Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI PANGAN
(TPN622114)

INOVASI PANGAN FERMENTASI (KOMBUCHA)

Disusun Oleh:
Moh. Dzulqornain Jihadul Haq / 4444220079 / Kelompok 4

Asisten :
Daffa Siti Maulida

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2023
INOVASI PANGAN FERMENTASI (KOMBUCHA)
Moh. Dzulqornain Jihadul Haq 4444220079
Program Studi Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian, Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa, Serang.

ABSTRAK
Fermentasi meupakan suatu proses perubahan kimia substrat organik melalui
kegiatan enzim yang dihasilkan oleh mikroorganisme. Bahan pangan yang
difermentasi memiliki kandungan gizi yang lebih tinggi dibandingkan sebelum
difermentasi. Kombucha adalah salah satu minuman yang berasal dari tekonologi
bioproses yang difermentasi menggunakan mikroorganisme yaitu gabungan antara
bakteri dan ragi sebagai tempat hidup awalnya. Scoby (Symbiotic Culture of
Bacteria and Yeast) merupakan simbiosis antara kultur bakteri asam asetat, bakteri
asam laktat, dan khamir. Media yang digunakan untuk scoby biasanya adalah teh.
Uji organoleptik merupakan jenis uji yang mengandalkan panca indra manusia
unutk mengukur daya terima terhadap produk yang dihasilkan. Uji organoleptik
dilakukan untuk mendapatkan keputusan kesukaan terhadap bahan yang diujikan.
Total plate count biasa disebut dengan perhitungan cawan petri merupakan metode
yang paling sering digunakan untuk menghitung pertumbuhan mikroba. Tujuan
praktikum yang dilakukan yaitu untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi
perkembangan scooby dalam teh kombucha, mengetahui pengaruh penambahan
sari buah dan konsentrasi gula yang berbeda terhadap teh kombucha, dan
mengetahui karakteristik fisik maupun mikrobiologi dari teh kombucha. Alat yang
digunakan dalam praktikum Inovasi Pangan Fermentasi (Kombucha) yaitu toples
hementis, timbangan analitik, botol semprot, bunsen, teko listrik, sendok, beaker
glass, ph meter, gelas ukur, tabung reaksi, rak tabung reaksi, cawan petri,
mikropipet, tips, blender, saringan, pisau, dan waterbath. Bahan yang digunakan
pada praktikum kali ini yaitu teh celup, air, gula pasir, aquades, spirtus, alkohol
70%, scooby, tissue, buah naga, buah nanas, dan jeruk. Kesimpulan yang didapat
yaitu perkembangan pada scoby dipengaruhi oleh jenis teh, banyaknya gula, lama
waktu fermentasi, dan pH. pH minuman kombucha semakin lama waktu fermentasi
pHnya semakin turun atau semakin asam sehingga menyebabkan beberapa panelis
yang melakukan uji organoleptik tidak menyukai rasa pada sampel yang asam.
Pertumbuhan mikroba pada minuman kombucha terus meningkat semakin lama
waktu fermentasinya.

