Zilfi Rahmi
2006101010001
Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan
2
Abstrak
Laporan Pengenalan Lapangan Persekolahan II di SMP N 1 PEUKAN BADA Pengenalan
Lapangan Persekolahan II atau yang disingkat PLP II yang merupakan bagian dari program MBKM
USK Unggul bertujuan untuk mengenal dan mengamati lingkungan fisik, administratif, akademik, dan
lingkungan sosial sekolah serta menambah pengetahuan dan wawasan calon guru melalui kegiatan
pengamatan langsung kultur sekolah dan melatih mahasiswa agar siap dan cermat dalam
menghadapi keadaan dan tuntutan sekolah dalam rangka mencapai proses pembelajaran yang
efektif dan efisien. PLP I ini dimulai pada tanggal 10 September 2022 sampai 10 Oktober 2022 di
SMP N 1 Peukan Bada Aceh Besar. Adapun metode yang digunakan adalah metode dasar yaitu
observasi yang meliputi observasi pembelajaran, observasi perangkat pembelajaran, dan observasi
lingkungan sekolah. SMP N 1 Peukan Bada merupakan salah satu SMP yang berada di kecamatan
Peukan Bada. SMP ini mempunyai kegiatan yang aktif baik kegiatan akademik maupun non
akademik. Untuk saat ini SMP N 1 Peukan Bada menggunakan pembelajaran tatap muka dengan
mengikuti peraturan protokol Kesehatan yang ketat.
3
DAFTAR ISI
4
DAFTAR TABEL
5
DAFTAR GAMBAR
1.1 Gambar sekolah
1.2 Gambar saat mengajar
1.3 Gambar siswa
1.4 Gambar buku induk siswa
1.5 Gambar piket sekolah
1.6 Gambar agenda jurnal mengajar
1.7 Gambar kegiatan ekstrakurikuler
1.8 Gambar lembar refleksi guru
6
DAFTAR LAMPIRAN
1.1 manfaat kegiatan plp 2
1.2 Gambar kegiatan saat mengajar
7
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 latar belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat (Neolaka & Neolaka, 2017:12). Mewujudkan
pendidikan yang baik dan berkompeten dilakukan melalui adanya pendidik atau yang disebut dengan
guru. Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 205 tentang Guru dan Dosen, mengamanatkan
bahwa guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Profesi keguruan merupakan suatu
kegiatan yang menunjukkan dan menjungnjung tinggi prinsip dan asas-asas keprofesionalitas dalam
melakukan tugas dan kewajibannya dalam mendidik dan mengajar peserta didik (Sya’bani, 2018: 38-
39). Suatu lembaga yang menaungi para pendidik yaitu Lembaga Pendidikan Tenaga Keendidikan
(LPTK) yang mengembangkan tugas menyiapkan guru professional, pendidik generasi bangsa masa
depan. Pendidik atau guru merupakan jabatan professional yang memberikan layanan ahli menurut
kemampuan persyaratan akademik (Bhakti & Mayani, 1016: 98). Untuk memperoleh pendidik atau
tenaga kependidikan yang memenuhi kriteria baik tersebut maka Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Syiah Kuala, menyiapkan program Magang yang wajib diikuti oleh
mahasiswa setelah mereka memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. Magang dilakukan dua kali
yaitu magang I (PLP I) yaitu dilakukan hanya untuk mengobservasi dan praktik administrasi dan
akademik serta magang II (PLP II/PPL) dilakukan praktik mengajar. Namun program baru yaitu
MBKM USK Unggul yang di resmikan tahun ini menggabungkan PLP 1 dan PLP 2 tersebut berserta
dengan kegiatan KKN dalam satu program yang sama.
8
1.2 Tujuan Laporan PLP 2
untuk membangun landasan jati diri pendidik dan memantapkan kompetensi akademik kependidikan
dan bidang studi yang disertai dengan kemampuan berpikir kritis dan kemampuan berpikir tingkat
tinggi.
Adapun tujuan khusus mata kuliah PLP antara lain.
1. Mengenal tugas akademik maupun administrasi guru dalam pembelajaran maupun non
pembelajaran.
2. Memberikan pengalaman menyusun perangkat pembelajaran berdasar analisis kurikulum dan
perkembangan peserta didik.
3. Memberikan pengalaman langsung dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran secara terbimbing
4. Memberikan pengalaman nyata dalam pengembangan potensi peserta didik melalui
ekstrakurikuler.
1.3 Manfaat Laporan PLP 2
A.Memperoleh pengalaman dan keterampilan nyata untuk melaksanakan pembelajaran di sekolah.
B.Memperoleh pengetahuan tentang proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah.
C.Memperoleh pengalaman langsung akan tugas-tugas profesi guru.
D. Memperkuat pengalaman tentang cara berpikir dan bekerja secara interdisipliner, sehingga dapat
memahami keterkaitan pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah.
E. Mendapatkan kesempatan untuk ikut dalam menyiapkan calon pendidik atau tenaga pendidi
profesional
F. Memperoleh ilmu pengetahuan dan teknologi dalam proses pembelajaran.
G.Meningkatkan hubungan kemitraan antara sekolah dengan UNY.
H. Meningkatkan hubungan kemasyarakatan di lingkungan sekitar sekolah.
I.Memperoleh umpan balik dari sekolah guna pengembangan kurikulum dan IPTEKS yang sesuai
dengan kebutuhan sekolah.
J.Memperoleh berbagai sumber belajar dan menemukan berbagai permasalahan untuk
pengembangan inovasi dan kualitas pendidikan.
K.Terjalin kerja sama yang lebih baik dengan sekolah, pemerintah daerah dan instansi terkait untuk
pengembangan pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
9
BAB II
1 2 3 4 5 6
3. JUMLAH RUANG Ada 18 ruang kels Apakah kelas di Kelas di sana sudah ada
KELAS sana bagus ? bagus
4. RUANG KEPALA Saangat nyaman Bagaimana keadaan Sangat bagus dan ada
SEKOLAH tidak ada kendala di ruang kepala nyaman tidak ada hal
apa-apa sekolah ? yang harus kami
lakukan untuk
perbaikan di ruangan
kepala sekolah
10
senang dalam
bersekolah.
11
12
B . Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar Indikator
1.1 Menghargai norma-norma keadilan yang berlaku dalam 1.1.1 menjelaskan tentang norma masyarakat kepada peserta didik sehingga
kehidupan bermasyarakat sebagai anugerah Tuhan yang Maha peserta didik dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Esa
13
14
15
C . Tujuan pmbelajaran
1. Peserta didik mampu menjelaskan tentang norma yang berlaku di masyarakat
sehingga peserta didik dapat mengamalkannya dalam kehipan sehari-hari.
2. Peserta didik mampu memberikan argumentasi dan kritikan kepada hak dan
kewajiban pada norma yang berlaku di masyarakat di Indonesia khususnya pada aceh
3. Peserta didik mampu menganalisis tentang terwujudnya UUD NRI tahun 1945
sebagai dasar hukum tertulis negara sehingga peserta didik dapat memberi argumen
tentang UUD NRI 1945 sebagai hukum tertulis.
