D
DENGAN GANGGUAN SISTEM URINARIA : CHRONIC KIDNEY DISEASE
DI RUANG DEWI SARTIKA RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH
KOTA BANDUNG JAWA BARAT
oleh :
1
1.1 Konsep Dasar ( penyakit )
1.1.1 Definisi
dan sampah nitrogen lain dalam darah). Ini dapat disebabkan oleh
Sari,2020).
a. Anatomi Ginjal
Ginjal adalah suatu organ yang terletak di retro peritoneal pada dinding
sehingga L3. Ginjal kanan terletak lebih rendah darikiri karena besarnya
lobus hepar. Ginjal dibungkus oleh tiga lapis jaringan. Jaringan yang
ini berfungsi sebagai pelindung dari trauma dan memfiksasi ginjal(Ii &
Pustaka,2011)
2
Gambar 2.1.2 Gambar Anatomi Ginjal (Ii&Pustaka,2011)
disebut oleh kapsula fibrosa (true capsule) ginjal melekat pada parenkim
dilindungi oleh berbagai otot punggung yang tebal serta tulang rusuk ke
3
Gambar 2.1.2 Gambar struktur Ginjal (MariebdanHoend, 2016)
b. Fisiologi
n.d.,2014):
4
kristal – kristal penyumbat ginjal yang dapat menyebabkan gagal
normal.
e) Glukoneogenesis.
c. Histologi Ginjal
6
1.1.3 Klasifikasi
Menurut intan astri 2017, adapun klasifikasi dari gagal ginjal kronis
antara lain :
a. Stadium I (satu)
masihnormal(>90ml/menit/1,73m2)
b. Stadium II (dua)
ringan(60-89ml/menit/1,73m2)
sedang(30-59ml/menit/1,73m2)
d. Stadium IV(empat)
berat(15-29ml/menit/1,73m2)
e. Stadium V (lima)
1.1.4 Etiologi
7
lainnya adalah penyakit infeksi (glomerulonefritis, pyelonefritis),
oleh salah satu dari banyak penyakit yang merusak baik glomerulus
8
mengganggu dalam menghancurkan parenkim ginjal normal akibat
gagal ginjal pada benda padat yang dibentuk oleh presipitasi berbagai
oleh salah satu dari banyak penyakit yang merusak baik glomerulus
9
maupun tubulus. Pada tahap penyakit berikutnya keseluruhan
10
Penyebab penyakit yang dapat dicagah bersifat refersibel, sehingga
gagal ginjal pada benda padat yang dibentuk oleh presipitasi berbagai
Tanda dan Gejala dari penyakit Gagal Ginjal Kronis menurut Smeltzer
a. Hipertensi
b. Turgor kulitmenurun
c. Asidosis Metabolik
d. PenurunanKonsentrasi
e. Gangguan Pernafasan
f. Oedema
1.1.6 Patofisiologi
laju filtrasi glomerulus sebesar 20% hingga 35% laju filtrasi normal.
11
Gagal ginjal mempunyai laju filtrasi glomerulus sebesar 20% hingga
tidak dapat berfungsi dan tidak bias pulih kembali, Ginjal dapat
75%, nefron yang tidak berfungsi. Nefron yang masih hidup akan
Urine dapat mengandung protein, sel darah merah dan sel darah putih
yang utama pada dasarnya masih normal dan kehilangan nefon menjadi
12
asam dan reabsorbsi fosfat untuk mempertahan kan PH pada nilai
normal. Ketika laju filtrasi glomerulus menurun hingga 30% sampai 40%
maka terjadi pada asidosis metabolik yang progresif dan sekresi kalium
1.1.7 Pathway
Trombosit)
13
2. RFT (Renal Fungsi Test)(Ureum dan Kreatinin)
5. BGA
8g/dl.
azotemia.
bikarbonat menurunPC02.
6. Urine rutin
7. Urine khusus
14
a. volume : kurang dari 400ml/jam, oliguri,anuria
dan fosfat.
mioglobin, porfirin.
