Anda di halaman 1dari 5

RINGKASAN MATERI CHAPTER 14

“Capital Structure and Leverage”


Mata Kuliah Manajemen Keuangan 2
Dosen Pengampu Dr. Denies Priantinah, SE, M.Si, Ak, CA

Disusun Oleh :
Aura Anggun Permatasari
21812141027/A’21

AKUNTANSI-S1
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2021/2023
CHAPTER 14
“ Capital Stucture and Leverage”

 Stuktur modal yang ditargetkan

Stuktur modal optimal dalam perusahaan akan dijadikan sebagai stuktur yang akan
memaksimalkan harga saham perusahaan tersebut, yang dimanfaatkan sebagai analisa situasi
dan stuktur optimal. Namun dalam praktik optimalisasi ini masih sulit untuk dilakukan dan
berakibat pada manajer yang menganggap stuktur modal yang optimal adalam 40-50 %
hutang daripada angka yang tepat perumpamaan 45%, dalam hal ini juga rasio utang aktual
yang jauh dibawah target, manajemen akan meningkatkan modal dengan penerbitan utang
dan jika debt ratio diatas maka target akan mengunakan ekuitas. Dalam hal ini rasio utang
akan menetapakn stuktur modal dan melibatkan trade off antara risiko dan pengembalian
yang akan berdampak pada penggunaan lebih banyak utang yang akan meningkatkan risiko
ditanggung oleh pemegang saham dan juga utang dapat meningkatkan pengembalian yang
diharapkan atas ekuitas.

Faktor yang memperngaruhi keputusan stuktur modal :

1. Risiko bisnis.

2. Posisi pajak perusahaan.

3. Fleksibilitas keuangan.

4. Konservatisme atau agresivitas.

 Risiko bisnis dan keuangan

Risiko bisnis merupakan risiko aset perusahaan jika tidak ada utang yang digunakan
sedangkan risiko keuangan adalah resiko tambahan yang ditanggung oleh pemegang saham
biasa akibat dari penggunaan utang.

Risiko bisnis adalah penentu paling penting dalam stuktur modal, risiko bisnis bergantung
pada beberapa faktor:

1. Variabilitas permintaan.

2. Variabilitas harga jual.


3. Variabilitas biaya masukan.

4. Kemampuan menyesuaikan harga.

5. Kemampuan pengembangan produk.

6. Eksposur risiko asing.

7. Sejauh mana biaya tetap

 Leverage Operasi

Dalam hal ini semakin tinggi dari biata tetap perusahaan maka akan berpengaruh pada
besarnya risiko bisnisnya. Ketika persentase biaya total tetap tinggi maka tingkat leverage
operasi tinggi

Perhitungan titik impas dengan mengenali operasi impas terjadi laba ketika laba sebelum
bunga dan pajak (EBIT) = 0:^3

EBIT ¼ = PQ - VQ -F= 0

Disini P adalah harga jual rata rata per unit output

Q adalah unit Output

V adalah variabel

Jika pemencahan kuantitas QBE maka akan mendapatkan

QBE = F/ P – V

 Risiko Keuangan

Risiko tambahan yang ditempatkan dalam pemegang saham biasa sebagai akibat dari
keputusan pembiayaan dengan utang, dimana secara konsep pemegang saham menghadapi
hal tertentu jumlah risiko yang melekat dalam operasi perusahaan.

Jika perusahaan menggunakan utang atay leverage keuangan maka akan memusatkan risiko
bisnis pada umumnya pemegang saham, dimidalkan 10 orang yang membentuk sebuah usaha
dan mengoperasikan kompleks apartemen besar maka ada sejumlah bsinis risiko dalam
operasi tersebut dimana jika perusahaan dikapitalisasi hanya dengan ekuitas biasa dan setiap
orang membeli 10% saham. Maka investor akan memperoleh bagian yang sama di dalamnya
namun apabila perusahaan dikapitaslisasi dengan 50% utang dan 50% ekuitas dengan 5
investor yang menempatkan yang mereka sebagai ekuitas maka pemegang utang akan
menerima pembayaran tetap dan akan datang sebelum pemegang saaham menerima apapun.

Perusahaan yang dibiayai dengan ekuitas saja makan akan dua kali lebih beresiko daripada
yang seharusnya dan penggunaan hutang atau leverage keuangan akan berpusat terhadap
risiko bisnis perusahaan pada pemegang saham.

 Menentukan stuktur modal yang optimal

1. WACC dan Perubahan stuktur modal

Dalam sebuah perusahaan tentu manajer harus menetapkan mengenai struktus modal
campuran utang-ekuitas itu untuk memaksimalkan harga saham dari perusahaan, stuktur ini
juga meminimalkan WACC dan lebih mudah untuk diprediksi bagaimana perubahan stuktur
modal akan mempengaruhi WACC daripada harga saham dan banyak manajer yang
menggunakan estimasi hubungan antara stuktur modal dan WACC untuk memandu
keputusan stuktur modal mereka.

WACC = Wd(rd) (1- T) + Wc ( rs

= (D/A)(rd)(1-T) + (E/A)(rs)

Dalam hal ini D/A dan E/A akan mewakili utang ke aset dan ekuitas ke aset dan harus
berjumlah 1.0

Dalam praktik manajer akan menggunakan model peramalahn laporan keuangan untuk
melihat perubahan rasio utang yang memperngaruhi risiko saat ini.

 Persamaan Hamada

Peningkatan risiko utang meningkatkan risiko yang dihadapi oleh pemegang saham dimana
lebih banyak utang juga meningkatkan risiko yang ditanggung pemegang saham dan
meningkatkan biaya ekuitas.

Robert Hamada merumuskan persamaan untuk mengukur efek ini

b l = bu(1+(1-T)D/E)

Disini b L adalah betas perusahaan yang sekarang dan beberapa leverage keuangan dan b U
adalah beta perusahaan jika perusahaan bebas utang, D/E adalah ukuran leverage keuangan
seperto yang digunakaan dalam persamaan hamada dan t adalah tarif pajak perusahaaan
Dan versi CAPM dari biaya ekuitas :

Rs =r RF + (RP m) bi

Bu = b l /(1+(1-T)D/E)

Rs = r RF + Risk Premium

Rs = rRF + Premium for business risk + premium for financial risk #

 Stuktus permodalan yang optimal

Dimana jika suatu perusahaan mulai mengganti utang dengan biaya rendah dengan ekuitas
lebih tinggi, WACC nya menurun, dan raiso utang naik biaya utang dan ekuitas naik nemun
di pertama dan pada tingkat yang lebih cepat.

Dan ada cara lain unruk mencatata walaupun biaya komponen ekuitas lebih tinggi daripada
utang hanya dengan menggunakan hutang dengan biaya lebih rendah akan memaksimalkan
nilai karena efek umpan balik utang terhadap biaya dan utang serta ekuitas.

Anda mungkin juga menyukai