4. Peserta didik mampu menganalisis tentang sejarah perumusan dan pengesahan UUD
1945
5. Peserta didik mampu melahirkan karya yang berbentuk amandemen UUD NRI 1945
di dalamnya terdapat perubahan yang terjadi di Indonesia
D. Materi pembelajaran
1. Norma masyarakat
2. Hak dan kewajiban pada norma
3. UUD NRI Tahun 1945 sebagai dasar hukum tertulis negara
4. Perumusan dan pengesahan UUD NRI Tahun 1945
5. Amandemen UUD NRI Tahun 1945
E. MODEL DAN METODA PEMBELAJARAN
1. Model pembelajaran yang digunakan :
a. Norma masyarakat : menggunakan model pembelajaran langsung serta menggunakan
metoda pembelajaran forum debat
b. Hak dan kewajiban : menggunakan model pembelajaran konstektual dan memakai
metode curah pendapat
c. UUD NRI Tahun 1945 sebagai dasar hukum tertulis negara : menggunakan model
pembelajaran langsung dan menggunakan metode tanya jawab
d. Perumusan dan pengesahan UUD NRI tahun 1945 : menggunakan model pembelajaran
kooperatif metoda pembelajaran yang diguanakan beyound center and circle time (guru
menghadirkan dunia nyata yang berhubungan dengan pengetahuan )
e. Amandemen UUD NRI Tahun 1945 : model pembelajaran langsung menggunakan
metode quantum teaching learning
F. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Materi pertama : norma masyarakat
Awal
1. Membaca Alquran dan berdoa sebelum memulai pembelajaran.
2. Mengucapkan salam menanyakan kabar peserta didik serta mengarahkan peserta didik
untuk menyanyikan lagu Indonesia raya.
16
3. Melakukan absensi kehadiran peserta didik .
4. Memberi motivasi kepada peserta didik untuk semangat belajar.
5. Membacakan tujuan pembelajaran materi tentang norma masyarakat
Inti
6. Memulai dengan menjelaskan secara singkat materi tentang norma masyarakat
7. Guru memberi arahan kepada peserta didik untuk membentuk dua kelompok dimana
kelompok 1 merupakan pihak pro untuk norma masyarakat kemudian untuk kelompok
2 pihak kontra tentang norma masyarakat kemudian mereka melakukan forum diskusi
debat melalui pertanyaan yang akan diberikan oleh guru ppkn
Penutup
8. Setelah selesai mereka harus menyimpulkamn dari hasil forum debat tersebut
kemudian guru memperkuat mataeri apa yang sudah mereka kerjakan
9. Setelah selesai mereka diwajibkan untuk berdoa bersama
10. Kemudian keluar kelas dengan aman tanpa berdesakan
17
6. Materi ketiga : UUD NRI Tahun 1945 sebagai dasar hukum tertulis negara
Awal
1. Membaca Al quran dan memulai dengan salam
2. Menanyakan kabar para peserta didik
3. Melakukan absensi kehadiran
4. Memberikan motivasi kepada peserta didik supaya semangat belajar
5. Membacakan tujuan pembelajaran materi
Inti
6. Menugasi peserta didik untuk membagikan 3 kelompok besar
7. Kemudian guru memberikan LKPD serta menugasi mereka untuk mengerjakan tugas
tentang sekolah
8. Setelah selesai guru memberikan tugas kemudian mengarahkan siswa untuk maju
kedepan mempresntasikan hasil kerja kelompok
9. Kemudian guru menguatkan materi
Akhir
10. Guru memperkuat materi apa yang sudah dibuat oleh guru
7. Materi keempat : Perumusan dan pengesahan UUD NRI Tahun 1945
Awal
Membaca Al quran dan memulai dengan salam
Menanyakan kabar para peserta didik
Melakukan absensi kehadiran
Memberikan motivasi kepada peserta didik supaya semangat belajar
Membacakan tujuan pembelajaran materi
Inti
Menugasi peserta didik untuk membagikan 3 kelompok besar
Kemudian guru memberikan LKPD serta menugasi mereka untuk mengerjakan tugas
tentang sekolah
Setelah selesai guru memberikan tugas kemudian mengarahkan siswa untuk maju
kedepan mempresntasikan hasil kerja kelompok
18
Kemudian guru menguatkan materi
Akhir
Guru memperkuat materi tentang perumusan dan pengesahan UUD NRI tahun 1945
Guru menyimpulkan pembelajaran tentang perumusan dan pengesahan UUD NRI
tahun 1945
19
Sumber belajar :
Buku PPKN Kelas VII kurikulum merdeka
3. Materi ketiga : UUD NRI Tahun 1945 sebagai hukum tertulis negara
Media yang digunakan berupa :
Powerpoint tentang : UUD NRI Tahun 1945 sebagai hukum tertulis negara
Sumber belajar :
Buku PPKN Kelas VII kurikulum merdeka
Video youtube tentang UUD NRI tahun 1945 sebagai hukum tertulis (
https://www.youtube.com/watch?v=bTl746rJ0o0&t=35s )
4. Materi keempat : perumusan dan pengesahan UUD NRI Tahun 1945
Media yang digunakan berupa :
Powerpoint tentang perumusan dan pengesahan UUD NRI Tahun 1945
Sumber belajar :
Powerpoint tentang perumusan dan pengesahan UUD NRI Tahun 1945 dan video
youtube (https://www.youtube.com/watch?v=-b6hU4PNutA dan
https://www.youtube.com/watch?v=-b6hU4PNutA dan
https://www.ssyoutube.com/watch?v=1DEyUnQCXMs )
Penilaian pengetahuan
Teknik : tulis
Bentuk : menjawab pertanyaan,presentasi,mengerjakan LKPD,Pree test dan post test
20
Kalau mau masuk rumah, apa yang semestinya dilakukan? Seorang warga yang baik
tentu akan mengucap salam lebih dahulu sebelum masuk rumah. Walaupun rumah tersebut
adalah rumahnya sendiri. Apalagi kalau rumah itu rumah orang lain. Harus mengucap
salam lebih dahulu, sampai pemilik rumah itu keluar dan mempersilakan masuk. Mengucap
salam sebelum memasuki rumah merupakan salah satu contoh norma. Begitu pula untuk
selalu menghormati orang tua serta guru, walaupun orang tua atau guru tersebut mungkin
keliru. Norma-norma seperti itu diperlukan agar suasana kehidupan bersama menjadi tertib,
dan seluruh warganya damai.
1. Pengertian Norma
Norma merupakan aturan untuk menata kehidupan manusia di dalam masyarakat.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), norma adalah “Aturan atau ketentuan
yang mengikat warga kelompok dalam masyarakat.” Karena bersifat mengikat, maka
norma harus dipatuhi oleh semua orang di dalam masyarakat tersebut. Bagi yang tidak
mematuhi norma dapat dikenakan sanksi atau hukuman. Sanksinya dapat bermacam-
macam bentuknya, baik ringan maupun berat, sesuai dengan kesepakatan masyarakat
setempat. Di Aceh, sanksi melanggar norma antara lain dicambuk punggungnya. Di
Kalimantan serta Papua ada sanksi berupa keharusan membayar denda berupa hewan
ternak untuk pelanggaran norma. Di masing-masing daerah tentu ada jenis sanksi khusus
yang ditetapkan masyarakatnya. Di kehidupan masyarakat, norma bisa berupa aturan yang
tertulis maupun tidak tertulis. Norma tertulis biasanya dirumuskan khusus secara bersama-
sama oleh bebe rapa orang yang mewakili masyarakat dalam suatu waktu tertentu.
Peraturan sekolah umumnya merupa kan norma tertulis. Sedangkan norma tidak tertulis
tidak selalu dirumuskan secara khusus, melainkan juga da pat berkembang dari kebiasaan
bersama. Misalnya, saat ada tetangga wafat. Para tetangga lain perlu membantu keluarga
yang berduka sampai semua urusan tuntas. Hal tersebut menjadi norma dalam kehidupan
bertetangga.
2. Nilai Penting Norma
Norma dibuat dengan tujuan untuk menciptakan ketertiban dalam kehidupan
bermasyarakat. Menurut ahli ilmu sosial Soerjono Soekanto, pembuatan norma adalah
“Agar hubungan di dalam suatu masyarakat dapat berjalan seperti yang diharapkan.” Ketika
suasana keluarga serta masyarakat tertib, maka seluruh orang di keluarga maupun
masyarakat akan damai.
Terdapat beberapa nilai penting norma yang perlu diperhatikan. Di antara nilai
penting norma tersebut adalah:
a. Menciptakan ketertiban dan keamanan bersama Perhatikan situasi berlalu lintas.