8. ECG
9. ECO
10. USGabdominal
11. CT scanabdominal
13. Renogram
14. RPG(RetioPielografi)
1.1.9 Penatalaksanaan
1. Dialisis
15
memperbaiki abnormalitas biokimia, yang menyebabkan cairan,
Dialisis dikenal dengan cuci darah ialah salah satu metode terapi yang
zat sisa serta kelebihan cairan dari tubuh. Terapi inidilakukan apabila
fungsi kerja ginjal sudah sangat rendah (lebih dari 90%) sehingga
dilakukan terapi
2. Koreksi Hiperkalemi
3. Koreksi Anemia
Hb. Tranfusi darah hanya dapat diberikan bila adanya indikasi yang
4. Koreksi Asidosis
16
dihindari. Natrium Bikarbonat dapat diberikan peroral atau
5. Pengendalian Hiperetensi
natrium.
6. Transplantasi Ginjal
Dengan pencakokkan ginjal yang sehat pasien gagal ginjal kronik, maka
1.1.10 Komplikasi
a. Penyakit tulang
b. Penyakit kardiovaskuler
17
c. Anemia
d. Disfungsi seksual
2.2.1 Pengkajian
keperawatan (Contohetal.,2019)
1. Identitas Klien
2. Riwayat Keperawatan
a. Keluhan utama
18
adanya perubahan kulit, adanya napas berbau amonia, serta
2013)
Pasien CKD biasanya ada Riwayat gagal ginjal sehingga perlu dikaji
obatan masa lalu serta adanya riwayat alergi terhadap jenis obat.
(GarcíaReyes,2013)
3. Kebutuhan Dasar
a. Pola nutrisi
muntah.
b. Pola eliminasi
urine kurang dari 30 cc/jam atau 500 cc/24 jam. Bahkan bisa juga
terjadi perubahan warna pada urin seperti kuning pekat, merah dan
19
coklat
Pada pasien CKD istirahat dan tidur akan terganggu karena terdapat
gejala nyeri panggul, sakit kepala, kram otot dan gelisah dan akan
d. Pola aktivitas:
Pada pasien CKD akan terjadi kelemahan otot dan kelelahan yang
e. Personal Hygiene:
4. Pemeriksaan Fisik
a. Tekanan darah
b. Nadi
pada pasien CKD biasanya teraba kuat dan disertai dengan disritmia
c. Suhu
20
pada pasien CKD biasanya suhu akan mengalami peningkatan
d. Respiras
e. Keadaan umum
mempengaruhi (Parwati,2019)
a. Kepala
Pada pasien CKD, rambut tampak tipis dan kering, berubah warna
danmudah rontok, wajah akan tampak pucat, kulit tampak kering dan
(Chronicetal.,2020)
b. Telinga
21
c. Mata
akan terlihat pucat jika ada yang mengalami anemia berat Palpasi:
Bola mata akan teraba kenyal dan melenting, pada sekitar mata akan
teraba edema(Parwati,2019)
d. Hidung
pada kulit akan telihat kering dan kusam. Palpasi: Periksa ada massa
dan nyeri tekan pada sinus atau tidak, ada dislokasi tulang hidung
e. Mulut
Pada pasien CKD saat bernapas akan tercium bau ammonia karena
diproduksi padapasienCKD.
f. Leher
g. Dada
1) Paru
Pada pasien CKD pergerakan dada akan cepat karena pola napas
22
juga cepat dan dalam (kusmaul), batuk dengan ada tidaknya
sputum kental dan banyak apabila ada edema paru batuk akan
sama atau tidak, terdapat nyeri dan edema atau tidak, kulit terasa
normalnya resonan dan pada CKD pekak apabila paru terisi cairan
2) Jantung
mitrialis. pada area jantung akan terdengar pekak pada ICS 3-5 di
h. Abdomen
23
terasa nyeri, teraba ada massa atau tidak pada ginjal(Parwati,2019)
Pada pasien CKD Kuku akan menjadi rapuh dan tipis, kulit menjadi
(Parwati,2019)
j. Genetalia
Pada pasien CKD dilihat kebersihan genetalia, tampak lesi atau tidak
k. Ekstermitas
Pada pasien CKD terdapat edema pada kaki karena adanya gravitasi
kasar(Martin,2017)
24
dalamproses keperawatan sebagai pedoman untuk mengarahkan tindakan
membaik.