Kata Kunci: Fermentasi, Kombucha, Scoby, Uji organoleptik, Total plate


count

PENDAHULUAN
Fermentasi meupakan suatu proses perubahan kimia substrat organik
melalui kegiatan enzim yang dihasilkan oleh mikroorganisme. Bahan pangan yang
difermentasi memiliki kandungan gizi yang lebih tinggi dibandingkan sebelum
difermentasi. Produk fermentasi memiliki banyak vitamin, seperti vitamin B1, B2,
dan B12 yang mempengaruhi perkembangan tubuh manusia. Proses fermentasi
dapat mengakibatkan karbohidrat pada makanan menghilang, tetapi kehilangan ini
dapat diganti dengan keuntungan lainnya yang diperoleh yaitu protein, lemak, dan
polisakarida yang dapat dihidrolisis, sehingga bahan yang sudah difermentasi
memiliki daya cerna yang besar. Keuntungan proses fermentasi yaitu meningkatkan
nilai gizi dan meningkatkan kualitas pada bahan yang difermentasi dibandingkan
dengan bahan yang belum difermentasi (Pazla et al, 2020).
Peran mikroorganisme dalam proses fermentasi ini sangat penting
dikarenakan membantu perubahan bahan organik yang ada pada bahan pangan
menjadi bentuk lain sehingga memiliki manfaat dan nilai gizi tambahan (Yuniastri
et al, 2018). Salah satu contoh olahan fermentasi ialah teh kombucha. Teh
kombucha memiliki rasa asam seperti rasa yang dimiliki oleh cuka. Rasa asam
inilah yang menyebabkan banyak orang yang tidak menyukai rasa pada teh
kombucha. Rasa asam yang dimiliki oleh teh kombucha disebabkan oleh hasil akhir
fermentasi pada teh kombucha yaitu asam asetat dan asam laktat (Fiana et al, 2016).
Kombucha adalah salah satu minuman yang berasal dari tekonologi
bioproses yang difermentasi menggunakan mikroorganisme yaitu gabungan antara
bakteri dan ragi sebagai tempat hidup awalnya. Kombucha memiliki khasiat yaitu
meningkatkan daya tahan tubuh, selain itu kombucha juga memiliki khasiat lain
yaitu mencegah penuaan sel dikarenakan banyaknya kandungan antioksidan dan
kombucha juga dapat memcegah sel kanker dikarenakan sifat pada kombucha
sebagai probiotik (Oktavia et al, 2021).
Total plate count biasa disebut dengan perhitungan cawan petri merupakan
metode yang paling sering digunakan untuk menghitung pertumbuhan mikroba.
Metode ini menghitung jumlah sel yang hidup. Perhitungan ini menghabiskan
waktu sebanyak 24 jam atau lebih agar membentuk koloni yang terlihat pada media
yang digunakan. Contoh bakteri yang dihitung menggunakan metode ini adalah
bakteri coliform yang merupakan indikator feses untuk mengetahui tingkat cemaran
pada makanan atau minuman (Mayasari, 2022).
Uji organoleptik merupakan jenis uji yang mengandalkan panca indra
manusia unutk mengukur daya terima terhadap produk yang dihasilkan. Uji
organoleptik dilakukan untuk mendapatkan keputusan kesukaan terhadap bahan
yang diujikan. Pengujian organoleptik memiliki peranan penting dalam penerapan
mutu bahan pangan dan dapat memberikan indikasi kebaikan mutu, kemunduran
mutu serta kerusakan lainnya dari produk. Syarat -syarat yang wajib ada pada uji
organoleptik yaitu sampel, panelis, dan respon yang jujur dari panelis (Sunaeni et
al, 2021).
Adapun tujuan praktikum yang dilakukan yaitu untuk mengetahui faktor
yang mempengaruhi perkembangan scooby dalam teh kombucha, mengetahui
pengaruh penambahan sari buah dan konsentrasi gula yang berbeda terhadap teh
kombucha, dan mengetahui karakteristik fisik maupun mikrobiologi dari teh
kombucha.

METODOLOGI PERCOBAAN
Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum Inovasi Pangan Fermentasi
(Kombucha) yaitu toples hementis, timbangan analitik, botol semprot, bunsen, teko
listrik, sendok, beaker glass, ph meter, gelas ukur, tabung reaksi, rak tabung reaksi,
cawan petri, mikropipet, tips, blender, saringan, pisau, dan waterbath.

Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu teh celup, air,
gula pasir, aquades, spirtus, alkohol 70%, scooby, tissue, buah naga, buah nanas,
dan jeruk.

Langkah Kerja
Adapun cara kerja pada praktikum pengamatan keamanan pangan yaitu
sebagai berikut:

Disiapkan

Naga, Nanas,
Dipotong dan diblender
dan Jeruk

Sari Buah Disaring


Dimasukkan dalam gelas hermetis

Air Dipanaskan 500mL

Teh Celup Dimasukkan

Didinginkan setengah dingin

Dimasukkan sesuai
Gula Pasir
konsentrasi ditentukan

Sari Buah dan


Dicampurkan
Larutan teh

Scooby Dimasukkan

Diletakkan toples suhu


ruang dan ruangan gelap

Difermentasi 14
hari

Diamati pH dan
Organoleptik atau sensori
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL
Adapun hasil pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut:
Tabel 1. pH Minuman Kombucha
Sampel Hari ke- pH
1 4,11
Jeruk 12,5% 7 3,22
14 3,1
1 3,92
Nanas 12,5% 7 3,69
14 3,52
1 4,18
Buah Naga 12,5% 7 3,50
14 3,49
1 4,19
Jeruk 15% 7 3,77
14 3,60
1 3,84
Nanas 15% 7 3,67
14 3,60
1 4,22
Buah Naga 15% 7 3,71
14 3,75