Di setiap perempatan besar biasa dipasang lampu lalu lintas. Lampu merah untuk perintah
berhenti, lampu kuning untuk perintah bersiaga, dan lampu hijau untuk perintah berjalan.
Tanpa lampu tersebut, lalu lintas bisa kacau dan dapat mengakibatkan tabrakan kendaraan.
21
b. Mencegah benturan kepentingan antarwarga Banyak keluarga mengatur waktu
untuk menyalakan televisi. Sekitar pukul 18.00 petang, televisi di rumah selalu dimatikan
dulu. Waktunya untuk beribadah malam sebentar dan juga untuk anak-anak belajar.
Pengaturan itu dapat mencegah benturan kepentingan, antara kepentingan menonton siaran
televisi dengan kepentingan ibadah atau belajar.
c. Membentuk akhlak atau karakter manusia. Dari kecil biasa diajarkan agar berdoa
lebih dulu sebelum makan. Dengan norma tersebut, setiap orang dididik untuk senantiasa
bersyukur pada Tuhan Yang Ma ha Esa atas segala nikmat yang diperoleh. Kebiasaan
bersyukur itulah yang perlu jadi karakter setiap orang.
d. Menjadi petunjuk bagi setiap individu dalam menjalani kehidupan di masyarakat.
Setelah terjadi bencana pan demi Covid-19, pemerintah mengeluarkan peraturan agar
semua orang selalu menggunakan masker penutup hidung dan mulut saat di luar rumah,
serta menjaga jarak antarsesama. Aturan tersebut merupakan norma untuk memberi
petunjuk masyarakat agar sehat dan terhindar dari virus tersebut
e. Mewujudkan keadilan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Bila seseorang merasa dirugikan oleh orang lain, orang tersebut dapat
mengajukan gugatan ke pengadilan sehingga ia dapat memperoleh haknya. Ada aturan yang
mengatur hal itu. Aturan itu adalah yang menjaga agar keadilan di masyarakat terwujud.
Maka banyak ahli menyebutkan bahwa nilai penting utama norma adalah keadilan di
masyarakat.
Dengan adanya pengaturan dengan norma, setiap orang akan mendapatkan manfaat
yang sama atas pengaturan tersebut. Itulah yang melahirkan keadilan bagi semua
orang di masyarakat, sejalan dengan sila “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.” Begitu penting norma bagi masyarakat, maka norma perlu dibudayakan
sejak dini. Salah satu cara membudayakannya adalah dengan memberlakukan
sanksi. Sanksi dapat besifat ringan, seperti berupa teguran atau peringatan agar tidak
melanggar norma yang sama di waktu lainnya. Sedangkan sanksi yang lebih berat
dapat berupa denda hingga hukuman bagi pelanggar sanksi. Dengan adanya sanksi
itu diharapkan tidak ada pelanggaran norma lagi.
3. Jenis Norma Secara umum norma dikelompokkan menjadi empat jenis. Keempat norma
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Norma agama Norma agama adalah kaidah atau aturan yang bersumber pada hukum
agama atau kitab suci yang berasal dari Tuhan Yang Maha Esa. Norma ini berisi perintah
dan larangan, yang bertujuan mengatur manusia agar mendapatkan kebahagiaan dunia
akhirat.
b. Norma susila Norma ini berasal dari hati nurani manusia. Norma kesusilaan
mengajarkan kita untuk selalu berbuat baik sesuai dengan kata hati. Setiap manusia
dikaruniai hati nurani agar dapat membedakan perbuatan yang baik dan buruk.
22
c. Norma sosial Norma sosial atau kesopanan bersumber dari tatakrama atau kebiasaan
masyarakat. Norma ini bersifat lokal. Norma kesopanan berawal dari hubungan yang
terjadi antar manusia yang kemudian membentuk aturanaturan yang disepakati bersama.
d. Norma hukum Norma hukum merupakan aturan yang mengatur tingkah laku manusia
dalam kehidupan bernegara. Norma ini dibuat oleh pemerintah dan bersifat tegas serta
memaksa. Pelanggaran terhadap norma ini akan mendapatkan sanksi berupa hukuman
penjara atau denda.
4. Norma dan Nilai-nilai Pancasila Di Indonesia, norma tentu juga terkait dengan nilai-nilai
Pancasila, yakni nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, serta
nilai keadilan sosial.
a. Norma ketuhanan merupakan norma yang terkait dengan nilai ketuhanan. Di antara
norma ini adalah kewajiban untuk selalu menjalankan ibadah sesuai agama dan keyakinan
masing-masing. Juga untuk senantiasa bersyukur dalam menjalani kehidupan.
b. Norma kemanusiaan merupakan norma yang terkait dengan nilai kemanusiaan.
Contohnya adalah untuk selalu bersikap santun dan peduli untuk membantu sesama. Juga
untuk selalu mengembangkan diri sendiri seperti terus belajar dan bercita-cita.
c. Norma persatuan merupakan norma yang terkait dengan nilai persatuan. Di antaranya
adalah norma untuk selalu menjaga perdamaian, menghindari segala kekerasan baik kata-
kata maupun isik. Juga untuk selalu tertib, disiplin, dan bekerja keras.
d. Norma kerakyatan merupakan norma yang terkait dengan nilai kerakyatan. Seperti
norma untuk selalu berkomunikasi dan berdialog, serta bermusyawarah dan berdemokrasi.
Juga norma untuk mementingkan bergotong royong atau bekerja sama. Norma keadilan
sosial merupakan norma yang terkait dengan nilai keadilan sosial. Di antara norma ini
adalah untuk selalu berusaha bersikap adil di kehidupan sehari-hari, juga untuk
mewujudkan kesejahteraan dengan terus mengevaluasi dan memperbaiki diri adalah untuk
selalu berusaha bersikap adil di kehidupan sehari-hari, juga untuk mewujudkan
kesejahteraan dengan terus mengevaluasi dan memperbaiki diri.
Setiap norma selalu mengandung hak dan kewajiban. Norma selalu mengandung
hal-hal yang harus didapatkan oleh semua orang yang terikat norma itu. Juga selalu
mengandung hal-hal yang harus dilakukan setiap orang tersebut, sesuai dengan ketentuan
masing-masing norma. Seperti yang terjadi pada pelajar di sekolah. Aturan atau norma
sekolah mengharuskan setiap siswa tiba di sekolah sebelum pukul 07.00. Setiap siswa juga
harus mengikuti pembelajaran di sekolah sampai selesai siang harinya. Semua keharusan
23
itulah kewajiban yang terkandung oleh norma. Adapun hak yang terkandung oleh norma itu
adalah pemberian bimbingan oleh guru selama proses pembelajaran. Setiap siswa harus
mendapatkan bimbingan tersebut karena bimbingan itu merupakan haknya. Secara ringkas
dapat dijelaskan bahwa hak adalah hal-hal yang ‘harus diperoleh’, sedangkan kewajiban
adalah hal-hal yang ‘harus dilakukan’ oleh setiap orang di mana norma tersebut berlaku.
Seperti di sekolah, ada hal yang harus diperoleh dan ada yang harus dilakukan setiap siswa.
1. Pengertian Hak
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, hak artinya ‘milik’ atau ‘punya’.
Misalnya, “Buku ini adalah hak saya karena saya sudah membelinya.” Berarti buku itu
menjadi milik orang yang telah membelinya dan bukan dimiliki orang lain. Buku itu harus
diperoleh pembelinya, bukan diperoleh orang lain. Buku itu merupakan haknya. Selain itu,
hak juga berarti ‘wewenang’ atau kekuasaan yang diakui kelompok atau masyarakat.
Seorang guru memiliki wewenang untuk mengajar siswa-siswanya di sekolah. Maka guru
itu disebut berhak mengajar siswa di sekolah tempatnya mengajar. Guru dari sekolah lain
tidak berwenang atau tidak berhak mengajar di sekolah ini. Dengan demikian, ‘milik’ atau
‘punya’ atau ‘berwenang’ itulah hak. Hak tersebut harus diperoleh semua orang yang diatur
oleh norma yang ada. Seperti norma di sekolah, semua siswa berhak mendapat kasih
sayang dan penghargaan dari sesama siswa. Maka setiap siswa harus mengasihi dan
menghargai semua temannya tanpa kecuali. Itulah contoh manfaat dari sebuah norma.
Setiap orang berhak mendapat manfaat dari norma atau aturan yang dibuat karena manfaat
norma merupakan haknya. Bila seseorang belum memperoleh manfaat dari suatu norma,
maka orang itu berhak memintanya. Hak tidak selalu ada setelah norma atau aturan dibuat.
Ada juga hak yang sudah ada sebelum norma atau aturan dibuat. Hak inilah yang disebut
hak asasi manusia (HAM). Hak ini dimiliki setiap orang, bahkan sebelum orang tersebut
dilahirkan. Di antaranya adalah hak hidup, hak beragama, hingga hak untuk
mengemukakan pendapat. Nilai HAM mengajarkan untuk selalu menghargai setiap orang.
Tidak ada manusia yang boleh digertak, dikasari, atau dilecehkan dengan alasan apapun.
Setiap orang perlu dihargai apapun suku, agama, keadaan isik, serta yang punya banyak
kekurangan sekalipun. Setiap orang berhak dihargai karena sama-sama ciptaan Tuhan.
Itulah norma dasar yang harus dijaga.
2. Pengertian Kewajiban Kewajiban berasal dari kata ‘wajib’ yang berarti harus. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa kewajiban adalah “Sesuatu yang harus
dilaksanakan.” Bila dikaitkan dengan norma, maka kewajiban adalah hal yang harus
dilaksanakan sesuai ketentuan dalam norma itu. Contohnya adalah pelajar. Bagi setiap
pelajar, kewajibannya adalah belajar. Hanya dengan memenuhi kewajiban belajar itu,
seorang siswa mendapat manfaat dari norma yang berlaku baginya. Norma dapat tegak
hanya bila para anggota masyarakat yang memiliki norma tersebut menjalankan kewajiban
masing-masing. Kewajiban dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian. Pertama, kewajiban
pada Tuhan Yang Maha Esa. Kedua, kewajiban kepada sesama manusia. Ketiga, kewajiban
pada alam. Tiga kewajiban itu oleh masyarakat Islam disebut tiga hubungan, sedangkan
oleh masyarakat Hindu Bali disebut Tri Hita Karana. Artinya ‘tiga penyebab kebahagiaan’.
Kewajiban pada Tuhan dilakukan secara jelas dengan mengikuti perintahperintah dalam
24
agama dan menjauhi larangan-larangan dalam agama. Hal ini terkait norma agama dalam
jenis-jenis norma. Juga terkait dengan norma ketuhanan menyangkut nilai-nilai Pancasila.
Kewajiban pada sesama berhubungan dengan soal sopan santun dan kesusilaan. Hal ini
banyak berkaitan dengan jenis norma kesusilaan, norma kesopanan, juga norma hukum.
Bila dihubungkan dengan nilai-nilai Panca sila, kewajiban pada sesama terkait dengan
norma kemanusiaan, norma persatuan, norma ke rakyatan, serta norma keadilan sosial.
Adapun kewajiban pada alam berkait dengan nor ma aga ma yang mewajibkan manu sia
menjaga lingkungan, serta dengan norma hukum. Kewajiban pada alam juga berhubungan
dengan hak alam yang harus dipenuhi oleh manusia. Dalam hal ini manusia harus menjaga
dan merawat alam seperti tumbuhan, hewan liar, bahkan juga air.Beberapa masyarakat adat
menjalankan kewajiban pada alam dengan menerapkan norma yang ketat. Seperti dengan
melarang penebangan pohon, perburuan hewan, dan keharusan menjaga sumber air. Negara
melakukan hal serupa melalui undang-undang perlindungan alam seperti Undang-Undang
No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. 3.
Penerapan Hak dan Kewajiban Dalam mewujudkan tegaknya hak dan kewajiban dalam
kehidupan seharihari, setiap orang perlu mematuhi seluruh norma yang berlaku. Baik
norma agama, norma kesusilaan, norma kesopanan, maupun juga norma hukum. Dengan
mematuhi norma-norma itu, pemenuhan hak dan kewajiban akan lebih mudah dilakukan.
Pemenuhan hak dan kewajiban tersebut saling terkait dan tidak dapat dipisahkan. Untuk
melaksanakan pemenuhan hak dan kewajiban secara baik, setiap orang perlu lebih dahulu
memperhatikan hak orang lain. Selanjutnya adalah memenuhi hak orang tersebut sebaik-
baiknya sesuai dengan tanggung jawab atau kewajiban diri sendiri atas orang lain itu.
Dengan memenuhi hak orang lain sebaik-baiknya, maka kewajiban diri sendiri otomatis
sudah tertunaikan. Setelah itu, kita dapat meminta hak diri sendiri agar dipenuhi oleh orang
yang memiliki kewajiban terkait hak tersebut. Bila antarsiswa saling meminjam buku, maka
kembalikan lebih dulu buku yang kalian pinjam baru meminta buku yang dipinjam oleh
kawan. Dengan cara itu, suasana sehari-hari akan tertib dan damai.
Pertemuan ke 3 : UUD NRI Tahun 1945 sebagai dasar hukum tertulis negara
Di keluarga tentu terdapat bukan hanya satu melainkan beberapa norma atau aturan.
Seperti aturan untuk beribadah, aturan dalam berbicara satu sama lain, aturan menjaga
kebersihan, aturan untuk saling membantu, dan sebagainya. Semua aturan itu adalah untuk
membuat kehidupan keluarga tertib dan damai. Di lingkungan sekolah juga selalu terdapat
beberapa yang harus dipatuhi. Di antaranya adalah aturan seragam, aturan untuk mengikuti
pelajaran di sekolah, aturan untuk menghormati guru dan para petugas di sekolah, serta
banyak aturan lainnya. Antara satu aturan dengan aturan lain tidak boleh bertentangan
karena akan menimbulkan kebingungan pada siswa. Di masyarakat, norma atau aturannya
lebih banyak lagi karena lebih banyak urusan yang perlu diatur. Ada aturan tentang
mengelola sampah warga, aturan untuk menjaga keamanan lingkungan, aturan untuk
mencegah penyebaran nyamuk guna menghindari wabah penyakit, dan sebagainya. Di
rumah, di sekolah, serta di masyarakat terdapat banyak aturan. Maka di dalam sebuah
negara tentu terdapat lebih banyak norma atau aturan karena urusan yang perlu diatur lebih
banyak. Aturan negara biasa disebut hukum yang wujudnya antara lain berupa undang-
undang. Undang-undang adalah hukum tertulis dalam sebuah negara.
25
1. Perlunya Dasar Hukum Tertulis
Kalian tentu menyadari beta pa banyak aturan yang dimiliki oleh negara untuk
menga tur masyarakat nya. Baik aturan itu berupa undang-undang mau pun atur an lainnya.
Semua aturan atau hukum itu tidak boleh bertentangan. Hal ter se but diper lu kan agar hak
dan kewajiban yang ha rus dipenuhi masyarakat men jadi jelas. Agar hukum tidak bertenta
ngan, maka perlu ada nya dasar hukum tertulis. Semua undangundang atau aturan di dalam
negara per lu bersumber pada da sar hukum tertulis. Ibarat pohon besar, dasar hukum ter
tulis adalah batang utama pohon tersebut. Adapun undang-undang serta peraturan-peraturan
di dalam negara adalah seperti batang dan rantingnya. Tanpa dasar hukum tertulis, undang-
undang serta keten tuan-ketentuan dapat bertenta ng an antara yang satu dengan yang
lainnya. Bila hal itu terjadi akan membingungkan masyarakat untuk memenuhi hak dan
kewajiban. Karena itu, setiap negara perlu memiliki dasar hukum tertulis.
