Anda di halaman 1dari 1

Ekonom senior, Emil Salim mempertanyakan proses pemindahan ibu kota dari Jakarta yang dianggap

justru akan meninggalkan masalah banjir dan macet yang semestinya dapat diselesaikan dengan solusi
konkret tanpa memerlukan pemindahan besar-besaran yang membutuhkan banyak dana.[17] Kelompok
pemerhati lingkungan Greenpeace Indonesia mengkritisi rencana pemindahan ibu kota ke Kalimantan
yang dapat mengancam kelestarian hutan hujan Kalimantan sebagai "paru-paru dunia" dan ekosistem
langka, termasuk spesies orang utan.[18][19] Risiko kabut asap dari kebakaran hutan dan lahan sebagai
dampak kerusakan alam di wilayah ibu kota baru juga menjadi pertimbangan serius bagi pemerhati
lingkungan.

Faktor lingkungan menjadi salah satu persoalan yang sangat jelas di depan mata jika Ibu Kota Negara
(IKN) pindah ke daerah yang baru, dalam hal ini pembangunan yang dilakukan dapat mengganggu
habitat alamiah satwa yang selama ini berada di lokasi inti IKN, jangan sampai dengan adanya
pembangunan justru memunculkan konflik dengan satwa liar di daerah tersebut serta merusak habitat
dan ekosistem yang selama ini telah berjalan dengan baik.

Bukan hanya masalah satwa liar, persoalan lingkungan lain yang akan muncul yaitu terkait dengan tata
ruang dimana apabila tata ruang ini tidak dipikirkan dan direncanakan secara matang, maka akan
berdampak pada potensi terjadinya banjir.

Kondisi tersebut tentu sudah tidak asing lagi bagi Indonesia dimana curah hujan yang tinggi dan tidak
diimbangi dengan daya tampung air serta resapan sehingga berakibat pada banjir.

Anda mungkin juga menyukai