Tabel 2. Rata-rata Organoleptik Hari ke-7

Rata-rata
Sampel
Rasa Tekstur Warna Aroma Overall
213 2.9 3.9 3.1 3.8 3.4
419 3.3 3.9 3.4 3.45 3.6
412 3.4 4.0 4 4.3 4.1
409 3.7 4.3 3.7 4 3.8
408 4.6 4.3 4.0 3.8 4.4
519 3.0 4 4.4 3.7 3.8
Uji Sensoris Hari Ke-7
5,0
4,5
4,0
3,5
3,0
2,5
2,0
1,5
1,0
0,5
0,0
rasa tekstur warna aroma overall

213 419 412 409 408 519

Gambar 1. Grafik Uji Sensori Hari Ke-7

213: kelompok 1 409: kelompok 4


419: kelompok 2 408: kelompok 5
412: kelompok 3 519: kelompok 6

Tabel 3. Rata-rata Organoleptik Hari ke-14

Rata-rata
Sampel
Rasa Tekstur Warna Aroma Overall
213 1.9 3.4 2.8 3.1 2.6

419 2.2 3.6 2.7 3.0 2.8

412 2.4 3.5 3.0 3.6 2.9

409 2.2 3.5 2.6 2.9 2.6

408 2 3.9 2.8 3.7 3.4


519 1.9 3.5 2.8 3.6 2.6

Uji Sensori Hari Ke-14

4,5
4
3,5
3
2,5
2
1,5
1
0,5
0
213 419 412 409 408 519
rasa tekstur warna aroma overall

Gambar 2. Grafik Uji Sensori Hari Ke-14


Tabel 4. Hasil TPC Hari Ke-7
Faktor Jumlah
Sampel Gambar Perhitungan
Pengeceran bakteri
103 (1) 35
103 (2) 50 5,825 x 105
Jeruk 12,5%
104 (1) 96 CFU/mL
104 (2) 52

103 (1) 56

Nanas 103 (2) 93 7,1 x 105


12,5% 104 (1) 67 CFU/mL
104 (2) 68

103 (1) 51

Buah Naga 103 (2) 36 5,85 x 105


12,5% 104 (1) 35 CFU/mL
104 (2) 112

Jeruk 15% 103 (1) 80


103 (2) 68
104 (1) 56 7,6 x 105
CFU/mL
104 (2) 100

103 (1) 76
103 (2) 92 9,3 x 105
Nanas 15%
104 (1) 108 CFU/mL
104 (2) 96

103 (1) 112

Buah Naga 103 (2) 92 8,8 x 105


15% 104 (1) 84 CFU/mL
4
10 (2) 64

Tabel 5. Hasil TPC Hari Ke-14


Faktor Jumlah
Sampel Gambar Perhitungan
Pengeceran bakteri
103 (1) TBUD
103 (2) TBUD
Jeruk 12,5% TBUD
104 (1) TBUD

104 (2) TBUD

103 (1) TBUD TBUD

Nanas 103 (2) TBUD

12,5% 104 (1) TBUD TBUD


104 (2) TBUD

103 (1) TBUD


103 (2) TBUD
Buah Naga
104 (1) TBUD TBUD
12,5%
104 (2) TBUD
103 (1) TBUD
103 (2) TBUD
Jeruk 15% TBUD
104 (1) TBUD