2. UUD NRI Tahun 1945 sebagai Dasar Hukum Tertulis
Seperti telah disebutkan sebelumnya, setiap negara perlu memiliki dasar hukum
tertulis agar dapat membuat berbagai undang-undang serta aturan lain yang benar-benar
baik. Dasar hukum tertulis itu perlu dibangun di atas dasar negara yang telah ditetapkan. Di
Indonesia, dasar negaranya adalah Pancasila. Maka di tahun 1945 para pemimpin bangsa
pun menyusun dasar hukum tertulis tersebut berdasarkan Pancasila. Dasar hukum tertulis
yang disusun adalah berupa Undang-Undang Dasar yang kemudian dinamai
UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI Tahun
1945).Kalau seluruh norma hukum di Indonesia diumpamakan seperti pohon besar, maka
UUD NRI Tahun 1945 merupakan batangnya. UUD NRI Tahun 1945 inilah dasar hukum
tertulis dan menjadi dasar hukum tertulis dari semua hukum di Indonesia.
Pertemuan ke 4 : perumusan dan pengesahan UUD NRI Tahun 1945
Kalian sudah memahami kalau UUD NRI Tahun 1945 merupakan dasar hukum
tertulis dari semua hukum di Indonesia. Kalau hukum dapat diibaratkan sebagai pohon
besar, maka dasar hukum tertulis adalah ibarat batangnya. Semakin kokoh batang itu, akan
semakin kuat pohonnya. Begitulah gambaran UUD NRI Tahun 1945 sebagai dasar hukum
tertulis di Indonesia. Setelah memahami gambaran itu, sekarang saatnya mengetahui
bagaimana UUD NRI Tahun 1945 sebagai dasar hukum tertulis dirumuskan dan disahkan.
Untuk itu mari simak kembali sidang pertama Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan
Kemerdekaan (BPUPK) yang dipimpin Radjiman Wedyodiningrat di Gedung Chuo Sangi-
in di Jakarta.
1. Perumusan UUD NRI Tahun 1945 Sidang pertama BPUPK itu berhasil melahirkan
Pancasila sebagai dasar negara pada tanggal 1 Juni 1945. Kalau negara Indonesia
diibaratkan rumah, Pancasila adalah pondasinya. Kalau negara Indonesia diibaratkan
pohon besar, maka Pancasila merupakan akarnya yang sangat kuat. BPUPK lalu menugasi
Panitia Sembilan untuk menyusun sila-sila Pancasila. Tugas itu selesai tanggal 22 Juni
1945, Pancasila siap dijadikan pondasi untuk merumuskan dasar hukum tertulis. Lalu
Pancasila pun dimasukkan menjadi inti Mukadimah atau Pembukaan dasar hukum tertulis.
26
Dalam sidang kedua BPUPK tanggal 10-17 Juli 1945, semua setuju Pembukaan Undang-
Undang Dasar itu. Maka BPUPK pun membentuk Panitia Dasar hukum tertulis untuk
menyusun isi Undang-Undang Dasar. Pada masa itu, bagian isi Undang-Undang Dasar itu
disebut batang tubuh Undang-Undang Dasar. Panitia Dasar hukum tertulis tersebut
beranggotakan 19 orang diketuai oleh Soekarno . BPUPKI juga membentuk Panitia
Keuangan dan Perekonomian yang dipimpin oleh Mohammad Hatta dan Panitia Pembela
Tanah Air (PETA) yang diketuai Abikusno Cokrosuyoso. Panitia Dasar hukum tertulis
pun bermusyawarah pada tanggal 11 Juli 1945. Hasilnya ada tiga hal. Pertama,
membentuk Panitia Perancang UndangUndang Dasar (UUD). Kedua, bentuk negara
kesatuan atau unitaris. Ketiga, kepala negara berada di tangan satu orang, yaitu presiden.
Kini giliran Panitia Perancang UUD yang bekerja. Panitia ini berangggotakan Ahmad
Subarjo, Sukiman dan Parada Harahap. Mereka menyepakati soal: (1) lambang negara; (2)
negara kesatuan; serta (3) sebutan lembaga Majlis Permusyawaratan Rakyat. BPUPK lalu
bersidang menetapkan tiga hal. Pertama, pernyataan tentang Indonesia merdeka. Kedua,
Pembukaan dasar hukum tertulis. Ketiga, batang tubuh dasar hukum tertulis yang
kemudian dinamakan sebagai UndangUndang Dasar (UUD). Rancangan UUD tersebut
berisi antara lain: a. Wilayah negara Indonesia yang mencakup seluruh bekas wilayah
HindiaBelanda, dan pulau-pulau di sekitarnya. b. Bentuk negara Indonesia adalah negara
kesatuan. c. Bentuk pemerintahan Indonesia adalah republik. d. Bendera nasional adalah
sang saka Merah Putih e. Bahasa nasional Indonesia adalah bahasa Indonesia. Pada
tanggal 16 Juli 1945, naskah rancangan Undang-Undang Dasar itu diterima dalam sidang
BPUPKI dengan suara bulat. Selesailah perumusan naskah UUD tersebut.
2. Proses Pengesahan UUD NRI 1945 Setelah selesai merumuskan naskah UUD, BPUPK
dibubarkan karena tugasnya telah selesai. Selanjutnya dibentuk Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang mengambil alih tugas penyiapan kemerdekaan
Indonesia dari BPUPK. Tanggal 16 Agustus 1945, PPKI melakukan sidang pertama.
Sehari kemudian, tanggal 17 Agustus 1945 yang bertepatan dengan hari Jumat tanggal 9
Ramadhan 1364 Hijriah, Indonesia merdeka. Esok harinya, tanggal 18 Agustus, PPKI
melanjutkan sidangnya. Ada tiga keputusan PPKI dalam sidang itu. Pertama, menetapkan
Soekarno dan Mohammad Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia.
Kedua, Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) untuk menyusun kelengkapan
pemerintahan. Ketiga, mengesahkan Pembukaan Undang-Undang Dasar. Pembukaan
inilah yang menjadi pokok dari Undang-Undang Dasar yang disahkan PPKI dan
dikukuhkan oleh KNIP tanggal 19 Agustus 1945. UndangUndang Dasar itu disebut
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 atau UUD NRI Tahun
1945. Resmilah Indonesia mempunyai dasar hukum tertulis berupa UUD NRI Tahun 1945
itu. Dengan ditetapkannya UUD NRI Tahun 1945, bangsa Indonesia patut bersyukur pada
Tuhan Yang Maha Esa. Bila diibaratkan pohon, negara Indonesia memiliki akar yang kuat
berupa Pancasila serta batang yang kokoh berupa UUD NRI Tahun 1945.
3. Sistematika UUD NRI Tahun 1945 Sebagai dasar hukum tertulis, UUD NRI Tahun 1945
sudah selesai dirumuskan. Kalian tentu ingin tahu bagaimana sistematika Undang-Undang
Dasar tersebut? Sistematika UUD NRI Tahun 1945 setelah dirumuskan tersebut mencakup
27
tiga hal. Pertama, bagian pembukaan. Kedua, bagian batang tubuh. Ketiga, bagian
penjelasan. Setelah dilakukan perubahan atau amendemen, sekarang sistematikanya
menjadi pembukaan dan pasal-pasal. Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 memuat prinsip-
prinsip pokok kenegaraan yang terdiri dari empat alinea. Keseluruhannya adalah mengenai
bentuk negara, tujuan negara serta rumusan dasar negara Pancasila. Batang tubuh UUD
NRI Tahun 1945 terdiri dari 16 bab dan 37 pasal, 4 pasal aturan peralihan dan 2 ayat aturan
tambahan. Para ahli menyebut batang tubuh itu, “Merupakan rangkaian kesatuan pasal yang
bulat dan terpadu.” Untuk memperjelas isi batang tubuh UUD NRI Tahun 1945, maka
selanjutnya ada bagian penjelasan yang dilampirkan. Lampiran penjelasan itu terdapat di
dalam Berita Republik Indonesia tahun II No.7, tanggal 15 Februari 1946.
