1
ulama tampaknya adalah para santri dan program pembelajaran hadis di pesantren. Kitab-kitab
hadis pada masa ini juga ditulis dalam bahasa Arab sangat sesuai dengan standar yang diinginkan
oleh pesantren. Adapun Hasbi sebagai tokoh yang masuk dalam periode ketiga menjadikan
mahasiswa dan masyarakat umum sebagai sasaran dari karya-karya hadis yang ia hasilkan. Hal
ini didukung oleh kenyataan bahwa Hasbi adalah dosen yang aktif mengajar di Perguruan Tinggi
Islam kala itu. Maka adalah sesuatu yang sangat memungkinkan jika karyanya dijadikan sebagai
buku wajib mahasiswa dan rujukan pada mata kuliah hadis di tempat ia mengajar2.
Peran Mahmud Yunus dalam bidang hadits
mahmud Yunus, seorang pembaru pendidikan di Indonesia yang menyebarkan hadis di
wilayah Indonesia dengan inovasi lebih baru dari pada dari tokoh-tokoh hadis Indonesia
sebelumnya yang mengajarkan hadis melalui majelis-majelis atau halaqah-haaqah, yaitu melalui
sistem kurikulum di madrasah-madrasah ataupun Perguruan Tinggi secara formal. Di Indonesia,
Mahmud Yunus lebih dikenal sebagai seorang spesialis pendidikan, tetapi di sisi lain ia juga
handal dalam bidang hadis dan ilmu hadis maupun keilmuan lainnya, terbukti dari beberapa
karya yang beliau tulis dalam kedua bidang tersebut. Oleh karena itu, penting untuk dikaji
bagaimana kontribusi yang diberikan Mahmud Yunus terhadap studi hadis di Indonesia dan
bagaimana pandangannya terhadap hadis dan ilmu hadis itu sendiri.
Selain itu, pemikiran Mahmud Yunus dalam bidang hadis merupakan warisan berharga
yang diberikan untuk kemajuan Islam di tanah Indonesia. Keberadaannya membuktikan bahwa
hadis telah menyebar luas di negeri ini. Maka, mempelajari, mengkritisi, dan melakukan refleksi
atas kitab-kitab tersebut menjadi penting. Tidak hanya sebatas menemukan kelebihan dan
kekurangan yang terdapat dalam kitab tersebut, melainkan juga untuk menyingkap tradisi (turats)
masa lalu yang masih tersisa dan dirasakan manfaatnya sampai sekarang ini. Akan tetapi,
pembahasan ini belum dikaji saecara khusus oleh pemerhati hadis Indonesia. Kebanyakan dari
kajian yang ada lebih menonjolkan pembahasan tentang Mahmud Yunus pada bidang
pendidikan, sebagian tentang pandangannya terkait al-Qur’an. 3
Pemikiran Hasbi Ash-Shiddieqy dalam Bidang hadits
Hadis Pada masa kehidupan Hasbi, di Indonesia studi hadis dan keilmuanya dapat
dikatakan masih langka, disebabkan masih sangat sedikitnya karya-karya di bidang hadis yang
dihasilkan oleh ulama Indonesia. Namun perkembangan pengkajian hadis dan keilmuannya di
Indonesia semakin mendapatkan tempatnya dan bahkan semakin pesat adalah pada akhir-akhir
abad ke-20. Sebagai tokoh yang juga ahli dalam bidang hadis, Hasbi banyak memiliki pandangan
dalam bidang ini. Untuk kepentingan pembahasan, penulis akan mensistematisasi pemikiran
Hasbi dalam bidang hadis pada hal-hal berikut. Pertama, pandangannya tentang hakikat Hadis
dan Sunnah serta periodisasinya. Kedua, kriteria kesahihan hadis, Ketiga, penelitian dan
pemeliharaan Hadis. Keempat, metodologi pemahaman hadis (sharh al-hadîth).4
2
Ira Nur Azizah, Studi Atas Pemikiran T.M Hasbi Ash-Shiddieqy hal. 146
3
Munirah, Mahmud Yunus dan Kontribusinya dalam Perkembangan Studi Hadis dan Ilmu Hadis di Indonesia
4
Aan Supian. Kontribusi Pemikiran Hasbi Ash-Shiddieqy Dalam Kajian Ilmu Hadis, Jurnal Mutawâtir |Vol.4|No.2|
Juli-Desember 2014|281
2
a. Hakikat hadits dan sunnah
Menurut Hasbi, hadis dan sunnah merupakan dua term yang berbeda, baik dari
segi bahasa maupun istilah. Hadis adalah segala peristiwa yang disandarkan kepada
Nabi Saw, meskipun hanya terjadi sekali sepanjang hidupnya dan walaupun hanya
diriwayatkan dari seorang perawi saja. Sedangkan sunnah merupakan adalah istilah
bagi amaliyah yang mutawatir, yaitu cara Nabi Saw melaksanakan suatu ibadah
bersama dengan para sahabat, lalu para sabahat terus melakukannya.