104 (2) TBUD

103 (1) TBUD


103 (2) TBUD
Nanas 15% TBUD
104 (1) TBUD

104 (2) TBUD

103 (1) TBUD

Buah Naga 103 (2) TBUD


TBUD
15% 104 (1) TBUD

104 (2) TBUD

PEMBAHASAN
Kombucha merupakan suatu minuman kesehatan yang sudah terkenal
sejak dahulu di berbagai negara. Kombucha merupakan hasil fermentasi teh dan
gula denga starter kultur kombucha yang biasa disebut scoby. Simbiosis kultur
kombucha antara lain Acetobacter xylinum dan khamir yaitu Brettanomyces,
Zygosaccharomyces, dan Saccharomyces. Bakteri dan khamir saling berlomba
untuk menghasilkan alkohol dan asam dengan merubah gula. Kombucha memiliki
berbagai macan kesehatan seperti sebagai antibiotik tubuh, melancarkan
pencernaan, antioksidan, dan antibakteri (Suhardini dan Zubaidah, 2016). Lama
waktu ideal fermentasi minimal selama 7 hari dan maksimal selama 14 hari.
Beberapa hal yang harus diperhatikan pada saat proses fermentasi yaitu, dilakukan
pada tempat yang bersih, aman, steril, dan gelap (Oktavia et al, 2021). Penambahan
gula pada proses pembuatan minuman kombucha berfungsi sebagai nutrisi bagi
scoby. Gula dirubah menjadi asam organik oleh bakteri sedangkan oleh ragi gula
akan dirubah menjadi etanol atau alkohol dengan kadar rendah (Rezaldi et al, 2022).
Scoby (Symbiotic Culture of Bacteria and Yeast) merupakan simbiosis
antara kultur bakteri asam asetat, bakteri asam laktat, dan khamir. Media yang
digunakan untuk scoby biasanya adalah teh. Teh yang biasa digunakan sebagai
media adalah teh hitam yang manis. Scoby terbentuk di permukaan larutan teh yang
mengandung selulosa berwarna putih. Ukuran scoby menyesuaikan ukuran wadah
yang digunakan untuk fermentasi. Mikroorganisme yang bisa memproduksi
selulosa adalah mikroorganisme jenis Acetobacter (Zubaidah et al, 2022). Bakteri
asam laktat yang ada pada scoby mampu memperlambat laju mikroorganisme
patogen (Wulansari et al, 2022).
Pada praktikum kali ini praktikan membuat kombucha dengan berbagai
macam buah yaitu buah jeruk, buah nanas, dan buah naga. Menurut Suhaeni (2016),
menyatakan bahwa jeruk merupakan buah yang berasal dari negara tropis asia lalu
menyebar ke berbagai negara. Banyak orang yang menyukai buah jeruk
dikarenakan memiliki rasa yang manis semi asam dan segar. Buah jeruk kaya akan
vitamin C. Menurut Pahrurodji (2019), menyatakan bahwa nanas memiliki rasa
asam dan manis yang jadi satu, rasa itulah yang menyebabkan buah nanas terasa
menyegarkan. Buah nanas sering dijadikan olahan minuman dikarenakan buah
nanas menyegarkan. Kandungan vitamin A dan vitamin C pada nanas merupakan
sumber antioksidan. Menurut Eliska (2021), menyatakan bahwa buah naga
merupakan buah yang sering dikonsumsi dikalangan masyarakat. Buah naga
memiliki banyak manfaat bagi tubuh manusia karena mengandung vitamin C,
vitamin E, dan vitamin A.
pH (Puissance de Hydrogen) merupakan derajat keasaman yang
digunakan untuk membuktikan tingkat keasaman dan kebasaan yang dimiliki oleh
suatu larutan (Zulius, 2017). Nilai pH merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi aktivitas enzim, aktivitas enzim akan maksimum pada kondisi pH
optimum (Wati, 2018). Bisa dilihat pada tabel 1. pH minuman komubucha, semakin
lama waktu fermentasi semakin asam pH yang dimiliki. Hal ini didukung oleh
pernyataan Pratiwi et al (2012), menyatakan bahwa lama waktu fermetasi
mempengaruhi nilai pH. Penurunan pH minuman kombucha dikarenakan adanya
peningkatan konsentrasi zat-zat asam selama proses fermentasi dan selama proses