Pertemuan ke 5 : Amandemen UUD NRI Tahun 1945
Perubahan Undang-Undang juga disebut sebagai amendemen. Di Indonesia perubahan
atau amendemen Undang-Undang juga telah dilakukan, termasuk perubahan UUD NRI
Tahun 1945. Perubahan tersebut dilakukan dari tahun 1999 hingga tahun 2002. Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang melakukan amendemen UUD NRI Tahun 1945
itu. Setelah sekitar setengah abad Indonesia merdeka, kehidupan bermasyarakat tentu
berubah. Masyarakat ingin kehidupan politik yang lebih demokratis, agar masyarakat
lebih bebas berpendapat serta dapat memilih pemimpin secara langsung. MPR
memenuhi aspirasi masyarakat tersebut. Maka dilakukanlah Amendemen UUD NRI
Tahun 1945. Beberapa pasal dari Undang-Undang Dasar itupun diubah secara bertahap
melalui sidang-sidang MPR. 1. Tahap Perubahan Amendemen UUD NRI Tahun 1945
dilakukan empat kali. Perubahan pertama dilakukan melalui Sidang MPR pada tanggal
14-19 Oktober 1999. Terdapat 9 pasal yang diubah dalam amendemen ini. Perubahan
kedua adalah melalui sidang pada tanggal 1-18 Agustus 2000 untuk mengubah 25 pasal
pada lima bab. Selanjutnya adalah amendemen ketiga yang mengubah 22 pasal. Hal ini
dilakukan melalui Sidang MPR pada tanggal 1-9 November 2001. Amendemen
keempat adalah melalui Sidang MPR pada tanggal 1-10 Agustus 2002 dengan
mengubah 13 pasal. Semua perubahan itu dilakukan dengan tetap menggunakan
Pancasila sebagai dasarnya. 2. Hasil Perubahan Amendemen UUD NRI Tahun 1945
menghasilkan beberapa perubahan. Seperti pada amendemen pertama yang membatasi
masa jabatan presiden dan wakil presiden menjadi maksimal dua kali masa jabatan atau
paling lama selama 10 tahun. Setelah 10 tahun menjabat, presiden dan wakil presiden
tidak dapat dipilih lagi. Pada amendemen kedua ditegaskan bahwa masyarakat memilih
secara langsung para wakilnya di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Dengan begitu
setiap orang sepenuhnya bebas memilih wakilnya untuk menjadi anggota DPR.Bukan
hanya memilih wakilnya di DPR, rakyat juga bisa memilih presiden dan wakil presiden
secara langsung. Sebelumnya, presiden dan wakil presiden dipilih rakyat secara tidak
langsung melalui wakil-wakil rakyat di MPR. Pemilihan presiden dan wakil presiden
langsung oleh rakyat ditegaskan dalam amendemen ketiga UUD NRI Tahun 1945.
Amendemen keempat UUD NRI Tahun 1945 antara lain menyangkut masalah
pendidikan. Dalam amendemen ini, pemerintah diwajibkan untuk menyediakan
28
anggaran pendidikan paling sedikit harus 20 persen dari anggaran negara. Hal ini
dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan bagi masyarakat.
J. LKPD
Pertemuan ke 1:
a) Norma masyarakat
Kelompok :
Anggota kelompok :
Pertemuan ke 2 : Hak dan kewajiban pada norma
2. Dikerjakan di kertas selembar dan diberi kesempatan bagi yang ingin maju
kedepan untuk mencurahkan pendapatnya.
Pertemuan ke 3 : UUD NRI Tahun 1945 sebagai dasar hukum tertulis negara
29
Pree Test
Soal :
1. Apa yang dapat kamu simpulkan tentang perlunya dasar hukum tertulis ?
2. Jelaskan tentang UUD NRI Tahun 1945 sebagai dasar hukum tertulis ?
30
3. Jumlah soal setiap kelompok 1
Soal :
1. Kelompok 1 : jelaskan pendapat kelompok 1 tentang perumusan UUD NRI Tahun
1945 !
2. Kelompok 2 : bagaimana pengesahan UUD NRI 1945 !
3. Kelompok 3 : jelaskan sistematika UUD NRI 1945 !
4. Kelompok 4: bagaimana pendapat anggota kelompok 4 dampak dari perumusan
UUD NRI 1945 !
5. Kelompok 5 : bagaimana pendapat anggota kelompok 5 tentang perubahan
amandemen UUD NRI 1945 yang kita rasakan saat ini ?
Tugas individu :
Tata cara penngerjaan tugas :
1. Setiap peserta didik mampu menjelaskan tahap-tahap perubahan amandemen
UUD NRI 1945
31
2. Setiap peserta didik dapat menjelaskan hasil dari perubahan tersebut
3. Dikerjakan di selembar kertas kemudian peserta didik mampu membawa
perubahan di dalam kelas setelah mempelajari materi tersebut dengan cara
mengkoordinir kelas setelah selesai pengerjaan tugas
K. Instrumen Evaluasi
Pertemuan ke 1:
A. Evaluasi pembelajaran
Hari/ tanggal :
Kelas : VII
Materi : norma masyarakat
Pertemuan ke 2:
32
B. Evaluasi pembelajaran
Hari/ tanggal :
Kelas : VII
Materi : hak dan kewajiban pada norma
Pertemuan ke 3:
C. Evaluasi pembelajaran
Hari/ tanggal :
Kelas : VII
Materi : UUD NRI Tahun 1945 sebagai dasar hukum tertulis
Pertemuan ke 4:
D. Evaluasi pembelajaran
Hari/ tanggal :
Kelas : VII
Materi : perumusan dan pengesahan UUD NRI Tahun 1945
Pertemuan ke 5:
E. Evaluasi pembelajaran
Hari/ tanggal :
Kelas : VII
Materi : Amandemen UUD NRI Tahun 1945
L. PENILAIAN PENGETAHUAN
1. Pertemuan ke 1
Bentuklah dua kelompok di dalamnya terdapat kelompok kontra dan pro
Kemudian kelompok kontra membahas tentang kasus masyarakat yang masih
fanatik dengan budaya sendiri (menentang)
Kelompok pro membahas tentang kasus masyarakat yang masih fanatik dengan
budaya sendiri (mendukung)
2. Pertemuan ke 2
Soal yang diberikan :
A. Bagaimana pendapat saudara tentang hak yang ada dalam norma kemanusian ?
B. Bagaimana pendapat saudara tentang kewajiban yang ada dalam norma
kemanusian ?
C. Apa yang dapat anda simpulkan tentang hak dan kewajiban pada norma
kemanusian jika dilihat dari sudut pandang sosial ?
3. Pertemuan ke 3
Pree Test
Soal :
1) Apa yang dapat kamu simpulkan tentang perlunya dasar hukum tertulis ?
2) Jelaskan tentang UUD NRI Tahun 1945 sebagai dasar hukum tertulis ?
33
4. Pertemuan ke 4
Kelompok 1 : jelaskan pendapat kelompok 1 tentang perumusan UUD NRI
Tahun 1945 !
Kelompok 2 : bagaimana pengesahan UUD NRI 1945 !
Kelompok 3 : jelaskan sistematika UUD NRI 1945 !
Kelompok 4: bagaimana pendapat anggota kelompok 4 dampak dari perumusan
UUD NRI 1945 !
Kelompok 5 : bagaimana pendapat anggota kelompok 5 tentang perubahan
amandemen UUD NRI 1945 yang kita rasakan saat ini ?
