Anda di halaman 1dari 14

Ad-dirasah Aswatul Lughowiyah I

Kelompok 6 : Kelas A

1. Anisyah (2120401020)
2. Irpan Gunawan (2120401018)
3. Kamelia Noor Adila (2110401005)
4. M. Basarudin (2120401011)

Dosen Pengampu

Ulil Albab, M.Pd

PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA ARAB

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH


PALEMBANG 2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Alhamdulillah puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu


wa Ta’ala karena atas karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
tepat waktu. Tanpa rahmat dan anugerah-Nya tidak mungkin semua ini dapat
berjalan dengan lancar. Adapun tujuan makalah ini dibuat yaitu untuk memenuhi
tugas mata kuliah Fonetik yang berjudul ‘Ad-dirasah Ashwatul Lughowiyah I’.

Dalam makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan seperti


penyusunan kata, kelengkapan materi, misalnya materi yang dijabarkan, dan lain
sebagainya. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga makalah ini dapat diselesaikan.

Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan dapat menambah


pengetahuan serta bagi para pembaca.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Palembang, 20 April 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN............................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................... 2
1.3 Tujuan...................................................................................................................... 2
BAB II............................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN............................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Ashwat Arabiyah.................................................................................... 3
2.2 Strategi pembelajaran Ashwat ‘Arabiyah................................................................ 3
BAB III........................................................................................................................... 10
PENUTUP...................................................................................................................... 10
3.1 Kesimpulan............................................................................................................ 10
3.2 Saran...................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa arab adalah bahasa paling mulia dan tertua yang masih
digunakan sampai saat ini. Bahasa yang digunakan oleh para nabi dan kelak
akan digunakan oleh penghuni surga. Belajar bahasa arab sangatlah penting,
terutama bagi seorang muslim karena kitab suci Al qur’an dan hadist nabi
yang menjadi rujukan bagi setiap muslim dalam menjalankan ibadah -bahkan
kehidupan sehari-hari menggunakan bahasa arab. Inilah alasan utama untuk
pertanyaan mengapa bahasa ini tetap hidup lebih dari ratusan tahun sementara
bahasa yang lain tidak? adalah bahasa arab merupakan bahasa Al-qur’an,
inilah yang menjaga bahasa arab menjadi bahasa utama hingga lebih dari
1400 tahun peradaban islam. Bahkan ada ulama yang mewajibkan belajar
bahasa arab bagi seorang muslim.

Imam Syafi’i berkata: “Manusia tidak menjadi bodoh dan selalu


berselisih paham kecuali lantaran mereka meninggalkan bahasa Arab, dan
lebih mengutamakan konsep Aristoteles”(Siyaru A’lamin Nubala : 10/74.).
dari perkataan Imam Syafi’i mengindikasi bahwasannya kita harus lebih
mengutamakan belajar bahasa arab walau tanpa menafikkan bahasa yang lain,
karena bahasa arab adalah sebagian dari agama Islam seperti yang
dikatakan sayyidina Umar.

Dewasa ini para generasi muda agaknya kurang berminat dan kurang
menguasai bahasa arab itu sendiri sebagai akibat maraknya bahasa-bahasa
lain yang notabenenya tidak lebih indah dari bahasa arab.

Maka dari itu kami menyusun makalah Pembelajaran Ashwat


Arabiyah dan Strategi Pembelajaran Mufradat ini guna membantu para

1
pengajar agar lebih bisa kreatif dalam membawakan materi bahasa arab juga
agar lebih mudah untuk diterima para siswa.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu strategi pembelajaran Ashwat Arabiyah ?


2. Bagaimana strategi pembelajaran Ashwat Arabiyah?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian strategi pembelajaran Ashwat Arabiyah


2. Untuk mengetahui langkah-langkah strategi pembelajaran Ashwat
Arabiyah.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ashwat Arabiyah

Dalam bahasa arab kata ashwat berasal dari kata shoutun yang artinya
suara yaitu bagaimana seseorang mengucapkan bunyi suara dalam bahasa
arab dengan baik dan benar. Pada permulaan belajar bahasa arab siswa akan
sering berucap bahkan tidak jarang berteriak untuk melafadzkan huruf, kata,
kalimat dalam bahasa arab. Tujuan dari cara tersebut agar siswa dapat
mengucapakan bahasa arab sesuai dengan aturan bahasa arab yang
ditetapkan.

2.2 Strategi pembelajaran Ashwat ‘Arabiyah

1. Pembelajaran ashwat pada tigkat dasar

Sekitar umur 7 tahun atau pada masa awal-awal sekolah dasar,


seorang anak masih merasa kesulitan dalam melafadzkan bunyi bahasa
asing. Oleh karena itu padamasa ini siswa harus diberi dasar yang kuat
dalam pelafadzan dengan teknik dan strategi yang sesuai.

