Anda di halaman 1dari 4

TUGAS PAPER

“PERENCANAAN INVENTARISASI HUTAN PADA


WILAYAH AREAL KPH”

Disusun guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Inventarisasi Hutan

DISUSUN OLEH:

NAMA : MUHAMMAD TEGAR RAFIADI


NIM : M011201040
KELAS : KEHUTANAN A

JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2022
Tahapan perencanaan yang dilakukan sebelum melaksanankan inventarisasi
hutan di lapangan adalah:

1. Pengumpulan peta dasar kawasan hutan dan penutupan lahan KPH Unit XVI.
2. Merencanakan areal yang akan di inventarisasi dengan tahapan sebagai
berikut:
a) Melakukan pemilahan terhadap peta penutupan lahan dengan
membedakan kawasan yang berpenutupan hutan dan non hutan. Kawasan
yang berpenutupan hutan dipilah kembali dengan memilih kawasan yang
tidak dibebani perizinan. Sehingga areal yang akan diinventarisasi untuk
disurvei ke lapangan adalah kawasan yang masih berhutan dan tidak
dibebani perizinan.

b) Areal berhutan yang bebas dari perizinan tersebut kemudian distratifikasi


berdasarkan tipe hutan yang data dan informasinya bersumber dari peta
penutupan lahan yang dikelompokkan menjadi 7 (tujuh) kelas tipe hutan
yaitu: hutan lahan kering primer, hutan lahan kering sekunder, hutan
rawa primer, hutan rawa sekunder, hutan mangrove primer, hutan
mangrove sekunder, dan hutan tanaman.
c) Areal berhutan dan telah dibebani perizinan maka dilakukan identifikasi
mengenai para pihak pemegang izin untuk didata.
3. Menentukan jumlah dan penyebaran klister
a. Jumlah klaster yang akan diinventarisasi pada masing-masing stratum
kelas penutupan hutan ditentukan berdasarkan intensitas sampling
sebesar 0,056 %.
b. Setelah ditentukan jumlah klaster pada setiap stratum yang akan
diinventarisasi maka peletakan dan penyebaran klaster dilakukan secara
sistematik dengan penentuan klaster awal secara random dan jarak antar
klister. Semua klaster dicatat titik koordinatnya agar memudahkan
dalam pencarian pada saat di lapangan.
c. Luas minimal stratum untuk bisa ditempatkan satu klaster adalah 900
ha untuk hutan lahan kering, sedangkan untuk hutan rawa dan hutan
mangrove minimal seluas 200 ha.
4. Berdasarkan point 1 – 3, maka dibuat peta kerja inventarisasi hutan dengan
skala 1:600.000 yang berisi informasi minimal berupa: rencana titik ikat (T1)
(koordinat, azimuth ke T2, jarak datar ke T2), desain sampling klaster
(koordinat, penyebaran klaster, dan nomor urut klaster), fungsi kawasan
hutan, penutupan lahan, jaringan jalan, sungai, dan
perkampungan/desa/permukiman.

Anda mungkin juga menyukai