5. Pertemuan ke 5
Setiap peserta didik mampu menjelaskan tahap-tahap perubahan amandemen
UUD NRI 1945
Setiap peserta didik dapat menjelaskan hasil dari perubahan tersebut
Dikerjakan di selembar kertas kemudian peserta didik mampu membawa
perubahan di dalam kelas setelah mempelajari materi tersebut dengan cara
mengkoordinir kelas setelah selesai pengerjaan tugas
34
M. PENILAIAN AFEKTIF
Kelas : 7.1
2 5 7 10 2 5 7 10 2 5 7 10 2 5 7 10 2 5 7 10 2 5 7 10 2 5 7 10
5 0 5 0 5 0 5 0 5 0 5 0 5 0 5 0 5 0 5 0 5 0 5 0 5 0 5 0
1. Indra hermawan √ √ √ √ √ √ √
2 Alif Kausar √ √ √ √ √ √ √
3 Raisya Zaskia √ √ √ √ √ √
4 Nindia Sara √ √ √ √ √ √
5 Fitra Saputra √ √ √ √ √ √
6 Yunita kausari √ √ √ √ √ √
7 Nabila Oktavia √ √ √ √ √ √
8 Asyifa Humaira √ √ √ √ √ √
9 Shafa Humaira √ √ √ √ √ √ √
1 Tiara Aprilia √ √ √ √ √ √ √
0
1 Jasmanidar √ √ √ √ √ √ √
1
1 Intan Sahara √ √ √ √ √ √ √
2
1 Ahsanun √ √ √ √ √ √ √
3 Zakiatul
1 Silvia Anggraini √ √ √ √ √ √ √
4
1 Aghil Abdul √ √ √ √ √ √ √
5
1 Amiratudiana √ √ √ √ √ √ √
6
1 Alzenanda √ √ √ √ √ √ √
35
AspekSikap / Perilaku yang dinilai
Tanggung
Jujur Peduli Kerjasama Santun Percaya diri Disiplin
N Jawab
Nama Siswa K C B K C B K C B K C B K C B K C B K C B
o R K A
BS
R K A
BS
R K A
BS
R K A
BS
R K A
BS
R K A
BS
R K A
BS
2 5 7 10 2 5 7 10 2 5 7 10 2 5 7 10 2 5 7 10 2 5 7 10 2 5 7 10
5 0 5 0 5 0 5 0 5 0 5 0 5 0 5 0 5 0 5 0 5 0 5 0 5 0 5 0
7 Ayatul
1 Rahmat Al Fazil √ √ √ √ √ √ √
8
1 M . Ridho √ √ √ √ √ √ √
9
2 Aufa Azka √ √ √ √ √ √ √
0
2 Raufal Hadi √ √ √ √ √ √ √
1
2 M . Naufal √ √ √ √ √ √ √
2 Fartana
2 Salwa Humaira √ √ √ √ √ √ √
3
2 M . Alif √ √ √ √ √ √ √
4
2 Jihan Makayla √ √ √ √ √ √ √
5
2 Bunga Intan √ √ √ √ √ √ √
6 Lestari
2
7
2
8
2
93
0
3
1
3
2
36
AspekSikap / Perilaku yang dinilai
Tanggung
Jujur Peduli Kerjasama Santun Percaya diri Disiplin
N Jawab
Nama Siswa K C B K C B K C B K C B K C B K C B K C B
o R K A
BS
R K A
BS
R K A
BS
R K A
BS
R K A
BS
R K A
BS
R K A
BS
2 5 7 10 2 5 7 10 2 5 7 10 2 5 7 10 2 5 7 10 2 5 7 10 2 5 7 10
5 0 5 0 5 0 5 0 5 0 5 0 5 0 5 0 5 0 5 0 5 0 5 0 5 0 5 0
3
3
3
4
3
5
3
6
3
7
3
8
3
9
4
0
Keterangan nilai :
Capaian nilai :
90-100 = sangat baik
70-80 = baik
50-60 = cukup Mengetahui Guru Mata Pelajaran PPKN,
40-50 = kurang
Mengetahui kepala sekolah,
37
B.SILABUS PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)
Kelas : VII
Alokasi Waktu : 3 Jam Pelajaran/Minggu
Kompetensi Inti (KI) :
KI-1 (Spiritual) : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
KI-3 (Soasial) : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun,
percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan
dan keberadaannya
KI-3 (Pengetahuan) : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan
kejadian tampak mata.
KI 4 (Keterampilan) : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan
membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan
yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama
dalam sudut pandang/teori.
38
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
39
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
40
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
41
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
42
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
C.PROGRAM SEMESTER
PROGRAM SEMESTER
TAHUN PELAJARAN 2022/ 2023
43
KI 3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata.
KI 4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
44
Juli Agustus Septmber Oktober November Desember
KOMPETENSI DASAR MATERI POKOK AW
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1.1 Mensyukuri proses Proses Perumusan
perumusan dan dan Penetapan
penetapan Pancasila Pancasila sebagai
sebagai Dasar Negara dasar negara:
Sejarah
perumusan
2.1 Menghargai proses
Pancasila
perumusan dan
penetapan Pancasila Pembentukan
sebagai dasar Negara BPUPKI dan
Usulan Dasar
Negara oleh
3.1 Menganalisis proses tokoh perumus
perumusan dan Pancasila
penetapan Pancasila
Penetapan
sebagai dasar Negara
Pancasila sebagai
dasar negara
4.1 Melaksanakan tanggung Komitmen
jawab atas keputusan kebangsaan para
bersama dengan pendiri negara
semangat konsensus dalam perumusan
tokoh nasional dalam dan penetapan
perumusan Pancasila Pancasila
Nilai semangat
dan komitmen
para pendiri
negara dalam
45
perumusan dan
penetapan
Pancasila sebagai
dasar negara
46
mewujudkan keadilan
47
perumusan dan
pengesahan
Undang-
Undang Dasar
Negara
Republik
Indonesia
Tahun 1945
pandang/teori.
UAS SEMESTER 1
JUMLAH ALOKASI
WAKTU
(__________________________) (_______________________)
NIP/NIK : NIP/NIK :
48
PROGRAM SEMESTER
TAHUN PELAJARAN 2022 / 2023
49
Juli Agustus Septmber Oktober November Desember
KOMPETENSI DASAR MATERI POKOK AW
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1.4 Mensyukuri Keberagaman
keberagaman norma- Masyarakat
norma, suku,agama, ras, Indonesia dalam
dan antargolongan bingkai Bhinneka
dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika
Tunggal Ika secara adil Makna Bhinneka
sebagai sesama ciptaan Tunggal Ika
Tuhan Yang Maha Esa
Keberagaman
dalam masyarakat
2.4 Menghargai Indonesia
keberagaman Arti penting
suku,agama, ras,dan memahami
antargolongan dalam keberagaman
bingkai Bhinneka dalam masyarakat
Tunggal Ika Indonesia
Perilaku toleran
3.4 Mengkarakteristikkan terhadap
keberagaman keberagaman
suku,agama,ras,antar norma, suku,
golongan dalam bingkai agama, ras, dan
Bhinneka Tunggal Ika antargolongan
50
suku,agama,ras, dan
antargolongan dalam
bingkai Bhinneka
Tunggal Ika
51
tinggalnya dalam tinggal dalam
kerangka Negara kerangka NKRI
Kesatuan Republik Makna Persatuan
Indonesia sebagai dan Kesatuan
anugerah Tuhan Yang
Maha Esa Arti penting
Memahami
2.6 Menampilkan karakteristik
karakteristik daerah daerah tempat
tempat tinggalnya dalam tinggalnya
kerangka Negara
Kesatuan Republik Mempertahankan
Indonesia persatuan dan
kesatuan Indoneia
3.6 Mengasosiasikan
karakteristik daerah
tempat tinggalnya dalam
kerangka Negara
Kesatuan Republik
Indonesia
4.6 Mewujudkan
karakteristik daerah
tempat tinggalnya dalam
kerangka Negara
Kesatuan Republik
Indonesia.
UAS SEMESTER 2
JUMLAH ALOKASI
WAKTU
52
Mengetahui, …….……..,…………………… 20 …….