Dalam hal ini siswa belum mempunyai ilmu dalam kebahasaan,


maka pembelajaran bunyi bahasa arab (ashwat arabiyah) yang perlu
dilakukan adalah sebagai berikut:

a) Mengunakan metode alphabetik (‫)األبجدية‬


Dalam metode ini, mengenalkan nama-nama huruf dan otografi
(bentuk tulisannya) merupakan awal dari pengajaran baca tulis.
Selanjutnya dikenalkan bunyi huruf konsonan (huruf mati) setelah
digabungkan dengan huruf vokal sehingga membentuk sebuah fonem,
misalnya [b-u bu-d-i di]. Karena huruf arab semuanya konsonan, maka
dalam bahasa arab diciptakan tanda vocal berupa syakal yang diletakan di

3
atas adan di bawah huruf.  Maka pada tahap pengenalan bunyi disajikan
huruf-huruf yang bertanda vocal, misalnya sebagai berikut  :

‫ج ُج‬ ُ ‫ث‬
ِ ‫ث – َج‬ ِ ‫ث‬ ُ ‫ت‬
َ –‫ت‬ ِ َ‫ب بُ – ت‬ َ – ُ ‫ا َ اِ ا‬
ِ ‫ب‬

‫ب‬ ِ – َ‫ب – اِ ت‬
َ ‫ت‬ ِ – َ‫ب ت‬
ِ ‫ب‬ ُ َ‫ا‬
ِ – ُ‫ت – اِ ب‬

‫ب ُر َد‬
َ – ‫س َل َم‬
َ –‫س‬
َ ‫ك ُر َم – َج َل‬ َ َ‫ك ت‬
َ – ‫ب – َع ِل َم‬ َ

Kemudian dilanjutkan dengan latihan-latihan membentuk kata menjadi


kalimat.

b) Metode bunyi( ‫) الصوتية‬

Dalam metode ini pembelajaran dimulai langsung pada bunyi.


Dalam hal ini ada dua cara yang lazim digunakan, yaitu cara sintesis
(merangkai) dan cara analitis (mengupas).

c) Metode sintesi (‫)الصوتية التركيبية‬

Metode ini dimulai dengan mengenalkan bunyi huruf-huruf,


kemudian dirangkai menjadi kata. Sebagai contoh :

َ‫ب تَ نَبَت‬
َ َ‫ ن‬  َ‫ب – ت‬
َ – َ‫ن‬

d) Metode analisis (‫) الصوتية التحليلية‬

Dimulai dengan kata kemudian dikupas menjadi bunyi-bunyi


huruf. Atau dimulai dengan kalimat, kemudian dikupas menjadi kata-kata,
dan dikupas lagi menjadi huruf-huruf. Contoh :

‫نَ – ظَ – َر‬   ‫نَ ظَ َر‬  ‫نَظَ َر‬

Metode analisis ini biasanya dimulai dengan pengenalan kata yang telah
dikenal oleh siswa, atau untuk bahasa asing dengna bantua gambar.

e) Metode analisis-sintes ( k‫)التحليلية التركيبية‬

4
Merupakan gabungan kedua metode, misalnya dalam bentuk
seperti berikut:

‫ َم‬-‫ ِل‬-‫س‬
َ       ‫َسلِ َم‬

‫س ِل َم‬
َ      ‫س ِل َم‬
َ

‫ َسلِ َم‬    ‫ َم‬-‫ ِل‬-‫س‬


َ

‫س ِل َم‬
َ      ‫س ِل َم‬
َ

‫ َم‬-‫ ِل‬-‫س‬
َ       ‫َسلِ َم‬

Yang pertama dari global lalu dikupas menjadi bagian-bagian kemudian


kembali ke global lagi. Yang kedua dari bagian-bagian lalu digabung
menjadi satu kesatuan, kemudian kembali ke bagian-bagian lagi.

Pada masa anak-anak, mereka cenderung suka bermain dan


mendengarkan lagu, sedangkan lagu itu sendiri dapat membantu kognitif
anak. Maka dari itu, pembelajaran ashwat ‘arobiyyah dapat dilakukan
dengan mendengarkan sebuah lagu ataupun permainan yang berisikan
materi bahasa arab. Seperti contoh anak-anak diputarkan lagu tentang
makharijul huruf arab, kemudian mereka disuruh menirukan. Dalam
waktu singkat anak-anak akan cepat menghafalkan teks sebuah lagu
tersebut, dan mereka lebih sering mendengarkan nutq asli, sehingga akan
membiasakan mereka untuk meniru pelafalannya.