fermentasi khamir mensintetis gula menjadi etanol, kemudian oleh bakteri asetat
dirubah menjadi asam-asam organik sehingga mengakibatkan penurunan pH pada
proses fermentasi. Nilai pH terkecil pada hari ke-1 dimiliki oleh minuman
kombucha yang ditambahkan nanas dengan gula 15% yaitu sebesar 3,84. Nilai pH
terkecil pada hari ke-7 dimiliki oleh minuman kombucha yang ditambahkan jeruk
dengan gula 12,5% yaitu sebesar 3,22. Nilai pH terkecil pada hari ke-14 dimiliki
oleh minuman kombucha yang ditambahkan jeruk dengan gula 12,5% yaitu sebesar
3,1.
Uji organoleptik yang dilakukan pada praktikum kali ini yaitu
menggunakan uji organoleptik jenis hedonik. Menurut Radiati dan Sumarto (2016),
menyatakan bahwa uji rating hedonik dilakuka untuk mengetahui tingkat kesukaan
panelis terhadap produk yang dicoba. Parameter yang dinilai yaitu warna, rasa,
aroma, dan tekstur. Dilakukan uji hedonik pada hari ke-7 dan hari ke-14. Rata-rata
uji hedonik hari ke-7 terbesar pada parameter rasa dimiliki oleh sampel dengan kode
408 sebesar 4.6, sedangkan rata-rata terbesar pada parameter tekstur dimiliki oleh
sampel dengan kode 409 dan 408 sebesar 4.3, sedangkan rata-rata terbesar pada
parameter warna dimiliki oleh sampel dengan kode 519 sebesar 4.4, sedangkan rata-
rata terbesar pada parameter aroma dimiliki oleh sampel dengan kode 412 sebesar
4.3, dan rata-rata terbesar pada parameter overall dimiliki oleh sampel dengan kode
408 sebesar 4.4. Rata-rata uji hedonik hari ke-14 terbesar pada parameter rasa
dimiliki oleh sampel dengan kode 412 sebesar 2.4, sedangkan rata-rata terbesar
pada parameter tekstur dimiliki oleh sampel dengan kode 408 sebesar 3.9,
sedangkan rata-rata terbesar pada parameter warna dimiliki oleh sampel dengan
kode 412 sebesar 3.0, sedangkan rata-rata terbesar pada parameter aroma dimiliki
oleh sampel dengan kode 408 sebesar 3.7, dan rata-rata terbesar pada parameter
overall dimiliki oleh sampel dengan kode 408 sebesar 3.4.
Total plate count atau yang biasa disebut dengan metode hitungan cawan
merupakan salah satu cara untuk menumbuhkan sel mikroba yang masih hidup
dengan media agar, sehingga mikroba akan berkembang dan membentuk koloni
yang dapat dilihat dan dihitung menggunakan mata tanpa bantuan mikroskop (Wati,
2016). Range jumlah koloni pada metode hitungan cawan dari 25-250 koloni,
adanya range tersebut bertujuan untuk memperkecil kemungkinan kesalahan dalam
perhitungan (Rose et al, 2018). Bisa dilihat pada Tabel 4. Hasil TPC Hari Ke-7,
bahwa dalam perhitungan di hari ke-7 semuanya masuk ke dalam range tersebut.
Hasil perhitungan pada sampel jeruk dengan kadar gula 12,5% sebesar 5,825 x 105
CFU/mL, hasil perhitungan pada sampel nanas dengan kadar gula 12,5% sebesar
7,1 x 105 CFU/mL, hasil perhitungan pada sampel buah naga dengan kadar gula
12,5% sebesar 5,85 x 105 CFU/mL, hasil perhitungan pada sampel jeruk dengan
kadar gula 15% sebesar 7,6 x 105 CFU/mL, hasil perhitungan pada sampel nanas
dengan kadar gula 15% sebesar 9,3 x 105 CFU/mL, dan hasil perhitungan pada
sampel buah naga dengan kadar gula 15% sebesar 8,8 x 105 CFU/mL. Bisa dilihat
pada Tabel 5. Hasil TPC Hari Ke-14, bahwa dalam perhitungan di hari ke-14
semuanya tidak masuk ke dalam range tersebut dan dinyatakan TBUD (tidak bisa
untuk dihitung). Hal ini didukung oleh pernyatan Naliani et al (2023), menyatakan
bahwa plate yang melebihi range yang sudah ditentukan sangat sulit untuk dihitung.
Jumlah koloni yang melebih range yang sudah ditentukan cenderung menghasilkan
koloni yang berdekatan satu sama lain.

