Anda di halaman 1dari 2

Peran Hasbi Ash-Shiddieq dalam bidang hadits

Peran Mahmud Yunus dalam bidang hadits


Pemikiran Hasbi Ash-Shiddieqy dalam Bidang hadits
Hadis Pada masa kehidupan Hasbi, di Indonesia studi hadis dan keilmuanya dapat
dikatakan masih langka, disebabkan masih sangat sedikitnya karya-karya di bidang hadis yang
dihasilkan oleh ulama Indonesia. Namun perkembangan pengkajian hadis dan keilmuannya di
Indonesia semakin mendapatkan tempatnya dan bahkan semakin pesat adalah pada akhir-akhir
abad ke-20. Sebagai tokoh yang juga ahli dalam bidang hadis, Hasbi banyak memiliki pandangan
dalam bidang ini. Untuk kepentingan pembahasan, penulis akan mensistematisasi pemikiran
Hasbi dalam bidang hadis pada hal-hal berikut. Pertama, pandangannya tentang hakikat Hadis
dan Sunnah serta periodisasinya. Kedua, kriteria kesahihan hadis, Ketiga, penelitian dan
pemeliharaan Hadis. Keempat, metodologi pemahaman hadis (sharh al-hadîth).1
Pemikiran Mamud yunus dalam bidang hadits
Mahmud Yunus adalah seorang tokoh yang menerapkan pengajaran dalam bahasa Arab.
Yunus lebih menekankan pada pengajaran bahasa Arab. Sebab bahasa merupakan hal utama
dalam mempelajari ilmu-ilmu keislaman, seperti Alquran, hadis dan kitab-kitab fiqh. Sehingga
perhatian Mahmud Yunus terhadap pengajaran bahasa Arab ini berawal dari rasa ketidakpuasan
atas sistem pengajaran berbentuk halaqah. Dalam hal ini seorang guru membaca dan
menjelaskannya sedangkan para murid mendengarkan dan mencatat yang perlu untuk dicatat.
(Herry Mohammad, 2006: 87).
Walaupun Mahmud Yunus lebih dikenal dengan tokoh pendidikan di Indonesia,
dibandingkan sebagai tokoh hadis. Namun, hal demikian tidak dipungkiri bahwa Yunus juga ahli
dalam bidang hadis dan ilmu hadis sebagaimana yang tertuang dalam dua buah karyanya pada
bidang hadis yang berjudul ilmu mushthalah al-hadits dan ilmu mushtalah hadis. Pada kedua
karyanya tersebut ia memberikan perhatian yang begitu besar dalam kajian hadis. Maka dengan
hasil karyanya di bidang hadis, dapatlah dikatakan bahwa Mahmud Yunus juga dikategorikan
sebagai tokoh hadis Sumatera Barat.
Selain itu, Yunus juga menyumbang perhatian yang sangat besar terhadap kajian ilmu
hadis dengan memasukkannya pada kurikulum pendidikan dan ia mampu menghadirkan kajian
ilmu hadis dalam bentuk berbahasa Indonesia yang pertama dan di pakai sebagai bahan ajar di
Madrasah-Madrasah maupun pesantren-pesantren. Yang mana pada mulanya kajian ilmu hadis
hanya termasuk ke dalam mata pelajaran agama Islam. Dengan memberikan perhatiannya yang
sangat besar terhadap hadis, maka Yunus mengelompokkan keilmuan hadis ke dalam kurikulum
pendidikan sebagai mata pelajaran tersendiri. Sehingga sedikit banyaknya Yunus juga mengutip
hadis pada salah satu karyanya yang berjudul tentang Akhlak Menurut Alquran dan Hadis Nabi
SAW

1
Aan Supian. Kontribusi Pemikiran Hasbi Ash-Shiddieqy Dalam Kajian Ilmu Hadis, Jurnal Mutawâtir |Vol.4|No.2|
Juli-Desember 2014|281

1
Hadis-hadis yang dikutip dalam karyanya tersebut tidak menyebutkan sanadnya, namun
ia hanya menyebutkan perawinya saja. Akan tetapi, terdapat dua hadis yang disebutkan sanad
akhirnya yang berasal dari Abu Hurairah. Kemudian hadishadis tersebut diberi penjelasan
dengan menggunakan pendapat Mahmud Yunus sendiri dan pendapat ulama lainnya.

Telaah karya hasbi


Kegiatan menulis Hasbi sudah dimulai sejak awal tahun 1930-an. karya tulisnya yang
pertama adalah sebuah booklet yang berjudul Penoetoep Moeloet. Sejak tahun 1939 Hasbi
menjadi penulis tetap pada majalah bulanan Pedoman Islam. Kemudian mulai tahun 1940, ia
menulis untuk majalah-majalah Pandji Islam yang diterbitkan di Medan. Ketika menjadi tawanan
di Lembah Burnitelong pun, Hasbi tetap menghasilkan karya tulisnya. Dan setelah menetap di
Yogyakarta, sejak tahun 1951 karya tulisnya sangat meningkat. Pada dekade tahun 1960 an
Hasbi berhasil merampungkan Naskah Tafsir al-Nur 30 jilid. Hasbi adalah orang yang sangat
produktif dalam menghasilkan karya tulis, terbukti dengan banyaknya karya-karya hasil buah
penanya. Adapun judul buku dan artikel hasil karya Hasbi di bidang T2afsir dan Hadis adalah
sebagai berikut:
a. Beberapa Rangkuman Hadis, Bandung: alMa’arif 1952
b. Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadis, Jakarta: Bulan Bintang, 1954
c. 2002 Mutiara Hadis, terdiri dari 8 jilid, Jakarta: Bulan Bintang 1954-1980
d. Pokok-pokok Ilmu Dirayah Hadis, 2 jilid, Jakarta: Bulan Bintang, 1958
e. Problematika Hadis Sebagai Dasar Pembinaan Hukum Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1964
f. Koleksi Hadis-hadis Hukum, Ahkam alNabawiyah, 11 jilid, Bandung: al-Ma’arif, 1970-1976
g. Ridjalul Hadis, Yogyakarta: Matahari Masa, 1970 3
Karya mahmud yunus
Mahmud Yunus tidak memiliki karya khusus tentang hadis karena memang dia bukan spesialis
dalam bidang hadis. Meskipun demikian, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa
Mahmud menguasai berbagai ilmu, di antaranya adalah hadis dan ilmu hadis. Oleh karena itu,
sedikit banyaknya dia juga mengutip hadis dalam karya-karyanya. Seperti di dalam karyanya
Akhlak menurut al-Qur’an dan Hadis Nabi saw yang berisi tentang akhlak. Buku kecil yang
terdiri dari 32 halaman ini ditulis dalam bahasa Indonesia dan terdiri dari 8 bab.30 Masing-
masing bab memuat ayat al-Qur’an, hadis-hadis nabi, dan cerita sesuai dengan tema bab tersebut.
Karena banyaknya hadis yang dimuat dalam buku tersebut, maka bisa dikatakan bahwa buku
tersebut merupakan buku hadis tematik yang dikombinasikan dengan ayat-ayat al-Qur’an yang
terkait.4

2
Umi kalsum hasibuan, Mahmud Yunus dan Kontribusi Pemikirannya Terhadap Hadis, hal 7-8
3
Sajida putri, Hasbi Ash-Shiddieqy dan Pemikirannya dalam Bidang Hadis hal. 6
4
Munirah, Mahmud Yunus dan Kontribusinya dalam Perkembangan Studi Hadis dan Ilmu Hadis di Indonesia

Anda mungkin juga menyukai