Kriteriahasil :
a. dyspnea membaik
Intervensi:
Intervensi rasional
25
7. Jelaskan tujuan dan asidosis maupun alkalosis
maupun alkalosis
atau tidak
8. Menurunkan kekentalan
meningkat
KriteriaHasil:
Intervensi:
Intervensi rasional
26
1. Identifikasi status nutrisi 1. Mengetahuistatusnutrisi
diprogramkan
gas normal
Kriteria Hasil:
a. Dispnea membaik
c. Gelisah menurun
d. Takikardia normal
Intervensi :
Intervensi rasional
27
1. Monitor frekuensi, 1. Membantu dalam evaluasi
prosedur pemantauan
ditetapkan(Sherly.I,2019).
29
TINJAUAN KASUS
A. Identitas Pasien
Nama : Ny. D
Umur : 32 tahun
Agama : Islam
Identitas Penanggungjawab
Nama : Tn. R
Umur : 33 tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
B. Riwayat Kesehatan
30
Pada 14 Februari 2023 Klien datang ke IGD RS Muhammadiyah Bandung.
Klien mengeluh sesak nafas sudah sejak satu minggu yang lalu, sesak
kaki bagian bawah, mual dan muntah setiap diisi makan. Klien juga
mengatakan bahwa nafsu makannya menurun. Lalu saat buang air kecil klien
Klien mengatakan pada Desember 2022 pernah mengalami sakit yang sama
dan dirawat di rumah sakit yang sama dan klien pernah melakukan cuci darah.
5. Riwayat Alergi
Klien mengatakan bahwa ia tidak ada alergi terhadap makanan atau obat.
C. Pengkajian Fisik
TD : 146/118 mmHg
RR : 27 x/menit
HR : 94 x/menit
S : 36,3 ﹾC
SPO2 : 95%
31
BB : 150 cm
TB : 55 Kg
2) Pemeriksaan Fisik
Kepala :
Mata :
Telinga :
baik.
Hidung :
Mulut :
mukosa bibir lembab dan pucat posisi ovula normal keadaan tonsil
normal (T1) tidak ada kesulitan menelan dan tidak adanya nyeri saat
normal, gigi tampak lengkap mulut agak berbau, gigi bersih tidak ada
karies.
Leher :
32
mobilitas leher normal tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak
Thoraks :
simetris.
Jantung :
Abdomen :
Bentuk normal tidak ada lesi, abdomen datar, bising usus 12x/menit.
nyeri tekan.
Ekstremitas :
- Kanan Atas : Terpasang infus NaCl, tidak ada odem, tidak ada lesi,
- Kanan Bawah : Tidak ada lesi, adanya odem, akral hangat, CRT < 2
detik.
- Kiri Bawah : Tidak ada lesi , adanya odem, akral hangat, CRT < 2
detik
Genetalia :
33
Rektum :
34
sebelum sakit BAB saat sakit menjadi
2 kali/hari jarang BAB
b. Konsentrasi - agak lembek - Padat
c. Warna Feses - Kuning - Agak hitam
d. Jumlah Feses - -
3. Pola Istirahat dan Tidur
- Siang
a. Waktu - Klien mengatakan - Klien mengatakan
tidur pukul 13.00 tidak bisa tidur
setiap harinya
b. Lama - 2 jam/hari - klien
- mengatakan
semenjak sakit
tidak bisa tidur
siang
c. Gangguan Tidur - Klien mengatakan
sering engap
- Malam
a. Waktu - Klien mengatakan - Klien mengatakan
biasanya tidur pada biasanya tidur pada
pukul 21.00 WIB pukul 01.00 WIB
b. Lama - 8 jam/hari - 4-5 jam/hari
c. Gangguan Tidur - -
4. Personal Hygine
a. Mandi - 2 kali/hari - 2 kali/hari dibantu
oleh suaminya