KESIMPULAN
Perkembangan pada scoby dipengaruhi oleh kualitas teh yang digunakan,
banyaknya gula yan digunakan, suhu lingkungan, lama waktu fermentasi, dan pH.
Dampak penambahan sari buah pada minuman kombucha adalah rasa, aroma, dan
warna pada kombucha yang dihasilkan memiliki ciri khas yang berbeda tiap sari
buah yang digunakan dan penambahan gula yang berbeda pada tiap sampel
memiliki dampak pada perkembangan scoby. Karakteristik fisik kombucha
memiliki rasa yang sedikit asam sehingga tidak semua panelis menyukai rasa
tersebut, warna dan aroma pada minuman kombucha memiliki warna dan aroma
yang berbeda tergantung dari sari buah yang ditambahkan. Karakteristik
mikrobiologi pada minuman kombucha mengalami kenaikan pada hari ke-7 dan
hari ke-14. Hari ke-14 semua sampel dinyatakan TBUD, hal ini dikarenakan waktu
fermentasi yang lama dan kandungan gula yang diberikan pada tiap sampel berbeda
sehingga menyebabkan pertumbuhan bakteri.

DAFTAR PUSTAKA
Eliska. 2022. Pengolahan Bahan Pangan Lokal untuk Mengatasi Masalah Gizi.
Medan: Media Kreasi.
Fiana, R. M., Murtius, W. S., & Asben, A. 2016. Pengaruh konsentrasi
maltodekstrin terhadap mutu minuman instan dari teh kombucha. Jurnal
Teknologi Pertanian Andalas. 20(2): 1-8.
Mayasari, U. 2022. Buku Ajar Mikrobiologi. Bandung: Media Sains Indonesia.
Naliani, S., Sugiaman, V. K., & Wibisono, J. A. V. 2023. Antibacterial
effectiveness of red fruit extract (Pandanus conoideus Lam) against S.
mutans as an acrylic resin based denture cleanerr. Makassar Dental
Journal. 12(1): 43-48.
Oktavia, S., Novi, C., Handayani, E. E., Abdilah, N. A., Setiawan, U., & Rezaldi,
F. 2021. Pelatihan Pembuatan Immunomodulatory Drink Kombucha untuk
Meningkatkan Perekonomian Masa New Normal pada Masyarakat Desa
Majau dan Kadudampit Kecamatan Saketi Kabupaten Pandeglang, Banten.
Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat. 6(3): 716-724.
Pahrurodji, P. 2019. Gerakan Sekolah Bersih Menyenangkan. Ponorogo: Uwais
Inspirasi Indonesia.
Pazla, R., Jamarun, N., Sucitra, L. S., Maihelf., Wulandari, Y. 2022. Potensi
Tithonia Diversifolia Fermentasi Sebagai Pakan Ternak Ruminansia.
Indramayu: Adanu Abimata.
Pratiwi, A., & Aryawati, R. 2012. Pengaruh waktu fermentasi terhadap sifat fisik
dan kimia pada pembuatan minuman kombucha dari rumput laut
Sargasssum sp Maspari. Journal: Marine Science Research. 4(1): 131-136.
Radiati, A., & Sumarto, S. 2016. Analisis sifat fisik, sifat organoleptik, dan
kandungan gizi pada produk tempe dari kacang non-kedelai. Jurnal Aplikasi
Teknologi Pangan. 5(1).
Rezaldi, F., Rachmat, O., Fadillah, M. F., Setyaji, D. Y., & Saddam, A. 2022.
Bioteknologi Kombucha Bunga Telang (Clitoria ternatea L) Sebagai
Antibakteri Salmonella thypi dan Vibrio parahaemolyticus Berdasarkan
Konsentrasi Gula Aren. Jurnal Gizi Kerja dan Produktivitas. 3(1): 13-22.
Rose, D., Ardiningsih, P., & Idiawati, N. 2018. Karakteristik nata de jackfruit
(Artocarpus heterophyllus) dengan variasi konsentrasi starter Acetobacter
xylinum. Jurnal Kimia Khatulistiwa. 7(4).
Suhaeni, N. 2016. Petunjuk Praktis Menanam Jeruk. Bandung: Nuansa Cedekia.
Suhardini, P. N., & Zubaidah, E. 2016. Studi aktivitas antioksidan kombucha dari
berbagai jenis daun selama fermentasi. Jurnal Pangan dan Agroindustri.
4(1).
Sunaeni., Ismail, Z., dan Brillianita, A. 2021. Uji Organoleptik Cookies dengan
Bahan Tepung Tuna. Pekalongan: Penerbit NEM.
Wati, R. Y. 2018. Pengaruh Pemanasan Media PCA Berulang Terhadap Uji TPC
di Laboratorium Mikrobiologi Teknologi Hasil Pertanian Unand. Jurnal
Temapela. 1(2): 44-47.
Wulansari, N. T., Padmiswari, A. I. M., & Damayanti, I. A. M. 2022. The
Effectiveness Probiotic Drink of Salak Bali (Salacca zalacca) in Inhibiting
Growth of Escherichia coli. Jurnal Biologi Tropis. 22(3): 934-939.
Yuniastri, R., Ismawati., & Putri, R, D. 2018. Mikroorganisme Dalam Pangan.
Jurnal Cemara. Vol. 15 (2):15-20.
Zubaidah, E., Effendi, F. D., dan Afgani, C. A. 2022. Kombucha: Mikrobiologi,
Teknologi, dan Manfaat Kesehatan. Malang: UB Press
Zulius, A. 2017. Rancang BANGUN MONITORING pH air menggunakan soil
moisture sensor di SMK N 1 Tebing Tinggi Kabupaten Empat
Lawang. Jusikom: Jurnal Sistem Komputer Musirawas. 2(1): 37-43.
LAMPIRAN