Kepala SMP/MTs …………… Guru Mata Pelajaran
(__________________________) (_______________________)
NIP/NIK : NIP/NIK :
53
D. Program Tahunan
PROGRAM TAHUNAN
Satuan Pendidikan : SMPN 1 PEUKAN BADA ACEH BESAR Mata Pelajaran : PPKn
Kelas /Semester : VII/Ganjil Tahun Pelajaran : 2022/2023
Nomor KI Septembe Ke
Alokasi Juli Agustus Oktober Nopember Desember
1 2 3 4 Materi r t
Waktu
Nomor KD 1 2 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 4 5
Proses
Perumusan
dan
1. 2. 3. 4.
Penetapan 15 JP 3 3 3 3 3
1 1 1 1
Pancasila
sebagai dasar
negara
Penlaian Harian (PH)
Norma-
norma dalam
1. 2. 3. 4.
kehidupan 15 JP 3 3 3 3 3
2 2 2 2
bermasyaraka
t
Penlaian Harian (PH)
1. 2. 3. 3. Kesejarahan 12 JP 3 3 3 3
3 3 3 4 perumusan
dan
pengesahan
Undang-
Undang
Dasar Negara
54
Republik
Indonesia
Tahun 1945
PenlaianHarian (PH)
PenilaianAkhir Semester
CADANGAN 15 JP 3 3 3 3 3
JUMLAH 57 JP 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
55
2.3 Hasil latihan mengajar terbimbing
Latihan mengajar terbimbing dilaksanakan dengan adanya pamong yang mengawasi serta untuk penilaian dalam plp 2. disini saya
mengajar di kelas 7.3 dengan materi ppkn tentang sidang BPUPKI dengan video rekamannnya ada di link di bawah ini :
https://drive.google.com/drive/folders/1cuLp4uP04x4qjy-3hDCYGulzM3xNKrQI?usp=share_link
Dengan link ini bisa di akses saat kita mengajar.
2.4 Hasil Latihan Mengajar Mandiri
Untuk latihan mengajar mandiri dilaksanakan secara baik dan benar sesuai dengan tata cara pengajaran di RPP kemudian cara
mengajar bisa diliat dari link berikut :
https://drive.google.com/drive/folders/1-dMT41aE_6SHsUtx0uLjB17v0BWylqSm?usp=share_link
dengan link ini bisa dilihat cara mengajarnya .
2.5 Hasil Pelaksanaan Kegiatan Non Teaching
1. daftar buku induk
:
HARI/ TGL.
SENIN
NO NIS NISN NAMA L/P
JAM KE :
1 2 3 4 5 6 7
1 7763 3094830064 Ahmad Busyairi P √ √ √ √ √ √ √
2 7947 3103252339 Aisya Alifa L √ √ √ √ √ √ √
3 7944 3105963252 Ananda Azqhya P √ √ √ √ √ √ √
4 7768 95736123 Cut Zakiatul Balqis P √ √ √ √ √ √ √
5 7778 92766466 Dhika Adrean P √ √ √ √ √ √ √
6 7787 97780777 Faris Abrasi L √ √ √ √ √ √ √
56
7 7946 3102220100 Khalisa Innas Ratifa L √ √ √ √ √ √ √
8 7952 3095942056 M. Fairil P √ √ √ √ √ √ √
9 7951 102428565 Marsya Amelia P √ √ √ √ √ √ √
Muhammad Afdhal
10 7805 108186433 P √ √ √ √ √ √ √
Aulia
2. Remediasi
57
4. Tugas pengayaan
Salam dan doa guru memberi salam kepada peserta didik kemudian memulai
pembelajaran dengan penuh semangat.
3. Apakah cara membuka pelajaran tersebut sesuai dengan materi yang akan disajikan,
berikan alasan :
58
Ya sesuai materi karena guru menggunakan RPP untuk mengajar guru berpedoman
pada akademik pada RPP saat mengajar.
2. Siswa yang mendapat kesulitan belajar, jika ya bagaimana cara guru membantunya:
guru menghampiri siswa tersebut dan membantu menyelesaikan kesulitannya.
3. Siswa yang mengganggu kelas, Jika ya bagaimana cara guru mengatasinya : guru
menasehatinya kemudian guru memberi intruksi kepada siswa tersebut supaya tetap
tenang di kelas kemudian guru tersebut mengarahkan mereka supaya kondusif di
ruangan kelas.
4. Secara umum, bagaimana perhatian siswa terhadap pelajaran yang disajikan guru ?
sangat memerhatikan karena mereka termasuk dalam kategori mau belajar dan
mereka juga tidak malas dalam belajar
D. Penutup :
59
Yaitu dengan menutup pelajaran berdoa kemudian mengakiri dengan salam dan
selaku guru yang memberikan pendidikan agama.
Guru menilai hasil belajar siswa dengan memberi mereka tugas kepada siswa disitulah
bisa kita ambil nilai pengetahuan dan keterampilan mereka.
3. Apa yang dilakukan guru sebelum mengakhiri pelajaran atau untuk pindah ke
pelajaran berikutnya ?
5 menit saja.
Kesan yang saya dapatkan dari sekolah tersebut adalah murid-muridnya sangat ramah
kemudian gurunya sangat membantu saya dalam hal mnegajar dan mengarahkan anak
murid. Kemudian guru di sana juga membantu kami dalam mengarahkan tentang
pembelajaran.
60
Zilfi Rahmi
___Harlina,S.H______ NIM. 2006101010001
NIP.19731014200801204
6,Kegiatan ekstrakurikuler
7. Piket Sekolah
61
62
BAB 3
PENUTUP
5.1 Simpulan
Dari PLP 2 ini saya mendapatkan pembelajaran yang sangat baik karena saya diaajrkan
oleh guru pamong dan DPL dalam mengajar. Saat mengajar saya langsung bisa berinteraksi dengan
anak murid disana. Saya diajarkan untuk dapat menyeimbangkan menjadi guru yang baik yang dapat
menjelaskan tentang pembelajaran yang baik kemudian saya juga di ajarkan cara membuat rpp dan
saya dijelaskan tentang bagaimana mengondisikan kelas yang baik.
5.2 saran dan rekomendasi
Program mbkm ini sangat bagus karena membentuk mahasiswa yang kreatif dan inovatif
dalam mengajar kemudian di dalam PLP 2 ini mahasiswa diajarkan bagaimana cara mengajar.
Kemudian untuk mengajar dan mengajak siswa untuk belajar. Untuk rekomendasi yang dapat kami
berikan adalah mohon kepada pihak usk untuk menjadi lebih baik dalam pelaksanaan seperti
prograam mbkm ini kalau bisa untuk surat di antarkan oleh pihak usk sendiri jangan di antar sama
mahasiswa.
63
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (1980). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina
Aksara.
Bhakti, C. P & Maryani, I. (2016). Strategi LPTK dalam Pengembangan
Kompetensi Pedagogik Calon Guru. Jurnal Pendidikan, 2(1), 98-106.
Dermawan, Wibisono. (2006). Manajemen Kinerja. Jakarta: Erlangga.
Gordon, Thomas. (1996). Mengajar Anak Berdisiplin Diri di Rumah dan di
Sekolah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Makin, Moh. & Baharuddin. (2010). Manajemen Pedidikan Islam (Tranformasi
Menuju Sekolah/Madrasah Unggul). Malang: UIN-Maliki Prss.
Mulyasa. (2004). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Neolaka, A & Neolaka, G.A.A. (2017). Landasan Pendidikaasar Pengenalan Diri
Sendiri Menuju Perubahan Hidup. Depok : KENCANA.
Sanjaya, Wina. (2005). Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi. Jakarta: Prenada Media.
Sya’bani, M.A.Y. (2018). Profesi Keguruan Menjadi Guru yang Religius dan Bermartabat.
Gresik : Caremedia Communication
64
LAMPIRAN
65