2. Pembelajaran ashwat pada tingkat menengah

Metode sintesis dan analisis merupakan metode yang dilakukan


pada tingkatan menengah ini. Dalam tingkatan menengah ini siswa
seharusnya telah memiliki beberapa kosakata atau mufrodat maka dari itu
pembelajaran ashwat arobiyyah harus diintegrasikan dengan pengetahuan
siswa tentang mufrodat. Misalnya dengan menggunakan:

5
a) Metode sintesis ( ‫)الصوتية التركيبية‬

Metode ini dimulai dengan mengenalkan huruf-huruf kemudian


dirangkai menjadi kata. Sebagai contoh:

َ‫تَ = نَبَت‬-‫ب‬-
َ َ‫ ن‬   َ‫ت‬-‫ب‬-
َ َ‫ن‬

b) Metode analisis (‫)الصوتية التحليلية‬

Metode ini dimulai dengan kata kemudian dikupas menjadi bunyi-


bunyi huruf atau dimulai dengan kalimat, kemudian dikupas menjadi kata-
kata, dan dikupas lagi menjadi huruf-huruf. Contoh:

َ = ‫قَلَ ٌم‬
‫ق َل ٌم‬

Kedua teknik tersebut mengintegrasikan antara ashwat dan


mufrodat, sehingga siswa dapat menambah mufrodat dan juga
melafalkannya dengan baik dan benar, sehingga menciptakan kefashihan
dan kelancaran dalam kalam sehari-hari.

Dalam tingkatan ini, siawa telah memilki beberapa pengetahuan


tentang bahasa arab, maka dalam pembelajaran ashwat arabiyah lebih
diintegrasikan pada mufrodat. Misalnya dengan latihan menyimak, contoh
guru melafalkan:

Respon A : ‫صي ٌر‬


ِ َ‫وهللاُ َس ِمي ٌع ب‬

Respon B : ‫صي ٌر‬


ِ َ‫وهللاُ َس ِمي ٌع ب‬

Atau dengan latihan mendengarkan atau menirukan, walaupun


latihan-latihan menyimak bertjuan melatih pendengaran, tapi dalam
praktek selalu diikuti dengan latihan pengucapan dan pemahaman. Dalam
tahap permulaan, siswa dilatih untuk mendengarkan dan menirukan.
Kegiatan ini dilakukan oleh guru, ketika memperkenalkan kata-kata atau
pola kalimat yang baru, atau dalam waktu yang sengaja dikhususkan untuk
latihan menyimak. Latihan menirukan ini, difokuskan pada bunyi-bunyi
bahasa arab yang asing bagi siswa, juga pada pengucapan vokal panjang

6
dan pendek, bertasydid dan tidak bertasydid, yang tidak dikenal dalam
bahasa indonesia.

3. Pembelajaran ashwat pada tingkat lanjut

Pada tingkat ini, seharusnya mulai diajarkan huruf yang sulit


pelafalannya, sehingga kemampuan siswa melafalkan semua jenis huruf
akan tercapai. Cara yang cukup efektif dalam mengajarkan bunyi bahasa
arab yang sulit kepada siswa adalah dengan mencontohkan pelafalan setiap
bunyi yang kemudian diikuti oleh siswa. Selain dalam bentuk bunyi
tunggal, contoh pelafalan tersebut sebaiknya diberikan dalam bentuk kata
bermakna di mana huruf yang dicontohkan berada di awal, di tengah dan
di akhir kata. Contoh:

‫ص‬-‫ص‬-‫ص‬

‫ رصاص‬-‫صياد – مصير‬

Teknik lain yang efektif untuk mencontohkan pelafalan bunyi


bahasa arab adalah dengan penggunaan pasangan minimal, yaitu dua kata
yang berbeda maknanya karena perbedaan satu huruf saja, apakah di awal,
di tengah, atau di akhir.

Latihan membedakan bunyi bahasa arab dengan pasangan minimal


dapat dilakukan dengan cara guru melafalkan pasangan minimal dengan
jelas, sementara siswa menyimak dan memerhatikan gerak bibir dan mulut
guru mereka supaya terlihat dengan jelas perbedaan kedua kata tersebut.
Contoh pasangan minimal yang dapat membantu guru menggunakan
teknik ini adalah:

‫ فاه – فاح‬/ ‫ أهمل – أحمل‬/  ‫ مصحوب‬-‫مسحوب‬

Teknik ini tentunya akan semakin mempertajam lisan siswa dalam


melafalkan dan membedakan huruf-huruf yang berdekatan makhrajnya.