jika selama ini di dalam disiplin ilmu hadis dikenal istilah hadis fi 'li dan hadis
qauli, maka Hasbi pun membagi sunnah kepada dua tipologi, yaitu sunnah fi'liyah
dan sunnah tarkiyah. Sunnah filiyah merupakan segala sesuatu yang dilakukan oleh
Nabi Saw. Amaliyah Nabi Saw yang mengandung dasar ibadah maka hukumnya
sunnah menurut Hasbi. Sedangkan untuk amaliyah Nabi Saw dan tidak mengandung
unsur ibadah, maka hal tersebut menegaskan kebolehannya saja, dalam artian bahwa
perbuatan tersebut tidak haram jika dilakukan. Adapun sunnah tarkiyah merupakan
amalan yang tidak dilakukan oleh Nabi Saw. Maka meninggalkan amalan tersebut5
5
Ira Nur Azizah, Studi Atas Pemikiran T.M Hasbi Ash-Shiddieqy hal. 81
6
Ira Nur Azizah, Studi Atas Pemikiran T.M Hasbi Ash-Shiddieqy hal. 85
3
karyanya tersebut ia memberikan perhatian yang begitu besar dalam kajian hadis. Maka dengan
hasil karyanya di bidang hadis, dapatlah dikatakan bahwa Mahmud Yunus juga dikategorikan
sebagai tokoh hadis Sumatera Barat.
Selain itu, Yunus juga menyumbang perhatian yang sangat besar terhadap kajian ilmu
hadis dengan memasukkannya pada kurikulum pendidikan dan ia mampu menghadirkan kajian
ilmu hadis dalam bentuk berbahasa Indonesia yang pertama dan di pakai sebagai bahan ajar di
Madrasah-Madrasah maupun pesantren-pesantren. Yang mana pada mulanya kajian ilmu hadis
hanya termasuk ke dalam mata pelajaran agama Islam. Dengan memberikan perhatiannya yang
sangat besar terhadap hadis, maka Yunus mengelompokkan keilmuan hadis ke dalam kurikulum
pendidikan sebagai mata pelajaran tersendiri. Sehingga sedikit banyaknya Yunus juga mengutip
hadis pada salah satu karyanya yang berjudul tentang Akhlak Menurut Alquran dan Hadis Nabi
SAW
Hadis-hadis yang dikutip dalam karyanya tersebut tidak menyebutkan sanadnya, namun
ia hanya menyebutkan perawinya saja. Akan tetapi, terdapat dua hadis yang disebutkan sanad
akhirnya yang berasal dari Abu Hurairah. Kemudian hadishadis tersebut diberi penjelasan
dengan menggunakan pendapat Mahmud Yunus sendiri dan pendapat ulama lainnya.
7
Umi kalsum hasibuan, Mahmud Yunus dan Kontribusi Pemikirannya Terhadap Hadis, hal 7-8
8
Sajida putri, Hasbi Ash-Shiddieqy dan Pemikirannya dalam Bidang Hadis hal. 6
4
Karya mahmud yunus
Mahmud Yunus tidak memiliki karya khusus tentang hadis karena memang dia bukan spesialis
dalam bidang hadis. Meskipun demikian, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa
Mahmud menguasai berbagai ilmu, di antaranya adalah hadis dan ilmu hadis. Oleh karena itu,
sedikit banyaknya dia juga mengutip hadis dalam karya-karyanya. Seperti di dalam karyanya
Akhlak menurut al-Qur’an dan Hadis Nabi saw yang berisi tentang akhlak. Buku kecil yang
terdiri dari 32 halaman ini ditulis dalam bahasa Indonesia dan terdiri dari 8 bab.30 Masing-
masing bab memuat ayat al-Qur’an, hadis-hadis nabi, dan cerita sesuai dengan tema bab tersebut.
Karena banyaknya hadis yang dimuat dalam buku tersebut, maka bisa dikatakan bahwa buku
tersebut merupakan buku hadis tematik yang dikombinasikan dengan ayat-ayat al-Qur’an yang
terkait.9
9
Munirah, Mahmud Yunus dan Kontribusinya dalam Perkembangan Studi Hadis dan Ilmu Hadis di Indonesia