Gambar 1. Pemerasan buah jeruk Gambar 2. Penimbangan sari jeruk

Gambar 3. Penimbangan gula Gambar 4. Pembuatan teh

Gambar 5. Pemasukkan sari jeruk ke Gambar 6. Pencampuran teh dan sari


dalam toples hementis jeruk ke dalam toples hementis
Gambar 7. Pemasukkan Scooby saat Gambar 8. Penaruhan sampel di
sampel dingin tempat gelap

Gambar 9. Pengujian TPC pada hari


Gambar 10. Hasil Pengujian TPC
ke-7

Gambar 11. Pengambilan Sampel


Gambar 12. Pengukuran pH
untuk Mengukur pH
Gambar 13. Pengujian TPC pada Hari
Gambar 14. Hasil Pengujian TPC
ke-14

Gambar 15. Pengujian Organoleptik Gambar 16. Pengujian Organoleptik


Hari ke-7 Hari ke-14

Gambar 17. Data Panelis


LAMPIRAN

No. Nama NIM Jobdesk


Melakukan pemerasan sari buah jeruk,
Moh.
melakukan penimbangan sari buah jeruk,
1 Dzulqornain 4444220079
melakukan pembuatan teh, sebagai penyaji
Jihadul Haq
hari ke-7 dan panelis hari ke-14
Melakukan pemerasan sari buah jeruk,
melakukan penimbangan gula sebanyak
Vita Shofiyah 150 gram, melakukan pengambilan sampel
2 4444220082
Rohmah untuk mengukur pH hari ke-1, melakukan
pengujian TPC pada hari ke-7, melakukan
pengukuran pH dan panelis hari ke-14
Melakukan pemerasan sari buah jeruk,
Aisha Shahrin memasukkan Scooby, melakukan
3 4444220083
Fathia pengujian TPC hari ke-7 dan Panelis hari
ke-14
Melakukan pemotongan buah jeruk dan
memeras sari buah jeruk, melakukan
Ayu Angelika pengambilan sampel untuk mengukur pH
4 4444220086
Novianti Sitinjak hari ke-1, melakukan pengukuran pH hari
ke-14, sebagai penyaji hari ke-14,
kameramen, dan panelis hari ke-7.
Melakukan pemerasan sari buah jeruk,
melakukan pengujian TPC pada hari ke-14,
5 Rosa Febriyani 4444220103
sebagai panelis hari ke-7, melakukan
pengujian TPC hari ke-14, dan kameramen
Melakukan pemerasan sari buah jeruk,
Aisha Ratna melakukan pengujian TPC pada hari ke-14,
6 4444220105
Rahmania melakukan pengukuran pH hari ke-7, dan
sebagai panelis hari ke-7.

Anda mungkin juga menyukai