b. Cuci Rambut - 2 kali/minggu - belum cuci rambut
c. Gosok Gigi - 3 kali/hari - 3 kali/hari
d. Gunting Kuku - 1 kali/minggu - belum pernah
e. Ganti Pakaian - 3 kali/hari - 3 kali/hari dibantu
oleh suaminya
5. a. Kebiasaan Lain - tidak ada - tidak ada
b. Merokok - Klien mengatakan - tidak pernah
35
tidak pernah merokok
c. Alkohol - Klien mengatakan - tidak pernah
tidak pernah
konsumsi
E. Data Penunjang
LABORTORIUM
RUMAH SAKIT
MUHAMMADIYAH BANDUNG
36
2. Pantoprazole 2x40mg IV Meredakaan kenaikan asam lambung
G. Analisa Data
beraktifitas. menurun
DO : ↓
- TTV : ↓
RR : 27% ↓
SPO2 : 95% ↓
Sindrom uremia
HCO2
Asidosis
37
↓
Hiperventilasi
DO : ↓
- TTV : ↓
RR : 27% ↓
S : 36% ↓
DO : ↓
- TTV : menurun
38
TD : 146/118 mmHg ↓
RR : 27% CKD
HT : 94% ↓
SPO2 : 95% ↓
Sekresi eritropoitin
turun
Produksi HB turun
Oksihemolobin turun
Intoleransi aktivitas
39
(D,0005) diharapkan pasien
kriteria hasil :
nafas nafas
obat teratasi.
- furosemid
5mg/jam
- Pantoprazole
2x40mg
- Lasix dep
20mg/jam
40
kriteria hasil : sedikit tapi sering rasa mual saat
meningkat
dimakan
dimakan klien
(D.0056) selama 3x24 jam kepada klien untuk klien menjadi lebih
melakukan stimulus
41
meningkat ahli gizi tentang energi dan protein
- perasaan klien
lemah
menurun
No.
Tanggal Waktu Implementasi Respon S & O Paraf
DX
1. Memonitor frekuensi S:
nafas - klien
mengatakan
sudah tidak
sesak lagi
17 06.00 O:
Februari - TTV :
1
2023 TD:140/110 mmHg
RR : 20x/menit
HT : 90x/menit
S : 36,7 C
SPO2 : 98%
2. Memberikan posisi S:
mengatakan
42
lebih nyaman
dengan posisi
tersebut
O:
- klien terlihat
lebih rileks
3. Memberikan minuman S:
hangat - Klien
mengatakan
07.00 tenggorokannya
menjadi lebih
enakan
O:-
medis O:
- furosemid
5mg/jam
08.00
- Pantoprazole
2x40mg
- Lasix dep
20mg/jam
1. Menyajikan makanan S :
17
secara menarik dan - klien
Februari 07.00 2
selagi hangat mengatakan
2023
menjadi lebih
43
selera untuk
makan
O:
- klien terlihat
makan lebih
semangat untuk
makan
2. menganjurkan makan S :
tidak mual
O : Tidak terkaji
3. Memonitor asupan S :
makan lebih
banyak dari
biasanya
08.00
O:
- Di piring klien
terlihat jika
buburnya hampir
habis
44
asin
1. Memberikan edukasi S :
O:
- Klien terlihat
menganggukkan
kepalanya
2. Menyediakan lingkungan S :
tenang
10.00
O:
- klien terlihat
nyaman dengan
lingkungan
kamarnya
cara meningkatkan
45
3.5 Evaluasi Keperawatan
Tanggal dan
No. Diagnosa SOAP TTD
Waktu
1. Pola nafas S :
upaya nafas O:
(D,0005) - TTV :
17/02/2023
SDKI TD : 130/98 mmHg
13.00 WIB
RR : 20x/menit
HT : 88x/menit
S : 36,5 C
SPO2 : 99%
2. Risiko defisit S :
an mencerna O:
- TTV :
TD : 130/98 mmHg
RR : 20x/menit
46
HT : 88x/menit
S : 36,5 C
SPO2 : 99%
3. Intoleransi S :
SDKI O:
lagi
17/02/2023
- TTV :
13.00 WIB
TD : 130/98 mmHg
RR : 20x/menit
HT : 88x/menit
S : 36,5 C
SPO2 : 99%
47
48