7
Pada tingkat ini siswa sudah memiliki pengetahuan tentang
kebahasaan, makharijul huruf arobiyyah, dan pengidentifikasian bunyi
suara melalui beberapa mufrodat, selanjutnya seorang pelajar setidaknya
bisa menganalisis bunyi-bunyi bahasa arab dari beberapa kalimat atau
sebuah teks, seorang pelajar dapat membedakan dan menganalisis
beberapa bunyi-bunyi bahasa arab yang hampir sama, seorang pelajar
dapat membunyikan bentuk tunggal atau jamak. Oleh karena itu, guru
harus memberikan drillpada siswa dalam pelafalan bunyi-bunyi arab,
seperti dalam membedakan 3 atau 2 huruf yang hampir sama, kemudian
dirangkai dalam kalimat, contoh: ‫ ش‬،‫ س‬،‫ص‬kemudian disusun dalam
sebuah kata :

‫ صدر‬،‫ص=صالح‬

‫ سكن‬،‫س= سرير‬

‫ شرفف‬،‫ش=شوق‬

Beberapa contoh tes bunyi bahasa arab yang dapat dilakukan untuk
mengukur kemampuan mengenal dan membedakan bunyi bahasa arab
adalah sebagai berikut:

Membedakan bunyi bahasa arab yang mirip

Siswa dapat memperhatikan kata-kata yang diucapakan oleh guru


ataupun kata-kata yang diperdengarkan melalui rekaman, kemudian siswa
melafalkan satu atau dua kalimat yang sering kali diulang pelafalannya,
atau memebedakan dua kalimat yang memiliki kemiripan bunyi, misal :

‫شكر‬-‫سكر‬  /‫اثم‬-‫اسم‬

Contoh: siswa diminta untuk melafalkan huruf berikut:

‫صسطتعاصبحسبحطابتابعليماليمصورسورطالقتالقعتتأتتصالحسالحطلتلعرضهاأرضهاصديدسديدطا‬
‫ءتاءعسيرأسيرصداسداطامةتامةعتواأتوا‬

Melafalkan tsunaiyyah sughro/ mini al pair.

8
Yaitu dua ujaran  yang salah satu unsur hurufnya berbeda, dua
unsur huruf yang lain sama kecuali dalam satu bunyi saja, seperti:

‫ َأ َم ٌل – َع َم ٌل‬/ ٌ‫قَ ْلبٌ – َك ْلب‬

Ketiga kata tersebut memilki dua kesamaan huruf dan hanya ada
satu huruf yang berbeda, huruf yang beda ini disebut dengan fonem. Siswa
diminta untuk melafalkan beberapa kata yang memilki fonem, seperti:

ٌ ‫ مشرق – ُم ْش ِر‬/ ‫ َكلَ ٌم – قَلَ ٌم‬/ٌ‫َك َد ٌر – قَ َدر‬


‫ك‬

Siswa diminta untuk melafalkan kata-kata tertentu dengan jelas,


tujuannya untuk mengukur kemampuan siswa dalam melafalkan huruf-
huruf tertentu yang terletak di awal, tengah, atau akhir. Contoh :

َ َ‫َسَأ َل قَابَ َل َراف‬


‫ق‬

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam bahasa arab kata ashwat berasal dari kata shoutun yang artinya
suara yaitu bagaimana seseorang mengucapkan bunyi suara dalam bahasa
arab dengan baik dan benar. Pada permulaan belajar bahasa arab siswa akan
sering berucap bahkan tidak jarang berteriak untuk melafadzkan huruf, kata,
kalimat dalam bahasa arab. Tujuan dari cara tersebut agar siswa dapat
mengucapakan bahasa arab sesuai dengan aturan bahasa arab yang
ditetapkan.

3.2 Saran
Demikian makalah ini kami buat. Kami sebagai penulis menyadari
jika makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Tentunya kedepannya kami akan memperbaiki makalah dengan mengacu
sumber yang tertera. Oleh karena itu, kami selaku penulis mengharapkan
adanya kritik maupun saran dari pembaca mengenai pembahasan makalah di
atas, terima kasih.

10
DAFTAR PUSTAKA

Effendy, Ahmad Fuad. Metodologi Pengajaran Bahasa Arab


Hamid, M Abdul. (2010). Mengukur kemampuan Bahasa Arab untuk studi Islam.
Malang : UIN-Maliki Press.

Mustofa, syaiful. (2011). Strategi pembelajaran bahasa arab inovatif. UIN-Maliki


Press.

Wahab, Abdul Muhbib. Pemikiran linguistik tamam hassan dalam perspektif


pembelajaran bahasa arab. Tanggerang Selatan : UIN Press.
https://bacaakbar.wordpress.com/2015/09/06/strategi-pembelajaran-bahasa-arab-
strategi-pembelajaran-ashwat-arabiyah-strategi-pembelajaran-mufradat/

11

Anda mungkin juga menyukai