Anda di halaman 1dari 3

Nama : Puspa Arinda Ginting

Kelas : matematika 22 b

Nim : 4223230011

Matakuliah : biologi umum

Latihan bab 4

Evaluasi dan Diskusi

1. Analisis penanganan dan sistem kontainmen terhadap mikroorganisme menular dan


bahan biologi berbahaya

Jawaban : Penanganan dan sistem kontainmen terhadap mikroorganisme menular dan


bahan biologi berbahaya sangat penting untuk mencegah penyebaran penyakit dan
melindungi kesehatan manusia serta lingkungan. Beberapa prinsip dan praktik penting
yang dapat digunakan untuk penanganan dan sistem kontainmen terhadap
mikroorganisme menular dan bahan biologi berbahaya antara lain:

1. Penggunaan perlengkapan pelindung diri (PPE) seperti jas laboratorium, sarung


tangan, masker, dan kacamata pelindung untuk melindungi diri dari paparan
bahan berbahaya.

2. Penggunaan fasilitas dan peralatan yang dirancang khusus untuk menangani


bahan biologi berbahaya, seperti laminar airflow cabinets, inkubator, dan
autoklaf.

3. Pelatihan dan sertifikasi personil yang menangani bahan biologi berbahaya


untuk memastikan bahwa mereka memahami prinsip-prinsip keselamatan dan
protokol penanganan yang tepat.

4. Penggunaan prosedur sterilisasi yang tepat untuk menghancurkan atau


menonaktifkan mikroorganisme menular dan bahan biologi berbahaya, seperti
proses autoklaf atau perlakuan kimia.

5. Penanganan limbah bahan biologi berbahaya dengan benar, termasuk


pengemasan dan pembuangan yang sesuai dengan protokol keselamatan dan
peraturan lingkungan yang berlaku.
6. Dalam situasi darurat atau wabah penyakit menular, penanganan dan sistem
kontainmen yang lebih ketat mungkin diperlukan untuk mencegah penyebaran
penyakit. Contohnya adalah isolasi pasien dengan penyakit menular, penggunaan
masker dan sarung tangan oleh petugas kesehatan yang menangani pasien, dan
pembersihan dan desinfeksi yang lebih sering dari lingkungan dan fasilitas
kesehatan.

2. Bagaimana penerapan keamanan pangan menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun


2012 tentang Pangan.

Jawaban : Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan adalah undang-


undang yang mengatur tentang keamanan pangan di Indonesia. Penerapan keamanan
pangan menurut undang-undang ini dilakukan dengan beberapa cara, di antaranya:

1. Pengawasan dan pengendalian pangan yang masuk ke Indonesia: Pemerintah


melalui lembaga terkait harus melakukan pengawasan dan pengendalian
terhadap pangan yang masuk ke Indonesia untuk memastikan bahwa pangan
tersebut aman untuk dikonsumsi.

2. Sertifikasi pangan: Pemerintah mewajibkan sertifikasi pangan yang dihasilkan


dalam negeri maupun yang diimpor. Sertifikasi tersebut meliputi sertifikasi halal,
sertifikasi mutu, dan sertifikasi keamanan pangan lainnya.

3. Pengawasan dan pengendalian pangan yang beredar di pasaran: Pemerintah


wajib melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap pangan yang beredar
di pasaran untuk memastikan bahwa pangan tersebut memenuhi standar
keamanan pangan yang ditetapkan.

4. Pelabelan pangan: Setiap jenis pangan yang dijual di pasaran harus dilabeli
dengan informasi yang jelas mengenai bahan-bahan yang digunakan, tanggal
kadaluarsa, serta informasi nutrisi dan gizi.

5. Pengendalian penyaluran bahan pangan berbahaya: Pemerintah juga mengatur


pengendalian penyaluran bahan pangan berbahaya, termasuk bahan pangan
yang mengandung bahan kimia berbahaya, bahan aditif, dan bahan lain yang
dapat membahayakan kesehatan.

6. Pembentukan Badan Pengawas Pangan: Undang-undang Nomor 18 Tahun 2012


juga membentuk Badan Pengawas Pangan yang bertugas melakukan pengawasan,
pengendalian, dan pengaturan terhadap seluruh aspek keamanan pangan di
Indonesia.
Penerapan keamanan pangan menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang
Pangan bertujuan untuk melindungi kesehatan konsumen dan meningkatkan kualitas
pangan yang dikonsumsi oleh masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai