Bulgaricus Tepung Daun
& S. Thermophillus Kelor = 6% 16 jam 4 TD TD TD TD Aznury (2019) L. Bulgaricus, Air = 60% Bifidobacterium lactis, Lactobacillus acidophilus (2%) 18 jam 3,86 TD TD CO2 = 8 gram Burton (2014) Bakteri L. Bulgaricus & S. Thermophillus Ekstrak (3%) Jagung 24 jam 3,82 1,63 TD 2,22 0,91 Diputra (2014)
Susu Skim (12,5%)
Gula (5%) Ekstrak Bakteri L. Bulgaricus Sirsak (100 & S. Thermophillus ml) 12 jam TD TD 20 mg TD TD Selibata (2017) Bakteri L. Bulgaricus & S. Thermophillus Tepung Daun 0,5876 21,99 (3%) Kelor = 3% 8 jam 4 TD TD Penelitian ini Susu Skim (3%) Gula (10%) Bakteri L. Bulgaricus & S. Thermophillus Tepung Daun 0,5267 30,04 (3%) Kelor = 5% 8 jam 4 TD TD Penelitian ini Susu Skim (3%) Gula (10%) 44
Dari tabel 4.8, dengan penelitian yogurt sebelumnya dapat dilakukan
perbandingan dengan jenis perlakuan dan hasil uji yang berbeda. Pada penelitian yang dilakukan oleh Aznury (2019), Burton (2014) dan Diputra (2014), didapatkan nilai pH masing-masing sebesar 5; 3,86; dan 3,82. Penelitian yang dilakukan saat ini, dengan konsentrasi daun kelor masing-masing sebesar 3 dan 5%, dengan didapatkan nilai pH sebesar 4. Nilai pH yogurt menunjukkan tingkat keasaman yogurt. Semakin rendah nilai pH yang didapatkan, maka tingkat keasaman yogurt dinilai tinggi. Berdasarkan hasil perbandingan masing-masing penelitian, nilai pH yogurt penelitian saat ini dinilai cukup rendah dan masih memenuhi standar SNI (2009) yaitu pada rentang 3,5-4,5 sehingga masih aman dikonsumsi. Penelitian ini mendapatkan kadar total asam laktat yaitu 0,5876 dan 0,5267%. Diputra (2014) dengan perlakuan penambahan ekstrak jagung pada yogurt sebesar 1,63% total asam laktat. Kedua penelitian ini masih memenuhi nilai standar yogurt sesuai SNI (2009) yaitu berkisar antara 0,5-2,0% sehingga masih aman untuk dikonsumsi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Septiyani (2013), kadar vitamin C yang didapatkan sebesar 16 mg, dan pada penelitian Selibata (2017) didapatkan kadar vitamin C sebesar 20 mg. Penelitian yang dilakukan sekarang, dengan penambahan tepung daun kelor 3% dan 5% dan waktu fermentasi 8 jam, kadar vitamin C yang didapatkan lebih besar dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan oleh Septiyani (2013) dan Selibata (2017) yaitu masing-masing sebesar 21,99 mg dan 30,04 mg. Berdasarkan hasil perbandingan penelitian tersebut, dapat dikatakan yogurt dengan penambahan tepung daun kelor dengan fermentasi 8 jam memiliki kandungan vitamin C yang cukup besar. Dari perbandingan kadar vitamin C penelitian tersebut, penelitian saat ini dinilai dapat lebih menambah nutrisi kandungan vitamin C yogurt.